Proses penjernihan air sangat membantu orang-orang mendapatkan di banyak tempat. Lewat proses ini,
air yang semula kotor dan berkuman jadi aman digunakan bahkan layak dikonsumsi. Hal ini pun
kemudian semakin lazim dilakukan, bukan hanya skala besar namun juga secara kecil-kecilan di rumah.
Kelangkaan air saat ini telah jadi fenomena yang terjadi di banyak tempat, termasuk pula di beberapa
wilayah Indonesia.
Mereka yang berada di pelosok harus berjalan berkilometer untuk bisa mendapatkan air.
Sementara itu..
Di kota-kota besar, dengan dibangunnya banyak gedung tinggi, jumlah air yang dapat dikonsumsi
masyarakat juga ikut berkurang.
Agar bisa menikmati air bersih baik itu mencuci, minum, dan keperluan harian lainnya..
Bila hal ini dilakukan setiap hari, tentu akan membuat pengeluaran rumah tangga jadi boros.
Tentu ada! Salah satunya ialah dengan melakukan penjernihan air secara mandiri.
Selain untuk bisa mendayagunakan air, sebenarnya penjernihan air dilakukan untuk tujuan yang lebih
penting.
Hal tersebut ialah, kesehatan dan juga keamaan diri serta keluarga.
Mari simak ulasan mengenai tujuan hingga cara melakukan penjernihan air di rumah berikut ini.
Jika Anda menggunakan air tercemar untuk mencuci, memasak, mandi, bahkan diminum…
Tentu hal ini akan membahayakan diri jika dilakukan dalam kurun waktu lama.
Ancaman ini memang nampak kecil dan juga tak terlihat, tapi..
Anda perlu tahu ternyata banyak sekali kotoran yang terkandung dalam air tercemar walau ukurannya
hanya satu gayung.
1. Salmonella
Selain di dalam makanan, bakteri salmonella pun dapat terkandung di dalam air.
Apabila seseorang mengonsumsi air yang telah terkontaminasi bakteri ini, maka..
Ia dapat diserang berbagai penyakit seperti dehidrasi, sakit perut, diare, dan juga demam.
Lebih parah lagi, bagian usus orang tersebut bisa saja terkenan infeksi.
2. E.coli
Urbanites, Anda mungkin tidak mengetahui asal-muasa air yang bermuara di rumah atau sekitarnya.
Bisa saja tadinya air tersebut mengalir dari sebuah kali yang berisikan kotoran hewan dan manusia.
Air yang tidak dijernihkan/dibersihkan itu bisa mengandung bakteri bernama E.coli. yang berasal dari
kotoran-kotoran tersebut.
Bila sampai tertelan oleh seseorang dan terinfeksi maka ia pun bisa terjangkit penyakit diare bahkan
disertai darah.
3. Hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit mengerikan yang ditimbulkan oleh virus dengan nama serupa.
Selain terkandung di dalam bahan makanan mentah, virus satu ini pun terdapat dari air yang telah
terkontaminasi.
Akibatnya..
Penurunan fungsi hati sendiri dapat dikethaui dari gejalan sebagai berikut:
Berbagai macam zat tercemar, kotoran, kuman, dan kandungan berbahaya lainnya…
Bukan hanya itu saja, proses penjernihan air ini pun dilakukan agar nantinya air tersebut aman untuk
digunakan.
Bila Anda tengah bervakansi ke Singapura dan menginap di rumah seorang teman…
Jangan kaget bila ia langsung meminum air dari keran yang ada di dapur!
Ya.. negara ini sudah begitu majunya, bahkan orang-orang pun bisa minum tanpa harus menyaring atau
mendidihkan air terlebih dulu.
Hal ini dikarenakan Singapura telah memiliki sistem penyaringan air yang baik.
Sayangnya hal ini belum begitu lazim diterapkan di banyak tempat di Indonesia.
Salah satu cara yang dilakukan Singapura untuk menyediakan air bersih pada masyarakatnya ialah
dengan..
Mendaur ulang air bekas konsumsi kemudian disaring kembali menggunakan teknologi canggih yang
melibatkan sinar ultraviolet.
Air NEWater ini kemudian dicampur dengan air yang telah diolah di waduk sehingga dapat disalurkan
pada masyarakat untuk diminum.
Dilansir dari megapolitan.kompas.com berjudul Begini Cara Singapura Memperoleh Air Bersih, air yang
telah diolah sedemikian rupa tersebut…
Air ini pun tidak berasa sehingga orang yang meminumnya tetap merasa aman.
Nah, saat Anda meminum air dari keran di rumah maupun di tempat umum, tidak perlu khawatir lagi!
2. Proses Penjernihan Air Teknologi yang Umum Dilakukan
Ada beberapa metode yang sudah umum dilakukan untuk menjernihkan dan air.
Beberapa cara penjernihan air tersebut ialah dengan cara berikut ini:
Pemutihan air kerap dilakukan untuk merubah kondisi air keruh menjadi lebih jernih.
Dilansir dari Wikipedia, diperlukan setidaknya 2,3 gram pemutih bubuk untuk menjernihkan 1.000 liter
air.
Cara ini bisa dilakukan hanya untuk air yang kadar cemarannya tidak terlalu tinggi dan juga
kekeruhannya tidak parah.
Salah satu bahan yang umum digunakan dalam proses penjernihan air ialah tawas.
Biasanya senyawa ini digunakan untuk menjernihkan air sungai untuk keperluan sehari-hari agar
warnanya tidak terlalu keruh.
Tawas yang dibutuhkan untuk menjernihkan 1.000 liter air yang tidak terlalu keruh hanya sekitar 3-5
sendok makan saja.
Air yang cukup keruh, diperlukan sekitar 5-8 sendok makan per 1.000 liter air.
Tawas yang digunakan tidak serta merta ditaburkan begitu saja ke dalam air keruh.
Caranya adalah:
Banyak bahan yang digunakan untuk proses penjernihan ini antara lain ozon, kuprisulfat, klor, dan yang
paling dikenal masyarakat ialah Ca(OCl)2 alias kaporit.
Kaporit juga disebut-sebut digunakan PDAM untuk menjernihkan air yang didistribusikan ke masyarakat
sebagai air minum.
Nah Urbanites, selain menjernihkan air, apakah Anda tahu fungsi dari kaporit?
Ternyata zat ini juga bermanfaat untuk membasmi bakteri-bakteri yang ada di dalam air.
Bila digunakan berlebihan, maka kandungan kimia di dalam air semakin banyak dan tentu berbahaya
bagi tubuh.
Sudah banyak yang tahu bahwa kaporit memiliki aroma yang cukup khas.
Cara termudah untuk mengetahui apakah air mengandung kaporit dalam jumlah cukup banyak ialah…
5. Tablet Klorin
Pemurnian air juga dapat dilakukan dengan menggunakan tablet klorin atau yang kerap disebut
halazone.
Biarpun harganya cukup mahal namun tablet ini disebut ampuh menjernihkan air dalam jumlah tak
terlalu banyak
Perlu dicatat!
Cara penjernihan air seperti ini mengakibatkan air menjadi sedikit memiliki bau.
Bila hal tersebut dirasa dapat ditoleransi, maka air tersebut dapat diminum dengan sebelumnya
dididihkan terlebih dulu.
6. Filtrisasi
Filter atau saringan merupakan teknologi yang cukup canggih namun terjangkau untuk melakukan
penyaringan air.
Ada beberapa jenis filter air yang dapat digunakan yaitu UV dan juga keramik.
Saat air masuk ke dalam saringan, bakteri dan juga zat-zat lainnya ditahan menggunakan katalis.
Setelah dilengkapi dengan karbon aktif dan nano silver, material ini dapat dengan ampuh membunuh
senyawa mikroorganisme di dalam air.
Senyawa kimia berbahaya yang larut dalam air hingga aroma tak sedap pun bisa hilang bila disaring
dengan filter ini.
Filter keramik sendiri dapat menyaring dengan baik karena memiliki pori yang kecil.
Disebutkan bahwa berkat penggunaan filter ini, penyakit seperti diare mengalami penurunan signifikan.
Jumlah bakteri E.coli yang membahayakan tubuh pun dapat berkurang di dalam air setelah mengalami
proses penjernihan air dengan filter ini.
Seiring berjalannya waktu, teknologi penjernihan air pun semakin baik dan berkembang.
Sekarang ini orang-orang sudah dapat menggunakan filter berteknologi sinar ultraviolet (UV).
Gelombang UV yang dipancarkan dapat membunuh 99% kuman yang terkandung di dalamnya.
Selain kuman, mikoorganisme lainnya seperti spora, virus, dan bakteri pun bisa mati dengan paparan
gelombangnya.
Ada dua jenis filter penjernihan air dengan sinar UV, yaitu:
Low Pressure UV
Filter air UV dengan tekanan rendah (Low Pressure UV) mampu memaparkan gelombang
elektromagnetik sebesar 253 nm.
Saringan air dengan lampu berdaya 65 watt mampu menjernihkan air dengan debit 2,5 liter per liter.
Tekanannya yang tergolong rendah menjadikan filter ini lebih cocok digunakan untuk keperluan rumah
tangga.
Medium Pressure UV
Filter air UV bertekanan sedang (Medium Pressure UV) cocok digunakan untuk industri, sebab..
Filter ini pun cocok untuk menyaring mikroorganisme dengan debit air 170 liter per detik.
Menjamin kondisi air baik untuk dikonsumsi maupun kebutuhan lainnya sangat perlu untuk dilakukan.
Hal ini harus dilakukan agar kesehatan keluarga dapat lebih terjamin.
Penjernihan air ini bisa dimulai dengan cara yang paling mudah.
Merebus Air
Air yang telah disaring sedemikian rupa dapat lebih aman untuk dikonsumsi bila direbus terlebih dulu.
Caranya sangatlah mudah, cukup tuangkan air ke dalam panci lalu didihkan di atas api hingga mendidih.
Setidaknya…
Anda harus merebus air tersebut selama lima menit, dengan begitu bakteri yang terkandung di
dalamnya pun akan mati.
Perlu diketahui bahwa proses perebusan ini tidak akan memengaruhi kandungan mineral, benda solid,
serta metal di dalamnya.
Jadi, sebelum pastikan bahwa air tersebut sudah disaring dengan baik.
Pulpen UV
Sinar UV sangat dimanfaatkan dalam proses filtrasi air baik skala rumahan maupun industrial.
Penjernihan air dengan UV pun ternyata bisa digunakan dengan sebuah alat lebih kecil berbentuk
pulpen.
Dikutip dari Black Point Outdoor, penggunaan pulpen UV benar-benar mudah karena sudah ada
panduan yang diberikan.
Singkatnya…
Pulpen UV tersebut hanya perlu dicelupkan ke dalam wadah air dengan jumlah tertentu.
Setelah beberapa saat, maka air di dalam wadah tersebut pun bebas bakteri dan aman untuk
dikonsumsi.
Selain untuk rumahan, alat penjernihan air seperti ini juga cocok dibawa ke alam.
Penyulingan Air
Urbanites, apakah Anda pernah mendengar mengenai proses penjernihan air dengan cara penyulingan?
Ya, memang cara ini kerap digunakan dalam proses penjernihan skala besar.
Biarpun begitu, ada cara penyulingan sederhana yang juga bisa dipraktikkan di rumah!
Pemanas air;
Pipa atau selang air;
Wadah atau botol berukuran besar.
Siklus penyulingan yang juga kerap disebur sebagai destilasi ini ialah:
Air terkontaminasi direbus dengan suhu konstan sehingga menghasilkan uap-uap air;
Uap Air yang terkumpul tersalur lewat pipa ke dalam wadah penampungan;
Air yang terkumpul di dalam wadah bisa dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan sehari-
hari.
Biarpun prosesnya memakan waktu yang cukup lama, namun proses penjernihan air ini efektif untuk..
Membunuh berbagai macam bakteri, kandungan metal, mineral, dan juga benda-benda solid lainnya.
Penjernihan air dengan menggunakan bahan alami pun kerap dilakukan di rumah-rumah.
Sejak dulu, bahan-bahan yang digunakan pun tidak berubah walau penyaringan ini bisa dikembangkan
ke skala yang lebih besar.
Proses penjernihan air dengan saringan alami ini sendiri memanfaatkan bahan-bahan berikut ini:
Ijuk;
Pasir halus;
Batu alam;
Kerikil;
Arang dari batok kelapa;
Sabut kelapa.
Sementara itu..
Diperlukan juga wadah untuk menyusun filter alami ini serta tempat untuk menampung air.
Seluruh bahan tersebut disusun sedemikian rupa sehinga dapat menghasilkan air yang lebih murni dan
juga sehat.
Tiap bahan yang digunakan dalam metode penjernihan air ini sendiri memiliki fungsinya.
Batu kerikil, batu alam, dan juga sabut kelapa memiliki fungsi untuk menyaring kotoran
berukuran besar seperti lumut, daun, atau hewan.
Ijuk dan arang berfungsi menyaring serta menghilangkau aroma tak sedap dari air hingga zat
tercemar di dalamnya.
Botol plastik bekas yang telah dicuci, potong menjadi dua bagian, gunakan bagian atasnya yang
berlubang;
Ijuk;
Batu kerikil;
Arang;
Penopang botol;
Kain kassa/kain lap/spons;
Wadah tampungan air
Cara pembuatan filter penjernihan air sederhana ini ialah sebagai berikut:
1. Ambil botol yang telah dibagi dua, masukkan kain kassa/kain lap/spons pada bagian paling
bawah.
2. Lanjutkan untuk masukkan ijuk ke dalamnya, tekan-tekan hingga padat.
3. Masukkan arang dilanjutkan sabut kelapa kemudian tekan kembali hingga memadat.
4. Tuangkan kerikil ke dalamnya hingga terisi penuh.
5. Berikan penyangga agar alat penjernihan air sederhana ini dapat berdiri dengan baik.
6. Tempatkan wadah di bagian bawah mulut botol untuk menampung air yang telah disaring.
Mudah ya?
Membaca kisah Simon Y. Sanjaya yang berhasil menjernihkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Dilansir dari ayobandung.com, pria ini telah membuat alat tersebut sejak sekitar tahun 2012.
Ia memaparkan, air di lingkungan rumahnya memiliki kandungan besi yang sangat tinggi sehingga…
Akibat kebutuhan air yang semakin tinggi, Simon pun berinisiatif untuk menjernihkan air hujan yang ia
tampung sebelumnya.
Ia sendiri membuat penjernih air dengan nano filter ukuran 0,1 mikron kemudian ditambah dengan
bantuan sinar UV.
Hasilnya…
Menurut pengecekan hasil Dinas Kesehatan Kota Bandung, air hujan saringan tersebut memiliki pH 7.
Sementara itu angka pH yang aman untuk diminum berkisar antara 6,5 hingga 8,5.
Ingin mengetahui ulasan lainnya yang tak kalah menarik dan berguna, kunjungi portal berita properti
99.co Indonesia!