Anda di halaman 1dari 22

TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN

JAMINAN MUTU
MAYVITA NABILA KURNIADI, S.Tr.Keb
Tahap Pelaksanaan Analisis Sistem dan
Supervisi

1. Cara pelaksanaan analisis sistem/supervisi dengan cara Peer Review (ulas balik kesejawatan).
 Pengamatan tingkat kepatuhan dilakukan oleh sejawat yang sama dari Puskesmas lain menggunakan instrumen berupa Daftar
Tilik (checklist).
 Daftar Tilik berisi item-item yang harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Analisis
Sistem merupakan suatu audit atau penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan, adapun penilaian meliputi beberapa aspek:
1) Kepatuhan terhadap standar
Pengamatan dilakukan untuk menilai kepatuhan petugas terhadap standar yang ada dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Cara supervisor memeriksa kepatuhan terhadap standar:
a. Ambil secara acak masing-masing 3 Catatan Medik pasien yang relevan dan telah dilaksanakan pengukuran terhadap standar.
b. Periksa Catatan Medik tersebut dan catat hasil temuan pada kolom yang tersedia.
 Kecenderungan dari beberapa petugas kesehatan yang mematuhi Daftar Tilik artinya melakukan semua yang terdapat di dalam
Daftar Tilik, akan tetapi tidak mematuhi Standar.
Contoh...

  Petugas kesehatan mungkin telah menanyakan semua pertanyaan yang


menyangkut anamnesis dan melakukan pemeriksaan terhadap gejala klinik, tetapi
salah melakukan klasifikasi/diagnosis atau salah memberikan pengobatan.
Sebagai akibatnya dapat terjadi persepsi/anggapan yang keliru tentang Jaminan
Mutu, yaitu petugas Puskesmas menganggap Jaminan Mutu adalah Daftar Tilik.
2) Pengetahuan Petugas Puskesmas
 Selain pengamatan, juga akanm dilakukan wawancara oleh pengamat tentang pengetahuan
petugas yang diamati, menggunakan alat bantu berupa Daftar Tilik.
3) Pengetahuan Pasien
 Wawancara juga dilakukan terhadap pasien/pengantar untuk mengetahui pengetahuan
mereka tentang penyakit atau pelayanan yang diberikan berhubungan dengan kunjungannya
ke Puskesmas. Wawancara dilakukan setelah pasien selesai mendapatkan pelayanan
sewaktu akan meninggalkan Puskesmas (exit interview) menggunakan instrumen Daftar
Tilik.
4) Ketersediaan Sarana (Obat dan Alat)
 Dilakukan pengamatan ketersediaan alat dan obat yangg mendukung pelayanan kesehatan
yang bersangkutan, menggunakan instrumen berupa daftar tilik.
Pengisian daftar tilik cukup dengan memberikan
tanda ‘√’ pada kotak yang tersedia sesuai dengan
hasil pengamatan dan jawaban. Daftar tilik
terdiri dari 4 bagian yaitu: 
a) Pengamatan langsung (tehadap pelaksana):
teknik bekerja, pencatatan (kartu status)
b) Wawancara tehadap pengantar/pasien
c) Wawancara petugas
d) Pengamatan sarana/alat esensial
2. Area Pelayanan yang dilakukan pengamatan
Tempat pelayanan kesehatan akan melakukan pengamatan aetiap area sesuai dengan prioritas (kondisi) setempat.
3. Pelaksana
Empat atau lima petugas kesehatan dalam satu organisasi, biasanya terdiri dari seorang dokter, bidan, perawat,
tenaga gizi dan atau Jurim (juru imunisasi) yang telah mendapat Pelatihan Analisis Sistem, sehingga mereka
terampil dalam menggunakan Daftar Tilik untuk melakukan pengamatan langsung terhadap petugas. Pelayanan
kesehatan yang sedang dilakukan harus telah berdasarkan suatu Standar Pelayanan yang telah disepakati.
4. Jumlah sampel
Untuk setiap area akan dikumpulkan sejumlah sampel yang dibutuhkan. Setiap area akan dikumpulkan sejumlah
25 kasus sebagai sampel. Ada kalanya setelah melakukan pengamatan selama 5-6 hari dalam kurun waktu dua
minggu, tetapi tidak terkumpul 25 kasus, maka pengamatannya dihentikan, dan data yang akan digunakan cukup
dengan jumlah yang sudah terkumpul saja.
5. Cara melakukan pengumpulan data
a. Pengamatan Langsung
b. Wawancara terhadap petugas Puskesmas yang diamati
c. Wawancara dengan pasien/klien
d. Ketersediaan Peralatan Essensial
6. Jumlah petugas yang diamati
     Karena tujuan pengamatan untuk menentukan Tingkat Kepatuhan Puskesmas, maka pengamatan dilakukan terhadap
sebanyak mungkin petugas Puskesmas (jika Petugas Puskesmas lebih dari seorang), kecuali dokter, kalau dokter hanya
seorang saja. Diupayakan melakukan pengamatan seproposional mungkin dengan jumlah pasien yang diperiksa oleh
petugas Kesehatan kesehatan yang diamati.
7. Pengolahan dan analisa
     Data yang terkumpul dibuat tabulasi, kemudian dihitung tingkat kepatuhan/tingkat pengetahuan/tingkat kelengkapan
sarana dengan mempergunakan rumus sebagai berikut: 
Tingkat kepatuhan = Jumlah Ya 
                                    Jumlah (Ya + Tidak)
8.  Penyusunan Rencana Kegiatan atau Plan of Action
     Pada dasarnya organisasi pelayanan kesehatan tetangga yang melakukan pengamatan. Setelah mengolah data mereka
akan memberikan umpan balik kepada unit pelayanan yang diamati. Umpan balik tersebut diberikan pada Lokakarya di
tingkat kabupaten. Setelah menerima umpan balik tersebut, maka Puskesmas segera membuat suatu Rencana Kegiatan
atau Plan of Action (PoA) untuk meningkatkan Tingkat Kepatuhan Petugas terhadap Standar, tingkat pengetahuan serta
tingkat kelengkapan sarana, sehingga menjadi sekurang- kurangnya 80%. PoA tersebut antara lain berisi:
penanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan, pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kepatuhan dan cara
pemantauan kemajuan pelaksanaan kegiatan.
Contoh:
1) Membuat job aid yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu bagi petugas agar selalu ingat standar
pelayanan.
2) Melakukan lolakarya (on the job training) untuk meningkatkan ketrampuilan dan pengetahuan
petugas.
3) Melengkapi sarana yang masih kurang dengan cara realokasi atau pengaturan.

9. Pemantauan dan Supervisi


Selama organisasi pelayanan melaksanakan rencana kegiatan (PoA) maka diharapkan Supervisor
kabupaten/kota akan sering berkunjung ke organisasi pelayanan untuk membantu petugas kesehatan
meningkatkan Tingkat Kepatuhan terhadap Standar.
Selain oleh Supervisor kabupaten/kota, maka kepala organisasi pelayanan juga harus memantau petugas
Puskesmas.
Ada dua hal yang harus menjadi perhatian Supervisor, yaitu:
1. Apakah petugas Puskesmas mematuhi Standar? Apakah semua kegiatan yang terdapat di dalam
Standar dikerjakan?
2. Apakah petugas Puskesmas melaksanakan Standar dengan benar?
Misalnya di dalam Standar menyebutkan harus mengukur tekanan darah, pengamat akan melihat petugas
yang diamati melakukan pengukurasn tekanan darah secara tepat dan benar.
10. Evaluasi
tiga sampai enam bulan setelah ulasbalik kesejawatan yang
pertama dilakukan lagi ulasbalik kesejawatan yang kedua,
dengan cara dan instrumen yang sama, tetapi cukup dengan
mengumpulkan 12 pengamatan. Penyajian data sama dengan
ulasbalik kesejawatan yang pertama. Tingkat kepatuhan/
pengetahuan/ ketersediaan sarana yang diperoleh pada peer
review pertama (25 kasus) dibandingkan dengan hasil peer
review kedua (12 kasus) dan diharapkan terjadi peningkatan
tingkat kepatuhannya.
Tahap Pelaksanaan Pendekatan Tim dalam
Pemecahan Masalah

 Pendekatan Tim sudah dimulai sejak saat Jaminan Mutu mulai dilaksanakan.
Pendekatan Tim dalam Pemecahan Masalah adalah suatu pendekatan untuk
memecahkan masalah, dalam hal ini adalah masalah mutu pelayanan (masalah
kompleks), yang terjadi di dalam organisasi pelayanan secara tim dengan
mengikuti langkah-langkah dalam siklus pemecahan masalah (Problem Solving
Cycle) dan mempergunakan alat-alat pemecahan masalah (Quality Improvement
Tool) serta berdasarkan data. Istilah masalah kompleks yang ditujukan terhadap
masalah Keluaran yaitu outcome dan output pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien adalah keluaran, maka masalah tentang kepuasan pasien akan dilihat sebagai mutu
pelayanan. Kompleksitas masalah itu dapat terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut:
a. Besaran atau magnitude suatu masalah yang kompleks lebih sulit ditentukan;
b. Penyebab masalah yang kompleks lebih sulit diketahui atau dimengerti;
c. Pengumpulan data harus dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab suatu masalah yang kompleks;
d. Suatu intervensi khusus diperlukan untuk menghilangkan penyebab masalahnya;
e. Diperlukan suatu pemantauan khusus terhadap kemajuan pelaksanaan pemecahan masalah untuk
menentukan apakah masalah kompleks tersebut telah dapat dipecahkan.
Diharapkan organisasi pelayanan dapat memecahkan masalah mutu dua atau tiga dalam setahun. Proses
pemecahan masalah dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 3 bulan. Dimana pemecahan masalah tersebut,
apabila menurut hasil evaluasi dinilai berhasil, akan menjadi SOP organisasi pelayanan untuk kegiatan yang
bersangkutan. Sehingga dengan ini diharapkan organisasi dapat memberikan pelayanan berdasarkan SOP
dengan mutu yang terjamin serta hasil sesuai dengan yang diharapkan, baik oleh pengguna, pelaksana maupun
pimpinan. Yang penting adalah bahwa Puskesmas selalu bekerja dalam menemukan dan memecahkan masalah
yang kompleks tanpa henti-hentinya.
 Cara Menjaga Kelangsungan jaminan Mutu di
Puskesmas
 4 Tahap Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) :
1. Persiapan
 Cara menjaga kelansungan Jaminan Mutu di Puskesmas adalah: 2. Analisa Situasi
1. Mempertahankan tingkat kepatuhan terhadap standar, dalam arti 3. Rencana Usulan Kegiatan
profesionalisme petugas dalam memberikan pelayanan tetap
memegang ‘best practice’. 4. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

2. Mengintegrasikan Jaminan mutu ke dalam sistem manajemen  Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan :
Puskesmas yang telah ada yaitu Perencanaan Tingkat Puskesmas,
Lokakarya Mini Puskesmas dan Penilaian Kinerja Puskersmas
a. Identifikasi Masalah
dengan cara: Masalah = Kesenjangan antara harapan dan kenyataan
a. Identifikasi masalah melalui Penilaian Kinerja Daftar masalah dikelompokkan berdasarkan :
b. Proses pemecahan masalah melalui PTP 1. Jenis Program
c. Evaluasi dan monitoring melalui Lokakarya Mini Puskesmas. 2. Cakupan
3. Mutu
4. Ketersediaan Sumber Daya
Contoh...

NO PROGRAM TARGET PENCAPAIAN

1 Cakupan kunjungan bumil K4 90 69

2 Cakupan persalinan oleh Nakes 85 65

3 ISPA 81 70

4 Cakupan pelayanan nifas 85 78,5


b. Tetapkan Urutan Prioritas Masalah
Menetapkan prioritas masalah bisa menggunakan metode : Kriteria matriks, PAHO, MCUA, Hamlon, CARL
Contoh Kriteria Matriks :

Masalah/Kriteria Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3 Masalah 4


Tingkat Urgensi (U)

Tingkat Keseriusan (S)

Tingkat Perkembangan (G)

UxSxG
Masing-masing kriteria diberi skor 1-5, makin tinggi skor semakin besar masalah.

Ketentuan untuk menentukan skor (1-5):


5= sangat serius
4 = serius
3 = sedang
2 = kurang serius
1 = tidak serius
Total skor dari yang terbesar masalah UxSxG
c. Rumuskan Masalah
Kriteria yang di pakai adalah:
Merumuskan masalah mencakup 5W + 1H :
1. Urgency ( U ) / mendesak
Yaitu: apabila masalah tersebut What : Apa masalahnya
mendesak dalam aspek waktu, apa Who : Siapa saja yang terkena
masih dapat di tunda atau harus When : Kapan saja waktunya
segera di tanggulangi. Where : Dimana saja terjadinya
2. Seriouness  ( S ) / Kegawatan
How : Bagaimana terjadinya
Yaitu: besarnya akibat atau kerugian
yang di nyatakan dalam besaran Contoh: Diare yang banyak menyerang balita di
kuantitatif berapa rupiah,  orang, dll. sebagain besar desa pada awal bulan musim
3. Growth ( G )/ Perkembangan penghujan.
Yaitu: kecenderungan atau
perkembangan akibat dari suatu d. Mencari Akar Penyebab Masalah
permasalahan.Semakin berkembang Menggunakan
masalah semakin di prioritaskan.
1. Diagram sebab akibat Ishikawa (Diagram tulang
ikan)
2. pohon masalah (Problem trees)
e. Menentukan Langkah Pemecahan Masalah
Dengan metode Brain Storming, melalui langkah-langkah :
1. Tetapkan topik masalah
2. Beri waktu peserta untuk pahami
3. Tetapkan waktu diskusi 30-45 menit
4. Curah pendapat tidak boleh di dominasi oleh 1 atau 2 orang saja
5. Beri dorongan agar anggota berani sampaikan pendapat
6. Jangan ada penyelaan terhadap pendapat yang sedang
disampaikan
7. Seluruh pendapat ditulis di flip chart/papan tulis
8. Lakukan klarifikasi
9. Buat list yang hubungannya sangat dekat dengan topik.
TERIMA KASIH....

Anda mungkin juga menyukai