Anda di halaman 1dari 6

PENILAIAN MUTU PELAYANAN MELALUI PEER REVIEW

A. Pendahuluan

Mutu ( quality ) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik

barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan dalam memuaskan kebutuhan

konsumen, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat.

Perbaikan mutu merupakan upaya transformasi budaya kerja organisasi

melalui pengalaman belajar sehingga merubah cara berpikir setiap orang yang

terlibat dalam organisasi dan cara organisasi dikelola, sehingga berubah ke arah

yang lebih baik.

Contoh falsafah mutu:

a. Hari esok harus lebih baik dari hari sekarang

b. Pelanggan puas adalah harapan kami

c. Meningkatkan mutu pelayaman adalah tekad kami

d. Apa yang kita tulis sekarang kita kerjakan dan apa yang kita kerjakan kita

tulis

Jaminan Mutu adalah suatu proses yang dilaksanakan secara

berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu untuk; Menetapkan masalah

dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan upaya

penyelesaian masalah dan melaksanakan sesuai kemampuan menilai pencapaian

hasil dengan menggunakan indikator yang ditetapkan, menetapkan dan menyusun

tindak lanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Walaupun mutu tidak selalu dapat dijamin tetapi dapat diukur. Jika bisa

diukur, berarti bisa ditingkatkan dan dapat disempurnakan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi indikator kunci mutu dalam pelayanan,

memonitor indikator tersebut dan mengukur mutu hasilnya. Salah satu faktor yang

perlu diperhatikan adalah mengidentifikasi proses – proses kunci yang mengarah

pada hasil tersebut (outcome). Dengan berfokus pada upaya peningkatan proses,

tingkat mutu dari hasil yang dicapai akan meningkat. Jadi, upaya pendekatan yang

dilakukan diawali dari jaminan mutu, mengarah pada peningkatan mutu yang

proaktif.

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai

(yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui

aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan

yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak (Roemer dalam

Amirudin, 2007). Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah

ditetapkan (Saifudin, 2006).

B. Pengertian Peer Review

Penelaahan sejawat atau penilaian sejawat (bahasa Inggris: peer review)

adalah suatu proses pemeriksaan atau penelitian suatu karya atau ide pengarang

ilmiah oleh pakar lain di bidang tersebut. Orang yang melakukan penelaahan ini

disebut penelaah sejawat atau mitra bestari (peer reviewer). Proses ini dilakukan

terutama oleh editor atau penyunting untuk memilih dan menyaring manuskrip

yang dikirim, dan juga oleh badan pemberi dana, untuk memutuskan pemberian

dana bantuan. Penilaian sejawat bertujuan untuk membuat pengarang memenuhi

standar disiplin ilmu mereka, dan standar keilmuan pada umumnya. Publikasi dan

penghargaan yang tidak melalui penilaian sejawat kemungkinan akan dicurigai


oleh akademisi dan profesional pada berbagai bidang. Bahkan jurnal ilmiah

kadang ditemukan mengandung kesalahan, fraud (penipuan), dan berbagai jenis

cacat lainnya yang dapat mengurangi reputasi mereka sebagai penerbit ilmiah

yang tepercaya.

Peer Review adalah pengukuran/penilaian yang dilakukan dengan pengamatan

untuk teman sejawat terhadap proses dan hasil pelayanan kesehatan.

C. Penilaian Kepatuhan Terhadap Standar

Untuk menilai tingkat kepatuhan, digunakan daftar tilik penilaian yang

telah disiapkan terlebih dahulu. Penilaian tingkat kepatuhan dilakukan oleh rekan

kerja dari unit pelayanan kesehatan lain (peer review) atau sejawat dari unit

pelayanan yang sama tetapi harus dijaga kerahasiaan rekan yang ditunjuk sebagai

penilai ataupun supervisor dari Dinas Kesehatan Kabupaten.

Sesuai dengan kegunaannya daftar tilik dipakai untuk mengukur kelengkapan

sarana dan prasarana, pengetahuan pemberi pelayanan, standar kompetensi teknis

petugas dan persepsi penerima pelayanan.

1. Tahap Pelaksanaan Analisis Sistem dan Supervisi

a. Cara pelaksanaan analisis sistem/supervisi dengan cara Peer Review

(ulasbalik kesejawatan).

Dengan mengikuti cara perputaran Robin. Pengamatan tingkat kepatuhan

dilakukan oleh sejawat yang sama dari Puskesmas lain menggunakan instrumen

berupa daftar tilik (checklist).

Daftar Tilik berisi item-item yang harus dilaksanakan oleh petugas

kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Analisis Sistem merupakan


suatu audit atau penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan, adapun penilaian

meliputi beberapa aspek:

1) Kepatuhan terhadap standar

Pengamatan dilakukan untuk menilai kepatuhan petugas terhadap standar

yang ada dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Cara supervisor memeriksa kepatuhan terhadap standar:

a) Ambil secara acak masing-masing 3 Catatan Medik pasien yang relevan

dan telah dilaksanakan pengukuran terhadap standar.

b) Periksa Catatan Medik tersebut dan catat hasil temuan pada kolom yang

tersedia.

Kecenderungan dari beberapa petugas kesehatan yang mematuhi Daftar

Tilik artinya melakukan semua yang terdapat di dalam Daftar Tilik, akan tetapi

tidak mematuhi Standar. Contohnya: poetugas kesehatan mungkin telah

menanyakan semua pertanyaan yang menyangkut anamnesis dan melakukan

pemeriksaan terhadap geejala klinik, tetapi salah melaakukan klasifikasi/diagnosis

atau salah memberikan pengobatan. Sebagai akibnatnya dapat terjadi

persepsi/anggapan yang keliru tentang Jaminan Mutu, yaitu petufgas Puskesmas

menganggap Jaminan Mutu adalah Daftar Tilik.

2. Pengetahuan Petugas Puskesmas

Selain pengamatan, juga akanm dilakukan wawancara oleh pengamat

tentang pengetahuan petugas yang diamati, menggunakan alat bantu berupa Daftar

Tilik.
3. Pengetahuan Pasien

Wawancara juga dilakukan terhadap pasien/pengantar untuk mengetahui

pengetahuan mereka tentang penyakit atau pelayanan yang diberikan berhubungan

dengan kunjungannya ke Puskesmas. Wawancara dilakukan setelah pasien selesai

mendapatkan pelayanan sewaktu akan meninggalkan Puskesmas (exit interview)

menggunakan instrumen Daftar Tilik.

4. Ketersediaan Sarana (Obat dan Alat)

Dilakukan pengamatan ketersediaan alat dan obat yangg mendukung

pelayanan kesehatan yang bersangkutan, menggunakan instrumen berupa Daftar

Tilik.

Pengisian Daftar Tilik cukup dengan memberikan tanda ’v’ pada kotak

yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan dan jawaban.

D. Pemantauan dan Supervisi

Selama organisasi pelayanan melaksanakan rencana kegiatan (PoA) maka

diharapkan Supervisor kabupaten/kota akan sering berkunjung ke organisasi

pelayanan untuk membantu petugas kesehatan meningkatkan Tingkat Kepatuhan

terhadap Standar.

Selain oleh Supervisor kabupaten/kota, maka kepala organisasi pelayanan

juga harus memantau petugas Puskesmas.

Ada dua hal yang harus menjadi perhatian Supervisor, yaitu:

1. Apakah petugas Puskesmas mematuhi Standar? Apakah semua kegiatan

yang terdapat di dalam Standar dikerjakan?


2. Apakah petugas Puskesmas melaksanakan Standar dengan benar?

Misalnya di dalam Standar menyebutkan harus mengukur tekanan darah,

pengamat akan melihat petugas yang diamati melakukan pengukurasn tekanan

darah secara tepat dan benar.

E. Evaluasi

Tiga sampai enam bulan setelah ulas balik kesejawatan yang pertama

dilakukan lagi ulasbalik kesejawatan yang kedua, dengan cara dan instrumen yang

sama, tetapi cukup dengan mengumpulkan 12 pengamatan. Penyajian data sama

dengan ulasbalik kesejawatan yang pertama.

Tingkat kepatuhan/pengetahuan/ketersediaan sarana yang diperoleh pada

peer review pertama (25 kasus) dibandingkan dengan hasil peer review kedua (12

kasus) dan diharapkan terjadi peningkatan tingkat kepatuhannya.

Anda mungkin juga menyukai