Anda di halaman 1dari 7

NAMA : JIHAN FAHIRAH

NIM : 01.2018.028

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEMESTER : IV (EMPAT)

MATA KULIAH : KMB II

KASUS 5

Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan merasa nyeri pada area
persendian terutama area pergelangan tangan dan kaki. Rasa nyeri yang dirasakan mulai dari
nyeri skala 3 hingga skala 5. Pasien mengatakan saat bangun pagi selalu merasakan kaku pada
area persendian hingga harus menunggu beberapa waktu sampai persendian dirasakan nyaman
barulah pasien bangun.

a. Buat patoflodiagram berdasarkan kasus


b. Jelaskan mengapa keluhan bisa terjadi
c. Tuliskan diagnosa keperawatan berdasarkan kasus
d. Buat NIC dan NOC sesuai diagnose keperawatan yang diangkat
A. Patoflodiagram

Rematik

Osteoarthritis (OA) Rheumatoid arthritis (RA)

Degenerasi kartilago tulang Autoimun

Sendi terasa Kaku pagi Nyeri sendi Kaku pagi Sendi


hangat bengkak

● Peradangan pada sendi


● Terlalu lama pada posisi yang sama
● Terlalu lama beraktivitas
● Lansia

Diagnosa Intervensi

● Hambatan mobilitas fisik 1. Hambatan mobilitas fisik


● Nyeri akut ● Manajemen energi
● Peningkatan Latihan
● Manajemen energy
2. Nyeri akut
● Pemberian obat
● Terapi latihan: pergerakan sendi
● Manajemen nyeri
B. Penjelasan keluhan
 Nyeri area persendian.
Karna adanya Patogenesis proses terjadinya autoimun, yang melalui reaksi imun
komplek dan reaksi imunitas selular. Terjadi pembentukan faktor rematoid, suatu
antibodi terhadap antibodi abnormal, sehingga terjadi reaksi imun komplek
(autoimun). Terjadi berbagai peran yang saling terkait, antara lain peran genetik,
infeksi, autoantibodi serta peran imunitas selular, humoral, peran sitokin, dan
berbagai mediator keradangan. Semua peran ini, satu sama lainnya saling terkait dan
pada akhirmya menyebabkan keradangan pada sinovium dan kerusakan sendi
disekitarnya. Sitokin merupakan local protein mediator yang dapat menyebabkan
pertumbuhan, diferensiasi dan aktivitas sel, dalam proses keradangan. Berbagai
sitokin berperan dalam proses keradangan yaitu TNF α, IL-1, yang terutama
dihasilkan oleh monosit atau makrofag menyebabkan stimulasi dari sel mesenzim
seperti sel fibroblast sinovium, osteoklas, kondrosit serta merangsang pengeluaran
enzim penghancur jaringan, enzim matrix metalloproteases (MMPs). Proses
keradangan karena proses autoimun pada reumatik, ditunjukkan dari pemeriksaan
laboratorium dengan adanya RF (Rheumatoid Factor) dan anti-CCP dalam darah. RF
adalah antibodi terhadap komponen Fc dari IgG. Jadi terdapat pembentukan antibodi
terhadap antibodi dirinya sendiri, akibat paparan antigen luar, kemungkinan virus
atau bakteri.
 Nyeri skala 3-5
Hal ini terjadi karena adanya Sel B, sel T, dan sitokin pro inflamasi. Hasil
diferensiasi dari sel T merangsang pembentukan IL-17, yaitu sitokin yang
merangsang terjadinya sinovitis. Sinovitis adalah peradangan pada membran
sinovial, jaringan yang melapisi dan melindungi sendi. Sedangkan sel B berperan
melalui pembentukan antibodi, mengikat patogen, kemudian menghancurkannya.
Kerusakan sendi diawali dengan reaksi inflamasi dan pembentukan pembuluh darah
baru pada membran sinovial. Kejadian tersebut menyebabkan terbentuknya pannus,
yaitu jaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblas yang berproliferasi,
mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang. Pannus tersebut dapat mendestruksi
tulang, melalui enzim yang dibentuk oleh sinoviosit dan kondrosit yang menyerang
kartilago sehingga terjadi nyeri skala 3-5.
 Saat bangun pagi selalu merasa kaku pada area persendian
Keluhan di pagi hari disebabkan oleh fenomena gel. Ini berarti kekakuan terjadi
setelah sendi diistirahatkan dalam periode waktu yang lama, misalnya akibat tidur di
malam hari sehingga menyebabkan munculnya rasa kaku di pagi hari. Nyeri
imflamasi akan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur dan disertai kaku
sendi pada pagi hari atau setelah duduk lama. Penyebab kaku sendi saat bangun tidur
adalah sendi atau otot yang tegang karna adanya peradangan pada sendi. Keadaan ini
sering terjadi pada orang yang sudah tua. Sejalan dengan bertambahnya usia sendi
seseorang, tulang rawan yang merupakan bantalan pada sendi akan mengering dan
menegang. Selain itu, sendi juga dapat kehilangan pelumasan. Pada sendi yang
kekurangan pelumasan, otot-otot akan menjadi lebih lemah dan tendon akan
mengalami kekakuan, serta bagian-bagian tersebut akan mengencang ketika tidur
sehingga akan terasa kaku saat bangun dipagi hari. Keluhan di pagi hari disebabkan
juga karena berkurangnya produksi hormon glukortikoid pada malam hari. Salah satu
fungsi hormon ini adalah mengurangi rasa nyeri dan peradangan di dalam tubuh,
sehingga penurunan produksi hormon ini di malam hari dapat menyebabkan keluhan
pagi di hari pada penderita reumatik. Akibatnya penderita harus menunggu beberapa
saat hingga persendian dirasakan nyaman untuk bergerak.

C. Diagnose keperawatan
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit

D. NIC
1. Mobilitas : fisik, hambatan
a. Manajemen energy
- Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga
ketahanan
- Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energy yang
adekuat
- Anjurkan senam aerobic sesuai kemampuan pasien
b. Peningkatan latihan
- Gali hambatan untuk melakukan latihan
- Lakukan latihan bersama individu, jika diperlukan
- Dukung individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
c. Manajemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri kimprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
- Ajarkan prinsp-prinsip manajemen nyeri
- Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
2. Nyeri, akut
a. Pemberian obat
- Ikuti prosedur lima benar dalam pemberian obat
- Verivikasi resep obat-obatan seblum pemberian obat
- Catat tanggal kadaluarsa obat yang tertera pada wadah obat
b. Terapi latihan : pergerakan sendi
- Sediakan petunjuk tertulis untuk melakukan latihan
- Tentukan perkembangan terhadap pencapaian tujuan
- Sediakan dukungan positif dalam melakukan latihan sendi
c. Manajemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri kimprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
- Ajarkan prinsp-prinsip manajemen nyeri
- Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
3. Intoleran aktivitas
a. Terapi aktivitas
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang diinginkan
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang bermakna
- Bantu klien untuk meningkatkan motivasi diri dan penguatan
b. Manajemen energy
- Anjurkan senam aerobic sesuai kemampuan pasien
- Monitor/catat waktu dan lama istirahat/tidur pasien
- Evaluasi secara bertahap kenaikan level aktivitas pasien
c. Manajemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri kimprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
- Ajarkan prinsp-prinsip manajemen nyeri
- Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
4. Rasa nyaman, gangguan
a. Terapi relaksasi
- Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi yang dipilih
- Minta klien untuk rileks dan rasakan sensasi yang terjadi
- Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada klien
b. Pengaturan posisi
- Tempatkan (pasien) diatas matras/tempat tidur yang terapeutik
- Berikan matras yang lembut
- Posisikan (pasien) seusai dengan kesejajaran tubuh yang tepat
c. Manajemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri kimprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
- Ajarkan prinsp-prinsip manajemen nyeri
- Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri

E. NOC
1. Hambatan mobilitas fisik
NOC : Pergerakan
- Gerakan sendi : 3
- Gerakan otot : 4
- Bergerak dengan mudah : 3
2. Nyeri akut berhubungan
NOC : Kontrol nyeri
- Mengenali kapan nyeri terjadi : 4
- Menggunakan tindakan pencegahan : 4
- Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri : 4
3. Intoleransi aktivitas
NOC : toleransi terhadap aktivitas
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian : 4
- Kekiatan tubuh bagian atas : 5
- Kekuatan tubuh bagian bawah : 4
4. Gangguan rasa nyaman
NOC : Status kenyamanan ; fisik
- Kesejahteraan fisik : 4
- Posisi yang nyaman : 4
- Control terhadap gejala : 5

Anda mungkin juga menyukai