Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH SAINS KEPERAWATAN

“ Analisis Dan Penerapan Teori Middle Range


Mishel’s Uncertainty in illness”

Oleh Kelompok 6 :
1. Afiatur Rohimah 216070300141025
2. Daniar Septianing Faradina 210670300141023
3. Dwi Wiyono 216070300141010

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah berjudul Analisis Dan
Penerapan Teori Middle Range Mishel’s Uncertainty in illness dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tugas ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok dari mata kuliah Sains Keperawatan.
Selama proses penyusunan tugas ini penulis dibimbing dan dibantu oleh
berbagai pihak, oleh karenanya itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Ns. Heri Kristianto, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. MB.
Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT. Dalam penyusunan
tugas ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk penulis sangat
mengharapkan kritik dan sarana untuk perbaikan dimasa mendatang.

Malang, 25 November 2021

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga,
dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan
menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body
of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung.
Salah satu teori keperawatan yang dapat diimplementasikan dalam
pelayanan dan juga telah digunakan diberbagai disiplin ilmu seperti
kedokteran yaitu teori ketidakpastian yang dikemukakan oleh Mishel
Ketidakpastian dalam penyakit didefinisikan sebagai keadaan kognitif yang
dihasilkan dari isyarat yang tidak memadai untuk membentuk skema kognitif
atau makna dari situasi atau peristiwa. Mishel mengusulkan bahwa mengelola
ketidakpastian sangat penting untuk adaptasi selama sakit, dan teorinya
menjelaskan bagaimana individu secara kognitif memproses peristiwa terkait
penyakit dan membangun makna darinya.
Pandangan Mishel tentang ketidakpastian menekankan
ketidakmampuan individu untuk memahami peristiwa penyakit ketika ini
peristiwa yang ambigu, sangat kompleks, kurang informasi, atau ketika hasil
tidak dapat diprediksi. Tujuan dari teori Mishel ini yaitu perawat dapat
memberikan informasi yang membantu pasien mengembangkan makna dari
pengalaman penyakit dengan menyediakan struktur. Perawat membantu
pasien untuk mengelola ketidakpastian kronis dengan membantu penilaian
kembali ketidakpastian pasien dari stres menjadi penuh harapan selain
memberikan informasi yang relevan.

2
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk
menganalis dan memaparkan terkait teori Uncertainty in Illness Mishle”s
Theory ini dan bagaimana pengaplikasian nya terhadap praktik keperawatan di
masyarakat kita.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menganalisis teori Uncertainty in Illnes yang dikembangkan oleh
Mishle dalam dunia keperawatan .
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi teori Uncertainty in Illnes Mishle dalam dunia
keperawatan
b. Mengidentifikasi penerapan aplikasi teori Uncertainty in Illness
dari Mishle didalam praktik keperawatan di masyarakat
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan  pengetahuan  tentang  Teori 
Model dan Konsep Keperawatan Mishel M.H. serta dapat
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

3
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Teori


Marle H. Mishel lahir di Boston, Massachusetts. Mishel lulus dari
University of Boston dengan gelar B.A tahun 1961 dan memperoleh gelar
M.S. pada area keperawatan jiwa dari Universitas California tahun 1966.
Mishel menyelesaikan gelar M.A dan Ph.D pada area psikologi sosial dari
Claremont Graduate School di Claremont, California tahun 1976 dan 1980.
Penyusunan penelitian disertasi Mishel didukung oleh National Research
Service Award untuk mengembangakan dan menguji alat ukur Perceived
Ambiguity in Illness Scale, yang sekarang dikenal dengan Mischel
Uncertainty in Illness Scale (MUIS). Di awal karir profesionalnya, Mishel
bekerja sebagai perawat jiwa di ruang rawat akut dan lingkup komunitas
(Alligood, 2014) .
Saat menyelesaikan studi doktoralnya, Mishel bekerja sebagai
asisten profesor hingga menjadi profesor sepenuhnya di fakultas keperawatan
California State University di Los Angeles. Mishel bekerja sebagai terapis di
komunitas dan lingkup praktis pribadi dari tahun 1973 hingga 1979. Setelah
menyelasikan studi doktoralnya pada area psikologi sosia, Mishel menjadi
associate profesor di University of Arizona College of Nursing tahun 1981
dan diangkat menjadi profesor tahun 1988. Mishel kemudian menjadi kepala
divisi keperawatan kesehatan mental dari tahun 1984 hingga 1991. Ketika di
Arizona Mishel memperoleh berbagai hibah yang mendukung pengembangan
lanjutan kerangka teoritis mengenai ketidakpastian dalam penyakit (Alligood,
2014).
Selama periode ini, Mishel melanjutkan karirnya sebagai perawat
terapis dengan program transplantasi jantung di University Medical Center,
Mishel kemudian bergabung sebagai anggota pada American Academy of
Nursing tahun 1990.pada tahun 1991 Mishel bergabung sebagai profesor di
University of North Carolina Hill School of Nursing dan Mishel dinobatkan
sebagai the endowed Kenan Professor of Nursing Chair tahun 1994. Saat ini

4
Mishel merupakan co-leader Hillman Scholars Program yang dirancang untuk
mneghasilkan perawat inovator dengan pengetahuan dan kemampuan
meneliti untuk menyelesaikan secara kompleks masalah kesehatan dan
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pasien (Alligood, 2014).
Sejak awal 1980-an, Mishel telah mempelajari ketidakpastian dalam
konteks penyakit sebagai konstruksi penelitian dalam model teoretis dari
penilaian ketidakpastian, koping, dan adaptasi. Teori ketidakpastian dalam
penyakit atau Uncertainty in Illness Theory (UIT) dikembangkan oleh Mishel
untuk mengatasi ketidakpastian selama fase diagnostik dan pengobatan
penyakit atau penyakit dengan lintasan ke bawah yang ditentukan.
Ketidakpastian didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menentukan
makna dari kejadian yang berhubungan dengan penyakit. Ini adalah keadaan
kognitif yang diciptakan ketika individu tidak dapat menyusun atau
mengkategorikan peristiwa penyakit.
UIT direvisi dari model pengukuran asli yang diterbitkan pada tahun
1981, menjadi RUIT yang diterbitkan pada tahun 1988. Selama studi doktoral
Mishel, Mishel berfokus pada pengembangan dan pengujian ukuran
ketidakpastian. Saat itu dia dipengaruhi oleh literatur tentang stres dan koping
yang membahas ketidakpastian sebagai salah satu jenis peristiwa stres
(Lazarus, 1974) dan oleh karya Norton (1975), yang mengidentifikasi delapan
dimensi ketidakpastian. Karyanya bersama dengan Moos dan Tsu (1977)
membentuk kerangka kerja yang mengarah pada pengembangan Mishel
Uncertainty in Illness Scale. Ide awal Mishel selanjutnya dipengaruhi oleh
Bower dan Shalit, yang menggambarkan ketidakpastian sebagai stresor
kognitif yang kompleks, dan oleh Budner, yang menggambarkan rangsangan
ambigu, atau kompleks sebagai sumber ketidakpastian. Gagasan para
psikolog kognitif ini memengaruhi pandangan Mishel tentang ketidakpastian
sebagai keadaan kognitif daripada sebagai respons emosional. Perbedaan ini
mengarahkan pengembangan teori yang sedang berlangsung.
Selanjutnya rekonseptual ketidakpastian dalam teori penyakit (RUIT)
dikembangkan oleh Mishel untuk mengatasi pengalaman hidup dengan
ketidakpastian terus menerus baik dalam penyakit kronis yang membutuhkan

5
manajemen berkelanjutan atau penyakit yang memliki kemungkinan untuk
kambuh. Sejak pengembangan teori aslinya, konsep ketidakpastian telah
digunakan di banyak disiplin ilmu termasuk keperawatan, kedokteran, dan
komunikasi kesehatan dengan definisi, perluasan, dan aplikasi yang sedikit
berbeda [ CITATION Mas95 \l 1033 ].
RUIT mempertahankan definisi ketidakpastian dan tema utama,
seperti dalam UIT, tetapi menambahkan konsep pengorganisasian diri dan
pemikiran probabilistik. RUIT membahas proses yang terjadi ketika
seseorang hidup dengan ketidakpastian yang terjadi secara terus menerus
ditemukan pada penyakit kronis atau penyakit dengan potensi kekambuhan
yang tinggi. Hasil yang diinginkan dari RUIT adalah menumbuhkan sistem
nilai yang baru, sedangkan hasil UIT adalah kembali ke tingkat adaptasi atau
fungsi sebelumnya[ CITATION Cla18 \l 1033 ].
Tujuan dari setiap teori adalah untuk menggambarkan dan
menjelaskan ketidakpastian sebagai dasar untuk praktek dan penelitian. RUIT
berlaku untuk ketidakpastian yang bertahan lama pada penyakit kronis atau
penyakit dengan kemungkinan kekambuhan yang memerlukan manajemen
diri. Teori berfokus pada individu yang sakit dan pada keluarga atau orang tua
dari individu yang sakit [ CITATION Cla18 \l 1033 ].
Ketidakpastian sebagai stresor atau ancaman didasarkan pada karya
Shalit dan Lazarus. Deskripsi coping sebagai penilaian utama ketidakpastian
dan respon terhadap ketidakpastian sebagai penilaian sekunder diadaptasi dari
karya Lazarus. 33-item asli Ketidakpastian dalam Skala Penyakit Mishel,
menggabungkan karya sumber utama ini untuk mengkonseptualisasikan
ketidakpastian dalam penyakit [ CITATION Cla18 \l 1033 ].

2.2 Konsep Teori


Merle Mishel menemukan idenya ketika ayahnya meninggal karena
kanker kolon. Mishel menyadari bahwa ayahnya tidak dapat menemukan apa
yang terjadi pada dirinya. Saat itu, dokter tidak berkomunikasi secara efektif
terhadap pasien. Ayah Mishel berusaha untuk mengontrol sebagian aspek
ketika sedang berusaha menghadapi ketidakpastian dari sakitnya ini. Mishel

6
tidak menyadari keadaan ini sebagai sebuah ketidakpastian tetapi sebagai
sesuatu yang ambigu. Setelah itu ketika dia menjalani studi doktoralnya,
Mishel kembali ke ide ini dan menggunakannya untuk disertasi. Mishel
membuat sebuah skala untuk menguji ambigu yang diterima dalam penyakit.
Skala ini kemudian dinamakan menjadi Mishel Uncertainty in Ilness Scale.
Ketidakpastian merupakan aspek bersama dalam pengalaman terhadap
penyakit. Penyakit dapat mengganggu stabilitas kehidupan yang diterima, dan
hasil penyakit ini dapat menjadi tidak bisa diprediksi. Banyak aspek yang
mempengaruhi peraaan ketidakpastian, dalam hal ini, mempengaruhi
pengaruh psikologis terhadap pengalaman. Untuk menjelaskan fenomena
inilah Dr.Merle Mishel mengembangkan Uncertainty in Illness Theory
(Alligood, 2014).
Teori middle-range Mishel menunjukkan bahwa respons orang
terhadap ketidakpastian berubah dari waktu ke waktu dalam konteks penyakit
kronis serius. Mishel memasukan berbagai teori dan sistem yang lebih akurat
sehingga dapat mempresentasikan tentang bagaimana penyakit kronis
menimbulkan ketidakseimbangan dan bagaimana orang mengalami
ketidakpastian secara terus menerus untuk menemukan makna baru dari
penyakit yang dialaminya. Berikut ini adalah konsep-konsep yang disusun
oleh Mishel :
a. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah ketidakmampuan untuk mengartikan sebuah makna
yang berkaitan dengan situasi sakit, terjadi ketika pengambil keputusan
tidak mampu melaksanakan tugasnya dalam memaknai secara objektif,
atau ketidakmampuan untuk memprediksi secara akurat hasil yang
diharapkan.
b. Skema kognitif
Skema kognitif adalah interpretasi subjektif seseorang tentang penyakit,
pengobatan, dan pemberian asuhan.
c. Kerangka stimulus

7
Kerangka stimulus adalah bentuk, komposisi, dan struktur stimulus
mengenai persepsi seseorang, yang dibentuk secara struktur membentuk
suatu skema kognitif.
d. Pola gejala
Pola gejala adalah tingkat gejala yang ditunjukkan secara konsisten yang
dimaknai sebagai pola atau konfigurasi.
e. Familiaritas kejadian
Familiaritas kejadian adalah derajat situasi kebiasaan atau pengulangan,
atau terdiri dari berbagai isyarat atau tanda yang dapat dipahami.
f. Kesesuaian kejadian
Kesesuaian kejadian diartikan sebagai konsistensi antara ekspektasi dan
pengalaman terkait kondisi sakit
g. Penyedia struktur
Penyedia struktur adalah sumber yang dimiliki untuk membantu individu
menginterpretasikan kerangka stimulus yang diperoleh.
h. Otoritas yang kredibel
Otoritas yang kredibel adalah derajat kepercayaan dan kepercayaan diri
seseorang terhadap asuhan atau pelayanan kesehatan.
i. Dukungan sosial
Dukungan sosial memengaruhi ketidakpastian ketika membantu individu
menginterpretasikan makna dari suatu kejadian.
j. Kapasitas kognitif
Kapasitas kognitif adalah kemampuan individu dalam memproses suatu
informasi dan mereflesikannya baik kemampuan bawaan dan kendala
situasional.
k. Inferensi
Inferensi diartikan sebagai evaluasi mengenai ketidakpastian, disebut
dengan pengalaman.
l. Ilusi
Ilusi dijabarkan sebagai kepercayaan yang dibentuk akibat ketidakpastian.
m. Adaptasi

8
Adaptasi merefleksikan sikap biopsikososial di dalam dari individual
seseorang dalam rentang sikapnya secara umum.
n. Pandangan baru tentang kehidupan
Pandangan baru tentang kehidupan diartikan sebagai perumusan perasaan
baru, yang dihasilkan dari integrasi ketidakpastian secara terus menerus
dalam struktur sebagai individu, yaitu ketidakpastian diterima sebagai
ritme alami dai kehidupan.
o. Pemikiran probabilitas
Pemikiran probabilitas dimaknai sebagai keyakinan terhadap kondisi yang
terjadi yakni ekspektasi kepastian dan suatu prediksi atau peluang
diabaikan (Alligood, 2014).
Ketidakpastian adalah konsep teoritis sentral, yang didefinisikan
sebagai ketidakmampuan untuk menentukan makna dari kejadian yang
berhubungan dengan penyakit termasuk ketidakmampuan untuk menetapkan
nilai yang pasti dan/atau untuk memprediksi hasil secara akurat. Konsep lain
yang penting dalam teori ketidakpastian adalah skema kognitif, yang
didefinisikan sebagai interpretasi subjektif seseorang terhadap kejadian yang
berhubungan dengan penyakit. Pada teori ketidakpastian terdapat tiga konsep
didalamnya yaitu anteseden ketidakpastian, penilaian ketidakpastian, dan
mengatasi ketidakpastian.

Gambar Ketidakpastian dalam penyakit

9
a. Anteseden ketidakpastian
Hal-hal yang termasuk dalam tema anteseden teori meliputi kerangka
stimulus, kapasitas kognitif, dan penyedia struktur.
1) Kerangka stimulus didefinisikan sebagai bentuk, komposisi, dan
struktur rangsangan yang dirasakan seseorang. Kerangka stimulus
memiliki tiga komponen yaitu pola gejala, keakraban peristiwa, dan
kesesuaian peristiwa.
a) Pola gejala mengacu pada sejauh mana gejala hadir dengan
konsistensi yang cukup untuk dianggap memiliki pola atau
konfigurasi.
b) Keakraban peristiwa adalah sejauh mana situasinya menjadi
kebiasaan, berulang, atau mengandung isyarat yang dikenali.
c) Kesesuaian peristiwa mengacu pada konsistensi antara yang
diharapkan dan peristiwa yang berhubungan dengan penyakit yang
dialami.
2) Kapasitas kognitif dan penyedia struktur mempengaruhi tiga komponen
kerangka rangsangan.
3) Penyedia struktur adalah sumber daya yang tersedia untuk membantu
orang dalaminterpretasi kerangka rangsangan. Penyedia struktur
termasuk pendidikan, dukungan sosial, dan otoritas yang kredibel.
b. Penilaian ketidakpastian
Penilaian ketidakpastian yang didefinisikan sebagai proses menempatkan
nilai pada peristiwa atau situasi yang tidak pasti. Ada dua komponen
penilaian: inferensi atau ilusi. Inferensi mengacu pada evaluasi
ketidakpastian menggunakan contoh terkait dan dibangun di atas disposisi
kepribadian, pengalaman umum, pengetahuan, dan isyarat kontekstual.
Ilusi mengacu pada konstruksi keyakinan yang terbentuk dari
ketidakpastian yang memiliki pandangan positif. Hasil penilaian adalah
menilai ketidakpastian sebagai bahaya atau peluang.
c. Mengatasi ketidakpastian
Mengatasi ketidakpastian dan mencakup bahaya, peluang, koping, dan
adaptasi. Bahaya adalah kemungkinan hasil yang berbahaya. Peluang

10
adalah kemungkinan hasil positif. Mengatasi penilaian bahaya
didefinisikan sebagai kegiatan yang diarahkan untuk mengurangi
ketidakpastian dan mengelola emosi yang dihasilkan oleh penilaian
bahaya. Mengatasi penilaian peluang didefinisikan sebagai kegiatan yang
diarahkan untuk mempertahankan ketidakpastian.

Pernyataan teoritis dari teori ini adalah :


Dalam teori rekonseptualisasi mishel, baik yang antesenden terhadap
ketidakpastian dan proses penilaian ketidakpastian sebagai bahaya atau
peluang berubah. Namun, ketidakpastian dari waktu ke waktu, terkait dengan
penyankit yang serius, berfungsi sebagai katalis untuk fluktuasi dalam sistem
dengan mengancam model kognitif yang sudah ada sebelumnya dari
kehidupan yang diprediksi dan dikendalikan. Ketidakpastian memasuki
hampir setiap aspek kehidupan seseorang, efeknya menjadi terkonsentrasi dan
akhirnya menetang stabilitas dari sistem. Sebagai tanggapan dari kebingunan
dan disorganisasi yang diciptakan oleh ketidakpastian yang berkelanjutan,
sistem pada akhirnya harus berubah untuk bertahan hidup (Alligood, 2014).
Idealnya, dalam kondisi ketidakpastian kronis, seseorang perlahan
menjauh dari evaluasi ketidakpastian sebagai rasa benci untuk mengadopsi
pandangan baru tentang kehidupan dan menerima ketidakpastian sebagai
bagian dari kenyataan (gambar 1). Dengan demikian ketidakpastian, terutama
pada penyakit kronis dan mengancam jiwa dapat menghasilkan tingkat
organisasi baru dan prespetif baru tentang kehidupan, menggabungkan
pertmbuhan dan perubahan yang dihasilkan dari pengalaman yang tidak pasti
(Alligood, 2014).

Gambar 1.Model rekonspetualisasi

11
Mishel menyatakan sebagai berikut :
a. Ketidakpastian terjadi ketika seseorang tidak dapat menyususn atau
mengkategorikan peristiwa yang berhubungan dengan penyakit secara
adekuat karena kurangnya tanda/petunjuk yang memadai.
b. Ketidakpastian dapat berupa ambiguitas, kompleksitas, kurangnya atau
informasi yang tidak konsisten, atau sulit/tidak dapat diprediksi.
c. Sebagai pola gejala, semakin familiarnya suatu kejadian dan semakin
kongruen suatu kejadian (kerangka stimuli), ketidakpastian menurun.
d. Penyedia struktur, (otoritas yang kredibel, dukungan sosial, dan
pendidikan) menurunkan ketidakpastian secara langsung dengan
mempromosikan penafsiran peristiwa, dan secara tidak langsung dengan
memperkuat kerangka stimulus.
e. Ketidakpastian yang dinilai sebagai bahaya memicu upaya yang diarahkan
untuk mengurangi ketidakpastian dan mengelola rangsangan emosional
yang disebabkannya.
f. Ketidakpastian yang dinilai sebagai kesempatan memicu upaya yang
diarahkan untuk mempertahankan ketidakpastian tersebut.
g. Pengaruh ketidakpastian pada hasil psikologis dimediasi oleh efektivitas
upaya koping untuk mengurangi ketidakpastian yang dinilai sebagai
bahaya atau untuk mempertahankan ketidakpastian dinilai sebagai
peluang.
h. Ketika ketidakpastian yang dinilai sebagai bahaya tidak dapat dikurangi
secara efektif, strategi koping dapat digunakan untuk mengelola respons
emosional.
i. Semakin lama ketidakpastian berlanjut dalam konteks penyakit, mode
fungsional individu yang diterima sebelumnya menjadi semakin tidak
stabil.
j. Dalam kondisi menghadapi ketidakpastian, individu dapat
mengembangkan perspektif kehidupan baru yang bersifat probabilistic,
yang menerima ketidakpastian sebagai bagian alami dari kehidupan.

12
k. Proses mengintegrasikan ketidakpastian yang terus-menerus menjadi
pandangan hidup yang baru dapat terhalang atau diperpanjang oleh
penyedia struktur yang tidak mendukung pemikiran probabilistic
l. Kontak dengan ketidakpastian yang berlangsung lama yang dinilai sebagai
bahaya dapat menyebabkan pikiran/ide yang mengganggu, penghindaran,
dan tekanan emosional yang parah (Alligood, 2014).
2.3 Cakupan Teori
Teori ketidakpastian dalam kesakitan yang diungkapkan oleh Mishel
merupakan teori middle range dan berfokus pada manusia. Teori ini pertama
kali diungkapkan pada tahun 1988 termasuk beberapa asumsi utama sebagai
dasar untuk praktik dan penelitian. Meskipun Mishel awalnya
mengembangkan model ini untuk digunakan dengan pasien kanker, model ini
memiliki pandangan yang agak luas dan juga dapat digunakan dalam
spesialisasi keperawatan lainnya seperti dalam kelompok dan komunitas,
selain pada individu yang sakit, keluarga, atau orang tua dari individu yang
sakit. Teori ini juga berlaku pada fase pradiagnosis, diagnostik dan
pengobatan penyakit akut dan kronis. Selain itu juga berlaku untuk
ketidakpastian penyakit dengan kemungkinan kambuh yang membutuhkan
manajemen diri. (Mishel, 1988).
Ketidakpastian dalam Penyakit dapat ditemukan di setiap aspek
perawatan kesehatan. Orang-orang perlu dididik tentang penyakit, peristiwa
yang mengubah hidup karena ketidakpastian dalam penyakit itu lazim.
Beberapa Contoh penggunaan teori ini secara luas:
a. Teori Ketidakpastian dalam Penyakit digunakan ketika mendiagnosis
anak-anak dengan Cystic Fibrosis dan reaksi orang tua. “Ketidakpastian
muncul sebagai dimensi utama dari pengalaman orang tua terkait dengan
diagnosa samar bayi mereka untuk CF” (Tluczek, 2010).
b. Sebuah penelitian telah dilakukan pada pasien yang menerima ICD,
defibrilator kardioverter implan) menggunakan skala Ketidakpastian dalam
Penyakit dari Merle Mishel (Carroll, 2010).

13
c. Sebuah artikel jurnal diterbitkan terkait dengan kesejahteraan spiritual
individu dengan sindrom fibromyalgia dan menggunakan model
Uncertainty in Illness yang dimodifikasi (Anema, 2009).
d. Sebuah penelitian terkait model adaptasi psikososial pada klien TBC Paru
yang menjalani pengobatan dengan menggunakan pendekatan Uncertainty
In Illness (Fatarona, 2018).
e. Penyakit lain dan populasi pasien yang telah diterapkan teori ini dalam:
Kanker payudara, kanker prostat, limfoma, diabetes, fibromyalgia, lupus,
multiple sclerosis, trauma, kanker kepala dan leher, rheumatoid arthritis,
AIDS, dan banyak lagi (Fatarona, 2018).

2.4 Konteks Teori


Mishel’s uncertainty in illness theory adalah salah satu midlle range
teori yang berfokus pada manusia. Teori ini pertama kali di publikasikan pada
tahun 1988, dengan beberapa asumsi utama. Dua asumsi pertama dalam teori
mencerminkan bagaimana ketidakpastian dikonsepkan dalam model proses
informasi psikologi. Berikut ini adalah dua asumsi tersebut:
a. Ketidakpastian merupakan keadaan kognitif, menunjukan
ketidakmampuan skema kognitif yang ada, untuk mendukung interpretasi
dari peristiwa yang berhubungan dengan penyakit
b. Ketidakpastian adalah pengalaman yang pada dasarnya netral, tidak
dinginkan atau tidak dihindari hingga dinilai sebagai pengalaman.
Dua asumsi berikutnya dalah mencerminkan akar teori ketidakpastian
dalam model tradisional stress dan koping yang menempatkan hubungan yang
lurus antara stress, koping, dan adaptasi. Berikut ini adalah asumsi
selanjutnya:
a. Adaptasi mencerminkan keberlanjutan perilaku biopsikosial seorang
individu pada normalnya dan merupakan hasil yang diharapkan dari usaha
koping untuk mengurangi ketidakpastian yang dinilai sebagai bahaya atau
mempertahankan ketidakpastian yang dinilai sebagai kesempatan

14
b. Hubungan antara peristiwa penyakit, ketidakpastian, penilaian, koping,
dan adaptasi adalah linear dan searah,bergerak dari situasi yang
dipromosikan ketidakpastian menuju adaptasi.
Mishel menetang asumsi 3 dan 4 dalam rekonseptualisasi teorinya,
yang di terbitkan pada tahun 1990. Rekonseptualisasi muncul sebagai hasil
temuan yang bertentangan ketika teori di tetapkan pada orang dengan
penyakit kronis.
Ketidakpastian dinilai sebagai peluang ketika itu merupakan alternative
dari kepastian negative. Mishel dan yang lainnya menemukan bahwa
ketidakpastian sebagai peluang dalam situasi tanpa lintasan tertentu,
khususnya dalam penyakit kronis jangka panjang, dan bahwa dalam konteks
ini orang sering mengembangkan pandangan baru tentang kehidupan. Pada
saat itulah mishel beralih ke teori chaos untuk menjelaskan bagaimana
ketidakpastian yang berkepanjangan dapat berfungsi sebagai katalis untuk
mengubah perspektif seseorang tentang hidup dan penyakit. Teori chaos
menyumbang dua asumsi teoritis berikut yang menggantikan bagi hasil dari
stress, koping, dan adaptasi, yang linier sebagai berikut:
a. Manusia, sebagai bagian sistem biopsikososial, berfungsi jauh dari statu
yang seimbang / titik ekuilibrum
b. Fluktuasi besar dari sistem keseimbangan meningkatkan kemampua sistem
untuk menerima perubahan
c. Fluktuasi menghasilkan pola baru, yang diulang pada setiap tingkatan
dalam sistem tersebut

2.5 Mishel Uncertainty Illness Scale (MUIS)


Mishel telah mengembangkan 32-item Uncertainty in Illness Scale
(MUIS) untuk mengukur konstruk ketidakpastian pada orang dewasa yang
sedang menjalani pengobatan untuk proses penyakit aktif. Skala MUIS
menngunakan skala likert yang bernilai 5 poin, dimana nilai 1 menunjukkan 1
sangat tidak setuju sampai dengan nilai 5 menunjukkan sangat setuju. Skala
tipe likert membahas persepsi dan sikap tentang ketidakpastian yang terkait
dengan penyakit dan pengobatannya, prognosis, dan perjalanan yang

15
diantisipasi. MUIS telah menjalani beberapa analisis faktor, yang telah
mengkonfirmasi empat faktor yang mewakili aspek ketidakpastian, yaitu:
a. Ambiguitas - kabur, tidak jelas, kabur, dan isyarat tumpang tindih tentang
penyakit;
b. Kompleksitas – banyak petunjuk yang rumit dan bervariasi tentang
pengobatan dan sistem perawatan;
c. Ketidakkonsistenan - menerima informasi yang sering berubah atau tidak
sesuai dengan informasi yang diterima sebelumnya; dan
d. Ketidakpastian - kurangnya kontingensi antara penyakit dan isyarat
pengobatan dan hasil penyakit [ CITATION Lin12 \l 1033 ].
Berikut merupakan contoh skala MUIS yang digunakan pada pasien
dengan tumor otak.

Gambar hasil dari skala MUIS pada pasien dengan tumor otak

16
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kasus


Aplikasi teori Uncertainty in Illness Mishle ini dapat dilihat dari contoh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dong, et all, 2021 yang berjudul Illness
Uncertainty Among Patients With Covid 19 in The Mobile Cabin Hospital.
Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk mengidentifikasi faktor
yang mempengaruhi dan juga status para pasien Covid 19 di Rumah sakit
sementara di wilayah China.
Hasil: dari penelitian ini diperoleh nilai Rata-rata total skor MUIS (versi
China) adalah 52,22 ± 12,51, menunjukkan tingkat ketidakpastian penyakit
sedang. Ketidakpastian dimensi berubah memiliki skor rata-rata tertinggi:
2,88 ± 0,90. Regresi bertahap berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa
perempuan (t = 2,462, p = 0,015), pendapatan keluarga perbulan tidak sedikit
dari RMB 10.000 (t = 2.095, p = .039), dan durasi penyakit 28 hari atau lebih
(t = 2,249, p = 0,027) merupakan faktor independen yang mempengaruhi
ketidakpastian penyakit.
Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa rata-rata kondisi para
pasien Covid 19 mengalami ketidakpastian penyakit pada level sedang. Dan
bagi staf medis dianjurkan untuk lebih memperhatikan pasien Covid 19
wanita, pasien dengan pendapatan bulanan yang terbatas dan pasien dengan
penyakit bawaan yang lama, dan memberikan intervensi yang tepat untuk
membantu pasien dalam mengurangi keluhan ketidaknyaman terhadap
penyakit tersebut.
3.2 Pembahasan Kasus
Awal mula kemunculan pandemi Covid 19 di Wuhan, provinsi Hubei
China pada akhir tahun 2019 sangat memberikan dampak yang luar biasa
pada kehidupan warga di wilayah tersebut. Bahkan kasus covid 19 ini makin
hari makin meluas hampir di seluruh dunia. Contoh pada artikel ini
disebutkan bahwa akibat dari virus Covid 19 ini yang menyerang para warga

17
di wilayah Wuhan ini, tidak hanya memberikan dampak bagi kesehatan fisik
para warga atau pasien yang menderita Covid 19, akan tetapi juga
memberikan dampak psikologis yang sangat serius. Dampak psikologis yang
dikeluhkan para pasien Covid 19 ini adalah munculnya perasaan emosional
yang negatif seperti rasa cemas dan juga panik. Dampak psikologis yang
mereka rasakan bervariasi, mulai dari level rendah hingga tinggi.
Keluhan yang dirasakan oleh para pasien Covid 19 adalah ketidakpastian
terhadap penyakit yang mereka derita, baik dari bagaimana prognosis
penyakit yang mereka derita, ketidaktahuan akan tanda dan gejala penyakit
Covid 19 hingga asumsi negatif dari para pasien yang timbul akibat
ketidakpastian akan pengobatan dan perawatan yang mereka terima selama
menderita Covid 19 ini. Selain itu kecemasan dan rasa ketidakpastian akibat
perlakuan karantina atau isolasi akibat Covid 19 ini. Menurut Hao, et all,
2020 menjelaskan bahwa rasa ketidakpastian akan penyakit dari individu ini
adalah bagian dari stres yang mereka alami, yang dapat menimbulkan
kecemasan, panik dan juga rasa takut.
3.3 Solusi penerapan teori Uncertainty in illness Mishle
Teori Uncertainty In illness oleh Mishle ini dibentuk berdasarkan adanya
stres, penilaian, kerangka koping dan proses kognitif individu. Teori terdiri
dari empat komponen utama yaitu antecendents generating uncertainty,
appraisal of uncertainty, coping with uncertainty dan adaptation to the illness
(Mishel, 1988). Keempat komponen utama ini yang menajdi pedoman atau
patokan dalam memahami apa itu atau bagaimana teori UIT ini bisa
digunakan.
Penerapan teori UIT by Mishle ini pada kasus pasien Covid 19 di Wuhan
China ini adalah sebagai berikut:
a. Antecendents generating uncertainty
Pada komponen ini memiliki 3 poin penting yaitu kerangka stimulus
(pola gejala, kejadian yang dikenali dan kronologi kejadian penyakit),
kapasitas kognitif dan struktur yang tersedia (informasi, support sosial
dan pendidikan). Ketiga poin penting ini akan mempengaruhi seorang
pasien Covid 19 dalam memahami dan mengartikan kondisinya, apakah

18
akan menjadi sebuah bahaya ataukan menjadi sebuah kesempatan yang
dapat dimanfaatkan dan diadaptasi dengan baik terjahadap sebuah kondisi
ketidakpastian terhadap penyakit Covid 19 yang diderita.
b. Appraisal of uncertainty
Menurut teori Mishle dijelaskan bahwa penilaian terhadap sebuah
ketidakpastian terhadap penyakit itu digunakan untuk mengukur dan
menentukan apakah stressor yang seseorang alami itu dianggap sebuah
hal negatif atau sebagai hal yang positif. Jika dianggap hal negatif maka
stressor tersebut adalah sebuah bahaya dan akan menyebabkan dampak
yang negatif juga. Sedangkan jika stressor tersebut dianggap hal yang
positif maka dianggap sebagai sebuah peluang atau kesempatan yang
tentunya akan memberikan dampak yang baik pada seseorang tersebut.
c. Coping with uncertainty
Koping seseorang adalah sebuah usaha fisik dan mental individu
dalam menghadapi sebuah stressor ketidakpastian. Menurut Mishle,
koping seseorang dapat bermacam-macam tergantung bagaimana
seseorang tersebut mengartikan sebuah stressor ketidakpastian terhadap
penyakit itu seperti apa. Jika kondisi itu dianggap sebagai sebuah bahaya,
maka strategi koping yang digunakan akan berubah-ubah karena
kecemasan yang dirasakannya. Sedangkan jika stressor itu dianggap
sebagai sebuah kesempatan, maka individu itu akan mencoba
mempertahankan strategi koping yang dia rasa tepat untuk digunakan
sehingga perasaan ketidakpastian itu akan perlahan dapat dilalui dan
dihilangkan sehingga bisa beradaptasi dengan kondisi yang baru yaitu
kondisi karena penyakitnya.
Dalam kasus yang dicontohkan diatas, strategi koping yang
diterapkan pada pasien Covid 19 di Wuhan sangat dipengaruhi oleh
persepsi seseorang. Persepsi tersebut sangatlah berbeda-beda antara
individu satu dengan yang lain dalam menyingkapi sebuah kondisi
ketidakpastian penyakit Covid 19. Karena berdasarkan temuan
dilapangan, persepsi tiap individu dipengaruhi oleh perbedaan jenis
kelamin, ras, konsep budaya, latar belakang pendidikan, status ekonomi,

19
pemahaman terhadap penyakit, adakah komplikasi atau komorbid
penyakit lain dan sebagainya. Semua itu yang membedakan tingkat
kecemasan dan kepanikan antara pasien Covid 19 satu dengan yang lain.
d. Adaptation of illness
Adaptasi adalah dimaksudkan sebagai sebuah pencapaian dan
penyesuaian terhadap sebuah kondisi yang baru khususnya pada kondisi
sakit yang dapat menyebabkan ketidakpastian pada seorang individu.
Apabila strategi koping seseorang itu efektif, maka adaptasi terhadap
sebuah penyakit akan dicapai (Mishle, 1981). Pada contoh kasus ini
ditemukan permasalahan ketidakpastian terhadap penyakit covid 19
misalnya kekurangpahaman akan konsep penyakit, gambaran penyakit
Covid 19 adalah sebuah penyakit infeksi yang mudah menular, perlakuan
isolasi dan karantina terhadap pasien yang mana semua itu menyebabkan
stress, kecemasan dan rasa takut sehingga memunculkan rasa
ketidakpastian saat sakit. Proses adaptasi yang harus dilakukan adalah
membenahi strategi koping terlebih dahulu sehingga dapat menyesuaikan
terhadap sebuah kondisi yang baru.
Berdasarkan penerapan teori Mishle ini, disimpulkan bahwa masalah
ketidakpastian terhadap penyakit pada pasien Covid 19 di Wuhan ini
dikarenakan oleh perbedaan persepsi dari masing-masing pasien itu sendiri.
Perbedaan persepsi tersebut dipengaruhi banyak faktor, akan tetapi mayoritas
faktor yang mempengaruhi pasien tersebut adalah faktor gender, pendapatan
bulanan keluarga dan juga adanya penyakit komorbid lain yang diderita.
Semua itu yang menyebabkan kecemasan, kepanikan dan rasa takut dari
pasien covid 19, dan hendaknya faktor -faktor tersebut menjadi perhatian
bagi tenaga medis dalam memberikan intervensi yang tepat dan sesuai yang
dibutuhkan oleh para pasien Covid 19.

3.4 Hasil penerapan Uncertainty in Illness Mishle”s theory pada artikel:


Pada artikel ini menggunakan sebuah instrument yang berkiblat dari
teori UIT Mishle yaitu MUIS sebagai alat ukur untuk mengetahui seberapa
parah tingkat ketidakpastian pasien terhadap penyakit yang diderita. Skala

20
ukur yang digunakan mulai dari level rendah hingga tinggi. Instrument MUIS
(Mishle Uncertainty in Illness Scale ini diadaptasi dari teori asli Mishle oleh
tim Ye Zengjie menjadi versi China untuk mengetahui seberapa parah atau
seriusnya tingkat ketidakpastian pasien terhadap penyakit. Instrument MUIS
ini terbagi menjadi tiga dimensi utama ketidakpastian yang jumlah item
keseluruhan ada 20 item yaitu dimensi ambiguity (8 item), lack of clarity (7
item) dan unpredictability (5 item). Total dari seluruh skor akan disimpulkan
menjadi 3 kategori, yaitu level low / rendah (20-46.6), level moderate /
sedang (46.7-73.3) dan level high / tinggi (73.3 -100).
Kesimpulan akhir dari penelitian pada artikel ini ditemukan rata rata
tingkat ketidakpastian terhadap penyakit Covid 19 ini adalah pada level
moderate / sedang, dan faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi ini
adalah faktor gender, masalah pendapatan bulanan keluarga dan juga lamanya
penyakit atau adanya komorbid penyakit lain yang menyertai.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Teori ketidakpastian dalam penyakit atau Uncertainty in Illness Theory (UIT)
merupakan salah satu middle range theory yang didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk menentukan arti dari suatu peristiwa yang
berhubungan dengan penyakit. Pada teori ketidakpastian terdapat tiga konsep
didalamnya yaitu anteseden ketidakpastian, penilaian ketidakpastian, dan
mengatasi ketidakpastian.
4.2 Saran
Berdasarkan teori Mishel pada akhirnya, pengakuan akan pentingnya
ketidakpastian dapat mengubah praktik klinis, diharapkan adanya
pengembangan intervensi keperawatan yang memfasilitasi adaptasi pasien
yang positif terhadap pengalaman penyakitnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work. Philadelphia: Elsevier


Health Sciences
Clayton, Margareth. (2018). Theories of Uncertainty in Illness Margaret F.
Clayton. Springer Publishing Company
Dong, Liang. (2020). Illness uncertainty among patients with COVID-19 in the
Mobile Cabin Hospital. Nursing Open Wiley Journal
Lin Lin. (2012). Validation of the Mishel’s uncertainty in illness
scale-brain tumor form (MUIS-BT). Springer Science+Business Media,
LLC.
Mast, Merle. (1995). Adult Uncertainty in Illness: A Critical Review of Research.
Scholarly Inquiry for Nursing Practice: An International Journal, Vol. 9,
No. 1, 1995
Mishel, M. H. (1988). Uncertainty in illness. Image: Journal of Nursing
Scholarship, 20, 225-232.

23

Anda mungkin juga menyukai