PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan RSUD Sawerigading Kota Palopo harus mampu
membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan
RSUD Sawerigading Kota Palopo tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya
manusia merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai
dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber daya-sumber daya lainnya
yang dimiliki oleh organisasi atau RSUD Sawerigading Kota Palopo.
Keberadaan sumber daya manusia di dalam RSUD Sawerigading Kota
Palopo memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang
besar untuk menjalankan aktivitas RSUD Sawerigading Kota Palopo. Potensi
setiap sumber daya manusia yang ada dalam RSUD Sawerigading Kota Palopo
harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan
hasil yang optimal. Tercapainya tujuan tidak hanya tergantung pada peralatan
modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justeru lebih tergantung
pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu
organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu Perawat nya.
Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja
Perawat, dengan harapan apa yang menjadi tujuan RSUD Sawerigading Kota
Palopo akan tercapai. Dalam meningkatkan kinerja Perawat nya RSUD
Sawerigading Kota Palopo menempuh beberapa cara misalnya melalui
pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui proses-proses
tersebut, Perawat diharapkan akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas
pekerjaan mereka, karena para Perawat telah terbekali oleh pendidikan dan
pelatihan yang tentu berkaitan dengan implementasi kerja mereka. Sedangkan
pemberian kompensasi, lingkungan kerja yang baik serta pemberian motivasi
pada dasarnya adalah hak para Perawat dan merupakan kewajiban dari pihak
RSUD Sawerigading Kota Palopo untuk mendukung kontribusi para Perawat nya
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Jika program kompensasi dirasakan adil dan kompetitif oleh Perawat ,
maka RSUD Sawerigading Kota Palopo akan lebih mudah untuk menarik
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang representatif dijadikan acuan dan pembanding
adalah penelitian yang meneliti mengenai objek kompetensi Perawat yang
mempengaruhi Kinerja Perawat , antara lain:
Rahmatiah, 2013 Pengaruh Kompensasi finansial langsung dan tidak
langsung Terhadap Kinerja Perawat pada PT Bikuit Mujur di Makassar Hasil
analisa data menjelaskan bahwa ada pengaruh Kompensasi finansial langsung
dan tidak langsung Terhadap Kinerja Perawat pada PT Bikuit Mujur di Makassar
dengan menggunakan uji Validitas, uji Reliabilitas dan regresi linear sederhana
dengan hasil temuan penelitian menjelaskan bahwa ada pengaruh antara
Kompensasi finansial langsung dan Non finansial
Masnur, 2012 Pengaruh Kompensasi Kinerja Perawat pada PT Adira
Internasional di Makssar. Hasil analisa data menjelaskan bahwa ada pengaruh
Kompensasi finansial Terhadap Kinerja Perawat pada PT Adira Internasional di
Makssar dengan menggunakan uji Validitas, uji Reliabilitas dan regresi linear
sederhana dengan hasil penelitian ditemukan bahwa ada pengaruh antara
Kompensasi finansial Terhadap Kinerja Perawat
Amir. 2013 Pengaruh Kompensasi Finansial dan Tidak langsung
Terhadap Kinerja Perawat pada PT. Maruki di Makassar Hasil analisa data
menjelaskan bahwa ada Kompensasi finansial langsung dan tidak langsung
Terhadap Kinerja Perawat pada PT. Maruki di Makassar dengan menggunakan
uji Validitas, uji Reliabilitas dan regresi linear sederhana dengan hasil penelitian
menjelaskan bahwa ada pengaruh antara Kompensasi finansial langsung dan
tidak langsung Terhadap Kinerja Perawat
Sufirmanm, 2018 Pengaruh Kompensasi Finansial dan Tidak langsung
Terhadap Kinerja Perawat pada PT. Krisna Finance di Makassar Hasil analisa
data menjelaskan bahwa ada Kompensasi finansial langsung dan tidak langsung
Terhadap Kinerja Perawat pada PT. Krisna Finance di Makassar dengan
menggunakan uji Validitas, uji Reliabilitas dan regresi linear sederhana dengan
hasil penelitian menjelaskan ditemukan bahwa ada pengaruh antara
Kompensasi finansial Terhadap Kinerja Perawat .
5
B. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
Pengertian kompensasi menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2011: 74)
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak
langsung yang diterima Perawat sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada RSUD Sawerigading Kota Palopo. Menurut Tulus dalam Jurnal Bahrul
Yaman (2010: 7) kompensasi atau balas jasa didefinisikan sebagai pemberian
penghargaan langsung maupun tidak langsung, financial maupun non-
finansial yang adil dan layak kepada Perawat atas sumbangan mereka dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Kompensasi merupakan sebuah komponen penting dalam hubungannya
dengan Perawat . Kompensasi sangat dipengaruhi faktor-faktor internal dan
eksternal RSUD Sawerigading Kota Palopo. Kompensasi sangat dipengaruhi
oleh tekanan faktor-faktor pasar kerja, posisi rebut tawar kolektif, peraturan
pemerintah, filosofi manajemen puncak tentang pembayaran dan manfaat
termasuk tentang kompensasi internasional (Mangkuprawira, 2015: 89).
Menurut Davis dan Werther dalam Mangkuprawira (2006: 91)
merupakan sesuatu yang diterima Perawat sebagai penukar dari kontribusi
jasa mereka pada RSUD Sawerigading Kota Palopo. Jika dikelola dengan
baik, kompensasi membantu RSUD Sawerigading Kota Palopo mencapai
tujuan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga Perawat dengan baik.
Sebaliknya tanpa kompensasi yang cukup, Perawat yang ada sangat
mungkin untuk meninggalkan RSUD Sawerigading Kota Palopo dan untuk
melakukan penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan
dalam pembayaran bisa jadi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-
keluhan, penyebab mogok kerja, yang mengarah pada tindakan fisik dan
psikologis, seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran dan perputaran
Perawat , yang pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan jiwa Perawat
yang parah. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran, juga akan
menyebabkan RSUD Sawerigading Kota Palopo dan individual berkurang
daya kompetisinya dan menyebabkan kegelisahan, perasaan bersalah, dan
suasana yang tidak nyaman di kalangan Perawat .
Kompensasi merupakan faktor utama dalam ke Perawat . Kebijakan ke
Perawat an banyak berhubungan dengan pertimbangan untuk menentukan
6
satu atau lebih kebutuhan individual. Adapun dua jenis reward tersebut
adalah:
a. Ekstrinsik kompensasi, yang memuaskan kebutuhan dasar untuk survival
dan security dan juga kebutuhan sosial dan pengakuan. Pemuasan ini
diperoleh ari faktor-faktor yang ada di sekeliling para Perawat di sekitar
pekerjaannya, misalnya : upah, pengawasan, co worker dan keadaan kerja.
b. Intrinsik kompensasi, yang memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
tingkatannya, misalnya untuk kebanggaan, penghargaan, serta
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat diperoleh dari faktor-faktor
yang melekat dalam pekerjaan Perawat itu, seperti tantangan Perawat
atau interest suatu pekerjaan yang diberikan, tingkatan keragaman/variasi
dalam pekerjaan, adanya umpan balik, dan otoritas pengambilan
keputusan dalam pekerjaan serta signifikansi makna pekerjaan bagi nilai-
nilai organisasional.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para Perawat sebagai
balas jasa untuk kerja mereka Handoko (2003: 114-118). Jadi melalui
kompensasi tersebut Perawat dapat meningkatkan Kinerja Perawat , motivasi
dan kepuasan kerja serta meningkatkan kebutuhan hidupnya. Masalah
kompensasi bukan hanya penting karena merupakan dorongan utama
seseorang menjadi Perawat , tapi juga besar pengaruh terhadap semangat
dan kegairahan kerja para Perawat . Dengan demikian maka setiap badan
usaha harus dapat menetapkan kompensasi yang paling tepat, sehingga
dapat menopang mencapai tujuan badan usaha secara lebih efektif dan lebih
efisien. Seberapa besar kompensasi diberikan harus sedemikian rupa
sehingga mampu mengikat para Perawat . Hal ini adalah sangat penting
sebab bila komponen yang diberikan kepada para Perawat terlalu kecil bila
dibandingkan badan usaha lain, maka hal ini dapat menyebabkan Perawat
pindah ke badan usaha yang lain. Dalam perkembangannya sistem
kompensasi sendiri mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
a. Upah dasar (based pay), merupakan komponen upah dasar bagi
kebanyakan Perawat , dan pada umumnya berdasarkan hitungan waktu,
seperti jam, hari, minggu, bulan atau per tahun.
16
baik. Sebaliknya, suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan
prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan
banyak terjadi konflik akan memberi dampak negatif yang mengakibatkan
kemerosotan pada kinerja seseorang.
Indikator untuk mengukur kinerja Perawat secara individu ada enam
indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):
1. Kualitas kerja diukur dari persepsi Perawat terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan
Perawat.
2. Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga,
uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil
dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
Menurut Swietenia (2009 : 27) manfaat Kinerja Perawat antara lain
adalah untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, untuk
menentukan target atau sasaran yang nyata, lalu untuk pertukaran informasi
antara tenaga kerja dan manajemen yang berhubungan terhadap masalah-
masalah yang berkaitan.
Berikut ini adalah beberapa pengertian kinerja oleh beberapa pakar
yang dikutip oleh Waridin (2011 : 30) yaitu:
a. Menurut Winardi (1992 : 56) kinerja merupakan konsep yang bersifat
universal yang merupakan efektivitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi dan bagian Perawat nya berdasar standar dan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan
oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia
dalam memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi
untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan
tindakan dan hasil yang diinginkan.
19
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang
sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Perawat
menginginkan dan memerlukan balikan berkenan dengan prestasi mereka
dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan balikan kepada
mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan
kesempatan untuk meninjau kemajuan Perawat dan untuk menyusun
rencana peningkatan kinerja. Penilaian kinerja merupakan upaya
membandingkan prestasi aktual Perawat dengan kinerja dengan yang
diharapkan darinya. Dalam penilaian Kinerja Perawat tidak hanya menilai
hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang
menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan,
kedisiplinan, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan
level pekerjaan yang dijabatnya.
Ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer, yaitu:
a. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan
penerimaan/keluaran.
b. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi
c. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan
atau perbaikan.
d. Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat
dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu.
e. Komunikasi, meliputi: hubungan antar Perawat maupun dengan pimpinan,
media komunikasi.
Pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan
mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan
sesuai tujuan yang telah ditetapkan, penilaian kinerja juga merupakan
proses mengevaluasi dan menilai Kinerja Perawat di waktu yang lalu atau
untuk memprediksi kinerja di waktu yang akan datang dalam suatu
organisasi. (Handoko, 2012)
Kinerja Perawat pada dasarnya adalah hasil kerja Perawat selama
periode tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target/ sasaran
yang telah disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap
22
E. Kerangka Pikir
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pikir
25
Kompesasi (X)
(Kismono, 2011)
Kinerja
(Y)
(Robbins 2006)
Rekomendasi
F. Hipotesis
26
BAB III
METODE PENELITIAN
27
variabel. Bila pada uji validitas instrumen ditemukan sebuah komponen yang
tidak valid, dapat dikatakan bahwa komponen tersebut tidak konsisten dengan
komponen-komponen yang lain untuk mendukung sebuah konsep.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata
lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur gejala yang sama.
Uji reliabilitas instrumen penelitian ini menghasilkan alpha yang telah
dibakukan (standardized item alpha) dan nilai alpha ini harus lebih besar dari
reliabilitas yang diijinkan. Dalam penelitian ini, peneliti menguji reliabilitas
dengan SPSS versi 18.0.
2.Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana, untuk mengetahui pengaruh Kompensasi
tehadap kinerja kerja Perawat pada RSUD Sawerigading Kota Palopo. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas yaitu Kompensasi
terhadap Kinerja Perawat pada RSUD Sawerigading Kota Palopo dengan
menggunakan analisis regresi sederhana dengan model sebagai berikut:
(Supranto, 2011: 189)
Y = a + ßX + e
Dimana :
Y = Kinerja Perawat
a = Konstanta
ß = Koefisien regresi dari variabel X
X = Kompensasi
e = Faktor Kesalahan
BAB IV
tahun 1920. salah satu bangunan bersejarah yang ada dibekas pusat
masa pemerintahan Bupati Luwu, Drs. Abdullah Suara (Alm). Pada tahun
sudah tidak layak lagi dipergunakan untuk sebuah RS. Karena itu, banyak
peninggalan bersejarah.
9
Ibukota Kabupaten Luwu mengalami perubahan status menjadi kota otonom
Palopo ini pun beralih induk, dari Pemerintah Kabupaten Luwu ke Pemerintah
b. Lantai 1 dengan luas bangunan yaitu 138 m2, 1 gedung yang terdiri
dari :
1) Apotik
2) Kamar kartu
3) Ruang tunggu
4) Medical record
6) Poliklinik syaraf
7) Poliklinik mata
9) Poliklinik anak
4. Taman = 108,5 m2
Dengan luas areal seperti di atas, ditambah dengan koneksi bangunan serta
Sawerigading Palopo saat ini sudah tidak memenuhi lagi standar kelayakan
untuk sebuah RS kelas C, untuk itu perlu dilakukan relokasi dengan alasan
sebagai berikut :
34
4. Jarak antara Kota Palopo dengan pusat rujukan regional provinsi yaitu
378 km yang ditempuh dengan kendaraan roda empat sekitar 6-7 jam,
B. Keadaan Geografis
Belanda tahun 1920 dengan menempati tanah seluas 10.040 m2, dengan
1. Fasilitas Pelayanan
1) VIP I A
2) VIP II A
3) VIP IIIA
4) VIP I B
5) VIP IIBB
6) VIP III B
7) VIP IV B
1) Pelayanan 24 jam
6) Ruang observasi
yaitu :
1) Spesialis bedah
2) Spesialis anak
3) Spesialis obgyn
5) Spesialis THT
8) Spesialis mata
1) 1 buah ruang OK
2) Peralatan sederhana
37
3) AC spilit
2) Peralatan kebidanan
1) Peralatan radiologi
2) Peralatan laboratorium
3) Peralatan fisioterapi
4) Peralatan gizi
1) Telepon : 3 unit
2) PABX : 12 line
3) Radio telekomunikasi : -
a. Ruang sterilisasi
b. Instalasi radiologi
e. Instalasi laboratorium
f. Instalasi gizi
h. Laundry
D. Ketenagaan
1. Tenaga medis
2. Tenaga keperawatan
a. Akper : 93 orang
d. SI Keperawatan : 1 orang
a. SKM : 2 orang
c. SMEA : 2 orang
d. SMU : 4 orang
e. PGA : 1 orang
f. SMP : 2 orang
g. SD : 2 orang
a. AKNES : 2 orang
b. ATRO : 5 orang
40
c. ARO : 1 orang
f. AKFIS : 4 orang
g. ATEM : 1 orang
h. APOTEKER : 1 orang
j. SPAG : 1 orang
l. SMAK : 4 orang
m. SPRG : 1 orang
n. SPK / F : 1 orang
p. D3 Farmasi : 2 orang
BAB V
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden Prosentase
Laki-laki 35 64.81
Perempuan 19 35.19
Jumlah 54 100
Sumber : Olahan Data Primer, 2018
sebagai berikut :
berikut:
Tabel 4.
Tanggapan responden mengenai Kompensasi langsung
Jawaban Responden
Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
No Indikator Setuju Setuju Setuju tidak
Setuju
Gaji yang 30 24
diterima selalu
1 sesuai dengan (55.56%) (44,44%) - - -
program yang
seharusnya
Insentif yang 28 26 - - -
diterima sudah
2 sesuai dengan (51.85%) (48.15 %)
sistim yang
wajar dan adil
Insentif yang - - 37 15 2
diberikan tidak
3 memadai atau (68.52 %) (27.78 %) (3.70 %)
kurang tepat
Setiap tahunnya 34 19 1
mendapatkan
4 tunjangan hari (62.95 %) (35.19 %) (1.86%) - -
raya
sudah sesuai dengan sistem yang wajar dan adil, dari 54 responden 28
3. Kinerja Perawat
diri bahwa kehidupan hari adalah lebih baik dari hari kemarin. Untuk
Tabel 7.
Tanggapan responden mengenai Kinerja
Jawaban Responden
Indikator
Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat
No Setuju Setuju Setuju tidak
Setuju
Selalu berusaha 25 28 1
untuk (46.30 %) (51.85 %) (1.85%) -
memaksimalkan -
1
hasil peker jaan
yang dilakukan
Dalam melakukan 19 34 1 - -
tugas atau
pekerjaan selalu (35.19 %) (62.96 %) (1.85%)
2
ber orientasi pada
keberhasilan
Tingkat pendidikan 23 31
& kete rampilan
membantu dalam (42.59 %) (57.41 %) - - -
3
menyelesaikan
setiap pekerjaan
Selalu berusaha 22 32
untuk ber
konsentrasi dalam (40.74 %) (59.26 %) - - -
4
bekerja
Biasanya bekerja 19 34 1
sesuai dengan
target yang telah (35.19 %) (62.96 %) (1.85%) - -
5
ditentukan
menyatakan setuju.
4. Uji Statistik
sebagai berikut :
Y = -1.236 + 0.487X
47
sebagai berikut :
langsung dan tidak langsung atau sama dengan nol, maka kinerja
B. Pembahasan
berpengaruh signifikan karena nilai sig 0.000 < 0.05. Ini berarti bahwa
Kota Palopo.
selayaknya bekerja dengan baik. Hal ini seseuai dengan indikator gaji
setuju yang berarti insentif yang diterima Perawat harus sesuai dengan
oleh Perawat sudah sesuai apa yang telah dikerjakannya. Dan indikator
ditetapkan.
3.572, dan yang terakhir kompensasi tidak langsung dengan hasil uji t
BAB VI
A. Simpulan
parsial, maka pada akhir skripsi ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
B. Saran
berikut :
kinerja Perawat.
dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Melayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mondy, R.Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1 Edisi 10.
Jakarta: Erlangga.
Sinungan, Muchdar Syam, 2003, Kinerja Perawat Apa dan Bagaimana, Edisi
Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.
Supranto, J., 2011. Pengantar Propabilita dan Statistik Induktif, Jilid 1 dan 2,
Penerbit Erlangga, Jakarta,.
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................2
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................2
II Tinjauan Pustaka .....................................................................................3
A. Penelitian Terdahulu……………………………………………………… 3
B. Kompensasi .........................................................................................5
C. Kinerja..................................................................................................17
D. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Perawat ..............................22
E. Kerangka Pikir......................................................................................24
F. Hipotesis ..............................................................................................24
III METODE PENELITIAN ............................................................................24
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................25
B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................25
C. Populasi dan Sampel ...........................................................................25
D. Metode Pengumpulan Data..................................................................26
E. Metode Analisis Data ...........................................................................27
F. Definisi Operasional .............................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
56
HESTI
14.023.61.201.407
Fakultas : Ekonomi
Palopo.................................
Pembimbing I Pembimbing II