Abstrak
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Sartika Asih Bandung penulis
menemukan permasalahan yaitu masih adanya ketidaklengkapan dalam pengisian informed consent pada bulan
januari 2021 sebesar 75,04% yang diisi dengan lengkap dan 24,96 yang diisi dengan tidak lengkap. Pada
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan metode kuantitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian
menunjukan ketidaklengkapan informed consent pada bulan Oktober- Desember 2020 sebanyak 37 formulir atau
sebesar 18,16% yang tidak diisi dengan lengkap dan sebanyak 169 formulir atau sebesar 81,84% yang diisi
dengan lengkap. Penilaian Akreditasi Standar HPK 5.2 di Rumah Sakit Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung
pada Elemen penilaian 1,2,3, dan E.P mendapat skor 10 (terpenuhi lengkap). Saran yang diajukan penulis
diantaranya adalah: Instalasi rekam medis melaporkan secara rutin kepada kepala rumah sakit dan unit terkait
tentang kelengkapan pengisian informed consent, diadakannya sosialisasi/pertemuan secara rutin dan terjadwal
oleh pihak terkait mengenai pentingnya pengisian formulir informed consent, diusahakan agar setiap dokter atau
perawat di unit bedah lebih proaktif apabila menemukan formulir informed consent yang belum dilengkapi dan
pihak rumah sakit mengadakan petugas khusus di ruang operasi untuk melakukan pemeriksaan akhir kelengkapan
pengisian informed consent sebelum pasien dilakukan Tindakan
setuju dari pasien yang diberikan dengan bebas dan 1. Menelaah kelengkapan data sosial pasien
rasional, sesudah mendapatkan informasi dari dokter (demografi).
dan sudah dimengerti olehnya (Guwandi 2006:128). 2. Menelaah kelengkapan bukti rekaman yang ada.
Formulir informed consent harus diisi secara lengkap 3. Menelaah tanda bukti keabsahan rekaman dari
apabila tidak lengkap maka informasi yang di tenaga kesehatan maupun tenaga lain yang
dalamnya akan menjadi tidak tepat, tidak akurat, terlibat dalam pelayanan kepada pasien maupun
dan tidak legal. tenaga lain yang telibat dalam pelayanan kepada
Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan pasien sehingga informasi dapat
untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap dipertanggungjawabkan secara hukum.
standar akreditasi. Standar Nasional Akreditasi 4. Menelaah tata cara mencatat (administratif) yang
Rumah Sakit merupakan standar akreditasi baru meliputi adanya tanggal, keterangan waktu,
yang bersifat nasional dan diberlakukan nasional di menulis pada baris yang tepat sertamenetapkan
Indonesia. Disebut dengan Edisi 1 karena di secara koreksi yang benar, keempat unsur ini
Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar merupakan hal yang penting sering disepelekan
nasional untuk akreditasi rumah sakit. dalam pencatatan sehingga pelaksanaannya
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Rumah diidentikan dengan tingkat kedisiplinan pengisi
Sakit Bhayangkara TK.II Sartika Asih Bandung, rekaman.
penulis menemukan permasalahan yaitu, masih D. Konsep Akreditasi SNARS
adanya ketidaklengkapan dalam pengisian formulir Menurut Pedoman Standar Nasional Akreditasi
informed consent pada bulan Januari 2021 yaitu: Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 Agustus Tahun 2017,
terdapat 46 formulir atau sebesar 75,04% informed Akreditasi Rumah Sakit merupakan sebuah proses
consent yang diisi dengan lengkap dan sebanyak 15 penilaian dan penetapan kelayakan rumah sakit
formulir atau sebesar 24,96% informed consent berdasarkan standar pelayanan yang telah
yang diisi dengan tidak lengkap. ditetapkan oleh lembaga independen akreditasi
Informed consent merupakan salah satu elemen kementrian kesehatan, akreditasi rumah sakit di
penilaian hak pasien dan keluarga (HPK) yang akan Indonesia dilaksanakan untuk menilai kepatuhan
dinilai oleh surveior SNARS edisi 1, jika tidak sesuai rumah sakit terhadap standar Akreditasi.
dengan HPK 5.2 maka akan menghambat proses Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
akreditasi rumah sakit kanan. (SNARS) Edisi 1 merupakan standar akreditasi baru
yang bersifat nasional dan diberlakukan secara
II. LANDASAN TEORI nasional di Indonesia. Disebut dengan Edisi 1 karena
A. Konsep Informed Consnent di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik nasional untuk akreditasi rumah sakit.
Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 E. Konsep Rumah Sakit
informed consent adalah persetujuan tindakan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
terdekat setelah mendapat penjelasan secara kesehatan perorangan secara paripurna yang
lengkap mengenai tindakan kedokteran dan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien gawat darurat. Rumah sakit juga merupakan tempat
B. Konsep Rekam Medis penyelenggaraan upaya kesehatan dengan
Menurut Undang-Undang No 29 Tahun 2004, memberdayakan berbagai kesatuan personal terlatih
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
pengobatan, tindakan, dan pelayan lain yang telah kesehatan yang baik (UU RI No. 44 Tahun 2009
diberikan kepada pasien. Yang dimaksud petugas tentang Rumah Sakit).
adalah dokter atau dokter gigi, dan tenaga
kesehatan lain (perawat) yang memberikan III. METODE PENELITIAN
pelayanan langsung kepada pasien. Pada penelitian ini, metode penelitian yang
C. Konsep Kelengkapan digunakan adalah metode penelitian deskriptif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi dengan pendekatan metode kuantitatif, yaitu hasil
kelima (2016) kelengkapan adalah “perihal, lengkap, penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
kegenapan, kekompletan, segala yang sudah diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang
dilengkapkan. dilakukan adala penelitian yang menekankan
Analisis kuantitatif adalah analisis yang ditujukan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan
kepada jumlah lembaran-lembaran rekam medis menggunakan metode penelitian ini akan diketahui
sesuai dengan lamanya perawatan meliputi hubungan yang signifikan antara variabel yang
kelengkapan lembar medis dan penunjang medis diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. (Dirjen memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Yanmed, 2006:79)
Dalam metode ini Analisis Kuantitatif dititik
beratkan pada 4 (empat) kriteria yaitu:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rata-rata
1. Kelengkapan pengisian formulir informed ketidaklengkapan pengisian informed consent
consent di Rumah Sakit Bhayangkara TK.II sebanyak pada bulan Oktober- Desember tahun
Sartika Asih Bandung 2020 sebanyak 37 formulir ataupun sebesar 18,16%
a. SPO dan kelengkapan pengisian sebanyak 169 formulir
Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Sartika Asih ataupun sebesar 81,84%.
Bandung sudah memiliki Standar Prosedur
Operasional yang diterbitkan pada tanggal 1 c. Sumber Daya Manusia (SDM) Petugas Pemberi
Januari 2020 dan telah ditandatangani oleh Informasi Informed Consent
Kepala Rumah Sakit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
b. Kelengkapan formulir informed consent penulis jumlah petugas kesehatan yang berwenang
memberikan informasi mengenaii pengisian formulir
Tabel 1. Jumlah Kelengkapan Formulir Informed informed consent dapat dilihat pada tabel dibawah
Consent bulan Oktober 2020 ini:
Jumlah
No Kriteria %
Formulir Tabel 5. Petugas Kesehatan Ruang Bedah
1 Lengkap 57 82,28% Jumlah
NO Petugas Kesehatan
2 Tidak Lengkap 12 17,72% SDM
Jumlah 69 100% 1 Dokter Bedah 5 Orang
2 Perawat Bedah 1 Orang
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rata-rata Jumlah 6
ketidaklengkapan pengisian informed consent pada Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah
bulan Oktober 2020 sebanyak 12 formulir ataupun petugas kesehatan yang ada di ruang bedah yaitu
sebesar 17,72% dan kelengkapan pengisian sebanyak 5 dokter bedah dan 1 perawat bedah.
sebanyak 57 formulir ataupun sebesar 82,28%.
2. Penilaian Akreditasi Standar HPK 5.2 di Rumah
Tabel 2. Jumlah Kelengkapan Formulir Informed Sakit Bhayangkara TK.II Sartika Asih Bandung
Consent bulan November 2020
Jumlah Tabel 6. Penilaian Standar HPK 5.2 di Rumah
No Kriteria %
Formulir Sakit Bhayangkara TK.II Sartika Asih Bandung
1 Lengkap 56 79,94% Sko
2 Tidak Lengkap 14 20,06% Dokumen
Elemen Penilaian HPK r Sko
Jumlah 70 100% Pendukun
5.2 Ide r
g
al
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rata-rata Ada regulasi tentang SPO
ketidaklengkapan pengisian informed consent pada memperoleh informed 10 10 Informed
bulan November 2020 sebanyak 14 formulir ataupun consent Consent
sebesar 20,06% dan kelengkapan pengisian Jumlah
sebanyak 56 formulir ataupun sebesar 79,94%. Ada bukti kelengkap
Pelaksanaan tentang an formulir
Tabel 3. Jumlah Kelengkapan Formulir Informed Informed consent 10 10 informed
Consent bulan Desember 2020 tindakan operasi atau consent
Jumlah prosedur bedah sebesar
No Kriteria %
Formulir 81,84%
1 Lengkap 56 83,38% Rumah sakit
2 Tidak Lengkap 11 16,62% menyusun daftar
Jumlah 67 100% semua Terdapat
pengobatan/tindakan/ di SPO
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat rata-rata prosedur yang
10 10 informed
ketidaklengkapan pengisian informed consent memerlukan consent
sebanyak pada bulan Desember 2020 sebanyak persetujuan khusus
ataupun sebesar 16,62% dan kelengkapan (informed consent)
pengisian sebanyak 56 ataupun sebesar 83,38%. Jumlah
Ada identitas DPJP
kelengkap
Tabel 4. Jumlah Kelengkapan Formulir Informed dan petugas yang
an variabel
Consent bulan Oktober - Desember 2020 terlibat dalam
nama
pemberian
Jumlah 10 10 dokter
No Kriteria % informed consent
Formulir pelaksana
kepada pasien dan
1 Lengkap 169 81,84% tindakan
keluarga dicatat di
2 Tidak Lengkap 37 18,16% sebesar
rekam medis pasien.
Jumlah 206 100% 95.15%