Anda di halaman 1dari 34

WRAP UP

SKENARIO 1
DOKTER KELUARGA

Kelompok B – 8

Ketua : Muhammad Bayhaqi Rachman 1102015143


Sekretaris : Raudina Fisabila Martadipura 1102015191
Anggota : Muhammad Hidayat 1102015147
Putri Indah Fauzani 1102015182
Samira 1102015215
Shabrina Radyaning Windria 1102015220
Shifa Kaunan Nathasia 1102015223
Siti Sarah Novianti Musthafa 1102015229
Tri Cynthia Yupa 1102014268

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 021-4244574 Fax. 021-4244574
DAFTAR ISI
SKENARIO ............................................................................................................ 3
PERTANYAAN...................................................................................................... 4
JAWABAN ............................................................................................................. 4
HIPOTESIS ............................................................................................................ 6
SASARAN BELAJAR ........................................................................................... 7
HASIL SASARAN BELAJAR ............................................................................. 8
1.1 Memahami dan menjelaskan definisi dokter keluarga .............................. 8
1.2 Memahami dan menjelaskan latar belakang program dokter keluarga ..... 9
1.3 Memahami dan menjelaskan prinsip dokter keluarga ............................. 11
1.4 Memahami dan menjelaskan peran dokter keluarga ............................... 13
1.5 Memahami dan menjelaskan kompetensi dokter keluarga ..................... 15
1.6 Memahami dan menjelaskan standar pelayanan dokter keluarga ........... 19
1.7 Perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum ................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

SKENARIO
DOKTER KELUARGA
Seorang perempuan berumur 45 tahun datang ke klinik Pratama untuk
berobat penyakit darah tinggi yang sudah 5 tahun dideritanya. Pasien datang ke
klinik atas sarahn temannya.

Menurut temannya, klinik Pratama pelayanannya sangat bagus, baik cara


pendekatannya maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang
berpraktek di klinik ini adlaah dokter keluarga yang agak berbeda dengan dokter
umum biasa.

Masih menurut temannya dokter keluarga ini tidak hanya mengobati pasien
di klinik, tapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah, penyuluhan
kesehatan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik tersebut.
PERTANYAAN

1. Apa keuntungan berobat dengan dokter keluarga?


2. Apa perbedaan dokter umum dengan dokter keluarga?
3. Program apa saja yang dilakukan oleh dokter keluarga?
4. Bagaimana peran dokter keluarga dalam sistem kesehatan?
5. Apa saja prinsip dokter keluarga?
6. Apa fungsi dokter keluarga?
7. Apa saja kriteria pasien yang membutuhan kunjungan rumah?
8. Apa perbedaan antara penyuluhan dengan pembinaan?

JAWABAN
1. Keuntungan berobat dengan dokter keluarga adalah pemberian layanan
kesehatan oleh dokter keluarga lebih prima kepada pasien beserta keluarganya,
hubungan yang terjalin antara dokter dengan pasien lebih baik, pelayanan
berkesinambungan sepanjang hayat serta intervensi yang diberikan lebih
banyak dengan cakupan yang lebih luas.
2. Dokter umum memiliki cakupan terbatas dan pelayanan sesuai dengan
keluhan. Dokter keluarga memiliki cakupan yang lebih luas dan menyeluruh
melalui program promotif, preventif, rehabilitatif dan kuratif, memiliki
hubungan yang tidak terputus setelah pasien selesai pengobatan.
3. Program kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.
4. Peran dokter keluarga dalam sistem kesehatan adalah five star doctor, yaitu
manager, community leader, care provider, decision maker, communicator.
5. Prinsip dokter keluarga adalah memberikan pelayanan kesehatan secara
komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan.
6. Fungsi dokter keluarga adalah untuk menyelenggarakan layanan primer saat
pasien sehat maupun sakit, mendiagnosis serta membina keluarga, bertindak
sebagai mitra dengan keluarga serta melakukan penelitian untuk menambah
ilmu pengetahuan.
7. Pasien yang membutuhkan pelayanan lebih lanjut serta pasien terminal.
8. Penyuluhan adalah pemberian informasi yang diketahui kepada masyarakat
yang membutuhkan, sedangkan pembinaan adalah kegiatan mengawasi
masyarakat yang sudah diberikan informasi.
HIPOTESIS

Peran dokter keluarga dalam sistem kesehatan adalah five star doctor, dan
dijalankan memalui program kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.
Dalam menjalankan tugasnya dokter keluarga memiliki perbedaan dengan dokter
umum yaitu memiliki cakupan lebih luas dan menyeluruh, memberikan pelayanan
kepada pasien dan keluarga baik sehat maupun sakit serta memiliki hubungan tidak
terputus dengan pasien setelah berobat melalui program kesehatan pelayanan
kesehatan secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan.
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan menjelaskan Dokter keluarga
1.1. Memahami dan menjelaskan definisi dokter keluarga
1.2. Memahami dan menjelaskan latar belakang program dokter keluarga
1.3. Memahami dan menjelaskan prinsip dokter keluarga
1.4. Memahami dan menjelaskan peran dokter keluarga
1.5. Memahami dan menjelaskan kompetensi dokter keluarga
1.6. Memahami dan menjelaskan standar pelayanan dokter keluarga
1.7. Perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum
HASIL SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan menjelaskan dokter keluarga
1.1 Memahami dan menjelaskan definisi dokter keluarga
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang
profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui
pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk
menjalankan praktek dokter keluarga (IKK FKUI, 1996).
Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu,
berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasiennya sebagai anggota
satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi masalah
kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai koordinator dalam
konsultasi dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai (AAFP, IDI, Singapura).
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya
menggunakan pendekatan kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu
prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan
yang bersifat primer artinya hanya melayani sebatas dokter pelayanan primer, lalu
komprehensif artinya dokter keluarga sebagai dokter praktek umum melayani 4 ranah
pelayanan yaitu preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat
adalah kontinyu, ini yang sering dilupakan para dokter prakter umum padahal hal
tersebut sangat penting, the continuity of care, atau kesinambungan pelayanan.
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis
kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan
dokter keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan
pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan
sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap,
diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta
pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis
kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family
Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).
Pengertian dokter keluarga sendiri menurut PDKI/ Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem
pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang
dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, usia, dan jenis kelamin yang dapat
dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik,
bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan
lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang
mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional,
hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas
kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.

1.2 Memahami dan menjelaskan latar belakang program dokter keluarga


PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok
Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah
IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada
tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada
tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres
Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter
Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat. Pada
tahun 2003, dalam Kongres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan
profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai
kolegium yang berfungsi. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan
Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke Ikatan Dokter
Indonesia dan Masyarakat Kestabilan dan Kendali Indonesia (MKKI).

Dokter Keluarga di Indonesia


Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah
dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter
Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi
dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini
sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di
Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran
ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada
tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional
dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic
Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia
adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi
juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 masalah pokok pelayanan kesehatan
lain yakni:
a. Pendayagunaan dokter pasca PTT
b. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
c. Menghadapi era globalisasi

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga


dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa
fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya
untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan
dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa “family medicine” selayaknya
diintegrasikan dalam pendidikan “community medicine“ karena kedekatannya. Akan
masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan
kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya
wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang
saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter
keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan
bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program
dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan
diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil
rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-
Depkes) meliputi empat paket, yaitu :

Paket A: Pengenalan konsep kedokteran keluarga,


Paket B: Manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C: Ketrampilan klinik praktis,
Paket D: Pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan usia

1.3 Memahami dan menjelaskan prinsip dokter keluarga


Prinsip pelayanan dokter keluarga adalah sebagai berikut :
1. Dokter kontak pertama (first contact)
Dokter Keluarga adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang pertama
kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya

2. Layanan bersifat pribadi (personal care)


Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan
mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga

3. Pelayanan paripurna (comprehensive)


Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi
dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.

4. Pelayanan bersinambungan (continuous care)


Pelayanan dokter keluarga berpusat pada orangnya (pasient-centered) bukan
pada penyakitnya(diseases-centered)

5. Mengutamakan pencegahan (prevention first)


Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh DK
dilaksanakan sedini mungkin
6. Koordinasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasien dokter keluarga perlu berkonsultasi
dengan disiplin ilmulainnya

7. Kolaborasi
Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetensinya,
dokter keluarga bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada
pihak lain yang berkompeten

8. Family oriented
Dalam mengatasi masalah dokter keluarga mempertimbangkan konteks
keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya

9. Community oriented
Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap
memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan
sebaliknya(Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, 2009)

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu:


a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Dokter berperan sebagai care provider, yang mempertimbangkan pasien secara
holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan)
dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam
jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang
saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif
yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.

b. Communicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)


Dokter berperan sebagai communicator, yang mampu memperkenalkan pola
hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien
dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri
serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien
dan komunitasnya.
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Dokter melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik.
d. Manager
Dokter dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di
dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi
dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana.

e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)


Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyerahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya,
memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan
atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat.

1.4 Memahami dan menjelaskan peran dokter keluarga


Secara ringkas, yang dimaksud dengan dokter keluarga ialah dokter yang
memberikan pelayanan kesehatan dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:
1. Pelayanan kesehatan lini pertama Artinya memberikan pelayanan pada strata
primer, yaitu ditengah-tengah pemukiman masyarakat sehingga mudah dicapai.
Setiap keluarga sebaiknya mempunyai dokter keluarga yang dapat mereka
hubungi bila memerlukan pertolongan kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan/medis yang bersifat umum Artinya memberikan pelayanan
untuk masalah kesehatan atau penyakit yang tergolong umum dan bukan
spesialistik. Pelayanan dokter yang bersifat umum juga dikenal dengan istilah
berobat jalan walaupun kadang- kadang dapat pula diberikan di rumah untuk
kasus tertentu misalnya pasien yang sulit berjalan.
3. Bersifat holistik dan komprehensif Holistik artinya tidak dibatasi pada masalah
biomedis pasien saja, tetapi juga dengan melihat latar belakang sosial-budaya
pasien yang mungkin berkaitan dengan penyakitnya. Misalnya, banyak penyakit
didapat dari pekerjaannya seperti nyeri otot dan tulang, radang saluran napas,
radang kulit atau kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak ditangani secara holistik
dan hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan benar-
benar berhasil disembuhkan. Komprehensif artinya tidak hanya terbatas pada
pelayanan pengobatan atau kuratif saja, tetapi meliputi aspek lainnya mulai dari
promotif-preventif hingga rehabilitatif. Misalnya, konseling, edukasi kesehatan,
imunisasi, KB, medical check-up, perawatan pasca RS dan rehabilitasi medik.
4. Pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan Artinya, pelayanan kesehatan
dilakukan terus menerus kepada pasien maupun keluarganya guna memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain, hubungan dokter-pasien
yang lebih kontinu atau sebagai dokter langganan. Hubungan yang berke-
sinambungan itu menguntungkan karena menjadi lebih saling kenal dan lebih
akrab sehingga memudahkan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan
pasien/keluarga tersebut.
5. Pendekatan Keluarga Artinya, lebih menekankan keluarga sebagai unit sasaran
pelayanan kesehatan daripada perorangan. Pasien umumnya merupakan anggota
sebuah keluarga yaitu sebagai suami, isteri atau anak. Pendekatan keluarga.
mempunyai berbagai keuntungan terutama untuk dukungan yang diperlukan
guna mengatasi masalah kesehatan. Misalnya seorang anak akan banyak
memerlukan pengertian dan dukungan orang tuanya. Suami yang menderita
hipertensi perlu dukungan isteri dan anaknya. Isteri yang sedang hamil, perlu
dukungan suaminya dan banyak lagi contoh lain.
Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak
macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan
praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan
perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua
pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek
dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat
inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien


dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan
perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan
oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien


di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan
pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan
bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah
berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit
tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat
sendiri pasiennya di rumah sakit.

1.5 Memahami dan menjelaskan kompetensi dokter keluarga


Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul “STANDAR
KOMPETENSI DOKTER” yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi:
1. Area Komunikasi efektif
mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan
pasien semua usia, anggota keluarga, teman sejawat, masyarakat dan profesi lain.
2. Area Keterampilan Klinis
melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan
kebutuhan pasien dan kewenangannya.
3. Area landasan Ilmiah Ilmu kedokteran
Mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan
secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat
hasil yang optimum.
4. Area Pengolahan Masalah Kesehatan
Mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam
konteks pelayanan kesehatan primer.
5. Area Pengelolaan Informasi
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil
keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. Area Mawas diri dan Pengembangan Diri
Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan
keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan
kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar
sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan
profesi secara sinambung.
7. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
Berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek
medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan
pasien(IDI, 2007).

Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun


2003 :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu (bayi baru
lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia)

2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif


a. Memahami epidemiologi penyakit
b. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
c. Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
d. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
e. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
f. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta
penyuluhan gizi
g. Memahami pokok masalah perkembangan normal
h. Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
i. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila
diperlukan
j. Menyelenggarakan layanan paliatif
k. Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran

3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan


a. Dengan keluarga pasien (penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien,
pembinaan dan konseling keluarga)
b. Dengan masyarakat (penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,
pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan
sumber daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi
masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat )

4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol (kelainan alergik, anastesia dan


penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa, kelainan kardiovaskular,
kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran cerna, kelainan
perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakit infeksi,
kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, dan psikiatri)

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan (menyusun dan


menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek, pemecahan
masalah konflik, peningkatan kualitas).
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi
Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006
adalah:
1. Kompetensi Dasar
a. Ketrampilan Komunikasi Efektif
b. Ketrampilan Klinik Dasar
c. Ketrampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
d. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun
masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,
terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat
g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama


a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d. Kesehatan Anak
e. THT
f. Mata
g. Kulit dan Kelamin
h. Psikiatri
i. Saraf
j. Kedokteran Komunitas

3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut


a. Ketrampilan melakukan “health screening”
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS

4. Ketrampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga

5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap


a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif

6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik

1.6 Memahami dan menjelaskan standar pelayanan dokter keluarga


1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata
pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu
termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan
penyakit dan proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan
kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan
rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan
sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.
1. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan
kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga
dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi
dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan
surat persetujuan tempat praktik.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan
keluarganya.
3. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada
pasien dan keluarganya.
4. Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5. Kuratif medic
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan
pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan
tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan
dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan
strata yang lebih tinggi.
6. Rehabilitasi medik dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala
kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah
mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa
maupun sosial.
7. Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi
sosial pasien dan keluarganya.
8. Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko
legal dan etik kedokteran.

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care).


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1. Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan
pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan
utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya
tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis

2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang
diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga
melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan
pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi
kepentingan pasien semata.

3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding


Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan
beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis
holistik.

4. Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan
prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta
tanda bukti terkini (evidence based).

5. Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling
dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga)
pada keadaan di saat itu.

6. Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke
dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman.
Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga
konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien
semata.

7. Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter
lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat
dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter
spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien
semata.

8. Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat
dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik,
maupun di tempat pasien.

9. Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis
yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di
strata pertama, dan demi kepentingan pasien.

10. Pengobatan rasional


Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan
rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini,
demi kepentingan pasien.

11. Pembinaan keluarga


Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih
baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan
pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu
peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik,
mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan
sosialnya.
1. Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien
sebagai manusia yang seutuhnya.
2. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien
sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga
pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi
kesehatan pasien.
3. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar
kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan
keluarganya.

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan
kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis,
juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang
menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.
1. Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan
pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-
keluarga, maupun bersama antar dokter – pasien - dokter spesialis / rumah
sakit.

2. Mitra dokter – pasien


Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara
dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.

3. Mitra lintas sektoral medic


Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan
kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di
sekitarnya.

4. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medic


Pelayanan dokter keluarga mempedulikan, memperhatikan kebutuhan dan
perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan
berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan
bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif
efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.
1. Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara
proaktif.
2. Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat
datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang
diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.
3. Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif
dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
4. Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter
keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien,
demi kepentingan pasien.

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)


a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna
dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
1. Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai
cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.

2. Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada
pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan
keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada
anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi
pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10
menit untuk setiap pasien.

3. Informasi medik menyeluruh


Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai
seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal
pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya
sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan
dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.

4. Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling
percaya

5. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter


Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban
dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners relationship


in practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai
pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.
1. Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa
tenaga kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang
profesional dalam suasana kekeluargaan.

2. Bekerja dalam tim


Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat
kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah
tim.

3. Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila
terdiri dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang
manajemen yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)


Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan,
ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga
hubungan baik secara profesional.
1. Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai
hubungan profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan
pasien.

2. Hubungan baik sesama dokter


Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh
dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien
tanpa merugikan nama dokter lain.

3. Perkumpulan profesi
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota
perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter
Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.
d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge and
skill development)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan
ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan
wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
1. Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk
secara teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan
ilmiah seperti pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran
berkelanjutan lainnya.

2. Program jaga mutu


Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan
/ atau bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat
praktiknya.

3. Partisipasi dalam kegiatan pendidikan


Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter
keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa
kedokteran atau pelatihan dokter.

4. Penelitian dalam praktik


Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan
berusaha untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika
penelitian kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.

5. Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif
dan / atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard as


community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala
kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya
pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.
1. Menjadi anggota perkumpulan social
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam
pelayanan dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk
mempeluas wawasan pergaulan.
2. Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat
praktiknya, pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam
kegiatan-kegiatan tersebut.
3. Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya,
pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan
khususnya dalam bidang kesehatan.

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)


a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat
petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan atau pelatihannya.
1. Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter
yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat
dalam hal perilaku kesehatan.
2. Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti
pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3. Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan
pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4. Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah
mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran
keluarga.

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)


Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen
keuangan profesional.
1. Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara
yang umum dan bersifat transparansi.
2. Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa
sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim
pembiayaan fee-for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)


Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan
yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional.
1. Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.
2. Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja
(job training) terlebih dahulu.
3. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan
dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4. Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi
klinik
4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)
a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata
pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1. Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan
pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik.
2. Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi
pasien.
3. Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen
atau semi permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.
4. Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat
sekitarnya.
5. Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur
oleh organisasi profesi.
b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan
fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat
primer).
1. Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia
layanan strata pertama.
2. Peralatan penunjang medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis
yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai
penyedia pelayanan strata pertama.

3. Peralatan non medis


Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus
dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan
strata pertama.

c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports process)


Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang
menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1. Pengelolaan rekam medik
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
rekam medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah
(problem oriented medical record).
2. Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold
chain management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat
lainnya.
3. Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management
yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4. Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan
limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan
dan aman bagi masyarakat sekitar klinik.
5. Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah
diolah sehingga aman digunakan.
6. Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai
prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang
kadaluwarsa.

1.7 Perbedaan dokter keluarga dengan dokter umum

Tabel 1 Perbedaan Dokter Keluarga dan Dokter Umum


DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGA
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna, bukan
sekedar yang dikeluhkan

Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan
pengamatan sesaat berkesinambungan sepanjang
hayat
Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah pencegahan, tanpa
penyakit tertentu mengabaikan pengobatan dan
rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama


pencegahan
Hubungan dokter- Dokter – pasien Dokter – pasien – teman sejawat
pasien dan konsultan
Awal pelayanan Secara individual Secara individual sebagai bagian
dari keluarga komunitas dan
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Azwar A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Yayasan Penerbit


IDI, Cetakan 1.
Badan Pembina JPKM-Dirjen Kersehatan Masyarakat Depkes RI. 1999.
Kumpulan Materi Pelatihan Penyelenggaraan JPKM. Jakarta.
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia.
Depkes. 2001. Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran
Bersinambung. IDI.
Qomariyah. 2015. Sekilas Kedokteran Keluarga . Jakarta : IKALIPSI.

Anda mungkin juga menyukai