Kelompok A-7
Ketua : Ahmad Sibli (1102014007)
Sekretaris : Adelin Luthfiana Fajrin (1102015004)
Anggota : Amalia Maulida (1102015019)
Andi Aulia Ari N (1102015021)
Azka Aulia Shafira (1102015042)
Azmi Nadia Farah I (1102015043)
Dinda Rizqy Dwiputri (1102015061)
Dinera Anjani Arsad (1102015062)
Indah Pratiwi (1102015097)
Khairifa Adlina Razie (1102015115)
Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI Jakarta
Skenario 1
Dokter Keluarga
Brainstorming
1. Apa saja tugas dokter keluarga?
Penyuluhan dan pembinaan dengan melihat empat aspek, yaitu promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Apa yang membedakan dokter umum dengan dokter keluarga?
Dokter umum mengutamakan pelayanan klinis dan kuratif, sedangkan dokter
keluarga mengutamakan preventif dan promotif serta dalam diagnosis lebih
luas/ holistic.
3. Apa perbedaan penyuluhan dengan pembinaan?
Penyuluhan adalah kegiatan memberikan/ memperdalam informasi kepada
masyarakat, sedangkan pembinaan adalah mengawasi kegiatan masyarakat
yang telah diberikan penyuluhan.
4. Bagaimana sifat pendekatan dan pelayanan dokter keluarga?
- Menyeluruh
- Komprehensif
- Mengutamakan pencegahan
- Mempertimbangkan keluarga dan lingkungan
- Dapat dipertanggungjawabkan
5. Apa saja kompetensi yang dimiliki dokter keluarga?
- Keterampilan komunikasi yang efektif
- Keterampilan klinik dasar
- Keterampulan untuk menerapkan biomedik klinik dan perilaku
- Keterampilan untuk memecahkan masalah
6. Apa kriteria pelayanan primer?
Five stars doctor
- Care provider
- Communicator
- Manager
- Decision maker
- Community leader
7. Apa prinsip pelayanan dokter keluarga?
1
- Holistic
- Pelayanan kesehatan perorangan
- Pelayanan terpadu dan paripurna
- Pelayanan medis yang berkesinambungan
- Koordinasi pelayanan dan keluarga
Hipotesis
Dokter keluarga memiliki tugas salah satunya melakukan penyuluhan dan
pembinaan yang bersifat menyeluruh, komprehensif, mengutamakan pencegahan,
mempertimbangkan keluarga dan lingkungan, serta dapat dipertanggungjawabkan,
didasari aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan yang
diberikan memiliki prinsip holistic, pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan
terpadu dan paripurna, pelayanan medis yang berkesinambungan, serta koordinasi
pelayanan dan kompetensi keterampilan komunikasi yang efektif, klinik dasar,
menerapkan biomedik klinik dan perilak serta memecahkan masalah. Hal ini
sesuai dengan five stars doctor.
2
Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga
Definisi Dokter Keluarga
The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971;
McWhinney, 1981
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran
keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
• IKK FKUI 1996
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam
bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga
yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.
• PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia)
Dokter keluarga adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di
fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua
masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, usia,
dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin,
secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam
koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya.
3
Dokter Keluarga Indonesia menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia
(WONCA) yang telah didirikan pada tahun 1972. Pada tanggal 20 Oktober 1990
Nama KSDK berubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI) dan Dr.
Azrul Azwar, MPH terpilih menjadi Ketua Umum KDKI. Pada bulan Juni 1996
diadakan pelatihan dokter keluarga pertama di UI dan Unair dan pada bulan
November 1999 pelatihan manajemen praktek dokter keluarga (paket A dan paket
B) pertama dilakukan di 5 kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan
Surabaya. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu
Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI (Persatuan
Dokter Keluarga Indonesia, 2009).
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan
tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok
pelayanan kesehatan lain yakni:
a. Pendayagunaan dokter pasca PTT
b. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
c. Menghadapi era globalisasi
4
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata
pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu
termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and spesific
protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan
(disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan
memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika
kedokteran.
1. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang.
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan
pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan
dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan
standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan
dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan
keluarganya.
3. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada
pasien dan keluarganya.
4. Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5. Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan
pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan
tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan
dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan
strata yang lebih tinggi.
6. Rehabilitasi medik dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala
kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah
mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa
maupun sosial.
7. Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
kondisi sosial pasien dan keluarganya.
8. Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko
legal dan etik kedokteran.
5
b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis
yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1. Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan
pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan
utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya
tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan
diagnosis
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang
diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga
melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu
menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan
efisien demi kepentingan pasien semata.
3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja
dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan
diagnosis holistik.
4. Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan
prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta
tanda bukti terkini (evidence based).
5. Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan
konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien
(dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6. Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke
dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman.
Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter
keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
7. Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke
dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman.
Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga
konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
8. Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat
dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik,
maupun di tempat pasien.
9. Tindakan
6
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan
medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter
praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.
10. Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya
dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih
dan terkini, demi kepentingan pasien.
11. Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih
baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga
menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.
7
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan
kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di
sekitarnya.
4. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medic
Pelayanan dokter keluarga mempedulikan, memperhatikan kebutuhan
dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang
menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.
8
3. Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien
mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang
berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan,
tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat
memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan
terinformasi.
4. Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa
saling percaya.
5. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan
kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.
9
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota
perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter
Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.
10
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di
sekitarnya, pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam
penanggulangan khususnya dalam bidang kesehatan.
11
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3
(kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4. Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan
administrasi klinik
12
c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical
supports process)
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang
menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1. Pengelolaan rekam medic
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
rekam medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah
(problem oriented medical record).
2. Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold
chain management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat
lainnya.
3. Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution
management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4. Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor
dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah
lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik.
5. Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah
diolah sehingga aman digunakan.
6. Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai
prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang
kadaluwarsa.
13
8. Family oriented, Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks
keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya
9. Community oriented, Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien
haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan
sebaliknya (Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, 2009).
14
preventiflah yang diutamakan daripada tindakan kuratif. Semakin dia melakukan
tindakan preventif yang tepat,dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka
dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004):
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,
lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam
wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan
mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun
tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.
b. Communicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang
efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir
menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang
cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
15
Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS,
Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
16
rehabilitasi
Peran keluarga Kurang Lebih diperhatikan dan
dipertimbangkan dilibatkan
Promotif dan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
pencegahan
Hubungan dokter- Dokter – pasien Dokter – pasien –
pasien teman sejawat dan
konsultan
Awal pelayanan Secara individual Secara individual
sebagai bagian dari
keluarga komunitas dan
lingkungan
17
Daftar Pustaka
18