Anda di halaman 1dari 19

Skenario 1

Blok Kedokteran Keluarga


Dokter Keluarga

Kelompok A-7
Ketua : Ahmad Sibli (1102014007)
Sekretaris : Adelin Luthfiana Fajrin (1102015004)
Anggota : Amalia Maulida (1102015019)
Andi Aulia Ari N (1102015021)
Azka Aulia Shafira (1102015042)
Azmi Nadia Farah I (1102015043)
Dinda Rizqy Dwiputri (1102015061)
Dinera Anjani Arsad (1102015062)
Indah Pratiwi (1102015097)
Khairifa Adlina Razie (1102015115)

Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI Jakarta
Skenario 1
Dokter Keluarga

Seorang perempuan berumur 45 tahun dating ke klinik Pratama untuk


berobat penyakit darah tinggi yang sudah 5 tahun dideritanya. Pasien dating ke
klinik ini atas saran temannya.
Menurut temannya, klinik Pratama pelayanannya sangat bagus, baik cara
pendekatannya maupun jenis pelayanan yang tersedia karena dokter yang
berpraktek di klinik ini adalah dokter keluarga yang agak berbeda dengan dokter
umum biasa.
Masih menurut temannya, dokter keluarga ini tidak hanya mengobati
pasien di klinik, tetapi juga dapat memberikan pelayanan kunjungan rumah,
penyuluhan kesehatan dan memberikan binaan kepada keluarga di sekitar klinik
tersebut.

Brainstorming
1. Apa saja tugas dokter keluarga?
Penyuluhan dan pembinaan dengan melihat empat aspek, yaitu promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Apa yang membedakan dokter umum dengan dokter keluarga?
Dokter umum mengutamakan pelayanan klinis dan kuratif, sedangkan dokter
keluarga mengutamakan preventif dan promotif serta dalam diagnosis lebih
luas/ holistic.
3. Apa perbedaan penyuluhan dengan pembinaan?
Penyuluhan adalah kegiatan memberikan/ memperdalam informasi kepada
masyarakat, sedangkan pembinaan adalah mengawasi kegiatan masyarakat
yang telah diberikan penyuluhan.
4. Bagaimana sifat pendekatan dan pelayanan dokter keluarga?
- Menyeluruh
- Komprehensif
- Mengutamakan pencegahan
- Mempertimbangkan keluarga dan lingkungan
- Dapat dipertanggungjawabkan
5. Apa saja kompetensi yang dimiliki dokter keluarga?
- Keterampilan komunikasi yang efektif
- Keterampilan klinik dasar
- Keterampulan untuk menerapkan biomedik klinik dan perilaku
- Keterampilan untuk memecahkan masalah
6. Apa kriteria pelayanan primer?
Five stars doctor
- Care provider
- Communicator
- Manager
- Decision maker
- Community leader
7. Apa prinsip pelayanan dokter keluarga?

1
- Holistic
- Pelayanan kesehatan perorangan
- Pelayanan terpadu dan paripurna
- Pelayanan medis yang berkesinambungan
- Koordinasi pelayanan dan keluarga

Hipotesis
Dokter keluarga memiliki tugas salah satunya melakukan penyuluhan dan
pembinaan yang bersifat menyeluruh, komprehensif, mengutamakan pencegahan,
mempertimbangkan keluarga dan lingkungan, serta dapat dipertanggungjawabkan,
didasari aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan yang
diberikan memiliki prinsip holistic, pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan
terpadu dan paripurna, pelayanan medis yang berkesinambungan, serta koordinasi
pelayanan dan kompetensi keterampilan komunikasi yang efektif, klinik dasar,
menerapkan biomedik klinik dan perilak serta memecahkan masalah. Hal ini
sesuai dengan five stars doctor.

2
Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Dokter Keluarga
Definisi Dokter Keluarga
 The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971;
McWhinney, 1981
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik,
koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran
keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
• IKK FKUI 1996
Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam
bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga
yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.
• PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia)
Dokter keluarga adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di
fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua
masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, usia,
dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin,
secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam
koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya.

1.1. Latar Belakang Dokter Keluarga


Pada tahun 1923 Dr. Francis Peabody mulai merasakan bahwa kedokteran modern
telah terkotak-kotak sehingga membutuhkan adanya dokter generalis. Kemudian
pada tahun 1960 pemuka-pemuka generalis mulai mendengungkan pentingnya
generalis sebagai suatu spesialis hingga akhirnya pada tahun 1966
dipublikasikannya konsep bahwa generalis merupakan suatu spesialisasi baru
ditingkat primer. Pada tahun 1978, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai
programnya “Health for All in 2000”, pelayanan kesehatan primer menjadi salah
satu hal yang utama dalam pengembangan perencanaan pemerintah. Program
tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif.
Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter
Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges, Academies and
Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician (WONCA)
telah merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk
meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan
“Making Medical Practice and Education More Relevant to People’s Needs: The
Role of Family Doctor”.

Sejarah Perkembangan Dokter Keluarga di Indonesia


Pada bulan Juni tahun 1981 terbit Majalah Dokter Keluarga pertama. Redaksi
MDK yang diketuai oleh dr. Biran Affandi sering mengadakan diskusi-diskusi
mengenai konsep dokter keluarga hingga lahirlah sebuah kelompok diskusi yang
dinamakan Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK). KSDK kemudian menjadi
badan kelengkapan IDI pada tahun 1982. Pada tahun 1986 diwakili oleh Kolese

3
Dokter Keluarga Indonesia menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia
(WONCA) yang telah didirikan pada tahun 1972. Pada tanggal 20 Oktober 1990
Nama KSDK berubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI) dan Dr.
Azrul Azwar, MPH terpilih menjadi Ketua Umum KDKI. Pada bulan Juni 1996
diadakan pelatihan dokter keluarga pertama di UI dan Unair dan pada bulan
November 1999 pelatihan manajemen praktek dokter keluarga (paket A dan paket
B) pertama dilakukan di 5 kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan
Surabaya. Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu
Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI (Persatuan
Dokter Keluarga Indonesia, 2009).
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk
mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan
tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok
pelayanan kesehatan lain yakni:
a. Pendayagunaan dokter pasca PTT
b. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
c. Menghadapi era globalisasi

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga


dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa
fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-
upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum
pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine"
selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena
kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk
dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas
kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini
baru dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang
saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter
keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan
bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan
program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang
bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah
disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga
(IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :
Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,
Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C: ketrampilan klinik praktis,
Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

1.2. Standar dan Prinsip Dokter Keluarga


Standar pelayanan dokter keluarga
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)

4
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata
pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu
termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive),
pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and spesific
protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan
(disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan
memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika
kedokteran.
1. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang.
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan
pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan
dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan
standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan
dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan
keluarganya.
3. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada
pasien dan keluarganya.
4. Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5. Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan
pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan
tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan
dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan
strata yang lebih tinggi.
6. Rehabilitasi medik dan social
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala
kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah
mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa
maupun sosial.
7. Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
kondisi sosial pasien dan keluarganya.
8. Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko
legal dan etik kedokteran.

5
b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis
yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.
1. Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan
pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan
utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya
tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan
diagnosis
2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang
diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga
melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu
menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan
efisien demi kepentingan pasien semata.
3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja
dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan
diagnosis holistik.
4. Prognosis
Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan
prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta
tanda bukti terkini (evidence based).
5. Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan
konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien
(dan keluarga) pada keadaan di saat itu.
6. Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke
dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman.
Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter
keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
7. Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke
dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman.
Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga
konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi
kepentingan pasien semata.
8. Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat
dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik,
maupun di tempat pasien.
9. Tindakan

6
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan
medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter
praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.
10. Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya
dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih
dan terkini, demi kepentingan pasien.
11. Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih
baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga
menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu
peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari
fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan
fisik dan sosialnya.
1. Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien
sebagai manusia yang seutuhnya.
2. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien
sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga
pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi kesehatan pasien.
3. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar
kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan
keluarganya.

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain
merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses
penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan
berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal
maupun informal.
1. Koordinator penatalaksanaan pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam
penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama
antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antar dokter – pasien -
dokter spesialis / rumah sakit.
2. Mitra dokter – pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara
dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.
3. Mitra lintas sektoral medis

7
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan
kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di
sekitarnya.
4. Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medic
Pelayanan dokter keluarga mempedulikan, memperhatikan kebutuhan
dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang
menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan
bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif
efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.
1. Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara
proaktif.
2. Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat
datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang
diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.
3. Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar
biaya.
4. Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan
dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan
pasien, demi kepentingan pasien.

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)


a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship
standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta
memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan
yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang
akan dilaksanakannya.
1. Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat
mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2. Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada
pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan
keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya
pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan
partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang
dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.

8
3. Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien
mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang
berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan,
tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat
memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan
terinformasi.
4. Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa
saling percaya.
5. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan
kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners


relationship in practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai
pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.
1. Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau
beberapa tenaga kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas
hubungan kerja yang profesional dalam suasana kekeluargaan.
2. Bekerja dalam tim
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan
derajat kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga
merupakan sebuah tim.
3. Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau
bila terdiri dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin
bidang manajemen yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)


Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan,
ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan
menjaga hubungan baik secara profesional.
1. Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai
hubungan profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan
pasien.
2. Hubungan baik sesama dokter
Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil
oleh dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas
kepentingan pasien tanpa merugikan nama dokter lain.
3. Perkumpulan profesi

9
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota
perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter
Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.

d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of


knowledge and skill development)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan
ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta
meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.
1. Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk
secara teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan
ilmiah seperti pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran
berkelanjutan lainnya.
2. Program jaga mutu
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri
dan / atau bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur
ditempat praktiknya.
3. Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan
dokter keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan
mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter.
4. Penelitian dalam praktik
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan
berusaha untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika
penelitian kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan
kedokteran.
5. Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara
aktif dan / atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan


(standard as community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala
kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan
pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.
1. Menjadi anggota perkumpulan social
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam
pelayanan dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk
mempeluas wawasan pergaulan.
2. Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat
praktiknya, pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif
dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
3. Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya

10
Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di
sekitarnya, pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam
penanggulangan khususnya dalam bidang kesehatan.

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)


a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat
petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan atau pelatihannya.
1. Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah
dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan
masyarakat dalam hal perilaku kesehatan.
2. Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti
pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
3. Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti
pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.
4. Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga,
telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan
kedokteran keluarga.

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)


Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen
keuangan profesional.
1. Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama
dengan cara yang umum dan bersifat transparansi.
2. Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian
rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya
maupun sistim pembiayaan fee-for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for


practice)
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang
disebut klinik dengan manajemen yang profesional.
1. Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-
masing.
2. Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan
kerja (job training) terlebih dahulu.
3. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

11
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3
(kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.
4. Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan
administrasi klinik

4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)


a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata
pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
1. Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan
keamanan pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik.
2. Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan
privasi pasien.
3. Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan
permanen atau semi permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh
berbagai kondisi pasien.
4. Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat
sekitarnya.
5. Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah
diatur oleh organisasi profesi.

b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)


Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan
fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama
(tingkat primer).
1. Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai
penyedia layanan strata pertama.
2. Peralatan penunjang medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang
medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat
berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.
3. Peralatan non medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal
harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai
penyedia pelayanan strata pertama.

12
c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical
supports process)
Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang
menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga.
1. Pengelolaan rekam medic
Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
rekam medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah
(problem oriented medical record).
2. Pengelolaan rantai dingin
Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold
chain management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat
lainnya.
3. Pengelolaan pencegahan infeksi
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution
management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.
4. Pengelolaan limbah
Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor
dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah
lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik.
5. Pengelolaan air bersih
Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah
diolah sehingga aman digunakan.
6. Pengelolaan obat
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai
prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang
kadaluwarsa.

Prinsip Dokter Keluarga


Prinsip pelayanan dokter keluarga adalah sebagai berikut :
1. Dokter kontak pertama (first contact), pemberi layanan kesehatan (provider)
yang pertama kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya
2. Layanan bersifat pribadi (personal care), memberikan layanan yang bersifat
pribadi dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga
3. Pelayanan paripurna (comprehensive), memberikan pelayanan menyeluruh
yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan,
dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.
4. Pelayanan bersinambungan (continuous care), pelayanan Dokter Keluarga
berpusat pada orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-
centered)
5. Mengutamakan pencegahan (prevention first), karena berangkat dari paradigma
sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin
6. Koordinasi, dalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi
dengan disiplin ilmu lainnya
7. Kolaborasi, Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar
kompetensinya, DK bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya
pada pihak lain yang berkompeten

13
8. Family oriented, Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks
keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya
9. Community oriented, Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien
haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan
sebaliknya (Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, 2009).

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya.


Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan
praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan
perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua
pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek
dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat
inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien
dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan
perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh
dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan
pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk
ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil
menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut
memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri
pasiennya di rumah sakit.

1.3. Peran dan Tugas Dokter Keluarga


Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :
1. Komprehensif dan holistik
2. Kompeten dengan ilmunya
3. Continue ( berkesinambungan)
4. Preventif
5. Kolaboratif dan kordinatif
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Mempertimbangkan mutu dan biaya
8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan
9. Segala tindakan dapat diaudit
10. Bermoral dan beretika yang baik
Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelompok
masyarakat, sebagai sistem pencegahan atau prventif. Jadi pada dasarnya

14
preventiflah yang diutamakan daripada tindakan kuratif. Semakin dia melakukan
tindakan preventif yang tepat,dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka
dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004):
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,
lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam
wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan
mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun
tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.
b. Communicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang
efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir
menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang
cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat dan menjadi panutan masyarakat

Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :


 Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
 Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
 Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit
 Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
 Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
 Menangani penyakit akut dan kronik,
 Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,

15
 Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS,
 Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
 Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
 Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
 Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
 Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

1.4. Kompetensi Dokter Keluarga


Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki, yaitu :
1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan.
2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasar.
3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku danepidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga.
4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga
ataupunmasyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir
dan bekerja samadalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik
6. Mau belajar sepanjang hayat
7. Memiliki etika, prilaku yang baik dan berprilaku professional. Memiliki ilmu
dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah,
penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT,
mata, kulit dankelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas, Memiliki
ketrampilan klinis layanan primer lanjut :
1. Ketrampilan melakukan health screening
2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
3. Membaca hasil EKG
4. Membaca hasil USG
5. ACLS, ATLS, dan APLS

1.5. Perbedaan Dokter Praktek Umum dan Dokter Keluarga


Perbedaan Dokter Praktek Umum Dan Dokter Keluarga (Qomariah, 2008)
Dokter Praktek Dokter Keluarga
Umum
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna,
bukan sekedar yang
dikeluhkan
Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan
pengamatan sesaat berkesinambungan
sepanjang hayat
Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya Lebih kearah
untuk penyakit tertentu pencegahan, tanpa
mengabaikan
pengobatan dan

16
rehabilitasi
Peran keluarga Kurang Lebih diperhatikan dan
dipertimbangkan dilibatkan
Promotif dan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
pencegahan
Hubungan dokter- Dokter – pasien Dokter – pasien –
pasien teman sejawat dan
konsultan
Awal pelayanan Secara individual Secara individual
sebagai bagian dari
keluarga komunitas dan
lingkungan

17
Daftar Pustaka

Azwar A, Gan GL, Wonodirekso S. 2004. A Primer On Family Medicine


Practice. Singapore: Singapore International Foundation
Azwar A. 2008. Peran dan Fungsi Dokter Keluarga dalam Pelayanan Kesehatan
Primer dalam presentasi “Revisi Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Padang.
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia.
Depkes. 2001. IDI, Fakultas Kedokteran Seri Pendidikan Kedokteran
Bersinambung
Firman Lubis, Dept Kedokteran komunitas dalam Majalah Kedokteran Indonesia,
Volume: 58, Nomor: 2, Februari 2008
IDI . 2007. Petunjuk Teknis: Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Berkelanjutan Untuk Dokter Praktik Umum. [Internet]. viewed 4 Desember
2014, from: http://dc239.4shared.com/doc/gBDGV6rJ/preview.html
Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia,
Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007
Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. 2000. General Practice – “Time for A
New Definition”, BMJ; 320:354–7.
Persatuan Dokter Keluarga Indonesia .2009. Kronik PDKI. [Internet]. viewed 4
Desember 2014, from: http://www.pdki-
arpac.or.id/index_pdki.php?show=data/sejarah
Persatuan Dokter Keluarga Indonesia .2009. Program Konversi. [Internet]. viewed
4 Desember 2013, from: http://www.pdki-
arpac.or.id/index_pdki.php?show=data/konversi
Qomariyah. 2008. Program Konversi Dokter Umum- Dokter Keluarga
Sugito Wonodirekso Majalah Kedokteran Indonesia vol 53 no 9 september 2003

18

Anda mungkin juga menyukai