Oleh
Easy Orient Dewantari, S. Ked
Ellysabet Dian Y.V.S, S.Ked
Fani Nur Fajri Fauzi, S.Ked
Lailatus Syifa Selian, S.Ked
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran dan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau sudah sangat didambakan. Sehingga merupakan tugas profesi untuk
mewujudkannya seoptimal mungkin agar masyarakat tetap dan semakin percaya pada
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satunya dengan pelayanan dokter
keluarga yang berpotensi untuk mencapai sehatnya seluruh anggota keluarga. Dokter
keluarga merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan
menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan
faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya
llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan
individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,
ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Definisi dokter keluarga (DK) atau dokter praktek umum (DPU) yang dibentuk oleh
WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur
pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang
menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya
pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Secara klinis dokter ini
berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan
memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan,
dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan bagi pasiennya (Danakusuma, 1996).
Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup
seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada kesatuan
individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,
ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal
sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996):
Promosi kesehatan, KIA, KB, Gizi, Kesehatan lingkungan, Pengendalian penyakit
menular, dan Pengobatan dasar.
penyakit
dan
dijamin
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,
terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan
suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan
sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih
sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.
8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai
bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif,
kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan
profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai
pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan
b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat
dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan
pasien,
nilai
etika, cost
effectiveness untuk
kepentingan
pasien
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun
di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik,
sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang
memperoleh
kepercayaan
dari
komunitas
pasien
yang
dilayaninya,
Dokter keluarga itu seperti orkestrator pelayanan kesehatan bagi pasiennya, yang
mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg dibutuhkan pasien seperti para
dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar praktek dokter keluarga. Dokter
keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi pasiennya.
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya dan
memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap
penyakit. Dokter keluarga juga mengenali keluarga yang berfungsi baik dan keluarga
yang disfungsi.
Titik awal (entry point) pelayanan Dokter Keluarga adalah individu seorang
pasien.
Unit terkecil yang dilayaninya adalah individu pasien itu sendiri sebagai bagian
Mempertimbangkan etika dalam setiap tindak medis yang dilakukan pada pasien.
Meminta ijin pada pasien untuk memberitakan penyakitnya kepada keluarganya
sebuah klinik Dokter Keluarga dengan tetap menjaga mutu pelayanan kesehatan
Mampu bernegosiasi dengan pelayanan kesehatan yang lain (Rumah Sakit,
Apotik, Optik dan lain-lain) secara berimbang sehingga tercapai kerjasama yang
menguntungkan semua pihak khususnya pasien.
PRAKTEK
UMUM
Cakupan Pelayanan
Terbatas
DOKTER KELUARGA
Lebih Luas
Menyeluruh,
Sifat Pelayanan
Sesuai Keluhan
bukan
Paripurna,
sekedar
yang
dikeluhkan
Cara Pelayanan
Jenis Pelayanan
kearah
tanpa
mengabaikan pengobatan
dan rehabilitasi
Peran keluarga
Kurang dipertimbangkan
Hubungan dokter-pasien
Dokter pasien
Secara individual
bagian
dari
keluarga
penghasilan rumah sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu
klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik
dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit.
Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke
rumah sakit kerja sama tersebut.
Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau
bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter
keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola
secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter
keluarga. Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem
manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter
keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang
sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola
oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem
informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan
diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :
a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu Penyebab
utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara
kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek
dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya
kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien
di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan
lebih bermutu.
b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau Penyebab
utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara
berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis
dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena
pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih
terjamin.
Keadaan
yang
seperti
ini
akan
mengurangi
kecenderungan
pelayanan
dokter
keluarga
pada
pelayanan
kedokteran
yang
diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula atas dua
macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo
practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok
(group practice). (wahyuni, 2003)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Namun, ada juga perbedaan antara dokter praktik umum dan dokter keluarga yang
dapat dilihat dari cakupan pelayanan, sifat pelayanan, cara pelayanan, jenis pelayanan,
dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN