Anda di halaman 1dari 38

IBD Homeostasis

IBD B-4
Organisasi tubuh manusia dari molekul terkecil hingga
menjadi organism manusia yang utuh
ANATOMIS

Susunan saraf pusat Susunan saraf tepi

Dilindungi tulang tengkorak Terdiri dari 31 pasang saraf


dan vertebrata spinal,12 saraf kranial, dan
sistem saraf autonom

Medulla Sistem saraf Sistem saraf


OTAK
Spinalis Simoatis parasimpatis
FISIOLOGI

Eferen
Aferen

Meneruskan rangsang
Mengirim rangsang atau impuls saraf dari
atau impuls saraf susunan saraf
menuju ke susunan pusat ke berbagai
SSP jaringan atau organ
tubuh

Somato Viseral Somato Viseral


sensoris Sensoris Motoris Motoris
SISTEM PADA TUBUH MANUSIA

Referensi: Tortora GJ, Derrickson BH. 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th ed.
SISTEM PADA TUBUH MANUSIA

Referensi: Tortora GJ, Derrickson BH. 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th ed.
SISTEM PADA TUBUH MANUSIA

Referensi: Tortora GJ, Derrickson BH. 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th ed.
SISTEM PADA TUBUH MANUSIA

Referensi: Tortora GJ, Derrickson BH. 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th ed.
SISTEM PADA TUBUH MANUSIA

Referensi: Tortora GJ, Derrickson BH. 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th ed.
SISTEM PADA TUBUH MANUSIA

Referensi: Tortora GJ, Derrickson BH. 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th ed.
Sistem Endokrin
Fungsi :
1. Mengatur metabolisme nutrien serta keseimbangan H2O dan elektrolit,
2. Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh menghadapi
situasi stres.
3. Mendorong tumbuh kembang yang lancar dan berurutan.
4. Mengontrol reproduksi
5. Mengatur produksi sel darah merah
6. Bersama sistem saraf autonom, mengontrol dan mengintegrasikan
aktivitas sistem sirkulasi dan pencernaan.
Organ penyusun sistem endokrin
Organ penyusun sistem endokrin

Hipotalamus
• Mengatur aktivitas simpatik kelenjar adrenal
• Sintesis neurohormone
• Menghasilkan ADH,Oksitosin,TRH,
CRH,GnRH,Somatotropin, PrRP,Dopamine
• Mengendalikan sekresi hipofisis anterior

Hipofisis
- Meningkatkan reabsorbsi air
- Menyebabkan keluarnya air susu
- Menstimulasi pertumbuhan tulang,
sintesis protein, pengolahan lemak,
dan mempertahankan glukosa.
- Membantu pertumbuhan folikel pada
ovarium
- Stimulasi pembentukan testosteron
Tiroid :
- Meningkatkan metabolisme
- Penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
sel saraf
- Mengatur konsentrasi kalsium
- Menghasilkan tetraiodothyronine (T4),
triiodothyronine (T3), dan Calcitonin

Paratiroid
- Mengatur konsentrasi ion kalsium
- Mengatur konsentrasi ion fosfat
- Stimulasi aktifasi vitamin D
- Menghasilkan parathyroid hormone (PTH)
Adrenal :
- Berperan dalam adaptasi terhadap stres
- Menghasilkan epinefrin dan norepinefrin
- Memperkuat sistem saraf simpatik
- Regulasi tekanan darah

Pineal
- Pengontrol ritme biologis tubuh
- Sebagai inhibitor bagi gonadotropin
- Sebagai penanda pubertas
- Sebagai antioksidan
- Menghasilkan melatonin
Pankreas Hormon yang dihasilkan
- Menjaga ketersediaan nutrisi dalam darah - Insulin
- Menghambat pencernaan dan penyerapan nutrisi jika - Glukagon
sudah berlebihan - Somatostatin
- Menggerakkan penggunanaan, peyerapan, dan
penyimpanan nutrisi
Organ endokrin Sekunder

• Ginjal: Eritropoietin & calcitriol; stimulasi pembentukan eritrosit.


• Organ pencernaan: Ghrelin, Gastrin, secretin, dll; kordinasi sistem
pencernaan dan metabolisme.
• Jaringan adiposa: leptin; berperan dalam metabolisme dan inflamasi.
• Gonad (Ovarium/testis): estrogen & progesteron / testosteron;
pengatur kegiatan reproduksi.
• Thymus: thymosin; meningkatkan poliferasi dan fungsi limfosit T.
• Jantung: ANP & BNP; inhibitor penyerapan ion natrium.
Homoeostatis

Homeostasis homeo = sama dan stasis = mempertahankan


Kemampuan tubuh untuk mempertahankan stabilitas
kondisi internal tubuh terhadap lingkungan

melalui sistem kendali baik secara instrinsik maupun


ekstrinsik

organisme bertahan hidup di lingkungan yang sangat


bervariasi
Regulasi homeostasis :
 Receptor/Sensor
 Control center
 Effector
Postulat Canon

1. Sistem saraf berperan


mempertahankan “kesesuaian”
lingkungan
2. Adanya kegiatan pengendalian yang
bersifat tonik
3. Adanya kegiatan pengendalian yang
bersifat antagonis
4. Suatu sinyal kimia dapat mempunyai
pengaruh yang berbeda di jaringan
tubuh yang berbeda
1. Sistem saraf berperan mempertahankan “kesesuaian” lingkungan
 “kesesuaian” = sesuai fungsi normal
 sistem saraf mengkoordinasi dan mengintegrasi volume darah/tekanan, suhu tubuh dan
parameter lainnya

2. Kegiatan pengendalian yang bersifat tonik


Contoh : peningkatan input sistem saraf  diameter pembuluh darah mengecil. Penurunan
input sistem saraf  diameter pembuluh membesar
3. Pengendalian antagonistik
 Kendali antagonistik : pengendalian tubuh dengan beberapa faktor yang memiliki efek berlawanan
 Contoh : insulin dan glukagon, simpatik dan parasimpatik
4. Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh yang berbeda
 Ilmuwan menemukan sinyal kimia tunggal dapat menghasilkan efek berbeda  tergantung reseptor
 Contoh : epinephrine  andregenic alfa atau beta pada pembuluh darah
Hubungan Homoeostatis
dengan Sistem Tubuh Manusia

 Adaptasi individu terhadap lingkungannya adalah proses tubuh


mempertahankan homeostasis tubuh dengan lingkungan sekitar
Refleks adalah respon yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa sadar. Lengkung
refleks berfungsi untuk mengkoordinasikan sistem-sistem organ pada tubuh. Koordinasi ini
diperlukan untuk menyesuaikan proses fisiologis terhadap perubahan-perubahan kondisi
lingkungan agar menghasilkan respons yang sesuai sehingga mampu mempertahankan
homeostasis.
KOMPONEN LENGKUNG REFLEKS
Lengkung Refleks memiliki beberapa komponen, yaitu :
 Stimulus/ Rangsangan
 Reseptor Sensorik
 Jalur saraf aferen
 Pusat(Integrasi)
 Jalur saraf eferen
 Efektor-sel/jaringan
 Respon
Klasifikasi lengkung refleks

A. Neuronal Reflex: menghantarkan sinyal berupa impuls listrik.


 Sinyal yang dihantarkan berupa impuls listrik dalam bentuk
potensial aksi yang timbul akibat perbedaan potensial ion
yang ada di luar (Na+ banyak, K+ sedikit) dan di dalam sel
(K+ banyak, Na+ sedikit) yang mengubah potensial membran.

 Sel yang menghantarkan => neuron


 Prinsipnya adalah sinyal menghasilkan potensial aksi yang
diteruskan sepanjang neuron hingga sampai ke ujung
(sinaps), yang akan melepaskan neurotransmitter dan
memicu terbentuknya potensial aksi di neuron selanjutnya,
maupun merangsang sel target.
B. Endocrinal Reflex : sinyal
berupa zat kimia.
Kelenjar endokrin adalah kelenjar
buntu yang mensekresikan 
substansi  kimia yang dikenal
dengan hormon ke sirkulasi darah.  Refleks endokrin bisa dirangsang oleh (1) humoral
 Pesuruh kimia ini kemudian dibawa stimuli (perubahan komposisi carian ekstraseluler),
ke seluruh tubuh dan menimbulkan (2) hormonal stimuli (adanya tidaknya hormon), dan
aktivitas pada organ target yang (3) neural stimuli (adanya neurotransmitter pada
sinaps neuroglandular)
mempunyai reseptor spesifik
dengan jenis hormon tersebut.  Contoh : kontrol hormonal hipotalamus
Hormon banyak beperan dalam
berbagai mekanisme fisiologis dalam
tubuh: pertumbuhan, reproduksi
dan homeostasis.
C. Neuroendocrinal Reflex:
Neuroendokrin adalah sel saraf dalam sistem saraf
yang membuat menyimpan dan mengalirkan hormon
ke aliran darah yang menuju ke organ target dan
mengakibatkan perubahan-perubahan pada organ
target dan akhirnya terjadi perubahan-perubahan
pada metabolisme. Hormon hanya bekerja pada
organ-organ target yang mempunyai reseptor. Neuron
ini gabungan antara refleks saraf dan endokrin
 Sistem ini mensekresikan neurotransmitter ke
peredaran darah.
 Contoh: proses laktasi
Sistem umpan balik negatif

 Mekanisme umpan balik negatif adalah mekanisme dimana informasi


balasan untuk sistem (input) mengurangi perubahan (output) sehingga
dapat kembali ke setpoint yang sesuai.
Contoh:
Ketika suhu tubuh naik, kulit merasakan perubahan suhu dan otak akan
menerima sinyal untuk menanggapi perubahan suhu. Perubahan suhu
memicu perintah dari otak. Perintah ini dapat menyebabkan beberapa
tanggapan.
Jika suhu lingkungan terlalu panas, kulit sebagai efektor akan
mengeluarkan keringat dan pembuluh darah dekat permukaan kulit
melebar. Tanggapan ini membantu suhu tubuh menurun.
Mekanisme umpan balik positif adalah mekanisme
Sistem umpan balik positif
dimana output ke sistem meningkat, bukannya
mengurangi.

Contoh:
 Terjadi pada kontraksi saat persalinan
1. Hormon oksitosin menyebabkan kontraksi kuat
uterus (Rahim).
2. Saat kontraksi uterus mendorong bayi menekan
serviks.
3. Peregangan serviks yang terjadi memicu serangkaian
kejadian yang menyebabkan pelepasan lebih banyak
oksitosin.
4. Proses ini terus berulang sampai bayi sepenuhnya
lahir.
Sistem umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan
fisiologis

 Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan


terjadi proses peningkatan denyut jantung untuk
membawa darah dan oksigen yang cukup ke sel tubuh.
1. Martini, F. H., et al. 2012. Fundamentals of Anatomy and Physiology 9th ed. San Fransisco:
Pearson Education
2. Tortora, Gerard J. Principles of Anatomy and Phsiology 13th Ed. USA: John & Wiley inc; 2012
3. Sherwood, Lauralee. 2010. Human Physiology: From Cells to Systems. Belmont: Brooks/Cole
4. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. 1995. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
5. Guy Ton, Arthur C., Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
6. Hisham.id. (2017). Organ Sistem Endokrin Manusia dan fungsinya – Hisham.id.
[online] Available at: http://hisham.id/2015/06/organ-sistem-endokrin-manusia-dan-
fungsinya.html [Accessed 1 Oct. 2017].
7. Anon. (2013). Sistem Endokrin Manusia. [pdf] Available at:
http://pendidikankarakter.org/biosciencelearning/Materi/Sistem_koordinasi2_endokri
n_XI_2013.pdf [Accessed 1 Oct. 2017].
8. Chamidah, A. (2017). [online] Available at:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326899/pendidikan/materi+kuliah+neurologi+2013.pdf
Referensi
[Accessed 29 Sep. 2017].
9. Kuntarti (2017). [online] Available at:
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdf [Accessed 29 Sep.
2017].

Anda mungkin juga menyukai