Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KONSEP BIOLISTRIK TUBUH

TUGAS : ILMU DASAR KEPERAWATAN

DOSEN : SITI SANTY SIANIPAR, S. Kep, M. Kes

DISUSUN OLEH

1. SASFRIYADI ( 2019C08b0182 )
2. YANOARIUS ( 2019C08b0181 )
3. WIWI ( 2019C08b0180 )
4. SARMINTO ( 2019C08b0178 )
5. SYARIFUDIN ( 2019C08b0179 )

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

EKA HARAP PALANGKA RAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lengkung Refleks adalah jalur yang dilewati proses refleks. Komponen


lengkung refleks terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps
yang terdapat disusunan saraf pusat atau diganglion simpatis, serat saraf eferen,
dan afektor.
Homeostasis adalah pemeliharaan ( melalui mekanisme fisiologi tubuh )
kondisi yang relatf stabil dalam tubuh, misalnya kondisi seperti suhu tubuh,
tekanan darah, pH, konsentrasi bahan kimia seperti hormon tertentu dalam darah.
Meskipun perubahan yang terjadi baik di dalam dan diluar tubuh misalnya karena
makanan, olahraga, kehamilan dan variasi kondisi eksternal.
Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan. Mulai dari mekanisme otak,
jantung, ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan
jaringan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditentukan
rumusan masalah yaitu :
1. Apa pengertian homeostasis, lengkung refleks dan kelistrikan
tubuh?
2. Bagaimana mekanisme umpan balik positif dan negatif sistem
pengendalian tubuh?
3. Terdiri dari apa saja komponen lengkung refleks?
4. Untuk penggunaan apa saja listrik untuk tubuh manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengerti tentang homeostasis, lengkung refleks dan kelistrikan
tubuh
2. Untuk mengetahui sistem pengendalian tubuh manusia
3. Untuk mengetahui komponen lengkung refleks
4. Untuk mengetahui kegunaan listrik pada tubuh manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Homeostasis Dan Sistem Pengendalian Tubuh


Homeostasis adalah pemeliharaan ( melalui mekanisme fisiologi
tubuh ) kondisi yang relatif stabil dalam tubuh misalnya kondisi seperti suhu
tubuh, tekanan darah, pH, konsentrasi bahan kimia seperti hormon tertentu
dalam darah. Meskipun perubahan yang terjadi baik didalam tubuh dan
diluar tubuh misalnya karena makanan, olahraga, kehamilan dan variasi
kondisi eksternal.
Tubuh kita melakukan sistem pengaturan dengan sistem umpan balik.
Sistem umpan balik adalah suatu siklus yang memantau tubuh kita,
mengevaluasi, mengubah, memantau kembali, mengevaluasi kembali,
demikian seterusnya sampai tercapai kondisi homeostasis.
Suhu tubuh kita sendiri dipertahankan didekat titik pasang 37” c,
melalui kerjasama beberapa perputaran umpan balik negatif yang mengatur
pertukaran energi dengan lingkungan. Salah satu umpan balik tersebut
adalah pengeluaran keringat, sebagai suatu cara untuk membuang panas
hasil metabolisme dan mendinginkan tubuh.
Sebagai kebalikan dari umpan balik negatif, umpan balik positif
melibatkan perubahan pada beberapa variabel yang memicu mekanisme
yang akan memperbesar. Selama proses kelahiran bayi, misalnya tekanan
yang diberikan oleh kepala bayi pada sensor didekat pembukaan uterus
merangsang kontraksi uterus. Umpan balik positif membuat proses kelahiran
bayi bisa berlangsung.
3

B. Pengertian Dan Komponen Lengkung Refleks

Lengkung refleks adalah jalur yang dilewati proses refleks. Alur


sistem refleks dimulai dari rangsangan yang diterima suatu reseptor sampai
terjadinya respon yang dilakukan oleh efektor.
Komponen Lengkung Refleks terdiri dari alat indra, serat saraf aferen,
satu atau lebih sinaps yang terdapat di SSP atau di ganglion simpatis, serat saraf
eferen dan afektor.
Adapun kegiatan dalam Lengkung Refleks dimulai pada Reseptor
Sensorik yang sebanding dengan kuat rangsang. Potensial Reseptor ini akan
membangkitkan Potensial Aksi sebanding dengan Potensial Generator. Pada
SSP terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang berupa
Potensial Eksitasi Pasca Sinaps dan Potensial Inhibisi post sinaps dihubungan
saraf ( sinaps ). Bila Potensial Aksi ini sampai ke efektor maka akan terjadi lagi
respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila efektornya berupa
otot polos maka akan terjadi sumasi respon sehingga dapat mencetuskan
Potensial Aksi di otot polos. Akan tetapi diefektor berupa otot rangka, respon
bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan Potensial Aksi yang
mampu menghasilkan kontraksi otot.

4
C. Penggunaan Listrik Untuk Tubuh
Tubuh manusia mengandung sistem kelistrikan; mulai dari mekanisme otak,
jantung, ginjal, paru-paru, sistem pencernaan, sistem hormonal, otot-otot dan
jaringan lainnya.
Efek arus listrik pada tubuh kita yaitu menstimulasi syaraf dan jaringan otot
sehingga menjadi sakit dan terjadi kontraksi otot; dan menimbulkan panas pada
jaringan. Arus listrik yang terkontrol bermanfaat untuk terapi.
Peningkatan temperatur tubuh meningkatkan efek fisiologis dan efek
terapeutik.
Peningkatan efek fisiologis berupa :
1. Meningkatkan metabolisme
2. Memperlancar aliran darah
3. Mengurangi depolarisasi saraf
4. Merelaksasi otot dan memperbesar efisiensi kerja otot
5. Melebarkan pembuluh darah
6. Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat

Peningkatan efek terapeutik berupa :


1. Pelebaran pembuluh darah pada daerah peradangan
2. Meningkatkan leukosit
3. Menghilangkan rasa sakit
5
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Homeostasis merupakan pemeliharaan kondisi yang relatif stabil dalam


tubuh yaitu melalui mekanisme fisiologis tubuh.

Organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostasis antara lain :


1. Hati
2. Ginjal
3. Kulit

Homeostasis tergantung pada interaksi dan tindakan yang dinamis sejumlah badan
sistem; faktor yang mempengaruhi seperti :
1. Temperatur
2. kadar garam
3. keasaman dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai