Menurut Pasal 54 ayat (1) UU PTUN gugatan sengketa TUN diajukan secara tertulis
kepada pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman
tergugat. Gugatan yang diajukan harus dalam bentuk tertulis, karena gugatan itu akan
menjadi pegangan bagi pengadilan dan para pihak selama pemeriksaan
Apabila tergugat lebih dari satu badan atau pejabat tata usaha negara dan berkedudukan
tidak dalam satu daerah hukum Pengadilan TUN, gugatan diajukan pada pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan salah satu badan ata pejabat tata usaha
negara.
Pengajuan Surat Gugatan
Dalam hal tempat kedudukan tergugat tidak berada dalam daerah hukum pengadilan
tempat kediaman penggugat, maka gugatan diajukan kepada pengadilan tempat
kedudukan penggugat untuk diteruskan ke pengadilan yang bersangkutan.
Adapun bila penggugat dan tergugat berada di luar negeri, gugatan diajukan ke
Pengadilan TUN Jakarta, dan apabila tergugat berkedudukan di dalam negeri dan
penggugat berada di luar negeri, gugatan diajukan ke Pengadilan TUN di tempat
kedudukan tergugat.
Hal – Hal Penting Surat Gugatan
berdasarkan bunyi pada pasal tersebut ada beberapa kriteria pada objek gugatan yang harus termuat yaitu:
a) Adanya penetapan tertulis
b) Berisi tindakan hukum tata usaha negara
c) Berdasarkan perundang-undangan
d) Bersifat konkret, individu dan final
e) Menimbulkan akibat hukum
Sayarat – syarat Gugatan
2) Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani oleh seorang kuasa penggugat, maka gugatan harus disertai surat
kuasa yang sah
3) Gugatan sedapat mungkin juga disertai keputusan tata usaha negara disertakan oleh penggugat Syarat-syarat
gugatan untuk sengketa TUN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) di atas, untuk perkara perdata di
dalam HIR atau RBg tidak ada ketentuannya, sehingga terpaksa syarat-syarat gugatan untuk perkara perdata
berpedoman pada ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 angka 3 Rv. Dari ketentuan yang terdapat
dalam Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 dapat diketahui bahwa
syarat-syarat yang harus dimuat dalam surat gugatan adalah sebagai berikut:
Sayarat – syarat Gugatan
a) Identitas Diri
(1) Penggugat
(2) Tergugat
b) Dasar Gugatan (fundamentum petendi, posita atau dalil gugatan)
c) Hal yang diminta untuk diputuskan oleh pengadilan (petitum)
Surat Gugatan Pertanyaan
1. Apakah format surat gugatan yang selama ini berbeda-beda menjadi cacat hukum ?
Jawabanya tidak, akrena sah atau tidaknya surat gugatan bukan tergantung format surat
gugatan akan tetapi tergantung legal standing penguggat maupun kuasa hukumnya
1. Apabila format surat gugatan sudah dibuat sesuai dengan keinginan hakim apakah
dipastikan akan menang ?
Jawabanya tidak, karena ditolak atau dikabulkannya gugatan berdasarkan dalil-dalil,
keterangan saksi, alat bukti dan fakta di persidangan bukan karena format surat gugatan
Surat Gugatan Pertanyaan
1. Surat gugatan dibuat rapi, lengkap dan jelas supaya hakim dapat mudah membaca,
memahami maksud dan tujuan gugatan yang diajukan
Kadang hakim tidak menutup kemungkinan menjatuhkan putusan yang menyatakan
gugatan tidak jelas atau ( obscure libel) karena maksud dan tujuan surat gugatan menjadi
rancu karena susunan kalkimat tidak beraturan sehingga menyulitkan pemahaman hakim
Kepala Surat Gugatan
Surat gugatan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat yang memiliki kewenangan untuk
memeriksa.mengadili dan memutus perkara tersebut.
Surat gugatan dapat menggunakan atau tidakmenggunakan kop surat dari instansi atau kantor hukum kuasa
Penggugat.
Tidak ada larangan atau kewajiban untuk mengajukansurat gugatan harus menggunakan kop surat, yang
terpenting adalah legalitas Penggugat dan kuasa hukumnya.
Kepala Surat Gugatan
Alamat surat gugatan harus ditulis secara terang, jelasdan lengkap supaya tidak terjadi kesalahan
kewenanganpengadilan yang mengadili perkaranya.
Apabila terjadi kesalahan penulisan nama dan alamat pengadilan, maka dapat mengakibatkan gugatan ditolak
atau tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya dikembalikanuntuk diperbaiki yang akhirnya menambah
pekerjaan baru bolak-balik memperbaiki surat gugatan
.Pada kepala surat supaya dicantumkan tanggal,bulan dan tahun yang menandakan surat gugatan dibuat,ditanda
tangani dan diajukan pada saat itu, dan tidak perlu mencantumkan nomor surat dari kantor kuasa hukum atau
instansi yang bersangkutan.
Kepala Surat Gugatan
Dalam surat gugatan dapat diajukan pokok permasalahan. Pokok Permasalahan adalah penjabaran cerita singkat
mengenaikronologis sebab musabab terjadinya masalah atau perkara.
Tidak ada larangan atau keharusan untuk mencantumkan pokok permasalahan, namun hal ini hanya dapat
menambah keyakinan hakim untuk mempertimbangkan dasar hukumdalam menjatuhkan putusan.
Sebab, hakim dalam memutus perkara tidak terlepas dari kronologis sebab musabab terjadinya permasalahan atau
perkara. Untuk penulisan diawali dengan angka dalam kurung dihitamkan (bold) tanpa tanda titik, sedangkan
judul "Dalam Pokok Permasalahan" menggunakan huruf kapital dihitamkan
Contoh Penulisan: (1) DALAM POKOK PERMASALAHAN
Dalam Pokok Permasalahan
Dalam surat gugatan dapat diajukan pokok permasalahan. Pokok Permasalahan adalah penjabaran cerita singkat
mengenaikronologis sebab musabab terjadinya masalah atau perkara.
Tidak ada larangan atau keharusan untuk mencantumkan pokok permasalahan, namun hal ini hanya dapat
menambah keyakinan hakim untuk mempertimbangkan dasar hukumdalam menjatuhkan putusan.
Sebab, hakim dalam memutus perkara tidak terlepas dari kronologis sebab musabab terjadinya permasalahan atau
perkara. Untuk penulisan diawali dengan angka dalam kurung dihitamkan (bold) tanpa tanda titik, sedangkan
judul "Dalam Pokok Permasalahan" menggunakan huruf kapital dihitamkan
Contoh Penulisan: (1) DALAM POKOK PERMASALAHAN
Dalam Pokok Perkara
Hal terpenting yang harus diperhatikan dan merupakan kewajiban adalah mengajukan dalil-dalil pokok perkara.
Pokok perkara adalah posita dari surat gugatan. Dalam pokok perkara harus dijabarkan dalil-dalil gugatan selengkap
mungkin yang diikuti dengan dasar-dasar hukumnya guna menentukan apa saja yang akan dituntut dalam petitum.
Apabila dalil-dalil dalam pokok perkara tidak dituangkantidak diperbolehkan mengajukan tuntutan dalam
petitum ,karena hakim akan mempertimbangkan petitum gugatan berdasarkan dalil-dalil dalam posita gugatan.
Demikian sebaliknya, jangan sampai dalam petitumtidak diajukan tuntutan yang diminta padahal dalam
positagugatan sangat terang dan jelas dijabarkan dalil-dalil dan dasar-dasar hukumnya.Hal ini dapat mengakibatkan
Majelis Hakim tidak akan mempertimbangkannya karena Penggugat tidakmemintanya, sehingga dapat merugikan
diri sendiri.
Untuk penulisan diawali dengan angka dalam kurungdihitamkan (bold) tanpa tanda titik, sedangkan judul "Dalam
Pokok Perkara" menggunakan huruf kapital dihitamkan.
Contoh Penulisan:(3) DALAM POKOK PERKARA
Petitum gugatan
Petitum atau tuntutan adalah segala sesuatu yang dimohonkan dan dituangkan pada akhir dari surat gugatan. Dalam
petitum supaya dituntut atas dasar dalil-dalil yang telah diuraikan dalam pokok perkara atau posita gugatan. Sekali lagi
penulis mengingatkan, jangan mengajukan tuntutan dalam petitum apabila tidak diuraikan dalam pokok perkara atau
posita gugatan.
Demikian sebaliknya jangan sampai tidak mengajukan tuntutan dalam petitum apabila sudah diuraikan dengan
jelas dan terang dalil-dalil dalam pokok perkara atau posita gugatan, karena hal ini akan merugikan diri sendiri.
Demikian sebaliknya jangan sampai tidak mengajukan tuntutan dalam petitum apabila sudah diuraikan dengan
jelas dan terang dalil-dalil dalam pokok perkara atau posita gugatan, karena hal ini akan merugikan diri sendiri.
Dalam petitum gugatan, agar hati-hati untuk menentukana menyatakan atau menghukum, karena kata menyatakan
berbeda dengan kata menghukum .kataBahwa kata menyatakan dimaknai karena pihak lawan telah melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan hukum, atau menyatakan sah atau tidaknya suatu akta. Sedangkan kata menghukum dimaknai
untuk menjatuhkan sanksi, denda, membayar sejumlah uang mengembalikan suatu barang, atau untuk dapat melakukan
suatu eksekusi.
Petitum gugatan
1. Untuk penutup surat gugatan supaya mencantumkan kalimatmohon putusan yang seadil-adilnya.
Apabila permohonan putusan yang seadil-adilnya tidak dicantumkan, tidak tertutup kemungkinan ternyata selama
persidangan ditemukan fakta-fakta baru yang menguntungkan, akhirnya oleh karena Penggugat tidak memohon
pendapat lain dari hakim, maka Hakim tidak diwajibkan untuk mempertimbangkan fakta-fakta baru persidangan
tersebut.
Contohnya:
Apabila Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini berpendapat lain,
mohon dengan kerendahan hati supaya menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Penutup surat gugatan
setelah seluruh surat gugatan ditulis secara terang, jelasdan rapi, maka pada akhir surat gugatan sebelum
ditandatangani supaya disampaikan salam penutup, dan dibubuhi tanda titik (.).
Contohnya
Demikian surat gugatan ini disampaikan, atas perkenan Yang Mulia Majelis Hakim perkara aquo diucapkan
terima kasih.
Microsoft Word
Document