Anda di halaman 1dari 8

1

ASET TETAP
Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan alasan penghentian aset tetap
2. Melakukan proses akuntansi untuk penghentian dan pelepasan asset tetap

Penghentian Aset Tetap


Apabila aset tetap mengalami keusangan, cacat atau kerusakan parah yang mengakibatkan aset
tersebut tidak bisa digunakan lagi, maka aset tetap tersebut dapat dihentikan penggunaannya,
dibuang dan dihapus secara akuntansi. Caranya dengan membuang aset tersebut dan menghapusnya
dari catatan akuntansi.
Apabila aset tetap dihentikan penggunaannya sebelum masa manfaatnya habis, maka ada pengakuan
atas kerugian yang timbul akibat penghentian penggunaannya. Pengakuan kerugian ini akan dicatat
pada posisi di sebelah debit.

Contoh: Sebuah mesin potong mengalami kerusakan sehingga tidak bisa dioperasikan secara normal.
Perusahaan sudah berusaha untuk memperbaikinya, tetapi pihak reparasi menyatakan bahwa mesin
tersebut tidak bisa diperbaiki. Perusahaan akhirnya memutuskan untuk menghentikan penggunaan
mesin tersebut dan menghapusnya dari catatan akuntansi. Diketahui akumulasi depresiasi mesin
potong sampai dengan tanggal penghentian sebesar Rp 14.000.000 dan harga perolehan mesin
potong tersebut sebesar Rp 18.000.000

Untuk menghapus aset tetap, data yang diperlukan adalah Akumulasi Depresiasi sampai dengan
tanggal penghentian aset tetap dan Harga Perolehan aset tetap tersebut.
Cara menghapusnya yaitu menutup Akun Akumulasi Depresiasi dan Aset Tetap.
Bagaimana cara menutupnya? Yaitu dengan cara memindahkan akun-akun tersebut secara
berlawanan.
Saldo normal Akumulasi Depresiasi aset tetap berada di posisi Kredit, dipindahkan ke Debit.
Saldo normal Aset Tetap berada di posisi Debit, dipindahkan ke Kredit.

Diketahui akumulasi depresiasi mesin potong sampai dengan tanggal penghentian sebesar Rp
14.000.000 dan harga perolehan mesin potong tersebut sebesar Rp 18.000.000.
Langkah yang diperlukan untuk menghentikan dan menutup akun mesin potong tersebut adalah:
1. Memindahkan dan mencatat akun Mesin Potong ke sebelah Kredit.
2. Memindahkan dan mencatat akun Akumulasi Depresiasi Mesin Potong ke sebelah Debit.
3. Menghitung selisih/ kerugian yang terjadi dan mencatat Kerugian di sebelah Debit.

Jurnal untuk mencatat penghentian mesin potong tersebut:


dr. Akumulasi depresiasi Mesin Potong Rp 14.000.000
dr. Kerugian dari penghentian Mesin Potong Rp 4.000.000
cr. Mesin Potong Rp 18.000.000

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.
2

Penjualan Aset Tetap


Apabila aset tetap dijual sebelum masa manfaatnya habis, maka akan ada pengakuan atas keuntungan
atau kerugian yang terjadi.

Contoh: Pada tanggal 1 Julli 2013 sebuah mobil dijual Rp 16.000.000. Harga perolehan saat pembelian
Rp 60.000.000. Depresiasi dihitung sampai dengan tanggal 1 Januari 2013 sebesar Rp 41.000.000,
sedangkan beban depresiasi selama 6 bulan ( 1 Jan – 1 Juli 2013) sebesar RP 8.000.000

Langkah pertama
Buat jurnal untuk mencatat beban depresiasi mobil selama 6 bulan, 1 Januari – 1 Juli 2013 (sampai
tanggal penjualan mobil)
dr. Beban depresiasi Mobil Rp 8.000.000
cr. Akumulasi depresiasi Mobil Rp 8.000.000

Langkah kedua
Hitung Keuntungan/ Kerugian yang terjadi akibat penjualan mobil tersebut.
Caranya:
1. Hitunglah Nilai Buku dari Mobil tersebut.
Masih ingat rumusnya Nilai Buku? Nilai Buku = Harga perolehan – Akumulasi Depresiasi.
Harga perolehan mobil sebesar Rp 60.000.000.
Akumulasi depresiasinya sampai dengan tanggal penjualan mobil. Akumulasi depresiasi mobil
sampai tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 41.000.000 ditambah dengan beban depresiasi
selama 6 bulan sampai tanggal penjualan mobil sebesar Rp 8.000.000. Jumlahnya Rp
49.000.000.
Nilai Buku untuk mobil tersebut = Rp 60.000.000 – 49.000.000 = Rp 11.000.000.

2. Hitunglah selisih antara Nilai Buku dengan Harga Jual.


Nilai Buku untuk mobil Rp 11.000.000 dan Harga jual mobil Rp 16.000.000.
Terdapat selisih Rp 5.000.000. Perusahaan mendapatkan keuntungan atau kerugian?
Perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5.000.000.

Apabila Nilai Buku  Harga Jual, maka perusahaan mendapatkan Kerugian.


Apabila Nilai Buku  Harga Jual, maka perusahaan mendapatkan Keuntungan.

Jika Langkah kedua ini diringkas, maka bentuknya seperti berikut ini.
Laba atau rugi yang terjadi:

Harga perolehan Rp 60.000.000


Akumulasi depresiasi (Rp 41.000.000 + 8.000.000) (49.000.000)
Nilai Buku Rp 11.000.000
Harga jual (16.000.000)
Laba Rp 5.000.000

Langkah ketiga
Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penjualan mobil tersebut dan pengakuan atas
keuntungan yang terjadi. Caranya hampir sama dengan membuat jurnal pada saat penghentian aset
tetap.

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.
3

Caranya:
1. Memindahkan dan mencatat akun Mobil ke sebelah Kredit.
2. Memindahkan dan mencatat akun Akumulasi Depresiasi Mobil ke sebelah Debit.
3. Mencatat Keuntungan yang terjadi di sebelah Kredit.
4. Mencatat Kas yang diterima dari hasil penjualan mobil di sebelah Debit.

Jurnal untuk mencatat penjualan mobil dan pengakuan laba yang terjadi:
dr. Kas Rp 16.000.000
dr. Akumulasi depresiasi Mobil Rp 49.000.000
cr. Mobil Rp 60.000.000
cr. Keuntungan dari penjualan mobil Rp 5.000.000

Pertukaran Aset Tetap


Pertukaran Aset Tetap dapat dilakukan terhadap 2 jenis aset tetap. Pertukaran dengan Aset tetap yang
sejenis dan pertukaran dengan aset tetap yang tidak sejenis.

a. Pertukaran Aset Tetap sejenis : Laba yang terjadi tidak diakui


Maksudnya aset tetap akan ditukarkan dengan aset tetap yang sama persis tipe, ukuran, jenis, model,
bentuk, ataupun warnanya. Biasanya dilakukan untuk menukarkan mesin-mesin pada pabrik.
Apabila terjadi keuntungan pada pertukaran aset tetap yang sejenis ini, maka keuntungan tidak
diakui.
Pada pertukaran aset tetap yang sejenis ini, hanya kerugian yang dapat diakui.

Contoh: Harga perolehan sebuah mesin tipe A Rp 40.000.000, akumulasi depresiasi yang telah terjadi
Rp 28.000.000. Nilai buku untuk mesin tersebut Rp 12.000.000. Mesin tersebut akan ditukar dengan
mesin tipe A yang baru. Pada saat ini harga pasar untuk mesin lama Rp 19.000.000, harga untuk mesin
baru Rp 50.000.000, dan kas yang dibayarkan untuk pertukaran tersebut Rp 31.000.000.

Langkah pertama
Hitung dulu berapa kas yang dibayarkan untuk memperoleh mesin yang baru.
Diinformasikan bahwa harga pasar untuk mesin lama Rp 19.000.000.
Harga perolehan untuk mesin baru Rp 50.000.000.
Hitung selisihnya, Rp 50.000.000 – 19.000.000 sebesar Rp 31.000.000. Itu akan menjadi jumlah kas
yang akan dibayar oleh perusahaan.

Harga pasar Mesin Lama Rp 19.000.000


Kas yang dibayarkan 31.000.000 +
Harga perolehan Mesin Baru Rp 50.000.000

Langkah kedua
Hitung Keuntungan/ Kerugian yang terjadi akibat pertukaran mesin tersebut.
Caranya sama seperti Langkah kedua pada penjualan aset tetap.
1. Hitunglah Nilai Buku dari Mesin tersebut.
Nilai Buku = Harga perolehan – Akumulasi Depresiasi.
Nilai Buku untuk mesin tipe A tersebut = Rp 40.000.000 – 28.000.000 = Rp 12.000.000.

2. Hitunglah selisih antara Nilai Buku dengan Harga tukar/harga pasar mesin lama
Nilai Buku untuk mobil Rp 12.000.000 dan Harga pasar mesin lama Rp 19.000.000.
Terdapat selisih Rp 7.000.000. Perusahaan mendapatkan keuntungan atau kerugian?

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.
4

Nilai Buku  Harga pasar mesin lama, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan
sebesar Rp 7.000.000.

Jika Langkah kedua ini diringkas, maka bentuknya seperti berikut ini.
Laba atau rugi yang terjadi:

Harga perolehan Mesin Lama Rp 40.000.000


Akumulasi depresiasi Mesin Lama (28.000.000)
Nilai Buku Rp 12.000.000
Harga pasar Mesin Lama (19.000.000)
Laba akibat pertukaran Rp 7.000.000

Apabila terjadi keuntungan, maka lanjutkan ke Langkah ketiga.


Apabila terjadi kerugian, maka langsung lanjutkan ke Langkah keempat.

Langkah ketiga
Keuntungan yang terjadi akibat dari pertukaran aset tetap yang sejenis, tidak dapat diakui.
Oleh karena itu, nilai keuntungannya akan mengurangi Harga perolehan aset tetap yang baru.

Harga perolehan Mesin Baru sebesar Rp 50.000.000. Dikurangi dengan keuntungan yang terjadi akibat
pertukaran sebesar Rp 7.000.000. Diperoleh hasil Rp 43.000.000.
Hasil tersebut akan menjadi Harga perolehan Mesin Baru dan dicatat ke dalam jurnal.

Harga perolehan Mesin Baru Rp 50.000.000


Laba akibat pertukaran ( 7.000.000)
Harga perolehan Mesin Baru Rp 43.000.000

Langkah keempat
Buatlah jurnal untuk mencatat pertukaran mesin yang sejenis.
Caranya:
1. Memindahkan dan mencatat akun Mesin (Lama) ke sebelah Kredit.
2. Memindahkan dan mencatat akun Akumulasi Depresiasi Mesin (Lama) ke sebelah Debit.
3. Mencatat Mesin (Baru) di sebelah Debit.
4. Mencatat Kas yang dikeluarkan untuk menukarkan mesin di sebelah Kredit.

Jurnal untuk mencatat pertukaran mesin dengan tipe yang sama:


dr. Mesin Baru Rp 43.000.000
dr. Akumulasi depresiasi Mesin Lama Rp 28.000.000
cr. Mesin Lama Rp 40.000.000
cr. Kas Rp 31.000.000

b. Pertukaran Aset Tetap tidak sejenis : Laba atau Rugi yang terjadi harus diakui
Maksudnya aset tetap akan ditukarkan dengan aset tetap yang tidak sama jenisnya. Contohnya Mobil
ditukarkan dengan Mesin, Tanah ditukarkan dengan Mobil.
Atau menukarkan aset tetapnya yang sama kategorinya, tapi berbeda jenisnya. Contohnya Mobil Truk
Hino ditukarkan dengan Mobil Truk Mitsubishi, Mesin potong ditukarkan dengan mesin pemanas.
Apabila terjadi keuntungan atau kerugian pada pertukaran aset tetap tak sejenis ini, maka
keuntungan dan kerugian yang terjadi akan diakui.

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.
5

Contoh: Harga perolehan sebuah mesin Rp 40.000.000, akumulasi depresiasi yang telah terjadi Rp
28.000.000. Nilai buku untuk mesin tersebut Rp 12.000.000. Mesin tersebut akan ditukar dengan
sebidang tanah. Pada saat ini harga pasar untuk mesin tersebut Rp 19.000.000, harga perolehan untuk
sebidang tanah Rp 50.000.000, dan kas yang dibayarkan untuk pertukaran tersebut Rp 31.000.000.

Langkah-langkahnya hampir sama seperti langkah-langkah pada pertukaran aset yang sejenis:
Langkah pertama, Langkah kedua dan Langkah keempat.

Langkah pertama
Hitung dulu berapa kas yang dibayarkan untuk memperoleh sebidang tanah.
Diinformasikan bahwa harga pasar untuk mesin Rp 19.000.000.
Harga perolehan untuk sebidang tanah Rp 50.000.000.
Hitung selisihnya, Rp 50.000.000 – 19.000.000 sebesar Rp 31.000.000. Itu akan menjadi jumlah kas
yang akan dibayar oleh perusahaan.

Harga pasar Mesin Rp 19.000.000


Kas yang dibayarkan 31.000.000 +
Harga perolehan Tanah Rp 50.000.000

Langkah kedua
Hitung Keuntungan/ Kerugian yang terjadi akibat pertukaran aset tetap tersebut.
Caranya sama seperti Langkah kedua pada pertukaran aset tetap sejenis.
1. Hitunglah Nilai Buku dari Mesin tersebut.
Nilai Buku = Harga perolehan – Akumulasi Depresiasi.
Nilai Buku untuk mesin tersebut = Rp 40.000.000 – 28.000.000 = Rp 12.000.000.

2. Hitunglah selisih antara Nilai Buku dengan Harga tukar/harga pasar mesin
Nilai Buku untuk mobil Rp 12.000.000 dan Harga pasar mesin Rp 19.000.000.
Terdapat selisih Rp 7.000.000. Perusahaan mendapatkan keuntungan atau kerugian?
Nilai Buku  Harga pasar mesin lama, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan
sebesar Rp 7.000.000.

Jika Langkah kedua ini diringkas, maka bentuknya seperti berikut ini.
Laba atau rugi yang terjadi:

Harga perolehan Mesin Rp 40.000.000


Akumulasi depresiasi Mesin (28.000.000)
Nilai Buku Rp 12.000.000
Harga pasar Mesin (19.000.000)
Laba akibat pertukaran Rp 7.000.000

Langkah keempat
Buatlah jurnal untuk mencatat pertukaran aset tetap tak sejenis.
Caranya:
1. Memindahkan dan mencatat akun Mesin ke sebelah Kredit.
2. Memindahkan dan mencatat akun Akumulasi Depresiasi Mesin ke sebelah Debit.
3. Mencatat Tanah di sebelah Debit.
4. Mencatat Keuntungan yang terjadi akibat pertukaran di sebelah Kredit
5. Mencatat Kas yang dikeluarkan untuk menukarkan di sebelah Kredit.

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.
6

Jurnal untuk mencatat pertukaran mesin dengan sebidang tanah:


dr. Tanah Rp 50.000.000
dr. Akumulasi depresiasi Mesin Rp 28.000.000
cr. Mesin Rp 40.000.000
cr. Keuntungan akibat pertukaran Rp 7.000.000
cr. Kas Rp 31.000.000

****

Contoh SOAL
Selanjutnya Ibu akan memberikan contoh soal dan jawaban untuk penghentian dan pelepasan aset
tetap. Siapkan kertas, alat tulis dan kalkulator ya. Kalian sambil mencoba juga, ikuti langkah-langkah
dari Ibu.

Diketahui PT Sejahtera membeli peralatan pada tanggal 1 April 2000 dengan harga Rp 4.500.000.
Diperkirakan peralatan tersebut akan dipakai selama 8 tahun dengan nilai residu Rp 500.000. Periode
pembukuan perusahaan 1 Januari – 31 Desember.
Diminta:
a. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan pada akhir tahun 2000 dan 2001, jika penghitungan
depresiasi dengan menggunakan metode garis lurus!
b. Pada tanggal 1 Juli 2002, peralatan tersebut ditukar dengan mesin baru seharga Rp 7.500.000.
Peralatan lama dinilai sebesar Rp 1.500.000 dan sisanya ditambah uang tunai. Buatlah jurnal
yang diperlukan untuk mencatat transaksi pertukaran tersebut!

Langkah pertama
Untuk menjawab permintaan poin a., dibuat dulu tabel depresiasinya, dan hitung depresiasinya per
tahun sampai tahun 2001.
Masih ingat kan rumus depresiasi dengan menggunakan metode garis lurus?

Beban depresiasi = Harga perolehan – Nilai residu


n (umur)
Harga perolehan Rp 4.500.000, nilai residu Rp 500.000 dan umurnya 8 tahun.

Perlu diperhatikan, bahwa pembelian aset tetap dilakukan pada tanggal 1 April 2000. Oleh karena itu,
pada tahun pertama (31 Desember 2000) saat menghitung depresiasinya, dihitung dari bulan 1 April
hingga 31 Desember 2000 . Ternyata ada 9 bulan, jadi untuk menghitung depresiasi tahun pertama
dikalikan dengan 9/12.
Pada tahun kedua (31 Desember 2001), tidak perlu dikalikan dengan 9 bulan, karena menghitung
beban depresiasinya penuh selama satu tahun.
Adapun tabel depresiasinya adalah berikut ini.

Tahun Harga perolehan : Umur Beban Akumulasi Nilai Buku


– Nilai residu depresiasi/tahun depresiasi
1 April 2000 Rp 4.500.000
31 Des 2000 Rp 4.000.000 8 thn x 9/12 Rp 375.000 Rp 375.000 4.125.000
31 Des 2001 4.000.000 8 thn 500.000 875.000 3.625.000

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.
7

Langkah kedua
Lalu buat ayat jurnalnya seperti berikut ini:

31 Desember 2000 dr. Beban depresiasi peralatan Rp 375.000


cr. Akumulasi depresiasi peralatan Rp 375.000

31 Desember 2001 dr. Beban depresiasi peralatan Rp 500.000


cr. Akumulasi depresiasi peralatan Rp 500.000

Langkah ketiga
Untuk menjawab permintaan poin b., dihitung depresiasinya sampai tanggal peralatan ditukar dengan
mesin baru yaitu tanggal 1 Juli 2002. Caranya melanjutkan perhitungan dengan menggunakan tabel
depresiasi yang sudah dibuat pada langkah pertama.
Lalu tetap menggunakan rumus depresiasi metode garis lurus, tapi untuk tahun 2002 dihitung dulu
dari tanggal 1 Januari 2002 ke tanggal 1 Juli 2002 ada berapa bulan.
Jawabannya 6 bulan, sehingga perhitungan di tahun 2002 dikalikan 6/12.

Tahun Harga perolehan : Umur Beban Akumulasi Nilai Buku


– Nilai residu depresiasi/tahun depresiasi
1 April 2000 Rp 4.500.000
31 Des 2000 Rp 4.000.000 8 thn x 9/12 Rp 375.000 Rp 375.000 4.125.000
31 Des 2001 4.000.000 8 thn 500.000 875.000 3.625.000
1 Juli 2002 4.000.000 8 thn x 6/12 250.000 1.125.000 3.375.000

Dari tabel tersebut, kita mendapatkan beberapa informasi yang akan digunakan untuk membuat
jurnal pertukaran aset tetap. Apa saja? Ada beban depresiasi, akumulasi depresiasi dan Nilai Buku dari
peralatan yang akan ditukarkan.

Selanjutnya ikuti langkah-langkah pada pertukaran aset tetap tak sejenis.


1. Membuat ayat jurnal untuk mencatat beban depresiasi sampai dengan tanggal peralatan
ditukarkan.

1 Juli 2002 dr. Beban depresiasi peralatan Rp 250.000


cr. Akumulasi depresiasi peralatan Rp 250.000

2. Menghitung kas yang dibayarkan saat terjadi pertukaran.


Diinformasikan bahwa harga tukar untuk peralatan Rp 1.500.000.
Harga perolehan untuk mesin baru Rp 7.500.000.
Hitung selisihnya, Rp 7.500.000 – 1.500.000 sebesar Rp 6.000.000. Itu akan menjadi jumlah kas
yang akan dibayar oleh perusahaan.

Harga tukar peralatan Rp 1.500.000


Kas yang dibayarkan 6.000.000 +
Harga perolehan Mesin Rp 7.500.000

3. Menghitung keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat pertukaran.


Caranya dengan menghitung selisih antara nilai buku dan harga tukar peralatan.
Nilai Buku untuk peralatan dapat dilihat pada tabel depresiasi sebesar Rp 3.375.000 dan Harga
tukar peralatan sebesar Rp 1.500.000.

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.
8

Terdapat selisih Rp 1.875.000. Perusahaan mendapatkan keuntungan atau kerugian?


Nilai Buku  Harga tukar peralatan, maka perusahaan akan mendapatkan kerugian sebesar Rp
1.875.000.

Jika diringkas, maka bentuknya seperti berikut ini.


Laba atau rugi yang terjadi:

Nilai Buku Rp 3.375.000


Harga tukar peralatan (1.500.000)
Rugi akibat pertukaran Rp 1.875.000

4. Membuat ayat jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran.


Caranya:
a. Memindahkan dan mencatat akun Peralatan ke sebelah Kredit.
b. Memindahkan dan mencatat akun Akumulasi Depresiasi Peralatan ke sebelah Debit.
c. Mencatat Mesin di sebelah Debit.
d. Mencatat Kerugian yang terjadi akibat pertukaran di sebelah Debit
e. Mencatat Kas yang dikeluarkan untuk menukarkan di sebelah Kredit.

Jurnal untuk mencatat pertukaran mesin dengan tipe yang sama:


dr. Mesin Rp 7.500.000
dr. Akumulasi depresiasi Peralatan Rp 1.125.000
dr. Kerugian akibat pertukaran Rp 1.875.000
cr. Peralatan Rp 4.500.000
cr. Kas Rp 6.000.000

Demikian penjelasan dari Ibu untuk Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap.
Mudah-mudahan kalian bisa lebih memahami materi ini.
Jika ada yang belum jelas, silakan hubungi Ibu untuk bertanya.

Pengantar Akuntansi 2
Tiara Timuriana, SE., MM.

Anda mungkin juga menyukai