Anda di halaman 1dari 5

2.

Pencatatan Penghentian Aktiva Tetap Karena Kerusakan


Apabila aktiva tetap diberhentikan dari pemakaiannya karena rusak, harga buku aktiva
pada saat dihentikan pemakainnya dicatat sebagai kerugian penghentian aktiva tetap. Jika aktiva
tetap yang bersangkutan dibuang atau dipindahkan, biaya pembuangan atau pemindahannya juga
dicatat sebagai kerugian penghentian aktiva tetap.
Contoh :
Pada tanggal 2 Juli 2014, sebuah mesin dihentikan dari pemakainnya karena rusak berat. Harga
perolehan mesin tersebut Rp 120.000.000,00 dan telah disusutkan Rp 96.000.000,00. Biaya
pemindahan Rp 3.000.000,00 dibayar tunai. Berapa kerugian akibat penghentian mesin?
Diketahui:
Harga perolehan : Rp 120.000.000,00
Akumulasi Depresiasi : Rp 96.000.000,00
Biaya pemindahan : Rp 3.000.000,00
Ditanyakan: Kerugian akibat penghentian mesin?
Jawaban:
Harga Perolehan Rp 120.000.000,00
Akumulasi Depresiasi (Rp 96.000.000,00)
Harga Buku Mesin Rp 24.000.000,00
Biaya Pemindahan Rp 3.000.000,00
Jumlah kerugian penghentian Rp 27.000.000,00

Transaksi penghentian mesin di atas, dicatat dengan jurnal sebagai berikut.


Jul. 2 Akumulasi Depresiasi Mesin Rp 96.000.000,00
Rugi Penghentian Aktiva Tetap Rp 27.000.000,00
Mesin Rp 120.000.000,00
Kas Rp 3.000.000,00
3. Pencatatan Transaksi Pertukaran dengan Aktiva Lain
Adakalanya aktiva tetap yang belum habis masa penggunaannya ditukar dengan aktiva
tetap yang baru. Kekurangan dari harga aktiva tetap yang baru, dibayar dengan tunai. Transaksi
demikian biasa disebut dengan transaksi “tukar tambah” (trade in).
Dalam transaksi tukar tambah, harga perolehan aktiva tetap yang diterima adalah harga
pasarnya. Selisih antara harga buku aktiva tetap yang diserahkan dengan harga “pertukarannya”,
dicatat sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap. Apabila dalam transaksi pertukaran aktiva
tetap disertai dengan tambahan uang tunai, harga pertukaran aktiva tetap yang diserahkan adalah
selisih antara harga pasar aktiva yang diterima dengan jumlah uang tunai yang diserahkan sebagai
tambahan.
Contoh 1:
Pada tanggal 5 Januari 2014, PT SATRIA menukarkan sebuah kendaraan lama dengan kendaraan
baru yang harga pasarnya Rp 150.000.000,00. Kendaraan lama diperoleh dengan harga Rp
100.000.000,00, telah disusutkan sebesar Rp 40.000.000,00. Dalam pertukaran tersebut, PT
SATRIA menyerahkan tambahan uang tunai Rp 85.000.000,00. Berapa laba rugi pertukaran aktiva
tetap?
Diketahui:
Harga pasar kendaraan baru Rp 150.000.000,00
Harga perolehan kendaraan lama Rp 100.000.000,00
Akumulasi depresiasi kendaraan Rp 40.000.000,00
Tambahan uang tunai Rp 85.000.000,00
Ditanyakan: Laba rugi pertukaran aktiva tetap?
Jawaban:
Harga perolehan kendaraan lama Rp 100.000.000,00
Akumulasi depresiasi kendaraan (Rp 40.000.000,00)
Harga buku kendaraan yang diserahkan Rp 60.000.000,00
Harga pasar kendaraan baru yang diterima Rp 150.000.000,00
Tambahan uang tunai yang diserahkan (Rp 85.000.000,00)
Harga pertukaran kendaraan lama Rp 65.000.000,00
Laba pertukaran aktiva tetap Rp 5.000.000,00
Transaksi pertukaran kendaraan contoh di atas, dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Jan. 5 Kendaraan Rp 150.000.000,00
Akumulasi depresiasi kendaraan Rp 40.000.000,00
Kendaraan Rp 100.000.000,00
Kas Rp 85.000.000,00
Laba pertukaran aktiva tetap Rp 5.000.000,00

Contoh 2:
Pada tanggal 25 Juni 2014, PT VIRGO menukar mesin lama dengan mesin baru yang harga
pasarnya Rp 200.000.000,00. PT VIRGO menambah dengan uang tunai Rp 115.000.000,00. Data
mengenai mesin lama sebagai berikut:

• Harga perolehan Rp 150.000.000,00


• Mulai dioperasikan tanggal 1 Mei 2010
• Disusutkan menurut metode garis lurus, usia ekonomis ditaksir selama 8 tahun, taksiran nilai
residu Rp 30.000.000,00
Berapa laba rugi pertukaran aktiva tetap?
Diketahui:
Harga pasar kendaraan baru Rp 200.000.000,00
Tambahan uang tunai Rp 115.000.000,00
Harga perolehan kendaraan lama Rp 150.000.000,00
Nilai Residu Rp 30.000.000,00
Umur ekonomis 8 tahun
Dioperasikan 1 Mei 2010
Ditukar 25 Juni 2014
Ditanyakan: Laba rugi pertukaran aktiva tetap?
Jawaban:
a. Mencari Nilai Depresiasi dengan Metode Garis Lurus
Depresiasi tahunan = Rp 150.000.000,00 – Rp 30.000.000,00 = Rp 15.000.000,00
8
8
Depresiasi 2010 = x Rp 15.000.000,00 = Rp 10.000.000,00
12
6
Depresiasi 2014 = x Rp 15.000.000,00 = Rp 7.500.000,00
12

b. Menghitung Laba Rugi Pertukaran


Harga perolehan mesin lama Rp 150.000.000,00
Akumulasi depresiasi saat pertukaran:
Depresiasi 2010 Rp 10.000.000,00
Depresiasi 2011 Rp 15.000.000,00
Depresiasi 2012 Rp 15.000.000,00
Depresiasi 2013 Rp 15.000.000,00
Depresiasi 2014 Rp 7.500.000,00
Jumlah (Rp 62.500.000,00)
Harga buku mesin yang diserahkan Rp 87.500.000,00
Harga pasar mesin baru yang diterima Rp 200.000.000,00
Tambahan uang tunai (Rp 115.000.000,00)
Harga pertukaran mesin lama Rp 85.000.000,00
Rugi pertukaran aktiva Rp 2.500.000,00

Transaksi pertukaran mesin dicatat dengan jurnal sebagai berikut:


Jun. 25 Beban Depresiasi Rp 7.500.000,00
Akumulasi depresiasi mesin Rp 7.500.000,00
(Mencatat depresiasi mesin yang ditukar tahun 2014 6 bulan)
Jun. 25 Mesin Rp 200.000.000,00
Akumulasi depresiasi mesin Rp 62.500.000,00
Rugi pertukaran aktiva tetap Rp 2.500.000,00
Mesin Rp 150.000.000,00
Kas Rp 115.000.000,00
(Mencatat transaksi pertukaran mesin)
Latihan Soal 4
1. Pada tanggal 5 Januari 2014, PT SAMAJAYA menukar mesin AB dengan mesin AD. Mesin
AB diperoleh dengan harga Rp 100.000.000,00, telah disusutkan Rp 40.000.000,00. Dalam
pertukaran tersebut:
a. PT SAMAJAYA menyerahkan uang tunai Rp 55.000.000,00 sebagai tambahan.
b. Harga pasar mesin AD Rp 150.000.000,00
Dari pertukaran di atas, catat transaksi pertukaran mesin dalam jurnal umum!
2. Pada tanggal 1 Januari 2011, sebuah mesin dihentikan dari pemakaiannya karena rusak berat.
Harga perolehan mesin tersebut Rp 300.000.000,00, dan telah disusutkan Rp 278.000.000,00.
Biaya untuk pemindahan dibayar tunai Rp 10.000.000,00. Hitung kerugian akibat penghentian
mesin!

Anda mungkin juga menyukai