Anda di halaman 1dari 21

8.

KEBIJAKAN FISKAL

OLEH : Kurnia.Permatasari
A. DEFINISI DAN KONSEP KEBIJAKAN
FISKAL
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang
digunakan oleh pemerintah untuk mengelola perekonomian
guna mencapai kondisi yang lebih baik dengan cara
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Sistem Ekonomi Islam dibagi dalam 3 sektor utama yaitu:
sektor publik, sektor swasta, dan sektor keadilan sosial.
Sektor publik dianggap sebagai sektor fiskal dimana
fungsinya menurut Islam adalah:
1. Pemeliharaan terhadap hukum, keadilan, dan
pertahanan
2. Perumusan dan pelaksanaan terhadap kebijakan
ekonomi
3. Manajemen kekayaan pemerintah yang ada di dalam
BUMN
4. Intervensi ekonomi oleh pemerintah jika diperlukan.

Fungsi Fiskal menurut Konvensional adalah fungsi dalam


tataran perekonomian yang sangat identik dengan
kemampuan pemerintah dalam menghasilkan pendapatan
untuk menutupi kebutuhannya, kemudian mengalokasikan
anggaran yang ada atau biasa disebut anggaran belanja
negara dan mendistribusikannya agar tercapai efisiensi
anggaran. Instrumen Fiskal yang biasa digunakan adalah
pajak transfer dan anggaran. Dalam Ekonomi Islam
pendapatan dan anggaran merupakan alat yang efektif
untuk mencapai tujuan ekonomi.
Adapun tujuan kebijakan pemerintah menurut sukirno
(2004) dilihat berdasarkan dua tujuan yaitu tujuan ekonomi
dan tujuan sosial politik.
1. Tujuan yang bersifat ekonomi, pertimbangannya:
a. Menyediakan lapangan kerja yang layak
b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
c. Memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat
2. Tujuan bersifat sosial politik
a. Meningkatkan kemakmuran dan kestabilan keluarga
b. Menghindari masalah-masalah sosial, keamanan dan
perlindungan hukum masarakat
c. Mewujudkan kestabilan politik
Fungsi negara Islam menurut Siddiqi (1988)
1. Fungsi yang diamanahkan syariah secara permanen,
meliputi:
a. Pertahanan
b. Hukum dan ketertiban
c. Keadilan
d. Pemenuhan kewajiban
e. Dakwah
f. Amar ma’ruf nahi munkar
g. Administrasi sipil
h. Pemenuhan kewajiban sosial jika sektor swasta gagal
2. Fungsi Turunan Syariah yang berbasis ijtihad sesuai
kondisi sosial dan ekonomi pada waktu tertentu,
meliputi:
a. Perlindungan lingkungan
b. Penyediaan sarana kepentingan umum
c. Penelitian ilmiah
d. Pengumpulan modal dan pembangunan ekonomi
e. Penyediaan subsidi dan kegiatan swasta tertentu
f. Pembelanjaan yang diperlukan untuk stabilisasi kebijakan
3. Fungsi proses musyawarah, meliputi semua kegiatan
yang dipercayakan masyarakat pada sebuah proses
musyawarah. Inilah yang menurut Siddiqi terbuka dan
berbeda pada setiap negara bergantung pada situasi
dan kondisi negara masing-masing.
Fungsi dan tanggung jawab negara menurut Khaf (1989)
menyebutkan bahwa negara tidak bebas menentukan
prioritas politik dan ekonomi yang membatasi kebebasan
hak individu yang diberikan Allah SWT. Sasaran utama
negara adalah melindungi agama dan supremasi
kalimatullah.
B. BENTUK KEBIJAKAN FISKAL
1. Penstabil otomatik
Adalah bentuk-bentuk sistem fiskal yang sedang berlaku
secara otomatis cenderung untuk menimbulkan
kestabilan dalam kegiatan ekonomi. Dalam suatu
perekonomian modern penstabil otomatik adalah:
a. Sistem perpajakan yang progesif dan proporsional.
Sistem perpajakan yang mengenakan persentase lebih tinggi
seiring dengan semakin tingginya pendapatan individu dan
dipraktikkan hampir disemua negara.
Adapun pajak proporsional adalah sistem perpajakan yang
mengenakan persentase yang sama terhadap seluruh tingkatan
pendapatan. Biasanya tarif pajak korporate.
Kedua sistem ini cenderung mengurangi fluktuasi kegiatan
perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya.
Pada saat resesi pajak individu dan perusahaan ↓ →→ pendapatan
disposible ↓ pada tingkat lebih lambat dari penurunan pendapatan
Nasional.→→ pengeluaran konsumsi Rumah Tangga dan
pengeluaran agregat perekonomian ↓. Sebaliknya bila ekonomi
tumbuh ↑ kesempatan kerja dan kemakmuran ↑→→ pendapatan
disposible tidak akan berkembang secepat kenaikan pendapatan
individu dan nasional karena pajak mengalami pertambahan yang
lebih cepat dan mengurangi laju pertambahan pendapatan
disposible.→→konsumsi Rumah Tangga tidak akan berkembang
secepat pertambahan pendapatan dan memperlambat ekspansi
pengeluaran agregat.
b. Kebijakan harga minimum
Merupakan sistem pengendalian harga yang bertujuan
menstabilkan pendapatan para petani dan pada waktu yang sama
menjaga agar pendapatannya cukup tinggi. Tujuannya
menstabilkan harga dan pendapatan serta mengurangi fluktuasi
keseluruhan ekonomi.
c. Sistem Asuransi pengangguran
Suatu bentuk jaminan sosial yang diberikan kepada pengganggur
2. Kebijakan Fiskal Diskresioner
Penstabil otomatik tidak dapat mengatasi masalah pengangguran
atau inflasi sehingga dibutuhan kebijakan fiskal ini dimana
pengeluaran pemerintah dan perpajakan secara khusus membuat
perubahan atas sistem yang ada.
a. Kebijakan Fiskal ekspansi
Pada kondisi ekonomi rendah dan banyak pengangguran maka
salah satu bentuk kebijakan fiskal ekspansi adalah menambah
pengeluaran pemerintah, Mengurangi persentase tarif pajak.
b. Kebijakan fiskal konstraksi
Terjadi inflasi dan pengangguran rendah maka mengurangi
pengeluaran pemerintah merupakan kebijakan fiskal kontraksi
yang paling efektif mengurangi inflasi.
Menurut Sukirno (2000) kelemahan kebijakan fiskal adalah:
1. Adanya jeda waktu (time lag) untuk menyadari masalah yang
timbul hingga pengaruh yang dirasakan dari kebijakan fiskal.
2. Persaingan untuk memperoleh dana diantara pemerintah dan
swasta menimbulkan crowding out dan menyebabkan bunga
mahal dan menurunnya investasi.
3. Kebutuhan dana untuk bunga dan cicilan menjadi beban generasi
mendatang.

C. KEBIJAKAN FISKAL MASA RASULULLAH SAW


(Tahun 1 sd 11 H)
Pada awal pemerintahan kota Madinah, pendapatan dan
pengeluaran hampir tidak ada hampir seluruh pekerjaan tidak
mendapatkan upah. Harta diperoleh dari rampasan perang.
Namun tahun kedua hijriah sedekah dan fitrah diwajibkan yang
dibayarkan setiap bulan Ramadhan. Zakat mulai diwajibkan pada
tahun ke 9 hijriah.
Sumber penerimaan pada masa Rasulullah SAW
digolongkan pada tiga bagian (Huda, 2008)
1. Sumber pendapatan kaum Muslimin
a. Kharaj (pajak tanah)
b. Zakat
c. Ush (bea Impor)
d. Zakat Fitrah
e. Wakaf
f. Infak dan shadaqah
g. Amwal Fadhla (harta warisan kaum muslim tanpa ahli waris
atau harta benda kaum muslimin yang meninggalkan
negerinya)
h. Nawaib (pajak yang cukup besar dibebankan dalam rangka
menutupi pengeluaran negara selama perang)
i. Khumus atas rikaz harta karun temuan sebelum periode Islam
2. Pendapatan kaum Non Muslim
a. Jizyah (pajak yang dibayar oleh non Muslim)
b. Kharraj (pajak tanah)
c. Ushr (pajak hasil pertanian)

3. Sumber penerimaan Lain


a. Ghanimah (harta rampasan perang)
b. Fay (harta dari daerah taklukan)
c. Uang tebusan untuk para tawanan perang
d. Karaffah atau Denda
e. Hadiah
f. Pinjaman dari kaum Muslim dan non Muslim
D. KEBIJAKAN FISKAL MASA KHULAFAUR RASYIDIN
1. Masa Abu Bakar Ash Shidiq (Tahun 11 sd 13 H)
Sumber penerimaan pada dasarnya hampir sama dengan masa
pemerintahan Rasul namun sempat terhenti karena adanya
pemberontakan dan adanya kaum muslimin yang tidak mau
membayar zakat karena menganggap peraturan tersebut hanya
ada pada masa Rasul. Langkah kebijakan Fiskal (Huda,2008):
a. Perhatian terhadap keakuratan perhitungan zakat
b. Pengembagan pembangunan batul mal dan penanggung jawab
baitul mal
c. Menerapkan konsep balance budget pada baitul mal bahwa
seluruh pendapatan langsung didistribusikan tanpa adanya
cadangan
d. Melakukan penegakkan hukum terhadap pihak yang tidak mau
membayar zakat dan pajak, pada pemerintah.
2. Masa Umar Bin Khatab (Tahun 13 sd 23 H)
Kebijakan perekonomian masa ini memiliki pengaruh signifikan
terhadap kemajuan perekonomian umat. Berdasarkan keadilan dan
kebersamaan. Kebijakannya antara lain:
a. Reorganisasi baitul mal dan menjadi organisasi resmi
b. Berlaku sistem cadangan darurat
c. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan
minimum makanan dan pakaian kepada warganya
d. Diversifikasi objek zakat
e. Pengembangan ushr (pajak pertanian)
f. Perubahan Undang-Undang Land Reform bahwa tanah yang tidak
produktif dikuasai negara
g. Pengelompokan pendapatan
Sumber pendapatan Pengeluaran
Zakat dan Ushr Pendistribusian untuk masyarakat
setempat
Khums dan shadaqah Fakir miskin dan kesejahteraan
Kharaj, fay, jizyah, ushr, sewa tetap Dana pensiun, dana pinjaman
Pendapatan dari semua sumber Pekerja, pemelihara anak terlantar,
dan dana sosial

3. Masa Usman bin Affan ( Tahun 23 sd 37 H)


Kebijakan Umar bin Khatab tidak lagi dilaksanakan pada masa ini
faktor produksi yang selama ini dikuasai negara diserahkan pada
individu sehingga muncullah tuan tanah. Enam tahun terakhir
pemerintahan Utsman siatuasi politik negara sangat kacau
kepercayaan terhadap pemerintahan Utsman berkurang . Utsman
tidak pernah mengambil gaji dari kantor namun turut membantu
beban pemerintah karena dia seorang pengusaha sukses.
Kebijkan Utsman sebagai berikut (Huda, 2008)
a. Pembangunan irigasi pengairan
b. Pembentukan organisasi kepolisian
c. Pembangunan gedung pengadilan
d. Kebijakan pembagian lahan luas milik Raja Persia kepada
individu
e. Meningkatkan anggaran pertahanan dan kelautan serta
meningkatkan dana pensiun
f. Membuat bebrapa perubahan administrasi dan meningkatkan
kharaj dan jizyah dari Mesir.

4. Masa Ali bin Abi Thalib (Tahun 37 sd 40 H)


Sumber pendapatan negara mengalami kendala sejak awal
pemerintahan akibat sering terjadi pemberontakan. Namun Ali
memiliki konsep yang jelas tentang pemerintahan dan administrasi.
Beberapa perubahan kebijakannya antara lain:
a. Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada baitul Mal
b. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan namun anggaran untuk
polisi tetap
c. Adanya kebijakan pengetatan anggaran negara

E. PENGELUARAN PEMERINTAH
Menurut Karim, 2007 berdasarkan jenisnya Belanja
pemerintah dapat dibedakan:
1. Wasteful Spending, Bila pengeluaran pemerintah memberikan
manfaat lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan maka relatif tidak
berpengaruh terhadap masyarakat
2. Productive spending, sebaliknya.
3. Transfer Payment, bila biaya dan manfaat pengeluaran pemerintah
sama besar
Menurut Sifatnya Pengeluaran pemerintah dibedakan
menjadi:
1. Temporary spending, yaitu pembiayaan untuk satu waktu
2. Permanent spending, yaitu pembiayaan yang dilakukan secara
terus menerus dalam periode tertentu.
Pengeluaran negara yang lebih banyak untuk kemaslahatan umat pada
masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin adalah sebagai berikut:

Primer Sekunder
Biaya pertahanan Bantuan untuk orang yang belajar
Penyaluran zakat dan Ushr pd yg berhak agama di Madinah
Pembayaran Gaji untuk pejabat Hiburan untuk delegasi keagamaan
Pembayaran upah para sukarelawan Hiburan & biaya perjalanan utusan
Pembayaran utang negara Pembayaran denda atas yg terbunuh
Bantuan untuk musafir tidak sengaja oleh pasukan muslim
Pembayaran pembebasan budak
Pembayaran utang org miskin
Tunjangan fakir miskin
Persediaan darurat
F. UTANG PEMERINTAH
Kebijakan defisit anggaran adalah:
a. Melakukan pinjaman/utang dalam dan luar negeri
b. Mencetak uang untuk kebutuhan mendesak
c. Kebijakan uang ketat
d. Meningkatkan pajak
Ekonomi Islam menghindari defisit anggaran. Pada masa
Rasulullah hanya sekali melakukan akibat adanya perang namun
dilunasi setelah mendapat harta rampasan perang. Islam
menghindari individu maupun pemerintah berhutang karena:
a. Kemandirian ekonomi suatu negara akan terganggu dan
tergantung pada pemberi hutang
b. Berhutang ada biaya cost of capital yang harus dibayar
c. Kewajban pencicilan hutang beserta bunga akan menyebabkan
tekanan atas ketidakstabilan nilai mata uang dan tingkat harga
umum dalam negeri.
Cara lain selain berhutang dalam mengatasi defisit anggaran
pemerintah adalah dengan melakukan efisiensi anggaran pemerintah
melalui pemangkasan anggaran dalam birokrasi seperti perjalanan
dinas, moratorium pegawai negeri sipil. Namun anggaran untuk
kemaslahatan masyarakat harus tetap dilaksanakan seperti
pendidikan, kesehatan dan kehidupan layak masyarakat.
TUGAS KELOMPOK
Buatlah kajian tentang lembaga keuangan Syariah yang
ada di Indonesia :
1. Kelompok 1 = Pegadaian Syariah
2. Kelompok 2 = Asuransi Syariah
3. Kelompok 3 = Baitul Maal Wattamwil (BMT)
4. Kelompok 4 = Reksadana Syariah
5. Kelompok 5 = Sukuk Syariah
6. Kelompok 6 = Bank Syariah
7. Kelompok 7 = Pasar Modal Syariah

Anda mungkin juga menyukai