Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 4

WINDAYANI (105731107622)
HANA SAFITRI (105731108322)
RAIHANA (105731109022)
INRIANA PUTRI (105731109622)
NUR AZIMA (105731110322)
SEJARAH KEUANGAN PUBLIK ISLAM
1. Keuangan publik pada masa Rasulullah Saw.
Sebagai negara yang baruterbentuk, ada beberapa hal
yang segera mendapat perhatian beliau, seperti:
-membangun masjid utama sebagai tempat untuk
mengadakan forum bagi para pengikutnya
-merehabilitasi muhajirin Makkah di Madinah
-menciptakan kedamaian dalam negara
-mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga
negaranya
membuat konstitusi negara
-menyusun sistem pertahanan Madinah
-meletakkan dasar-dasar sistem keuangan negara.
b. Sumber Sekunder Keuangan Negara
Pemerintah suatu Negara adalah badan yang dipercaya
untuk menjadi pengurus tunggal kekayaan Negara dan
keuangan. Rasulullah adalah kepalaNegara pertama yang
memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan Negara
abad ke tujuh, yaitu semua hasil pengumpulan Negara harus
dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan
sesuai dengan kebutuhan Negara. Hasil pengumpulan itu
adalah milik Negara dan bukan milik individu. Tempat
pengumpulan ini disebut Baitul Maal atau bendahara Negara.
2. Keuangan publik pada masa Khulafaurrasyidin
a. Masa Khalifah Abu Bakar Siddiq
Abu Bakar Siddiq terpilih sebagai khalifah dalam kondisi
miskin,sebagai pedagang dengan hasil yang tidak mencukupi
kebutuhan keluarga. Sejak menjadi khalifah, kebutuhan keluarga Abu
Bakar diurus oleh kekayaan dari Baitul Maal ini. Menurut beberapa
keterangan, beliau diperbolehkan mengambil dua setengah atau dua
tiga perempat dirham setiap harinya dai Baitul Maal dengan
tambahan makanan berupa daging domba dan pakaian biasa.
b. Masa Khalifah Umar Bin Khattab Al-Faruqi
Ada beberapa hal penting yang perlu dicatat
berkaitan dengan masalah kebijakan keuangan
Negara pada masa khalifah Umar, diantaranya
adalah masalah :
(1) Baitul Maal
(2) Kepemilikan tanah
(3)Zakat dan Ushr
(4) Sedekah untuk non-muslim
(5) Mata uang
(6) Klasifikasi pendapatan Negara
(7) Pengeluaran
B.Pengertian keuangan publik
Nilai-nilai yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist yang menjadi
dasar dari perumusan sistem keuangan dan kebijakan fiskal
negara. Seiring dengan perkembangan zaman, keuangan
publik Islam mengalami pembaharuan. Walaupun demikian,
mekanisme pengelolaan keuangan publik khususnya
kebijakan fiskal tetap dibangun atas dasar prinsip yang sesuai
dengan tujuan Islam baik dari segi penerimaan maupun
pengeluarannya.
Pengelolaan keuangan publik merupakan amanah yang harus
diemban dengan penuh tanggung jawab. Problematika
menyangkut pengelolaan keuangan publik harus segera
dituntaskan dengan menerapkan aneka alternatif solusi, baik
didasarkan pada studi teoretis, empiris maupun normatif.
C. Karakteristik keuangan publik
Terdapat sejumlah kriteria dalam menilai pentingnya sektor
publik. Kriteria pertama, komposisi output pengeluaran
publik haruslah sesuai dengan keinginan konsumen; kedua,
adanya preferensi pengambilan keputusan yang
terdesantrilisasi; ketiga, tidak menyerahkan ekonomi hanya
pada kekuatan pasar, karena mekanisme pasar tidak dapat
melaksanakan semua fungsi ekonomi. Dengan demikian
karakteristik kebijakan publik mempunyai sifat mengarahkan,
mengoreksi, dan melengkapi perananan mekanisme pasar.
D. Instrumen pembiayaan publik
Secara umum zakat bisa dirumuskan sebagai bagian dari harta
yang wajib dibayarkan oleh setiap muslim beriman yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu berdasarkan aturan dan
tuntunan syari’at. Syarat- syarat itu adalah:
1) Nisbah, yaitu jumlah minimum harta kekayaan yang wajib
dikeluarkan zakatnya, setiap sumber kekayaan mempunyai
nisbah masing-masing.
2) Haul, jangka waktu yang ditentukan bila seorang wajib
mengeluarkan zakat dan setiap sumber zakat memiliki batas
waktu yang berbeda.
3) Kadarnya, yaitu ukuran besarnya zakat yang harus dikeluarkan
dan setiap zakat memiliki besaran yang berbeda.
b. Aset dan perusahaan negara
E. Kebijakan dan instrumen fiskal pemerintahan islam
Berdasarkan arah sudut pandang ekonomi Islam sendiri,
kebijakan fiskal mempunyai dua macam instrumen. Pertama
adalah kebijakan pendapatan, yang terlihat dalam
kebijakan pajak. Kemudian yang kedua adalah kebijakan
belanja (pengeluaran) (Murtadho 2013). Kedua instrumen ini
bisa dilihat melalui catatan anggaran belanja negara. Zakat,
jizyah (pajak bagi non-muslim), ghanimah (hasil rampasan
peperangan) kharaj (pajak tanah/pajak tanah pertaniana),
ushr (pajak barang dagang/bea cukai), kaffara, fai’,
khumus, serta pendapatan lain yang berasal dari usaha
yang halal, ini semua adalah bagian dari instrument
pendapatan (penerimaan negara) (Aini 2019).
THANK YOU
SO MUCH

Anda mungkin juga menyukai