Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Nama : Repaldi Teja Supangat


Nim 1229230198
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam

Judul Peran Baitul Mal Dalam Kebijakan Keuangan Publik


Jurnal Keuangan Publik dalam Ekonomi Islam
Tahun 1 Januari 2018
Penulis Ahmad Munir Hamid

Abstrak Jurnal ini membahas peran Baitul Maal dalam keuangan publik
dalam ekonomi Islam, dengan fokus pada sejarah keuangan publik
Islam pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasidin, serta kebijakan
keuangan negara pada masa khalifah Abu Bakar As-Shiddiq, Umar
bin Khatab Al-Faruqi, dan Ali bin Abi Thalib. Jurnal ini juga
membahas prinsip keuangan publik Islam, termasuk kepemilikan
tanah, zakat, ushr, sedekah untuk non-Muslim, serta sumber
penerimaan dan pengeluaran negara pada masa tersebut. Institusi
Baitul Mal juga dibahas sebagai tempat penampungan dan
pengeluaran harta yang diterima negara. Selain itu, teks juga
menyebutkan beberapa instrumen yang bisa digunakan sebagai
pembiayaan publik dalam ekonomi Islam, seperti kharaj, jizyah,
ghanimah, fai, amwal fadhila, nawaib, wakaf, dan sedekah. Dalam
konteks ini, zakat memiliki kedudukan, fungsi, dan peranan yang
penting dalam Islam, dan merupakan komponen utama dalam
sistem keuangan publik Islam. Masih diperlukan pengembangan
pemikiran dalam keuangan publik Islam untuk mengoptimalkan
pengelolaan keuangan negara sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Pengantar Pengantar jurnal ini membahas peran Baitul Maal dalam keuangan
publik dalam ekonomi Islam, dengan fokus pada sejarah keuangan
publik Islam pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasidin, serta
kebijakan keuangan negara pada masa khalifah Abu Bakar As-
Shiddiq, Umar bin Khatab Al-Faruqi, dan Ali bin Abi Thalib. Artikel
juga membahas prinsip keuangan publik Islam, termasuk kepemilikan
tanah, zakat, ushr, sedekah untuk non-Muslim, serta sumber
penerimaan dan pengeluaran negara pada masa tersebut. Institusi
Baitul Mal juga dibahas sebagai tempat penampungan dan
pengeluaran harta yang diterima negara. Selain itu, teks juga
menyebutkan beberapa instrumen yang bisa digunakan sebagai
pembiayaan publik dalam ekonomi Islam, seperti kharaj, jizyah,
ghanimah, fai, amwal fadhila, nawaib, wakaf, dan sedekah. Dalam
konteks ini, zakat memiliki kedudukan, fungsi, dan peranan yang
penting dalam Islam, dan merupakan komponen utama dalam sistem
keuangan publik Islam. Masih diperlukan pengembangan pemikiran
dalam keuangan publik Islam untuk mengoptimalkan pengelolaan
keuangan negara sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Metode Penelitian Tidak ada metode penelitian yang digunakan oleh penulis.
Hasil Penelitian hasil penelitian jurnal "Peran Baitul Mal dalam Kebijakan Keuangan
Publik" mencakup beberapa aspek penting terkait dengan keuangan
publik dalam ekonomi Islam. Beberapa poin penting yang dapat
disimpulkan dari kutipan tersebut antara lain:

Baitul Mal adalah institusi khusus yang menangani harta negara dan
mengalokasikannya bagi kaum muslim yang berhak menerimanya.
Artikel membahas sejarah keuangan publik Islam pada masa
Rasulullah dan Khulafaurrasidin, serta kebijakan keuangan negara
pada masa khalifah Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khatab Al-
Faruqi.
Pada masa nabi dan Khulafaurrasyidin, mata uang asing seperti dinar
dan dirham sudah dikenal di Arabia. Pendapatan negara dibagi
menjadi 4 jenis, termasuk zakat, khums, dan pendapatan dari
sumber lain. Pengeluaran negara terutama untuk dana pensiun,
pertahanan, dan pembangunan.
Sumber penerimaan dalam ekonomi Islam meliputi kharaj, jizyah,
ghanimah, fai, amwal fadhila, nawaib, wakaf, dan sedekah.
Zakat merupakan komponen utama dalam sistem keuangan publik
Islam, sementara pajak lainnya dapat ditentukan sesuai dengan
ketentuan syariah setelah melalui proses kajian fikih.
Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim setelah memenuhi
kriteria tertentu. Al-Qur'an menyebut kata zakat sebanyak 32 kali,
dan 82 kali dengan sinonimnya, sedekah dan infaq.
Pada periode Madinah, perintah zakat telah menjadi kewajiban
mutlak. Selain zakat, negara Islam juga memiliki sumber penerimaan
lain seperti pajak, ghanimah, jizyah, kharaj, dan wakaf.
Baitul Mal merupakan institusi khusus yang menangani harta negara
dan mengalokasikannya bagi kaum Muslim yang berhak
menerimanya.
Institusi Baitul Mal memiliki peran penting dalam perekonomian
Islam, terutama dalam pengelolaan keuangan publik.
Sumber penerimaan keuangan publik dalam ekonomi Islam meliputi
zakat, kharaj, jizyah, ghanimah, fai, amwal fadhila, nawaib, wakaf,
dan sedekah.
Zakat memiliki kedudukan, fungsi, dan peranan yang penting dalam
sistem keuangan publik Islam.
Institusi Baitul Mal juga berperan dalam pengelolaan harta yang
masuk dan keluar dari negara, serta dalam pembiayaan publik
melalui zakat, asset dan perusahaan negara, kharaj, jizyah, dan
wakaf..
Kesimpulan Berdasarkan kutipan yang diberikan, jurnal "Peran Baitul Mal
dalam Kebijakan Keuangan Publik" menyimpulkan beberapa hal
penting terkait dengan peran Baitul Mal dalam keuangan publik
dalam ekonomi Islam:

Baitul Mal adalah institusi khusus yang mengelola harta negara


dan mengalokasikannya bagi kaum Muslim yang berhak
menerimanya.
Sejarah keuangan publik Islam pada masa Rasulullah dan
Khulafaurrasidin, serta kebijakan keuangan negara pada masa
khalifah Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khatab Al-Faruqi,
menjadi fokus utama dalam jurnal ini.
Sumber penerimaan keuangan publik dalam ekonomi Islam
meliputi zakat, kharaj, jizyah, ghanimah, fai, amwal fadhila,
nawaib, wakaf, dan sedekah.
Zakat memiliki kedudukan, fungsi, dan peranan yang penting
dalam sistem keuangan publik Islam.
Institusi Baitul Mal berperan dalam pengelolaan harta yang masuk
dan keluar dari negara, serta dalam pembiayaan publik melalui
zakat, asset dan perusahaan negara, kharaj, jizyah, dan wakaf.
Dengan demikian, jurnal ini memberikan pemahaman mendalam
tentang peran Baitul Mal dalam keuangan publik dalam konteks
ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Ismawan dan Setyo Budiantoro. Mapping Microfinance in Indonesia.
Jurnal Ekonomi Rakyat, Edisi Maret 2005. Bisnis News Viva. 2015.
Nilai Efek Syariah di BEI Naik 721 Triliun. (http://bisnis.news. viva.co.id/news, diakses 21 juni
2016). Dwi Sunyikno.
paper makalah berjudul: Rentenir VS BMT, disampaikan dalam Focus Discussion Group Temu
Ilmiah Nasional Ekonomi Islam yang diselenggarakan oleh Sharia Economic Forum UGM di
MMTC Jogja 2008

Anda mungkin juga menyukai