Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MOCH ALDY HANSYAH

NIM : 220302001
FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS
PRODI : AKUNTANSI A SORE

1. PRINSIP PRINSIP EKONOMI ISLAM

- Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam didasarkan


atas lima nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah
(kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad (hasil)
- Lima nilai universal memiliki fungsi sebagai pondasi yaitu menentukan kuat tidaknya
suatu bangunan
a. Tauhid (keesaan Allah), memiliki arti bahwa semua yang kita lakukan di dunia
akan dipertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat kelak.
b. Adl (keadilan), memiliki arti bahwa Allah telah memerintahkan manusia untuk
berbuat adil dan tidak menzalimi pihak lain demi memeroleh keuntungan pribadi
c. Nubuwwah (kenabian), menjadikan sifat dan sikap nabi sebagai teladan dalam
melakukan segala aktivitas di dunia
d. Khilafah (pemerintahan), peran pemerintah adalah memastikan tidak ada distorsi
sehingga perekonomian dapat berjalan dengan baik
e. Ma'ad (hasil), dalam Islam hasil (laba) yang diperoleh di dunia juga menjadi laba
di akhirat.
- prinsip-prinsip mendasar dalam ekonomi Islam mencakup antara lain yaitu
a. Landasan utama yang harus dijadikan pegangan bagi seseorang khusunya dalam
dunia perekonomian adalah Iman, menegakkan akal pada landasan Iman, bukan
iman yang harus didasarkan pada akal/pikiran.
b. Prinsip persaudaraan atau kekeluargaan juga menjadi tolak ukur. Tujuan ekonomi
Islam menciptakan manusia yang aman dan sejahtera. Ekonomi Islam
mengajarkan manusia untuk bekerjasama dan saling tolong menolong. Islam
menganjurkan kasih saying antar sesame manusia terutama pada anak yatim, fakir
miskin, dan kaum lemah.
c. Ekonomi Islam memerintahkan kita untuk bekerja keras, karena bekerja adalah
sebagai ibadah. Bekerja dan berusaha merupakan fitrah dan watak manusia untuk
mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera dan makmur di bumi ini.
d. Prinsip keadilan sosial dalam distribusi hak milik seseorang, juga merupakan asas
tatanan ekonomi Islam. Penghasilan dan kekayaan yang dimiliki seseorang dalam
ekonomi Islam bukanlah hak milik nutlak, tetapi sebagian hak masyarakat, yaitu
antara lain dalam bentuk zakat, shadaqah, infaq dan sebagainya.
e. Prinsip jaminan sosial yang menjamin kekayaan masyarakat Muslim dengan
landasan tegaknya keadilan.
2. KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM
- Konsep dasar ekonomi Islam berpijak pada tujuan yang akan diwujudkan dalam
sistem ekonomi Islam berdasarkan Al-Qur‟an dan Assunnah yaitu
a. Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan pendapatan pada individu atau
sekelompok masyarakat yang menimbulkan ketimpangan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat
b. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (basic needs) yang mencakup pangan,
sandang, papan, pendidikan dan kesehatan bagi setiap individu
c. Kesamaan hak setiap individu untuk mendapatkan pelayanan dan fasilitas publik
untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan
- Ekonomi Islam memiliki beberapa ciri khas dan nilai-nilai dasar baik dalam dataran
konsep maupun operasionalnya yang dibangun atas konsep dasar ekonomi Islam
meliputi
a. Naluri manusiawi
b. Materi
c. Kepemilikan
d. Universalisme
- Tujuan hidup manusia ( maslahah falah)
a. Mashlahah: Segala bentuk keadaan (material, nonmaterial) yang mampu meningkatkan
kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Maslahah terdiri dari Agama
(dien), Jiwa (nafs), Intelektual (‘aql), Keluarga dan keturunan (nasl), Material
(wealth)
- Falah
a. Pengertian Falah
1. Dunia: kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan, kekuatan dan kehormatan
2. Akhirat: kelangsungan hidup abadi, kesejahteraan abadi, kemuliaan abadi
b. Berimplikasi pada perilaku individu (mikro) sekaligus kolektif (makro
c. al-Quran: Falah = Keberuntungan dunia akhirat aspek material, terlebih
spiritual
d. Permasalahan mencapai falah
a. Ketidakmerataan distribusi sumber daya.
b. Keterbatasan manusia.
c. Konflik antar tujuan.
e. Falah diukur dari maslahah
a. Konsumsi: komoditas apa yang dibutuhkan untuk mewujudkan mashlahah.
b. Produksi: bagaimana komoditas yang dibutuhkan itu dihasilkan agar
mashlahah tercapai.
c. Distribusi: bagaimana sumber daya dan komoditas didistribusikan di
masyarakat agar setiap individu dapat mencapai mashlahah.
- Metodelogi ekonomi islam
a. Konsep rasionalitas Islam
b. Etika dan rasionalitas Ekonomi Islam
c. Syariah, Fiqh, Ekonomi Islam
d. Kerangka metodologis Ekonomi Islam:
e. Kebenaran dan kebaikan.
f. Metodologi ilmu alam versus metodologi ilmu sosial.
g. Objek Ekonomi Islam
3. KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
- Kebijakan fiskal adalah aturan atau strategi yang dilakukan pemerintah untuk menjaga
pemasukan dan pengeluaran negara agar tetap stabil sehingga negara bisa terus
bertumbuh
- Dua Golongan Jenis Pajak yang Dipungut oleh Pemerintah, yaitu pajak langsung dan
pajak tidak langsung
- Sistem pajak digolongkan menjadi 3 yaitu Pajak Regresif, Pajak proposional, pajak
Progresif
- Pajak dalam APBN
- Penerimaan Dalam Negeri / Penerimaan Perpajakan
a. Pajak Dalam Negeri
b. Pajak Perdagangan Internasional
- Penerimaan Negara Bukan Pajak
a. Sumber Daya Alam
b. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN
c. PNBP lainnya
- Hibah adalah Semua Penerimaan ini diterima Negara tanpa BEBAN PEMBAYARAN
- Kebijakan kebijakan instrumen Fiskal pemerintah islam
a. Dizaman Rasulullah Lembaga Pengelolaan Keuangan disebut BAITUL MAL
b. Kebijakan Fiskal membawa dampak positif dan sebagai ALAT
- Ciri ciri kebijakan fiskal baitul mal
a. Menghindari Defisit
b. Sistim Pajak – Pajak Proposional – Menggantikan LUMPSUM TAX
Keunggulan PROPOTIONAL TAX Terbentuknya AUTOMATIC STABILIZER

c. Besarnya RATE KHARAJ ditentukan berdasarkan Produktivitas Lahan bukan


berdasarkan ZONA
d. Produktivitas Lahan Diukur dari :Tingkat Kesuburan, Jumlah Produk,
Marketability Produk Pertanian, Metode Irigasi
e. Berlakunya REGRESSIVE RATE untuk Zakat Peternakan
f. Zakat perdagangan berdasarkan besarnya keuntungan bukan atas harga jual
- Anggaran pendapatan pemerintah dalam apbn: Melakukan Bisnis melalui BUBM,
pajak, meminjam uang
- Anggaran pendapatan pemerintah islam
a. Kharraj
b. Zakat
- Sistem pajak setiap usaha
a. Zakat pendapatan besarnya 2,5% dari jumlah NISAB (Pedapatan Minimum)
b. Zakat Peternakan dikenakan zakat secara Regresif, makin banyak hewan, maka
ratenya makin kecil
c. KHUMS
Sistem Proportional Tax
d. JIZYAH
Dibayarkan oleh Non Muslim
e. Penerimaan Lain
- KAFFARAH : Denda pada suami istri berkumpul siang hari di bulan puasa,
masuk dalam KAS NEGARA
- Warisan orang yang tidak punya Ahli Waris, masuk dalam KAS NEGARA
4. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
- Ekonomi Islam muncul bersamaan dengan lahirnya Islam (abad ke-7 M). Islam tidak
hanya merupakan panduan ritual, tetapi juga panduan kehidupan bermasyarakat

termasuk aktivitas ekonomi. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya bersumber dari
ide dan praktek Muhammad saw, para sahabatnya, dan para pengikutnya sepanjang
zaman. Diversifikasi praktik ekonomi oleh masyarakat sesudah Muhammad saw bisa
dinilai sebagai acuan sejarah selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam
- Periodisasi pemikiran ekonomi Islam:
a. Masa awal Islam (sampai 450H/1058M)
b. 450 – 850 H/1058 – 1446 M)
c. 850 – 1350 H/1446 – 1930 M)
d. Periode kontemporer (1350 H/1930 M – sekarang).
e. (Periodisasi didasarkan atas kronologis, bukan kesesuaian pemikiran
- Periode pertama
a. Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M): ahli hukum Islam.pemikiran : Beberapa
konsepsi ekonomi, diantaranya Salam (transaksi yang dibayar saat kontrak

disepakati), Murabahah, Perhiasan harus dizakati, Dilarang memberi bagi hasil


panen dari penggarap kepada pemilik lahan yang tanahnya tidak menghasilkan
apa pun
b. Abu Yusuf (113-182 H/731-798M tentang ekonomi publik (perpajakan dan peran
negara dalam pembangunan. Ia menekankan prinsip keadilan, kewajaran,
penyesuaian kemampuan membayar dalam perpajakan, dan perlunya akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara
c. . Muhammad bin al-Hasan al-Shaybani (132-189 H/750-804 M) – menulis
beberapa buku, (Book on Earning a Clean Living), berisi: tijarah, ziraah, sinaah
(trade, agriculture, industry) dan buku al- Asl yang berisi salam (prepaid order),
sharikah (partnership), mudharabah.
- Periode kedua (Banyak dilatari korupsi dan dekadensi moral).
a. al-Ghazali (451-505 H/1055-1111 M) Ide ekonomi Ghazali adalah Pertukaran dan
evolusi pasar, Produksi, Barter dan evolusi uang, Peranan negara dan keuangan
public
b. Ibn Taimiyah (661-728 H/1263-1328 M). Negara harus mengimplementasikan
aturan main Islami sehingga produsen, pedagang, dan para agen ekonomi lainnya
dapat bertransaksi secara jujur dan fair
- Periode ketiga
a. Muhammad Iqbal (1289-1356 H/1873-1938 M). Ia tidak membahas konsepsi
teknis ekonomi, melainkan konsepsi mendasar ekonomi dituangkan banyak dalam
karya Puisi dari Timur
- Periode kontemporer (1930-sekarang)
a. Perbandingan sistem ekonomi Islam dengan ekonomi lainnya
b. Kritik terhadap sistem ekonomi konvensional: filosofis maupun praktikal
c. Pembahasan mendalam tentang ekonomi Islam: mikro dan makro
d. Great gap selama lebih 500 tahun dalam pemikiran ekonomi dan dark age di
Barat, justru menjadi masa gemilang Islam
e. Sangat dimungkinkan terjadi transformasi pemikiran ekonomi (dan lainnya) dari
Islam ke Barat.
f. Banyaknya kemiripan pemikiran Islam dan barat
5. TEORI KONSUMSI DALAM EKONOMI ISLAM
- Ekonomi Konvensional
a. Konsumsi bertujuan memperoleh kepuasan (utility). Utility bisa diartikan berguna
(usefulness), membantu (helpfulness), menguntungkan (advantage).
b. Utilitas adalah kegunaan suatu barang yang dirasakan konsumen ketika
mengonsumsinya
- Kritik
a. Apakah barang yang memuaskan identik dengan manfaat atau kebaikan?
b. Batasan konsumsi hanya kemampuan anggaran. Hanya yang memiliki ‘uang’
yang dapat mengonsumsi. Sikap ini menafikan kepentingan orang lain.
c. (Islam: lebih mementingkan mashlahah dari pada utilitas)
- Mashlahah dalam Konsumsi
a. Mashlahah menjadi tujuan utama setiap konsumsi. (karena ada keyakinan bahwa
selain hidup di dunia, ada kehidupan berkelanjutan: akhirat).
b. Konsumsi merupakan pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Pemenuhan
kebutuhan memberi tambahan manfaat fisik, spiritual, intelektual, material.
Pemenuhan keinginan akan lebih menambah kepuasan (manfaat psikis).
c. Dalam tuntunan Islam, keinginan harus dibatasi/dikendalikan, sedangkan
kebutuhan harus dipenuhi.
- Formulasi mashlahah:
M=F+B (M=mashlahah, F=manfaat, B=berkah).
B=(F)(P) … (P=pahala)
P=bi p (bi= frekwensi kegiatan, p=pahala per unit kegiatan)
B=Fbi p
M=F+Fbi p
M=F(1+bi p)
- Kesimpulan
a. Preferensi seorang konsumen dibangun atas kebutuhan mashlahah (dunia –
akhirat). Dunia: fisik, biologis, psikis, material. Akhirat: janji pahala.
b. Konsumen selalu berusaha mendapat mashlahah di atas mashlahah minimum.
(Mashlahah minimum: mashlahah yang diperoleh dari mengonsumsi barang/jasa
yang halal, diikuti niat beribadah).
c. Mashlahah akan memperpanjang rentang kegiatan halal. (orang yang merasakan
ada mashlahah dan menyukainya, ia akan tetap melakukannya meskipun sudah
tidak ada ‘manfaat’ bagi dirinya).
d. Orang yang tidak peduli berkah, peningkatan mashlahah identik dengan
peningkatan mashlahah duniawi saja. Orang yang peduli berkah, semakin banyak
barang halal yang dikonsumsi, tambahan mashlahah yang diterima meningkat
hingga titik tertentu dan akhirnya menurun, dengan asumsi jumlah konsumsi
masih dibolehkan Islam.
e. Hukum permintaan: jika harga suatu barang/jasa meningkat, maka permintaan
terhadap barang/jasa tersebut menurun, selama kandungan mashlahah pada
barang/jasa tersebut dan faktor lain tidak berubah (ceteris paribus)

Anda mungkin juga menyukai