Anda di halaman 1dari 5

MENGKAJI ALTERNATIF

ANALISIS TERHADAP KAIDAH BELANJA ISLAMI DAN KEBIJAKAN


PENGELUARAN NEGARA

Aiko Syaharani (2282110006)

Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon

aikosyaharni@gmail.com

Pendahuluan

Peran Negara adalah untuk memediasi dan mengawasi hubungan interaksi-interaksi


manusia yang ada di dalamnya. Negara menjadikan patner bagi masyarakat di dalamnya untuk
mencapai tujuan dan impian yang diinginkan bersama.

Perekonomian ekonomi dibagi menjadi dua sektor utama : sektor publik dan sektor
swasta. Ekonomi bayangan dicirikan oleh kegiatan ekonomi yang tidak jelas yang tercermin
dalam dinamika harga, dinamika penawaran dan permintaan, fluktuasi pasokan dan harga.
Sedangkan sektor publik bertugas melakukan koreksi ketika masyarakat sendiri melakukan
koreksi ketika masyarakat sendiri tidak mampu mendukung dinamika perekonomian.

Negara di definisikan sebagai orgaganisasi besar yang terletak dalam wilayah yang
terbagi yang terbagi sesuai dengan tujuan masyarakat umum. Sebagai sebuah organisasi besar
yang terletak dalam wilayah yang terbagi sesuai dengan tujuan masyarakat umum. Setiap bangsa
harus menghormati undang-undang yang diperlukan hukum yang diperlukan sebuah negara.
Setiap negara mempunyai system pemerintahan yang berbeda dari negara-negara lain penduduk
yang tinggal disuatu wilayah tersebut berada dibawah pemerintahan yang sama. Sehingga,
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, seluruh warga negara yang tinggal di negara tersebut
harus mengikuti apapun kebijakan negara.

Adapun konsep kepemimpinan menjadi salah satu bagian dari fungsi suatu negara itu
berdiri. Untuk memulai kebijakan yang memenuhi aspirasi kesejahteraan masyarakat akan
perdamaian, Negara harus membuat kebijakan termasuk didalamnya menyangkut aktivitas
ekonomi. Pemerintah memiliki kewenangan untuk ikut campur andil dalam kegiatan ekonomi
masyarakat guna memastikan bahwa setiap individu mendapatkan manfaat yang lebih besar.
Intervasi pemerintah dalam bidang ekonomi bertujuan untuk mengurangi kemiskinan,
merencanakan langkah-langkah ekonomi berikutnya, dan semua ini dapat tercapai melalui
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Peran negara dalam konteks ini mencakup beberapa
aspek. Pertama, negara bertanggung jawab untuk memastikan kebutuhan dasar seluruh
masyarakat terpenuhi. Kedua, negara berperan dalam membangun masyarakat dengan
menyediakan infrastruktur yang diperlukan. Ketiga, negara harus memastikan adanya keadilan
dan keseimbangan dalam masyarakat, yang seringkali melibatkan pembuatan kebijakan yang

1
sejalan dengan pembinaan masyarakat. Dam terakhir, negara memiliki tanggung jawab untuk
mencetak uang yang beredar sebagai alat tukar dalam kegiatan ekonomi.

Pembahasan

A. Kaidah Belanja Negara Islami

Mengenai pengeluaran pemerintah dalam batas-batas negara Islam, gagasan mendasarnya


adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan mewah
(al-hajat al-kamaliyyah) setiap orang terpenuhi, dengan mempertimbangkan kapasitas setiap
orang dalam masyarakat. Al-Maliki menyatakan bahwa Islam menetapkan dua kategori
persyaratan mendasar. Pertama, kebutuhan dasar setiap orang secara keseluruhan, seperti
sandang, pangan, dan papan. Kedua, kebutuhan untuk kesejahteraan umum setiap orang,
termasuk keselamatan, kesehatan, dan pendidikan.

Dengan menyediakan tenaga pengajar profesional (guru/dosen) di lingkungan pendidikan dan


berbagai infrastruktur yang diperlukan untuk pelaksanaannya, negara menjamin pendidikan.
Selain jaminan pendidikan, janji ini juga mencakup kehidupan yang bermartabat bagi para guru.
Gaji bulanan sebesar lima belas dinar diberikan kepada seorang guru pada masa pemerintahan
Khalifah Umar ibn al-Khattab. Sumber daya ekonomi, khususnya yang berasal dari sumber daya
alam, manufaktur barang dan jasa, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa
Islam belum melimpah dan secanggih sekarang. Namun, berbeda dengan era kekuatan ekonomi
kapitalis saat ini, era Islam menawarkan jaminan pendidikan gratis dengan beragam fasilitas dan
kualitas hidup yang lebih baik bagi para pengajar.

Memenuhi kebutuhan dasar harus menjadi prioritas pertama dalam kebijakan anggaran.
Negara berhak mengenakan pajak kepada umat Islam yang mampu membayar kebutuhan tersebut
jika uang di Baitul Mal tidak mencukupi (Abdurahman Al-maliki, 20001). Sangat penting untuk
meningkatkan pengeluaran di negara-negara Islam untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan populasi Muslim. Hal ini melibatkan penunjukan sumber daya keuangan untuk
upaya memajukan pemahaman Islam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Untuk menjaga keadilan ekonomi, pendapatan pemerintah juga harus didistribusikan
secara merata kepada seluruh warga negara. Pengendalian anggaran yang efektif sangat penting
bagi kebijakan belanja pemerintah. Hal ini diatur dalam Islam melalui aturan syariah dan
penetapan prioritas sejalan dengan nilai-nilai agama. Untuk mengawasi praktik pengeluaran
pemerintah, para ulama telah merumuskan sejumlah norma luas berdasarkan Al-Qur’an dan
Sunnah. Pedoman tersebut diantaranya adalah :

a. Kesejahteraan umum harus menjadi tujuan pengeluaran pemerintah.


b. Prioritaskan pencegahan masalah dan kerugian dibandingkan pengembangan
perbaikan.
c. Asas al-ghiurm bi al-gunmy menyatakan bahwa siapa yang memperoleh untung
harus rela menanggung kerugiannya (siapa yang ingin beruntung harus rela
menanggung kerugian).

2
d. Ma la yatim piatu al-wajib illa bihi fahuwa merupakan kaidah yang hakiki. Aturan
ini mengatakan bahwa menjaga aspek-aspek pendukung tersebut menjadi tanggung
jawab hukum jika sesuatu perlu dilaksanakan tetapi tidak dapat dibangun tanpanya.
(Umer Chapra, 2001).

Strategi pengeluaran pemerintah secara keseluruhan dalam sistem Ekonomi Syariah


dipecah menjadi tiga komponen. :

1. Pengeluaran untuk kebutuhan operasional rutin pemerintah.


2. Belanja umum yang dapat dilakukan pemerintah apabila sumber pendanaan tetap
terbuka ( Tersedia ).
3. Pengeluaran umum yang terkait dengan proyek yang disetujui masyarakat dan
skema pembiayaannya.

Berdasarkan prinsip-prinsip yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa pertimbangan


yang perlu dilakukan terkait pengeluaran pemerintah secara umum dalam sistem ekonomi
syariah. Belanja negara perlu didasarkan secara khusus :

1. Maksimalisasi manfaat dengan biaya semaksimal mungkin merupakan gagasan


efisiensi dalam pembelanjaan rutin. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa
dana yang dialokasikan sesuai dengan prinsip syariah dan untuk mencegah
pemborosan dan keserakahan..
2. Konsep keadilan, yang menghendaki pengeluaran pemerintah
mempertimbangkan kepentingan seluruh lapisan masyarakat selain kelompok
kaya.
3. Gagasan untuk menganut syariah dengan tetap mempertimbangkan hierarki
persyaratan, yang meliputi wajib, sunnah, boleh, darurat, haji, dan keistimewaan
lainnya. Memastikan bahwa pembelanjaan pemerintah sejalan dengan norma dan
prinsip syariah yang berlaku sangatlah penting..

Kaidah belanja Negara islami mengacu pada prinsip-prinsip ekonomi islam yang mencakup
keadilan, transparansi, efisiensi, dan kepatuhan terhadap hukum syariah.

B. Kebijakan pengeluaran Negara

Kebijakan pengeluaran Negara adalah kebijakan yang menyangkut bagaimana pemerintah


mengelola pengeluaran anggaran untuk berbagai keperluan seperti pembangunan infrastruktur,
pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, pertahanan dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk
mencapai berbagai target ekonomi dan sosial, serta memastikan keseimbangan fiskal dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, kebijakan ini bisa melibatkan pengaturan belanja
publik, subsidi, pajak dan lain-lain.

Uang dari kas negara digunakan untuk belanja negara. Pengeluaran pemerintah
mencerminkan kebijakannya. Dalam pengertian ini, pengeluaran pemerintah merupakan
pengeluaran yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan tertentu, termasuk membeli

3
komoditas dan jasa yang ditentukan pemerintah. Teori pengeluaran pemerintah dibagi menjadi
dua bagian yaitu teori makro dan teori mikro. :

1. Teori makro pengeluaran publik


Pengeluaran riil pemerintah dapat berfungsi sebagai ukuran cakupan program
yang didukungnya. Jumlah uang yang dibelanjakan untuk operasi pemerintah
meningkat seiring dengan besarnya dan volume operasi tersebut. Oleh karena itu,
pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk mengukur cakupan operasinya dan
kontribusinya terhadap perekonomian.. Boendi (1999) Menurut teori makro ekonomi,
ada tiga kategori utama pengeluaran pemerintah yang termasuk dalam kategori ini: :
a. Pengeluaran pemerintah untuk perolehan barang dan jasa.
b. Pengeluaran gaji pemerintah. Karena perubahan tersebut mempunyai dampak
tidak langsung terhadap tingkat permintaan, perubahan gaji karyawan dapat
berdampak pada proses makro ekonomi..
c. Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran transfer. Pembayaran transfer
adalah pembayaran langsung kepada warga negara, seperti subsidi, bantuan
langsung, pembayaran pensiun, atau pembayaran bunga pinjaman publik dari
pemerintah, bukan pemerintah yang membeli produk atau layanan di pasar
terbuka. Secara ekonomi, pembayaran transfer mempunyai dampak yang
sama dengan pos gaji pegawai, meskipun terdapat perbedaan administrasi.

2. Pengeluaran pemerintah: teori mikro


Menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran barang
publik itu sendiri merupakan tujuan dari teori mikro yang berkaitan dengan evolusi
belanja pemerintah. Oleh karena itu, pendekatan ini membantu dalam memahami
bagaimana pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi masyarakat dan pasar
dalam kaitannya dengan pasokan barang publik. Hubungan antara penawaran dan
permintaan barang publik, yang akan dipenuhi oleh anggaran belanja. Permintaan
terhadap barang-barang lainnya kemudian akan dipengaruhi oleh kuantitas barang
publik yang ditawarkan. Misalnya, keputusan pemerintah untuk membangun bandara
baru dapat meningkatkan permintaan terhadap produk-produk lain yang dibuat oleh
sektor swasta yang diperlukan untuk pembangunan tersebut, seperti baja, semen, dan
barang-barang terkait transportasi lainnya.

Dalam mangkoesoebroto(1994), Beberapa faktor, seperti berikut ini, dapat digunakan untuk
menjelaskan perkembangan belanja pemerintah::

1. Variasi keinginan terhadap barang publik


2. Perubahan pada cara pemerintah memproduksi barang publik dan pada campuran elemen
produksi yang digunakan dalam proses tersebut. Variasi dalam keinginan atas barang
publik.
3. Modifikasi standar barang publik.
4. Fluktuasi harga faktor produksi.

Dalam struktur ekonomi konvensional, ada tiga kategori sumber pendapatan pemerintah :

4
1. pendapatan pokok yang diperoleh dari pemungutan pajak. Misalnya pajak
dalam negeri (pajak badan, penjualan, pertambahan nilai, pajak penghasilan,
dan lain-lain). Pajak atas perdagangan internasional
2. pendapatan yang tidak dikenakan pajak. Misalnya, bagian keuntungan
BUMN yang menjadi bagian pemerintah, penerimaan sumber daya alam, dan
penerimaan negara bukan pajak lainnya.
3. Dana, bantuan, dan pinjaman luar negeri

Daftar pustaka

Aini, I. (2019). Kebijakan Fiskal dalam Ekonomi Islam. Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Hukum, 17(2).

Azizah, A. T. G. N., Rudianti, A. A., Din, K., & Husain, H. (2024). Analisis Kebijakan Fiskal
Dan Belanja Negara Dalam Perspektif Islam. ADILLA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Syari'ah,
7(1), 68-78.

Abdurrahman Al-Maliki, Politik Ekonomi Islam (Bangil: Al-Izzah, 2001), h.56.

Rahman, M. F. (2015). Sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran negara Islam.

Rizqulloh, A. Z., Anjani, D., Sururi, M. F. H., & Rohim, A. N. (2023). Sumber Pendapatan Non
Zakat Negara Dalam Islam Dan Perbandingannya Dengan Zaman Kontemporer Di
Indonesia. Islamic Economics and Business Review, 2(2).

Umer Chapra, The Future of Economics: An Islamic Perspective, Jakarta, As-Syamil & Gravika,
2001.

Anda mungkin juga menyukai