Anda di halaman 1dari 102

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

Oleh :
SONI WASITA, S.H., M.H., Sp.1.
Advokat dan Konsultan Hukum
KANTOR HUKUM SONI WASITA, SH & REKAN
soniwasita@kantorhukumsw.com//0818-215-875
Profile Pemateri
Soni Wasita, S.H., M.H., Sp.1., lulusan Fakultas Hukum Universitas Katolik
Parahyangan Bandung tahun 1995, Spesialis Hukum Kenotariatan pada
Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Bandung tahun 2003.
Pasca Sarjana Universitas Pasundan 2010. Karir propesionalnya sebagai
Advokat diawali pada tahun 1997 dengan membuka KANTOR HUKUM
SONI WASITA, SH & REKAN.
Beliau tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) yang
saat ini menjabat sebagai Dewan Kehormatan Daerah dan tergabung dalam
Orgasasi Advokat Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN). Selain sebagai
seorang Advokat beliau pun berprofesi sebagai Dosen dan Instruktur
Pelatihan pada beberapa Perguruan Tinggi Swasta diantarannya sebagai
Dosen dan Instruktur Kemahiran Hukum BBKH pada Fakultas Hukum
Universitas Pasundan Bandung, dan Dosen Hukum Ekonomi pada STEMBI
Bandung..
BAB. I
Pendahuluan
Hukum tertulis dan hukum tidak tertulis

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


Berbagai ketentuan yang memiliki kekuatan mengikat yang dibuat
oleh negara untuk mengatur perilaku manusia atau badan hukum
dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
perniagaan barang maupun jasa.
Hukum Tertulis & Tidak Tertulis
Menurut bentuknya, Hukum dapat dibedakan menjadi:
1.Hukum Tidak Tertulis, yaitu hukum yang hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi
tidak tertulis namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan (disebut
juga hukum kebiasaan).
2.a. Hukum Tertulis yang tidak dikodif ik asi, yaitu Hukum yang dicantumkan dan
tersebar dalam berbagai peraturan-perundangan. Hukum yang tertulis yang tidak
dikodif ik asi ini banyak sekali jumlahnya, beberapa saja diantaranya yang juga akan
menjadi tema pembahasan pada perkuliahan ini adalah Undang-Undang Nomor 42
Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia;
b. Hukum Tertulis yang dikodif ik asi, yaitu pembukuan jenis-jenis hukum tertentu
dalam Kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap, seperti :
-Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. (KUHP)
-Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (KUHPerdata)
-Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. (KUHD)
Pasal 7 ayat (1), UU Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan
HUKUM PUBLIK HUKUM PRIVAT

“Kaidah hukum yang mengatur “Kaidah hukum yang mengatur


kepentingan umum “ kepentingan khusus “

1.Hukum Tata Negara 1.Hukum Perdata;


2.Hukum Administrasi Negara; 2.Hukum Dagang

3.Hukum Pidana;
4.Hukum Acara;
5.Hukum Perburuhan;
6.Hukum Pajak;
7.Hukum Internasional
Asas Hukum
1. Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan
yang lebih rendah (lex superior derogat legi inferiori);
2. Peraturan yang baru mengesampingkan peraturan terdahulu
yang mengatur permasalahan yang sama (lex posterior
derogat legi priori);
3. Peraturan yang khusus mengesampingkan peraturan umum
(lex spesialis derogat legi generali ).
BAB II
Subjek dan Objek Hukum
SUBJEK HUKUM
1. Manusia (Natuurlijke persoon);
2. Badan Hukum(Rechts person)
orang dalam bentuk Badan Hukum atau orang yang diciptakan hukum
secara f ik si ( persona f ic ta ), yang dapat melakukan tindakan hukum
seperti manusia.
karakteristik Badan Hukum yaitu:
a. Memiliki harta kekayaan terpisah;
b. Mempunyai tujuan tertentu;
c. Mempunyai kepentingan tersendiri
hak dan kewajiban yang terpisah dari hak dan kewajiban para
anggotanya sebagai pribadi;
d. Adanya organisasi yang teratur, mempunyai sifat continue (hak
dan kewajiban tetap ada walaupun berganti).
OBJEK HUKUM
Sesuatu yang tidak mempunyai hak dan
tidak menjadi pihak menurut hukum dan
semata-mata hanya diobjekkan atau
berguna bagi para subjek hukum
Wilayah
1. Hukum Nasional
“Hukum yang berlaku dalam suatu wilayah
negara tertentu “

2. Hukum Internasional :
“Hukum yang berlaku dalam mengatur
hubungan-hubungan yang berlangsung
dengan melampaui batas-batas wilayah
negara “.
Sifat & Kekuataan Sanksinya

1. Kaidah hukum yang memaksa :


“Kaidah hukum yang berisi ketentuan hukum yang dalam
keadaan apapun pada kenyataannya tidak dapat
dikesampingkan melalui perjanjian individu”.

Contoh :
Pasal 338 KUHPidana:
“Barang siapa yang menghilangkan nyawa orang lain karena
pembunuhan biasa dihukum penjara selama-lamanya 15
tahun “
2. Kaidah hukum yang mengatur :
Kaidah hukum pelengkap

“Dapat dikesampingkan oleh para pihak dengan membuat


ketentuan/peraturan khusus didalam perjanjian”

Contoh : Jual-Beli
1. Barang diserahkan kepada pembeli, pembayaran dilakukan
secara berangsur;
2. Pembayaran dilunasi seluruhnya oleh pembeli, tetapi
barang tetap dikuasai dan dimanfaatkan oleh penjual;
3. Pembayaran dilakukan secara bertahap, setelah
pembayaran tahap terakhir barang akan diserahkan
kepada pembeli.
BAB III
Perikatan dan Perjanjian
• “Perikatan” dapat dimaksudkan sebagai suatu hubungan hukum yang
melekatkan hak dan kewajiban diantara para pihaknya, yang lahir baik
karena adanya suatu persetujuan maupun karena undang-undang.

• Konsekuensi bagi para pihak yang mengikatkan diri ataupun yang terikat
dalam hubungan hukum ini adalah timbulnya apa yang dinamakan
dalam dunia hukum dengan istilah “prestasi”, yaitu sesuatu yang dapat
dituntut.

• Persetujuan para pihak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1338


KUHPerdata yang menyatakan “Semua persetujuan yang dibuat sesuai
dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya”.
contohnya antara lain : perjanjian jual beli, perjanjian sewa-menyewa,
PERJANJIAN

• Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau


lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih
• Suatu perjanjian dinyatakan sah, apabila dipenuhi 4 syarat seperti
yang ditegaskan oleh pasal 1320 KUH Perdata
• Syarat-syarat sahnya Perjanjian :
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;
2. Kecakapan untuk membuat suatu Perikatan;
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang “halal”.
AKTA OTENTIK DAN AKTA DIBAWAH TANGAN
Akta otentik adalah akta yang harus dibuat berdasarkan
peraturan perundang-Undangan serta ditanda-tangani oleh
Notaris atau Pejabat yang berwenang.

• akta-akta yang yang diharuskan dibuat secara otentik, seperti:


• Akta Pendirian PT ( Pasal 7 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas)
• Akta Perkawinan (Pasal 100 KUHPerdata).
• Akta Perjanjian Kawin (Pasal 147 KUHPerdata).
• Akta Kuasa Memasang Hipotek (Pasal 1171 ayat (2) KUHPerdata).
• Akta Tanah ( UU No.5/1960 jo PP No. 24/1997).
• Akta Pengakuan Anak ( Pasal 281 KUHPerdata).
Akta di bawah tangan adalah akta yang dibuat serta
ditanda tangani oleh para pihak yang bersepakat
dalam perikatan atau antara para pihak yang
berkepentingan saja.
KUASA
Pemberian kuasa dapat diserahkan dan diterimakan dalam suatu akta umum,
dalam suatu tulisan di bawah tangan, bahkan dalam sepucuk surat, ataupun
secara lisan (pasal 1793 BW).
Penerima kuasa (volmacht/Attorney) pada dasarnya melakukan perbuatan
hukum atas nama pemberi kuasa atau atas tanggungan Pemberi Kuasa, dalam
hal ini ia mewakili si Pemberi Kuasa.

Pemberian kuasa Berakhir diatur dalam pasal 1813 BW kuasa berakhir apabila:
• Kuasa yang diberikan ditarik kembali
• Pemberitahuan penghentian kuasa
• Meninggalnya pengampu atau pailitnya pemberi kuasa maupun penerima
kuasa
• Perkawinan perempuan yang memberi atau yang menerima kuasa (hal ini
sudah tidak berlaku).
BAB IV
Perusahaan

• Bentuk-bentuk Perusahaan:
1. Firma;
2. Persekutuan Komanditer/Commanditaire
Vennootschap (CV);
3. Perseroan Terbatas
FIRMA

“Fa” atau VOF = Vennootschap Onder Firma atau Perseroan Firma adalah
tiap-tiap perseroan (maatschap) yang didirikan untuk menjalankan suatu
perusahaan di bawah satu nama bersama, dimana anggota-angotanya
langsung dan sendiri-sendiri bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
pihak ketiga.

Bentuk perseroan ini diatur dalam Kitab Undang Hukum Dagang (KUHD)
Pasal 16. Perkataan f irma sebenarnya berarti nama yang dipakai untuk
berdagang bersama-sama. Nama suatu f irma adakalanya diambil dari
nama seorang yang turut menjadi persero pada f irma itu sendiri, tetapi
dapat juga nama itu diambil dari nama orang yang bukan persero.
Persekutuan Komanditer
Commanditaire Vennootschap (CV)
“CV” atau Commanditaire Vennootschap atau Perseroan Komanditer
adalah suatu bentuk badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih,
dimana satu orang atau lebih dari pendirinya adalah pesero aktif (pesero
pengurus/pesero komplementaris), yakni yang aktif menjalankan
perusahaan dan akan bertanggung jawab secara penuh sampai kekayaan
pribadinya, sementara satu orang lain atau lebih merupakan pesero pasif
(persero komanditer), dimana dia hanya bertanggung jawab sebatas uang
yang dia setor saja.
•Persero Aktif (sekutu komplementer) adalah pengurus yang menjalan roda
usaha perusahaan.
•Pe rse ro Pasi f (se kut u ko mand i t e r) ad al ah anggo t a yang hanya
menyertokan modal baik berupa uang, barang, atau keahlian.
PERSEROAN TERBATAS
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

“ Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan


persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang perseroan terbatas serta peraturan pelaksanaannya”
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas.

Pendirian sebuah Perseroan Terbatas :


1.Berdasarkan perjanjian dengan akta otentik.
2.Permohonan melalui jasa teknologi informasi Sistem Administrasi Badan
Hukum (SABH) secara elektronik kepada Kementerian Hukum dan HAM (Pasal
9);
3.Jawaban pengesahan dikabulkan atau ditolak dari Menteri dalam tempo 60
hari, pernyataan secara elektronik;
4.Pemeriksaan formal terkait administrasi;
5.Pemeriksaan material (Pasal 31);
6.Perseroan mendapatkan status badan hukum pada tanggal diterbitkannya
Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan (Pasal 7
ayat (4)).
ORGAN PERSEROAN TERBATAS

RUPS adalah Organ Perseroan Direksi adalah organ perseroan yang Dewan Komisaris adalah
yang mempunyai wewenang berwenang dan bertanggung jawab Organ Perseroan yang
yang tidak diberikan kepada penuh atas pengurusan perseroan bertugas melakukan
Direksi atau Dewan Komisaris untuk kepentingan perseroan, sesuai pengawasan secara umum
dalam batas-batas yang telah dengan maksud dan tujuan dan atau khusus sesuai
ditentukan dalam UUPT perseroan serta mewakili Perseroan, dengan anggaran dasar serta
dan/atau Anggaran Dasar baik di dalam maupun di luar memberi nasihat kepada
pengadilan sesuai dengan ketentuan Direksi
anggaran dasar
BAB V
Hukum Perbankan
• Dasar Hukum Perbankan adalah Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan
atas Undang-Undang. No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
• Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

DEFINISI
• Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ;
• Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.
• Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran ;
• Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran ;
• Bank devisa adalah bank yang dapat melakukan transaksi dalam menggunakan mata uang asing.
Jenis bank
• Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

• Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan


usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran
BAB VI
Hukum Jaminan
1. Gadai, Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160 KUPerdata
2. Fidusia, Undang-Undang RI Nomor 42 tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia
3. Hak Tanggungan, Undang-Undang No. 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan
4. Hipotik, Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232
KUHPerdata
GADAI
Mengenai gadai ini diatur di dalam KUH Perdata Pasal 1150 sampai
dengan Pasal 1160. Yang dimaksud dengan gadai adalah suatu hak
yang diperoleh kreditur (seorang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitur ) seorang yang
berutang atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya, dan
yang memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan
piutangnya dengan lebih didahului dibanding kreditur-kreditur yang lain.
FIDUSIA
Fidusia merupakan istilah yang sudah lama dikenal dalam bahasa Indonesia.
Fidusia ini disebut juga dengan istilah “Penyerahan Hak Milik Secara
Kepercayaan” Dalam terminologi Belanda sering disebut dengan istilah
Fiduciare Eigendom Overdracht (FEO), sedangkan dalam bahasa
Inggrisnya sering disebut dengan istilah Fiduciary Transfer of Ownership.

Def inisi mengenai Fidusia itu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 1
Undang-Undang RI Nomor 42 tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia adalah

“Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan


ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap
dalam penguasaan pemilik benda”.
HAK TANGGUNGAN

Hak tanggungan ini lahir setelah keluarnya Undang-undang hak


tanggungan No 4 Tahun 1996. sebagaimana yang di amanatkan
dalam Undang-undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960.

Pengertian Hak Tanggungan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.


4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, Hak Tanggungan adalah:

“ Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana


dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-
benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.”
HIPOTIK
Hipotik merupakan suatu hak kebendaan atas barang tak bergerak yang
dijadikan jaminan dalam pelunasan suatu perikatan. Mengenai
hipotik ini diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Indonesia Buku II Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232. Pada
mulanya jaminan atas tanah sebagai suatu barang tidak bergerak
diberikan dengan cara hipotik, namun setelah berlakunya Undang
Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.

Objek Hipotik adalah Kapal Laut paling sedikit berukuran 20 m 3 ,


Pesawat Terbang dan Helikopter, mesin-mesin yang tertancap atau
tertanam di atas tanah masih tetap berlaku dan dan peraturannya
tetap mengacu pada Buku II Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Indonesia.
BAB VII
Hukum Perlindungan Konsumen
• PENGERTIAN KONSUMEN

Hornby:
“Konsumen (consumer) adalah seseorang yang membeli barang atau
menggunakan jasa”
“Seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu
atau menggunakan jasa tertentu”

Black’s Law Dictionary:


“One who consumers, individuals who purchase, use, maintain and
dispose of product and services ” a r t i n ya : “seseora n g ya n g
mengkonsumsi, individu yang membeli, menggunakan, memelihara
dan menggunakan/ menghabis dari produk dan jasa”
JENIS KONSUMEN

• Konsumen yang menggunakan barang/ jasa untuk


keperluan komersial (intermediate consumer, intermediate
buyer, derived buyer, consumer of industrial market)

• Konsumen yang menggunakan barang/ jasa untuk


keperluan diri sendiri/ keluarga/non komersial (Ultimate
consumer, Ultimate buyer, end user, final consumer,
consumer of the consumer market).
KONSUMEN AKHIR MENURUT
PERUNDANG-UNDANGAN
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen:
“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”
• Perundang-undangan Australia:
“Setiap orang yang mendapatkan barang tertentu dengan harga yang telah
ditetapkan (setinggi-tingginya A$.15,000, atau kalau harganya lebih, maka
kegunaan barang tersebut umumnya untuk keperluan pribadi, domestik,
atau rumah tangga ( normally used for personal, family or household
purposes)
• Undang-Undang Jaminan Produk (Amerika Serikat):
“Setiap pembeli produk konsumen yang tidak untuk dijual kembali, dan
pada umumnyadigunakan untuk keperluan pribadi, keluarga atau rumah
tangga (personal, family or household )
KESIMPULAN PENGERTIAN KONSUMEN
• Di dalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara:
• Consumer (Konsumen) dan Customer (pelanggan).
• Konsumen adalah semua orang atau masyarakat termasuk pelanggan.
• Pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi suatu produk
yang diproduksi oleh produsen tertentu.

• Konsumen akhir dengan konsumen antara:


• Konsumen akhir adalah konsumen yang mengkonsumsi secara
langsung produk yang diperolehnya;
• Konsumen antara adalah konsumen yang memperoleh produk untuk
memproduksi produk lainnya.
• Misal:
• membeli kain untuk langsung digunakan adalah konsumen
akhir.
• membeli kain untuk dibuat busana dan dijual kembali adalah
konsumen antara.
HUBUNGAN PRODUSEN - KONSUMEN
(JALUR PEMASARAN)

Produsen Grosir/ Pengecer/


Konsumen
Whole Saler Retailer

Wanprestasi

Perbuatan Melawan Hukum


Tahap Tahap Transaksi Konsumen
Kemanfaatan penerapan tahapan konsumen:
1. Agar dengan mudah mencari akar permasalahan dan mencari
jalan penyelesaiannya.
2. Penyusunan perundang-undangan yang melindungi konsumen.
– Tahap Pra transaksi konsumen.
– Tahap transaksi konsumen.
– Tahap purna transaksi konsumen.
1. Tahap Pra transaksi konsumen
– Konsumen mencari informasi atas barang dan jasa.
– Informasi yang benar dan bertanggungjawab.
– Putusan pilihan konsumen yang benar atas barang dan jasa yang
dibutuhkan sangat bergantung atas kebenaran dan bertanggungjawabnya
informasi yang disediakan oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan barang
dan jasa konsumen.
– Informasi dapat berupa:
• Label/etiket pada produk.
• Kegiatan marketing berupa pamflet, brosur, selebaran,
• Kegiatan peluncuran ptoduk;
• Iklan dan hal lainnya yang serupa.
• Label/etiket pada produk
ha rus me mua t se mua inf o rma si po ko k te nta ng pro duk te rse but
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
ditempelkan atau dimasukan dalam kemasan
• Iklan
peran iklan sangat berpengaruh terhadap konsumen, baik menyesatkan atau
memberi perlindungan. Iklan yang baik dapat memberikan pertimbangan
putusan bagi konsumen, sedangkan yang menyesatkan dapat menimbulkan
kerugian bagi konsumen.
• Perlu dibinanya kode etik periklanan. Regulasi periklanan adalah Tata Krama
dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI) yang dijalankan oleh Komisi
Tata Krama dan Tata Cara Periklanan
2. Tahap transaksi konsumen
– Transaksi konsumen sudah terjadi.
– Permasalahan banyak terjadi untuk transaksi di luar tunai (cash), misalnya: kredit,
beli sewa dsb.
– Masalah banyak diakibatkan dengan menggunakan perjanjian baku, di mana orang
tidak meneliti terlebih dahulu atas syarat-syarat baku yang disodorkan oleh penjual.
– Perjanjian ini dikenal dengan kontrak standar (standard contract) atau syarat-syarat
umum (algemene voorwaarden)
– Konsumen harus menerima perjanjian baku yang disodorkan untuk transaksi
tersebut “take it or leave it.”
– Penerapan syarat-syarat baku yang bersifat negatif ( hak menuntut gantirugi,
pengalihan tanggungjawab) dinilai mergikan posisi konsumen.
– Penggunaan metode pemasaran produk (desain, jaringan distribusi, iklan untuk
mengingat produk tertentu, sistem direct selling dsb)
– Diperlukan adanya persaingan usaha yang jujur ( fair competition ), khususnya
terhadap penjualan yang menggunakan cara dengan embel-embel hadiah dsb.
– Kasus-kasus banyak terjadi yang berkaitan dengan barang yang dijual dengan cara
kredit, perumahan di kawasan real estate dsb.
Pertanggungjawaban Produk
Tanggung jawab produsen di bidang goods (barang) dan bukan jasa, karena
pertanggungjawaban jasa telah khusus yaitu Proffesional liability yang bersandar
pada contractual liability.
Dalam product liability dikenal dua caveat yaitu Caveat Emptor (konsumen berhati
-hati) dan Caveat Venditor (produsen berhati-hati)
Pertanggung jawaban produk ini merupakan tanggungjawab produsen jika
produknya menimbulkan kerugian dan merupakan tanggungjawab perdata.
Untuk melindungi konsumen terdapat dua ketentuan yaitu hukum publik dan
hukum perdata, di mana dalam hukum perdata terdiri dari hukum perjanjian dan
hukum tentang perbuatan melawan hukum.
Hukum perjanjian didalamnya terdapat tanggungjawab atas dasar kontrak
(contractual liability) sedangkan hukum tentang perbuatan melawan hukum atas
dasar Tortius liability (Tanggungjawab atas dasar perbuatan melawan hukum.
Kepentingan-kepentingan Konsumen
• Kepentingan Fisik konsumen:
– “kepentingan badan konsumen yang berhubungan dengan keamanan dan
keselamatan tubuh dan/atau jiwa mereka dalam penggunaan barang atau
jasa konsumen. Dalam setiap perolehan barang atau jasa konsumen, barang
atau jasa tersebut harus memenuhi kebutuhan hidup dari konsumen tersebut
dan memberikan manfaat baginya (tubuh dan jiwanya)”.
• Kepentingan sosial ekonomi konsumen:
– “Setiap konsumen dapat memperoleh hasil optimal dengan penggunaan
sumber-sumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang atau jasa
kebutuhan hidup mereka. Untuk keperluan itu, tentu saja konsumen harus
mendapatkan informasi yang benar dan bertanggungjawab tentang produk
konsumen tersebut, yaitu informasi yang informatif tentang segala sesuatu
kebutuhan hidup yang diperlukan.
• kepentingan perlindungan hukum:
– Sampai saat ini masih merupakan hambatan bagi konsumen atas
perarutan yang diterbitkan bukan tujuan utamanya mengatur dan atau
melindungi konsumen.
– Kriteria konsumen dan apa kategori kepentingan konsumen.
– Perilaku dari pelaku bisnis yang canggih, sehingga terhadap perbuatan
tersebut undang-undang tidak dapat menjangkaunya.
– Hukum acara yang ada tidak dapat secara mudah dimanfaatkan oleh
konsumen yang dirugikan dalam hubungannya dengan penyedia barang
dan/atau jasa.
BAB VIII
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

HAKI termasuk golongan hukum benda


HAKI tergolong benda, yaitu benda bergerak tidak
berwujud (intangibles assets)

Benda diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat


dijadikan objek hak milik. Sebagai benda, sifat-sifat hak
kebendaan melekat juga pada HAKI. Salah satunya
adalah dapat dialihkan kepada pihak lain.
Pengalihan HAKI

Pen galih an HA KI men gacu pada pen galih an ben da


bergerak, yaitu dapat dilakukan secara langsung (hand to
hand), tidak melalui proses balik nama.

HAKI dapat dialihkan melalui jual-beli, pewarisan, hibah,


at au p e rjan jian . S alah sat u je n is p e rjan jian u n t u k
mengalihkan HAKI adalah perjanjian lisensi. Lisensi
diartikan sebagai salah satu bentuk pemberian izin untuk
memanfaatkan HAKI milik pihak lain melalui pembayaran
royalti.
Lisensi
Perjanjian lisensi dapat bersifat eksklusif atau non-eksklusif.
Dengan lisensi yang bersifat eksklusif, pemberi lisensi hanya
memberikan lisensi kepada satu penerima lisensi, sedangkan
dengan lisensi yang noneksklusif, pemberi lisensi memberikan
lisensi kepada beberapa penerima lisensi.
Objek Hak Atas Kekayaan
Intelektual :

• Hak Cipta : seni, sastra & ilmu pengetahuan


• Paten : invensi teknologi
• Merek : simbol dagang barang dan jasa
• Desain Industri : penampilan produk
• Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu: desain tata letak rangkaian IC
• Rahasia Dagang: informasi rahasia yang bernilai ekonomi
Beberapa Penjelasan Mengenai
Hak Cipta, Paten, Desain Industri & Merek :

PATEN DESAIN MEREK


HAK CIPTA
INDUSTRI
Pedagang/
SUBYEK Pencipta Inventor Pendesain Pengusaha/
Pemilik Merek

OBYEK Seni, Sastra & Ilmu Invensi Teknologi Desain penampilan Simbol dagang &
Pengetahuan (Proses, Alat) produk jasa

CARA MENDAPATKAN Konstitutif (Pendaftaran) Konstitutif


(Pendaftaran) Konstitutif
PERLINDUNGAN (Pendaftaran)
Deklaratif (tanpa
pendaftaran)
Biasa: 20 th
Sederhana: 10 th 10 tahun
LAMA PERLINDUNGAN 10 th dapat
Meninggal + 50 th diperpanjang
MEREK  “Apple”sebagai
simbol dagang barang

DESAIN INDUSTRI Desain


yang tampak/ penampilan luar
handphone

Paten  Invensi teknologi berupa


alat komunikasi & komputer dalam
ukuran kecil yang dapat dimasukkan
ke dalam saku

DESAIN TATA LETAK SIRKUIT


HAK CIPTA Program Komputer yang TERPADU Desain tata letak sirkuit
dipakai pada handphone, sistem terpadu yang berada di dalam produk IC
pengaplikasian prosesor iOS. dari handphone
Manfaat Perlindungan
HAKI:
• Pengakuan Hak – Perlindungan Hukum
• Monopoli terbatas (limited monopoly) dan monopoli yang
sah secara hukum (legalized monopoly) sebagai barrier to
entry bagi kompetitor.
• Potensi untuk mengeksploitasi secara komersial dengan
memperoleh manfaat ekonomi.
1.HAK CIPTA
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Pasal 1 angka 1, UUHC 2014

“Hak cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta (seorang atau beberapa orang
yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan
yang bersifat khas dan pribadi) yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.”

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada
pencipta, yaitu " seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan
atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi yang nyata".

Hak cipta diperoleh secara otomatis seketika, Hak cipta bukan diperoleh melalui
pendaftaran Pendaftaran ciptaan diperlukan untuk kekuatan bukti.
Lingkup Hak Cipta
Ciptaan yang Dilindungi :
a) Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;
b) Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d) Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e) Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung,
atau kolase;
g) Karya seni terapan;
h) Karya arsitektur;
i) Peta;
j) Karya seni batik atau seni motif lain;
k) Karya fotografi;
l) Potret;
m) Karya sinematografi;
n) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
o) Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
p) Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
Program Komputer maupun media lainnya;
q) Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli;
r) Permainan video; dan
s) Program Komputer.
No Hak Cipta Jangka Waktu

1. Hak Moral Tanpa Batas Waktu


2. Hak Ekonomi atas Hak Cipta Seumur hidup + 70 Tahun
Jika hak cipta dipegang oleh Badan Hukum berlaku 50 tahun
terhitung semenjak diumumkan
3. Hak Ekonomi atas Ciptaan derivatif Berlaku 50 tahun semenjak diumumkan

4. Hak Ekonomi atas karya seni terapan Berlaku 25 tahun semenjak diumumkan

5. Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional yang Tanpa Batas waktu
dipegang oleh negara
6. Hak Cipta atas Ciptaan yang Penciptanya tidak Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun
diketahui yang dipegang oleh negara

7. Hak Cipta atas Ciptaan yang dilaksanakan oleh Berlaku selama 50 (lima puluh)
pihak yang melakukan Pengumuman
8. Hak ekonomi Pelaku Pertunjukan Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertunjukannya
difiksasi dalam
Fonogram atau audiovisual
9. Hak Ekonomi Produser Fonogram Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak Fonogramnya difiksasi

10. Hak ekonomi Lembaga Penyiaran Berlaku selama 20 (dua puluh) tahun sejak karya siarannya pertama
kali
disiarkan.
2. PATEN
UU Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten

Berdasarkan Pasal 1
Angka 1 : Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor
atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Angka 2 : Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

Angka 3 : Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-
sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghasilkan Invensi.
 Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu
pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten,
dikenal pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan
paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana.
 Paten hanya diberikan negara kepada penemu (inventor) yang telah
menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud
dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di
bidang teknologi yang berupa :
a. proses;
b. hasil produksi;
c. penyempurnaan dan pengembangan proses;
d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi;
Syarat Substantif Paten:
• Baru (novelty)
• Langkah inventif (inventive step)
• Dapat Diterapkan secara industri (Industrially applicable)

Hal penting yang harus diingat bahwa 6 (enam) bulan setelah


invention harus segera didaftarkan dan kerahasiaan penemuan
harus dijaga sampai selesai prosedur pendaftaran.
Hak Eksklusif Paten:
Invensi yang dapat dipatenkan :

Pada dasarnya semua teknologi dapat dipatenkan, kecuali :


a. Proses atau produk yang pengumuman, penggunaan, atau pelaksanaannya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama, ketertiban umum,
atau kesusilaan;
b. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan;
c. Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika;
d. Makhluk hidup, kecuali jasad renik; atau
e. Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali
proses nonbiologis atau proses mikrobiologis.
Contoh Invensi yang dapat diberikan
Paten:

– Paten Proses: Klaim proses yaitu klaim untuk suatu aktivitas, seperti,
komposisi plastik yang terdiri dari kira-kira 50-60% A, 20-30%B dan 15-25%C
atau suatu pH yang memodif ik asi substansi sec ara c ukup untuk
menyesuaikan pH pada nilai sekitar 3 sampai 4,5.
– Paten Produk: Klaim produk yaitu klaim untuk benda f isik, contoh, suatu
kontainer dari barang, alat pemarut kelapa.
– Paten Pengembangan : Klaim produk melalui proses, contoh, Produk yang
terbuat dengan cara sebagai berikut: campurkan air dengan senyawa Z
untuk kemudian aduk, panaskan campuran tersebut pada suhu 150-160
derajat Celcius, biarkan campuran menjadi dingin pada suhu kamar.
Pendaftaran Paten

1. Paten diberikan berdasarkan permohonan melalui media


elektronik maupun non-elektronik. Prosedur aplikasi ke
Direktorat Jenderal HaKI Kementerian Hukum dan HAM
2. Permohonan memuat identitas Pemohon
3. Permohonan memuat deskripsi invensi
4. Pemeriksaan administratif
5. Pemeriksaan substantif.
Jangka Waktu Perlindungan :

a. Paten: 20 (dua puluh) tahun


b. Paten Sederhana: 10 (sepuluh) tahun Terhitung sejak
tanggal penerimaan pendaftaran (filling date).
3. MEREK
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis sebagaimana telah diubah oleh
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
“Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, angka, susunan warna, dalam bentuk 2
(dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau
kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan baang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang
atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan atau
jasa.””
Hak Eksklusif Merek :
“Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh negara kepada Pemilik Merek yang terdaftar
untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan
sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada
pihak lain untuk menggunakannya.”
Cara Perolehan Hak Merek dan Jangka Waktu
Perlindungan :
• Hak Merek diperoleh melalui pendaftaran pada Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM,
sistem konstitutif;
• Setelah mendaftarkan Menteri mengumumkan Permohonan dalam Berita Resmi Merek
dalam waktu paling lama 15 hari terhitung sejak tanggal Penerimaan Permohonan,
pengumuman berlangsung selama 2 bulan;
• Dalam jangka waktu 2 bulan diberi kesempatan apabila tertdapat keberatan dan
sanggahan
• Apabila t idak t erdapat keberat an t erhit ung 30 hari sejak t anggal berakhirnya
pengumuman, maka dilakukan pemeriksaan substantif;
• Pemeriksaan substantif diselesaikan dalam jangka waktu 30 hari, namun Dalam hal
terdapat keberatan Pemeriksaan substantif diselesaikan dalam jangka waktu paling lama
90 hari
• Terbit sertifikat merek
• Jangka waktu perlindungan Hak Merek berlangsung selama 10 (sepuluh) tahun sejak
tanggal penerimaan pendaftaran (filling date);
Syarat Substantif Merek :

– Itikad baik
– Daya pembeda
– Tidak memiliki “persamaan pada pokoknya” atau “persamaan
secara keseluruhan” dengan merek terdaftar lain, merek terkenal
atau indikasi geografis lain
– Pemeriksaan substantif paling lama 150 hari (5 bulan).
Merek Coca-Cola
Contoh Merek : Coca Cola
• Kata: Coca Cola (digunakan pertama kali 1887 didaftar 1892),
Coke (digunakan 1941 terdaftar 1945), Diet Coke (digunakan
dan terdaftar 1982);
• Phrase : The pause that refreshes (1929), The best friend Thirst
Ever Had (1938), What you want Is a Coke (1952), Things Go
Better With Coke (1963), It’s The Real Thing (1970), Coke Is It
(1982), You Can Beat The Real Thing (1987), Always Coca Cola
(1993);
• Simbol atau logo:
Indikasi Geografis :
“suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang
dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis
termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari
kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan
karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang
dihasilkan”
Contoh Indikasi Geografis :
1. Scotlandia - Scotch Whiskey
2. Perancis - Champagne
3. Republik Czechna – Beer
4. Slovenia - Lipizzaner Horses
5. India – Basmati (beras)
6. Thailand – Jasmine (beras)
7. Indonesia
a. Kopi Arabika Gayo
b. Kopi Aranbika java preanger
c. Ubi cilembu sumedang
d. Kangkung lombok, dll
4. Desain Industri
UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

“Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi


atau komposisi garis dan/atau warna yang memberikan kesan
estetika dan dapat diwujudkan dalam pola dua atau tiga dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang,
komoditas industri atau kerajinan tangan.”
Hak Eksklusif Desain Industri :
Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif
untuk melaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya
dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor,
dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain
Industri.
Cara Perolehan Hak Desain Industri dan Jangka Waktu
Perlindungan :

• Hak Desain Industri diperoleh melalui pendaftaran kepada


Kantor Hak Cipta Ditjen HaKI Kementerian Hukum & HAM
• Hak Desain Industri berlangsung selama 10 (sepuluh) tahun
sejak tanggal penerimaan pendaftaran.
Syarat Substantif Desain Industri :

• Bentuk, konfigurasi atau komposisi garis


atau warna baru (new)
• Memiliki nilai estetika
• Dapat dimanufaktur
Contoh Desain Industri :

• perabotan dapur (kitchen ware),


• perlengkapan kamar mandi (bathroom accessories)
• mebel (furniture)
• mainan (toys)
• suku cadang (sparepart)
• perlengkapan komputer (computer keyboards)
• telepon (telephones)
• lampu-lampu (light fitting)
DESAIN INDUSTRI YANG DAPAT DIAJUKAN PENDAFTARAN
DESAIN INDUSTRI :

DESAIN INDUSTRI:
(Ps. 13 UU no.31/2000)

 Satu Desain Industri

 Beberapa Desain Industri yang


merupakan satu kesatuan Desain Industri
atau yang memiliki kelas yang sama
(Barang Set/ Set Articles)
a. Set Terpisah
Set Terpisah Set Dapat Digabungkan
b. Set Dapat Digabungkan
Syarat Set Articles :
• Sudah umum dalam perdagangan atau ditujukan
untuk digunakan bersama
• Mempunyai kelas desain yang sama
• Mempunyai karakter yang sama
CONTOH LEMBAR FOTO & URAIAN DESAIN INDUSTRI
(PRODUK YANG DIREPRESENTASIKAN DENGAN FOTO) :

JUDUL DESAIN INDUSTRI

Kursi
GB.1 KETERANGAN GAMBAR & PENJELASAN DESAIN

Gb.1 Tampak Depan


Gb.2 Tampak Belakang
Gb.3 Tampak Samping Kiri (Samping Kanan
Pencerminannya)
Kegunaannya sebagai Tempat untuk Duduk

YANG DIMINTAKAN PERLINDUNGAN DESAIN


GB.2 GB.3
INDUSTRI

Yang dimintak an pe rlindungan dari de sain ini


adalah bentuk dan konfigurasinya.
5. Perlindungan Varietas Tanaman :
UU Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman sebagaimana telah diubah oleh Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
“Perlindungan hak varietas tanaman adalah perlindungan
khusus yang diberikan Negara terhadap varietas tanaman
yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan
pemuliaan tanaman”
Hak Eksklusif Perlindungan Varietas Tanaman

Pemegang hak perlindungan varietas tanaman memiliki hak untuk menggunakan dan
memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan
varietas berupa benih dan hasil panen yang digunakan untuk propagasi termasuk :
a. Varietas turunan esensial yang berasal dari suatu varietas yang dilindungi atau
varietas yang telah terdaftar dan diberi nama;
b. Varietas yang tidak dapat dibedakan secara jelas dari varietas tersebut;
c. Varietas yang diproduksi dengan selalu menggunakan varietas yang dilindungi.
Memproduksi atau memperbanyak benih; menyiapkan untuk tujuan propagasi;
mengiklankan; menawarkan; menjual atau memperdagangkan; mengekspor;
mengimpor; mencadangkan.
Cara Perolehan Perlindungan Varietas Tanaman dan Jangka
Waktu Perlindungan :

Prosedur aplikasi ke Kantor PVT – IPB


Jangka waktu perlindungan:
a. 20 (dua puluh) tahun untuk tanaman semusim;
b. 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan.
Terhitung sejak tanggal pemberian hak PVT
Syarat Substantif Tanaman PVT :

Baru (new)
Unik (distinc),
Seragam (uniform),
Stabil (stable),
Diberi nama (denomination).
Contoh PVT :
6. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)
UU No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu
“Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu(DTLST) adalah kreasi berupa
rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen yang
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif serta sebagian atau seluruhnya interkoneksi dalam suatu
sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan
untuk persiapan pembuatan sirkuit terpadu. “
Hak Eksklusif DTLST :
Pemegang Hak memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang dimilikinya dan untuk
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan/atau
mengedarkan barang yang di dalamnya terdapat seluruh atau
sebagian Desain yang telah diberi Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
Cara Perolehan Hak DTLST dan JangkaWaktu
Perlindungan :

• Prosedur aplikasi pada Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan


HAM.
• Jangka waktu perlindungan diberikan selama 10 (sepuluh)
tahun sejak dicatat dalam Daftar Umum DTLST dan Berita
Resmi DTLST.
Contoh DTLST :
Mask work Brooktree yang terdiri dari:
(1)lokasi dan konfigurasi dari area aktif dalam sel RAM statis dan
(2)lokasi dan jalur dari polysilicon dalam sel RAM statis terdaftar dengan nomor MW
2873 dan Mw 3838 untuk chip yang diidentif ikasikan Bt. 451 dan Bt. 458. Chip ini
yang membentuk suatu design lay-out topographic yang menkombinasikan fungsi
dari suatu memori Akses Acak Statis (a static random access memory - SRAM) dan
suatu digital analog converter (DAC) yang merujuk pada RAMDAG sebagai suatu
lukisan warna (colour palette) untuk pembentukan warna pada tv atau video dengan
kecepatan yang sangat tinggi. Chip ini juga mampu meningkatkan resolusi gambar.
Satu buah chip Bt 458 menggantikan penggunaan 36 chip sebelumnya. Komponen
utama pada chip Booktree adalah sell utama yang terdiri dari sepuluh transistor sel
SRAM yang berulang lebih dari 6000 kali pada kesatuan susunan (array ) yang
menutup sekitar 80% dari area chip. Setiap sel utama terdiri dari sepuluh transistor
dan konduktor metal listrik yang menghubungkan transistor melalui sel berlapis
(multilayered cell) tiga dimensi.
7. Rahasia Dagang
UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

“Hak rahasia dagang adalah hak atas informasi yang tidak


diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis
mempunyai nilai ekonomis karena berguna dalam kegiatan
usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh si pemilik.”
Hak Eksklusif Pemegang Rahasia Dagang :

– Untuk menggunakan sendiri Rahasia dagang


yang dimilikinya
– Untuk memberi ijin kepada pihak lain atau
melarang pihak lain untuk menggunakan atau
mengungkapkan rahasia tersebut kepada pihak
ketiga yang kepentingannya bersifat komersial.
Lingkup Rahasia Dagang :
Rahasia Dagang meliputi metode produksi, pengolahan,
penjualan; informasi di bidang teknologi atau informasi
bisnis.
Cara Perolehan Hak Rahasia Dagang dan Jangka Waktu
Perlindungan :

• Rahasia Dagang diperoleh bukan karena pendaftaran, tetapi melalui


suatu keahlian dan upaya yang dilakukan untuk menjaga kerahasiaan.
• Rahasia dagang berlangsung selama kerahasiaannya terjaga.
Contoh Rahasia Dagang :

11 bumbu rahasia KFC

Formula Coca-cola
BAB VIII
MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK
SEHAT
• Dasar hukum dari Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini
adalah Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.
DEFINISI
1. Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran
barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku
usaha atau satu kelompok pelaku usaha.
2. Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau
lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan
atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan
kepentingan umum.
Perjanjian yang Dilarang

1. Oligopoli
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk
secara bersama sama melakukan penguasaan produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Apabila 2 (dua)
atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih
dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa
tertentu.

2. Penetapan Harga
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas mutu suatu barang dan atau
jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggaran pada pasar
bersangkutan yang sama.
3. Pembagian Wilayah
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau
alokasi pasar terhadap barang dan atau jasa sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat

4. Pemboikotan
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha
pesaingnya , yang dapat menghalangi pelaku usaha lain untuk
melakukan usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar dalam negeri
maupun luar negeri
Thank you very much for your kind attention and
have a nice day

©Soni Wasita-Juli-2022

Anda mungkin juga menyukai