Anda di halaman 1dari 5

HUKUM BISNIS DAN ETIKA PROFESI

OLEH:
Balqis Ufaira

2101003010008

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
A. Hukum Perusahaan
Hukum perusahaan adalah semua peraturan hukum yang mengatur
mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Pengertian mengenai
perusahaan dapat ditemukan pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, yang menyebutkan bahwa Perusahaan
adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja dan berkedudukan di
Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan/laba.
Apabila hukum dagang (KUHD) merupakan hukum khusus (lex
specialis) terhadap hukum perdata (KUH Perdata) yang bersifat lex generalis,
demikian pula hukum perusahaan merupakan hukum khusus terhadap hukum
dagang.

- Dasar Hukum Perusahaan


Dasar Hukum Perusahaan adalah setiap pihak yang menciptakan kaidah
atau ketentuan Hukum Perusahaan. Pihak-pihak tersebut dapat berupa badan
legislatif yang menciptakan undang-undang, pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian yang menciptakan kontrak, hakim yang memutus perkara yang
menciptakan yurisprudensi, masyarakat pengusaha yang menciptakan
kebiasaan mengenai perusahaan. Dengan demikian, Hukum Perusahaan itu
terdiri dari kaidah atau ketentuan yang tersebar dalam perundang-undangan,
kontrak, yurisprudensi, dan kebiasaan mengenai perusahaan.
Perundang-undangan

- Perundang-undangan dalam hal ini meliputi undang-undang peninggalan


Hindia Belanda di Indonesia pada masa lampau, namun masih dianggap
berlaku dan sah hingga saat ini berdasarkan atas peralihan UUD 1945,
misalya ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam KUHD (Kitab Undang-
undang Hukum Dagang) ,KUH Perdata. Selain itu juga perundang-
undangan yang termaktub mengenai perusahaan di Indonesia, berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang terus dilaksanakan dan dikembangkan
hingga saat ini.

Perundang-undangan lain yang menjadi sumber hukum:

 Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,


 PP No. 15 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan,

 Undang-undang No. 32 Tahun 2007 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi,

 Undang-undang No. 33dan 34 Tahun 1964 tentang Asuransi Kecelakaan Jasa


Raharja,

 Undang-undang No. 5 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing,

 Undang-undang No.6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri,

 Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara,

 Undang-undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan,

 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,

 Undang-undang No.7 Tahun 1987 tentang Penyempurnaan Undang-undang


No.6 Tahun 1982,

 Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten

 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek,

B. Hukum Perpajakan
Hukum pajak adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban
serta hubungan antara wajib pajak dan pemerintah selaku pemungut pajak.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pasal 1
angka 2 UU KUP menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang pribadi atau
badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

- Peraturan Perundangan Perpajakan


Setidaknya, ada delapan undang-undang yang menjadi landasan atau dasar hukum
pemungutan pajak di Indonesia, antara lain:
 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai.
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan.
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Penghasilan.
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas
Barang dan Jasa dan Penjualan atas Barang Mewah.
 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa.
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan.
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak.

C. Hukum Perdata
Hukum diartikan sebagai seperangkat kaidah, sementara perdata adalah
pengaturan hak, harta benda dan kaitannya antara individu maupun badan
hukum atas dasar logika. Hukum perdata populer dengan sebutan hukum
private sebab mengatur kepentingan perseorangan.
Sumber Hukum Perdata
Sumber hukum perdata tidak hanya satu. Sejauh ini ada dua sumber hukum
perdata yakni hukum perdata tertulis dan tidak tertulis atau kebiasaan. Sumber
hukum tertulis pun banyak macamnya. Berikut ini adalah contoh sumber
hukum perdata tertulis:
1. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB).
2. Burgelik Wetboek (BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Ketetapan produk hukum dari Hindia Belanda yang berlaku di Indonesia
berdasarkan asas concordantie.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel (WvK).
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria. Keberadaan UU
ini mencabut berlakunya Buku II KUHP yang berkaitan dengan hak atas tanah,
kecuali hipotek. Undang-undang Agraria secara umum mengatur mengenai
hukum pertanahan yang berlandaskan hukum adat.
5. UUg Nomor 16 Tahun 2019 jo No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
6. UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan terhadap tanah dan benda
berhubungan dengan tanah.
7. UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
8. UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Jaminan Simpanan.
9. Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

Anda mungkin juga menyukai