OLEH :
Disnakertrans Prov.Jatim
BIODATA
NAMA : JUSI ISTIANTI
JABATAN : PengawasKetenagakerjaan
PENDIDIKAN : D3 Hiperkes Unair
S1 Kesehatan Masyarakat Unair
STATUS : Menikah , 2 laki2 & 1 perempuan
UNIT KERJA : Disnakertrans Prov.Jatim
ALAMAT : Jl. Dukuh Menanggal 124-126 Sby
Telp/fax : 031-8292648 / 031-8294447
HP : 082-230016847
DASAR HUKUM
UUD 1945 Psl 27 ayat 2
UU No.3 Th 1951
UU No. 1 Th. 1970
UU No.13 Th 2003 :Psl, 81, 82, 83,84
Permenakertrans No.Per.03/Men/1982 Jo Kepdirjen
No. 22 th 2008
Permenakertrans No. 02/Men/1980,
No.Per.01/Men/1976, No.Per.01/Men/1979
Permenakertrans No.Per.01/Men/1981 ttg Kewajiban
Melapor PAK & Perpres.07 tahun 2019 ttg PAK
Kepmenakertrans No. 68/2004 ttg Pengusaha wajib
melakukan upaya pencegahan & penanggulangan
HIV & AIDS di tempat kerja
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
Penggunaan Teknologi
RUMAH
TERMASUK
MENINGGAL MENDADAK IDITEMPAT KERJA,
MENDAPAT SERANGAN PENYAKIT TANPA MELIHAT
PENYEBAB & PENY & LANGSUNG DIBAWA R.S TIDAK
LEBIH DARI 24 JAM
UPAYA KESEHATAN
KERJA
Optimalisasi beban kerja
Beban Lingkungan
Kerja
-Fisik
Kerja
-Mental -Fisik
-Kimia
-Biologi
-Fisiologi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Perlindungan Kesesehatan Kerja khusus pd pekerja
perempuan dpt dikategorikan 3 hal yaitu :
1. PROTEKTIF
Kebijakan perlindungan yang diarahkan pada fungsi
reproduksi pekerja perempuan.
2. KOREKTIF
Perlindungan yg diarahkan utk mengkoreksi tindakan
managemen perusahaan terkait dg pelaksanaan hak
perlindungan khusus pekerja perempuan.
3. NON DISKRIMINATIF
Perlindungan kesamaan kesempatan kerja &
perlakuan yang sama tanpa Diskriminatif terhadap setiap
pekerja ditempat kerja( keseteraan dan keadilan gender)
PERLINDUNGAN FUNGSI REPRODUKSI
HAID ????
- Tamu bulanan (pendarahan akibat rahim
melepaskan bagian dalamnya endometrium)
- Tanda alami kesehatan yg baik
- Siklus haid 21-35 hari (rata2 28 hari)
- Periode haid rata2 5 hari
Kenapa TK perempuan haid perlu dilindungi ?
- Memberikan kesempatan utk istirahat krn terasa
sakit
- Mengurangi resiko pekerjaan krn rasa percaya diri yg
menurun
NORMA ISTIRAHAT HAID
Pekerja/buruh perempuan tdk diwajibkan untuk bekerja
pd hari I & II pd masa haid jika pekerja/buruh merasakan
sakit & hal tersebut hrs diberitahukan kepada pengusaha.
Ketentuan tsb hrs dituangkan dlm PK, PP dan PKB
(Pasal 81ayat 1)
TUJUAN FUNGSI
penyesuaian diri dg Sebagai sarana perlindungan
pekerjaannya kes Tk
Melindungi Tk thd. Menekan angka kec & PAK
gangguan kes yg timbul (dg upaya promotif dan
dari pekerjaan/lingk preventif)
kerja. menangani/mengatasi kasus
Meningkatkan kes badan, kec kerja, PAK dan gangguan
kondisi mental (rohani) & kes lainnya (melalui upaya
kemampuan fisik Tk kuratif dan rehabilitatif)
Memberikan pengobatan Mencegah/mengurangi
& perawatan serta kehilangan jam kerja
rehabilitasi TK yg sakit Meningkatkan produktivitas
kerja.
44
Pemenuhan Terhadap Persyaratan Norma K3
Bidang Kesehatan Kerja
Norma Kesehatan Kerja dilaksanakan dg Pola
Utama :
1. Diselenggarakan oleh lembaga/organisasi K3 bidang kes
kerja
PKK (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982), bekerjasama dg lembaga terkait :
P2K3 (Permenaker No. Per.04/Men/1987) Lap
PJK3 Bidang Kesehatan Kerja ( Permenaker No. Per. 04/Men/1995)
2. Dilaksanakan oleh personil yg memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai
Dokter dan paramedis dg sertifikat hiperkes (Permennaker No. 01/1976,
Permennaker No. 01/1979)
3. Program /Kegiatan hrs bersifat komprehensif, meliputi :
Preventif
Promotif
Kuratif
Rehabilitatif
Personil Kes Kerja dan Personil K3 terkait
di Tempat Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja :
a. Utama (Medis) :
Dokter Perusahaan
Dokter Pemeriksa Kes TK
Paramedis perusahaan
b. Pendukung (Non Medis) :
Petugas P3K di Tempat Kerja
Petugas Penyelenggara Makan Bagi TK
2. SDM K3 Terkait :
a.Ahli K3 Umum
b.Ahli K3 Kimia
c.Petugas K3
d.Dll.
Pemenuhan Persyaratan / Norma
Kesehatan Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja
2. Fasilitas Kesehatan Kerja :
a. Utama :
PKK (klinik/rumah sakit perusahaan)
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
b. Pendukung :
Penyediaan APD
Penyediaan makan-minum di tempat kerja
(dapur, kantin, katering)
Tata ruang, kebersihan & kes tempat kerja
Fasilitas emergency (sistim tanggap darurat)
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
A. Pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan secara
komprehensif dengan lebih menitik beratkan pada
upaya kesehatan promotif dan preventif.
B. Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja
adalah dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja,
sedangkan tenaga pelaksananya dapat terdiri dari :
a) Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
(penanggung jawab merangkap pelaksana),
b) Dokter perusahaan dan atau
c) Paramedis perusahaan.
48
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA (Lanjutan)
C. Teknis penyelenggaraan program/kegiatan pelayanan
kesehatan kerja mengacu pada :
1. Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif
disesuaikan dengan hasil penilaian risiko potensi
bahaya yang ada di perusahaan.
2. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
minimal berupa pelayanan kesehatan kerja yang bersifat
dasar yaitu :
a) Pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) dan
b) Pengobatan (rawat jalan tingkat pertama)
3. Perencanaan program dan kegiatan kesehatan kerja dibuat
dengan skala prioritas;
49
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA (Lanjutan)
4. Program/kegiatan pelayanan kes kerja terutama ditujukan utk
pencegahan PAK, peningkatan derajat kes Tk dan
peningkatan kapasitas kerja melaui program/kegiatan :
a) Pemeriksaaan kes Tk;
b) Penempatan Tk disesuaikan dengan status kesehatannya;
c) Promosi/peningkatan kes Tk;
d) Pencegahan PAK melalui perbaikan lingk kerja (program
higiene industri);
e) Pencegahan PAK melalui perbaikan kondisi kerja (program
ergonomi kerja);
f ) P3K, medical emergency respon, pengobatan, rehabilitasi,
rujukan kes, pemberian kompensasi akibat kec dan PAK.;
g) Pengembangan organisasi, program & budaya kes kerja.
50
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
51
Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kes Kerja
A. Syarat lembaga.
B. Syarat personil.
C. Syarat sarana.
52
A. Syarat Lembaga Pelayanan Kes Kerja :
1. Memiliki personil kes kerja yg meliputi :
a) Dokter penanggung jawab pelayanan kes kerja,
b) Tenaga pelaksanan kes kerja berupa dokter persh dan atau
paramedis persh,
c) Petugas administrasi atau pencatatan & pelaporan pelayanan kes
kerja.
2. Memiliki sarana & prasarana pelayanan kes kerja,
3. Pelayanan kes kerja yg ada di persh mendapat pengesahan dari
instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya,
4. Pelayanan kes kerja yg dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan
wajib dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan
pelayanan kes kerja antara pengusaha dg kepala unit pelayanan kes
yg bersangkutan & dilaporkan ke instansi di bidang ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya.
53
B. Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja:
1. Syarat dokter penanggung jawab pelayanan kes kerja :
a) Ditunjuk oleh pimpinan persh atau kepala unit/intsansi yg bersangkutan
& dilaporkan ke instansi ketenagakerjaan sesuai wilayah
kewenangannya;
b) Telah mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai
dokter pemeriksa kes Tk dari Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
2. Syarat tenaga pelaksana pelayanan kes kerja (dokter persh dan atau
paramedis persh) :
a) Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja (atau
sertifikat lainnya) sesuai peraturan perUndang-Undangan yg berlaku;
b) Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kes lainnya sesuai kode
etik profesi dan peraturan perUndang-Undangan yg berlaku;
c) Syarat lain dokter perusahaan :
• Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter, atau sejenisnya
sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
• Surat ijin praktek (SIP) dokter yg masih berlaku dari instansi yg
berwenang.
54
UPAYA2 PREVENTIF
1) Melakukan penilaian terhadap faktor risiko kes di tempat kerja (health
hazard risk assesment) yg meliputi :
Identifikasi faktor bahaya kes kerja melalui : pengamatan, survey,
pencatatan/pengumpulan data dan informasi
Penilaian/pengukuran potensi bahaya kes kerja
Penetapan tindakan pengendalian faktor bahaya kes pekerja
2) Pemeriksaan kes Tk (awal, berkala dan khusus)
3) Survailans dan analisis PAK dan peny umum lainnya
4) Pencegahan keracunan makanan bagi Tk
5) Penempatan Tk sesuai kondisi/status kesehatannya
6) Pengendalian bahaya lingk kerja
7) Penerapan ergonomi kerja
55
UPAYA2 PREVENTIF (Lanjutan)
8) Penetapan prosedur kerja aman atau
Standard Operating Procedure (SOP)
9) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai
10) Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi,
pengurangan jam kerja terpapar faktor risiko
dll);
11) Program imunisasi
56
Pencegahan
It’s Really Pretty Simple…..
WEAR THIS NOW OR THIS LATER
UPAYA2 PROMOTIF
1) Pembinaan kes kerja
2) Pendidikan & pelatihan bidang kes kerja
3) Perbaikan gizi kerja
4) Program olah raga raga/senam kesegaran jasmani di tempat
kerja
5) Program bebas rokok di tempat kerja
6) Penerapan ergonomi kerja
7) Pembinaan cara hidup sehat
8) Program pencegahan & penanggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba di tempat kerja
9) Penyebarluasan informasi kes kerja melalui penyuluhan
dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi),
dengan topik yang relevan.
58
UPAYA2 KURATIF
59
UPAYA2 REHABILITATIF
1) Fisio therapi
2) Konsultasi psikologis (rehabilitasi mental)
3) Orthose dan prothese (pemberian alat bantu misalnya :
alat bantu dengar, tangan/kaki palsu dll)
4) Penempatan kembali & optimalisasi Tk yg mengalami
cacat akibat kerja disesuaikan dg kemampuannya.
5) Kompensasi kec kerja & PAK
6) Rehabilitasi kerja
7) Dll.
60
PEMERIKSAAN KES BAGI TK
PASAL 1 (UU.NO.1 TH 1970)
a. PEMERIKSAAN KESEHATAN SEB KERJA (AWAL):
PEMERIKSAAN KES YG DILAKUKAN OLEH DOKTER SEBELUM
SEORANG TK DITERIMA UTK MELAKUKAN PEKERJAAN
b. PEMERIKSAAN KES BERKALA :
PEMERIKSAAN KES PADA WAKTU2 TERTENTU THD TK YANG
DILAKUKAN OLEH DOKTER
c. PEMERIKSAAN KES KHUSUS :
PEMERIKSAAN KES YG DILAKUKAN OLEH DOKTER SCR KHUSUS
THD TK TERTENTU
d. DOKTER ADALAH DOKTER YG DITUNJUK OLEH PENGUSAHA DAN
TELAH MEMENUHI SYARAT SESUAI DG PERMENAKERTRANSKOP
(NO. 01/MEN 1976)
a. DOKTER PERUSAHAAN :
dokter yg ditunjuk atau bekerja di perusahaan yg bertugas
atau bertanggung jawab atas higiene perusahaan K3 .
c. PARAMEDIS PERUSAHAAN :
tenaga paramedis yg ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas2
higiene perusahaan K3 di perusahaan atas petunjuk dokter
perusahaan
TUJUAN PEMERIKSAAN AWAL
Agar TK yg diterima berada dlm kondisi kes yg setinggi-tingginya,tidak
mempunyai penyakit menular yg akan mengenai TK lainnya & cocok utk pek yg
akan dilakukan shg keselamatan & kes TK yg bersangkutan & TK lain2nya yg
dapat dijamin (Jika 3 (tiga) Bln sebelumnya telah dilakukan PX kes oleh “DOKTER”
tdk ada keragu2an, maka tdk perlu diadakan Pemriksaan kes sebelum bekerja)
Khusus utk penyakit2 tertentu dilakukan Anamnesa
Meliputi : pemeriksaan klinis
-Mental
-Fisik
-Lab
-khusus
-
HASIL PEMERIKSAAN AWAL
04/26/19 73
II. Penyakit berdasarkan sistem target organ
a. Saluran Pernafasan
b. Penyakit kulit
c. Gangguan otot dan kerangka
d. Gannguan mental dan perilaku
04/26/19 75
D. Cara Mendeteksi PAK
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Monitoring lingkungan kerja
c. Daftar Riwayat Kerja dan Riwayat Penyakit
d. Pemeriksaan kesehatan khusus
Sebagai bahan pertimbangan dlm menganalisis dan menetapkan
apakah PAK (Occupational Disease) atau penyakit akibat
hubungan kerja (Work Related Disease) diperlukan data
pendukung antara lain:
.
Setiap Tk yg menderita peny yg timbul krn hub kerja
berhak mendptkan Jaminan kec.kerja baik pd saat
masih dlm hub kerja maupun setelah hub kerja
berakhir. (Pasal 2)
Hak Jaminan Kecelakaan Kerja dimana peny yg timbul
karena hub kerja baik disebabkan oleh pekerjaan atau
lingk kerja Dapat diberikan apabila penyakit
tsb timbul dlm waktu paling lama 3 (tiga) tahun
terhitung sejak hub kerja tersebut berakhir
(Perpres No.07 tahun 2019)
1. Faktor Fisik
kebisingan, suhu dan kelembaban,
kecepatan aliran udara / angin,
getaran / vibrasi mekanis, radiasi
gelombang elektromagnetik dan
tekanan udara / atmosfir
2. Faktor Kimia
gas, uap, debu, kabut / mist. Fume
asap, larutan dan zat padat
3. Faktor Biologis
bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan dan hewan
4. Faktor fisiologis
sikap dan cara kerja, jam kerja dan istirahat
KEBISINGAN
(unwanted sound) I. Faktor Fisik
1. Ketidaktahuan dalam
Alasan –alasan menegakkan diagnosa
rendahnya 2. Perusahaan khawatir
laporan PAK terhadap ganti rugi
3. Hambatan – hambatan
teknis dan administratif
Kesukaran / Problema
Mendiagnosa PAK
1. PAK relatif > sulit ditegakkan
diagnosanya, karena banyak PAK
gambarannya mirip penyakit umum
2. Berbagai PAK mempunyai waktu
inkubasi yg lama
3. Kurangnya sarana bantu untuk
mendiagnosa PAK
4. Kurang training / kemampuan dokter
untuk mendiagnosa PAK
PENCEGAHAN PAK
1. Melakukan pencegahan thd timbulnya Peny
2. Melakukan Deteksi Dini thd gangguan kes
3. Melindungi Tk dg BPJS Ketenagakerjaan
TERSIER
1. Pem Kes awal & berkala
2. Pem Lingk Kerja berkala
3. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan kes pd tk
4. Pengendalian segera ditempat kerja
Kondisi fisik sehat & kuat sangat
dibutuhkan dlm bekerja, namun dg
bekerja benar teratur bukan
berarti dpt mencegah kes kita
terganggu. Kepedulian & kesadaran
akan jenis pekerjaan juga kondisi
pekerjaan dpt menghalau sumber
peny menyerang.Dengan didukung
oleh persh yg sadar kes, maka
tempat kerja menjadi lahan menuai
hasil bukanlah peny
PENGERTIAN
P3K di tempat kerja :
Upaya memberikan pertolongan pertama scr
cepat & tepat kpd pekerja atau orang lain yg
berada di tempat kerja yg mengalami kec di
tempat kerja.
Petugas P3K di tempat kerja :
Pekerja/buruh yg ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan
untuk melaksanakan P3K di tempat kerja
Fasilitas P3K di tempat kerja :
Semua peralatan, perlengkapan, & bahan yg
digunakan dlm pelaksanaan P3K di tempat kerja
Maksud Dan Tujuan
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya.
P3K diberikan untuk :
Menyelamatkan nyawa korban
Meringankan penderitaan korban
Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
Mempertahankan daya tahan korban
Menunjang penyembuhan
Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Program P3K di Tempat
Kerja
Kebijakan dan komitmen
Identifikasi & evaluasi potensi bahaya
Diklat Petugas
Penyediaan Fasilitas P3K
Pelaksanaan P3K
Pemeliharaan
Palaporan
Evaluasi
Prinsip Dasar Tindakan
Pertolongan
1. Pedoman tindakan pemberian pertolongan
Menilai situasi
Mengamankan tempat kejadian
Memberikan pertolongan
2. Ciri-ciri gangguan
Gangguan Umum
Gangguan Lokal
TUJUAN......
- Mengetahui HIV/AIDS
- Mengetahui ttg dampak serta masalahanya
di dunia pekerjaan HIV/AIDS
- Upaya Penanggulangan Penyebaran
HIV/AIDS di tempat kerja
HIV :
* Human
* Immuno deficiency
* Virus
CARA PENULARAN
Penularan melalui :
1. Kontak seksual.
2. Darah
- Pajanan oleh darah terinfeksi, produk
darah atau transplantasi organ dan
jaringan.
- Dpt terjadi jk darah donor tdk diuji
saring untuk antibodi HIV, jarum suntik
berulang
3. Ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan dan pemberian ASI.
depnaker 125
Bagaimana HIV tidak ditularkan
Perlu dicatat HIV TIDAK DITULARKAN :
1. Bersalaman.
2. Berpelukan.
3. Bersentuhan./ berciuman.
4. Penggunaan toilet, kolam renang.
5. Penggunaan alat makan atau minum
secara bersama
6. Digigit nyamuk
depnaker 126
Virus HIV masuk tubuh mk tubuh tsb akan terinfeksi & virus
mulai mereplikasi diri dalam sel orang tsb
MASA JENDELA
Pasien sangat infeksius.
Mudah menularkan kepada orang lain wlp hasil
pem lab masih negatif
Hampir 30%-50% orang mengalami masa
infeksi akut pada masa infeksius ini yi :
Demam
Pembesaran kel. Getah bening.
Keringat malam.ruam kulit
Sakit kepala
Batuk
Orang terinfeksi HIV dpt tetap tanpa gejala dan
tanda -------- 10 thn atau lebih
Ada 12-19 juta orang yang rawan tertular
HIV di Indonesia
Pelanggan penjaja seks
Isteri pelanggan penjaja seks
Penjaja seks
Pengguna napza suntik
Pasangan dari kelompok berisiko
STRATEGI PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI TEMPAT
KERJA MELALUI :
155
Pencegahan HIV melalui hub seksual
B
A C
Absen dari seks Cegah dengan kondom
Tidak berhubungan seks Selalu pakai kondom bila
saat jauh dari pasangan berhubungan seks
Berlaku salingsetia
Hanya berhubungan dengan seseorang yang dapat dipastikan
hanya berhubungan seks dengan kita saja
156
GIZI KERJA
A. DASAR HUKUM
• Permenaker No. Per. 03/Men/1982
• SE Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 (Kantin/RM)
• SE Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 katering pengelola
makanan bagi Tk (perusahaan)
B. PENGERTIAN
• Gizi Kerja adalah penyediaan & pemberian masukan zat gizi kpd
Tk sesuai dg jenis pekerjaan yg dilakukan selama berada di
tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan &
produktivitas setinggi-tingginya,
• Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yg
meliputi penyusunan anggaran belanja, perencanaan menu,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan, pemasakan, penilaian , pengemasan, dan
penyajian makanan.
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI MENGAMBIL
KEBIJAKAN UNTUK MENHGANJURKAN
KEPADA
1. Semua persh dg jml tk 50-200 org spy
menyediakan ruang tempat makan di persh
yg bersangkutan
2. Semua persh dg jml tk lebih dr 200 or spy
menyediakan kantin di persh yg
bersangkutan
C. Spesifikasi Zat Gizi
Hidrat arang (karbohodrat) sebagai sumber tenaga utama
Lemak adalah zat gizi selain sebagai sumber tenaga juga
berfungsi sebagai pelarut vitamin
Protein adalah zat gizi yg berfungsi sbg pembangun tubuh, dan
sebagai sumber tenaga (Asam Amino Esensial & Non Esensial)
Vitamin adalah zat yg dibutuhkan untuk metabolisme tubuh
Vitamin yg larut dalam air, tetapi tidak larut dalam lemak.
Contoh vit B complek dan vit C
Vitamin yg larut dalam lemak tetapi tidak larut dalam air.
Contoh, vit A, D, E, dan K
Mineral adalah zat pengatur dalam tubuh yg dibutuhkan dalam
tubuh baik dalam jumlah besar maupun kecil
Air adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah besar
D. Kebutuhan Zat Gizi
Kebutuhan zat gizi seseorang sangat ditentukan
olah :
Ukuran tubuh
Usia
Jenis Kelamin
Kondisi tubuh
Lingkungan kerja
Tingkat aktivitas
Syarat Penyelenggaaan makanan di tempat kerja
Ps 8 PMP No. 7 tahun 1964 :
Syarat penyelenggaraan makanan di tempat kerja :
1. Dapur, kamar makan & alat keperluan makan harus selalu
bersih dan rapih
2. Dapur & kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dg
tempat kerja
3. Penerangan & peredaran udara yg cukup
4. Makanan yg disediakan harus memenuhi syarat2 kes
5. Sumber air : segar, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa,
tidak mengandung kuman berbahaya, diperiksa kualitasnya
6. Alat2 makan/memasak dibersihkan dg sabun & air panas &
dikeringkan (peralatan mudah dibersihkan)
7. Pegawai penjamah makanan & minuman harus bebas penyakit
menular & harus selalu menjaga kebersihan badannya.
Lanjutan
8. Majikan harus menyediakan pakaian/schort & tutup
kepala yg bersih bagi pegawai penjamah makanan
untuk dipakai waktu melayani makanan.
9. Pegawai penjamah makanan harus mendapat didikan
kebersihan & kesehatan.
10. Pegawai penjamah makanan sebelum bekerja hrs
diperiksa kes badannya disertai pemeriksaan rontgen
paru-paru, dinyatakan dg keterangan dokter
11. Pemeriksaan kes dilakukan sedikitnya sekali/tahun
12. Pegawai penjamah makanan tidak boleh melayani
makanan selama menderita suatu peny sampai
dinyatakan sehat kembali oleh dokter.
Pajanan Singkat Diperkenankan yang selanjutnya disingkat PSD
adalah kadar bahan kimia di Udara tempat kerja yang tidak boleh
dilampaui agar tenaga kera yang terpajan pada periode singkat yaitu
tidak lebih dari 15 menit masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh maupun terbius
yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4 kali dalam satu hari kerja .
Ketentuan dapur dan ruang makan :
1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan & tidak
berhubungan langsung dg tempat kerja.
2. Fasilitas dapur & ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan :
mudah dibersihkan,
penerangan cukup,
ventilasi memadai, tidak menyebarkan
panas/bau/uap,
lantai tidak licin,
ruangan cukup & bebas dari serangga dan
binatang mengerat.
Ketentuan Petugas Penyelenggara Makanan
(Food Handler)
1. Bebas Penyakit menular (TBC paru, thypus, Cacingan),
dinyatakan dg surat keterangan dokter
2. Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan, kesehatan diri &
cara mengelola makanan
3. Tidak mempunyai kebiasaan buruk yg tidak sehat
4. Disiplin memakai alat pelindung pakaian kerja, celemek,
sarung tangan, tutup kepala, masker dll) & tidak merokok
sewktu bekerja
5. Sebaiknya tidak mengunakan perhiasan
6. Pekerja yang muntah dan diare di tempat kerja, di rumah
atau di tempat lain dan menderita infeksi segera melapor
kepada supervisor
Syarat Perusahaan Katering yang Mengelola
Makanan Bagi Tenaga Kerja : SE. Dirjen Binawas No.
86 Th 1989
KECELAKAAN
KERJA
PASIEN
K.K BP/
KK2
. RS
2 X
24jam
DISNAKER
BPJS
SEMBUH
CACAT
MENINGGAL
2 X 24 JAM
PENGAJUA KK3 KK4
N
JAMINAN
SURAT KETERANGAN
DISNAKER DOKTER PEMERIKSA
BPJS
KPJ, KWITANSI
KK4
DOKUMEN LAIN
SANTUNAN BERUPA UANG, MELIPUTI :
1. BIAYA PENGANGKUTAN (ANGKUTAN DARAT Rp. 1.000000, LAUT
Rp.1.500.000 DAN UDARA Rp. 2.500.000).
STMB
- Untuk 6 bln I = 100% dr upah
- Untuk 6 bln II = 75%
- Untuk 6 bln III = 50%
- dst
3. SANTUNAN CACAT :
CACAT SEBAGIAN = % CACAT TABEL X 80
X US
CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X
% TABEL X 80 X US
CACAT TOTAL...........
CACAT TOTAL
CACAT TOTAL = 70% X 80 X US
SANTUNAN BERKALA YG DIBAYARKAN SEKALIGUS
( 24 X Rp.200 ribu = Rp.4.800.000,-)
APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT
TOTAL TETAP AKIBAT KEC KERJA ATAU PAK.
BEASISWA PENDIDIKAN ANAK Rp.12 JUTA BAGI
PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL
TETAP AKIBAT KEC.KERJA
4. SANTUNAN KEMATIAN = 60% X 80 X US; (paling sedikit
sebesar JKM)
BIAYA PEMAKAMAN = Rp. 3.000.000.
SANTUNAN BERKALA YG DIBAYARKAN SEKALIGUS
( 24 X Rp.200 ribu = Rp.4.800.000,-)
APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL
TETAP AKIBAT KEC KERJA ATAU PAK
BEASISWA PENDIDIKAN ANAK Rp.12 JUTA BAGI PESERTA
MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL TETAP AKIBAT
KEC.KERJA
5 PENGGANTIAN BIAYA GIGI TIRUAN Rp. 3 juta
6. REHABILITASI BERUPA ALAT BANTU(ORTHESE) & ATAU ALAT
GANTI( PROTHESE) BAGI PESERTA YG ANGGOTA BADANNYA
HILANG /TIDAK BERFUNGSI AKIBAT KECELAKAAN KERJA utk
setiap kasus dg patokan harga yg ditetapkan RSP + 40% dari
harga tsb serta biaya rehabilitasi medik.
MANFAAT JAMINAN KEMATIAN
PASAL 34
207