Anda di halaman 1dari 220

KESEHATAN KERJA

OLEH :
Disnakertrans Prov.Jatim
BIODATA
NAMA : JUSI ISTIANTI
JABATAN : PengawasKetenagakerjaan
PENDIDIKAN : D3 Hiperkes Unair
S1 Kesehatan Masyarakat Unair
STATUS : Menikah , 2 laki2 & 1 perempuan
UNIT KERJA : Disnakertrans Prov.Jatim
ALAMAT : Jl. Dukuh Menanggal 124-126 Sby
Telp/fax : 031-8292648 / 031-8294447
HP : 082-230016847
DASAR HUKUM
UUD 1945 Psl 27 ayat 2
UU No.3 Th 1951
UU No. 1 Th. 1970
UU No.13 Th 2003 :Psl, 81, 82, 83,84
Permenakertrans No.Per.03/Men/1982 Jo Kepdirjen
No. 22 th 2008
Permenakertrans No. 02/Men/1980,
No.Per.01/Men/1976, No.Per.01/Men/1979
Permenakertrans No.Per.01/Men/1981 ttg Kewajiban
Melapor PAK & Perpres.07 tahun 2019 ttg PAK
Kepmenakertrans No. 68/2004 ttg Pengusaha wajib
melakukan upaya pencegahan & penanggulangan
HIV & AIDS di tempat kerja
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

UUD 1945 Psl 27 ayat 2


Tiap warga negara berhak atas pekerjaan &
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

UU No. 13 Th 2003 Psl 86


Setiap Tk mempunyai hak utk memperoleh
perlindungan atas K3, Moral dan kesusilaan,
perlakuan yg sesuai dg harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama
DASAR HUKUM
UU No.3 Th 51 ttg pengawasan perburuhan
UU No. 1 Th. 1970
UU No.13 Th 2003
UU No.13 tahun 2003 Pasal
UU.No.1 tahun 1970 Pasal 15
186 ayat (1), bahwa “Barang
ayat (2), bahwa “Peraturan
siapa melanggar ketentuan
Perundangan tsb pada ayat (1)
sebagaimana dimaksud dalam
dpt memberikan ancaman pidana
Pasal 35 ayat (2) & ayat (3)
pelanggaran peraturannya dg
dikenakan sanksi pidana
hukuman kurungan selama2nya
penjara paling singkat 1(satu)
3 (tiga) bulan atau denda
bulan & paling lama 4 (empat)
setinggi-tingginya Rp.100.000,00
tahun dan/atau denda paling
(seratus ribu rupiah)
sedikit Rp.10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp.400.000.000,00
(empat ratus juta rupiah)
PENGERTIAN

Ketenagakerjaan ad segala hal yg berhub dg TK


pd wkt sebelum, selama & sesudah masa kerja.
TK ad setiap orang yg mampu melakukan
pekerjaan guna menghslkan barang & atau jasa
baik utk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
utk masy dg menerima upah atau imbalan dlm
bentuk lain.
Pekerjaan ad suatu pekerjaan yg dilakukan oleh
TK utk pengusaha dlm suatu hub kerja dg
menerima upah
LANJUTAN
Tempat Kerja ad tiap ruangan/lap, tertutup/ terbuka,

bergerak/tetap dimana Tk bekerja/ yg sering dimasuki TK


utk keperluan suatu usaha & dimana tdp sumber2 bhy atau
yg berhub dg tempat kerja tersebut
HK ad Hub antara pengusaha dg TK berdsrkan PK yg

mempunyai unsur pek, upah & perintah


PP ad peraturan yg dibuat scr tertulis o/ pengusaha yg

memuat syarat2 kerja & tata tertib perusahaan


LANJUTAN
Upah ad hak TK yg diterima &
dinyatakan dlm btk uang sbg
imbalan dr pengusaha atau pemberi
kerja kpd TK yg ditetapkan & dibayar
menurut suatu PK,
Kesepakatan/Peraturan
Perundangan, tmsk tunjangan bg TK
& kelgnya atau suatu pek dan/atau
jasa yg telah atau akan dilakukan
HIGENE PERUSAHAAN
ADALAH spesialisasi dalam ilmu higene
beserta prakteknya yg dg mengadakan
penilaian kepada faktor2 penyebab peny
kwalitatif & kwantitatif dlm ling kerja &
persh melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan sbg dasar tindakan korektif
kpd ling tsb serta bila perlu pencegahan,
agar pekerja & masy sekitar suatu persh
terhindar dari bhy akibat kerja serta
dimungkinkan mengecap derajat kes
setingi-tingginya.
HIGENE PERUSAHAAN
Pemeliharaan dan pengawasan kes hrs dilakukan
sedini mungkin/sejak menjadi Tk pada persh yg
bersangkutan.
Sebelum persh memulai usahanya hrs
diperhitungkan amdal sesuai dg ketentuan yg
berlaku.
Penyehatan lingk kerja & persh merupakan
pencegahan timbulnya PAK & pencemaran lingk
akibat proses produksi.
Persh diwajibkan mengikutsertakan Tk menjadi
anggota asuransi sosial tenaga kerja.
TUJUAN & SASARAN HIGENE PERUSAHAAN
Tujuan :
ü Observasi dan pengumpulan data
ü Perencanaan
ü Pelaksanaan pengawasan thd segala
kemungkinan gangguan kes Tk & masy
sekitar persh.
Sasaran :
lingk kerja dan lingk disekitar persh
KESEHATAN KERJA
ADALAH spesialisasi dalam ilmu kes/
kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan, agar pekerja/masy pekerja
memperoleh derajat kes yg setingi-
tingginya baik fisik, mental maupun
sosial dg usaha2 preventif & kuratif thd
peny2/ gangguan2 kes yg diakibatkan
faktor2 pekerjaan & lingk kerja serta thd
peny2 umum
upaya persh utk mempersiapkan, memelihara
serta tindakan lain dlm rangka pengadaan serta
penggunaan Tk dg kes yg maksimal , shg dpt
berproduksi scr max juga.
Jenis program unit kes kerja :
1. Program pemeriksaan kes pendahuluan pada calon Tk
2. Program pemeriksaan berkala yg berlangsung saat
Tk melakukan kegiatan pada bidang pekerjaannya.
3. Program pengobatan jalan, perawatan, gawat darurat
4. Program pengembangan ketrampilan dan pengetahuan
tenaga unit kes kerja.
5. Program penyuluhan kesehatan.
HIGENE PERUSAHAAN
Sasarannya ad Lingk Kerja
Bersifat Teknik
KESEHATAN KERJA
Sasarannya adalah Manusia
Bersifat Medis
Jadi satu kesatuan berarti lapangan kes yg
menangani permasalahan kes scr menyeluruh
ttg Tk
LINGKUNGAN KERJA
LINGKUNGAN KERJA
• Lingk kerja adalah lingk tempat Tk
melakukan aktivitas kegiatan perusahaan.
• Beberapa jenis lingk kerja dlm hiperkes :
1. Lingk fisik (kualitas cahaya, pertukaran
udara, tekanan, suhu, perangkat kerja.
2.Lingkungan kimia (bahan baku, bahan
jadi, bahan sisa produksi)
3. Lingkungan biologi (flora dan fauna yg
berhubungan dengan kegiatan persh)
4. Lingkungan sosial (keluarga pekerja &
masy sekitar)
LANJUTAN
Px Kes bagi Tk ad kewajiban pengusaha utk
memberikan px kes bagi tk yg diberikan sebelum
kerja, berkala dan khusus utk menjamin kemampuan
fisik dan kes tk yg sebaik-baiknya mulai sebelum
kerja, selama kerja s/d dampak saat purna dg
diadakan px kes yg terarah .

Setiap TK selalu berhadapan dg kondisi


kerja yang berisiko terjadinya kec dan PAK

upaya kes kerja scr komprehensif yg meliputi


kes preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
TUJUAN UTAMA
HIGENE PERSH & KES KERJA ad :
1. Sbg alat utk mencapai derajat kes Tk yg
setingi- tingginya utk mencapai
kesejahteraan Tk
2. Sbg alat utk meningkatkan produksi
yg berlandaskan kpd meningkatnya
effisiensi & daya produktivitas faktor
manusia dlm produksi

MENCIPTAKAN TK YANG SEHAT


DAN PRODUKTIF
PEMBANGUNAN

Penggunaan Teknologi

Dampak positif Dampak negatif


- Kualitas hidup meningkat - Polusi
- Peningkatan pendapatan - Pencemaran
- Kecelakaan
- Penyakit Akibat Kerja
7 Penyebab Kecelakaan Kerja :

1. Mengambil jalan pintas

2. Percaya diri yang berlebih

3. Memulai tugas dg instruksi yg

tidak tuntas

4. Kerapian yg buruk

5. Tidak memperdulikan prosedur

keselamatan

6. Ganguan mental dari pekerjaan

7. Gagal merencanakan pekerjaan
Ruang lingkup kecelakaan kerja :
1. Ada ruda paksa
2. Selama bekerja di tempat kerja,
3. Perjalanan dari rumah menuju tempat kerja dan kembali lagi
ke rumah melalui jalan yang wajar
4. Penyakit Akibat Kerja (PAK)

suatu kecelakaan termasuk dengan kecelakaan hubungan


kerja dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :
a Apakah ada perintah dari perusahaan / majikan, dan
b Apakah berkaitan dg kepentingan perusahaan/ majikan
GPS alias global Positioning
system telah menjadi trend dan
sekaligus dewa penolong bagi
sebagian orang yg tersesat di
jalan. Tapi jangan salah. Teknologi
selalu mempunyai efek samping.
Demikian juga GPS. Lihat saja di
gambar di atas. Sebuah bus
masuk ke trowongan yang lebih
rendah dari atapnya karena
mengikuti saran yg diberikan oleh
GPS. Trowongan ini memiliki tinggi
9 kaki, sedangkan busnya memiliki
ketinggian 11 kaki. alhasil, atap
bus terpangkas di terowongan ini
Pengertian kec berhubung dg hubungan kerja mempunyai
arti yang luas, sehingga sulit untuk diberikan batasan secara
konkrit. Namun demikian sbg pedoman dlm menentukan
apakah suatu kec termasuk kec berhubung dg hubungan
kerja dapat dilihat dari:
1) Kecelakaan terjadi di tempat kerja;
2) Adanya perintah kerja dari atasan/pemberi
kerja/pengusaha untuk melakukan pekerjaan;
3) Melakukan pekerjaan yg berkaitan dg kepentingan
perusahaan; dan/atau
4) Melakukan hal2 lain yg sangat penting & mendesak
dlm jam kerja atas izin atau sepengetahuan persh.
(Kepmenakertrans No.609 Tahun 2012 ttg Pedoman
Penyelesaian kasus kec kerja & PAK)
KECELAKAAN KERJA

KECELAKAAN YANG TERJADI BERHUBUNG


DENGAN HUBUNGAN KERJA,TERMASUK
PENYAKIT
YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA
PASAL 1 AYAT 6
UU.3 / 1992

RUMAH

JALAN YANG BIASA ATAU WAJAR DILALUI


TEMPAT KERJA

TERMASUK
MENINGGAL MENDADAK IDITEMPAT KERJA,
MENDAPAT SERANGAN PENYAKIT TANPA MELIHAT
PENYEBAB & PENY & LANGSUNG DIBAWA R.S TIDAK
LEBIH DARI 24 JAM
UPAYA KESEHATAN
KERJA
Optimalisasi beban kerja

Pengendalian lingkungan kerja

Peningkatan kapasitas kerja


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kesehatan dan ProduktivitasTenaga Kerja

Beban Lingkungan
Kerja
-Fisik
Kerja
-Mental -Fisik
-Kimia
-Biologi
-Fisiologi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
Perlindungan Kesesehatan Kerja khusus pd pekerja
perempuan dpt dikategorikan 3 hal yaitu :
1. PROTEKTIF
Kebijakan perlindungan yang diarahkan pada fungsi
reproduksi pekerja perempuan.
2. KOREKTIF
Perlindungan yg diarahkan utk mengkoreksi tindakan
managemen perusahaan terkait dg pelaksanaan hak
perlindungan khusus pekerja perempuan.
3. NON DISKRIMINATIF
Perlindungan kesamaan kesempatan kerja &
perlakuan yang sama tanpa Diskriminatif terhadap setiap
pekerja ditempat kerja( keseteraan dan keadilan gender)
PERLINDUNGAN FUNGSI REPRODUKSI
HAID ????
- Tamu bulanan (pendarahan akibat rahim
melepaskan bagian dalamnya endometrium)
- Tanda alami kesehatan yg baik
- Siklus haid 21-35 hari (rata2 28 hari)
- Periode haid rata2 5 hari
Kenapa TK perempuan haid perlu dilindungi ?
- Memberikan kesempatan utk istirahat krn terasa
sakit
- Mengurangi resiko pekerjaan krn rasa percaya diri yg
menurun
NORMA ISTIRAHAT HAID
Pekerja/buruh perempuan tdk diwajibkan untuk bekerja
pd hari I & II pd masa haid jika pekerja/buruh merasakan
sakit & hal tersebut hrs diberitahukan kepada pengusaha.
Ketentuan tsb hrs dituangkan dlm PK, PP dan PKB
(Pasal 81ayat 1)

Pengusaha wajib membayar upah TK perempuan yg


sakit pada hari pertama dan kedua masa haid, shg tdk
dpt melakukan pekerjaan
(Pasal 93 ayat 2)
PELANGGARAN & SANKSI
Pelanggaran : tidak membayar upah TK
perempuan yg sakit pada hari pertama & kedua
haid, shg tdk dpt melakukan pekerjaan (UU
No.13/2003 Psl 186 ayat (1)
Sanksi : pidana penjara min 1 bulan & mak 4
tahun dan atau denda min Rp.10 juta & mak 400
Juta ( UU.No.13/2003 Pasal 186 ayat (1) )
Merupakan tindak pidana pelanggaran
( UU.No.13 / 2003 pasal 186 ayat (2 ) )
WAKTU ISTIRAHAT SAAT SEBELUM DAN
SESUDAH MELAHIRKAN
A. PERLUNYA ISTIRAHAT MELAHIRKAN
1. Sebelum melahirkan
- Mengurangi beban fisik maupun
mental yg semakin berat.
- Memberikan kesempatan
mempersiapkan kelahiran
- Menjaga keselamatan & kes
diri & bayinya
2. Sesudah melahirkan
- Memulihkan kes fisik & mentalnya
- Menumbuhkembangkan jalinan kasih
sayang antara ibu & bayinya

B. NORMA ISTIRAHAT MELAHIRKAN


1. TK perempuan berhak istirahat 1,5
bulan sebelum & 1,5 bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan
dokter kandungan atau bidan (
UU.No.13/2003 Pasal 82 ayat (1) )
2. Lamanya istirahat sebelum dan sesudah
melahirkan dapat di -perpanjang
berdasarkan srt ket dokter
kandungan/bidan (penjelasan atas pasal
82 ayat (1) UU.No.13/2003)
C. SELAMA MENJALANKAN ISTIRAHAT SEB
& SES MELAHIRKAN, TK PEREMPUAN
BERHAK MENDAPAT UPAH PENUH
( UU. 13/2003 pasal 84)
D. PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH TK
YG MENJALANKAN HAK ISTIRAHAT SEB
& SES MELAHIRKAN
( UU.NO.13/2003 Pasal 93 Ayat (2G) .
E. PELANGGARAN & SANKSI :
1. Tdk memberikan istirahat Seb & Ses
melahirkan
Sanksi Pidana Penjara Min 1 thn mak 4 thn &
denda 100 jt-400 jt (Pasal 185 Ayat (1) )
Merupakan tindak pidana kejahatan
(Psl 185 ayat (2) )
2. Tidak memberikan upah penuh :
Sanksi : pidana penjara min 1 bln
mak 4 th & atau denda min 10 jt
mak 400 jt ( psl 186 ayat (1) )
Merupakan tindak pidana
pelanggaran ( psl 186 ayat (2) )
Utk pengajuan permohonan
istirahat minimal 7 hari seb
pelaksanaan istirahat Seb
melahirkan dimulai
ISTIRAHAT GUGUR KANDUNG
PERLUNYA ISTIRAHAT GUGUR KANDUNG
- memulihkan kes fisik
- memulihkan trauma psikis & mental
NORMA ISTIRAHAT GUGUR KANDUNG
- TK perempuan yg mengalami GK berhak
memperoleh 1.5 bulan atau sesuai dg srt ket dokter
kandungan/bidan (Psl 82 ayat (2))
- Selama menjalankan istirahat GK, TK perempuan
berhak mdpt upah penuh (psl 84 )
- Pengusaha wajib bayar upah TK perempuan yg
menjalankan istirahat GK (psl 93 ayat (2g)
PERMOHONAN ISTIRAHAT GUGUR KANDUNG

Peristiwa gugur kandung cenderung


merupakan peristiwa yg terjadi scr
mendadak dan tdk terncana, maka
pemberitahuan tau permohonan istirahat
gugur kandung bisa disampaikan atau
diajukan bersamaan harinya dg peristiwa
gugur kandung itu sendiri
Lanjutan
PELANGGARAN & SANKSI
a. Tidak memberikan istrahat GK-
- Sanksi : pidana penjara min 1 th-mak 4 th dan atau
denda min 100 jt mak 400 jt (Psl 185 ayat (1)
- Merup tindak pidana kejahatan (psl 185 ayat (2)
b. Tidak memberikan upah penuh
- Sanksi pidana penjara min 1 bulan & mak 4 th dan
atau dendan min 10 jt dan mak 400 jt (psl
186 ayat (1)
- Merup tindak pidana pelanggaran (Psl 186 ayat (2)
KESEMPATAN MENYUSUI ANAK
A. PENTINGNYA PEMBERIAN ASI
- Memberikan kesempatan bayi
mdptkan makanan yg terbaik
- ASI ekslusif smp usia 6 bln hanya
diberi ASI tanpa makanan tambahan
- Menumbuhkembangkan jalinan
kasih sayang anatara ibu & anak
- Mengurangi resiko terkena penyakit
kanker payudara
B. NORMA KESEMPATAN MENYUSUI
ANAK
- TK perempuan yg anaknya masih
menyusu hrs diberi kesempatan
sepatutnya utk menyusui anaknya. Jika hal
itu hrs dilakukan selama wkt kerja (UU 13
th 2003 psl. 83)
- Kesempatan sepatutnya –lamanya wkt yg
diberikan utk menyusui anaknya/ bayi nya
dg memperhatikan tersedianya tempat yg
sesuai dg kondisi & kemampuan persh yg
diatur dlm PP/PKB
LARANGAN MEMPEKERJAKAN TK
PEREMPUAN HAMIL
NORMATIF : Pengusaha dilarang mempekerjakan
TK perempuan hamil yg menurut dokter berhy bg
kes & kslmt kandungannya maupun dirinya,
apabila bekerja antara 23.00 – 07.00 wib
Psl 76 Ayat(2)
PELANGGARAN & SANKSI : Pidana penjara min 1
bln mak 12 bln dan/atau denda min 10 jt mak
100 jt (Psl 187 Ayat (1)
Merupakan tindak pidana pelanggaran Ayat (2)
MEMPEKERJAKAN PEREMPUAN
ANTARA 23.00 S/D 07.00 WIB
NORMATIF :
a. Memberikan makanan & minuman yg bergizi :
- 1.400 Kal diberikan pd wkt istirahat antara jam
kerja & tdk dapat diganti uang UU
13/2003 Pasal 76 Ayat (3a)
- Penyediaan makanan & minuman,peralatan,
ruangan makan hrs layak serta memenuhi syarat
higiene dan sanitasi
- Penyajian menu makanan yg diberikan hrs scr
variasi Kep.224/Men/2003
PELANGGARAN & SANKSI
- Pelanggaran : tdk memenuhi kewajiban/ syarat
mempekerjakan TK perempuan antara pkl 23.00
s/d 07.00 wib
- Sanksi : Pidana kurungan min 1 bln & mak 12
bln dan/atau denda min 10 jt mak 100 jt
(UU.13/2003 Psl 187 Ayat (1)
- Merupakan tindak pidana pelanggaran Ayat (2)
LARANGAN MELAKUKAN PHK
THD TK PEREMPUAN DG ALASAN TTT
NORMATIF
- TK perempuan hamil, melahirkan, gugur kandung
atau menyusui bayinya, Batal Demi Hukum &
pengusaha wajib mempekerjakan kembali Psl
153 Ayat (2)
- Pengusaha wajib merencanakan & pengalihan tgs
tanpa mengurangi hak2nya bg persh yg krn sifat &
jenis pekerjaannya tdk memungkinkan
mempekerjakan TK hamil (Per.03/Men/89 psl 3)
TUJUAN & FUNGSI (PKK)

TUJUAN FUNGSI
penyesuaian diri dg Sebagai sarana perlindungan
pekerjaannya kes Tk
Melindungi Tk thd. Menekan angka kec & PAK
gangguan kes yg timbul (dg upaya promotif dan
dari pekerjaan/lingk preventif)
kerja. menangani/mengatasi kasus
Meningkatkan kes badan, kec kerja, PAK dan gangguan
kondisi mental (rohani) & kes lainnya (melalui upaya
kemampuan fisik Tk kuratif dan rehabilitatif)
Memberikan pengobatan Mencegah/mengurangi
& perawatan serta kehilangan jam kerja
rehabilitasi TK yg sakit Meningkatkan produktivitas
kerja.
44
Pemenuhan Terhadap Persyaratan Norma K3
Bidang Kesehatan Kerja
Norma Kesehatan Kerja dilaksanakan dg Pola
Utama :
1. Diselenggarakan oleh lembaga/organisasi K3 bidang kes
kerja
 PKK (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982), bekerjasama dg lembaga terkait :
 P2K3 (Permenaker No. Per.04/Men/1987) Lap
 PJK3 Bidang Kesehatan Kerja ( Permenaker No. Per. 04/Men/1995)
2. Dilaksanakan oleh personil yg memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai
 Dokter dan paramedis dg sertifikat hiperkes (Permennaker No. 01/1976,
Permennaker No. 01/1979)
3. Program /Kegiatan hrs bersifat komprehensif, meliputi :
 Preventif
 Promotif
 Kuratif
 Rehabilitatif
Personil Kes Kerja dan Personil K3 terkait
di Tempat Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja :
a. Utama (Medis) :
Dokter Perusahaan
Dokter Pemeriksa Kes TK
Paramedis perusahaan
b. Pendukung (Non Medis) :
Petugas P3K di Tempat Kerja
Petugas Penyelenggara Makan Bagi TK
2. SDM K3 Terkait :
a.Ahli K3 Umum
b.Ahli K3 Kimia
c.Petugas K3
d.Dll.
Pemenuhan Persyaratan / Norma
Kesehatan Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja
2. Fasilitas Kesehatan Kerja :
a. Utama :
PKK (klinik/rumah sakit perusahaan)
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
b. Pendukung :
Penyediaan APD
Penyediaan makan-minum di tempat kerja
(dapur, kantin, katering)
Tata ruang, kebersihan & kes tempat kerja
Fasilitas emergency (sistim tanggap darurat)
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
A. Pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan secara
komprehensif dengan lebih menitik beratkan pada
upaya kesehatan promotif dan preventif.
B. Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja
adalah dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja,
sedangkan tenaga pelaksananya dapat terdiri dari :
a) Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
(penanggung jawab merangkap pelaksana),
b) Dokter perusahaan dan atau
c) Paramedis perusahaan.

48
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA (Lanjutan)
C. Teknis penyelenggaraan program/kegiatan pelayanan
kesehatan kerja mengacu pada :
1. Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif
disesuaikan dengan hasil penilaian risiko potensi
bahaya yang ada di perusahaan.
2. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
minimal berupa pelayanan kesehatan kerja yang bersifat
dasar yaitu :
a) Pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) dan
b) Pengobatan (rawat jalan tingkat pertama)
3. Perencanaan program dan kegiatan kesehatan kerja dibuat
dengan skala prioritas;

49
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA (Lanjutan)
4. Program/kegiatan pelayanan kes kerja terutama ditujukan utk
pencegahan PAK, peningkatan derajat kes Tk dan
peningkatan kapasitas kerja melaui program/kegiatan :
a) Pemeriksaaan kes Tk;
b) Penempatan Tk disesuaikan dengan status kesehatannya;
c) Promosi/peningkatan kes Tk;
d) Pencegahan PAK melalui perbaikan lingk kerja (program
higiene industri);
e) Pencegahan PAK melalui perbaikan kondisi kerja (program
ergonomi kerja);
f ) P3K, medical emergency respon, pengobatan, rehabilitasi,
rujukan kes, pemberian kompensasi akibat kec dan PAK.;
g) Pengembangan organisasi, program & budaya kes kerja.

50
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)

D. Pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan


kerja :
 Diintegrasikan/dikoordinasikan dengan program
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
(P2K3)
 Melibatkan ahli K3, ahli K3 kimia, hygienis industri,
petugas K3 dan personil K3 lainnya

51
Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kes Kerja

A. Syarat lembaga.

B. Syarat personil.

C. Syarat sarana.

D. Rujukan pelayanan kes kerja.

E. Manajemen kes kerja.

52
A. Syarat Lembaga Pelayanan Kes Kerja :
1. Memiliki personil kes kerja yg meliputi :
a) Dokter penanggung jawab pelayanan kes kerja,
b) Tenaga pelaksanan kes kerja berupa dokter persh dan atau
paramedis persh,
c) Petugas administrasi atau pencatatan & pelaporan pelayanan kes
kerja.
2. Memiliki sarana & prasarana pelayanan kes kerja,
3. Pelayanan kes kerja yg ada di persh mendapat pengesahan dari
instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya,
4. Pelayanan kes kerja yg dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan
wajib dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan
pelayanan kes kerja antara pengusaha dg kepala unit pelayanan kes
yg bersangkutan & dilaporkan ke instansi di bidang ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya.

53
B. Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja:
1. Syarat dokter penanggung jawab pelayanan kes kerja :
a) Ditunjuk oleh pimpinan persh atau kepala unit/intsansi yg bersangkutan
& dilaporkan ke instansi ketenagakerjaan sesuai wilayah
kewenangannya;
b) Telah mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai
dokter pemeriksa kes Tk dari Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
2. Syarat tenaga pelaksana pelayanan kes kerja (dokter persh dan atau
paramedis persh) :
a) Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja (atau
sertifikat lainnya) sesuai peraturan perUndang-Undangan yg berlaku;
b) Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kes lainnya sesuai kode
etik profesi dan peraturan perUndang-Undangan yg berlaku;
c) Syarat lain dokter perusahaan :
• Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter, atau sejenisnya
sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
• Surat ijin praktek (SIP) dokter yg masih berlaku dari instansi yg
berwenang.
54
UPAYA2 PREVENTIF
1) Melakukan penilaian terhadap faktor risiko kes di tempat kerja (health
hazard risk assesment) yg meliputi :
 Identifikasi faktor bahaya kes kerja melalui : pengamatan, survey,
pencatatan/pengumpulan data dan informasi
 Penilaian/pengukuran potensi bahaya kes kerja
 Penetapan tindakan pengendalian faktor bahaya kes pekerja
2) Pemeriksaan kes Tk (awal, berkala dan khusus)
3) Survailans dan analisis PAK dan peny umum lainnya
4) Pencegahan keracunan makanan bagi Tk
5) Penempatan Tk sesuai kondisi/status kesehatannya
6) Pengendalian bahaya lingk kerja
7) Penerapan ergonomi kerja

55
UPAYA2 PREVENTIF (Lanjutan)
8) Penetapan prosedur kerja aman atau
Standard Operating Procedure (SOP)
9) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai
10) Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi,
pengurangan jam kerja terpapar faktor risiko
dll);
11) Program imunisasi

12) Program pengendalian binatang penular


(vektor) penyakit.

56
Pencegahan
It’s Really Pretty Simple…..
WEAR THIS NOW OR THIS LATER
UPAYA2 PROMOTIF
1) Pembinaan kes kerja
2) Pendidikan & pelatihan bidang kes kerja
3) Perbaikan gizi kerja
4) Program olah raga raga/senam kesegaran jasmani di tempat
kerja
5) Program bebas rokok di tempat kerja
6) Penerapan ergonomi kerja
7) Pembinaan cara hidup sehat
8) Program pencegahan & penanggulangan HIV/AIDS dan
Narkoba di tempat kerja
9) Penyebarluasan informasi kes kerja melalui penyuluhan
dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi),
dengan topik yang relevan.

58
UPAYA2 KURATIF

1) Pengobatan dan perawatan


2) Tindakan P3K dan kasus gawat darurat lainnya
3) Respon tanggap darurat
4) Tindakan operatif
5) Merujuk pasien dll.

59
UPAYA2 REHABILITATIF
1) Fisio therapi
2) Konsultasi psikologis (rehabilitasi mental)
3) Orthose dan prothese (pemberian alat bantu misalnya :
alat bantu dengar, tangan/kaki palsu dll)
4) Penempatan kembali & optimalisasi Tk yg mengalami
cacat akibat kerja disesuaikan dg kemampuannya.
5) Kompensasi kec kerja & PAK
6) Rehabilitasi kerja
7) Dll.

60
PEMERIKSAAN KES BAGI TK
PASAL 1 (UU.NO.1 TH 1970)
a. PEMERIKSAAN KESEHATAN SEB KERJA (AWAL):
PEMERIKSAAN KES YG DILAKUKAN OLEH DOKTER SEBELUM
SEORANG TK DITERIMA UTK MELAKUKAN PEKERJAAN
b. PEMERIKSAAN KES BERKALA :
PEMERIKSAAN KES PADA WAKTU2 TERTENTU THD TK YANG
DILAKUKAN OLEH DOKTER
c. PEMERIKSAAN KES KHUSUS :
PEMERIKSAAN KES YG DILAKUKAN OLEH DOKTER SCR KHUSUS
THD TK TERTENTU
d. DOKTER ADALAH DOKTER YG DITUNJUK OLEH PENGUSAHA DAN
TELAH MEMENUHI SYARAT SESUAI DG PERMENAKERTRANSKOP
(NO. 01/MEN 1976)
a. DOKTER PERUSAHAAN :
dokter yg ditunjuk atau bekerja di perusahaan yg bertugas
atau bertanggung jawab atas higiene perusahaan K3 .

b. DOKTER PEMERIKSA KES TK :


dokter yg ditunjuk oleh pengusaha yg telah mengikuti
training hiperkes & dibenarkan/mendapat pengesahan oleh
Direktur Jenderal BINAWAS-DEPNAKER

c. PARAMEDIS PERUSAHAAN :
tenaga paramedis yg ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas2
higiene perusahaan K3 di perusahaan atas petunjuk dokter
perusahaan
TUJUAN PEMERIKSAAN AWAL
Agar TK yg diterima berada dlm kondisi kes yg setinggi-tingginya,tidak
mempunyai penyakit menular yg akan mengenai TK lainnya & cocok utk pek yg
akan dilakukan shg keselamatan & kes TK yg bersangkutan & TK lain2nya yg
dapat dijamin (Jika 3 (tiga) Bln sebelumnya telah dilakukan PX kes oleh “DOKTER”
tdk ada keragu2an, maka tdk perlu diadakan Pemriksaan kes sebelum bekerja)
Khusus utk penyakit2 tertentu dilakukan Anamnesa
Meliputi : pemeriksaan klinis
-Mental
-Fisik
-Lab
-khusus
-
HASIL PEMERIKSAAN AWAL

Boleh bekerja tanpa


YA syarat

- Boleh bekerja dg syarat


SEHAT
-Ditolak sementara menunggu
Tdk proses pengobatan
- Ditolak

Data hasil pemeriksaan awal dpt digunakan sbg pembanding thd


data hasil pemeriksaan kesehatan berkala PAK
TUJUAN PEMERIKSAAN BERKALA
Utk mempertahankan derajat kes tk sesudah berada dlm
pekerjaanya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh2
dari pekerjaan seawal mungkin yg perlu dikendalikan dg
usaha2 pencegahan. (sekurang2nya 1 th sekali kecuali
ditentukan lain oleh direktur jenderal pembinaan hubungan
perburuhan dan perlindungan tk)
1.Anamnesa
2.Pemeriksaan klinis
-Mental Data hasil pemeriksaan
-Fisik berkala & khusus dpt utk
-Lab menentukan PAK
-khusus
PEMERIKSAAN BERKALA
BILA DITEMUKAN KELAINAN2/GANGGUAN2 KES PD TK
PADA PX KES BERKALA, PENGURUS WAJIB MENGADAKAN
TINDAK LANJUT UTK MEMPERBAIKI KELAINAN2 TSB &
SEBAB2NYA UTK MENJAMIN TERSELENGGARANYA K3
BILA PERS TDK MAMPU MELAKSANAKAN KEWAJIBAN PX
KES BERKALA DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUB
PERBURUHAN & PERLINDUNGAN TK DPT MENUNJUK
SATU/BEBERAPA BADAN SEBAGAI PENYELENGGARA YG
AKAN MEMBANTU PERSH YG TDK MAMPU MELAKUKAN
SENDIRI PX KES BERKALA
TUJUAN PEMERIKSAAN KHUSUS
Utk menilai adanya pengaruh2 dari pekerjaan ttt thd tk
atau golongan2 tk ttt
- Px kes khusus dilakukan pula thd :
- Tk yg telah mengalami kec/penyakit yg memerlukan
perawatan yg lebih dari 2 minggu.
- Tk yg berusia 40 th/Tk wanita & Tk cacat serta Tk muda yg
melakukan pekerjaan ttt.
- Tk yg mendapat dugaan2 ttt mengenai gangguan2 kes perlu
dilakukan px khusus sesuai kebutuhan.
TUJUAN PEMERIKSAAN PURNA BHAKTI Ad pemeriksaan
kes yg dilakukan oleh dokter pd 3 bulan sebelum Tk memasuki
masa pensiun Utk menilai adanya pengaruh2 thd Tk sesudah
berada dalam pekerjaannya
PEMERIKSAAN KHUSUS
Apabila tdpt keluhan2 diantara tk atau atas
pengamatan pengawas ketenagakerjaan K3, atau atas
pembinaan Pusat Bina Hyperkes & Keselamatan &
balai2nya atau atas pendapat umum masy
Thd kelainan2 & gangguan2 kes yg disebabkan akibat
pekerjaan & ditemukan pd px kes khusus ini berlaku
ketentuan2 BPJS dg peraturan perundangan yg
berlaku
LANJUTAN
Persh yg diwajibkan melakukan px kes awal,
berkala, khusus wajib membuat rencana px kes
Pengurus wajib membuat laporan &
menyampaikan selambat2nya 2 bln sesudah px kes
dilakukan Dirjen BinalindungTk mel Kab/Kot,
Prov.
Untuk menilai pengaruh pekerjaan thd tk Pusat Bina
Hyperkes/Balai2nya menyelenggarakan pelayanan
& pengujian di persh.
PENYAKIT AKIBAT KERJA
A. LANDASAN HUKUM
• UU No, 1 tahun 1970
• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981
• Perpres No. 07 tahun 2019
B. PENGERTIAN
• PAK yg selanjutnya disingkat PAK (Occupational
Disease) yaitu penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan
atau lingk kerja yg dlm Peraturan Presiden Nomor 07
Tahun 2019 disebut Penyakit Akibat Kerja.
peny yg disebabkan oleh lingk dimana pekerjaan
pekerjaan dilakukan, tjd pada saat melakukan pekerjaan
maupun diluar tempat kerja yg ada hubungannya dg
pekerjaan di persh.
Evaluasi/pengawasan PAK :
1. pengamatan semua material & lingk kerja.
2. Mengamati proses produksi & alat2 produksi yg
digunakan.
3. Pengamatan pada sistem pengawasan itu sendiri
(pemakaian a APD, pembuangan limbah, penyimpanan

bahan baku, lingk fisik)


4. Penyuluhan dan latihan bagi karyawan.
5. Pengaturan shift karyawan
C. Faktor-faktor yang menyebabkan PAK
 Faktor Fisik
 Faktor Kimia
 Faktor Biologi
 Faktor Fisiologi
 Faktor Psikologi
Perpres No.07/2019 ttg. PAK :
I Penyakit yg disebabkan Pajanan faktor yg timbul dari
aktivitas pekerjaan
1.Penyakit disebabkan faktor kimia
2.Penyakit disebabkan faktor fisika
3.Penyakit disebabkan faktor biologi & Penyakit infeksi
atau parasit
4.Penyakit disebabkan faktor kimia

04/26/19 73
II. Penyakit berdasarkan sistem target organ
a. Saluran Pernafasan
b. Penyakit kulit
c. Gangguan otot dan kerangka
d. Gannguan mental dan perilaku

III. Penyakit Kanker AK yg disebabkan oleh Zat

IV. Penyakit Spesifik lainnya, merupakan penyakit yg


disebabkan oleh pekerjaan atau proses kerja, dimana
penyakit tsb ada hub langsung antara paparan dg
penyakit yg dialami oleh Tk yg dibuktikan scr alamiah dg
menggunakan metode yg tepat. (Tk tambang
/Nystagmus)
04/26/19 74
 Nistagmus adalah pergerakan mata yang tidak
terkendali, berupa gerakan naik-turun, memutar atau
ke kiri dan ke kanan. Hal ini bisa terjadi sejak lahir,
namun ada pula yang mengalami nistagmus karena
kondisi medis tertentu.

04/26/19 75
D. Cara Mendeteksi PAK
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Monitoring lingkungan kerja
c. Daftar Riwayat Kerja dan Riwayat Penyakit
d. Pemeriksaan kesehatan khusus
Sebagai bahan pertimbangan dlm menganalisis dan menetapkan
apakah PAK (Occupational Disease) atau penyakit akibat
hubungan kerja (Work Related Disease) diperlukan data
pendukung antara lain:

1) Data hasil pemeriksaan kes awal (sebelum Tk di pekerjakan


di perusahaan yang bersangkutan);
2) Data hasil pemeriksaan kes berkala (pemeriksaan yg di
lakukan secara periodik selama Tk bekerja di persh yg
bersangkutan);
3) Data hasil pemeriksaan khusus (pemeriksaan dokter yg
merawat Tk ttg riwayat peny yg di deritanya);
4. Data hasil pengujian lingk kerja oleh Pusat Keselamatan dan Kes
Kerja beserta balai-balainya, atau lembaga-lembaga lain yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
5) Data hasil pemeriksaan kes Tk scr umum di bag
tersebut;
6) Riwayat pekerjaan tenaga kerja;
7) Riwayat kesehatan tenaga kerja;
8) Data medis/rekam medis tenaga kerja;
9) Analisis hasil pemeriksaan lapangan oleh Pengawas KK; dan/atau
10) Pertimbangan medis dokter penasehat

.
Setiap Tk yg menderita peny yg timbul krn hub kerja
berhak mendptkan Jaminan kec.kerja baik pd saat
masih dlm hub kerja maupun setelah hub kerja
berakhir. (Pasal 2)
Hak Jaminan Kecelakaan Kerja dimana peny yg timbul
karena hub kerja baik disebabkan oleh pekerjaan atau
lingk kerja Dapat diberikan apabila penyakit
tsb timbul dlm waktu paling lama 3 (tiga) tahun
terhitung sejak hub kerja tersebut berakhir
(Perpres No.07 tahun 2019)
1. Faktor Fisik
kebisingan, suhu dan kelembaban,
kecepatan aliran udara / angin,
getaran / vibrasi mekanis, radiasi
gelombang elektromagnetik dan
tekanan udara / atmosfir

2. Faktor Kimia
gas, uap, debu, kabut / mist. Fume
asap, larutan dan zat padat
3. Faktor Biologis
bakteri, virus, tumbuh-tumbuhan dan hewan

4. Faktor fisiologis
sikap dan cara kerja, jam kerja dan istirahat

5. Faktor mental psikologis


suasana kerja, hubungan antara karyawan
dan pengusaha pemilihan kerja dan lain-lain
Faktor 2 yg cukup dpt mengganggu daya kerja seorang TK
Sebagai contoh :
1. Penerangan yg kurang cukup intensitasnya menyebabkan
kelelahan mata
2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran
dan akibat kelelahan psikologis
3. Gas2 dan uap diserap lewat pernafasan & mempengaruhi
penggunaan optimal alat pernafasan utk mengambil zat asam
dari udara
4. Debu 2 yg dihirup paru – paru mengurangi penggunaan
optimal alat pernafasan utk mengambil zat asam dari udara
5. Parasit 2 yg masuk tubuh akibat higiene di tempat kerja yg
buruk menurunkan derajat kes & juga daya kerjanya
6. Sifat badan yg salah mengurangi hasil kerja menyebabkan
timbulnya kelelahan/kurangnya fungsi maksimal alat2 tubuh
tertentu
7. Hub kerja yg tdk sesuai dpt menyebabkan bekerja lamban
atau setengah - setengahnya
FAKTOR FISIK
A. Kebutuhan PENERANGAN di Tempat Kerja
- Secara umum pencahayaan yg baik adalah bilamana tenaga
kerja dapat melihat pekerjaan dan lingkungan kerja dengan
mudah dan jelas tanpa harus memicingkan mata.
- Pekerjaan yang sulit & rumit membutuhkan tingkat dan
kualitas cahaya yang tinggi.
- Kegiatan yang tidak membutuhkan ketelitian tidak perlu
intensitas cahaya yang tinggi.
- Pekerjaan yang berbeda memerlukan intensitas dan kualitas
cahaya yang berbeda pula.
B. Jenis Getaran

Getaran seluruh tubuh, Getaran setempat, adalah


adalah suatu getaran yang getaran yang terjadi pada
terjadi karena adanya bagian-bagian tubuh
kontak antara tubuh tertentu seperti tangan
(seluruh tubuh) dengan atau kaki yang kontak
permukaan yang bergetar. dengan permukaan yang
Misalnya pengemudi sedang bergetar. Misalnya
traktor dimana seluruh pekerja penggergajian
tubuhnya akan bergetar kayu dengan menggunakan
karena adanya kontak gergaji listrik; operator
antara tubuh dan tempat pengeboran yang
duduk dari traktor. menggunakan pneumatic
drill.
I. Faktor Fisik
mis: penggergaji
pengebor jalan
Getaran lokal (tool hand vibration)
- terjadi penyempitan tangan pucat
GETARAN pembuluh darah “White Finger
Induced Vibration”
(vibration) - kerusakan jaringan & (Raynoud Phenomena)
tulang sendi tangan
Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)
- tulang belakang sakit
- motion sickness
mis. Pengemudi traktor / truk
AUDITOR ketulian
- pengaruh pada “occupational
telinga deafness”

KEBISINGAN
(unwanted sound) I. Faktor Fisik

NON AUDITOR - gangguan emosi


pengaruh bukan -gangguan komunikasi
pada telinga - gangguan tidur
- dll
II. Golongan / Faktor Kimia (chemis)
Debu mineral : asbestosis, silicosis, siderosis
organik : allergic alveolitis allergic
Gas gas CO, HCN, H2S asphyxia
gas NH3, Cl2, SO2 irritant
Uap sebabkan : asthma, dermatitis
Fume partikel zat padat : pneumoconiosis
Larutan alergi : dermatitis
irritant : kontak dermatitis
(asam basa kuat)
III. Golongan / Faktor Biologis (hayati)
Bakteri : penyakit Antrax pekerja menyamak
penyakit Brucella kulit / penjagal
Virus : binatang ternak manusia, penyakit
mulut dan kuku
flu burung
Cacing : pekerja tambang / perkebunan
Serangga : gigitan dermatitis, shock
Tumbuhan : getahnya dermatitis
IV. Golongan / Faktor Fisiologis
Sikap fisik
 Sikap badan yang kurang baik
- LBP (low back pain)
- HNP (hernia nukleus pulposus)
 Berdiri terus-menerus
- varises
Konstruksi mesin
Konstruksi jelek cepat payah
Menyangkut masalah ergonomi
Penyesuaian alat / lingkungan kerja manusia
“How to fit the job to the man” &
“How to fit the man to the job”
V. Golongan / Faktor Psychologis
Managerial illness
pek. Memimpin > batas kemampuan
The wrong man in the wrong place
pekerjaan yang tidak cocok dengan bakat dan
pendidikannya
Absenteeisme
- tidak dapat bekerja sama
- rasa cemas sebabkan tukak
rasa kuatir lambung
Accident proness : kecenderungan kecelakaan
Absent mindedness: kesungguhan berfikir (-)
Work turn over : lekas jemu pindah pekerjaan
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

1. Ketidaktahuan dalam
Alasan –alasan menegakkan diagnosa
rendahnya 2. Perusahaan khawatir
laporan PAK terhadap ganti rugi
3. Hambatan – hambatan
teknis dan administratif
Kesukaran / Problema
Mendiagnosa PAK
1. PAK relatif > sulit ditegakkan
diagnosanya, karena banyak PAK
gambarannya mirip penyakit umum
2. Berbagai PAK mempunyai waktu
inkubasi yg lama
3. Kurangnya sarana bantu untuk
mendiagnosa PAK
4. Kurang training / kemampuan dokter
untuk mendiagnosa PAK
PENCEGAHAN PAK
1. Melakukan pencegahan thd timbulnya Peny
2. Melakukan Deteksi Dini thd gangguan kes
3. Melindungi Tk dg BPJS Ketenagakerjaan

TIPS PENCEGAHAN PAK


1. Pakailah APD secara benar & teratur
2. Kenali risiko pekerjaan & cegah supaya tidak
terjadi lebih lanjut
3. Segera akses tempat kes terdekat apabila
terjadi luka berkelanjutan
BAGI TK ?
Primer Sekunder
1. Prilaku Kes 1. Pengendalian melalui PerUU
2. Administratif (pembatasan
2. Faktor bhy di tempat
kerja jam kerja, rotasi)
3. Teknis (substitusi, isolasi,
3. Prilaku kerja yg baik
4. Olah Raga
ventilasi, APD)
4. Jalur kes (Imunisasi)
5. Gizi seimbang

TERSIER
1. Pem Kes awal & berkala
2. Pem Lingk Kerja berkala
3. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan kes pd tk
4. Pengendalian segera ditempat kerja
Kondisi fisik sehat & kuat sangat
dibutuhkan dlm bekerja, namun dg
bekerja benar teratur bukan
berarti dpt mencegah kes kita
terganggu. Kepedulian & kesadaran
akan jenis pekerjaan juga kondisi
pekerjaan dpt menghalau sumber
peny menyerang.Dengan didukung
oleh persh yg sadar kes, maka
tempat kerja menjadi lahan menuai
hasil bukanlah peny
PENGERTIAN
P3K di tempat kerja :
Upaya memberikan pertolongan pertama scr
cepat & tepat kpd pekerja atau orang lain yg
berada di tempat kerja yg mengalami kec di
tempat kerja.
Petugas P3K di tempat kerja :
Pekerja/buruh yg ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan
untuk melaksanakan P3K di tempat kerja
Fasilitas P3K di tempat kerja :
Semua peralatan, perlengkapan, & bahan yg
digunakan dlm pelaksanaan P3K di tempat kerja
Maksud Dan Tujuan

P3K dimaksudkan :
 Memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya.
P3K diberikan untuk :
 Menyelamatkan nyawa korban
 Meringankan penderitaan korban
 Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
 Mempertahankan daya tahan korban
 Menunjang penyembuhan
 Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Program P3K di Tempat
Kerja
Kebijakan dan komitmen
Identifikasi & evaluasi potensi bahaya
Diklat Petugas
Penyediaan Fasilitas P3K
Pelaksanaan P3K
Pemeliharaan
Palaporan
Evaluasi
Prinsip Dasar Tindakan
Pertolongan
1. Pedoman tindakan pemberian pertolongan
 Menilai situasi
 Mengamankan tempat kejadian
 Memberikan pertolongan

2. Ciri-ciri gangguan
 Gangguan Umum
 Gangguan Lokal

3. Kesiapan Petugas dan Fasilitas Pertolongan


SELEKSI PETUGAS P3K DI TEMPAT
KERJA
 Dewasa, dapat dipercaya dan bertanggung
jawab
 Tetap tenang dalam keadaan emergency/
darurat
 Dapat meninggalkan pekerjaan bila ada
panggilan emergency/ darurat
 Dapat dipercaya dan bertanggung jawab
 Menyukai tugas P3K
 Sehat jasmani dan rohani
 Mampu mengatasi orang banyak
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PETUGAS P3K
DI TEMPAT KERJA

 melaksanakan tindakan P3K di


tempat kerja;
 merawat fasilitas P3K di tempat
kerja;
 mencatat setiap kegiatan P3K
dalam buku kegiatan; dan
 melaporkan kegiatan P3K kepada
pengurus.
Fasilitas P3K di Tempat
Kerja
Ruang P3K
Kotak P3K dan isi
Alat Evakuasi dan alat tranportasi
Fasilitas tambahan berupa APD
dan/atau peralatan khusus di tempat
kerja yang memiliki potensi bahaya
yang bersifat khusus.
Penempatan Kotak P3K di tempat Kerja
 Mudah dilihat, dijangkau, diberi
tanda arah yg jelas, cukup cahaya,
mudah diangkat
 Dalam hal tempat kerja dg unit
kerja berjarak 500 meter atau lebih
masing2 unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh;
 Dalam hal tempat kerja pada lantai
yg berbeda di gedung bertingkat,
maka masing2 unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh
Traumatic amputation
Luka bakar derajat 1 Luka bakar derajat 2
LUKA BAKAR DERAJAT 3
PETUGAS P3K TIDAK DIPERLUKAN
DASAR HUKUM (HIV/AIDS)
1. UU No. 1/1970 & UU.No.13/2003
2. Perpres No.75/2006 ttg Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional
3. Perpres No.21/2010 ttg Pengawasan
Ketenagakerjaan
4. Kepmenakertrans No. 68/2004 ttg
Pengusaha wajib melakukan upaya
pencegahan & penanggulangan HIV & AIDS
di tempat kerja
Lanjutan ....
6. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan No.20/
DJPPK/VI/2005 ttg Juknis Pelaksanaan
Pencegahan & Penanggulangan HIV/AIDS di
tempat kerja
7. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan No.75/DJ-
PPK/IV/2010 ttg Pedoman Pemberian
penghargaan P2HIV/AIDS di tempat kerja di
pandang perlu dilakukan penyempurnaan
8. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan
No.44/PPK/ VIII/2012 ttg Pedoman Pemberian
Penghargaan Program P2HIV/AIDS di tempat
kerja
Tiga Alasan Mengapa
HIV/AIDS di Tempat Kerja
Harus dicegah dan
ditanggulangi :
HIV/AIDS berdampak sangat luas
terhadap dunia kerja.
Tempat kerja adalah tempat yang
tepat untuk pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS.
Pengurus/pengusaha maupun
pengurus serikat pekerja/serikat
buruh adalah panutan bagi
pekerja/buruh di tempat kerja.
MAKSUD .....
- Untuk mengantisipasi dampak negativ dari
HIV/AIDS ditempat kerja diperlukan upaya
pencegahan & penanggulangan yg optimal

TUJUAN......
- Mengetahui HIV/AIDS
- Mengetahui ttg dampak serta masalahanya
di dunia pekerjaan HIV/AIDS
- Upaya Penanggulangan Penyebaran
HIV/AIDS di tempat kerja
HIV :
* Human
* Immuno deficiency
* Virus
CARA PENULARAN
 Penularan melalui :
1. Kontak seksual.
2. Darah
- Pajanan oleh darah terinfeksi, produk
darah atau transplantasi organ dan
jaringan.
- Dpt terjadi jk darah donor tdk diuji
saring untuk antibodi HIV, jarum suntik
berulang
3. Ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan dan pemberian ASI.

Seksual : Hetero seksual yg paling dominan


Pen. Mel sanggama laki-perempuan,
laki-laki. Vaginal, oral, anal

depnaker 125
Bagaimana HIV tidak ditularkan
Perlu dicatat HIV TIDAK DITULARKAN :
1. Bersalaman.
2. Berpelukan.
3. Bersentuhan./ berciuman.
4. Penggunaan toilet, kolam renang.
5. Penggunaan alat makan atau minum
secara bersama
6. Digigit nyamuk

depnaker 126
Virus HIV masuk tubuh mk tubuh tsb akan terinfeksi & virus
mulai mereplikasi diri dalam sel orang tsb
MASA JENDELA
Pasien sangat infeksius.
Mudah menularkan kepada orang lain wlp hasil
pem lab masih negatif
Hampir 30%-50% orang mengalami masa
infeksi akut pada masa infeksius ini yi :
Demam
Pembesaran kel. Getah bening.
Keringat malam.ruam kulit
Sakit kepala
Batuk
Orang terinfeksi HIV dpt tetap tanpa gejala dan
tanda -------- 10 thn atau lebih
Ada 12-19 juta orang yang rawan tertular
HIV di Indonesia
Pelanggan penjaja seks
Isteri pelanggan penjaja seks
Penjaja seks
Pengguna napza suntik
Pasangan dari kelompok berisiko
STRATEGI PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI TEMPAT
KERJA MELALUI :

1. Pendidikan dan peningkatan kesadaran


2. Penilaian risiko dan pengelolaannya
3. Tindakan praktis utk mendukung perubahan
perilaku
4. Pendidikan sesama rekan
5. Pencegahan di komunitas
6. Pelatihan
DAMPAK HIV/Aids di tempat kerja
1. Dampak terhadap ketenagakerjaan dan iklim
investasi
2. Dampak hiv/aids terhadap perusahaan
3. Dampak terhadap biaya tenaga kerja dan
produktivitas

ILO ----- 25 juta buruh/pekerja usia 15-49


tahun-----HIV/AIDS
Dampak penyebaran HIV/AIDS thd
dunia kerja adalah :
1. Menurunnya produktifitas :
a.Meningkatnya absensi kerja
b.Tingginya pergantian pekerja/ buruh.
c. Berkurangnya pekerja/buruh
berpengalaman
2. Munculnya konflik di tempat kerja yg
menurunkan moral pekerja/ buruh
3. Stigma dan diskriminasi terhadap
pekerja/ buruh dengan HIV/AIDS
4. Meningkatnya pengeluaran :
a. Biaya perawatan
kesehatan/pengobatan dan jaminan
asuransi, biaya hidup,biaya penguburan
dan pensiun dini
b. Waktu yg terbuang untuk merekrut
dan melatih karyawan pengganti sampai
mencapai kompetensi yg diperlukan
Pencegahan
Penularan
adalah tanggung
jawab setiap
orang

155
Pencegahan HIV melalui hub seksual
B
A C
Absen dari seks Cegah dengan kondom
Tidak berhubungan seks Selalu pakai kondom bila
saat jauh dari pasangan berhubungan seks

Berlaku salingsetia
Hanya berhubungan dengan seseorang yang dapat dipastikan
hanya berhubungan seks dengan kita saja

156
GIZI KERJA
A. DASAR HUKUM
• Permenaker No. Per. 03/Men/1982
• SE Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 (Kantin/RM)
• SE Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 katering pengelola
makanan bagi Tk (perusahaan)
B. PENGERTIAN
• Gizi Kerja adalah penyediaan & pemberian masukan zat gizi kpd
Tk sesuai dg jenis pekerjaan yg dilakukan selama berada di
tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan &
produktivitas setinggi-tingginya,
• Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yg
meliputi penyusunan anggaran belanja, perencanaan menu,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan, pemasakan, penilaian , pengemasan, dan
penyajian makanan.
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI MENGAMBIL
KEBIJAKAN UNTUK MENHGANJURKAN
KEPADA
1. Semua persh dg jml tk 50-200 org spy
menyediakan ruang tempat makan di persh
yg bersangkutan
2. Semua persh dg jml tk lebih dr 200 or spy
menyediakan kantin di persh yg
bersangkutan
C. Spesifikasi Zat Gizi
 Hidrat arang (karbohodrat) sebagai sumber tenaga utama
 Lemak adalah zat gizi selain sebagai sumber tenaga juga
berfungsi sebagai pelarut vitamin
 Protein adalah zat gizi yg berfungsi sbg pembangun tubuh, dan
sebagai sumber tenaga (Asam Amino Esensial & Non Esensial)
 Vitamin adalah zat yg dibutuhkan untuk metabolisme tubuh
Vitamin yg larut dalam air, tetapi tidak larut dalam lemak.
Contoh vit B complek dan vit C
Vitamin yg larut dalam lemak tetapi tidak larut dalam air.
Contoh, vit A, D, E, dan K
 Mineral adalah zat pengatur dalam tubuh yg dibutuhkan dalam
tubuh baik dalam jumlah besar maupun kecil
 Air adalah salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah besar
D. Kebutuhan Zat Gizi
Kebutuhan zat gizi seseorang sangat ditentukan
olah :
 Ukuran tubuh
 Usia
 Jenis Kelamin
 Kondisi tubuh
 Lingkungan kerja
 Tingkat aktivitas
Syarat Penyelenggaaan makanan di tempat kerja
Ps 8 PMP No. 7 tahun 1964 :
Syarat penyelenggaraan makanan di tempat kerja :
1. Dapur, kamar makan & alat keperluan makan harus selalu
bersih dan rapih
2. Dapur & kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dg
tempat kerja
3. Penerangan & peredaran udara yg cukup
4. Makanan yg disediakan harus memenuhi syarat2 kes
5. Sumber air : segar, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa,
tidak mengandung kuman berbahaya, diperiksa kualitasnya
6. Alat2 makan/memasak dibersihkan dg sabun & air panas &
dikeringkan (peralatan mudah dibersihkan)
7. Pegawai penjamah makanan & minuman harus bebas penyakit
menular & harus selalu menjaga kebersihan badannya.
Lanjutan
8. Majikan harus menyediakan pakaian/schort & tutup
kepala yg bersih bagi pegawai penjamah makanan
untuk dipakai waktu melayani makanan.
9. Pegawai penjamah makanan harus mendapat didikan
kebersihan & kesehatan.
10. Pegawai penjamah makanan sebelum bekerja hrs
diperiksa kes badannya disertai pemeriksaan rontgen
paru-paru, dinyatakan dg keterangan dokter
11. Pemeriksaan kes dilakukan sedikitnya sekali/tahun
12. Pegawai penjamah makanan tidak boleh melayani
makanan selama menderita suatu peny sampai
dinyatakan sehat kembali oleh dokter.
 Pajanan Singkat Diperkenankan yang selanjutnya disingkat PSD
adalah kadar bahan kimia di Udara tempat kerja yang tidak boleh
dilampaui agar tenaga kera yang terpajan pada periode singkat yaitu
tidak lebih dari 15 menit masih dapat menerimanya tanpa
mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh maupun terbius
yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4 kali dalam satu hari kerja .
Ketentuan dapur dan ruang makan :
1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan & tidak
berhubungan langsung dg tempat kerja.
2. Fasilitas dapur & ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan :
 mudah dibersihkan,
 penerangan cukup,
 ventilasi memadai, tidak menyebarkan
panas/bau/uap,
 lantai tidak licin,
 ruangan cukup & bebas dari serangga dan
binatang mengerat.
Ketentuan Petugas Penyelenggara Makanan
(Food Handler)
1. Bebas Penyakit menular (TBC paru, thypus, Cacingan),
dinyatakan dg surat keterangan dokter
2. Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan, kesehatan diri &
cara mengelola makanan
3. Tidak mempunyai kebiasaan buruk yg tidak sehat
4. Disiplin memakai alat pelindung pakaian kerja, celemek,
sarung tangan, tutup kepala, masker dll) & tidak merokok
sewktu bekerja
5. Sebaiknya tidak mengunakan perhiasan
6. Pekerja yang muntah dan diare di tempat kerja, di rumah
atau di tempat lain dan menderita infeksi segera melapor
kepada supervisor
Syarat Perusahaan Katering yang Mengelola
Makanan Bagi Tenaga Kerja : SE. Dirjen Binawas No.
86 Th 1989

1. Setiap perusahaan catering yang


mengelola makanan pada perusahaan
harus mendapatkan rekomendasi dari
Disnaker setempat.
2. Rekomendasi diberikan berdasarkan
persyaratan2 kes, hygiene dan sanitasi.
3. Disnaker setempat melakukan
pembinaan
ERGONOMI KERJA
Landasan Hukum
Pasal 9 UU No. 1/1970 :
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang : huruf a dan d
 kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat
timbul dalam tempat kerja;
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan
pekerjaan.
Ergonomi Kerja
Undang-undang no 3 tahun 1969 tentang
konvensi ILO no 120 mengenai hygiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor :
 Pasal 11 : Semua tempat kerja harus disusun
serta semua tempat duduk harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh
yang berbahaya bagi kesehatan.
 Pasal 14 : Tempat – tempat duduk yang
cukup dan sesuai harus disediakan untuk
pekerja-pekerja dan pekerja-pekerja harus
diberi kesempatan yang cukup untuk
menggunakannya
Ergonomi Kerja
PASAL 9 PMP No.7 Tahun 1964 :
 Untuk buruh yg bekerja sambil berdiri harus disediakan tempat
duduk
 Tempat duduk tersebut harus memenuhi syarat2 sebagai berikut
:
 harus memenuhi ukuran-ukuran yg sesuai dg tubuh orang
Indonesia umumnya cocok dengan buruh yang memakainya.
 Harus memberi kesenangan duduk dan menghindari
ketegangan otot-otot;
 Harus memudahkan gerak-gerik untuk bekerja;
 Harus ada sandaran untuk punggung;
 Untuk buruh yang melakukan pekerjaan sambil berdiri,
berjalan, merangkak, jongkok, atau berbaring harus disediakan
tempat-tempat duduk pada waktu ia membutuhkan;
 Cara bekerja seperti dalam ayat (3) harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain;
PENGERTIAN
 Ergonomi adalah suatu ilmu dan penerapannya yang
bertujuan untuk menserasikan alat kerja, pekerjaan,
dan lingkungan kerja terhadap orang atau tenaga
kerja atau sebaliknya guna tercapainya produktivitas
dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya
 Menurut ILO, Ergonomi adalah penerapan ilmu
biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk
mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan
manusia secara optimum, dengan tujuan agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan
PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI
A. Antropometri dan sikap tubuh dalam kerja
 Antropometri adalah ukuran dari tubuh manusia dan bagian-
bagiannya, digunakan sebagai patokan untuk merencanakan
alat-alat kerja, tempat duduk dan meja kerja serta ruang kerja.
 Sikap kerja duduk
- Tinggi tempat duduk diukur dari lantai sampai alas duduk.
Tinggi alas duduk harus lebih pendek dari lekuk lutut.
Disarankan tempat duduk dapat diatur tingginya
- Panjang alas duduk harus lebih pendek dari jarak antara lutut
sampai punggung. Jarak yg disarankan adalah 40 cm
- Lebar tempat duduk harus lebih besar daripada lebar pinggul
- Bagian atas sandaran pinggang tidak boleh melebihi bagian
bawah tulang belikat
Lanjutan
- Sandaran tangan (bila diperlukan)adalah setinggi
siku. Jarak antara sandaran tangan tidak boleh
melebihi bahu. Ukuran yang diperkenankan adalah
jarak antara tepi dalam sandaran 42 – 46 cm
tinggi sandaran tangan 20 cm dari alas duduk,
panjang sandaran tangan 21 cm
- Alas duduk untuk pekerjaan yang sedikit
membungkuk harus datar. Untuk pekerjaan yang
tidak memerlukan sedikit membungkuk alas duduk
harus miring keberlakang 3 – 5 derajat
Meja kerja harus dibuat setinggi siku dan disesuaikan
dengan sikap tubuh pada saat bekerja
- Tebal daun meja harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kaki dapat leluasa bergerak
Lanjutan
 Sikap kerja berdiri
- Untuk sikap kerja berdiri perlu disediakan tempat
duduk untuk duduk pada saat pekerja mengalami
kecapekan
- Untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, merja
kerja harus lebih tinggi 10 – 20 cm dari tinggi siku
- Untuk pekerjaan yang memerlukan pernekanan
dengan tangan, meja kerja harus lebih rendah 10 –
20 cm dari tinggi siku.
- Daerah pandang yang jelas bila pelkerja berdiri tegak
adalah 30 derajat kebawah
B. Peningkatan Efisiensi Kerja
 Semua sikap kerja membungkuk dan sikap
tubuh yg tidak alamiah harus dihindari
 Posisi lengan yg tegang terus menerus harus
dihindarkan
 Diusahakan bekerja dg duduk dan berdiri
secara bergantian
 Kedua lengan harus bergerak bersama-sama
dalam arah berlawanan
 Bangku dan meja kerja harus dibuat sesuai
dengan pedoman yg berlaku
 Kerja mengangkat dan mengangkut harus
dilakukan dg ketentuan-ketentuan yg benar
 Ukuran antropometri tenaga kerja harus
disesuaikan dengan alat/peralatan yang
dipergunakan
 Untuk meringanklan pekerjaan perlu
dilakukan pelatihan ketrampilan secara
kontinyu
 Perlu adanya sistem penyesuaian antara
manusia dengan mesin
 Konsumsi kalori harus disesuaikan
dengan jenis pekerjaan
 Menghindari terjadinya kelelahan
C. Pengorganisasian Kerja
 Pengetahuan tentang pekerjaan harus sudah
dikuasai tenaga kerja sebelum melakukan
pekerjaan
 Pekerjaan yang berakibat terjadinya stress,
kelelahan atau tekanan yang berlebihan sebaiknya
dihindarkan dengan cara :
- Memberikan waktu kerja yang cukup
- Melakukan rotasi kerja
- Istirahat yang cukup
 Pengaturan tentang hari kerja, waktu kerja, waktu
istirahat sangat penting untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
D. Desain Tempat Kerja
Semua komponen, peralatan, alat kontrol dan
sejenisnya harus bisa dioperasikan oleh operator
yang paling kecil dan lemah
Barang atau peralatan, tombol-tombol harus bisa
dijangkau oleh operator tanpa harus membung
atau memutar
Pekerjaan yang dilakukan secara manual harus
dilakukan dekat dengan titik pusat tubuh
Tata letak kerja harus dibuat sedemikian rupa
dengan memperhatikan kegiatan operator untuk
duduk dan berdiri secara bergantian
Libatkan operator dalam mendesain tempat kerja
E. Faktor Manusia Dalam Ergonomi
 Secara fisiologis pembebanan pada manusia tidak lebih dari 30%
dari pada tenaga maksimal manusia untuk 8 jam sehari
 Beban yang terlalu berat dapat mengganggu kesehatan tenaga
kerja, untuk itu perlu pengaturan jam kerja dan waktu istirahat
sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja yang dihadapi
 Berubahnya fungsi manusia menjadi operator mesin maka perlu
diperhatikan hal-hal sbb :
- perlunya peningkatan ketrampilan tng kerja yang lebih baik
- Mudahnya timbul kobosanan
- Banyaknya faktor yang mempengaruhi hubungan antara manusia
dengan mesin
- Lingkungan kerja yang aman, nyaman dan terkendali akan
memberikan dampak yang baik bagi tenaga kerja
F. Pembebanan Kerja Fisik
 Hindarkan kerja otot yg statis karena akan
menekan pembuluh darah dan
menyebabkan kelelahan
 Pembebanan fisik tidak boleh melebihi 30 –
40 % dari kemampuan kerja maks Tk untuk
waktu kerja 8 jam sehari
 Beban maks untuk pekerjaan mangangkat
dan mengangkut adalah 40 kg
 Digunakan parameter denyut nadi untuk
menentukan beban kerja maks yaitu tidak
boleh melebihi 30 – 40 denyut nadi
permenit diatas nadi sebelum kerja.
TOKSIKOLOGI
PENGERTIAN
Toksikologi
Ilmu yang mempelajari tentangb racun, efek racun terhadap
manusia/makhluk hidup, cara-cara mendeteksi dan
mempelajari cara penawarannya
 Racun
Bahan/senyawa yang dalam jumlah relatif kecil dapat
membahayakan jiwa manusia
 Toksisitas
Kemampuan suatu zat untuk menimbulkan
kerusakan pada organisme hidup
LD 50 Lanjutan
Adalah kadar/konsentrasi (mg/kg berat badan) dari suatu
zat kimia yang dapat menyebabkan kematian pada
binatang percobaan dari group spesies yang sama
 LC 50
Adalah kadar/konsentrasi (ppm) dalam udara yg dapat
menyebabkan kematian binatang percobaan dari group
spesies yg sama
 Nilai Ambang Batas (NAB)
Kadar/konsentrasi tertinggi yg dijinkan dari suatu bahan
kimia di udara tempat kerja dimana Tk tidak merngalami
gangguan kes untuk 8 jam sehari dan 40 jam seminggu
BAHAN BAHAN BERACUN
Biological toxicant : adalah racun yang
dihasilkan oleh makhluk hidup misalnya ular,
serangga, laba-laba dan lain-lain
Bacterial toxicant : adalah racun yg dihasilkan
oleh berbagai jenis bakteri
Botanical toxicant : adalah racun yg dihasilkan
oleh tumbuh-tumbuhan
Chemical Toxicant : adalah bahan2 kimia yg
sering menimbulkan keracunan pada manusia
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
TOKSISITAS ZAT KIMIA

Sifat fisik bahan kimia


Sifat kimiawi bahan kimia
Port D’entre (jalan masuk kedalam
tubuh)
Lama pemajanan
Dosis/konsentrasi
Kerentanan individu
KLASIFIKASI RACUN
Zat-zat dg toksisitas rendah yaitu zat2 yg dapat
menyebabkan perubahan biologis pada jaringan tubuh yg
sifatnya reversible
Zat-zat dg toksisitas sedang yaitu zat-zat yg dapat
menyebabkan terjadinya perubahan biologis pada jaringan
tubuh yg sifatnya reversible atau irreversible dan
perubahan jaringan tersebut biasanya tidak begitu hebat
sehingga tidak mengancam jiwa manusia atau
menimbulkan cacat fisik yg serius
Zat-zat dg toksisitas tinggi yaitu zat2 pada kadar rendah
dapat menyebabkab terjadinya perubahan biologis pada
jaringan tubuh secara hebat dan bersifat irreversible. Pada
pemaparan yg berulang dapat menyebabkan kematian
Klasifikasi racun berdasarkan LD50

Tingkat Racun Doses (mg/kg brt badan)


Tingkat I (Super Toxic) Kurang dari 1
Tingkat II (Extremely Toxic) 1–5
Tingkat III (Highly Toxic) 5 – 50
Tingkat IV (Moderatly 50 – 500
Toxic) 500 – 5000
Tingkat V (Slightly Toxic) 5000 - 1500
Tingkat VI (Non Toxic)
PENYEBARAN RACUN DALAM TUBUH
Bahan toksik masuk kedalam tubuh kemudian
kedalam darah tergantung dari cara transportasinya
Gas dan uap secara fisik larut kedalam plasma
Beberapa gas larur dan terikat dalam haemoglobin
atau eritrosit
Transportasi elektrolit dalam bentuk ion di plasma
Membentuk senyawa kompleks dengan asam
organik dari plasma
Hidrolisa dari senyawa toksik membentuk koloid
dalam darah
CARA KERJA RACUN
Bahan – bahan toksik dapat meracuni tubuh
dengan cara :
Mempengaruhi kerja enzim
Bereaksi dengan sel sehingga mempengaruhi
kerja sel
Merusak jaringan sel sehingga timbul histamin
dan serotinin
- Menimbulkan reaksi alergi
- terjadi reaksi oksidasi sehingga timbul
senyawa baru yg lebih beracun
DETOKSIFIKASI DAN PENGELUARAN RACUN DARI
DALAM TUBUH
Detoksifikasi terjadi didalam hati dg cara merubah senyawa
racun menjadi senyawa lain yg tidak beracun
Detoksifikasi di dalam hati dilakukan dg cara oksidasi,
reduksi, reaksi hidrolisa, reaksi synthesa/methylisasi
Racun dapat dikeluarkan dari dlm tubuh & juga dpt ditimbun
pada jaringan-jaringan tubuh yg berkadar lemak tinggi.
Racun dapat dikeluar dari dalam tubuh melalui :
- Paru-paru
- Kulit
- Hati lewat saluran empedu berupa kotoran/feces
- Ginjal berupa urine
PP. NOMOR 44 TAHUN 2015

KECELAKAAN
KERJA
PASIEN

K.K BP/
KK2
. RS
2 X
24jam
DISNAKER
BPJS
SEMBUH
CACAT
MENINGGAL

2 X 24 JAM
PENGAJUA KK3 KK4
N
JAMINAN
SURAT KETERANGAN
DISNAKER DOKTER PEMERIKSA
BPJS
KPJ, KWITANSI
KK4
DOKUMEN LAIN
SANTUNAN BERUPA UANG, MELIPUTI :
1. BIAYA PENGANGKUTAN (ANGKUTAN DARAT Rp. 1.000000, LAUT
Rp.1.500.000 DAN UDARA Rp. 2.500.000).

2. SANTUNAN SEMENTARA TIDAK MAMPU BEKERJA (STMB) SEBESAR


100% DARI UPAH DAN DIBAYAR SELAMA PEKERJA TDK MAMPU BEKERJA
SAMPAI SEMBUH, CACAT SEBAGIAN, CACAT FUNGSI, CACAT TOTAL
BERDASARKAN SURAT KETERANGAN DOKTER PEMERIKSA/ DOKTER
PENASEHAT

STMB
- Untuk 6 bln I = 100% dr upah
- Untuk 6 bln II = 75%
- Untuk 6 bln III = 50%
- dst
3. SANTUNAN CACAT :
 CACAT SEBAGIAN = % CACAT TABEL X 80
X US
 CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X
% TABEL X 80 X US
 CACAT TOTAL...........
CACAT TOTAL
CACAT TOTAL = 70% X 80 X US
 SANTUNAN BERKALA YG DIBAYARKAN SEKALIGUS
( 24 X Rp.200 ribu = Rp.4.800.000,-)
APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT
TOTAL TETAP AKIBAT KEC KERJA ATAU PAK.
BEASISWA PENDIDIKAN ANAK Rp.12 JUTA BAGI
PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL
TETAP AKIBAT KEC.KERJA
4. SANTUNAN KEMATIAN = 60% X 80 X US; (paling sedikit
sebesar JKM)
BIAYA PEMAKAMAN = Rp. 3.000.000.
SANTUNAN BERKALA YG DIBAYARKAN SEKALIGUS
( 24 X Rp.200 ribu = Rp.4.800.000,-)
APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL
TETAP AKIBAT KEC KERJA ATAU PAK
BEASISWA PENDIDIKAN ANAK Rp.12 JUTA BAGI PESERTA
MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL TETAP AKIBAT
KEC.KERJA
5 PENGGANTIAN BIAYA GIGI TIRUAN Rp. 3 juta
6. REHABILITASI BERUPA ALAT BANTU(ORTHESE) & ATAU ALAT
GANTI( PROTHESE) BAGI PESERTA YG ANGGOTA BADANNYA
HILANG /TIDAK BERFUNGSI AKIBAT KECELAKAAN KERJA utk
setiap kasus dg patokan harga yg ditetapkan RSP + 40% dari
harga tsb serta biaya rehabilitasi medik.
MANFAAT JAMINAN KEMATIAN
PASAL 34

SANTUNAN KEMATIAN DIBERIKAN KEPADA AHLI WARIS


, APABILA PESERTA MENINGGAL DUNIA DALAM MASA
AKTIF, MELIPUTI :
 SANTUNAN SEKALIGUS SEBESAR Rp. 16.200.000.
 BIAYA PEMAKAMAN SEBESAR Rp.3.000.000
 SANTUNAN SEKALIGUS Rp.4.800.000.
 BEASISWA pendidikan anak 12 juta diberikan kpd
setiap Peserta yg meninggal dunia bukan akibat Kec
Kerja dan telah memiliki masa iuran paling singkat 5
(lima) tahun.
 MANFAAT JHT :
ADALAH SELURUH AKUMULASI IURAN YG TELAH DISETORKAN
BESERTA HASIL PENGEMBANGANNYA YG TERCATAT DALAM
REKENING PERORANGAN PESERTA

 MANFAAT JHT DIBAYARKAN APABILA :


A. PESERTA MENCAPAI USIA PENSIUN
B. MENGALAMI CACAT TOTAL TETAP
C. MENINGGAL DUNIA
D. MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMA LAMANYA.

 PEMBAYARAN MANFAAT JHT :


DAPAT DIBERIKAN SEBAGIAN SAMPAI BATAS TERTENTU SETELAH
KEPESERTAAN MENCAPAI MINIMAL 10 TAHUN.
2. TABEL PROSENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP
SEBAGIAN DAN CACAT-CACAT LAIN
MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % x UPAH

SEBELAH MATA /DIPLOPIA PD PENGLIHATAN DEKAT 35


PENDENGARAN PADA KEDUA BELAH TELINGA 40
PENDENGARAN PADA SEBELAH TELINGA 20
IBU JARI TANGAN KANAN 15
IBU JARI TANGAN KIRI 12
TELUNJUK TANGAN KANAN 9
TELUNJUK TANGAN KIRI 7
SALAH SATU JARI LAIN TANGAN KANAN 4
SALAH SATU JARI LAIN TANGAN KIRI 3
RUAS PERTAMA TELUNJUK KANAN 4,5
RUAS PERTAMA JARI LAIN TANGAN KIRI 1,5
2. TABEL PROSENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP
SEBAGIAN DAN CACAT-CACAT LAIN

MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % x UPAH

LENGAN KANAN DARI SENDI BAHU KE BAWAH 40


LENGAN KIRI DARI SENDI BAHU KE BAWAH 35
LENGAN KANAN DARI ATAS SIKU KE BAWAH 35
LENGAN KIRI DARI ATAS SIKU KE BAWAH 30
TANGAN KANAN DARI ATAS PERGELANGAN KE BWH 32
TANGAN KIRI DARI ATAS PERGELANGAN KE BAWAH 28
KEDUA BELAH KAKI DARI PANGKAL PAHA KE BWH 70
SEBELAH KAKI DARI PANGKAL PAHA KE BAWAH 35
KEDUA BELAH KAKI DARI MATA KAKI KE BAWAH 50
SEBELAH KAKI DARI MATA KAKI KE BAWAH 25
KEDUA BELAH MATA 70
2. TABEL PROSENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP
SEBAGIAN DAN CACAT-CACAT LAIN

MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % x UPAH

SALAH SATU IBU JARI KAKI 5


SALAH SATU JARI TELUNJUK KAKI 3
SALAH SATU JARI KAKI LAIN 2
TERKELUPAS KULIT KEPALA 10 – 30
IMPOTENSI 30
KAKI MEMEDAK SEBELAH :
KURANG DARI 5 CM 10
5 – 7,5 CM 20
7,5 ATAU LEBIH 30
PENURUNAN DAYA DENGAR KEDUA TELINGA 10 Db 6
PENURUNAN DAYA DENGAR SBELAH TELINGA 10Db 3
2. TABEL PROSENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP
SEBAGIAN DAN CACAT-CACAT LAIN

MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % x UPAH

KEHILANGAN DAUN TELINGA SEBELAH 5


KEHILANGAN KEDUA DAUN TELINGA 10
CACAT HILANGNYA CUPING HIDUNG 30
PERFORASI SEKAT RONGGA HIDUNG 15
KEHILANGAN DAYA PENCIUMAN 10
HILANGNYA KEMAMPUAN KERJA FISIK :
50% - 70% 40
25% - 50% 20
10% - 25% 5
HILANGNYA KEMAMPUAN KERJA MENTAL TETAP 70
2. TABEL PROSENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP
SEBAGIAN DAN CACAT-CACAT LAIN

MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % x UPAH

KEHILANGAN SEBAGIAN FUNGSI PENGLIHATAN 7


SETIAP KEHILANGAN EFISIENSI TAJAM 10%

APABILA EFISIENSI PENGLIHATAN KANAN DAN KIRI 7


BERBEDA, MAKA EFISIENSI PENGLIHATAN
BINOKULER DGN RUMUS KEHILANGAN EFISIENSI
PENGLIHATAN = (3x%EFF.PENG.TERBAIK)+
%.EFF.PENGLIHT.TBURUK

KEHILANGAN PENGLIHATAN WARNA 10


SETIAP KEHILANGAN LAPANGAN PANDANG 10% 7
GEMBIRA
G = GERAK
E = EMOSI
M = MAKAN
B = BERDO’A
I = ISTIRAHAT
R = RAMAH
A = AMAL
PENINGKATAN GAYA HIDUP SEHAT :
Mari Menuju Masa Muda Sehat Hari
Tua Nikmat tanpa Penyakit Tidak
Menular

207

Anda mungkin juga menyukai