Anda di halaman 1dari 36

PERUNDANG-UNDANGAN

KETENAGA KERJAAN
KELOMPOK I
1. MUHAMMAD SALEH NIM. 20150001
2. ROSTINA DAENG TANURUNG NIM. 20150017
3. BERTYN HARTINI TANDUK NIM. 20150013
4. MARKUS BAHABOL NIM. 20150019
5. NUR WINDI YULISTIANI NIM. 20150025
6. HADIJAH NIM. 20150031
7. FRANSESCA LATURETTE NIM. 20150037

PROGRAM PASCASARJANA
STIK TAMALATEA MAKASSAR
TAHUN 2020
Undang-undang Dasar 1945
menyatakan
Manusiawi sesuai dengan harkat
dan martabat manusia, sehingga
pekerja berada dalam kondisi selamat
dan sehat, terhindar dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
APA ITU KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
(K3)?
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan
kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha
untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat, yang dapat mengakibatkan
kecelakaan.
APA DI INDONESIA, ADA
UNDANG-UNDANG YANG
MENGATUR MENGENAI K3?

 Jawabannya ada.
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan.
3. Undang-undang No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja
Pasal 1
Pengertian Keselamatan Kerja

 Tempat kerja
 Pengurus
 Pengusaha
 Direktur
 Pegawai pengawas
 Ahli keselamatan kerja
Pasal 2
Ruang Lingkup Keselamatan kerja
 Mencakup keselamatan kerja di semua tempat kerja
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air, maupun di udara di wilayah negara
Republik Indonesia.
 Semua sektor pekerjaan
Pasal 3 dan 4
Syarat-syarat keselamatan kerja
Pasal 5, 6, 7 dan 8

Pengawasan Undang-
undang keselamatan kerja
Pasal 9 : Pembinaan

Pengurus diwajibkan memenuhi dan


mentaati semua syarat-syarat dan
ketentuan yang berlaku bagi usaha
dan tempat kerja yang dijalankannya.
Pasal 10
Mengatur panitia keselamatan dan
kesehatan kerja

 Menteri Tenaga Kerja


 Susunan Panitia pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja.
Pasal 11
Pelaporan kecelakaan yang terjadi
Pasal 12
Kewajiban dan Hak tenaga kerja
 Memberikan keterangan yang benar
 Memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
keselamatan & kesehatan yang diwajibkan
 Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua
syarat k3
 Menyatakan keberatan bekerja pada pekerjaan
dengan peralatan K3 yang diragukan.
Pasal 13 Kewajiban bila
memasuki tepat kerja
 Barangsiapa yang akan memasuki suatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan
memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
Pasal 14
Kewajiban Pengurus
Pasal 15
Pengaturan mengenai
ancaman hukuman
Undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan.
 Upaya Kesehatan
1. Kesehatan Keluarga pasal 12 ayat 1 dan 2
2. Perbaikan Gizi pasal 20 ayat 1 dan 2
3. Pengamanan makanan dan minuman pasal 21 ayat 1,2,3 dan 4
4. Kesehatan Lingkungan pasal 22 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5
5. Kesehatan Kerja pasal 23 ayat 1,2,3 dan 4
6. Kesehatan Jiwa pasal 24 ayat 1,2 dan 3, pasal 25 ayat 1dan 2, pasal
26 ayat 1 dan 2 dan pasal 27
7. Pemberantasan penyakit pasal 28 ayat 1,2 dan 3, pasal 29, 30 dan 31
Lanjutan…
8. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasal 32 ayat 1,2,3,4
dan 5. pasal 33 ayat 1 dan 2, pasal 34 ayat 1,2 dan 3, pasal 35 ayat 1 dan
2, pasal 36 ayat 1 dan 2, pasal 37 ayat 1,2 dan 3
9. Penyuluhan kesehatan masyarakat pasal 38 ayat 1 dan 2
10. Pengamanan sediaan farmasi dan alkes pasal 39, pasal 40 ayat 1 dan
2, pasal 41 ayat 1,2 dan 3, pasal 42 dan pasal 43
11. Pengamanan zat adiktif pasal 44 ayat 1,2 dan 3
12. Kesehatan sekolah pasal 45 ayat 1,2 dan 3
13. Kesorga pasal 46 ayat 1,2 dan 3
14. Pengobatan Tradisional pasal 47 ayat 1,2,3 dan 4
15. Kesehatan Matra pasal 48 ayat 1,2 dan 3
Undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan.
 Sumber Daya Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan pasal 50 ayat 1 dan 2. pasal 51 ayat 1 dan 2. pasal 52
ayat 1 dan 2, pasal 53 ayat 1,2,3,dan 4. pasal 54 ayat 1 dan 2. pasal 55 ayat
1 dan 2
2. Sarana Kesehatan pasal 56 ayat 1 dan 2, pasal 57 ayat 1,2 dan 3, pasal 58
ayat 1 dan 2, pasal 59 ayat 1,2 dan 3
3. Perbekalan Kesehatan pasal 60, pasal 61 ayat 1,2 dan 3, pasal 62 ayat 1,2
dan 3, pasal 63 ayat 1 dan 2, pasal 64
4. Pembiayaan Kesehatan pasal 65 ayat 1 dan 2, pasal 66 ayat 1,2,3 dan 4
5. Pengelolaan Kesehatan Pasal 67 ayat 1 dan 2, pasal 68
6. Pengembangan kesehatan pasal 69 ayat 1,2,3 dan 4, pasal 70 ayat 1,2 dan 3
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 Pembinaan pasal 73 dan pasal 74 ayat 1,2,3,4 dan 5 dan
pasal 75
 Pengawasan pasal 76, pasal 77 dan pasal 78

KETENTUAN PIDANA
 Pasal 80 ayat 1,2,3 dan 4a, 4b. Pasal 81 ayat 1a, 1b dan 1c,
pasal 2a,2b,2c dan 2d
 Pasal 82
Undang-undang No. 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan

Perlindungan tenaga kerja yaitu bahwa setiap


tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan,
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia dan nilai agama.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari 
Upah kerja 
jam kerja
Kesejahteraan

hak maternal
Cuti
UPAH KERJA
 Pasal 88 ayat 1,2 dan 3
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bago kemanuasiaan.
Pemerintah menetapkan kebijakan yg melindungi
pekerja/buruh seperti upah minimum, lembur, tdk masuk
kerja Karena berhalangan atau ada kegiatan lain, dll
 Pasal 89 seperti apa yang dimaksud dengan pasal 88
JAM KERJA
 Pasal 77 ayat 1,2 dan 3
Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.
1. 7 jam dalam1 hari
2. 40 jam dalam 1 minggu
3. 6 hari kerja dalam 1 minggu atau
4. 8 jam dalam 1 hari
5. 40 jam dalam 1 minggu
6. 5 hari kerja dalam 1 minggu
 Pasal 78 pengusaha yg mempekerjakan buruh lebih dari
waktu yg ditentukan harus dgn persetujuan buruh/pekerja
KESEJAHTERAAN
 pasal 100 Undang-undang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa
yang dimaksudkan dengan fasilitas kesejahteraan, antara lain:
 Pelayanan keluarga berencana;
 Tempat penitipan anak;
 Perumahan pekerja/buruh;
 Fasilitas beribadah;
 Fasilitas olah raga;
 Fasilitas kantin;
 Fasilitas kesehatan; dan
 Fasilitas rekreasi.
HAK MATERNAL
Cuti hamil dan melahirkan merupakan salah satu hak cuti yang timbul
dan khusus diberikan oleh Undang-Undang kepada pekerja perempuan.
Dijelaskan pada pasal 82, Pekerja/buruh perempuan berhak
memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya
melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan
menurut perhitungan dokter kandungan.
BAGAIMANA JIKA TERJADI PELANGGARAN
TERHADAP UU K3 MISALNYA PENGUSAHA
TIDAK MENYEDIAKAN ALAT KESELAMATAN
KERJA ATAU PERUSAHAAN TIDAK
MEMERIKSAKAN KESEHATAN DAN
KEMAMPUAN FISIK PEKERJA?
 Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling
lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000.
(lima belas juta rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan
undang-undang tersebut.
BAGAIMANA PERJANJIAN KERJA
BERSAMA MENGATUR MENGENAI K3?
 Perusahaan dan setiap pekerja harus sadar sepenuhnya
bahwa K3 adalah kewajiban dan tanggung jawab bersama. 
PKB biasanya akan mengatur mengenai hak dan kewajiban
dari para karyawan dalam hal K3 sebagai mana PKB juga
akan mengatur mengenai hak dan kewajiban perusahaan.
Dalam Perjanjian Kerja Bersama juga tertulis sanksi-sanksi
yang diberikan apabila salah satu dari kedua belah pihak
melanggar PKB.
APA SAJA KENDALA-KENDALA YANG BIASA
DIHADAPI DALAM PELAKSANAAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA DALAM HAL
PENERAPAN K3?
 Pemahaman karyawan mengenai isi Perjanjian Kerja Bersama
Cara mengatasi perlunya pembinaan atau koordinasi dan sosialisasi antara
pengurus Serikat Pekerja dengan para pekerja melalui musyawarah
 Penanganan keselamatan kerja tidak optimal
Cara mengatasi adalah apabila terjadi kecelakaan berarti tindakan pecegahan tidak
berhasil, maka pihak manajemen perusahaan mempunyai kesempatan untuk
mempelajari apa yang salah.
 Kebijakan perusahaan yang tidak tegas.
Cara mengatasi adanya tindakan yang tegas apabila terjadi ketidakdisiplinan
pegawai dalam bekerja
MENGAPA DIPERLUKAN ADANYA
PENDIDIKAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA?
 Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui
adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang
tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal tersebut di atas terjadi secara
bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaan diklat keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki
kondisi lingkungan yang tidak aman.
 Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja juga berguna agar tenaga
kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja,
mengembangkan konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja, memahami ancaman bahaya yang ada di tempat kerja dan
menggunakan langkah pencegahan kecelakaan kerja.
Berikut ini adalah kumpulan undang-undang keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan yang telah dikumpulkan Hingga
Bulan Juli 2018

UNDANG-UNDANG
 Undang-Undang RI No. 03 Tahun 1969 Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor- Kantor
 Undang-Undang RI No. 14  Tahun 1969 Ketentuan-Ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja
 Undang-Undang RI No. 01 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
 Undang-Undang RI No. 05 Tahun 1990 Konsaervasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
 Undang-Undang RI No. 21 Tahun 1997 Tentang Biaya Perolehan Atas Tanah Dan Bangunan
 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi
 Undang-Undang RI No. 28 Tahun2002 Tentang Jasa Konstruksi Bangunan Gedung
 Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
 Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 Pengelolaan Sampah
 Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2009 Bahan Pencemar organik yang Presisten
 Undang-Undang RI No. 32 Tahujn 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
 Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2011 Badan penyelenggara jaminan sosial
 Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2017 Penanggulangan Bencana
PERATURAN PEMERINTAH

 Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Pengendalian Pencemaran Udara


 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
 Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2002 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
 Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2005 Penyelenggaraan program Jamsostek
 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Izin Lingkungan
 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program jaminan Pensiun
 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahuin 2012 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
 Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2012 Perubahan Jamsostek
 Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Pengelolaan sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah tangga
 Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2015 Penyelenggaraan progranm Jaminan Hari Tua
 Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
PERATURAN PRESIDEN
 Peraturan presiden No. 61 tahun 2011 Rencana Aksi Nasional Penuirunan Emisi Gas
Rumah Kaca
 Peraturan presiden No. 71 Thn 2011 Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca
 Peraturan presiden No. 12 Th 2013 Jaminan Kesehatan

KEPUTUSAN PRESIDEN
 Keputusan presiden RI No. 4 Tahun 1980 Wajib lapor lowongan pekerjaan
 Keputusan presiden RI No. 92 tahun 1998 Pengesahan Protokol Montreal tentang Zat-Zat
yang Merusak Lapisan Ozon, Copenhagen 1992
 Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1991 Konservasi Energi
 Keputusan Presiden RI No. 22 tahun 1993 Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja
PERATURAN MENTERI
 Peraturan Menteri Perburuhan No 7 Tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan
dalam Tempat Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 01 Thn 1976 Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter
Perusahaan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 01 thn 1979 Kewajiban Latihan Hyperkes Perusahaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Paramedis Perusahaan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 01 Thn 1980 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 02 Thn 1980 Pemeriksaan
KesehatanTenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 04 Thn 1980 Tentang Syarat syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 01 Thn 1981 Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 01 Thn 1982 Bejana Tekanan
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 02 Thn 1982 Kwalifikasi Juru Las
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03 MEN 1982 Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 02 Thn1983 Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

Anda mungkin juga menyukai