Anda di halaman 1dari 27

UAS TAKE HOME

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II


KESULITAN KEUANGAN
PT SUGIH ENERGY, Tbk.
TAHUN 2017

OLEH :

LUH RAI PUSPITASARI


1617051013
6A

AKUNTANSI PROGRAM S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
UAS Take Home ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu pada Mata
Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.

Dalam proses penyusunan tugas ini Saya menjumpai hambatan, namun


berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas
ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.

Meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan saya semoga tugas
ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Singaraja, 05 Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

Latar Belakang ......................................................................................... 4

Rumusan Masalah .................................................................................... 5

Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5

Metode Penulisan ..................................................................................... 6

BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 7

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................. 15

BAB 4 PEMBAHASAN ....................................................................................... 18

Bagaimana awal terjadinya kesulitan


keuangan oleh PT Sugih Energy, Tbk. ...................................................... 18

Apa yang menyebabkan terjadinya kesulitan keuangan oleh


PT Sugih Energy, Tbk. pada tahun 2017 .................................................. 19

Bagaimana PT Sugih Energy, Tbk. mengatasi kesulitan keuangannya ..... 20

BAB 5 PENUTUP..................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA. .......................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Suatu perusahaan mungkin mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan


keuangan ini mulai dari yang sifatnya ringan (kesulitan likuiditas) sampai
kesulitan yang parah (kesulitan solvabilitas). Meskipun kesulitan keuangan bisa
disebabkan karena faktor-faktor yang betul-betul di luar dugaan, seperti bencana
alam misalnya, tetapi sebagian besar kesulitan keuangan tersebut disebabkan oleh
kesalahan manajemen. Serangkaian keputusan manajemen yang salah membuat
kondisi perusahaan makin lama makin memburuk, sampai akhirnya berada dalam
keadaan insolvabel (kekayaan lebih kecil dari pada seluruh kekayaan finansialnya)
(Husnan, 1996:205)
Sebenarnya banyak perusahaan yang menghadapi kesulitan keuangan dan
sebagian lagi malah benar-benar gagal usahanya. Perusahaan yang tidak
berkembang dan tidak mampu menarik tenaga eksekutif yang terampil, mungkin
akan menghadapi kesulitan keuangan yang dapat menggiring perusahaan ke arah
kegagalan. Manajer keuangan dari perusahaan yang sedang merosot harus
mengetahui bagaimana menghindari keambrukan total perusahaan dan
memperkecil kerugian. Manajer keuangan dari perusahaan yang berkembang
maupun yang mempunyai potensi kegagalan, perlu memahami sebab-sebab dan
cara perbaikan kegagalan usaha (Brigham & Weston, 1991:661).
Ada beberapa contoh kejadian dimana kegagalan suatu perusahaan dapat
mempengaruhi perusahaan lain yang sukses yaitu (1) penjualan lama dan piutang
kepada perusahaan tersebut akan hilang sirna dengan pailitnya perusahaan itu, (2)
arus masuk bahan baku mungkin akan terhenti dengan pailitnya supplier barang,
dan (3) kegagalan usaha dari pesaing akan memperbesar porsi pasar (market
share) perusahaan lainnya dalam sektor usaha yang sama (Brigham & Weston,
1991:661).
Apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, penyelesaiannya dapat
dilakukan dengan sukarela, bisa pula terpaksa ditempuh prosedur hukum.
Penyelesaian sukarela meliputi perpanjangan, composition, dan likuidasi dengan

4
persetujuan bersama. Meskipun demikian apabila cara semacam ini tidak bisa
ditempuh, terpaksa likuidasi dengan prosedur hukum (Husnan, 1996:206)
Apabila kesulitan keuangan tersebut masih bisa diperbaiki, karena prospek
perusahaan diperkirakan masih baik, mungkin cara reorganisasi lebih baik
ditempuh. Dengan kata lain, apabila kondisi perusahaan sudah tidak bisa ditolong,
likuidasi terpaksa ditempuh. Untuk melakukan reorganisasi ini ditempuh prosedur
(1) menentukan nilai perusahaan, (2) memformulasikan struktur modal, (3)
menentukan nilai surat-surat berharga lama (Husnan, 1996:206)
Dari beberapa perusahaan yang tercatat mengalami kesulitan keuangan di
Indonesia, terdapat salah satu perusahaan yang bergerak dibidang eksplorasi dan
produksi minyak serta gas Indonesia yaitu PT Sugih Energy, Tbk..
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menulis laporan yang
berjudul “ Kesulitan Keuangan PT Sugih Energy, Tbk. Tahun 2017”.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana awal terjadinya kesulitan keuangan oleh PT Sugih Energy, Tbk.?
Apa yang menyebabkan terjadinya kesulitan keuangan oleh PT Sugih
Energy, Tbk. pada tahun 2017 ?
Bagaimana PT Sugih Energy, Tbk. mengatasi kesulitan keuangannya ?

Tujuan Penulisan

Selain dengan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penulisan


laporan ini adalah sebagai berikut :

Mendeskripsikan bagaimana awal terjadinya kesulitan keuangan oleh


PT Sugih Energy, Tbk..
Mendeskripsikan apa yang menyebabkan terjadinya kesulitan
keuangan oleh PT Sugih Energy, Tbk. pada tahun 2017.
Mendeskripsikan bagaimana PT Sugih Energy, Tbk. mengatasi
kesulitan keuangannya.

5
Metode Penulisan

Metode pengumpulan data yang digunakan penyusun dalam penyusunan


makalah ini adalah dengan menggunakan metode study kepustakaan dan
menggunakan referensi buku, dan internet dalam pengumpulan materi.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

Rangkaian Tindakan Dalam Kesulitan Keuangan


Kepailitan merupakan langkah terakhir yang diambil oleh usaha yang
mengalami tekanan keuangan. Namun, sebelum langkah ini diambil, manajemen
biasanya berupaya keras untuk bekerja sama dengan kreditor perusahaan untuk
memenuhi klaim kreditor, sekaligus berupaya untuk memastikan kelangsungan
usaha perusahaan. Sejumlah perjanjian nonyudisial dapat dilakukan dengan
kreditor. Jika langkah ini gagal, maka perusahaan umumnya akan menghadapi
tindakan yudisial yang diberlakukan oleh pengadilan juga.

Tindakan Nonyudisial
Terdapat beberapa tindakan nonyudisial yang dapat dijalankan yaitu
perjanjian restrukturisasi utang, manajemen komite kreditor dan pengalihan aset.
1) Perjanjian Restrukturisasi Utang
Perjanjian antara perusahaan debitor dengan salah satu atau kreditor merupakan
hal yang umum bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan untuk
sementara waktu. Pihak debitor dapat mengajukan perpanjangan waktu jatuh
tempo utang, meminta penurunan suku bunga utang, atau meminta modifikasi
persyaratan dalam kontrak utang. Pihak kreditor umumnya bersedia untuk
memberikan konsesi kepada debitor daripada menghadapi risiko beban legal dan
kerugian legal yang timbul dari tindakan hukum terhadap debitor yang
sebelumnya sangat berharga.
Bentuk perjanjian restrukturisasi yang lain adalah perjanjian komposisi
(composition agreement). Dalam kasus ini, pihak kreditor bersepakat untuk
menerima klaim dengan nilai yang lebih rendah dari nilai pokoknya. Keuntungan
bagi pihak kreditor adalah mereka akan segera menerima pembayaran tunai
umumnya menegosiasikan pembayaran tunai yang tersisa. Perjanjian komposisi
umumnya melibatkan seluruh kreditor, meskipun beberapa kreditor mungkin tidak
bersedia untuk menyetujui komposisi tersebut.
2) Manajemen komite kreditor

7
Melalui manajemen komite kreditor (creditor’s committee management),
kreditor menyetujui untuk membantu pihak debitor dalam mengelola pembayaran
yang paing efisien terhadap klaim kreditor. Kebanyakan komite kreditor
memberikan nasihat dan pedoman kepada pihak kreditor karena pihak kreditor
tidak ingin menanggung tambahan kewajiban dan masalah operasi aktua pihak
debitor.

Pembentukan komite kreditor merupakan tindakan nonyudisial yang


umumnya diawali dengan rencana penyelesaian (plant of settlement) yang
diajukan oleh pihak debitor. Rencana penyelesaian ini merupakan dokumen
lengkap yang berisi skedul pembayaran yang menyebutkan utang khusu dan
prakiraan pembayaran. Pihak kreditor kemudian bekerja sama dengan debitor
untuk melaksanakan rencana tersebut.

3) Pengalihan aset

Beberapa debitor dalam kesulitan keuangan dapat mengalihkan aset, seperti


piutang atau instrumen keuangan lainnya, dalam upaya untuk memperoleh uang
tunai. Sebagai contoh, debitor dengan kebutuhan akan uang tunai dapat
melakukan anjak piutang usaha dengan nilai diskon, dan kontrak yang dibuat
dapat menentukan apakah piutang tersebut dijual “bersyarat” (with recourse) atau
“tanpa syarat” (without recourse).

Ketentuan bersyarat berarti pihak debitor harus menerima setiap


pengembalian piutang usaha yang tak tertagih sebelumnya telah dialihkan.
Masalah akuntansi yang timbul adalah menentukan apakah pengalihan ini harus
dicatat sebagai penjualan piutang atau sebagai perjanjian pendanaan antara
perusahaan ddebitor dengan perusahaan anjak piutang. PSAK 54 menetapkan
bahwa pengalihan aset keuangan dianggap sebagai penjualan hanya jika pihak
yang melakukan pengalihan (transferor atau perusahaan debitor) telah
menyerahkan kendali atas aset yang dialihkan tersebut.

Penyerahan kendali berarti aset yang dialihkan tersebut telah dipisahkan dari
pihak yang mengalihkan, dan kemudian pihak yang menerima
pengalihan (transferee) memperoleh hak untuk menjanjikan atau menukarkan aset

8
yang dialihkan, dan bahwa pihak yang mengalihkan tidak memiliki kendali efektif
terhadap aset yang dialihkan, seperti melalui perjanjian yang memperbolehkan
pihak yang mengalihkan untuk membeli kembali atau menebus aset yang
dialihkan.

Tindakan Yudisial

Kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yudisial yang dilakukan


oleh pengadilan niaga dan hakim pengadilan niaga dengan menggunakan
pedoman dalam Undang-Undang kepailitan No.37/2004. UU kepailitan ini
menyediakan kerangka yang diperlukan untuk pengajuan kepailitan.

Baik debitor maupun kreditor dapat mengajukan sebuah petisi


sukarela (voluntary petition) untuk mendapat perlindungan yudisial dalam bentuk
urutan pembebasan (order of relief) dari inisiasi atau kelanjutan klaim hukum
yang diajukan kreditor kepada debitor . Cara yang lain adalah pihak kreditor
mengajukan sebuah petisi pemaksaan (involuntary petition) atas debitor.

Setelah petisi tersebut diajukan, pengadilan niaga akan mengevaluasi


perusahaan dan menentukan apakah manajemen saat ini tetap mengelola
perusahaan atau seorang trustee ditunjuk oleh pengadilan. Penunjukan trustee
merupakan hal yang umum jika pihak kreditor mengajukan tuduhan terjadinya
tuduhan terjadinya kesalahan manajemen atau ketidakmampuan manajemen
secara umum. UU kepailitan memberikan dua alternatif utama berdasarkan
perlindungan pengadilan niaga. Dua alternatif ini sering dikenal penundaan
pembayaran (suspension of payments), dimana pihak debitor memperoleh
perlindungan yudisial selama periode rehabilitasi, yaitu waktu yang digunakan
untuk menghapuskan operasi yang tidak menguntungkan, memperoleh kredit
baru, mengembangkan struktur perusahaan yang baru dengan operasi yang
berkesinambungan dan melakukan perjanjian dengan pihak kreditor.

Alternatif kedua adalah pernyataan kebangkrutan dan likuidasi. Pernyataan


kebangkrutan dan likuidasi sering kali dilakukan oleh seorang trustee yang
ditunjuk oleh pengadilan. Aset debitor dijual dan kewajibannya dilunasi
bersamaan dengan likuidasi perusahaan. Perbedaan utama reorganisasi dan
9
likuidasi adalah bahwa setelah reorganisasi debitor tetap melanjutkan usahanya,
sedangkan untuk likuidasi usaha tersebut dihentikan.

Penundaan Pembayaran

Penundaaan pembayaran memungkinkan untuk perlindungan legal dari


tindakan kreditor selama periode waktu yang diperlukan untuk mereorganisasi
perusahaan debitor dan mengembalikan operasi perusahaan ke tingkat yang
menguntungkan. Reorganisasi dilakukan oleh pengadilan niaga dan trustee
seringkali diangkat oleh pengadilan untuk mengarahkan proses reorganisasi.
Umumnya reorganisasi dijelaskan melalui 4P reorganisasi. Perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan mengajukan petisi (petition) kepada pengadilan
niaga untuk memperoleh perlindungan (protection) dari para kreditornya. Jika
perlindungan telah diberikan, perusahaan menerima surat perintah pembebasan
untuk menunda melakukan pembayaran atas utang-urang sebelum petisi diajukan.
Perusahaan masih terus beroperasi sambil mempersiapkan rencana
reorganisasi (plan of reorganization), yang berfungsi sebagai pedoman operasi
selama masa reorganisasi. Proses reorganisasi (proceeding) tersebut mencakup
tindakan-tindakan yang terjadi dari saat petisi diajukan hingga perusahaan
menyelesaikan proses reorganisasi.

Petisi tersebut harus membahas berbagai alternatif untuk melikuidasi debitor


dan membagikan penerimaan kas yang diperkirakan kepada para kredior. Rencana
tersebut harus mencakup penjelasan lengkap mengenai tindakan yang diharapkan
akan dilakukan oleh debitor selama periode reorganisasi dan bagaimana tindakan–
tindakan ini akan menjadi kepentingan terbaik bagi debitor dan kreditor.
Pernyataan pengungkapan (disclosure statement) dikirimkan kepada seluruh
kreditor dan pihak-pihak lain yang berwenang untuk memberikan suara terhadap
reorganisasi. Neraca perusahaan dalam reorganisasi memiliki sifat khusus, yaitu :

1. Kewajiban prapetisi yang akan dikompromikan sebagai bagian dari rencana


reorganisai harus dilaporkan secara terpisah dari kewajiban yang tidak akan
dikompromikan. Kewajiban yang akan dikompromikan mencakup utang yang
tidak dijamin penuh yang terjadi sebelum proses reorganisasi dan seluruh

10
kewajiban yang terjadi setelah perusahaan memasukkan petisi reorganisasi
untuk proses reorganisasi.
2. Kewajiban harus dilaporkan sebesar perkiraan jumlah yang diperbolehkan
oleh pengadilan niaga. Jika estimasi yang memadai tidak mungkin dilakukan,
maka klaim tersebut harus diungkapkan dalam catatan kaki.

Laporan laba rugi untuk perusahaan dalam reorganisasi memiliki ketentuan


khusus sebagai berikut :

1. Jumlah dalam laporan laba rugi yang berkaitan langsung dengan reorganisasi,
seperti biaya jasa hukum dan kerugian atas penjualan aset, harus dilaporkan
secara terpisah sebagai pos reorganisasi pada periode terjadinya. Namun
demikian, setiap keuntungan atau kerugian yang berasal dari operasi dalam
penghentian, ataau pos-pos luar biasa, harus dilaporkan secara terpisah
menurut PSAK 1 tentang “penyajian laporan keuangan”.
2. Sebagian pendapatan bunga yang diperoleh selama proses reorganisasi
merupakan hasil dari debitor yang tidak diwajibkan untuk melunasi utangnya
dan menginvestasikan sumber daya yang tersedia pada instrumen yang
menghasilkan bunga. Pendapatan bunga tersebut harus dilaporkan secara
terpisah sebagai pos-pos reorganisasi. Sejauh mana beban bunga yang
dilaporkan berbeda dari bunga kontraktual atas utang perusahaan harus
diungkapkan, baik dalam kurung laporan laba rugi atau dalam catatan kaki.
3. Laba per saham diungkapkan, namun antisipasi perubahan dalam jumlah
lembar saham biasaatau setara saham biasa yang terjadi sebagai akibat proses
reorgansasi harus diungkapkan.

Laporan arus kas sebuah perusahaan dalam reorganisasi memiliki karakter


khusus sebagai berikut :

1. PSAK 2 tentang laporan arus kas lebih menyarankan penggunaan metode


langsung untuk menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, namun jika metode
tidak langsung yang digunakan, maka perusahaan harus juga mengungkapkan
secara terpisah arus kas dari aktivitas operasi yang berkaitan dengan proses
reorganisasi.

11
2. Arus kas yang berkaitan dengan proses reorganisasi harus dilaporkan secara
terpisah dari arus kas yang berasal dari operasi rutin. Sebagai contoh,
kelebihan bunga bersih yang diterima sebagai hasil dari perusahaan tidak
membayar utang-utangnya selama proses reorganisasi harus dilaporkan secara
terpisah.

Akuntansi permulaan baru (fresh start accounting)

Akuntansi permulaan baru menghasilkan entitas pelaporan yang baru.


Pertama, perusahaan diwajibkan untuk menghitung nilai reorganisasi aset-aset
entitas yang baru muncul. Nilai reorganisasi (reorganization value) merupakan
nilai wajar entitas sebelum mempertimbangkan kewajiban dan mendekati jumlah
yang akan dibayar oleh seorang pembeli aset entitas yang berminat. Pelaporan
permulaan baru harus digunakan per tanggal konfirmasi rencana reorganisasi jika
dua kondisi berikut ini terjadi :

1. Nilai reorganisasi aset dari entitas yang akan muncul sesaat sebelum tanggal
konfirmasi lebih kecil daripada total seluruh kewajiban dan klaim pasca
petisi.
2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum konfirmasi
menerima kurang dari 50 persen saham dengan hak suara dari entitas yang
akan muncul. Hal ini menendakan bahwa pemegang saham lama telah
kehilangan kendali atas perusahaan yang akan muncul.

Nilai reorganisasi ini kemudian dialokasikan untuk aset yang menggunakan


alokasi metode nilai dalam PSAK 22, tentang akuntansi penggabungan usaha.
Nilai reorganisasi yang melebihi jumlah yang dialokasikan terhadap aset berwujud
dilaporkan sebagai aset tidak berwujud yang disebut sebagai “ nilai reorganisasi
yang melebihi jumlah yang dialokasikan pada aset yang dapat diidentifikasi”.
Kelebihan ini kemudian dicatat sesuai dengan PSAK 19 tentang “ aset tak
berwujud”. Aset tak berwujud dengan umur terbatas akan diamortisasi sepanjang
umurnya, sedangkan aset tak berwujud dengan umur tak terbatas akan ditinjau
ulang setiap tahun penurunan nilainya untuk mengetahui apakah nilai tercatat
melebihi nilai wajarnya. Kewajiban perusahaan yang baru muncul dicatat sebesar

12
nilai sekarang jumlah yang akan dibayar. Seluruh saldo laba atau defisit yang ada
dihapuskan. Laporan operasi final disusun sesaat sebelum mengakhiri proses
reorganisasi. Pada intinya, perusahaan merupakan entitas pelaporan yang baru
setelah reorganisasi.

Perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan untuk akuntansi permulaan


baru harus menentukan apakah asetnya mengalami penurunan nilai. Selain itu,
mereka harus melaporkan kewajiban sejumlah nilai sekarang jumlah yang akan
dibayarkan, dengan keuntungan atau kerugian dari penilaian kembali kewajiban
sebagai pos luar biasa atau biasa.

Banyak perusahaan yang memutuskan untuk merestrukturisasi operasinya


sebagai bagian dari rencana reorganisasi. Perusahaan-perusahaan tersebut yang
tidak memenuhi untuk akuntansi permulaan baru mencatat biaya restrukturisasi,
seperti biaya penutupan pabrik dan pengurangan tanaga kerja, menggabungkan
beberapa sisa operasi, dan sebagainya berdasarkan PSAK 58, tentang
“Penghentian Operasi.” Pernyataan ini membolehkan pengakuan kewajiban atas
biaya terkait dengan berhentinya atau aktivitas pelepasan pada saat kewajiban
tersebut terjadi, bukan pada waktu yang lebih cepat pada saat perusahaan
melakukan komitmen atas rencana berhenti.

Kerugian penurunan nilai dari aset jangka panjang yang dipegang dan
digunakan diakui hanya jika nilai tercatat aset lebih kecil dari estimasi arus kas
dari operasi didiskontokan selama masa manfaatnya. Jumlah kerugian penurunan
nilai adalah perbedaan antara nilai tercatat aset dan nilai wajarnya. Untuk aset
jangka panjang individul yang akan dihapuskan dengan penjualan akan dinilai
kembali menjadi nilai terendah antara nilai tercatat atau nilai wajar dikurangi
biaya penjualan.

Rencana Reorganisasi
Rencana reorganisasi umumnya terdiri dari sebuah dokumen terperinci
dengan pembahasan penuh mengenai tindakan-tindakan utama yang akan
ditempuh selama proses reorganisasi. Selain tindakan-tindakan utama ini,
manajemen juga terus berproduksi dan menjual produk, menagih piutang, dan

13
menjalankan operasi harian lainnya. Kebanyakan rencana ini berisi pembahasan
yang teperinci mengenai hal-hal berikut :
1. Penghapusan operasi yang tidak menguntungkan, melalui penjualan atau
likuidasi.
2. Restrukturisasi utang dengan kreditor tertentu.
3. Revaluasi aset dan kewajiban.
4. Pengurangan atau penghapusan klaim pemegang saham terdahulu dan
penerbitan saham baru kepada kreditor atau pihak lainnya.

Rencana reorganisasi harus disetujui oleh paling sedikit separuh dari


semua kreditor, yang memiliki dua pertiga dari jumlah nominal total utang debitor
yang belum lunas, meskipun pihak pengadilan masih dapat mengesahkan rencana
yang disetujui oleh kreditor dengan jumlah yang tidak memenuhi ketentuan,
asalkan pihak pengadilan menemukan alasan bahwa rencana tersebut mewakili
kepentingan terbaik seluruh pihak, layak dan adil bagi kelompok yang tidak
menyetujui rencana tersebut.

14
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN

Sugih Energy didirikan di Indonesia pada bulan Maret 1990, dengan nama
PT Saranatama Unimada Gunabina International, kemudian PT Sugi
Samapersada. Secara tradisional merupakan perusahaan perdagangan dan jasa
energi, perusahaan menjelajah ke eksplorasi energi pada Juni 2006 dengan tujuan
menciptakan nilai pemegang saham yang lebih besar dari sumber daya alam
Indonesia yang luas.
Pada bulan Maret 2010 - sejalan dengan tujuan baru perusahaan untuk
menjadi produsen energi di Indonesia - perusahaan kembali berganti nama
menjadi PT Sugih Energy, Tbk. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2002. Perusahaan ini sekarang tumbuh di sektor energi dengan fokus
pada produksi energi untuk Indonesia dari portofolio tiga aset eksplorasi dan
produksi yang berlokasi di Indonesia Barat. Perusahaan ini bertujuan untuk
tumbuh bersama Indonesia dalam perjalanannya.
Sugih Energy adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas
Indonesia dengan visi untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham dan
pemangku kepentingan perusahaan melalui fokus perusahaan pada sumber daya
energi Indonesia yang luas. Sugih berharap untuk tumbuh bersama Indonesia
dalam perjalanan negara ke depan.
Logo Sugih didasarkan pada prinsip
infinity, dan merupakan simbol dari tujuan
perusahaan perusahaan adalah untuk
menciptakan manfaat berkelanjutan dan tak
terbatas bagi para pemangku kepentingan
perusahaan. Walaupun sumber energi di
Indonesia terbatas dan terbatas, manfaat yang
dapat mereka berikan kepada masyarakat tidak
terbatas dan beragam.
Perjalanan panjang bagi Sugih Energy dimulai sejak dilakukannya Right
Issue dan Resume Trading di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 yang telah

15
berhasil menarik modal segar bagi pengembangan program kerja perusahaan,
termasuk rangkaian akuisisi blok migas yang cukup potensial, yaitu blok
eksplorasi yang dinamakan Blok Kalyani pada tahun 2011, blok eksplorasi di
daerah Selat Panjang pada tahun 2014.
PT Sugih Energy, Tbk. Adalah produsen energi di Indonesia yang
didirikan pada tahun 1990. Awalnya bergerak di bidang trading dan jasa migas,
kemudian berkembang menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi migas.
Memfokuskan usaha sebagai produsen energi bagi Indonesia dengan mengelola
empat aset migas di kawasan Sumatera : Blok Lemang dengan partisipasi non-
operator sebesar 34%, Blok Selat Panjang dengan partisipasi operator sebesar
55%, Blok Kalyani dengan partisipasi sebesar 51%, dan Blok Selat Panjang Non-
Konvensional dengan partisipasi sebesar 55%. Sumatera merupakan salah satu
wilayah dengan rata-rata keberhasilan teknis eksplorasi migas tertinggi di dunia.
Untuk Visi perusahaan yaitu (1) Menjadi perusahaan eksplorasi dan
produksi migas di Indonesia yang mampu menciptakan nilai tambah bagi para
shareholder dan stakeholder melalui pengelolaan potensi energi alam Indonesia
yang baik (2) Menjadi perusahaan yang terus berkembang dan mendukung
pembangunan Indonesia dalam menempuh masa depan bangsa yang lebih baik.
Sedangkan untuk misi perusahaan yaitu : (1) Mengembangkan bisnis
perusahaan dalam konsep yang berkesinambungan. (2) Menjalankan etika bisnis
yang baik (3) memberikan benefit terbaik bagi para stakeholder dan Shareholder.

Untuk Struktur Manajemen PT Sugih Energy, Tbk. Adalah sebagai berikut


:

16
17
BAB IV
PEMBAHASAN

Awal Terjadinya Kesulitan Keuangan Oleh PT Sugih Energy, Tbk.

Kesulitan keuangan yang dialami oleh PT Sugih Energy, Tbk. Dimulai


pada tahun 2016 dimana diberitakan oleh Kontan.co.id mengenai “Seluruh Direksi
SUGI diberhentikan”. Dalam berita tersebut menyatakan bahwa PT Sugih Energy,
Tbk mengalami kesulitan keuangan. Ada satu klausul perjanjian yang bisa
membahayakan SUGI. Isinya, 50% saham SUGI akan diambil alih oleh KKR jika
ternyata ke depannya SUGI dinyatakan default karena tidak mampu memperoleh
dana operasional alias cash call yang wajib dibayar ke Hexindo sebagai operator.
Dalam industri migas, cash call biasanya berasal dari pemegang saham. Maret
2017, SUGI wajib menyediakan cash call US$ 20 juta. Di sisi lain, perseroan
tidak melihat adanya jaminan jika nantinya SUGI akan memperoleh cash call
tersebut. Dengan kata lain, potensi SUGI untuk default besar. Bahkan menurut
tirto.id Edward Seky Soeryadjaya resmi ditahan oleh penyidik Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus pada Senin 20 November 2017. Edward merupakan
tersangka korupsi pengelolaan dana pensiun PT Pertamina (Persero). Saat kasus
tersebut terjadi, Edward menjabat sebagai Direktur Ortus Holding Ltd serta
pemegang saham mayoritas PT Sugih Energy Tbk (SUGI). Dalam penetapannya,
Edward diduga turut serta menikmati keuntungan pembelian saham di SUGI yang
dilakukan tersangka lainnya, mantan Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina
tahun 2013-2015 Muhammad Helmi Kamal Lubis.

Dalam Laporan Tahunan PT Sugih Energy, Tbk. Tahun 2017, direktur


utama menyatakan perusahaan mengalami keadaan sulit di tahun 2017. “2017
adalah tahun yang berat, kala kondisi ekonomi makro berada di titik nadir. Namun
bagi kami itu bukan rintangan, melainkan tantangan, berkat kerja keras dan
langkah tepat yang ditempuh, Sugih Energy berhasil melaluinya dengan gemilang
dan menjadi lebih kuat dalam menghadapi tantangan ke depan.”

18
Penyebab Terjadinya Kesulitan Keuangan Oleh PT Sugih Energy, Tbk.
Pada Tahun 2017

Dilihat dari awal terjadinya masalah keuangan di PT Sugih Energy, Tbk.


Keadaan memburuk hingga tahun 2017. Tercatat hutang yang dimiliki PT Sugih
Energy, Tbk melonjak bahkan merugi hingga ratusan M. Menurut berita di
CNBC Indonesia, Sugih Energy Masih Merugi Rp 255 M pada tahun 2017. Beban
keuangan meningkat, PT Sugih Energy Tbk (SUGI) masih mencatatkan rugi
bersih pada 2017. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, rugi bersih perseroan
selama 2017 tercatat sebesar Rp 255,22 miliar, turun dibandingkan rugi bersih
perseroan pada 2016 sebesar Rp 1,19 triliun. Neraca keuangan SUGI masih
dibebani kenaikan beban bunga sebesar 72,52% pada 2017 menjadi Rp 239,09
miliar dibandingkan dengan beban bunga pada 2016 sebesar Rp 138,59 miliar.

Beban bunga tersebut meningkat karena liabilitas yang naik 13,53%


menjadi Rp 4,32 triliun dibandingkan dengan liabilitas perusahaan pada 2016
sebesar Rp 3,80 triliun. Sementara itu, nilai ekuitas SUGI turun 10,65% menjadi
Rp 2,13 triliun pada 2017 dibandingkan ekuitas 2016 sebesar Rp 2,39 triliun. Dari
sisi pendapatan tercatat meningkat 198,11% menjadi Rp 10,91 miliar
dibandingkan dengan pendapatan usaha 2016 sebesar Rp 3,6 miliar. Seluruh hasil
pendapatan tersebut berasal dari penjualan usaha minyak mentah SUGI kepada PT
Pertamina (Persero).

Perseroan juga berhasil menekan beban pokok usaha, yang tercatat turun 90,13%
pada 2017 menjadi Rp 1,31 miliar dibandingkan di 2016 sebesar Rp 13,33 miliar.
Nilai aset SUGI pada 2017 meningkatkan 4,20% menjadi Rp 6,45 triliun
dibandingkan dengan aset perusahaan pada 2016 sebesar Rp 6,19 triliun.

Pada Februari 2018, perusahaan mengaku mengalami kesulitan keuangan


untuk membiayai operasional pengeboran sumur minyak dan gas. Kemampuan
keuangan perusahaan hanya mampu membiayai operasional satu sumur dengan
target produksi 1.500 barel per hari pada 2018. Saat ini SUGI hanya akan

19
mengandalkan pendanaan dari para pemegang sahamnya untuk menyuntikkan
dana untuk biaya operasional perusahaannya.

Dilihat dari rasio laba perusahaan yang semakin memburuk tiap tahunnya,
dilihat dari tahun 2015 rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset menurun mulai dari
–(0.07) pada tahun 2016 ( -0.19) dan -0.40. Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas
pada tahun 2015 (-0.15) pada tahun 2016 (-0.50) dan pada tahun 2017 (-1.19).
Untuk rasio laba (rugi) terhadap pendapatan pada tahun 2015 (-19.18) pada tahun
2016 mengalami penurunan drastis sejumlah (-326.4) dan mengalami peninggatan
tipis pada tahun 2017 (-233.9)

Perusahaan mengalami kondisi keuangan yang semakin memburuk akibat


pengelolaan yang kurang baik didalam manajemennya, baik itu pengelolaan utang
maupun asetnya. Dengan keadaan perusahaan yang semakin menumpuk hutang
namun omset tak sesuai maka terjadi kondisi dimana PT Sugih Energy, Tbk
dinyatakan mengalami kesulitan keuangan yang cukup parah pada tahun 2017.

Cara PT Sugih Energy, Tbk. Mengatasi Masalah Kesulitan Keuangan

Dengan kondisi keuangan yang dihadapi oleh PT Sugih Energy, Tbk di tahun
2017 yang terbilang mengalami kesulitan cara yang ditempuh oleh perusahaan
adalah dengan restrukturisasi utang. Induk dan Anak perusahaan PT Sugih
Energy, Tbk melakukan restrukturisasi utang. Dalam berita kontan.co.id total
utang hingga US$ 170 juta oleh PT Sugih Energy, Tbk dibayar lewat produksi
minyak.

PT Sugih Energy Tbk masih terbelit beban keuangan. Makanya pada tahun
ini perseroan akan fokus untuk membereskan masalah finansialnya.
Supriyanto, Direktur Utama Sugih mengatakan masalah finance adalah masalah
utama perseroan saat ini. Salah satunya adalah terkait keputusan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 5 Juli 2017 telah mengabulkan permohonan dua
kreditur yang merupakan vendor/pemasok untuk mempailitkan Petroselat. Total
tagihan kepada 48 vendor mencapai Rp 118,37 miliar. Secara total Supriyanto
bilang perusahaan memiliki utang di tingkat holdingsampai US$ 170 juta.

20
Sementara utang di tingkat aset US$ 15 juta. Perseroan pun akan membayar
utang-utang tersebut melalui produksi minyak. Saat ini produksi minyak
Perseroan hanya sebesar 300 bopd dari Blok Lemang.

Tahun ini Perseroan menargetkan bisa memproduksi 1.500 bopd. Caranya dengan
mengaktifkan kembali sumur-sumur yang tidak berproduksi terutama di Blok
Lemang. Totalnya terdapat enam sumur yang ada di Blok Lemang. Saat ini
Perseroan sedang melakukan persiapan untuk konstruksi pipe line well Pad A dan
penyiapan lokasi well Pad C& D. Sugih pun menagih komitmen pemegang saham
untuk membantu pendanaan untuk menaikkan produksi . Makanya dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) diharapkan pemegang saham mayoritas bisa
membantu keuangan Sugih untuk tingkatkan produksi ke depan.
Pasalnya selain meningkatkan produksi dari Blok Lemang, Sugih juga berencana
untuk mengaktifkan kembali Blok Selat Panjang. Sugih sendiri sudah melakukan
pengeboran dua sumur di Blok Selat Panjang. Kontrak PSC Sugih di blok tersebut
berlaku hingga 2021.

Dilakukan penundaan pembayaran dan pembayaran berjangka oleh anak


perusahaan yang mengalami insolven atau kepailitan Anak usaha PT Sugih
Energy Tbk,. yaitu Petroselat Ltd menyanggupi membayar utangnya setelah
ditetapkan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Dalan verifikasi sementara,
Petroselat Ltd (debitur) tercatat memiliki kewajiban Rp150 miliar kepada 48
kreditur. Jumlah ini melonjak signifikan dari jumlah utang dalam permohonan
pailit. Pailit ini diajukan oleh dua kreditur Petroselat yakni PT Sentosa Segara
Mulia Shipping dan PT Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia atas utang
US$1 juta. Kuasa hukum Petroselat Ltd Hardiansyah mengungkapkan sudah
memetakan cara pembayaran utang kepada seluruh kreditur. Mekanisme
pembayaran utang telah diserahkan kepada kurator pada rapat kreditur.
Hardiansyah menuturkan hasil operasional bulanan perseroan akan dijadikan
sumber dana untuk membayar kewajiban. Oleh karena itu, debitur berani
mengajukan proposal perdamaian dalam proses kepailitan ini.

21
Petroselat akan membagi krediturnya menjadi tiga kategori. Kategori
pertama yaitu kreditur dengan piutang sebesar 1% dari total tagihan. Kreditur
kedua memiliki 1%-3% dari total tagihan. Sementara itu kreditur ketiga yaitu
yang memiliki tagihan di atas 3% dari total tagihan. Adapun penyelesaiannya
dilakukan dengan cara diangsur beragam, dari 36 bulan hingga 72 bulan. Debitur
juga meminta masa tunggu pembayaran atau grace periode selama 6-9 bulan.
Selain pembayaran dengan hasil operasional, debitur mengklaim telah
mengantongi investor. Nantinya, investor akan menyuntikkan modal kerja.
Namun, dianggap tidak mampu membayar seluruh utangnya pemegang
saham mayoritas mengambil tindakan yudisial yaitu menggugat ke pengadilan
yang selanjutnya berakhir kepailitan. Menurut kontan.co.id Sugih Energy (SUGI)
digugat kurator Peroselat. urator kepailitan Petroselat Ltd mengajukan gugatan
kepada para pemegang sahamnya. Mereka adalah PT Petronusa Bumibakti yang
merupakan pemegang saham mayoritas Petroselat, sekaligus anak usaha PT Sugih
Energy Tbk (SUGI). Gugatan diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
dengan nomor perkara 823/PDT.G/2018/PN.Jkt.Sel pada 22 November 2018 lalu.
Petronusa jadi tergugat, sementara Sugih jadi turut tergugat. Kurator kepailitan
Petroselat Jun Cai mengatakan, gugatan diajukan guna memaksimalkan budel
pailit dengan meminta para pihak terkait untuk bertanggungjawab atas pailitnya
Petroselat. pengajuan gugatan merupakan saran dari hakim pengawas saat rapat
kreditur akhir Juli 2018. Hakim pengawas mengusulkan hal tersebut sebab dari
penelusuran kurator, para pemegang saham masih punya utang ke Petroselat
senilai US$ 7,194 juta. Sekadar informasi, Petroselat dibentuk oleh PT Sugih
Energy Tbk (SUGI) melalui Petronusa dengan kepemilikan 55% saham atau
ekuivalen 50.000 saham dengan nilai US$ 1 per saham. Sementara sisa 45%
kepemilikan dimiliki Petrochina Limited.

Petroselat yang merupakan operator Blok Migas Selat Panjang telah dinyatakan
pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada November 2017. Dalam proses
kepailitan, Petroselat diketahui memiliki tagihan senilai Rp 117,65 miliar kepada
47 kreditur.

22
Menyandang status pailit, SKK Migas kemudian merilis surat SRT-
0622/SKKMA0000/2018/SO pada 26 Juli 2018 kepada Petronusa yang
menyatakan operasi Petroselat di Selat Panjang berakhir. Meskipun sejatinya
kontrak Petroselat di Selat Panjang baru berakhir pada 5 September 2021.

Dengan ini PT Sugih Energy, Tbk mengatasi kesulitan keuangannya dengan


melakukan likuidasi bertahap dengan kepailitan anak perusahaannya. Menurut oke
finance BEI juga telah mencabut suspensi saham Sugih Energy. Bursa Efek
Indonesia (BEI) mencabut penghentian sementara perdagangan efek PT Sugih
Energy Tbk (SUGI) hari ini. Pengumuman tersebut dituangkan dalam surat No.
Peng-UPT-00002/BEI.PP2/03-2019.
Seperti dikutip IDX, Selasa (19/3/2019), merujuk pengumuman BEI, tanggal 18
Februari 2019 perihal Informasi mengenai pembayaran denda keterlambatan atas
ALF emiten SUGI.

BEI sampaikan bahwa SUGI selaku emiten tanggal 19 Maret 2019 telah
menyerahkan dana pembayaran denda keterlambatan ALF secara penuh, Atas
surat tersebut, Bursa memutuskan untuk mencabut penghentian sementara saham
PT Sugih Energy Tbk (SUGI).

Mulai sesi I perdagangan efek hari ini, perdagangan saham SUGI di pasar reguler
dan pasar tunai kembali dibuka. Demikian pengumuman bursa atas penghentian
sementara perdagangan SUGI.

Di paruh pertama tahun 2018, PT Sugih Energy Tbk (SUGI) mencatatkan rugi
bersih mencapai USD10,25 juta, melonjak hampir 13 kali lipat atau membengkak
1.194% dari semester 1 tahun lalu yang sebesar USD791.740.

Mengutip siaran pers perseroan, kondisi ini berbalik dengan pendapatan perseroan
yang justru tumbuh 49,95% menjadi USD316.825 dari USD211.284 pada periode
yang sama tahun lalu.

Perseroan menyebutkan, seluruh pendapatan berasal dari penjualan minyak


mentah kepada PT Pertamina. Beban pokok penjualan yang justru turun
menyebabkan laba kotor Sugih Energy melambung. Beban pokok pendapatan
SUGI turun 40,29% menjadi USD56.210 dari tahun lalu USD94.146.

23
Laba kotor SUGI naik 122% menjadi USD260.615 dari sebelumnya USD117.138.
Tapi, beban keuangan yang besar menyebabkan lonjakan laba kotor tak tampak
pada bottom line SUGI. Pada semester I, SUGI mencatatkan beban keuangan
USD12,18 juta. Tahun lalu, SUGI tidak memiliki beban keuangan. Beban
keuangan ini berasal dari beban bunga atas utang lain-lain sebesar USD6,23 juta
dan selisih pinjaman USD5,94 juta.

Pada akhir Juni, SUGI memiliki total aset USD476,71 juta. Ekuitas emiten yang
bergerak di bidang pertambangan, jasa, dan perdagangan ini sebesar USD145,01
juta. Total kewajiban SUGI sebesar USD331,70 juta.

24
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
PT Sugih Energy, Tbk Mengalami kesulitan keuangan yang dimulai dari
tahun 2013 hingga yang paling parah yaitu pada tahun 2017. Dimulai dari
tidak baiknya pengelolaan manajemen baik itu pengelolaan aset dan utang
yang dimiliki. Adanya kasus korupsi oleh pemegang saham juga
memperburuk keadaan finansial perusahaan. Penurunan rasio laba PT Sugih
Energy, Tbk mulai tahun 2015 hingga 2017 menggambarkan keadaan cukup
parah terjadi pada tahun 2017. Dengan melonjaknya hutang perusahaan
berbagai upaya pelunasan ditempuh. Mulai dari mengharapkan suntikan dana
dari pemegang saham hingga dibayar melalui hasil migas. Dengan
ketidakmampuan perusahaan bahkan anak perusahaan yang telah menempuh
jalur yudisial yaitu likuidasi atau pailit, induk perusahaan mulai melakukan
restrukturisasi utang yang dimiliki, membayaran utang dengan jangka waktu
hingga penundaan pembayaran utang.
Namun, dengan tuntutan ke pengadilan untuk pernyataan pailit, PT Sugih
Energy, Tbk mengatasi kesulitan keuangannya dengan cara likuidasi
bertahap. Dimulai dari anak perusahaannya yang menyatakan kepailitan
hingga Bursa Efek Indonesia mencabut suspensi saham PT Sugih Energy,
Tbk.

Saran
1. Dengan laporan yang dibuat penulis menyarankan untuk mengatahui
bagaimana keadaan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan
bagaimana seharusnya langkah-langkah yang dihadapi. Mengingat banyak teori
yang menjelaskan tindakan-tindakan yang dapat ditempuh dalam menghadapi
kesulitan keuangan, harus bijak dalam menanggapinya. Dengan adanya berita
yang tersebar menganai kepailitan dan fakta – fakta mengenai PT Sugih
Energi, Tbk maka Apabila perusahaan sudah terlanjur gagal atau bangkrut
maka perusahaan dapat menempuh likuidasi, merger, atau dilakukan

25
rehabilitasi (reorganisasi). Jika penanganan secara informal tidak dapat
diselesaikan, maka sebaiknya masalah dilemparkan ke pengadilan. Dalam hal
ini pengadilan dapat memutuskan untuk melakukan likuidasi atau reorganisasi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta :


BPFE Yogyakarta.
Brigham, Eugene F & Weston, J Freed. 1991. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Rosvita, Delia. 2014. Perkembangan indikator kepailitan terhadap perusahaan
manufaktur di Indonesia pada stabilitas sistem keuangan. Skripsi.
Universita Diponegoro. Semarang
Anual Report, PT Sugih Energy, Tbk Tahun 2017

Sumber Dari Internet :


https://tirto.id/pertamina-petrobras-dan-korupsi-yang-menggerogoti-bumn-
minyak-cAxh diakses pada 05 Juni 2019
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180403165109-17-9538/sugih-energy-
masih-merugi-rp-255-m-pada-2017 Diakses pada 05 Juni 2019
https://economy.okezone.com/read/2019/03/19/278/2032043/bei-cabut-suspensi-
saham-sugih-energi Diakses pada 05 Juni 2019
https://kabar24.bisnis.com/read/20170817/16/681794/pailit-begini-cara-anak-
usaha-sugih-energy-bayar-utang Diakses pada 05 Juni 2019
https://nasional.kontan.co.id/news/sugih-energy-sugi-digugat-kurator-petroselat
Diakses 05 Juni 2019

27

Anda mungkin juga menyukai