Nama Perusahaan
PT. SC Enterprises
Alamat Perusahaan
Kantor Pusat:
Jl Petitenget No 7A, Kerobokan, Kuta, Bali 80361.
Telp: +62-361-4730215, 4730216, 4734841. Fax:
+62-361-4730215
Pabrik:
-
Status Permodalan
Nama Pemilik
Stevano Cavazza
Jenis Usaha
Merk/Lable
Produksi
Yang
Pabrik Terkait
Alamat Email
rifky@sceindonesia.com, sce@sceindonesia.com
Jumlah Buruh
5
6
pekerja SC Enterprises tidak ikut serta melanggar hukum dengan bekerja melebihi
ketentuan atau mengikuti jam kerja loyalitas atau perpanjangan.
Segera menyelesaikan kronologi hubungan kerja masing-masing sebelum hari Sabtu,
21 April 2012 dan menyerahkan kronologi tersebut ke Pengurus SP SCE.
Agar bertepatan dengan Hari Buruh Sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Mei maka
bersama Konfederasi KASBI dan serikat buruh serta organisasi rakyat lainnya SP SCE
akan ikut merayakan Hari Buruh Sedunia tersebut serta mengkampanyekan tuntutan:
Hapuskan Sistem Kerja Kontrak dan Outsourcing. Oleh karena itu diinstruksikan agar
seluruh anggota Serikat Pekerja SC Enterprises dapat terlibat dalam Aksi Massa
Merayakan Hari Buruh Sedunia.
Oleh karena itu Pengurus SP SCE melanjutkan proses audiensi dengan DPRD Kabupaten
Klaten. SP SCE mendapatkan konfirmasi bahwa audiensi akan diselenggarakan pada tanggal 1
Mei 2012. Pada tanggal 1 Mei 2012, SP SCE melakukan mobilisasi sekitar 1.200 pekerja PT SC
Enterprises untuk audiensi ke DPRD Kabupaten Klaten. Demikian Husein Alamsyah didepan
pabrik memberikan pernyataan bahwa tidak ada proses produksi dan silahkan pekerja PT SC
Enterprises merayakan Hari Buruh Internasional.
Dalam proses audiensi dengan DPRD Kabupaten Klaten tersebut dihadiri selain pihak
Konfederasi KASBI, SP SCE, Komisi IV DPRD Kabupaten Klaten dihadiri juga oleh Kepala Dinas
Tenaga Kerja Kabupaten Klaten serta Bidang Pengawasan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten.
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Klaten menyatakan bahwa mereka telah melakukan sidak
bersamaan dengan kedatangan Bupati Klaten ke PT SC Enterprises. Terkait kunjungan atau
sidak Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Klaten tersebut Bidang Pengawasan menyatakan benar
bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap hak-hak normatif termasuk upah lembur. Pihak SP
SCE membawa bukti-bukti bahwa Stevano Cavassa pemilik PT SC Enterprises telah berbisnis
lebih dari 5 tahun. Demikian pada tahun 2007 terjadi demonstrasi buruh PT SC Enterprises di
Semarang dengan isu yang serupa dengan tuntutan pekerja PT SC Enterprises di Klaten yaitu
terkait upah lembur sesuai ketentuan perundang-undangan dan sistem kerja kontrak yang
cacat hukum. Demikian SP SCE menegaskan bahwa Sistem Kerja Kontrak didalam UU
Ketenagakerjaan terdapat batasan dan aturan penerapannya, terutama terkait jenis dan sifat
pekerjaan yang terus menerus. DPRD Kabupaten Klaten kemudian menjanjikan akan
memanggil pihak perusahaan PT SC Enterprises pada tanggal 7 Mei 2012.
Pada hari Kamis, 3 Mei 2012 sekitar pukul 09:00, Sarwono, Kosiin, Iyus, Endro, Heri, Glen
Abeng dan Andri dipanggil oleh pihak Manajemen PT SC Enterprises yaitu Rifky, Yuda,
Marwanto, Tatib dan Yanto. Mereka memanggil perihal hari Rabu beberapa pekerja SC
Enterprises tidak ikut lembur. Para pekerja menjawab bahwa lembur adalah sukarela bukan
paksaan.
Kemudian Estu Wijono, Suprianto, Tri Riyadi, Dalwadi, Heri Susanto, Andrie, Maryanto, Muji
dan Aditya dipanggil oleh pihak Manajemen PT SC Enterprises perihal yang sama mengenai
hari Rabu yang tidak ikut lembur. Demikian jawaban dari para pekerja menjawab bahwa
lembur adalah sukarela bukan paksaan.
Paska pemanggilan tersebut saat menjelang pulang kerja, pekerja di Departemen Sewing Line
6 yang sudah bekerja sesuai dengan jam kerja didalam UU Ketenagakerjaan dan bahkan
sudah mencapai target yang diberikan dilarang pulang. Chief Supervisor, bernama Roshita,
melarang para pekerja tersebut untuk pulang dan memaksa pekerja untuk perpanjangan jam
kerja atau sering disebut sebagai jam loyalitas tanpa ada perhitungan lembur. Bagi mereka
yang tidak mau melakukan hal tersebut maka akan di PHK. Ketua SP SCE, Ebo Budiyanto,
yang mendengar intimidasi tersebut mendatangi Chief Supervisor dan terjadi adu
argumentasi. Chief Supervisor melaporkan hal tersebut ke pihak manajemen yang kemudian
memanggil Ketua SP SCE. Namun karena sudah waktu pulang kerja maka pemanggilan
tersebut tidak direspon.
Pada tanggal 4 Mei 2012 Ketua SP SCE, Ebo Budianto berangkat bekerja seperti biasa dan
melakukan absensi dengan bar code. Namun di monitor absensi tertulis Harap Hubungi HRD
Rifky, kemudian Ketua SP SCE menemui Rifky namun ternyata dia tidak berada ditempat.
Kemudian Ketua SP SCE bekerja seperti biasa, pada jam 09.30 WIB Ketua SP SCE dipanggil ke
ruangan HRD. Di ruangan HRD, pihak HRD yaitu Rifky dan Yanto menyatakan bahwa Ketua SP
SCE telah di PHK tanpa diberikan alasan yang jelas. Demikian dalam pertemuan tersebut
Ketua SP SCE tidak menandatangani berkas apapun. Setelah itu Ketua SP SCE dipaksa keluar
pabrik dengan pengawalan dua preman yang diberi seragam serta ID Card Security oleh PT
SC Enterprises.
Terkait dengan hal tersebut maka Pengurus SP SCE memutuskan melakukan rapat akbar
dengan melibatkan keseluruhan anggota SP SCE dan pekerja PT SC Enterprises yang
memutuskan untuk melakukan mogok kerja terhitung mulai pukul 12:00.
Dalam proses pemogokan tersebut, SP SCE berupaya untuk melakukan perundingan dengan
pihak Manajemen PT SC Enterprises. Namun secara tiba-tiba seluruh manajemen PT SC
Enterprises dinyatakan tidak berada ditempat. Yang hadir mewakili PT SC Enterprises saat itu
adalah Yuda (Kepala Bagian/ Manager Produksi) dan Yanto demikian mereka menyatakan tidak
dapat mengambil keputusan apapun.
Pada tanggal 5 Mei 2012, SP SCE beserta seluruh pekerja PT SC Enterprises kembali
melakukan mogok kerja dan berupaya melakukan perundingan dengan pihak Manajemen PT
SC Enterprises. Namun hingga aksi mogok kerja berhenti tidak ada satupun dari pihak
perusahaan yang bersedia menemui pekerja PT SC Enterprises untuk melakukan perundingan.
Waktu mogok ini bertepatan dengan waktu pengambilan upah, oleh karena itu para buruh
secara bergantian mengambil upahnya dan kembali mengikuti mogok kerja. Pada saat para
buruh PT SC Enterprises mengambil upah tersebut, pihak kepolisian mengancam bahwa orang
berikut yang berani berorasi akan langsung ditangkap.
Terkait dengan ancaman tersebut SP SCE melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian dan
menegaskan bahwa kita akan berorasi menjelaskan kepada seluruh pekerja PT SC Enterprises
untuk mengumpulkan semua slip gaji sebagai bukti bahwa masih banyak hak-hak normatif
yang dilanggar oleh PT SC Enterprises.
Paska aksi kami mendapatkan kabar bahwa kami diundang dalam pertemuan seluruh Kepala
Desa disekitar pabrik. Memang beberapa kali muncul isu bahwa warga sekitar pabrik juga
akan melakukan aksi demonstrasi ke pabrik terkait dengan ketidakpuasan warga terhadap
tidak adanya tanggung jawab sosial (CSR) PT SC Enterprises terhadap warga sekitar seperti
lapangan pekerjaan ataupun kesejahteraan. Sebuah perjuangan yang juga didukung oleh SP
SCE, dimana telah sejak awal SP SCE berupaya untuk melakukan dialog dengan warga sekitar
pabrik terkait tuntutan warga.
Dalam pertemuan tersebut ternyata hanya dihadiri oleh Kepala Desa Bugisan, Heru,
Sekretaris Desa, Ketua BPD dan Wakil dari Kepolisian Sektor Prambanan. Dan sama sekali
tidak dihadiri oleh Kepala Desa lainnya ataupun warga sekitar pabrik. Dalam pertemuan
tersebut mereka semua kompak menghakimi perjuangan SP SCE, mereka menyatakan bahwa
SP SCE telah melanggar hak asasi pekerja untuk bekerja dengan melakukan aksi mogok kerja
demikian juga melakukan aksi tanpa pemberitahuan.
Terkait dengan rencana aksi SP SCE di hari Senin, 7 Mei 2012 ke DPRD Kabupaten Klaten,
perangkat desa Bugisan beserta pihak kepolisian Sektor Prambanan mengancam bahwa jika
ada aksi maka akan ada tindakan tegas dari Aparat Desa. Karena menurut mereka PT SC
Enterprises adalah aset Desa Bugisan.
Pada hari Senin, 7 Mei 2012, SP SCE kembali melakukan aksi ke DPRD. Pada pagi hari sekitar
pukul 06:00 pihak perusahaan telah menyewa puluhan preman dan memberikan mereka
seragam serta ID Card Security. Mereka melakukan sweeping didaerah-daerah sekitar pabrik
bahkan hingga mendatangi beberapa rumah buruh, salah satunya adalah rumah Teguh
Widodo. Disana preman-preman bayaran tersebut melakukan intimidasi dan memaksa para
pekerja PT SC Enterprises untuk masuk kerja.
Sempat terjadi insiden dimana salah seorang pengurus SP SCE, Aryo dipaksa dimasukan
kedalam mobil dibawah ancaman senjata api. Beruntung kawan-kawan Pengurus SP SCE
lainnya melihat dan coba untuk menyelamatkan Aryo. Salah seorang pengurus bernama
Wisnu ditusuk mata kirinya dengan jari oleh seorang preman bayaran.
Untuk menghindari terjadinya bentrokan maka sekitar 400an pekerja SP SCE langsung
bergerak menuju DPRD Kabupaten Klaten. Tiba di DPRD Kabupaten Klaten sekitar pukul
09:00, disana SP SCE meminta perwakilannya dilibatkan dalam pertemuan Manajemen PT SC
Enterprises dengan Disnaker dan DPRD Kabupaten Klaten. Hingga pukul 12:00 belum ada
perwakilan SP SCE yang bisa masuk terlibat dalam pertemuan tersebut. Oleh karena itu
massa bergerak ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Klaten yang terletak tepat dibelakang DPRD
Kabupaten Klaten. Pada saat itu perwakilan dari SP SCE diijinkan untuk masuk ke DPRD
Klaten.
Ketika mediasi selesai, pihak SP SCE disarankan untuk menunggu sebentar terkait dengan
masih banyaknya preman perusahaan yang berada diluar ruangan. Pihak SP SCE disarankan
untuk
keluar
setelah
preman-preman
tersebut
pergi.
http://harianjoglosemar.com/berita/mediasi-buruh-pt-sce-panas-diwarnai-intimidasi75337.html
Pada tanggal 10 Mei 2012, sekitar pukul 10.00 WIB, Supervisor keluar dari ruang meeting dan
mengumpulkan semua pekerja di departemennya masing-masing. Untuk kemudian meminta
pekerja PT SC Enterprises mengisi daftar nama anggota Serikat Pekerja Independen. Di
Departemen Sewing, para supervisor mengatakan bahwa KASBI adalah organisasi yang
illegal, organisasi yang legal adalah Serikat Pekerja Independen dan Serikat Pekerja
Independen menjamin kesejahteraan pekerja yang bergabung. Bagi pekerja yang tidak
bergabung harus menanggung sendiri kalau ada apa-apa. Sementara itu di Line 4 Sewing
karena banyak pekerja yang menolak menandatangani daftar nama tersebut maka dilakukan
pertemuan hingga tiga kali baru para pekerja SC Enterprises mau menandatangani daftar
nama tersebut.
Berdasarkan bukti dari account FB bernama Yono FSPI terdapat foto yang diklaim sebagai
rapat pembentukan SPI SCE Jogja. Foto tersebut diunggah sekitar pukul 09:30 pagi. Dari foto
tersebut terlihat bahwa rapat pembentukan SPI dilakukan di ruang pertemuan tamu utama PT
SC Enterprises. Dalam pertemuan tersebut hadir antara lain Tatid Mamora (Manajer Finishing),
Aser (Manajer Gudang, Aksesoris dan Loading), Ali (Supervisor Embro), Arimbi (Manajer
Sampel), Joko Sulistyo (Asisten Spv Gudang), Siti Zulaikha (Adm Shipment), Abdul Gofur
(Asisten Supervisor Packing), Kusnadi (Chief Spv Packing), Mariyem (Asisten Manajer Printing)
Tindakan tersebut diikuti dengan PHK terhadap seluruh wakil SP SCE saat perundingan
pertama dan mediasi di Disnakertrans Klaten. Keesokan harinya tanggal 11 Mei 2012 terdapat
gelombang PHK berikutnya kepada anggota SP SCE demikian juga pada tanggal 12 Mei 2012.
Demikian kronologi ini kami buat sebenar-benarnya demi perjuangan atas hak-hak dan
kesejahteraan pekerja PT SC Enterprises. Berikan dukungan anda untuk menekan:
a. Erro, GM PT SC Enterprises: 08154700616
b. Rifky, HRD PT SC Enterprises: 085865001989
c. Agus, Ketua DPRD Kabupaten Klaten: 08122979320
d. Kadarwati, Komisi IV DPRD Kabupaten Klaten: 085229143965
e. Slamet Widodo, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Klaten: 081329000634