Merupakan ukuran batas atau kadar makhluk hidup zat, energi, atau komponenya ada atau harus ada dan unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya sebagai unsur lingkungan hidup. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahkan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Baku mutu air ada dua yaitu : a) Baku mutu air laut adalah bats atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lainnya yang ada atau haruss ada dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut. b) Bahan mutu air limbah adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air. Baku mutu lingkungan udara ada dua yaitu : a) Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap mahkluk hidup, timbuh-tumbuhan dan benda. b) Baku mutu udara emisi adalah bats kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dan sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya bahan mutu udara ambein.
2. Fungsi Baku Mutu Lingkungan
adalah sebagai tolok ukur untuk mengetahui apakah telah terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan. Gangguan terhadap tata lingkungan dan ekologi, diukur menurut besar kecilnya penyimpangan dari batas-batas yang ditetapkan sesuai dengan kemampuan atau daya tenggang ekosistem lingkungan. Untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar dan untuk mengetahui telah terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan digunakan. nilai ambang batas merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi dan terendah dari kandungan zat-zat, mahluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Dapat dikatakan lingkungan tercemar apabila kondisi lingkungan telah melewati ambang batas (batas maksimum dan batas minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan. telah menetapkan baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi dan baku mutu air laut. 3. Manfaat Baku Mutu Lingkungan a) Sebagai alat evaluasi bagi badan-badan yang berwenang atas mutu lingkungan suatu daerah atau kompartemen tertentu. Jika, misalnya, kualitas yang terjadi telah berbeda dengan hal yang dikehendaki, maka sebenarnya di sana diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan mutu lingkungan itu sendiri. b) Berguna sebagai alat pentaatan hukum administratif bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, seperti perusahaan industri usaha agribisnis, perikanan, peternakan dan lain-lain untuk mengontrol tingkat kecemaran, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya preventif. c) Dapat berguna bagi pelaksanaan Amdal yang merupakan konsep pengendalian lingkungan sejak dini (preventive) d) Sebagai alat kontrol untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasan perizinan (lisence management). Bila, misalnya parameternya telah melewati ambang batas yang ditolerir, maka dapat dianggap telah melanggar ketentuan perizinan. Dengan demikian, Baku Mutu Lingkungan dapat berfungsi sebagai hukum administrative 18 e) Dapat berguna bagi penentuan telah terjadinya pelanggaran hukum pidana, terutama dalam penentuan pelanggaran delik formal. Bilamana ketentuan Baku Mutu Lingkungan dilanggar, berarti telah dipandang sebagai melakukan delik lingkungan. Dapat dilihat Pasal 43 ayat (1) UUPLH 1997, yang menentukan bahwa siapa saja yang melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku di mana diketahui perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup diancam pidana penjara.
4. Peraturan Hukum Baku Mutu Lingkungan
Menurut undang-undang republic Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang peerlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagi berikut : a) bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. b) bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. c) bahwa semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. d) bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. e) bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. f) bahwa agar lebih menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari perlindungan terhadap keseluruhan ekosistem, perlu dilakukan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. g) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f, perlu membentuk Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup