853
Ind
P
PELAYANAN KEFARMASIAN
UNTUK ORANG DENGAN
GANGGUAN EPILEPSI
Pemyataan {Disclaimet)
Ill
Buku ini disusun sebagai acuan Apoteker daiam
melaksanakan perannya dalam pelayanan kefarmasian
mengenai obat-obat anti epilepsi. Kami menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
daiam penyusunan buku ini. Saran dan kritik membangun
tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
dan perbaikan di masa mendatang.
Jakarta, 2009
Direktur Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik
IV
TIM PENYUSUN
1. Departemen Kesehatan Ri
Drs. Abdul Muchid, Apt
Dra. Rida Wurjati, Apt, MKM
Dra. Sit! Nurul Istiqomah, Apt
Dina Sintia Pamela, S.Si, Apt
Dr. Hj. Yosephine Ayu S
Fitra Budi Astuti, S.Si, Apt
Ron! Syah Putra, S.Farm, Apt
DwI Retno Hidayanti, AMF
Vitri Sariati, AMF
Wahyu Eka Arini, AMF
Desko Irianto, SH
Chaeruddin
Farida Yunani
3. Perguruan Tinggi
DR. Retnosari Andrajati, Apt
Fauna Herawati, S.Si, Apt
Prof. Dra. Elin Yulinah
V
DAFTARISI
Halaman
PERNYATAAN (D/SCM/A/fER) I
KATAPENGANTAR iii
TIMPENYUSUN v
DAFTAR ISI vll
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xl
DAFTAR LAMPIRAN xiil
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2Tujuan 2
vii
BAB IVEPILEPSI PADAKONDISI KHUSUS 64
4.1 Epilepsi pada Perempuan 64
4.2 Epilepsi pada Anak 72
4.3 Epilepsi pada Lanjut Usia 73
GLOSSARY 91
DAFTAR PUSTAKA 96
Vlil
DAFTARTABEL
Halaman
IX
DAFTARGAMBAR
XI
BAB I
PENDAHULUAN
1
dewasa muda dan pertengahan, kemudian
menlngkat lagi pada kelompok usia lanjutJ
1.2. TUJUAN
2.1. PENGERTIAN
Primay Genoralzad
Sinvio
a. Idiopatik (primer)
• Kejang neonatus familial benigna
• Kejang neonatus benigna
• Kejang epilepsi mioklonik pada bayi
• Epilepsi lena pada anak
o Epilepsi lena pada remaja
• Epilepsi mioklonik pada remaja
• Epilepsi dengan bangkitan tonik-klonik pada
saat terjaga
• Epilepsi umum idiopatik lain yang tidak
termasuk salah satu diatas
• Epilepsi tonik-klonik yang dipresipitasi
dengan aktivasi tertentu
c. Simtomatik
• Etiologi non spesifik
- Ensefalopati mioklonik dini
- Ensefalopati pada infatil dini dengan
burst suppession
- Epilepsi simtomatik umum lainnyayang
tidak termasuk di atas
• Sindrom spesifik
Bangkitan epilepsi sebagai komplikasi
penyakit lain
1. Etiologi
• Idiopatik; penyebabnya tidak diketahui, umumnya
mempunyai presdiposisi genetik
• Kriptogenik; dianggap simtomatik penyebabnya
belum diketahui
2. PatofisiologP
Penghantaran rangsang di saraf otak berlangsung
melalui dua cara yaitu perubahan konsentrasi ion
(Na, K, Ca)dan pelepasan neurotransmiter(GABA,
dsb).
2.4. DIAGNOSIS'
1. Diagnosis Epilepsi
8
a. Langkah pertama; memastikan apakah kejadian
yang bersifat paroksismal menunjukkkan
bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi.
2. Diagnosis Banding
c. Vertigo
10
d. Transient global amnesia
e. Narkolepsi
f. Bangkitan panik, psikogenik
g. Sindrom Menier
h. Tics
1. Bentuk bangkitan
11
(fase flaksid) dan tampak bingung
• Pasien sering tidur setelah bangkitan
selesai
12
Bangkitan umum yang teijadi biasanya
bersifat kejang tonik-klonik
2. Sindrom epilepsi
13
BAB III
1. Tujuan Umum
3.2 TERAPI
14
(OAE), harus dimulai dengan monoterapi
• bila tidak berhasil dengan monoterapi
pikirkan terapi kombinasi
• merencanakan waktu penghentian obat
15
Tabel 1. Karakteristik Obat EpilepsI
'
4 Felbamats Menghambat Oosis Awal: Tldak Waktu paruh: Terapl Tldak diketahul Ansletas(perasaan cemas) Anorexia (gangguan
tunggal: 20 Jam Insomnia (sulit tidur) makan)/\nemla
akUvitas direkomendaslkan oleh karena
glutamat dapat menlngkatkan efek yang Dengan enzim Nausea(mual/ muntah) aplastlk. sakit kepala,
penglnduksi: 11 -16 hepatotoksik,
Bdak dilnginkan
l>enurunan berat
OosJs pemellharean:1200 - 3000 |am
Vbl.DlstilbusI: 0,7 - 0,8 badan
mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi
Ukg
Ikatan Protein :25 -
35%
Rute ellmlnasl utama:
Hepatic/ Hepar
5 Gabapentln Melalul saluran Dosls Awal:Tldak Waktu paruh:5-7 Jam Tldak diketahul Drowsiness(pandangan Peripheral edema,
Kalslum yang direkomendaslkan oleh karena (proporslonal untuk berkunang-kunang)SedasI kenalkan Iwrat badan
seimbang/ pendek/ singkatnya waktu paruh kllrens kreatlnin) (mulut kering)
tarkontrol Dosls Pemellharaan: 900 - Vol.dlstribusl: 0,6 - 0,8
(Modulate 3600mg/ harl dibagi dalam 3-4 Ukg
Bodlum dosls terbagi(dosls maslh dapat Ikatan Protein: kurang
channels)dan ditoleransl sampal dengan darl 10%
menlngkatkan lO.OOOmg/harl) Rute ellmlnasl utama;
aktivltas OABA Renal(OInJal)
e Lamotrlglne Saluran Na. Dosls awal; tldak direkomendasi Waktu paruh: Terapl Tldak diketahul Ataksia (kehllangan gatal - gatal/
yang kan karena menlngkatkan resiko tunggal: 24 Jam keselmbangan) kemerahan pads kulit
seltnbang/ kemerahan lojlit/ gatal - gatal(rash)Dengan enzim Drowsiness(pandangan
tsrkontrol Dosls Pemellharaan :ISO - 600 penglnduksi: 12-15 berkunang-kunang)
(Modulate mg/ harl dalam 2-3 dosls tertragl. jam. Dengan enzim sakK kepala.
Sodium Dosls harus dl InlsiasI dan dllanjut penghambat:65- 60 Insomnia (sullt tidur)
channels) kan berdasarkan rekmnendasl darl jam Vol.dl8trlbu8l; 1,1 sedasI(mulut kering)
pabrtk/ perusahaan(armasi untuk Ukg.
monurunkan resiko dari kemerahan Ikatan protein:55%
kullt/ gatal• gatal(rash) Rute ellmlnasl utama:
Hepatic/ Hepar
MEKANI8ME PARAMETER PENGARUH DOSIS IDIOSINKRATtK
NO OBAT DOSIS KONSENTRASI
AKSI FARMAKOKINETIK
TERHADAPEFEKYANQ EFEK YANG TIDAK
SERUM
TIDAK DIINOINKAN DIINGINKAN
7 LeveUracotam Tidakdlketahul Dosis awal:TUak Wbktu paruh:6•6Jam TMak dlketahui Somnotence(mengantuk), Depresi
diretomendaslkan oleh karena efek ^uime distribusi:0,5 - dizzines(pusing)
tidak dSnglnkan yang beriMrihan 0,7L/kg
Doals PemtilhaFBan; 1000- Ikatan protein: kuiang
3000mg/day Dimulaipada dart 10%
lOOOmgAwi dan dilanjutkan Ruts etiminasi utama:
maningkat sesuai dengan respon 70% renal(ginjai) 30%
yang dBndikaslkan hepatlc(hati)
8 Okskarbazepin Saluran Na DoSIs awtf: TIdak Waktu paruh:Parent ndakdiketahul Diplopia(penglihatan Hyponatremia
yang dlrekomandasikan ciieh kareha efWc dnjg2iBm: kembar) (deflsiansi natrhmi
s^bang/ iidak dilnginkah yai^ bailebihan lO-tnohohydrexy Dizziness(pusing) dalam darah), 25-
tertontrol Dosis Petneiataraan:600-1200 metabolfte6Jam Sonmolence(mengantuk) 30% sensitif pada
00 (Modulate mgAiail. Dimulai dari 300mg dua Volume distribusi: 0,5- pasienyang
Sodiinn kali sehail dan dBanJutkan 0,7 Ukg hipersensitif tsrhadap
channda) mefdngkat sesuai denagn re^Mn Ikatan protein:40% carbamazepine
yang diindlkasikan Rute oiindnasi utama:
H^)s)ic(itati)
B PhenobaibKal Saluran Na Dosis awal: 10*20 mgAtg dalam ifVaktu pdruh; 15-4Dmcg/mL Ataksia(kehSangan Kesadaran
yang Infiis Iv dosis tunggal/tertiagi, atau Dewasa:49-l20 Jam, (65-172pmoVL) toselmbangan) berkurang, gangguan
teimbang/ dalam oral dosis tortiagi seialna 24 Anak-anak:37-76 Jam, Drowsiness(pandangon kognitif, hteeraktif,
teifcontrel -46Jam Neonatus/Bayi:-115
(Modulate
berkunaing-kunang) osteoporosis,
Opsis pem^iharaan: Dewasa:1-4 lain. sedasi(muiut kering) kelakuan passive-
Sodium mgftg per hari, dalam dosla Volume distribusi: 0,7-1 aggresslve
channels) tunggal atau teibagl, bkg.
Anak-anak:3-6 mg/kg per hari, Ikatan proton:-50%,
dalam dosis tartyagi Rute eliminasi utama:
Naonatus/bayl: 1-3 mg/kg per hari, Hepatic/Had
sebagai dosis tertwgi
PEN6ARUH DOSIS IDIOSINKRATIK
MEKANISME PARAMETER KONSENTRASI EFEK YANG TIDAK
DOSIS TERHADAP EFEK YANG
NO OBAT FARMAKOKINETIK SERUM
AKSI TIDAK DIINGINKAN DIINGINKAN
Anemia, GIgival
10 Phenytoin Saluran Na Dosis awal; 10-20 mg/kg sebagai Waktu panjh: mengikuti 10-20 mcg/mL /Vtaksia(kehBangan
batas kapasitas atau (40-79 pmol/L), kesalmbangan) hyperpiasia,
yang dosis tunggal atau taibagi dalam
modal farmakokinetik Konsentrasi total DIplopia (pengiihatan hirsutism (tierambut
seiinbang/ sadlaan Infus Intravena atau
sediaan oraldalam dosis terbagi Michaeiis-Manten, 1-2 mcg/mL(4- kembar) abnormai),
teitontrol
Waktu paruh maningkat 8pmol/L), ddak Drowsiness(pandangan Imphadenopathy,
(Modulate sampal 24-48 Jam,
seiring meningkatnya terlkat berkunang-kunang) osteoporosis,
Sodium Dosis pemeliharaan:
dosis dan konsentrasi konsentrasi sedasi(mulut kering) rash (gatai-
channels) Dewasa: 1-4 mg/kg per harl,
gatal/kemarahan)
sebagai dosis tunggal atau terbagi, serum, Volume
/^nak-anak: 3-6 mg/kg per harl, distribusi:
sebagai dosis tert>agi, Dewasa:0,7 L/kg,
Neonatus/ Bay!: 1-3 mg/kg per Anak-anak:0,8 L/kg,
harl, sabagai dosis tarbagi Naohatus/Bayi: 1,2
L/kg, Ikatan protein:
CO Dewasa,anak-anak:
88-92%,
Neonatus/ Bayl:65%,
Rule ellminasl utema:
Hepatic/ Hati
Waktu paruh:6,3Jam, Tidak diketahui Ataksla(kehBangan Edema, peningkatan
Pregabaiin Saluran Ca Dosis awai:TMak
yang direkomendasikan oleh karana proporsional sampal kesalmbangan), Bluned berat badan
seimbang/ maningkatkan efek yang tidak klirens kreatlnin vision (pengiihatan kabur).
terkontrol diinglnkan, (bersihan kreatinin), Dizziness(pusing),
(Modulate Dosis pemeliharaan: Inislasl(awal Volume distribusi: 0,5 sedasi(mulut kering),
Calcium pemakalan)pada I50mg/hari L/kg, somnolence(mengantuk)
channels) dalam 2-3 dosis terbagi dan Ikatan protein:
dilanjutkan sampal dosis Negligible (dapat
makslmum yaitu 600 mg/hari diabalken),
Rute ellminasl utama:
Renal/ ginjai
PENGARUH DOSIS IDIOSINKRATIK
MEKANISME PARAMETER KONSENTRASI
NO OBAT DOSIS TERHADAP EFEK YANG EFEK YANG TIDAK
AKSI FARMAK0K1NET1K SERUM
TIDAK DIINGINKAN DIINGINKAN
12 Tiagabine Meningkatkan DosIs awal:TIdak Waktu pamh: TIdak diketahul Dizzines(puslng),
Aktivitas GABA dlrekomendasikan oleh karena MonotarepI:7-9 Jam, Somnolence(mengantuk),
menlngkatkan efek yang tidak Dengan enzim Irritability (IritasI), Slowed
diinglnkan, penglnduksi:2,5-4,5 ttilnking (berplklr lambat)
Dosis pemeliharean: 32-58mg/hari jam, Volume distrtbusi :
dalam empat dosIs tsrfoagi, 0,6-0,8 L/kg,
Dosis hams dltemskan menlngkat Ikatan protein:88%
sampal6 minggu, dimulal dari 4 Rute etimlnasi utama:
mg/hari Hepatik/ HatI
ro
o 13 Topiramate Saiuran Na Dosis awal; Tldak Waktu pamh: Tldak diketahul Ataksia (kehllangan Glaukoma akut,
yang direkomendaslkan oleh karena Monoterapl: 21 jam, keselmbangan). Dizziness Asidosis metabolik,
seimbang/ menlngkatkan efek yang tidak Dengan enzim (puslng). Oligohldrosis,
terkontroi diinglnkan, penglnduksi: 11-16 Slowed thinking (lambat Parestheslas, Renal
(Modulate Dosis pemeliharaan: 100-400 jam. Volume distribusi: berplklr) calculi, penumnan
Sodium mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi, 0,55-0,8 t^g, berat badan
channels), Dosis dimulai pada 25-50 mg/ hari Ikatan protein: 13-17%,
menghambat dan secara bertahap dilanjutkan Rute ellminasi utama:
aktivitas menlngkat sampal 3-6 minggu 60% Renal (ginjal),
glutamat, untuk mencegah efek yang tldak 40% Hepatik (Hati)
menlngkatkan diinglnkan
aktivitas GABA
PENGARUH DOSiS IDIGSINKRATIK
MEKANISME PARAMETER KONSENTRASI TERHADAPEFEKYANQ EFEKYANGTIDAK
NO OBAT OOSIS
AKSI , . ■j ■ A) ; FARMAKOKINETIlIt SERUM
TIDAKDIINGINKAN DIINGINKAN
fO ... 'O
s^ium and;, nig/hari, dimult^-dad jOO lng/hari ' Hepatic/ Hati
<X' caidum dan dflanjutkan meningkat; \
l';, '• - O channels) : terdaskric^ res^yAng' cr. '
0; i'.'j dlindikesil^
y A) .;j ,
t- •■ ■ V. CO
Mekanisme Kerja Antiepilepsi^
Bangkitan tonik-klonik dan parsiat sebagian besar
diobati secara oral dengan OAE: karbamazepin,
vaiproat,atau fenitoln. Obat Ini memiliki efektivitas
yang sama dan penggunaan secara tunggal akan
mengontrol serangan hingga 70-80% terhadap
pasien dengan bangkitan tontk-klonik, tetapi hanya
30-40% pada pasien dengan bangkitan fokal,. Pada
pasien yang serangan epilepsinya tidak terkontrol
dengan monoterapl OAE, penambahan lamotngin,
toptramat, vigabatrin atau gabapentin dapat
mengurangi terjadinya bangkitan tneskipun hanya
7% pasien dapat bebas totat dad bangkitan. OAE
alternatif lain seperti fenobarbital, pirimidon dan
ktonazepam juga digunakan tetaplmempunyai efek
lebih sedatif.
22
teori mekanisme kerja dengan menggunakan
penghambat media GABA(benzodiazepin, vigabatrin,
phenobarbital, valproat) atau reduksi Na^ fluks
(fenitoin, karbamazepin, valproat, lamotigrin).
Etosuksimid dan valproat dapat menghambat
loncatan Ca^^ yang terdapat di neuron thalamus.
Tidak
Mulai dengan satu jenis OAE. Pemilihan berdasarkan tipe bangkitan dan efek samping obat
QOL optimal? Kurangi dosis OAE, Kurangi dosis OAE, Kurangi dosis OAE pertama,
rvD
cn Tidak
kembaii ke box 3 kembaii ke box 3 tambah OAE kedua
Teruskan obat Teliti QOL; rujuk jika perlu; kembaii ke box 3 Box 4:tidak bangkitan
I.BangkHan Parsial
Fenobarbltal, lanratrigin.
Kart>amazepln, primldon, gabapentin,
1. Parsiai sadertiana
fenltoln, valprrat levedrasetam, dagabln,
toplramat,zonisamld.
Lamotrigin, primldon.
Kart>amazep!n, gabapentin,levetirasetam,
2. Parsial kompleks
fenltoln, valproat tiagabin, toplramat,
zonisamld.
Kartiamazepin,
6at>apentln, lamotrigin,
fenltoln. valproat,
3. Parsial yang menjadi umum levetirasetam, tiagabin,
fenobarbltal,
toplramat,zonisamld
pdmidon
II.Bangkitan Umum
Karbamazepin,
1. Bangkitan tonlk-klonik fenltoln, valproat. Lamotrigin,toplramat
(grand mall) fenobarbltal, zonisamld,felbamat
primldon.
2. Bangkitan lena (petit Lamotrigin,
Lamotrigin, klonazepam
mal/absence) Valproat
3. Bangkitan lena yang tidak Valproat, Lamotrigin, Felbamat
khas klonazepam toplramat
Ill.Obat-obat untuk keadaan
konvulsl kliusus
26
3.3 MONOGRAFIOBAT''^
1. FENITOIN
27
2. KARBAMAZEPIN
28
dosis untuk anak di bawah 6 tahun adalah 10-20
mg/kg berat badan dalam 2-3 dosis terbagi.
3. ASAM VALPROAT
Indikasi: epilepsi
29
mg/hari tiap selang waktu 3 hari,dosis maksimum:
2,5 g/hari, daiam dosis terbagi. Dosis
pemeiiharaan biasanya; 12 g/hari (20-30
mg/kg/hari)
4. FENOBARBITAL
30
eksfollatif, ehtema multiform atau sindroma
stevens-johnson telah terjadi. Fenobarbital harus
diberikan dengan sangat hati-hati pada paslen
dengan nefritis.
31
5. GABAPENTIN
6. DIAZEPAM
32
status epileptikus, kejang demam,spasme otot.
33
mg/menit),jika perlu uiangi setelah 4jam. Dosis
maksimal : 30 mg. Catatan: rute i.m hanya
digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin
diberikan.
7. TOPIRAMAT
Dosis:
Monoterapi:
34
awal monoterapi: pada minggu pertama, 25mg
sehari dua kali (pagi dan sore); pada minggu
kedua,50mg sehari dua kali; pada minggu ketiga,
75mg sehari dua kali; pada minggu keempat,
100mg sehari dua kali; pada minggu kelima,
150mg sehari dua kali; pada minggu keenam
(dosis maksimum) 200mg sehari dua kali.
Kombinasi teraoi:
35
8. KLONAZEPAM
Epilepsi:
36
Status epileptikus:
9. LAMOTRIGIN
37
Efek samping: mam, demam, malaise, gejala
mirip influenza, mengantuk,jarang: disfungsi hati,
limfadenopati, leukopenia, dan trombositopenia,
dilaporkan dalam hubungan dengan mam;
angioedema, sindrom StevensJohnson, nekroli-
sis epidermal toksik, dan fotosensitivitas. Diplopia,
pandangan kabur, pusing, mengantuk, insomnia,
nyeri kepala, ataksia, kelelahan, gangguan saluran
cema, iritabilitas, agresi, tremor, agitasi, bingung.
Dos/s;
Monoterapi:
38
mencapai dosis 100-200mg sebagai dosis tunggai
atau dosis terbagi 2.
39
sedang (Chlld-Pugh category B): kurangi 50%
dosis; gangguan fungsi hati berat (Child-Pugh
category C): kurangi 75% dosis.
10. PRIMIDON
Dosis:
40
11. OKSKARBAZEPIN
Kontraindikasi: AV block
Dosis:
Monoterapi:
41
30kg; 900-1500mg/hari untuk anak dengan berat
badan 35-40kg; 1200-1500mg/hari untuk anak
dengan berat badan 45kg; 1200-1800mg/hari
untuk anak dengan berat badan 50-55kg; 1200-
2100mg/hari untuk anak dengan berat badan 60-
70kg.
Kombinasi terapi:
42
disertai dengan penurunan dosis OAE lain hingga
penghentian terapl OAE lain tersebut dalam waktu
3-6 minggu.
12. VIGABATRIN
43
nistagmus, ataksia, tremor, paraesthaesia,
konsentrasi menurun; efek samping jarang tetjadi:
yaitu bingung, agresi, psikosis, mania, gangguan
saluran cema, alopesia, ruam, urtikaria; eksitasi
dan agitasi pada anak; kadang-kadang frekuensi
serangan meningkat (terutama jika mioklonik),
enzim hat! menurun, haemoglobin sedikit
menurun, juga dilaporkan kerusakan area
penglihatan, potofobia dan gangguan retinal. Hati
- hati dalam pemakaian vigabatrin (perhatikan
dosis dan lama pemberian) karena vigabatrin
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
permanen.
Dosis:
Kombinasi teraoi:
13. LEVETIRASETAM
44
Peringatan: Penghentlan dilakukan secara
bertahap untuk meminimalkan potensi
peningkatan frekuensi bangkitan. Perhatian dosis
pada pasien gagal ginjal dan pasien yang sedang
menjalani dialysis. Tumnkan dosis levetirasetam
dan berikan dosis tambahan pada pasien setelah
dialisis.
45
14. FELBAMAT
Dosis:
Monoterapi:
46
minggu ke-2, dosis felbamat ditingkatkan menjadi
2400 mg/hari disertai dengan penurunan dosIs
OAE pertama sebesar 33% dosis lag!(dosis OAE
pertama tinggai 33% bagian dosis mula-muia).
Pada minggu ke-3, dosis feibamat ditingkatkan
menjadi 3600 mg/hari disertai dengan penurunan
dosis OAE pertama sebesar 33% dosis lagi(OAE
pertama dihentikan pemakaiannya).
Kombinasi terapi:
47
Minggu 3: Felbamat 3600 mg/hari. Turunkan
antlkonvulsan lain sampai dosis yang
diperlukan.
15. TIAGABIN
Dosis:
48
hingga mencapai respon klinik yang diinginkan
atau dosis 56 mg/hari dalam dosis terbagi 2-4.
16. ZONISAMID
49
17. PREGABALIN
50
Tabel 3. Interaksl Antar ObatAntI EpilepsI
ObatA ObatB Interaksiyangterjadi
Karbamazepin(CBZ) Felbamat Menlngkatkan kadv 10,11 epoksid
Felbamat Menurunkan kadarCBZ
Fenobarbital Menurvnkan kadarCBZ
Fenitoin Menurunkan kadarCBZ
Lsvetirasetam Tidakdiketahuiberntteraksi
51
Tabel 3(lanjutan..)
52
Tabel 4(lanjutan..)
1. Penggantian Obat
Penggantian obat anti epilepsi (OAE)
dilakukan secara bertahap. OAE baru dimulai
pada dosis efektif minimal ditingkatkan secara
bertahap, kemudian OAE lama diturunkan
juga secara bertahap. Selama masa peralihan
pasien harus diperingatkan tentang
kemungkinan terjadinya bangkitan atau reaksl
obat yang tidak diinginkan.
2. Konversi Dosis
a. AsamValproat
53
oral ada yang berbentuk asam atau bentuk
garam natrium.
b. Karbamazepin
54
dengan total dosis sehari sediaan tablet
biasa. Tablet kunyah lepas lambat tidak
boleh digerus. Periksa keretakan tablet
lepas lambat,jangan mengkonsumsl tablet
yang telah rusak.
3. Penghentlan Terapl
55
penghentian terapi hams dikonsuttasikan kepada
dokter.
1. Teratogenesitas
56
dengan epilepsi, sebagian besar ahli epilepsi
sepakat bahwa hal penting untuk meminimalkan
paparan pada obat anti epilepsi, balk jumiah
ataupun dosisnya, dan tidak membiarkan kejang
matemai tanpa diperiksa.
2. Putus Obat(withdrawal)
Penghentian obat anti epilepsi, apakah sesuai
dengan poia yang ditetapkan, dapat
menyebabkan peningkatan kejang balk frekuensi
maupun kehebatannya. Ada 2faktor yang perlu
dipertimbangkan; pengaruh putus obat itu sendiri
dan kebutuhan perpanjangan obat-obat penekan
kejang. Beberapa obat iebih mudah dihentikan
dari yang lain. Umumnya penghentian obat-obat
anti-absence iebih mudah daripada obat-obat
untuk kejang parsial atau kejang tonik-klonik
umum. Barbiturat dan benzodiazepin paling suiit
untuk dihentikan;periu beberapa minggu atau
buian, dengan penurunan dosis bertahap untuk
mencapai hiiangnya obat-obatan tersebut
terutama pada pasien rawat jalan.
Karena epilepsi bersifat heterogen, pertimbangan
untuk menghentikan obat-obat anti epilepsi
benar-benar merupakan masaiah yang rumit.
Jika seorang pasien yang bebas kejang dalam
3 atau 4 tahun, penghentian bertahap periu
dipikirkan.
57
kematian. Diperlukan kadar darah yang tinggi
sebelum takar lanjak dapat dikatakan
membahayakan jlwa. Efek takar lanjak yang
paling berbahaya adalah depresi pernapasan,
yang dapat diperkuat oleh obat-obat lain, seperti
alkohol. Pengobatan takar lanjak anti epilepsi
bersifat suportif; perangsang jangan digunakan.
Usaha mempercepat pengeluaran obat anti
epilepsi seperti alkalinisasi urin, biasanya tidak
berhasil. Dialisis lipid juga sudah dicoba, tetapi
data yang ada sangat kurang untuk menilai
efikasinya.
58
sebelum dosis berikutnya setelah OAE diminum
selama 5 kali waktu paruh untuk mengetahui
kadar tunak dalam plasma, kecuali pada kasus
yang dicurlgai menimbulkan toksisitas maka
pengambilan sampel langsung dilakukan pada
saat itu.
4. Adaptasi sosial
Pasien epilepsi mampu melakukan aktifltas
sehari-hari misalnya olahraga ataupun
bersosialisasi walaupun maslh diperlukan
pendamplngan untuk kasus tertentu. Pilihan
jenis olah raga yang sesuai untuk pasien epilepsi
adalah;
59
6. Kepatuhan berobat
7. Toksisitas
60
status epileptikus dilakukan segera setelah bangkitan
berhenti.
61
Waktu Penilaian/Pengawasan Pengobatan
(menit)
62
Tabel 6. Penggunaan Obat pada Status Epileptikus Pediatri
Obat Dosia Keterangan
Diazepam (Injeksi IV: 0,2-0,3 mg/l^ diatas 2-5 Dcsis maksimum untuk anak kursng
vaiiuffl, gel diastat menit dari 5 th:5 mg
untuk rectal) PR:2-5tahun:0,Smg/kg Dosis maksimum untidt anak-anak
0-11 tahun:0,3 mg/kg lebih dari 5 th: 15 mg
diatas 12 tahun:0,2 Jika diperiukan dosis rektal kedua
mg/kg dapat diberikan 4-12jam sesudah
d(^ pertama
Lorazepam (Ativan) 0,05-0,1 mg/kg IV tet^ dart JSrn diperiukan pengulangan dosis
2-4 m^ boleh 3kail dalm 10-15 menit
Midazolam (Versed) 0,2 mg/kg IV bolus dilkuti Dosis bolus dapatjuga diberikan
dengan inlus 0,05-0,6 mg/kg intranasal, buccal,atau
per Jam intramuscular
Propovol(Diprivan)
63
BAB IV
64
terjadinya sindroma ovarium polikistik. Sindrom
ini mempunyai ciri-ciri hirsutisme, anovulasi kronis,
amenorea, oligomenorea, pendarahan uterus
disfungsional, infertilltasj obesitas,
hiperinsulinemia, dan resistensi terhadap insulin.
65
yang biasa digunakan. Pemberian obat ini
dilakukan beberapa haii sebelum dan sesudah
mensturasi.
66
selama masa reproduksi dan dilanjutkan
selama kehamilan.
67
kedelapan)untuk mencegah risiko perdarahan
neonatal pada penggunaan OAE yang bersifat
penginduksi enzim, misalnya karbamazepin,
fenitoln, fenobarbital.
68
diberikan, apabila perlu pasien dapat diberikan
dosis tambahan dan atau obat parenteral
terutama apabila terjadi partus lama.
69
yang tinggi menyebabkan kadar OAE dalam
plasma rendah sehingga kadar OAE dalam ASI
juga rendah.
70
kontrasepsi suntikan (sediaan Depo)dilaporkan
dapat mengurangi bangkitan, terutama pada
perempuan dengan bangkitan katamenial(masa
menstruasi).
71
meminimalkan kehllangan massa tulang
(osteopeni) dan osteoporosis.
72
untuk pengendalian bangkitan (terapi agresif). Karena
kecepatan metabolisme OAE anak tinggi maka dosis
OAE dalam mg/kg BB biasanya lebih tinggi
dibandingkan dosis OAE orang dewasa. Monitoring
konsentrasi obat dalam plasma dilakukan secara
ekstensif untuk memperoleh pengobatan yang
adekuat.
1. Etiologi
73
gangguan ginjal, hipotiroidisme, hipoglikemi,
gangguan elektolit)
e. Trauma kepala sering menyebabkan terjadinya
epilepsi pascatrauma; hematomsubdural
merupakan sebab tersering.
f. Alcohol withdrawal
74
2. Gejala epilepsi pada lansia
3. Diagnosis banding
75
d. Bidang gangguan tidur; obstructive sleep
apnoea, rapid eye movement sleep disorder
4. Penatalaksanaan
76
lansia pertu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
77
Tabel 9. OAE yang direkomendasikan untuk lansia
OAE lama
Fenitoin Bangkitan parslal Ataksia nistagmus, Diskrasia darah, ruam kulit, Harga murah Interaksi
(sederhana dan bingung, mengantuk, hepatotoksik, Steven-Johnson dengan
kompieks), bangkitan letargi, pandangan kabur syndmme, neuropati limfedenopati, berbagai jenis
umum pankreatitis, osteomalasia, obat dan
osteoporosis, defisisensi folat makanan
Asam valproat Bangkitan umum, Tremor, diare, mengantuk, Pankreatitis, ruam kulit, Spektrum Interaksi obat
lena, mioklonik, sedasi, letargi, sedikit trombositopeni, diskrasia darah, luas multipel,
parsial (sederhana peningkatan enzim hati, Steven-Johnson Syndrome, ikatan protein
dan kompieks, mual, muntah, ataksia penambahan berat badan, yang luas
00
profilaksi migren, osteoporosis
mania
Karbamazepin Bangkitan parsial Diplopia dizziness, ataksia, Hiponatremi, gangguan konduksl Sedasi dan Interaksi obat
(sederhana dan mengantuk, hiponatremi, jantung, ruam bentuk morbili, gangguan multipel,
kompieks), umum, mual, nyeri kepala agranulositosis,Steven-Jo/7/7son kognitif ataksia
neuralgia trigeminal Syndrome, gagal hati, serum minimal diplopia
sickness, ostemalasia, osteoporosis
OAE baru
Okskarbazepin Bangkitan parsial Dizziness, mual, muntah, Hiponatremi, gangguan konduksi Sedikit Tak ada
(sederhana dan ataksia, diplopia, sedasi, jantung, ruam kulit interaksi obat
kompieks), umum, letargi, hiponatremia,
neuralgia trigeminal tremor
Gabapentin Bangkitan parsial Somnolen, lelah, ataksia, Leukopeni Tak ada Modilikasi
(sederhana dan pandangan kabur, diplopia, gangguan dosis pada
kompleks) nistagmus, edema perifer, metabolisme gangguan
tremor, mual. penambahan hepar, ginjal, dosis 3
berat badan interaksi obat kali sehari
dengan
antasida
Lamotrigin Bangkitan parsial Dizziness,tremor, ataksia, Steven-johnson syndrome, anemia Interaksi Modifikasi
(sederhana dan nyeri kepala, mengantuk, aplastik,trombositopeni,ruam kulit, hanya dengan dosis pada
Kompleks) pandangan kabur, mual, penurunan t>erat badan, netropeni, OAE gangguan hat!
muntah, insomnia, pansitopeni (terutama (?)
inkoordinasi valproat)
CO Topiramat Bangkitan parsial Sulit berpikir/konsentrasi, Nefrolitiasis, parestesi, galukoma Interaksi Penurunan
(sederhana dan gangguan memori, sudut sempit hanya dengan berat badan,
Kompleks) bingung, Dizziness, OAE modifikasi
ataksia, gelisah, tremor, dosis bila
lelah, depresi, dispepsi, creatinine
anoreksi, diplopia, sedasi, cearance
Bangkitan parsial Dizziness, sedasi, letargi, Ruam kulit, parestesi, kemungkinan Tidak ada Modifikasi
(sederhana dan tremor, geliah, perubahan status epileptikus non-konvulsif dosis pada
Kompleks) emosi, bingung gangguan hati
BABV
80
memahami prosedur pengobatan dan berkomitmen untuk
tercapainya tujuan pengobatan yang optimal. Konseling
Apoteker kepada orang dengan gangguan epiiepsi dan
keluarga sangat mendukung tercapainya kepatuhan
pasien, terutama pada anak, ibu hamil, ibu menyusui
dan ibu dengan obat kontrasepsi.
Tujuan terapi utama adalah penghentian bangkitan dan
tidak ada efek samping atau efek samping yang minimal.
Pendampingan informasi obat oleh Apoteker kepada
dokter diperlukan karena (i)kompleksitas rejimen termasuk
pilihan OAE tunggal maupun kombinasi, (11) sifat
farmakokinetik obat yang sangat bervariasi,(ill) gambaran
efek samping, dan (iv) perubahan jenis epiiepsi yang
muncul, misalnya perubahan bangkitan parsial menjadi
bangkitan umum. Dengan demikian hubungan dan
keijasama antara dokter dan apoteker perlu dijalin dan
dibina secara profesional demi tercapainya keberhasilan
terapi.
81
Selama terapi obat, selain pengamatan respon klinis
diperlukan monitoring kadar obat dalam plasma untuk
memastikan bahwa kadar tunak OAE sudah berada
dalam rentang terapi, terutama pada kelompok anak
karena parameter farmakokinetikanya berbeda dibanding
orang dewasa.
82
sosial penderita. Apoteker sebagal bagian dari tim
kesehatan diharapkan terllbat dalam edukasi gangguan
epilepsi (meliputi pengenalan penyakit, penataiaksanaan
dan keberhasilan terapi) kepada masyarakat. Edukasi
dapat dilakukan melalul Promos! Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS), radio, media cetak maupun elektronik.
83
Konseling Apoteker kepada orang dengan gangguan
epilepsi dan keluarga
a. Karakteristik pasien:
Umur, BB
Riwayat alergi
Riwayat penyakit keluarga
Aktifitas harian : pekerjaan, olah raga
Persepsi tentang kesehatan dan epilepsi
Hamil/menyusui/pasca menopause
Penggunaan kontrasepsi/terapi suiih hormon
Penilaian kepatuhan
Hubungan anggota keluarga
Pembiayaan kesehatan
b. Karakteristik penyakit
84
• Riwayat bangkitan sekarang: tipe, frekuensi,
dan lama bangkitan
• Riwayat infeksi, trauma, penyakit lain
• Diagnosis yang ditegakkan dokter (fokal/ lokasi,
dan tipe bangkitan)
• Data pendukung: EEG, pemeriksan darah
lengkap, kadar albumin, kadar K/ Na/ Ca,
pemeriksaan fungsi liver dan fungsi ginjai, hasil
radiologi
c. Karakteristik pengobatan
• Obat rutin yang digunakan (riwayat pengobatan
baik obat bebas/bebas terbatas, maupun obat
resep dokter)
• Indikasi masing-masing obat rutin yang
digunakan
• Aturan pakai/rejimen obat rutin yang digunakan;
dosis, frekuensi pemberian, saat, dan lama
pemberian.
• Obat anti epilepsi(CAE)yang digunakan: nama,
rejimen
• Riwayat perubahan rejimen (penggantian CAE)
• Riwayat menghentikan obat/ penyesuaian dosis
85
• RIsiko munculnya masalah terkait obat(DRP)anti
epilepsi besar
86
tergantung kemampuan pemahaman pasien/
keluarga.
Prinsip umum:
• Jadwal pengobatan
87
6. Evaluasi pemahaman orang dengan gangguan epilepsi
tentang obat dan fungsinya dan sebagai evaluasi bag!
apoteker apakah ada informasi yang belum
disampaikan dengan cara:
88
Lampiran 1.
Nama pasien
Nama pendamping
Nomor Rekam Medik
Dokter
Apoteker
Tanggal kunjungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DOKUMENTASI BANGKITAN
keselunihan
89
Lampiran 2
Hamil/Menyusui/lain
Dokter
Apoteker
Diagnosis
Tanggal diagnosis
Tanggal muiai pengobatan
'nama obat, kekualan, bentuk sediaan, ^kuensi, dan waktu penggunaan obat
"sebelum/bersama/sesudati makan
90
GLOSSARY
• Agitasi: kegelisahan
91
• Ataxia: kegagalan koordinasi otot; ketidakteraturan
ketja otot
92
• Hiperinsulinemia : pengeluaran insulin oleh kelenjar
ludah perut secara beriebihan, atau renjatan karena
takar lajak insulin
93
kantuk tak terkendalikan atau masa-masa tertidur
sekonyong-konyong, sering dijumpai pada histeria
dan epilepsi, kadang-kadang juga pada orang sehat
94
rasa terbakar, berkeringat dan Iain-Iain
95
DAFTAR PUSTAKA
96
9. Dhillon, S. Epilepsy. Clinical Pharmacy and
Therapeutics. Third Edition. 2003 :465 - 479.
97