1
I. LANDASAN TEORI
1.1. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu:
a. Untuk mengetahui kandungan zat di dalam makanan.
b. Untuk menguji keberadaan kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin
pada jenis makanan tertentu.
1.3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik yang
ketersediannya cukup melimpah di alam yang diperoleh dari hasil sintesis
2
karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari dan zat
hijau daun. Karbohidrat berperan sebagai sumber energi langsung bagi tubuh
dalam membentuk glukosa.
Jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan pada umumnya di
bagi menjadi 3 jenis berdasarkan Ukuran melekulnya yaitu: Monosakarida,
Disakarida dan polisakarida. Polisakarida dalam bahan makana hewani yang
dapat dicerna disebut dengan Glikogen. Selain itu dalam ilmu Gizi
karbohidrat di bagai menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat Kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari glukosa, fruktosa,
galaktosa, sukrosa, maltose dan laktosa. Karbohidrat komplek terdiri dari Pati
dan non pati (serat).
1.4. Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama" adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomerasam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
imun sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.
Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
3
1.5. Lemak
Lemak (Lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut
dalam air. Namun lemak dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,
eter dan benzen. Unsur penyusun lemak antara lain adalah Karbon(C),
Hidrogen(H), Oksigen(O) dan kadang-kadang Fosforus(P) serta Nitrogen(N).
Molekul lemak terdiri dari empat bagian, yaitu satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai Hidrokarbon (CH) dan
gugus Karboksil (-COOH). Molekul gliserol memiliki tiga gugus Hidroksil (-
OH) dan tiap gugus hidroksil berinteraksi dengan gugus karboksil asam
lemak.
4
II. UJI KARBOHIDRAT
5
Uji Amilum:
1. Disusun semua bahan makanan di dalam piring, yang sebelumnya
sudah diberi nama bahan makanan dengan kertas label
2. Diteteskan 2-3 tetes betadine ke masing-masing bahan makanan
3. Diperhatikan dan dicatat perubahan warna pada bagian bahan
makanan yang ditetesi betadine
4. Dicatat semua hasil pengamatan pada lembar kerja
6
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
UJI KARBOHIDRAT
Warna
No Bahan Makanan Sebelum diberi Setelah diberi
Yodium Yodium
Dst….
b. Kesimpulan:
Medan,
Tanda Tangan Dosen
( )
III. UJI PROTEIN
7
3.1. Uji Protein Sederhana
Protein merupakan zat makanan penting untuk pertumbuhan,
perkembangan, mengganti bagian yang rusak, dan sebagainya. Menurut
sumbernya, protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein hewani
berasal dari hewan, dan protein nabati berasal dari tumbuhan. Protein hewani
merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino esensial.
Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur. Protein
nabati merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam amino
esensialnya kurang lengkap, jumlahnya kurang untuk memenuhi keperluan
tubuh, kecuali dari kacang-kacangan terutama kedelai. Protein nabati dapat
diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran.
8
10. Roti 1 iris kecil
11. Tempe 1 iris kecil
12. Daging ayam 1 iris kecil
13. Tepung terigu 1 sdm
14. Bulu ayam 1 helai
15. Seledri 1 batang
16. Kangkung 1 batang
17. Sampel yang anda ingin ujikan 2 sampel
Cara Kerja:
Uji melalui pembakaran:
1. Nyalakan lilin, dirikan diatas alas gelas/piring kecil,
2. Jepit bulu ayam dengan penjepit jemuran/tabung reaksi
3. Bakar bulu ayam tersebut diatas nyala lilin kemudian amati bau yang
ditimbulkannya. Bulu ayam yang telah dibakar tersebut dijadikan
kontrol dalam uji protein ini.
4. Jepit satu persatu bahan makanan yang akan diuji seperti: seledri,
kangkung, putih telur, roti, tempe, dan daging ayam. Kemudian
membakarnya diatas nyala lilin seperti halnya membakar bulu ayam.
5. Bandingkan bau sampel dengan bau control (bulu ayam)
9
1.1. Uji Pembakaran
Seperti
Aroma Bulu Mengandung
Bahan Uji Ayam yang Protein
No Keterangan
(Sampel) dibakar
Ya Tidak Ya Tidak
Dst….
Kesimpulan:
Medan,
Tanda Tangan Dosen
( )
IV. UJI LEMAK
10
4.1. Uji Lemak Sederhana
1. Uji Lemak
Alat:
1. Kertas coklat sampul
2. Pipet
3. Gelas ukur
4. Kertas Label
Bahan:
1. Nasi
2. Roti tawar
3. Tepung terigu
4. Tahu
5. Putih telur
6. Larutan gula
7. Minyak goreng
8. Kuning telur
9. Mentega
10. Kecap
Cara Kerja:
1. Haluskan semua bahan makanan seperti nasi,roti tawar, tepung terigu,
tahu, putih telur, dan gula, kuning telur. Untuk gula bisa dilarutkan dengan
air. Untuk minyak dan kecap tidak usah ditambah air
2. Potonglah kertas coklat menjadi 10 bagian
3. Berilah label nama diatas kertas coklat agar tidak tertukar-tukar
4. Ambil bahan makanan menggunakan pipet, dan teteskan pada kertas
coklat (1 bahan makanan, 1 pipet)
5. Biarkan kertas coklat mengering selama kurang lebih 10 menit.
6. Amati dan catat keadaan permukaan kertas tersebut. Kertas manakah
yang meninggalkan bekas/noda di balik kertas coklat tersebut
11
7. Catat hasil pengamatan pada tabel
12
Cara Kerja :
1. Diambil gelas, dimasukkan 5 sdm air
- Diteteskan 5 sdk minyak,
- Dikocok,
- Diperhatikan terbentuknya emulsi yang jika dibiarkan akan memisah
kembali
2. Diambil gelas kecil, dimasukkan 5 sdm aquadest dan 5 tetes larutan sabun
- Diteteskan 5 sdk minyak,
- Dikocok,
- Diperhatikan terbentuknya emulsi yang jika dibiarkan tidak akan
memisah kembali
13
UJI LEMAK
Dst….
Kesimpulan:
Medan,
Tanda Tangan Dosen
( )
1.1. Uji Kelarutan Lemak
14
Perubahan yang
Bahan Kontrol
Bahan Uji terjadi setelah
No
(Sampel) ditambahkan
Air Bensin
sampel
1 Minyak
Kelapa
2 Minyak
Kelapa
Curah
3 Minyak
Kelapa
Curah
4 Minyak
Jelantah
Kesimpulan:
Medan,
Tanda Tangan Dosen
( )
Emulsifikasi Minyak
15
- Minyak + Air, dikocok, terbentuk …………………. yang ………………….
- Minyak + Air + Sabun, dikocok, terbentuk ………….. yang ………………..
Kesimpulan
Medan,
Tanda Tangan Dosen
( )
V. Uji Vitamin C
5.1. Uji Vitamin C Secara Sederhana
16
Alat dan Bahan :
1. Pipet
2. Gelas Kecil
3. Sendok Kecil (SdK)
4. Sampel
5. Tepung maizena
6. Air
7. Betadine
Cara Kerja :
1. Dimasukkan 1 sendok makan tepung maizena kedalam ¼ gelas air aduk
sampai larut
2. Dimasukkan 5 sdk sampel ke dalam gelas kecil
3. Dimasukkan 5 tetes larutan kanji
4. Ditambahkan 1 tetes betadine sampai warna larutan biru kehitaman
5. Dicatat berapa tetes betadine
17
UJI VITAMIN C
Dst……
Kesimpulan:
Medan,
Tanda Tangan Dosen
( )
VI. Penilaian Status Gizi
6.1. Penentuan Status Gizi dengan Antropometri Pada Anak Usia 0-24
Bulan
18
Pada masa 2 tahun pertama kehidupan (bayi dibawah 2
tahun/baduta) memiliki karakteristik fisik serta perkembangan social yang
cepat. Perubahan-perubahan dapat terjadi pada masa tersebut yang akan
mempengaruhi cara serta asupan makanan. Di Indonesia masalah gizi masih
menjadi masalah nasional. Kelompok usia bayi dibawah dua tahun (baduta)
termasuk kelompok yang rentan terhadap masalah gizi.
Kriteria utama untuk menentukan status giizi pada bayi dibawah usia
2 tahun adalah menggunakan indeks antropometri. Ada 3 indeks yang
dipakai yaitu berat badan untuk umur, panjang badan untuk umur dan berat
badan untuk panjang badan. Status gizi dapat diklasifikasikan menjadi status
gizi baik, status gizi kurang buruk atau lebih.
19
- Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan pada alat) serta cek angka
pada jendela baca memperlihatkan angka 0 dengan menekan tombol
on.
- Kalibrasi alat dengan meletakkan besi seberat 5 kg. Jika jendela baca
menunjuk ke angka 5, maka alat dapat digunakan. Akan tetapi, jika
jendela baca tidak menunjuk ke angka 5, maka alat tidak dapat
digunakan.
20
Untuk pengukuran panjang badan
21
Weighing scale SECA 703,
- Tekan tombol on (sebelah kiri atas) maka akan muncul angka 0.00
pada jendela baca.
- Minta ibu naik ke alat timbangan tersebut hingga muncul angka pada
jendela baca.
- Tekan tombol hold 2 in 1(dibawah tombol on) hingga muncul tulisan
NET pada jendela baca dan muncul angka 0.00 pada jendela baca
dan ibu diminta turun.
- Minta ibu dan anak naik ke alat ukur.
- Catat angka yang muncul pada jendela baca yang menunjukkan berat
badan anak pada lembar pemeriksaan status gizi anak untuk BB
dengan ketelitian hingga 0.1 kg.
- Minta ibu beserta anaknya turun setelah berat badan anak dicatat.
22
- Pengukur dapat melakukan pengukuran dua kali dengan menggeser
bagian bawah alat pengukur dan memperbaiki posisi anak dan
mencatat hasil pengukuran tersebut.
- Catat nilai rata-rata (dari dua kali pengukuran) pada anak tersebut
pada lembar pemeriksaan status gizi pada panjang badan (PB)
dengan ketelitian 0.1 cm.
23
- Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan
hasil pengukuran panjang badan anak pada kolomtinggi badan
(apakah pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3
SD ataukah diantara kolom-kolom tersebut).
- Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas
(z-score) yang telah tersedia (sangat pendek, pendek, normal atau
tinggi).
- Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang
tersedia untuk kategori PB/U.
24
7.2. PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN
ANTROPOMETRI PADA ANAK USIA 24 - 60 BULAN
Pendahuluan
Kelompok usia anak pra sekolah usia 2 tahun hingga dibawah 6
tahun merupakan kelompok usia yang rentan terhadap masalah gizi di
Indonesia. Oleh karena itu, penentuan status gizi perlu dilakukan dengan
melakukan pengukuran antropometri. Pada kelompok usia ini, pertumbuhan
secara konstan akan terjadi sehingga perlu dilakukan pengukuran
antropometri seperti berat badan, tinggi badan. Salah satu cara untuk menilai
pertumbuhan adalah dengan melihat grafik pertumbuhan terutama pada
indikator berat badan terhadap tinggi badan dengan menggunakan grafik
pertumbuhan.
25
- Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan pada alat) serta cek angka
pada jendela baca memperlihatkan angka 0 dengan menekan tombol
on.
- Kalibrasi alat dengan meletakkan besi seberat 5 kg. Jika jendela baca
menunjuk ke angka 5, maka alat dapat digunakan. Akan tetapi, jika
jendela baca tidak menunjuk ke angka 5, maka alat tidak dapat
digunakan.
26
- Pakai pakaian seminimal mungkin sehingga postur tubuh dapat terlihat
dengan jelas (jaket dilepaskan). Jika perlu mengganti pakaian dengan
pakaian yang telah disediakan untuk pengukuran.
- Lepaskan alas kaki (sendal/sepatu) serta aksesoris kepala (jepitan
rambut, topi, ikat rambut).
27
- Turunkan bagian alat yang dapat digeser hingga menyentuh bagian
atas kepala dan rambut anak.
- Minta pasien inspirasi maksimum pada saat diukur untuk meluruskan
tulang belakang.
- Bacalah angka yang ditunjukkan oleh jendela baca.
- Catat angka tersebut pada lembar pemeriksaan status gizi untuk TB
dengan ketelitian hingga 0.1 cm.
28
- Ambil tabel standar tinggi badan menurut umur (TB/U) anak usia 24-60
bulan sesuai dengan jenis kelamin.
- Carilah umur anak pada kolom umur di tabel kemudian masukkan
hasil pengukuran tinggi badan anak pada kolom tinggi badan (apakah
pada kolom -3SD, -2SD, -1 SD, median, 1 SD, 2 SD atau 3 SD
ataukah diantara kolom-kolom tersebut).
- Tentukan kategori status gizi berdasarkan indeks dan ambang batas
(z-score) yang telah tersedia (sangat pendek, pendek, normal atau
tinggi).
- Catat status gizi tersebut pada lembar penentuan status gizi yang
tersedia untuk kategori TB/U.
29
6..3.1. PENENTUAN STATUS GIZI DENGAN PENGUKURAN
ANTROPOMETRI PADA ORANG DEWASA
Pendahuluan
Status gizi merupakan status kesehatan dari suatu individu yang
dipengaruhi oleh asupan makanan dan penggunaan nutrien di dalam tubuh.
Status gizi dapat menjadi prediktor suatu outcome penyakit dan juga dapat
menjadi salah satu cara pencegahan dini suatu penyakit. Salah satu metode
dalam penentuan status gizi adalah pengukuran antropometri. Untuk orang
dewasa, penentuan status gizi undernutrisi atau overnutrisi dilakukan dengan
menghitung indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh dapat diperoleh
dari hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan pada orang dewasa.
30
jendela baca tidak menunjuk ke angka 5, maka alat tidak dapat
digunakan.
31
- Bacalah angka yang muncul pada jendela baca alat.
- Catat angka tersebut pada lembar pemeriksaan status gizi pasien
orang dewasa untuk BB dengan ketelitian 0.1 kg.
- Minta pasien untuk turun setelah hasil pengukuran dicatat.
32
- Tentukan status gizi pasien (status gizi baik, gizi kurang, gizi buruk)
pada pasien tersebut.
33