Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dwi Vira Azzahra

Kelas : AKK-A (SEM 6)

Nim : 0801193329

KONSEP ORGANISASI DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL

1. Negara Keterbelakangan
Contoh : Negara Timor Leste
Negara Timor Leste sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat di abad ke-21
dengan nama resminya Republica Democratica de Timor Leste (RDTL) merupakan
sebuah Negara kecil yang terletak di Utara benua Australia dan Selatan Negara Republik
Indonesia. Negara Timor Leste mempunyai sejarah yang panjang untuk dapat berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat seperti sekarang
Alasan Timor Leste masih dibilang Negara Keterbelakangan karena setelah berdiri
sendiri sebagai negara, bukannya makin makmur, Timor Leste justru mengalami
kesulitan.Saat ini Timor Leste masih sangat bergantung dengan minyak bumi di Laut
Timor.Sementara cadangan minyak Timor Leste saat ini diprediksi tak bakal bertahan
lama, proyek pembangunan industri minyak dan gasnya pun masih susah payah
dilanjutkan.

Subsistem Upaya Kesehatan Layanan kesehatan Timor Leste juga sedikit


demi sedikit diubah. Pada awal pandemi
merebak, Timor Leste tidak memiliki
fasilitas pengujian Covid-19.
Subsistem Pembiayaan yang menganggarkan biaya kesehatan
masyarakatnya cukup tinggi yaitu Timor
Leste yang telah mengganggarkan dana
kesehatan sebesar 12 persen.
Subsistem Sumberdaya Manusia dengan bertambahnya jumlah penduduk
Kesehatan disana, maka dengan itu akan bertambah
pula kebutuhan akan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada di Kota itu. Peningkatan
pelayanan kesehatan Kota harus terus
dikembangkan terutama di Kota Dili ini, baik
dalam segi penyediaan fasilitas kesehatan
seperti Rumah sakit umum atau puskemas,
maupun dalam segi pelayanan kesehatan
lainya
Subsistem Obat dan Perbekalan Pemasokan obat-obatan dan peralatan
Kesehatan kesehatan tersebut bersumber dari Negara
china,siprus,prancis,jerman,india,irlandia,dan
jepang
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat Berdasarkan penelitian yang dilakukan
tentang Implementasi Kebijakan
Pemberdayaan Masyarakat Miskin di
Sub―District Lospalos, District Lautem
Republica Democrat de Timor Leste
(RDTL), dapat di katakana belum memenuhi
harapan masyarakat. Hal ini didasarkan atas
berbagai indikator yang dipakai oleh penulis
untuk melihat Implementassi Kebijakan
tersebut.
Subsistem Manajemen Kesehatan melaksanakan kerja sama konkrit lebih lanjut
dengan Indonesia pada berbagai bidang
kesehatan yang disepakati bersama, termasuk
penanganan pencegahan dan pengendalian
penyakit di perbatasan.

2. Negara Berkembang
Contoh : Negara Brunei Darussalam
Brunei Darussalam atau Brunei adalah negara berdaulat di Asia Tenggara yang terletak di
pantai utara pulau Kalimantan. Negara ini memiliki wilayah seluas 5.765 km² yang
menempati pulau Kalimantan dengan garis pantai seluruhnya menyentuh Laut Tiongkok
Selatan.
negara ini masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Hal ini disebabkan
perekonomian Brunei Darussalam masih bergantung pada sektor primer dan bidang
industrinya belum berkembang dengan pesat. Hampir sebagian besar pendapatan negara
Brunei Darussalam berasal dari ekspor minyak bumi.

Subsistem Upaya Kesehatan Brunei merupakan salah satu negara yang


memiliki perhatian lebih di bidang
kesehatan, mengingat banyak sekali
penyakit-penyakit yang muncul di tengah
kehidupan warga yang menyebabkan angka
kematian cukup tinggi di Brunei. Dalam
beberapa dekade terakhir, penyakit yang
paling sering dialami warga Brunei ialah
penyakit kanker, jantung koroner, penyakit
kardiovaskular dan diabetes mellitus yang
menjadi penyebab utama mortalitas dan
morbiditas di Brunei Darussalam.
Subsistem Pembiayaan pengeluaran kesehatan per kapita terbesar
di ASEAN pada 2016.Brunei Darussalam
merogoh biaya US$ 1.812,4 yang setara
dengan Rp 30 juta per kapita.
Subsistem Sumberdaya Manusia Kebijakan Pemerintah Brunei dalam bidang
Kesehatan kesehatan yang dinilai berpengaruh bagi
masyarakatnya adalah memberikan
pelayanan kesehatan gratis kepada seluruh
masyarakat Brunei. Tidak hanya itu saja,
Pemerintah Brunei juga memberikan
pelayanan kesehatan yang baik terhadap
imigran. Dimana para imigran yang bekerja
maupun yang hanya berkunjung ke Brunei
memiliki hak atas perawatan dan biaya
kesehatan yang kecil. Kebijakan tersebut
tidak lepas dari kekayaan ekonomi yang
dimiliki oleh Brunei sehingga mampu
memberikan perawatan kesehatan yang
baik bagi masyarakatnya
Subsistem Obat dan Perbekalan Pengembangan industri farmasi dan
Kesehatan komestik halal di Brunei Darussalam
dilakukan oleh perusahaan Simpor Pharma
Sdn Bhd, di mana perusahaan ini
merupakan perusahaan patungan antara
Canandian Viva Pharmaceutical Inc dan
Dana Modal Pembanguanan strategis, juga
bekerjasama dengan investor lokal Brunei
Darussalam dengan nilai investasi
mencapai US$ 26 juta.
Produk-produk yang dihasilkan oleh
Simpor Pharma Sdn Bhd berupa produk
obat-obatan, suplemen kesehatan, vitamin-
mineral, suplemen makanan organik, dan
juga kosmetik berbasis halal. Beberapa
produk obat-obatan halal berupa obat
berbentuk kapsul, cair, bubuk, dan
berbentuk gel lunak.
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Brunei mempunyai cara
tersendiri untuk meningkatkan harapan
hidup masyarakatnya, selain membangun
kapasitas medis dan pelayanan kesehatan
pada tingkat spesialis, Pemerintah Brunei
juga melakukan gerakangerakan
pencegahan melalui program kesadaran.
Salah satu caranya adalah dengan
memberantas kebiasaan merokok melalui
amandemen yang dibuat dalam bea dan
cukai rokok, tembakau dan produk
tembakau
Subsistem Manajemen Kesehatan Sistem manajemen informasi kesehatan
nasional menghubungkan semua fasilitas
perawatan kesehatan dengan penetrasi
populasi hampir 100 persen. Ada tim
khusus untuk pelacakan kontak yang terdiri
dari petugas kesehatan masyarakat terlatih
dan pekerja lapangan. Untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan pelacakan
kontak, tim ini dilengkapi ditemani petugas
kepolisian untuk membantu investigasi
kasus dan pemetaan kegiatan.

3. Negara Maju
Contoh : Negara Korea Selatan
Republik Korea atau biasa dikenal sebagai Korea Selatan adalah sebuah negara di Asia
Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik
Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga
tahun 1948
Alasan Korea Selatan Negara Maju Karena Dari kisah perkembangan ekonomi Korea
Selatan tadi, bisa disimpulkan bahwa Korea Selatan bisa begitu maju karena memiliki
institusi politik dan ekonomi yang inklusif. Masyarakat di sana benar-benar berkembang
dan berpartisipasi aktif dengan akses teknologi dan fasilitas yang terbuka Korea
Selatan saat ini telah dikategorikan sebagai negara maju di dunia. Ekonomi Korea
Selatan pada tahun lalu menempati urutan ekonomi terbesar ke-19 di dunia, dan produk
domestik Bruto (PDB) per kapita Korea Selatan juga telah melebihi Italia, salah satu
anggota negara G7

Subsistem Upaya Kesehatan Selama dekade yang lalu, infrastruktur


kesehatan Korea Selatan yang modern dan
kuat memungkinkan negara ini menghadapi
berbagai krisis kesehatan yang besar. Krisis
COVID-19 juga sama. Meskipun Korea
Selatan merupakan salah satu negara yang
paling awal menghadapi wabah COVID-19
di luar Tiongkok, negara ini berhasil
membendung virus ini dengan cepat, tanpa
menerapkan lockdown secara nasional.
Subsistem Pembiayaan anggaran tambahan terbaru adalah yang
ketujuh sejak pandemi dimulai ketika
langkah-langkah pengeluaran Presiden
Moon Jae-in mendorong rasio utang
terhadap PDB negara menjadi 50,1% dari
36% ketika ia terpilih pada 2017. Lebih
dari 90% dana akan digunakan untuk
memberikan pembayaran kepada pedagang
skala kecil dan usaha mikro, sementara
sisanya akan digunakan untuk mendukung
upaya medis untuk menangani
pandemi.Pukulan dari covid-19 juga
membebani bisnis dengan rasa sakit mereka
diperburuk oleh biaya pinjaman yang lebih
tinggi karena Bank of Korea menaikkan
suku bunga acuan ke tingkat pra-pandemi
dalam upaya untuk mengendalikan inflasi.

Subsistem Sumberdaya Manusia Pendidikan kesehatan juga memberikan


Kesehatan pengaruh yang besar. Bahkan sebelum
masyarakat Korea Selatan punya akses
terhadap sekolah yang berkualitas,
lembaga-lembaga pemerintah menyebarkan
informasi penting – yang mencakup topik-
topik seperti sanitasi, kebersihan makanan,
imunisasi, kesehatan ibu dan anak, serta
keluarga berencana – melalui koran,
selebaran dan siaran televisi.
Subsistem Obat dan Perbekalan Hanmi Phamaceutical Industry merupakan
Kesehatan salah satu perusahaan farmasi terbesar di
negeri gingseng itu. Hanmi secara global
membuat obat-obatan generik seperti
Amosartan untuk obat hipertensi yang saat
ini telah diekspor hingga ke 51 negara di
seluruh dunia melalui Merck.
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Korea Selatan mulai
berinvestasi pada layanan kesehatan
khususnya dalam memastikan bahwa
layanan kesehatan tersedia bagi masyarakat
pedesaan dan masyarakat miskin – sejak
awal proses pembangunan. Pada tahun
1950an, pemerintah mendirikan pusat-pusat
imunisasi di setiap kota dan desa.Mulai
tahun 1960an – ketika perekonomian Korea
Selatan baru mulai mengalami peningkatan
pemerintah menerapkan insentif untuk
memastikan bahwa dokter tersedia di
daerah mana pun. Misalnya saja dokter
yang praktik mandiri ditugaskan menjadi
dokter yang bekerja sebagai pegawai negeri
dan mahasiswa kedokteran bisa menerima
beasiswa kalau mereka berkomitmen untuk
bekerja di area tertinggal selama 2-5 tahun
setelah lulus.
Subsistem Manajemen Kesehatan Saat ini, Korea Selatan terus memperkuat
dan memperbaiki sistem layanan kesehatan
mereka. Misalnya saja, Korea Selatan
menggunakan banyak data kesehatan yang
bisa diakses untuk menganalisis konsumsi
layanan kesehatan dan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas biaya.

Pilar-pilar dari model Korea Selatan –


cakupan kesehatan universal, akses yang
adil, dan efektivitas biaya – bisa diterapkan
di negara-negara berkembang. Kuncinya
adalah merancang strategi yang matang
bagi layanan kesehatan yang melengkapi
agenda pembangunan perekonomian
negara.

PERBEDAAN NEGARA KETERBELKANGAN, NEGARA BERKEMBANG DAN


NEGARA MAJU

Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi
melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP perkapita
tinggi dianggap negara berkembang.
Karakteristik atau ciri-ciri negara berkembang satu dengan yang lain tidak sama, seperti misal
kondisi negara berkembang di Asia tentu tidak sama persis dengan kondisi negara berkembang
di Afrika atau Amerika Latin. Namun demikian bukan berarti bahwa karakteristik atau ciri-ciri
negara berkembang tidak bisa di generalisasikan.
Menurut Paul Hoffman (Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan; 1993), menggambarkan
keadaan suatu negara terbelakang dalam suatu ungkapan sebagai berikut: setiap orang dapat
memahami suatu negara terbelakang apabila ia melihatnya. Ia adalah suatu negara yang ditandai
oleh kemiskinan kota yang dipadati oleh pengemis dan penduduk desa yangsulit untuk mencari
nafkah dikampung halamannya sendiri. Ia adalah suatu negara yang jarang memiliki suatu
industri, seringkali dengan persediaan tenaga dan listrik yang tidak memadai.

Anda mungkin juga menyukai