KESEHATAN MASYARAKAT
Stimulus Proses
(Rangsangan) Stumulus
Menurut Allport (1954) sikap terdiri dari 3
komponen pokok, yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep
terhadap objek. Artinya bagaimana keyakinan
dan pendapat seseorang terhadap objek.
Misalnya: bagaimana keyakinan seseorang
terhadap penyakit kusta.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang
terhadap objek. Artinya bagaimana penilaian
seseorang terhadap objek. Misalnya: bagaimana
penilaian seseorang terhadap penyakit kusta,
apakah penyakit biasa saja atau berbahaya.
3. Kecenderungan untuk bertindak. Artinya sikap
merupakan komponen yang mendahului tindakan
atau perilaku terbuka. Misalnya: apa yang
dilakukan bila seseorang menderita penyakit
kusta.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-
sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,
pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi
memegang peranan penting.
Tingkatan sikap berdasarkan tingkatannya:
1. Menerima (receiving), yaitu: seseorang atau
subjek menerima stimulus yang diberikan.
Misalnya: sikap seseorang terhadap periksa
hamil.
2. Menanggapi (responding), yaitu: memberikap
jawaban atau tanggapan terhadap pernyataan
atau objek. Misalnya: seorang ibu mengikuti
penyuluhan ante natal, kemudian diminta untuk
menanggapi hal tersebut, dan ia menjawab.
3. Menghargai (valuing), yaitu: memberikan nilai
yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam
arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan
mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespon. Misalnya:
ketika seseorang menanggapi suatu hal, maka
yang lain mendengarkan dan menanggapi yang
disampaikan.
4. Bertanggung jawab (responsible), yaitu: sikap
yang paling tinggi tingkatannya adalah
bertanggung jawab terhadap apa yang diyakini.
Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu
berdasarkan keyakinannya harus berani
mengambil resiko bila ada orang lain
mencemoohkan. Misalnya: ibu yang sudah mau
mengikuti penyuluhan, maka ia harus berani
untuk mengorbankan waktunya atau mungkin
kehilangan penghasilannya, atau diomeli oleh
mertuanya, dsb.
3. Tindakan atau Praktek (practice)
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak
(praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam
tindakan, sebab dalam terwujudnya tindakan
perlu faktor lain, antara lain: adanya fasilitas atau
sarana dan prasarana.
Praktik atau tindakan dapat dibedakan
menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a. Praktik terpimpin (guided response), yaitu:
apabila seseorang telah melakukan seuatu tetapi
masih tergantung pada tuntunan atau
menggunakan panduan. Misalnya: seorang ibu
memeriksakan kehamilannya tetapi masih
menunggu diingatkan oleh bidan atau seseorang.
b. Praktik secara mekanisme (mechanism), yaitu:
seseorang telah melakukan atau mempraktikkan
suatu hal secara otomoatis maka disebut praktik
atau tindakan mekanis. Misalnya: seorang ibu
membawa anaknya ke Posyandu tanpa harus
menunggu perintah dari orang lain.
c. Adopsi (adoption), yaitu: tindakan atau praktik
yang sudah berkembang. Artinya, apa yang
dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme
saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau
tindakan atau perilaku yang berkualitas.
Misalnya: menggosok gigi, bukan sekedar gosok
gigi melainkan dengan tehnik-tehnik yang benar.
A. Pengetahuan Kesehatan (health knowledge),
yaitu: mencakup apa yang diketahui
seseorng terhadap cara-cara memelihara
kesehatan. Pengetahuan tentang cara-cara
memelihara kesehatan ini meliputi:
1. Pengetahuan tentang penyakit menular dan
tidak menular ( jenis penyakit dan tanda-
tandanya atau gejalanya, penyebabnya, cara
penularannya, cara pencegahannya, cara
mengatasi atau menangani sementara).
2. Pengetahuan tentang faktor-faktor terkait atau
mempengaruhi kesehatan, antara lain: gizi
makanan, sarana air bersih, pembuangan air
limbah, pembuangan kotoran manusia, rumah
sehat, polusi udara, dan sebagainya.
3. Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan
kesehatan yang profesional maupun tradisional.
4. Pengetahuan untuk menghindari kecelakaan
baik kecelakaan rumah tangga, maupun
kecelakaan lalu lintas, dan tempat-tempat
umum.
oleh sebab itu, untuk mengukur pengetahuan
kesehatan seperti tersebut diatas adalah
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung (wawancara) atau melalui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket.
B. Sikap terhadap Kesehatan (health attitude),
yaitu: pendapat atau penilaian orang
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan, yang mencakup
sekurang-kurangnya 4 variabel, yaitu:
1. Sikap terhadap penyakit menular dan tidak
menular
2. Sikap terhadap faktor yang terkait atau
mempengaruhi kesehatan
3. Sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan
yang profesional ataupun tradisional
4. Sikap untuk menghindari kecelakaan, baik
kecelakaan lalu lintas, rumah tangga dsb.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung. Pertanyaan
secara langsung dapat dilakukan dengan cara
memberikan pendapat dengan menggunakan
kata “setuju” atau “tidak setuju”, dengan
menggunakan skala lickert. Misalnya:
5 : bila sangat setuju
4 : bila setuju
3 : bila biasa saja
2 : bila tidak biasa
1 : bila sangat tidak setuju
C. Praktik Kesehatan (health practice)
Praktik kesehatan atau tindakan untuk hidup
sehat adalah semua kegiatan atau ktivitas
orang dalam rangka memelihara kesehatan.
Tindakan atau praktik kesehatan meliputi 4
faktor, yaitu:
1. Tindakan atau praktik sehubungan dengan
penyakit menular dan tidak menular
2. Tindakan atau praktik sehubungan dengan
faktor-faktor yang terkait atau mempengaruhi
kesehatan
3. Tindakan atau praktik sehubungan dengan
pengguanaan fasilitas pelayanan kesehatan
4. Tindakan atau praktik untuk menghindari
kecelakaan rumah tangga dan sebagainya.
Pengukuran perilaku yang paling baik adalah
secara langsung yaitu dengan cara pengamatan
(observasi), yaitu mengamati tindakan dari
subjek dalam rangka memelihara kesehatan.
Misalnya: dimana responden buang air besar,
dsb.
sedangkan secara tidak langsung
menggunakan metode mengingat kembali
(recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-
pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang
telah dilakukan berhubungan dengan objek
tertentu. Misalnya: menanyakan kepada ibu
makanan apa saja yang diberikan kepada
anaknya selama 24 jam terakhir.
Persepsi
Pengetahuan
Pengalaman Keyakinan
Fasilitas Keinginan
Sosio-budaya Motivasi
Niat
Sikap