Perbedaan Kematangan Emosi
Perbedaan Kematangan Emosi
3 Oktober 2009
Universitas Gunadarma-Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 1858-2559
ABSTRACT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan kematangan emosi
pada pria dan wanita yang menikah muda. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang
pria dan 25 orang wanita yang berusia antara 18 sampai dengan 24 tahun yang
menikah muda. Untuk pengukuran kematangan emosi terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dengan korelasi Product Moment Karl Pearson dan uji reliabilitas dengan
teknik Alpha Cronbach. Dari 56 item disebarkan diperoleh 34 item yang valid, nilai
korelasi berkisar antara 0,307 sampai 0,752 sedangkan koefisien reliabilitas sebesar
0.884. Uji hipotesis menggunakan uji beda U Mann-Whitney, karena tidak
terpenuhinya kriteria uji statistik parametrik. Berdasarkan analisis data diperoleh skor
t sebesar -3,061 dengan sig. (2-tailed) sebesar 0.002 (p < 0.01), maka hipotesis
penelitian diterima. Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan kematangan emosi
yang sangat signifikan pada pria dan wanita yang menikah muda.
Kata kunci: kematangan emosi, jenis kelamin, menikah muda
kritis mental, dan menggunakan Skala sedangkan laki-laki lebih rasional dan
Likert. menggunakan logika (Shields dalam
Partisipan dalam penelitian ini adalah Santrock, 2003). Hasil ini juga didukung
pria maupun wanita dewasa awal oleh pendapat Kahn (dalam Hasanat,
berusia antara 18-24 tahun yang 1994) yang menyatakan bahwa wanita
menikah muda. Jumlah subjek 50 orang mempunyai kehangatan emosionalitas,
terdiri dari 25 subjek wanita dan 25 sikap hati-hati dan sensitif daripada pria.
subjek pria. Lebih lanjut Young (2009) mengatakan
Untuk menguji validitas alat ukur bahwa perbedaan hormonal maupun
digunakan korelasi Product Moment kondisi psikologis antara pria dan wanita
Pearson sedangkan untuk mengetahui menyebabkan adanya perbedaan
reliabilitas alat ukur peneliti karakteristik emosi di antara keduanya.
menggunakan teknik Alpha Cronbach. Data demogarfis yang berkaitan dengan
Pengujian hipotesis pada penelitian ini usia menunjukkan bahwa kematangan
menggunakan uji nonparametrik U emosi tertinggi pada wanita berusia 24
Mann-Whitney, yang merupakan tahun. Hal ini dapat dijelaskan dengan
alternatif dari uji T dua sampel bebas teori Blood & Blood (1980) yang
(parametrik). menyatakan bahwa bertambahnya usia
seseorang menyebabkan emosinya akan
HASIL PENELITIAN semakin terkontrol dan matang. Namun
Berdasarkan uji validitas pada Young (2009) berpendapat bahwa
skala kematangan emosi, dari 56 skala walaupun kematangan emosi seseorang
kematangan emosi yang disebarkan perkembangannya seiring dengan
terdapat 34 item yang valid dengan pertambahan usia, akan tetapi faktor
korelasi total item antara 0,307 sampai fisik-fisiologis juga belum tentu mutlak
dengan 0,752, koefisien reliabilitas sepenuhnya mempengaruhi
sebesar 0,884 sehingga skala dapat perkembangan kematangan emosi, karena
dinyatakan reliabel. kematangan emosi merupakan salah satu
Hasil dari analisis data fenomena psikis, baik faktor pola asuh
diperoleh nilai t sebesar -3,061 dengan keluarga, lingkungan sosial, pendidikan
signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,01). dan sebagainya. Hal tersebut juga sesuai
Berdasarkan nilai tersebut, maka dengan hasil data pada subjek pria
hipotesis penelitian diterima yang dengan kematangan emosi tertinggi
artinya ada perbedaan yang sangat dimiliki oleh pria berusia 23 tahun.
signifikan antara kematangan emosi Berdasarkan pekerjaan, pria
pada pria dan wanita yang menikah dengan kematangan emosi tertinggi
muda. adalah dengan jenis pekerjaan
Berdasarkan perhitungan Mean wiraswasta. Wiraswasta artinya
Empirik (ME) dan Mean Hipotetik mempunyai usaha sendiri yang artinya
(MH) pada skala kematangan emosi, orang tersebut mandiri dengan
diperoleh hasil Mean Empirik pria yang menjalankan usahanya sendiri. Hal ini
menikah muda berada pada skor 104.88 dijelaskan oleh pendapat Smitson (dalam
sedangkan Mean Empirik wanita yang Katkovsky, 1986) bahwa kemandirian
menikah muda sebesar 96.08, artinya merupakan kapasitas seseorang untuk
pria mempunyai tingkat kematangan mengatur kehidupannya sendiri. Dengan
emosi yang lebih tinggi dibandingkan demikian individu dapat menentukan dan
wanita. Berbicara tentang emosi, wanita memutuskan apa yang dikehendakinya
lebih emosional dan penuh perasaan
serta dapat bertanggung jawab atas Bagi pria yang ingin menikah muda
keputusan tersebut. selain harus siap secara fisik dan mental
Pada subjek wanita, kematangan emosi juga harus matang secara emosi, berfikir
tertinggi dimiliki oleh wanita yang secara logika dan mementingkan rasional
berprofesi sebagai pengajar/guru. memang baik tetapi juga jangan
Seorang guru dituntut untuk sabar mengesampingkan perasaan. Bagi wanita
dalam menghadapi murid-muridnya, yang ingin menikah muda selain harus
tidak mudah terpancing emosinya, tentu memiliki emosi yang matang juga harus
hal ini memerlukan kematangan emosi bisa berfikir secara logika dalam
yang tinggi, seperti dikatakan oleh membuat keputusan, menghadapi dan
Young (2009) kematangan emosi adalah memecahkan masalah. Jangan selalu
kemampuan seseorang dalam terbawa perasaan atau emosi sehingga
mengontrol dan mengendalikan bersikap emosional.
emosinya. Seorang guru juga dituntut Bagi peneliti selanjutnya,
untuk bisa menjadi contoh atau teladan disarankan meneliti kematangan emosi
yang baik bagi murid-muridnya. Selain pada guru karena berdasarkan hasil data,
itu guru harus mampu beradaptasi dan mean kematangan emosi guru paling
menerima beragam orang dan situasi tinggi. Selain itu diharapkan untuk
tertentu secara produktif (Smitson menambah partisipan penelitian sehingga
dalam Kurniawan, 1994) yang artinya didapatkan hasil yang maksimal.
dapat beradaptasi dengan berbagai
macam sifat, sikap dan kepribadian para DAFTAR PUSTAKA
murid yang berbeda-beda. [1] Adhim, M. F. 2002. Indahnya
Dilihat dari urutan kelahiran, pria pernikahan dini. Gema Insani Press,
dengan urutan kelahiran pertama Jakarta.
(sulung) mempunyai mean kematangan [2] Aidil, E. I. M. 2005. Diktat
emosi tertinggi. Hal ini dikarenakan pria psikologi faal 2. Depok: Universitas
sebagai anak pertama mempunyai Gunadarma.
tanggung jawab yang lebih besar [3] Azwar, S. 2005. Penyusunan skala
dibanding adik-adiknya serta harus psikologi. Pustaka Pelajar,
menjadi contoh yang baik untuk adik- Yogyakarta.
adiknya seperti salah satu kriteria [4] Bachtiar. 2004. Menikahlah, maka
kematangan emosi Dean (1980) yaitu engkau akan bahagia. Saujana
tanggung jawab. Sedangkan pada Jogja, Yogyakarta.
wanita, kematangan emosi tertinggi [5] Baron, R. A. & Byrne, D. 1994.
ternyata dimiliki oleh anak kedua. Social psychology: Understanding
human interaction. Allyn and
PENUTUP Bacon, Boston
Hasil penelitian ini [6] Benokraitis, N. N. 1996. Marriages
membuktikan terdapat perbedaan yang and families: change, choises and
signifkan antara kematangan emosi constraints 2nd ed. New Jersey:
pada pria dan wanita yang menikah Prentice Hall.
muda, dimana ditemukan bahwa pria [7] Blood, B. & Blood, M. 1978.
memiliki kematangan emosi lebih tinggi Marriage 3rd ed. Macmillan
dibandingkan wanita. Publish, New York.
Berdasarkan hasil penelitian, maka [8] Butarbutar, B.
saran yang dapat diberikan sebagai http://bobbybutarbutar.wordpress.co
berikut: m. 2008.