Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “S” G3P1011 UK 11 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS


DI RS AURA SYIFA KEDIRI

DISUSUN OLEH:

YUSNI YUSUF
NIM. 14614971

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D. IV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2016
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “S” G3P1011 UK 11 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RS AURA SYIFA KEDIRI

MAHASISWA

YUSNI YUSUF
NIM. 14614971

Menyetujui dan mengesahkan,

Pembimning Institusi Pembimbing Klinik/CI

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karunianya saya dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan komprehensif
tentang Abortus Imminens.
Asuhan Kebidanan ini dapat diselesaikan dengan adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Pimpinan RS Aura Syifa Kediri
2. Koordinator CI RS Aura Syifa
3. Kepala Ruangan Nifas RS Aura Syifa
4. Semua staf/karyawan di Ruang Nifas RS Aura Syifa serta teman-teman
seperjuangan Palu 4 dan semua pihak yang telah turut membantu saya
dalam menyelesaikan tulisan ini

Penulis menyadari Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari kesempurnaan.


Untuk itu usul saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan agar
penyusunan selanjutnya menjadi lebih baik.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis dan orang
lain.

Kediri, Pebruari 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman

SAMPUL DEPAN .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3 Metode pengumpulan data ...................................................................... 3
1.4 Sistematika penulisan.............................................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Kehamilan .............................................................................. 4
2.1.1 Definisi Kehamilan ............................................................................. 4
2.1.2 Perubahan Fisiologi pada Wanita Hamil ............................................ 10
2.1.3 Perubahan Psikologis Ibu Hamil ......................................................... 10
2.1.4 Proses Terjadinya Kehamilan ............................................................. 11
2.1.5 Sistem Peredaran Darah Janin............................................................. 17
2.1.6 Tanda Kehamilan ................................................................................ 19
2.1.7 Tanda Bahaya Kehamilan ................................................................... 21
2.1.8 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil ................................................................. 22
2.1.9 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil ........................................................ 24
2.2 Konsep Abortus Imminens.................................................................. 27
2.2.1 Pengertian ........................................................................................... 27
2.2.2 Etiologi Abortus Imminens ................................................................. 27
2.2.3 Klasifikasi Abortus Imminens ............................................................ 28
2.2.4 Tanda dan Gejala ................................................................................ 29
2.2.5 Komplikasi Abortus Imminens ........................................................... 30
2.2.6 Penanganan ......................................................................................... 30
2.3 Konsep Manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil G2P0000
dengan Abortus Imminens .................................................................30

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian .............................................................................................. 38
3.2 Interpretasi data dasar ............................................................................ 42
3.3 Identifikasi masalah/diagnosa potensial ................................................ 43
3.4 Identifikasi Kebutuhan segera ................................................................ 43
3.5 Intervensi ................................................................................................ 44
3.6 Implementasi .......................................................................................... 46
3.7 Evaluasi .................................................................................................. 47

BAB 4 PEMBAHASAN .................................................................................... 49


BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 50
5.2 Saran ...................................................................................................... 57

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abortus imminens merupakan perdarahan melalui ostium uteri
eksternum, pada awal kehamilan yang disertai nyeri perut sedikit atau tidak
sama sekali, serviks tertutup dan janin masih hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini menjadi
permasalahan yang sangat serius dan masih tertinggi di Asia. AKI Indonesia
tahun 2007 adalah 258/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Dengan
perhitungan ini, diperkirakan setiap jam, dua orang perempuan mengalami
kematian karena hamil atau melahirkan akibat komplikasi pada masa hamil
atau persalinan. AKI pada proses persalinan dan kehamilan cukup tinggi.
Bahkan target dari Millennium Development Goals (MDGs) adalah
menurunkan AKI di Indonesia sebanyak 75 persen pada 2015. Dengan
demikian, ditargetkan penurunan hingga 102/100.000 kelahiran hidup pada
2015 (Nurulaini, 2010).
Lima penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah
perdarahan, eklampsia, aborsi tidak aman (unsafe abortion), partus lama, dan
infeksi. Faktor lain yang meningkatkan AKI adalah buruknya gizi
perempuan, yang dikenal dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK), dan
anemia (Nurulaini, 2010). Persalinan dan kelahiran merupakan suatu kejadian
fisiologis yang normal dalam kehidupan manusia. Lebih dari 80% proses
persalinan berjalan normal, dan hanya 15-20% terjadi komplikasi persalinan.
Namun jika tidak ditangani dengan baik, angka kejadian komplikasi tersebut
dapat meningkat. Abortus masih sebagai salah satu penyebab terbesar
terjadinya perdarahan pada masa kehamilan dan kematian maternal, maka
dari itu perlu penanganan yang tepat (Nurulaini, 2010).
Abortus imminens merupakan komplikasi kehamilan tersering dan
menyebabkan beban emosional serius, dan meningkatkan resiko keguguran,
kelahiran premature, bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian perinatal,
perdarahan antepartum. Penanganan yang dapat dilakukan pada ibu hamil
dengan abortus imminens dapat dilakukan dengan tirah baring (bedrest),
pemeriksaan USG dan pemberian tokolitik untuk mencegah terjadinya
kontraksi. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan abortus iminens dengan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan abortus iminens
2. Menginterpretasi data dasar pada ibu hamil dengan abortus iminens
3. Mengantisipasi masalah/diagnosa potensial pada ibu hamil dengan
abortus iminens
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil dengan abortus
iminens
5. Melakukan intervensi pada ibu hamil dengan abortus iminens
6. Melakukan implementasi pada ibu hamil dengan abortus iminens
7. Melakukan evaluasi pada ibu hamil dengan abortus iminens

1.3 Teknik Pengumpulan Data


Asuhan kebidanan disusun dengan cara :
1.3.1 Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada keluarga, mengetahui
keluhan-keluhan sebagai data subjektif sehingga dapat melakukan tindakan
asuhan kebidanan secara tepat dan benar.
1.3.2 Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung pada ibu bersalin untuk
mengetahui keadaan dan perkembangan saat pengkajian melalui pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.

1.3.3 Studi Dokumentasi


Melihat dari list ( buku KIA, Partograf, hasil USG, lembar observasi,
dan lembar penapisan ).

1.3.4 Studi Pustaka


Referensi dari sumber yang dapat menunjang dalam penyusunan
kasus ibu hamil dengan abortus iminens.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan (Umum Dan Khusus)
1.3 Teknik Pengumpulan Data
1.4 Sistematika Penulisan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Kehamilan
2.2 Konsep Abortus Imminens
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan
Abortus Imminens

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian
3.2 Menginterpretasi data dasar
3.3 Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi

BAB 4 PEMBAHASAN

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan


2.1.1 Pengertian
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim seorang
perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu
bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung
telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh
didalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman
bagi janin ( Dep Kes, 2009).
Kehamilan adalah hasil pembuahan (konsepsi) yang terjadi di dalam
rahim wanita sampai menjelang kelahiran bayinya ( Thorn, 2009) .
Kehamilan adalah masa di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di
hitung dari hari pertama haid terakhir (Prawiroharjo, 2008).
Pembagian Trimester pada Kehamilan:
1. Trimester I berlangsung dalam 12 minggu (0 minggu-12 minggu)
2. Trimester II berlangsung dalam 15 minggi (13 minggu-27 minggu)
3. Trimester III berlangsung dalam 13 minggu (28 minggu-40 minggu)
(Ilmu Kebidanan, sarwono, 2009)
2.1.2 Perubahan Fisiologi pada wanita Hamil
1) Uterus
Uterus semula besarnya sejempol ( 30 gram) mengalami hipertrofi
dari otot rahim tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel otot baru dan
hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Pada bulan pertama
pertumbuhan uterus di sebut pertumbuhan aktif, karena dinding rahim
menebal disebabkan pengaruh hormone estrogen otot rahim. Pembesaran ini
juga terjadi pada kehamilan diluar kandungan. Perubahan pada isthmus uteri
yang menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada
pemeriksaan dalam saling sentuh yang di sebut juga tanda Hegar.
Sebagai gambaran kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi
amnion, desidua kapsularis dan desidua parietalis menjadi satu. Tinggi
rahim setengah sympisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk. Pada hamil 20
minggu, fundus uteri terletak dua jari bawah pusat dan kehamilan 24
minggu tepat setinggi pusat. Pada hamil 28 minggu tinggi fundus uteri
sekitar tiga jari atas pusat atau sepertiga pusat dan processus xifoideus. Pada
kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri setengah processus xifoideus dan
pusat. Pada kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar 1 jari bawah
processus xifoideus, dalam hal kepala bayi belum masuk PAP. Berkaitan
dengan panjangnya fundus uteri dapat dikemukakan, kehamilan 28 minggu
panjangnya 25 cm, kehamilan 32 minggu 27 cm, dan kehamilan 36 minggu
panjangnya 30 cm.
Peregangan pertumbuhan isi rahim di sebut pertumbuhan pasif.
Regangan dinding rahim karena pertumbuhan dan perkembangan janin
menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis di sebut
segmen bawah rahim (SBR). Batas antara corpus uteri dan SBR di sebut
lingkaran retraksi fisiologis. Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke
semua arah tetapi terjadi pertumbuhan cepat di daerah implantasi placenta,
sehingga rahim bentuknya tidak sama yang di sebut tanda Piscacek. Dalam
pertumbuhan rahim, juga bentuknya berubah. Semula bentuknya seperti
bola lampu kemudian menjadi bundar dan setelah bulan ke empat sampai
akhir kehamilan berangsur-angsur menjadi lonjong.
Rahim berada ditengah rongga panggul tetapi bulan ke empat
menjadi besar dan naik sehingga terletak dalam rongga perut. Uterus sering
berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Jika di sentuh, waktu pemeriksaan dalam,
konsistensi rahim dari lunak menjadi keras dan akan lunak kembali.
Perimbangan hormonal yang mempengaruhi rahim yaitu estrogen dan
progesterone sering terjadi perubahan konsentrasi sehingga progesterone
mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi rahim yang di sebut
Braxton Hicks. Terjadinya kontraksi Braxton Hicks berkelanjutan menjadi
kontraksi persalinan. Dan konraksi ini juga menentukan apakah anak di
dalam rahim atau di luar rahim.
Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, diikuti makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterine
dan arteri ovarika. Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim dan
timbulnya oedema dari cerviks serta hyperplasia kelenjar serviks menjadi
lunak dan portio menjadi pendek dan dapat dimasuki dengan mudah oleh
satu jari ( IBG Manuaba, 2005)
2) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak semakin merah dan kebiruan yang di
sebut tanda Chad-wiks. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam
kehamilan, reaksinya asam PH 3,5-6,0 yang disebabkan terbentuknya
acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glikogen yang berada di dalam
sel epitel vagina oleh bacil doderlein dan mempunyai sifat bakterisida (IBG
Manuaba, 2005)
3) ovarium
Pada kehamilan, indung telur yang mengandung corpus luteum
gravidarum meneruskan fungsinya sampai terbentuk plasenta sempurna
pada umur 16 minggu. Tetapi corpus luteum ini mengisut. Kejadian ini tidak
lepas dari kemampuan villi khorialis yang mengeluarkan hormone korionik
gonadotropin yang mirip hormone luteotropik hipofisis anterior (IGB
Manuaba, 2005)
4) Dinding Perut
Pada kehamilan lanjut primigravida sering timbul garis memanjang
atau serong pada perut yang di sebut striae gravidarum. Kadang juga
terdapat pada payudara atau paha. Sedangkan warna biru di sebut striae
livide. Di samping striae livide, juga terdapat garis-garis putih agak
mengkilat seperti parut dari striae gravidarum pada kehamilan lalu yang di
sebut striae albicans. Striae ini timbul akibat hyperpigmentasi glomerulus
suprarenalis (IBG Manuaba, 2005).
5) Payudara
Payudara membesar disebabkan hypertrofi dari alveoli dan juga
menyebabkan hypersensitivitas pada mammae. Pada areola mammae
biasanya membesar, lebih tua warnanya dan sering mngeluarkan cairan
kuning yang di sebut Colustrum. Payudara mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI saat laktasi. Perubahan
ini di sebabkan pengaruh hormonal, yaitu :
a) Estrogen, menimbulkan hypertrofi system saluran payudara, penimbunan
lemak, air dan garam menyebabkan sakit pada payudara.
b) Progesterone, mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi,
menambah jumlah sel asinus.
c) Somatomammotropin, mempengaruhi sel asinus membuat kasein,
laktalbumin dan laktoglobulin, penimbunan lemak sekitar alveolus
payudara, merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan
Penampakan payudara ibu hamil adalah payudara semakin besar,
areola mammae makin hyperpigmentasi, glandula Montgomery makin
tampak, putting susu makin menonjol, pengeluaran ASI belum berlangsung
karena prolaktin belum berfungsi, karena hambatan PIH (prolaktin
inhibiting hormone) pengeluaran ASI, setelah persalinan, hambatan
prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung (IBG
Manuaba, 2005).
6) Sirkulasi darah Ibu
Faktor yang mempengaruhi perdaran darah ibu :
a) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi darah, memenuhi perkembangan dan
pertumbuhan janin
b) Berhubungan langsung arteri dan vena sirkulasi retroplasenter, dan
c) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone meningkat
Akibat dari faktor di atas :
a) Volume Darah
Jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah dan terjadi
pengenceran darah, dengan puncak pada kehamilan 32 minggu. Serum
darah bertambah 25 – 30% dan sel darah bertambah sekitar 20%, Curah
jantung bertambah 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak
dari kehamilan 16 minggu.
b) Sel Darah
Peningkatan sel darah yang mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim, tetapi penambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.
Sel darah putih meningkat dengan mencapai 10.000/ml. protein darah
dalam bentuk albumin dan gammaglobulin dapat menurun pada triwulan
pertama, fibrinogen meningkat.
c) Sistem Respirasi
Terjadi perubahan system respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2
yang meningkat, kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2
ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20-25 dari biasanya.
d) System Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hypersalivasi),
daerah lambung terasa panas, mual dan sakit kepala pada pagi hari
(morning sickness), muntah (emesis gravidarum), muntah berlebihan
(hyperemesis gravidarum), progesterone menimbulkan gerak usus
berkurang dan menyebabkan obstipasi.
e) Traktus Urinarius
Pengaruh uterus menekan vesica urinaria pada hamil muda dan turunnya
kepala janin pada hamil tua menimbulkan sering kencing. Terjadi juga
poliuria yang disebabkan adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal
pada kehamilan dan filtrasi di glomerulus juga meningkat 69%. Ureter
membesar dan menampung banyaknya pembentukan urine terutama
ureter kanan karena peristaltic ureter terhambat akibat pengaruh
progesteron. Tekanan rahim membesar mengakibatkan perputaran ke
kolon dan sigmoid di kiri.

f) System integument
Perubahan terjadi setelah 8 minggu kehamilan, dipengaruhi Melanophore
Stimulating Hormone sehingga terjadi peningkatan pigmentasi kulit.
Pada muka di kedua belah pipi dan hidung yang menyerupai topeng di
sebut Cloasma Gravidarum. Pada areola mammae warnanya akan lebih
hitam, sekitarnya biasanya tak berwarna di sebut Secundair Areola
Mammae. Putting susu juga meghitam, membesar dan lebih menonjol.
Pada linea alba (garis hitam yang membentuk di atas sympisis sampai
pusat) di sebut juga Linea Grisea. Timbul garis yang terbentang di
tengah pusar keatas di sebut Linea Nigra. Striae Livide, kulit perut seolah
retak, warnanya agak hyperemic dan kebiruan. Timbul karena adanya
hormone yang berlebihan dan ada pembesaran atau peregangan jaringan.
Striae Livide berubah putih disebut Striae Albicans dan biasanya berada
di buah dada, perut dan paha. Kadang menimbulkan gatal di paha.
g) Metabolisme
Perubahan metabolisme, yaitu :
(a) Metabolisme basal naik 15-20% dari semula pada trimester III
(b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin.
(c) Diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau atau sebutir
telur ayam sehari.
(d) Kebutuhan diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein
(e) Kebutuhan air mineral
Kalsium 1,5gr / hari, 30-40 gr pembentukan tulang janin
Fosfor rata-rata 2 gram sehari.
Zat besi 800 mgr atau 30-50 mgr sehari
Air, ibu hamil memerlukan banyak air dan dapat terjadi retensi
air.
(f) Berat ibu hamil bertambah
Berat badan ibu hamil bertambah 6,5 – 16,5 kg selama hamil atau
½ kg/minggu

2.1.3 Perubahan Psikologis Ibu Hamil


1) Trimester pertama
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya
masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu mungkin
diberitahukan kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester
pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami
kegairahan seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami
penurunan libido selama periode ini, keadaan ini menciptakan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak
wanita merasa kebutuhan untuk dicintai dan merasakan kuat untuk
mencintai, namun tanpa seks. Libido sangat besar dipengaruhi oleh
kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan
kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan
pada trimester pertama.
2) Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah ibu merasa sehat. Tubuh ibu
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman
karena hamil pun sudah berkurang, perut ibupun belum terlalu besar
sehingga belum dirasakan sebagai beban. Pada trimester ini pula dapat
dirasakan gerakan bayinya. Dan ibu mulai merasakan bayinya sebagai
seseorang diluar dari dirinya sendiri.
3) Trimester ketiga
Trimester ketiga ini sering kali disebut periode menunggu dan
waspada. Sebab pada trimester ini ibu tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Trimester ketiga adalah persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua, keluarga mungkin menduga- duga apakah bayinya laki-
laki atau perempuan dan akan mirip siapa. ( Varney, 2006)
2.1.4 Proses Terjadinya Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan, terdiri
dari :
1) Ovulasi : pelepasan ovum
2) Terjadinya migrasi sperma dan ovum
3) Terjadinya konsepsi dan pertumbuhan zigot
4) Terjadinya nidasi (implantasi) pada uterus
5) Pembentukan plasenta
6) Tumbuh kembang sampai aterm
Proses terjadinya kehamilan karena bertemunya sel telur dan sel sperma maka
terjadilah pembuahan (IBG Manuaba, 2005)
a) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system
hormonal yang kompleks. Jumlah Oogonium wanita, yaitu bayi baru lahir
sebanyak 750.000, umur 6 – 15 tahun sebanyak 439.000, umur 16 – 25
tahun sebanyak 159.000, umur 26 – 35 tahun sebanyak 59.000, umur 35 –
45 tahun 34.000 dan menopause menghilang.
1) Ovum
(a) Pengertian Ovum
Ovum atau sel telur adalah suatu sel besar dengan diameter ± 0,1 mm.
ovum terdiri dari suatu nucleus yang terapung dalam vitellus,
dilingkari zona pellusida dan dilapisi oleh korona radiate.
(b) Proses pertumbuhan ovum (Oogenesis)
Epitel germinal Oogonium Folikel Primer Proses
pematangan pertama
(c) Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju permukaan ovarium disertai
pembentukan cairan liquor folikuli.
(d) Desakan folikel de graaf ke permukaan ovarium menyebabkan
penipisan dan disertai devaskularisasi.
(e) Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf ovarium mengeluarkan
hormone estrogen yang mempengaruhi gerak dari tuba yang
mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi dan
peristaltic tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran
dalam tuba makin deras dan menuju uterus.
(f) Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fruktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi
(g) Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka
ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism
(h) Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus,
dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk di buahi.
2) Spermatozoa
Spermatozoa berbentuk seperti kecebong yang terbagi menjadi tiga
bagian yaitu kepala, leher dan ekor. Bagian kepala atau kaput
berbentuk lonjong agak gepeng, mengandung bahan nucleus dan
berjuta sel sperma, bagian ekor berfungsi untuk bergerak maju dan
bagian leher berbentuk silindrik sebagai penghubung kepala dan ekor.
Sel sperma mempunyai kecepatan yang cukup tinggi sehingga dalam
satu jam, sel sperma sudah sampai di tuba melalui canalis dan cavum
uteri. Disini sperma menunggu kedatangan sel telur. Proses
pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks yaitu
spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus menjadi
spermatozoid pertama kemudian spermatozit kedua sehingga menjadi
spermatid dan akhirnya terbentuklah spermatozoa.
b) Konsepsi (Fertilisasi)
Fertilisasi atau konsepsi adalah suatu peristiwa bertemunya sperma
dan ovum umumnya terjadi di ampula tuba. Proses konsepsi dapat
berlangsung sebagai berikut :
(1) Ovum yang di lepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh
koronaradiate yang mengandung persediaan nutrisi
(2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengah
sitoplasma yang disebut vitellus
(3) Dalam perjalanan koronaradiate makin berkurang pada zona
pellusida. Nutrisi di alirkan vitellus melalui saluran zona pelusida.
(4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, yaitu tempat yang
paling luas, dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang
mempunyai silia dan ovum mempunyai waktu yang terlalu lama di
ampula tuba.
(5) Ovum siap di buahi setelah12 jam dan hidup selama 48 jam
c) Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium. Blastula di selubungi oleh suatu simpai disebut trofoblas,
yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim jaringan endometrium ini banyak mengandung
sel desisua, yaitu sel besar yang mengandung banyak glikogen serta
mudah dihancurkan oleh tofoblas. Bila nidasi telah terjadi dimulailah
diferensiasi sel blastula. Sel lebih kecil yang terletak dekat dengan ruang
exocoelema membentuk endoterm dan yolksac sedangkan sel yang lebih
besar menjadi endoterm dan membentuk ruang amnion. Maka
terbentuknya suatu lempeng embrional dianatara amnion dan yolksac. Sel
trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan yaitu sitotrofoblas disebelah dalam
dan sinsitotrofoblas disebelah luar ( Rustam Mochtar, 2005)
Vili koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh
bercabang disebut khorion frondosum, sedangkan yang berhubungan
dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan (HCG).

d) Plasenta dan Mukosa Rahim


Mukosa rahim yang tidak hamil terjadi atas straktum kompakta dan
stratum spongiosa. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan terdiri
dari :
(1) Desidua basalis, yang terletak diantara konsepsi dan dinding
rahim, disinilah plasenta terbentuk
(2) Desidua kapsularis, melipiti hasil konsepsi kearah rongga rahim
yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vena karena
obliterasi.
(3) Desidua vena (parietalis) yang meliputi lapisan dalam dinding
rahim lainnya
e) Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis)
Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional
(embrionalplate), selanjutnya berdeferensiasi menjadi tiga unsur lapisan,
yaitu sel ektodermal, sel mesodermal dan sel ruang amnion (Rustam
Mochtar, 2008). Sel ruang amnion akan bertambah pesat mendesak
exocoelema, sehingga dinding amnion mendekatai korion, mesoblas
diantara amnion dan mudigah menjadi padat disebut body stalk, yang
merupakan jembatan antara mudigah dengan dinding trofoblas. Body
stalk kelak menjadi tali pusat. Pada tali pusat ini terdapat jelly Wharton,
jaringan lembek yang berfungsi melindungi pembuluh darah 2 arteri
umbilikalis, 1 vena umbilikalis. Kedua arteri dan satu vena ini
menghubungkan system kardiovaskuler janin dengan plasenta. System
kardiovaskuler akan terbentuk kira-kira pada kehamilan minggu ke
sepuluh.
f) Air ketuban ( Liquor Amnii)
Ruangan yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan korion) berisi air
ketuban (liquor amnii) (Rustam Mochtar, 2005).
(1) Ciri-ciri Kimiawi
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000 – 1500
cc. air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa manis.
Reaksinya agak alkalis atau netral terdiri dari 98% air, sisanya
albumin, urea, asam uric, keratin, sel epitel, rambut lanugo, verniks
caseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2 %g/liter,
terutama albumin. Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban
sangat berguna untuk mengetahui apakah paru-paru janin sudah
matang, sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa
permukaan paru-paru (alveolus) diliputi oleh zat surfaktan.
(2) Faal
(a) Untuk proteksi janin
(b) Mencegah pelekatan janin dengan amnion
(c) Agar janin dapat bergerak dengan bebas
(d) Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
(e) Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan
atau diminum yang kemudian dikeluarkan melalui air kencing
(f) Meratakan tekanan intrauterine dan membersihkan jalan lahir bila
ketuban pecah
(g) Peredaran air ketuban dan darah ibu cukup lancar dan
perputarannya cepat, kira-kira 350 – 500 cc
(3) Asal Air Ketuban
(a) Kencing janin (fetal urine)
(b) Transudasi dari darah ibu
(c) Sekresi dari epitel
(d) Asal campuran (mixed origin)
(4) Cara Mengenali Air Ketuban
(a) Dengan lakmus
(b) Makroskopis
a. Bau amis, adanya lanugo, verniks kaseosa
b. Bercampur mekonium
(c) Mikroskopis : lanugo dan rambut
(d) Laboratorium , kadar urea (ureum) rendah dibanding dari air kemih
g) Uri (Plasenta)
(1) Bentuk dan ukuran; uri berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter
15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram. Biasanya plasenta akn
terbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang
amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
(2) Letak uri dalam rahim; letak uri yang normal umumnya pada korpus
uteribagian atas dan atau belakang agak kea rah fundus uteri.
(3) Pembagian uri, terdiri atas tiga bagian :
(a) Bagian janin (fetal portion), terdiri dari korion frondosum dan vili.
Vili dari uri yang matang terdiri dari:
a. Vili korialis
b. Ruang intervilar
c. Pada bagian permukaan janin, uri diliputi oleh amnion yang
kelihatan licin
(b) Bagian maternal (maternal portion) terdiri dari desidua kompleks
yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon ( 15 – 20
buah)

(c) Tali Pusat


Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan
janin, panjangnya rata-rata 50-55 cm, sebesar jari (diameter 1 –
2,5 cm).
Struktur terdiri atas 2 artri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis serta
jelly Wharton.
Jenis – jenis insersi tali pusat :
a. Insersi sentralis ( ditengah plasenta)
b. Insersi lateralis ( para sentralis)
c. Insersi marginalis
d. Insersi velamentosa
Tipe Plasenta; menurut bentuknya, plasenta terdiri dari plasenta
normal, plasenta membranasea (tipis), plesenta suksenturiata (
satu lobus terpisah), plsenta spuria, plasenta bilobus (2 lobus),
plasenta trilobus (3 lobus). Sedangkan menurut pelekatan pada
dinding rahim plasenta terdiri dari plasenta adhesive (melekat),
plasenta akreta (lebih melekat), plasenta inkreta ( sampai ke otot
polos), plasenta perkreta (sampai ke serosa).
(4) Faal Uri
Supaya janin dapat tumbuh dengan sempurna, dibutuhkan penyaluran
darah yang membawa zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari
ibu pada janin, begitu pula pembuangan karbondioksida dan limbah
metabolisme janin ke sirkulasi ibu. Maka faal uri adalah :
(a) Nutrisi yaitu alat pemberi makanan pada janin
(b) Respirasi yaitu alat penyalur zat asam dan pembuang CO2
(c) Ekskresi yaitu alat pengeluaran sampah metabolism
(d) Produksi yaitu alat yang menghasilkan hormone
(e) Immunisasi yaitu alat penyalur bermacam antibody ke janin
(f) Pertahanan (sawar) yaitu alat yang menyaring obat dan kuman
yang melewati uri
(5) Hormone yang dihasilkan uri antara lain adalah :
(a) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
(b) Chorionic Somatomamotropin (plasenta laktogen)
(c) Estrogen
(d) Progesterone
(e) Tirotropin Korionik dan relaksin
(f) Hormone lain (Rustam Mochtar, 2008)
2.1.5 Sistem Peredaran Darah Janin
1) Peredaran Darah Janin
a) Darah janin yang menuju plasenta melalui dua arteri umbilicus yang
mengandung darah kotor terdiri dari CO2 dan sisa metabolism
b) Dari plasenta menuju ke tubuh janin melalui vena umbilikalis
mengandung darah “bersih” terdiri dari O2 dan nutrisi

2) Dari Plasenta ke Janin


Tali pusat (vena umbilikalis) menuju umbilical (dinding perut) dan vena
bercabang dua ( vena porta dan ductus venosus arantii) kemudian langsung
masuk ke vena cafa inferior, serambi kanan dan sebagian serambi kiri
(voramen ovale) menuju atrium kiri dan aorta selanjutnya ke seluruh tubuh
a) Darah ke paru-paru untuk member makan paru-paru yang sedang tumbuh
bukan pertukaran gas
b) Darah yang beredar ke janin selalu bersifat darah campuran
c) Vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta
d) Kadar O2 janin lebih rendah dibanding orang dewasa
e) Peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb lebih tinggi 18 gr% dan
eritrosit lebih banyak
f) Hb janin terbuat dari hati
g) Hb janin lebih mudah menyerahkan O2 pada orang dewasa
3) Setelah bayi lahir
Anak bernafas terjadi penurunan tekanan dalam arteri pulmonalis
sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Ductus arteri botalis tertutup 1
– 2 menit setelah anak bernafas
a) Tali pusat tergunting
(1) Darah dalam vena cava inverior berkurang dengan demikian tekanan
pada serambi kiri bertambah karena darah dari paru-paru bertambah.
Akibatnya penutupan foramen ovale.
(2) Sisa ductus arteriosus Botalii disebut ligamentum arteriosum
(3) Ductus venosus arantii ligamentum teres hepatic
(4) Arteri umbilikalis menjadi ligamentum vesico umbilikale laterale kiri
dan kanan
b) Peredaran darah bayi
Darah dari paru-paru menuju atrium kiri (darah bersih), vena pulmonalis
dan ventrikel kiri ke otak dan tubuh, selanjutnya atrium kanan (darah
kotor) ke ventrikel kanan dan arteri pulmonalis menuju paru-paru
c) Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat adalah sekitar 125 ml/kg
BB/ per menit atau sekitar 500 ml per menit.
2.1.6 Tanda Kehamilan
1) Pengertian
Tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada
wanita hamil yang terjadi akibat perubahan fisiologis dan psikologis saat
hamil (IBG Manuaba, 2005)
2) Tanda Kehamilan
a) Tanda Kehamilan Tidak Pasti
(1) Amenorrhea (tidak dapat haid)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel degraf dan ovulasi.
(2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Perubahan estrogen dan progesterone akan terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, menimbulkan mual dan muntah
terutama pada pagi hari, yang menyebabkan nafsu makan
berkurang
(3) Ngidam (pica)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu yang disebut
ngidam
(4) Pingsan atau sinkope
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan ischemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan
sinkope atau pingsan, keadaan ini menghilang setelah kehamilan 16
minggu.
(5) Anoreksia
Timbul akibat pengaruh dari mual dan muntah, hanya terjadi pada
TM I
(6) Varices atau penampakan pembuluh darah vena
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh
darah sekitar genitalia eksterna, kaki betis dan payudara dan dapat
menghilang setelah persalinan
(7) Fatigue (lelah)
(8) Payudara membesar, tegang dan nyeri
Pengaruh estrogen-progesterone dan somatotropin menimbulkan
deposit lemak, air dan garam pada payudara, menyebabkan
payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan
rasa sakit terutama pada hamil pertama.
(9) Sering Miksi
Desakan rahim kedepan meyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua sudah menghilang.
(10) Konstipasi (obstipasi)
Pengaruh estrogen dapat menghambat peristaltic usus meyebabkan
kesulitan untuk BAB
(11) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi pada kulit. Pada pipi : cloasma
gravidarum, dinding perut ; striae lividae, striae nigrae, linea
alaba makin Nampak, sekitar payudara ; hiperpigmentasi areola
mammae, putting susu makin menonjol, pembuluh darah manifest
sekitar payudara.
(12) Epulis, hipertrofi dari papil gusi
b) Tanda-tanda kemungkinan kehamilan
(1) Tanda Hegar adalah hipertrofi isthmus akibat menjadi panjang dan
lunak
(2) Tanda Chadwick adalah vagina dan vulva merah agak kebiruan
(livide).
(3) Tanda Piscaseck adalah uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pemebesaran tersebut.
(4) Tanda Braxton- Hicks, bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan
misalnya pada mioma uteri.
(5) Suhu basal yang sudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2 oC sampai
37,8oC adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
(6) Cara khas yang dipakai untuk menentukan adanya human chorionic
gonadothropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama di
pagi hari.
c) Tanda pasti (positif)
(1) Gerakan janin yang dapat diraba, juga bagian-bagian janin
(2) Denyut jantung janin (positif) : didengar dengan stetoskop laenec,
alat kardiotokografi, dopler dan ultrasonografi
(3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
d) Diagnosa Banding Kehamilan
(1) Hamil palsu (Pseudocyesis)
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan tes biologic tidak ditemukan
tanda kehamilan
(2) Tumor kandungan atau mioma uteri
a) terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda kehamilan
b) bentuk dan pembesaran tidak merata
c) perdarahan banyak dan nyeri saat menstruasi
(3) Hematometra
a) perut terasa sakit setiap bulan
b) terjadi penumpukan darah dalam rahim
c) tanda dan pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan hasil positif
d) sebab hymen imferporata
(4) Kandung kemih yang penuh
Lakukan kateterisasi maka pembesaran uterus akan menghilang
2.1.7 Tanda bahaya kehamilan secara umum
1) Perdarahan yang keluar dari jalan lahir
a) Abortus
Abortus adalah pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum
janin cukup berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan. Bila
abortus terjadi secara spontan dikenal dengan sebutan keguguran. Ada
beberapa bentuk abortus yang perlu diwaspadai yaitu abortus iminens
yang ditandai dengan perdarahan pervagina, ada atau tidak disertai
mules, masih ada tanda-tanda kehamilan; abortus adalah perdarahan dari
uterus yang terjadi pada kehamilan kurang dari 28 minggu dengan
dilatasi serviks yang meningkat dengan hasil konsepsi masih dalam
uterus, ditandai adanya perdarahan pervagina, mules, tanda kehamilan
positif; abortus inkomplitus yaitu pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan kurang dari 28 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus, ditandai dengan rasa nyeri, perdarahan per vagina banyak,
tanda syok.
b) Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan ketika plasenta terletak ditempat yang
tidak normal yakni di segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian
atau seluruh ostium uteri internum.
c) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah peristiwa terlepasnya plasenta dari tempatnya
yang normal sebelum anak lahir. Sebab terjadinya solusio plasenta antara
lain trauma, tali pusat pendek, hipertensi menahun, umur yang telah tua
dan multi paritas tinggi
2) Hiperemesis gravidarum
Rasa mual dan muntah biasanya dialami oleh ibu hamil dimulai antara periode
pertama dan kedua terlambat haid. Kejadiannya mencapai 50-70%. Jika
keadaan tersebut berlebihan disebut hiperemesis. Penyebabnya tidak diketahui
dengan jelas, mungkin diakibatkan oleh perubahan hormon, kemungkinan Heg,
mungkin sebagian psikologis, refleks kebahagiaan, atau penolakan terhadap
kehamilan.
3) PEB dan Eklamsia
5) Ketuban pecah sebelum waktunya
Ketuban pecah dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
2.1.8 Kebutuhan fisik Ibu Hamil
1) Oksigen
Trimester pertama umur kehamilan 0 - 14 minggu kebutuhan oksigen
biasanya masih dalam keadaan normal. Ibu hamil pada kehamilan 32
minggu keatas atau lebih biasanya mengalami keluhan tentang sesak nafas
dan pendek nafas, hal ini disebabkan oleh karena usus-usus tertekan oleh
uterus yang membesar kearah diafragma sehingga kurang leluasa bergerak
untuk memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat kira-kira 20 %. Seorang
wanita hamil bernafas lebih dalam dan bawah thoraxnya juga melebar ke
sisi. ( Salmah, 2006)
3) Nutrisi
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahan-
perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya.
Penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh menurun pada 4 bulan pertama
kehamilan sehingga kebutuhan tubuh akan makanan juga berkurang pada
beberapa bulan petama kehamilan.
4) Seksual
Hindari jika ibu tersebut ada riwayat sering abortus / prematur, perdarahan
pervaginam, minggu terakhir kehamilan karena bisa menyebabkan partus
prematurus, ketuban pecah
5) Senam hamil
Tujuan senam hamil yaitu memberikan dorongan serta melatih jasmani
dan rohani dari ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan
dengan tenang, sehingga persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur :

1) Memperbaiki sirkulasi darah


2) Mengurangi pembengkakan
3) Memperbaiki risiko gangguan gastrointestinal, termasuk sembelit
4) Mengurangi kram/ kejang kaki
5) Menguatkan otot perut
6) Persiapan persalinan
Kecemasan dapat meningkat karena keadaan jalan lahir dan anaknya selama
proses persalinan. Banyak wanita takut nyeri atau kerusakan karena mereka
tidak mengetahui tentang anatomi dan proses persalinan. Pada saat ini ibu
hamil sangat membutuhkan dukungan dari seorang Bidan.
6) Personal Hygiene
Mandi dianjurkan 2 kali sehari karena ibu hamil cendrung mengeluarkan
banyak keringat terutama di lipatan kulit. Kebersihan mulut dan gigi harus
diperhatikan karena mudah terjadi gigi berlubang , terutama ibu hamil yang
kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil dapat mengakibatkan
perburukan hygiene mulut dan dan dapat menimbulkan karies gigi.
7) Pakaian selama kehamilan
Pakaian hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta dari bahan yang
mudah menyerap keringat. Menggunakan BH yang memadai untuk
menguarangi rasa tidak enak karena pembesaran dan kecendrungan menjadi
pendulans.
8) Eliminasi (BAB/BAK)
Pada kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin
menajdi lebih basah, dan menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh
sehingga menjadi gatal dan mengeluarkan keputihan, dan menyebabkan
infeksi. Untuk mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum 8-
12 gelas setiap hari dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Akibat
pengaruh progesterone, otot-otot traktus digestivus tonusnya menurun
,akibat saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan konstipasi. Untuk
mengatasinya dianjurkan minum 8 gelas perhari.
9) Mobilisasi dan body mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktifitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Sikap
tubuh yang diperlukan selama hamil:
a. Duduk
b. Berdiri
c. Berjalan
d. Tidur
e. Bangun dari berbaring
f. Membungkuk dan mengangkat

10) Istirahat / Tidur


Ibu hamil harus memperhatikan istirahat dan tidur dengan baik, karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada
malam hari selama ± 8 jam/ hari dan istirahat dalam keadaan rileks pada
siang hari selama 1 jam.
2.1.9 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
1) Support Keluarga
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat diikuti
dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi selama kehamilan,
tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota keluarga. Oleh karena
itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga harus terlibat terutama
suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat memberikan
perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan
kehamilannya.
2) Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan dalam memberikan
dukungan pada ibu hamil. Bidan sebagai tempat mencurahkan segala isi hati
dan kesulitannya dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Tenaga
kesehatan harus mampu mengenali keadaan yang terjadi disekitar ibu hamil.
Hubungan yang baik, saling mempercayai dapat memudahkan bidan/ tenaga
kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan. Peran bidan dalam
memberikan dukungan antara lain: melalui kelas antenatal, memberikan
kesempatan kepada ibu hamil yang bermasalah untuk konsultasi,
meyakinkan bahwa ibu dapat menghadapi perubahan selama kehamilan,
membagi pengalaman yang pernah dirasakan sendiri, dan memutuskan apa
yang harus diberitahukan pada ibu dalam menghadapi kehamilannya.
3) Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan
Ketidaknyamanan fisik maupun psikologis dapat terjadi pada ibu selama
kehamilan. Kerjasama bidan dengan keluarga sangat diharapkan agar dapat
memberikan perhatian dan mengatasi masalah yang terjadi selama
kehamilan. Dukungan dari suami, keluarga yang lain dan tenaga kesehatan
dapat memberikan perasaan aman dan nyaman selama kehamilan.
Kebutuhan ibu hamil ada dua, yaitu: menerima tanda-tanda bahwa ibu
dicintai dan dihargai, merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap
calon bayinya
4) Persiapan Menjadi Orang Tua
Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena akan terjadi banyak
perubahan peran ketika bayi lahir. Bagi pasangan baru, persipan dapat
dilakukan dengan banyak berkonsultasi. Sedangkan bagi pasangan yang
telah mempunyai lebih dari satu anak dapat belajar dari pengalaman
mengasuh anak sebelumnya. Persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah
persiapan ekonomi. Persiapan menjadi orang tua mempunyai dua
komposnen yaitu:

1. Komponen yang bersifat praktis dan mekanis, melibatkan


keterampilan kognitif dan motorik – Keterampilan kognitif-motorik
misalnya memberi makan, menjaga dari bahaya. Kemampuan ini
dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan budaya.
2. Komponen yang bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif
dan kognitif – Keterampilan kognitif-afektif misalnya: bersikap yang
lembut, waspada dan memberi perhatian kepada bayinya. Hal-hal
yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir
adalah: Temperamen, cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka.
5) Persiapan Sibling
Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara saudara kandung akibat
kelahiran anak berikutnya. Sibling ditunjukkan dengan penolakan
terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari lingkungannya,
menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan terhadap adiknya. Usia
dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh
karena itu, persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Persiapan
bagi anak mencakup penjelasan yang dilihat dan didengar. Cara untuk
mengatasi terjadinya sibling, antara lain:

1. Menjelaskan pada anak tentang posisinya


2. Melibatkan anak dalam persiapan kelahiran adiknya
3. Mengajak anak berkomunikasi dengan calon bayi yang ada dalam
kandungan ibunya
4. Mengenalkan anak dengan profil

1.2 Konsep Abortus Imminens

1.2.1 Definisi Abortus Imminens


Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (Mochtar Rustam)
Abortus imminens adalah terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan
ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi ini, kehamilan
masih mungkin berlanjut dan dipertahankan (Wiknjosastro dkk, 2009).
Abortus imminens adalah abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankannya (FK-UNPAD)
Partus Immaturus adalah pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu – 37
minggu atau bayi dengan berat badan 1000 gr – 2500 gr.
Partus Maturus atau partus alferme adalah pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg
– 42 mg atau bayi dengan berat badan 2500 gr atau lebih.
Partus Postmaturus atau partus serotinus adalah pengeluaran buah kehamilan setelah
kehamilan 42 minggu. (FK-UNPAD)

1.2.2 Etiologi
Faktor-faktor penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
a. Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosom.
b. Faktor lingkungan endometrium
Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi:
gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan
c. Pengaruh Luar
Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.
Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
2. Kelainan pada Plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita poenyakit nefritis, hypertensi, tosemia,
gravidarum, anomali plasenta.
3. Penyakit Ibu
a. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abnoinalis, malaria, sifilis.
b. Anemia Ibu
c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
penyakit diabetes melitus.
d. Keracunan nikotin, gas racun, alkohol dll.
4. Kelainan Traktus Genetalis
Retroversio uteri, miomata uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus
5. Antagenesis Reshus
Pada antagonis rhesus darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
6. Penyakit bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasi, kordis,
mainutrisi, netritis, sufilis, keracunan, sinar rontgen dan avitaminosis.
(Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, 1998 : 209).
1.2.3 Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas dua golongan :
1. Abortus Spontan
Abortus yang terjadi tidak diketahui faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
a) Abortus imminens adalah abortus yang baru mengancam dan masih ada
harapan untuk mempertahankannya, ostium uteri tertutup dan besar uterus
sesuai dengan kehamilan.
b) Abortus Insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat
dicegah lagi, ostium uteri terbuka, teraba ketuban dan berlangsung hanya
beberapa jam saja.
c) Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada
vagina, tetapi sebagian masih tertinggal dalam rahim.
d) Abortus Komplit adalah seluruh janin telah lahir dengan lengkap, uterus lebih
kecil dari kehamilan dan kavum uteri kosong.
e) Missed Abortion adalah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke-
20, tetapi tertanam didalam rahim selama beberapa minggu setelah janin mati.
f) abortus habitualis adalah abortus yang berulang dan berturut-turut terjadi,
sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut ( Feryanto, 2012)
2. Abortus Provakotus (inducet obortion)
Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a) Abortus Medisinalis (abortus trhapeuticd)
Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu.
b) Abortus Kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis.(Mochtar Rustam).

1.2.4 Gejala Klinis


a. Terdapat keterlambatan datang bulan.
b. Terdapat perdarahan, disertai perut sakit.
c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan da
terjadi kontraksi otot rahim.
d. Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontrasi otot rahim.
e. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif
1.2.5 Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi,
infeksi, syok dan gagal ginjal akut. Pada abortus iminens komplikasi yang biasa
terjadi adalah terjadinya abortus inkomplit yang berakibat terjadinya perdarahan,
infeksi dll

1.2.6 Penanganan Abortus Iminens


1. Istirahat – baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
2. Anjuran untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan atau
melakukan hubungan seksual.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih
hidup.(Wiknjosastro dkk, 2009)

1.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Abortus
Iminens
1.3.1 PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Jam:

No Register :

A. Data Subyektif
1. Biodata
Umur ibu : ≤ 16 tahun - ≥ 35 tahun (KSPR)
2. Keluhan Utama
Terjadi perdarahan bercak pervaginan tanpa disertai dengan keluarnya
jaringan pada usia kehamilan sebelum 20 mg.(Sarwono Prawiroharjo,
2009)
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
- Pernah/tidak menderita penyakit pneumonia, tifus abdominalis,
malaria, sifilis, anemia, toksoplasmasis.
- Pernah/tidak menderita penyakit menahun seperti hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit hati, DM.
- Pernah/tidak menderita keracunan, nikotin, gas beracun, alkohol
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Pernah/tidak menderita penyakit pneumonia, tifus abdominalis,
malaria, sifilis, anemia, toksoplasmasis.
- Pernah/tidak menderita penyakit menahun seperti hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit hati, DM.
- Pernah/tidak menderita keracunan, nikotin, gas beracun, alkohol.
c. Riwayat Kesehatan Keturunan
- Penyakit dalam keluarga seperti menahun (hipertensi,DM).
- Menular (hepatitis, menurun (kencing manis)
d. Riwayat Obstetri
a) Riwayat Menstruasi
Yang terpenting dalam riwayat menstruasi adalah HPHT dan HPL,
dimana rumus HPL adalah sebegai berikut :
Rumus Naegel :
1) H+7, B-3, T+1 (apabila melewati bulan Februari)
2) H+7, B+9, T+0 (apabila tidak melewati bulan Februari)
b) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan hamil ke-1
c) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Sekarang
1) Kehamilan sekarang
- Kehamilan ke 1
- Keluhan selama hamil : keluar darah sedikit-sedikit / flek-flek
mulai 2 hari yang lalu tanpa disertai dengan keluarnya
jaringan.
- Berapa kali periksa hamil (standar ANC 4 kali, TM I = 1x, TM
II = 1x, dan TM III = 2x) apa saja yang didapat saat periksa
hamil.
- Belum merasakan gerak janin
4. Riwayat KB
Menjadi peserta sejak (tahun/tanggal pertama kali ibu menggunakan alat
kontrasepsi), lama (berapa bulan/tahun ibu sebagai peserta KB), keluhan
(keluhan yang dirasakan selama menjadi peserta KB)
5. Riwayat perkawinan
Menikah : kali
Lama : tahun
Usia pertama menikah : tahun
Status Pernikahan : sah/siri
6. Riwayat Psikososial
a. Ibu gelisah dan cemas karena darah yang terus menerus mengalir dari
jalan lahir dan ini merupakan kehamilan yang di inginkan.
b. Hubungan pasien dengan suami dan keluarga baik.
c. Pasien beragama Islam taat menjalankan sholat 5 waktu dan selalu
berdoa kepada Allah SWT agar kehamilan ini dapat dipertahankan.
7. Riwayat Budaya
Selama hamil pasien ada/ tidak pantangan terhadap makanan tertentu.
Diadakan/ tidak acara selamatan dengan harapan ibu dan bayi yang
dikandung dalam kandungan sehat.
8. Perilaku Kesehatan
Jamu : tidak minum
Merokok : tidak merokok
Minum minuman keras : tidak mengkonsumsi
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Saat hamil : Makan 2 – 3 x/hari
Minum air putih 6 – 8 gelas/hari
Komposisi nasi, lauk, sayur.
b. Pola Eliminasi
Saat hamil ini : BAK ± 6-8x/hari,
BAB 1-2x/hari konsistensi lunak warna kuning
c. Pola Istirahat/tidur
Saat hamil ini : Tidur siang : 1 – 2 jam/hari
Tidur malam : + 7 – 8 jam/hari.
d. Pola Aktivitas
Saat hamil ini : Boleh melakukan pekerjaan / aktivitas seperti
biasa, akan tetapi agak dikurangi hanya
melakukan pekerjaan/aktivitas yang ringan.
e. Pola Personal Hygiene
Saat hamil : Mandi 2 – 3x/hari.
Ganti pakaian dalam 2x/hari.
Ganti pakaian luar 1 – 2 x/hari

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 110/70 – 140/90 mmHg
Nadi : 60 - 90 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Respirasi : 16 - 20x/menit
TB :>145cm
Lila :>23,5cm
BB : pada trimester I tidak boleh lebih dari 1kg / minggu

a. Pemeriksaan Khusus Inspeksi


Kepala : Simetris/tidak, bersih/tidak, ada ketombe/tidak
Muka : Pucat, oedem/tidak, ada cloasma gravidarum/ tidak
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
icterus
Hidung : Simetris/tidak, bersih /tidak, ada polip/ tidak
Mulut dan gigi : Bersih/tidak, lembab/kering, ada stomatitis/ tidak,
pucat
Telinga : Simetris/tidak, ada serumen/tidak.
Leher : Ada pembesaran vena jugularis/tidak, ada
pembesaran kelenjar tiroid/tidak
Dada : Pembesaran payudara simetris/tidak, tidak ada
tarikan interkosta, tidak ada pembesaran
abnormal, hyperpigmentasi areola (ya/tidak),
areola menonjol/tidak
Abdomen : Ada/tidak linie nigra, ada/tidak striae gravidarum,
ada/tidak striae albican, ada/tidak luka bekas
operasi
Genetalia : Tidak ada odema, perdarahan sedikit-sedikit/flek-
flek tanpa ada jaringan yang keluar di pembalut
Ekstremitas atas : Simetris/tidak, odema/tidak, varices/tidak
Ekstremitas bawah : Simetris / tidak, odema/ tidak, varices/tidak
b. Palpasi
Leher : Ada pembesaran vena jugularis / tidak, ada pembesaran
kelenjar tiroyd / tidak.
Payudara : Ada nyeri tekan / tidak, ada benjolan/tidak, clostrum .
Abdomen : Leopold I : pertengahan antara sympisis dan pusat
c. Auskultasi : DJJ belum terdengar
d. Perkusi : reflek patella  / 
3. Pemeriksaa Penunjang
Pemeriksaan laboratorium: HCG Test (+)

1.3.2 INTERPRESTASI DATA DASAR


Dx : Ny “…” G1P0000 < 22 minggu dengan Abortus Iminens
Ds : Ibu mengatakan keluar darah sedikit-sedikit dari kemaluannya tidak
ada gumpalan.
Do : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 – 140/90 mmHg
Nadi : 60 - 90 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Respirasi : 16 - 20x/menit
TB : > 145 cm
BB : TM I tidak lebih dari 1 kg/ minggu
Inspeksi : Genetalia : keluar darah sedikit-sedikit / flek-flek
tanpa adanya jaringan yang keluar dari pembalut.
Palpasi : Leopold I : pertengahan antara pusat sympisis
Auskultasi : DJJ belum terdengar
Pemerikasaan Penunjang : HCG Test (+)

Masalah : Ibu cemas akan keadaan dirinya dan janinnya


DS : Ibu mengatakan ia sangat khawatir dengan keadaan dirinya dan
janinnya karena kehamilan pertama berlangsung normal
DO : Ibu kelihatan cemas, khawatir dan tidak bersemangat

1.3.3 ANTISIPASI MASALAH/DIAGNOSA POTENSIAL


Abortus Inkomplit ( perdarahan dan infeksi)
Abortus Komplit

1.3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


1. Bedrest ( tirah baring)
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy
1.3.5 INTERVENSI
Diagnosa : Ny. “….” G1P0000 < 22 minggu dengan Abortus Iminens
Tujuan : Kehamilan masih dapat dipertahankan

Kriteria hasil :
- K/U : baik
- TTV : dalam batas normal

TD : 110/70 – 140/90 mmHg


Nadi : 60 - 90 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Respirasi : 16 - 20x/menit
- Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
- Perdarahan berhenti
- Pemeriksaan penunjang : HCG Test positif

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan pasien
Rasional : Akan terjalin kerjasama dan kepercayaan terhadap petugas
kesehatan. Klien lebih kooperatif dalam pelaksanaan asuhan kebianan
yang akan dilaksanakan.
2. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
Rasional : Rasa percaya ibu dan keluarga akan membantu terlaksananya
dan tercapainya tujuan pemberian intervensi
3. Beritahu ibu kondisinya dan janinnya saat ini
Rasional : Dapat mengurangi kecemasan ibu
4. Jelaskan ibu banyak istirahat/tirah baring (tidak boleh turun dari tempat
tidur)
Rasional : Dapat menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik
5. Jelaskan ibu untuk tidak melakukan aktifitas fisik berlebih
Rasional : Dapat mengurangi rangsang mekanik
6. Jelaskan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual, TM I (kehamilan
muda), TM II atau apabila kepala sudah masuk rongga pinggul
Rasional : Dengan melakukan hubungan Seks dapat menimbulkan
kontraksi uterus karena sperma mengandung prostaglandin sehingga terjadi
perdarahan.
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy
Rasional : pemberian therapy yang sesuai dapat menghentikan kontraksi
dan mencegah infeks

Masalah : ibu cemas akan keadaan dirinya dan janin


1. Jelaskan pada klien hasil pemeriksaan dan penanganan yang telah dilakukan
dimana penanganan sudah sesuai instruksi dokter berdasarkan indikasi
sehingga tidak berpengaruh terhadap janin
2. Menganjurkan suami atau keluarga yang lain memberikan suport kepada ibu
dengan memberikan perhatian dan selalu menemani ibu

1.3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal :……………… Jam :…………. WIB
Sesuai dengan intervensi, namun dalam keadaan tertentu tindakan yang
dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi ibu. Situasi ruangan dan sarana
yang ada di mana ibu dirawat.

1.3.7 EVALUASI
Tanggal :…………… Jam : ……..WIB.
Mengacu pada kriteria hasil dan menggunakan metode SOAP
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 09 Pebruari 2016 Jam :08.00 WIB
Tempat : Ruang Nifas
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny. " S" Nama suami : Tn. "M"
Umur : 31 th Umur : 35 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Tani
Penghasilan :- Penghasilan : ± Rp. 500.000
Alamat : Babak ½ Kandat Alamat : Babak ½ Kandat

2. Keluhan Utama
Ibu merasa hamil +3 bulan, perut terasa sedikit nyeri dan keluar darah sedikit
(flek) dari jalan lahir. Ibu merasa cemas karena Ini merupakan kehamilan
ketiga dan sebelumnya pernah keguguran 1 kali.

3. Riwayat kesehatan
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan penyakit
menahun,seperti malaria, hepatitis, TBC dan HIV/AIDS
c. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular dan penyakit
menahun, seperti malaria, hepatitis, TBC dan HIV/AIDS
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular dan penyakit menahun, seperti malaria, hepatitis, TBC dan
HIV/AIDS

4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Teratur / tidak : teratur
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/ hari
Dismenorhoea : tidak
Flour albus : iya sebelum menstruasi
HPHT : 20-11-2015
HPL : 27-8-2016

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Usia
Kehamilan Persalinan Anak
Tgl/Bln/Thn Anak
No Nifas
Persalinan Usia Tempat Jenis Penyulit BB PB
Penolong JK
Kehamilan Persalinan Persalinan Kehamilan (gr) (cm)
40 mgg RS Normal Bidan Taa Normal Pr 3000 49 5th
2010
1.
2014 Abortus
2.
Hamil
3.
sekarang

c. Riwayat kehamilan
Ini merupakan kehamilan yang Ketiga dengan usia kehamilan ± 3
bulan. Belum merasakan gerakan janin, ANC 1 kali, di Bidan praktek
d. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum hamil ini tidak menggunakan KB, dan
setelah anaknya lahir nanti ibu ingin menggunakan KB suntik.

e. Riwayat perkawinan
Menikah : 1x
Usia menikah : 24 tahun
Lama perkawinan : 7 tahun
Status Perkawinan : Sah
f. Riwayat Psikososial
- Ibu gelisah dan cemas karena adanya sedikit darah (flek) yang keluar
dari jalan lahir disertai nyeri perut
- Hubungan pasien dengan suami dan keluarga baik.
- Pasien berharap agar kehamilan ini dapat dipertahankan.
g. Riwayat Budaya
Selama hamil ibu tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu. Ibu belum
mengadakan upacara adat 3 bulanan.
h. Pola Kebiasaan Sehari – hari
a) Pola Nutrisi
Saat hamil : Makan 2 – 3 x/hari
Minum air putih 6 – 8 gelas/hari
Komposisi nasi, lauk, sayur.
b) Pola Eliminasi
Saat hamil ini : BAK ± 6-8x/hari,
BAB 1-2x/hari konsistensi lunak warna kuning
c) Pola Istirahat/tidur
Saat hamil ini : Tidur siang : 1 – 2 jam/hari
Tidur malam : ± 7 – 8 jam/hari.

d) Pola Aktivitas
Saat hamil
melakukan
ini : pekerjaan / aktivitas seperti biasa, antara lain
memasak, mencuci, menyetrika dan
membersihkan rumah.

B. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,40C
Respirasi : 20x/menit
2) Pemeriksaan khusus
1. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan, bersih
Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
icterus
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut dan gigi : Bersih,lembab, tidak ada stomatitis, tidak caries,
lidah bersih, tidak ada tonsillitis
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid
Payudara : Simetris,ada hyperpigmentasi areola,terdapat striae
areola, putting susu menonjol
Abdomen : Terdapat striae gravidarum, terdapat linie nigra,
tidak ada bekas operasi SC, ada pembesaran uterus
Genetalia : vulva tidak oedem, tidak ada varises,pengeluaran
pervaginam flek sedikit tidak ada jaringan pada
pembalut.
Ekstremitas atas : terpasang infuse RL + Nairet 1 ampul 10 tpm,
Simetris, tidak ada varices, tidak ada oedem
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada oedem, tidak ada varices

2. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Payudara : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan, colostrum tidak
ada
Abdomen : TFU belum teraba
Kandung Kemih : kosong
3. Perkusi :
Reflek patella  / 
4. Auskultasi :
Belum terdengar DJJ
5. VT :
v/v : ada flek sedikit
Ø : tidak ada pembukaan
6. Pemeriksaa Penunjang
Dilakukan pada tanggal : 09-02-2016
UL : HCG Test (+)
proteinurine (-)
DL : Hb 11,2gr%
3.2 INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal : 09-02-2016
Jam : 08.00 WIB
Dx : G3P1011Uk 12 minggu dengan abortus imminens.
Ds : - Ibu merasa hamil 3 bulan,ini merupakan kehamilan ketiga.
- Pernah keguguran 1 kali.
- Perut terasa sedikit nyeri
- Keluar sedikit darah (flek) dari jalan lahir Saat ini ibu masih merasakan
perut kencang-kencang bila bergerak, mengeluarkan darah pervaginam
sedikit (flek-flek).
- HPHT : 20-11-2015

Do : KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/90 mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,40C
Inspeksi : Genetalia : keluar darah sedikit-sedikit / flek-flek
tanpa adanya jaringan yang keluar pada pembalut.
Palpasi : Belum teraba ballotemen, tidak teraba kontraksi
uterus
Auskultasi : DJJ belum terdengar
VT :
v/v : ada flek sedikit
Ø : tidak ada pembukaan

Masalah: Ibu cemas akan keadaan dirinya dan janinnya


DS : Ibu mengatakan ia sangat cemas karena ini merupakan kehamilan
ketiga dan sebelumnya pernah keguguran 1 kali.
DO : Ibu kelihatan cemas, khawatir dan tidak bersemangat

3.3 ANTISIPASI MASALAH/DIAGNOSA POTENSIAL


1. Abortus Incomplit ( perdarahan dan infeksi)
2. Abortus komplit

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


1. Bedrest ( tirah baring)
2. Tidak melakukan hubungan seksual
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy
4. Pemeriksaan USG
3.5 INTERVENSI
Tanggal : 09 Pebruari 2016
Jam : 08.15 WIB
Dx : G3P1011 Uk 12 minggu dengan Abortus Imminens
Tujuan : Kehamilan dapat dipertahankan
Kriteria hasil :
- K/U : baik
- TTV : dalam batas normal
TD : 110/70 – 140/90 mmHg
Nadi : 60 - 90 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Respirasi : 16 - 20x/menit
- Perut tidak terjadi kontraksi atau kencang-kencang,
pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan
- Perdarahan berhenti
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan pasien
Rasional : Akan terjalin kerjasama dan kepercayaan terhadap petugas
kesehatan. Klien lebih kooperatif dalam pelaksanaan asuhan kebianan
yang akan dilaksanakan.
2. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
Rasional : Rasa percaya ibu dan keluarga akan membantu terlaksananya
dan tercapainya tujuan pemberian intervensi
3. Beritahu ibu kondisinya dan janinnya saat ini
Rasional : Dapat mengurangi kecemasan ibu
4. Jelaskan ibu banyak istirahat/tirah baring (tidak boleh turun dari tempat
tidur)
Rasional : Dapat menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus
dan berkurangnya rangsang mekanik
5. Jelaskan ibu untuk tidak melakukan aktifitas fisik berlebih
Rasional : Dapat mengurangi rangsang mekanik
6. Jelaskan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual, TM I
(kehamilan muda), TM II atau apabila kepala sudah masuk rongga
pinggul
Rasional : Dengan melakukan hubungan Seks dapat menimbulkan
kontraksi uterus karena sperma mengandung prostaglandin sehingga
terjadi perdarahan.
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy oral
Rasional : mendapatkan therapy dan perawatan selanjutnya sesuai
indikasi mempercepat proses pnyembuhan.

Masalah : Ibu cemas akan keadaan dirinya dan janinnya


Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan diharapkan dapat
mengurangi rasa cemas klien
Kriteria Hasil : Klien tenang dan tidak memikirkan kondisi dirinya dan
janinnya
Intervensi :
1. Jelaskan pada klien hasil pemeriksaan dan penanganan yang telah dilakukan
R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan dan penanganan yang telah
dilakukan, klien mengetahui bahwa komplikasi pada ibu dan janin tidak
terjadi sehingga mengurangi rasa cemas dari klien
2. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang, dan anjurkan suami atau keluarga
yang lain memberikan suport kepada ibu
R/ dengan lingkungan yang tenang dan dukungan dari keluarga, diharapkan
ibu dapat beristirahat, sehingga tidak selalu mencemaskan keadaan diri
dan bayinya

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 09-02- 2016
Dx : G3P1011 Uk 12 minggu dengan Abortus Imminens.
Jam 08.20 : Melakukan pendekatan pada klien, yaitu dengan cara menyapa
ibu dengan ramah dan sopan, memberi salam dan menanyakan
keluhan-keluhan yang dialami ibu.
Jam 08.20 : Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan
memberikan penjelasan pada suami dan keluarga tentang
keadaan ibu dan apa yang harus dilakukan untuk
mempertahankan kehamilan
Jam 08.30 : Melakukan pemeriksaan terhadap ibu yaitu mengobservasi
keadaan umum, TTV dan melakukan palpasi; keadaan umum
ibu baik, TTV : TD 120/90 mmHg, N 80 x/mnt, S 36,40C, TFU
belum teraba ballotemen, tidak ada kontraksi uterus
Jam 08.35 : Menjelaskan hasil pemeriksaan tentang kondisi ibu dan janinnya
saat ini yaitu tanda vital dalam batas normal, janin baik dan
perdarahan sudah berkurang (hanya flek)
Jam 08.40 : Menganjurkan ibu agar banyak istirahat/tirah baring (tidak boleh
turun dari tempat tidur), tidak melakukan aktifitas fisik berlebih
kecuali mandi dan BAB/BAK
Jam 08.43 : Menjelaskan pada ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual,
TM I (kehamilan muda), TM II atau apabila kepala sudah masuk
rongga panggul
Jam 08.50 : Mengobservasi lanjutan pemberian cairan infuse RL + Nairet 1
ampul 10 tetes/menit; infuse jalan baik, cairan yang masih ada di
botol infuse ± 260 cc
Kolaborasi dokter Andoko, SpOG pemberian therapy:
- Folavit 2x1
- Preabor 2x1
- Asam Mefenamat 2x1
Jam 10.00 : Dilakukan USG untuk memastikan keadaan janin.

Masalah : ibu cemas dengan keadaannya dan janin


Jam 08.35 : Jelaskan pada klien hasil pemeriksaan dan penanganan yang
telah dilakukan dimana penanganan sudah sesuai instruksi
dokter berdasarkan indikasi sehingga tidak berpengaruh
terhadap janin
Jam 08.35 : Menganjurkan suami atau keluarga yang lain memberikan suport
kepada ibu dengan memberikan perhatian dan selalu menemani
ibu

3.7 EVALUASI
Tanggal : 09-02-2016
Jam : 14.00 WIB
Diagnose : G3P1011 Uk 12 minggu dengan Abortus Imminens
S : Ibu mengatakan rasa kencang-kencang pada perutnya mulai berkurang,
pengeluaran pervaginam flek-flek (-)
O : Pemeriksaan Umum :
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/60 mmHg
N : 80 x menit
S : 36 ° C
Pemeriksaan Fisik :
Palpasi abdomen : Belum teraba ballotemen dan tidak ada kontraksi
uterus, kandung kemih kosong
Inspeksi genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, pengeluaran
pervaginam flek (-).
USG : Keadaan janin baik.

A : G3P1011 Uk 12 minggu dengan abortus imminens


P : Lanjutkan intervensi

Mx : Ibu cemas akan dirinya dan bayinya


S : Ibu mengatakan cemasnya berkurang
O : Ibu tampak agak tenang dan gelisah berkurang setelah mendengar
penjelasan
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Anjurkan suami dan keluarga untuk tetap memberikan dukungan moril
pada ibu.
BAB 4
PEMBAHASAN

Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah-langkah manajemen


kebidanan yang meliputi : Pengkajian, identifikasi, diagnosa, masalah, antisipasi
masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan
evaluasi.

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.“ S” G3P1011 Uk 12 minggu dengan


abortus imminens dan membandingkan antara teori dan kasus yang ada di lapangan
pada pengkajian didapatkan beberapa keluhan utama yang dirasakan pada ibu hamil
dengan abortus imminens misal : ibu nampak cemas, ibu merasakan kencang-
kencang pada perutnya dan ada pengeluaran pervaginam berupa flek-flek.
Pada interpretasi data antara teori dan kasus terdapat kesenjangan dimana pada usia
12 minggu TFU tidak sesuai yakni pada palpasi uterus TFU belum teraba ballotemen
tidak sesuai dengan usia kehamilan, DJJ tidak terdengar dengan menggunakan
Doppler.

Pada intervensi data tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena pada
Asuhan kebidanan Ny.”S” G3P1011 Uk 12 minggu dengan abortus imminens
dilakukan sesuai dengan intervensi pada teori penanganan abortus imminens,
termasuk USG dilakukan untuk memastikan keadaan janin.

Pada implementasi antara teori dan kasus yang ada tidak terdapat kesenjangan karena
semua yang diintervensikan dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan klien
berdasarkan intervensi dan rasional yang telah dibuat karena klien kooperatif.

Pada evaluasi antara teori dan kasus yang ada, tidak terdapat kesenjangan yaitu
dalam evaluasi Ibu mengatakan rasa kencang pada perutnya sudah berkurang dan
pengeluaran pervaginam hanya berupa flek.
BAB 5
PENUTUP

5.1 SIMPULAN
a. Abortus imminens adalah terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan
ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi ini,
kehamilan masih mungkin berlanjut dan dipertahankan (Wiknjosastro dkk,
2009).
b. Komplikasi pada kejadian abortus iminens adalah dapat terjadi abortus
inkomplet akan berakibat terjadinya perdarahan banyak dan infeksi
c. Penanganan untuk abortus inkomplet dapat dilakukan dengan tirah baring
(Bedrest) selain pemberian tokolitik untuk mencegah terjadinya kontraksi.

5.2 SARAN
1. Mahasiswa
Agar mahasiswa belajar sesuai dengan teori sehingga memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang lebih baik.
2. Institusi
Diharapkan akan lebih dapat meningkatkan bimbingan dan mengevaluasi
mahasiswa dalam memberikan pelayanan dan penanganan serta perawatan
pada ibu ibu hamil dengan komplikasi.
3. Tenaga kesehatan
Agar diadakan pelatihan atau seminar-seminar secara berkala tentang
penanganan kasus terkait
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Agar pasien bisa bekerjasama dengan tenaga kesehatan sehingga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan dapat dilakukan dengan baik dan
terjalin hubungan yang kooperatif
5. Pemerintah
Diharapkan dapat lebih memperhatikan kondisi kesehatan ibu hamil
agar dapat menekan / menurunkan angka kematian pada masa kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Penerbit


Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi bekerjasama
dengan JH. PIEGO (MNH) dan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

DepKes RI (2008) Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial,


Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta, Bakti Husada

Manuaba. 2010 , Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan

Bidan. Jakarta:EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde (2007) Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta, EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde (2010) Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta, EGC

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Edisi I, Cetakan ke IV. 2006. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.

Sumarah (2008) Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Yogyakatra, Fitramaya

Varney, Helen (2008) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta, EGC

Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan VIII. 2009. Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai