Anda di halaman 1dari 195

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY ‘’J’’ DENGAN

PREEKLAMSIA RINGAN (PER) DI PUSKESMAS JATIBARU

Laporan Kasus Komprehensif Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

FIRA YUNA
062401S18008

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN BUNDA BIMA

TAHUN 2021-2022
i
LEMBAR PERSETUJUAN

FIRA YUNA
NIM : 062401S18008

JUDUL

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “J” DENGAN

PREEKLAMSIA RINGAN (PER) DI PUSKESMAS JATIBARU

Laporan Asuhan Komprehensif Ini Telah Disetujui Untuk Dipertanggung


Jawabkan Di Hadapan Sidang Penguji Asuhan Kebidanan Komprehensif
Program Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Harapan
Bunda Bima

Kota Bima, 18/Juli 2022

Pembimbing

Tri Yubiah, S.ST., M.Keb


NIDN:0809069101

Mengetahui
Direktur Akademi Kebidanan Harapan Bunda

Maya Febriyanti S,ST. M.Kes


NIDN: 0824028802

i
LEMBAR PENGESAHAN

FIRA YUNA
NIM : 062401S18008

JUDUL
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “J” DENGAN
PREEKLAMSIA RINGAN (PER) DI PUSKESMAS JATIBARU

Laporan Asuhan Komprehensif Ini Telah Disetujui Untuk Dipertanggung


Jawabkan Di Hadapan Sidang Penguji Asuhan Kebidanan Komprehensif
Program Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Harapan
Bunda Bima

Kota Bima, 2022

Penguji I Penguji II

Maya Febriyanti,S,ST,M.Kes Tri Yubiah, S.ST., M.Keb


NIDN:0824028802 NIDN:0809069101

Mengetahui
Direktur Akademi Kebidanan Harapan Bunda

Maya Febriyanti S.ST., M.Kes


NIDN: 0824028802

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatum


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kasus

komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny ‘’J’’

dengan Preeklamsia Ringan (PER) Di Puskesmas Jatibaru”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kasus ini tidak lepas
dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Nurbaety,S.SIT.M.K.M. Selaku Ketua Yayasan Harapan Bunda Bima


2. Maya Febrianti,S.ST.,M.Kes, Selaku Direktur Akademi Kebidanan Harapan
Bunda Bima Sekaligus Sebagai Dosen Penguji
3. Tri Yubiah, S.ST., M.Keb, Selaku Dosen Pembimbing.
4. Seluruh Dosen Akademi Kebidanan Harapan Bunda Bima yang telah
membekali ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.
5. Seluruh Bidan di Puskesmas Jatibaru yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan studi kasus ini.
6. Ny. J beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan bersedia menjadi
klien.
7. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan
semangat dalam menyusun Laporan Kasus ini.

Penulis menyadari laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penulisan

iii
studi kasus selanjutnya. Semoga Laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis pada khususnya.

Bima, 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan................................................................................................... 8

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus .............................................. 10

D. GambaranKasus.................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


I. Kehamilan............................................................................................. 13
A. Pengertian Kehamilan ..................................................................... 13
B. Klasifikasi Kehamilan..................................................................... 14

C. Tnda Bahaya Kehamilan................................................................. 14

D. Pemeriksaan pada Kehamilan......................................................... 17

E. StandarAsuhan Antenatal 10T........................................................ 18


II. Persalinan ............................................................................................. 18
A. Pengertian Persalinan...................................................................... 18
B. Klasifikasi Persalinan...................................................................... 19

C. Tanda-Tanda Persalinan.................................................................. 19

D. Tahapan Persalinan......................................................................... 22

E. Asuhan Persalinan Kala I-IV.......................................................... 24

F. Partograf......................................................................................... 38
III. Nifas...................................................................................................... 40

v
A. Pengertian Masa Nifas.................................................................... 40
B. Perubahan Fisik dan Psikologi Masa Nifas.................................... 40

C. Asuhan Masa Nifas........................................................................ 48

IV. Keluarga Berencana (KB) ................................................................... 50


A. Pengertian KB................................................................................. 50
B. Jenis-Jenis KB................................................................................. 50
C. Kontrasepsi Suntik.......................................................................... 55
V. Bayi Baru Lahir..................................................................................... 57
A. Pengertian BBL............................................................................... 58
B. Perubahan Fisik pada Neonatus...................................................... 58
C. Asuhan Kebidanan pada Neonatus................................................. 64
VI. Teori Preeklamsia Ringan (PER) ........................................................ 65
A. Pengertian PER............................................................................... 67
B. Gejala dari PER.............................................................................. 69
C. Macam-Macam PER....................................................................... 169
D. Upaya Pencengahan Terjadinya ..................................................... 175
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................

BAB V PENUTUP..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

vi
Table 2.1 : Perbandingan tinggi fundus uteri dan berat uterus di masa involusi...41

Table 2.3 : Asuham masa nifas.............................................................................48

DAFTAR LAMPIRAN

vii
Lampiran 1 : Surat Pengantar Serta Surat Balasan
Lampiran 2 : Partograf
Lampiran 3: Dokumentasi
Lampiran 4: Lembar Konsultasi

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Continuity of Care adalah pelayanan kebidanan melalui model

pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan,

kelahiran serta post partum, karena semua perempuan beresiko terjadinya

komplikasi selama masa prenatal, natal dan post natal. Continuity of care

yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi untuk

meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode (Ningsih,

2017). Kesehatan Ibu dan Anak merupakan suatu program yang meliputi

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan

komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir dengan

komplikasi, bayi dan Balita, remaja, dan Lansia.

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu

keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan

suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat

menyebabkan kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan resiko

kematian ibu, pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama

kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup

ibu dan bayinya. Oleh sebab itu dalam upaya mempercepat penurunan

angka kematian ibu, Kementrian Kesehatan menekankan pada

ketersediaan pelayananan kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas , 2016).

Organisasi kesehatan dunia atau world health organization (WHO)

mencatat sekitar 830 wanita diseluruh dunia meniggal setiap harinya

1
akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan

sebanyak 99% di antaranya terdapat pada Negara berkembang, pada tahun

2015 angka kematian ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup,

dibandingkan dengan Negara maju mencapai 12 kasus per 100.000

kelahiran hidup (WHO. 2018).

Kesehatan ibu dan anak merupakan indikator kesehatan umum dan

kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan AKI secara nasional yaitu di

Indonesia (305/100.000 KH) akibat komplikasi terkait kehamilan,

persalinan dan nifas ( perdarahan, preeklamsi dan penyakit penyerta)

rujukan masih menjadi salah satu faktor utama dalam upaya penurunan

kematian dan kesakitan ibu, Secara global, Indonesia mengalami kemajuan

dalam menurunkan angka kematian ibu, pada tahun 2015 dari 305 per

100.000 kelahiran hidup menjadi 14 kasus pada tahun 2018 sebesar

108,36/100.000 sedangkan pada tahun 2019 sejumlah 13 kasus sebesar

99,45/100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2020 yaitu 16 kasus

kematian ibu sebe sar (91,45/100.000 Kelahiran Hidup) sedangkan jumlah

kematiann ibu pada bulan Agustus 2020 mengalami kenaikan yaitu 27

kasus kematian ibu sebesar (227,22/100.000 kelahiran hidup) (WHO.

2020).

Angka kematian bayi tahun 2020 telah terjadi 74 kasus kematian

neonatal AKN 6.23/1.000 KH dan 116 kematian post neonatal AKB

9.78/1.000 KH, penyebab kematian bayi yaitu BBL, asfiksia dan kelainan

bawaan. (Profil kesehatan 2020) .

2
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar

setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas

seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, pearwatan pasca

persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus berencana termasuk KB

pasca persalinan (Kemenkes, 2017).

Jumlah kematian ibu di provinsi NTB selama 5 tahun terakhir

menunjukan trend menurun namun kembali meningkat pada tahun 2018

dan kembali sedikit menurun pada tahun 2019 selama periode tahun 2015-

2017 terjadi penurunan jumlah kematian ibu di provinsi NTB sebesar 10

kasus. Namun kembali meningkat 14 kasus, di tahun 2018 menjadi 99

kasus. Namun dan pada tahun 2019 turun kasus menjadi 97 kasus

kematian ibu (Profil Kesehatan NTB 2019).

Dinas Kesehatan Kota Bima menunjukkan jumlah Kematian Ibu

pada tahun 2018 sebanyak 122/100.000 kelahiran hidup, dan ditahun 2019

jumlah kematian ibu mengalami peningkatan sebanyak 184/100.000

kelahiran hidup,kemudian menurun kembali ditahun 2020 mencapai

90/100.000 kelahiran hidup, sedangkan jumlah Kematian Bayi pada tahun

2017 sebanyak 6/1000 kelahiran hidup, dan ditahun 2018 sebanyak 7/1000

kelahiran hidup, kemudian mengalami peningkatan ditahun 2019

mencapai 9/1000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada tahun

2020 sebanyak 4/100.000 kelahiran hidup, (Dinas Kesehatan Kota Bima,

2019).

3
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu Negara. Berdasarkan

pengamatan World Health Organization (WHO), AKI di dunia pada tahun

2017 diperkirakan 295.000 wanita meninggal setelah kehamilan dan

persalinan. Mayoritas dari kematian ini (94%) terjadi di rangkaian sumber

daya rendah, dan sebagian besar bisa dicegah. Sedangkan Angka Kematian

Bayi (AKB) dunia pada tahun 2018 diperkirakan 2,5 juta, (WHO, 2018).

Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab

utama yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) dan infeksi

namun, proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah berubah, dimana

perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK

proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di

Indonesia pada tahun 2015 disebabkan oleh HDK (Profil Kesehatan

Indonesia, 2016). Sementara Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

kematian ibu disebabkan oleh Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK),

perdarahan,gangguan sistem peredaran darah (Jantung, stroke,dll),infeksi,

gangguan metabolik (Diabetes Mellitus, dll), komplikasi dan penyebab

lain-lain, (Profil Kesehatan Provinsi NTB, 2018).

Di Puskesmas Jatibaru pada tahun 2020 kasus jumlah semua ibu

hamil sebanyak 242 orang, ibu bersalin sebanyak 78 orang, ibu nifas

sebanyak 77 orang, bayi baru lahir sebanyak 84. Pada tahun 2021 bulan

mei jumlah ibu hamil sebanyak 32 orang ( puskesmas, Jatibaru 2021).

4
Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukan AKI sebesar 15 per

100.000 kelahiran hidup AKB 24 per 1000 kelahiran hidup dan Angka

Kematian Balita 32 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia

2018). Data Tahun 2018 menunjukan AKI di Indoensia mencapai 4.226

kasus, sedangkan tahun 2019 terdapat 4.221 kasus AKI, 26.395 kasus

AKB, 2.927 kasus AKABA dan 20.244 kasus kematian Neonatal (Profil

Kesehatan Indonesia, 2019).

Berdasarkan laporan dari Kabupaten/Kota, jumlah kasus kematian

ibu di Provinsi NTB selama tahun 2018 adalah 99 kasus, mengalami

peningkatan di bandingkan pada tahun 2017 dengan jumlah kematian ibu

85 kasus (Profil Kesehatan Provinsi NTB, 2018). Pada tahun 2018

kematian bayi di provinsi NTB yaitu 866, dari sebagian kasus kematian

jumlah tersebut 676 kematian atau 78,06% terjadi pada masa neonatal

dengan penyebab kematian terbesar disebabkan oleh Berat Bayi Lahir

Rendah (BBLR) dan Asfiksia, (Profil Kesehatan NTB, 2018).

Kematian ibu berdampak negatif terhadap kesejahteraan

keluarga dan masyarakat. Penyebab langsung kematian ibu adalah

faktor-faktor yang behubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan

dan nifas seperti perdarahan, preeklamsia, infeksi, persalinan macet dan

abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang

memperberat keadaan ibu hamil seperti 4 terlalu (Terlalu muda, terlalu tua,

5
teralalu sering melahirkan dan teralalu dekat jarak kelahiran),

(Kemenkes RI, 2016).

Penyebab dari preeklamsia ini belum di ketahui secara pasti tetapi

ada yang mengatakan bahwa preeklamsia dapat terjadi pada kelompok

tertentu di antaranya yaitu ibu yang mempunyai faktor penyebab dari

dalam diri seperti umur karena bertambahnya usia juga lebih rentan untuk

terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan menghadapi resiko lebih

besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan, riwayat kehamilan,

keturunan,riwayat kehamilan, (Wardani et all,2017)

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan

morbiditas pada maternal dan neonatal di seluruh dunia. Preeklampsia

adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan di sertai

dengan proteinuria. Gejala klinik preeklamsia ringan dan preeklamsia

berat.preeklamsia yang di sertai dengan kejang dan koma di sebut

eklamsia.(tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik >90 mmHg)

disertai proteinuria (> 30 mg/liter urin atau > 300 mg/24 jam atau tes urine

dipstick >+1.) dan terjadi sesudah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Resiko PER pada ibu hamil  yang mengalami PER seperti: bengkak

pada kaki, muka, usia lbh dari 45 tahun,obesitas,riwayat PEB pada

kehamilan sebelumnya, syok, kejang, kematian. pada janin, premature,

keterbelakangan pertumbuhan, BBLR.

6
Biasanya ibu hamil dengan PER mengeluhkan gejala dibawah ini,

dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar protein dalam urine

tekanan darah tinggi (meningkatnya kadar protein dalam urin , penglihatan

kabur , kenaikan berat badan tiba2,  bengkak pada kaki dan tangan,  nyeri

kepala, pusing).

Penyebab PER dapat terjadi pada ibu hamil karena tidak cukupnya

aliran darah menuju rahim, terlalu mengkonsumi tinggi garam, terlalu

mengkonsumsi yang tinggi protein, Ibu dengan gemeli,  factor pola makan

yang tidak teratur, diet rendah garam,rendah protein.

Upaya pencegahan terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu dan

bayi adalah pelayanan kesehatan ibu hamil yang berkaitan ibu dan bayi

harus memenuhi elemen pelayanan yaitu penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar

lengan atas (LILA), pengukuran fundus uteri, imunisasi TT, 90 Tablet

Fe selama kehamilan, penentukan DJJ, pelaksanaan temu wicara,

pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah, dan tata

laksana kasus, (Kemenkes RI, 2016).

Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan

mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang (4 sehat 5

sempurna) dan memperbanyak konsumsi makanan-makanan yang kaya

7
akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun

sapi,sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan

buah organik). Serta perbanyak istirahat minimal tidur siang selama 1-2

jam tdr malam 7-8 jam, lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan,

Minum air putih paling tidak 8 gelas perhari, mengkonsumsi makanan

dengan garam yang sedikit,teratur mengkonsumsi tablet fe,sering

melalukan pemeriksaan diri pada dokter.

Berdasarkan latar belakang dan dilihat dari data di atas penulis

tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan pada “ Ny. “J” di puskesmas

Jatibaru

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny”J” Di

puskesmas Jatibaru

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Patologi pada Ny.”J”,di

wilayah kerja Puskesmas Jatibaru dengan preeklamsia ringan.

b. Melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny. “J” di

wilayah kerja Puskesmas Jatibaru .

c. Melakukan Asuhan Kebidanan Nifas Normal pada Ny. “J” di

wilayah kerja Puskesmas Jatibaru

d. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal di

wilayah kerja Puskesamas Jatibaru

8
e. Melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB) pada Ny.

“J” di wilayah kerja Puskesmas Jatibaru

C. Manfaat

1. Bagi Puskesmas Mpunda

Kasus ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya

meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil Di Wilayah

Kerja Puskesmas Jatibaru.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan kesadaran ibu akan terjadinya PER serta pentingnya

pengetahuan ibu selama kehamilan.

b. Memberikan informasi mengenai PER yang dialami ibu selama

kehamilan

c. Memberikan informasi akan menfaatya tablet FE serta nutrisi selama

kehamilan

D. Waktu Dan Tempat Pengambilan Kasus.

1. Waktu Pengambilan Kasus

Pengambilan kasus komprehensif dari tanggal 12 Januari 2022

sampai dengan terbuatnya laporan kasus komprehensif

2. Tempat Pengambilan Kasus

 Lahan Praktek: Puskesmas Jatibaru

9
 Rumah Pasien: Kelurahan Rasa Lewi RT.13/06 Kota Bima

10
E. Gambaran Kasus

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny”J” umur 30 tahun G4 P3A0 H3

dengan Preeklamsia Ringan (PER). Pemeriksaan kehamilan dilakukan sebanyak

7 kali dimulai dari usia kehamilan (UK) 13 minggu sampai dengan usia

kehamilan (UK) 41 minggu. Dari kunjungan pertama pada tanggal 12 Januari

2022 diperoleh hasil pengukura LILA 32 cm,dan dilakukan pemeriksaan tekanan

darah 140/80 mmHg dan sudah di lakukan pemeriksaan laboraturium dengan

hasil protein urine (-) , Dari kunjungan kedua pada tanggal 23 Februari 2022

diperoleh hasil pemeriksaan tekanan darah 140/100 mmHg dan sudah di

lakukan pemeriksaan laboraturium dengan hasil protein urine +1),Dari

kunjungan ketiga pada tanggal 13 april 2022 diperoleh hasil pemeriksaan

tekanan darah 140/80 mmHg dan sudah di lakukan pemeriksaan laboraturium

dengan hasil protein urine (-) di setiap kunjungan sudah di lakukan KIE dan

pemberian makanan tambahan dan dilakukan KIE lanjutan tentang

mempersiapkan segala hal untuk ibu dan bayi pada saat persalinan tiba.

Ny”J” bersalin pada tanggal 26 -04-2022 tepatnya jam 09 :30 WITA

pada UK 41 minggu, proses persalianan berjalan normal dengan hasil

pemantauan tiap kala yaitu kala 1 lamanya 2 jam, kala II 30 menit, kala III 5

Menit, Kala IV 2 jam dan pada saat persalian ada laserasi pada jalan lahir derajat

2 dan sudah di lakukan heacting. Selama persalinan ibu tidak mengalami

masalah. Ny”J” melahirkan bayi Laki-laki dengan Berat Badan 3800 gram,

Panjang Badan 50 cm, tanpa cacat bawaan.

11
Pemantauan masa nifas dilakukan sebanyak 4x dimulai sejak tanggal 26-

04-2022 jam 07:00 WIB dengan keadaan normal, kunjungan nifas kedua pada

tanggal 03-05-2022 jam 08:00 WITA dan tidak ditemukan masalah apapun

pada Ny”J”, kunjungan nifas ketiga dilakukan pada tanggal 17/05/2022 jam

09:00 WITA dan tidak di temukan masalah apapun pada Ny’J”.Kunjungan nifas

ke empat dilakukan pada tanggal 12 juni 2022 jam 09”00WITA dengan hasil

pemantauan tidak ditemukan masalah apapun pada ibu dan bayi dengan

kenaikan BB bayi yaitu 4900 gram serta pada kunjungan ini ibu diberikan

konseling lanjutan tentang alat kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan

didapatkan hasil kesepakantan Ny”J” dengan suaminya, mereka memilih untuk

mengunakan alat kontrasepsi Implant .

Kunjungan pada bayi dilakukan bersamaan dengan kunjungan nifas.

Tidak ditemukan kesenjangan masalah apapun pada kasus selama masa nisaf

berlangsung dengan teori begitupun dengan pemantauan bayi pada Ny”J”.

Pemantauan BBL dilakukan bersamaan dengan pemantauan masa nifas, selama

pemantauan bayi dalam keadaan normal dan tidak ada keluhan apapun dari ibu

terhadap kondisi bayi.

12
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang

terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisologis bukan

patologis. Oleh karnanya, asuhan yang diberikanpun adalah asuhan yang

meminimalkan intervensi. Bidan harusnya menipasilitasi proses alamiah dari

kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak

terbukti manfaatnya (Walyani, 2018).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap

wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami menstruasi

dan melakukan hubungan seksual dengan seseorang pria yang organ

reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi kehamilan. Apabila

kehamilan direncanakan, akan memberi rasa bahagia dan penuh harapan, tetapi

di sisi lain diperlukan kemampuan bagi wanita untuk beradaptasi dengan

perubahan yang terjadi selama kehamilan, baik perubahan yang bersifat

fisiologis maupun psikologis (Fatimah dkk, 2017).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

13
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

terbagi dalam 3 trimester, yaitu trimester satu dimulai dari konsepsi selama 12

minggu (0-12 minggu), trimester dua selama 15 minggu (13-27 minggu), dan

trimester tiga selama 13 minggu (28-40minggu)(Prawirohardjo,2016).

2. Klasifikasi Kehamilan

Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester, dimana trimester satu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua 13 minggu-27 minggu, dan trimester

ketiga 28 minggu hingga 40 minggu (Walyani, 2018).

3. Tanda bahaya pada kehamilan

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengidentifikasi

adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal,

yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi dapat menyebabkan

kematian ibu. Macam-macam tanda bahaya kehamilan antara lain

(Kemenkes RI, 2016) :

1. Muntah-muntah dan tidak mau makan

Rasa mual dan muntah dapat terjadi 50-70% ibu hamil. Tetapi jika

keadaan tersebut berlebihan disebut hyperemesis, hal ini akan

menghambat asupan gizi pada ibu hamil berkurang shinga kondisi ibu

menjadi lemah, dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

janin, oleh karena itu perlu segera ditangani.

2. Demam

Adanya demam menunjukkan adanya infeksi, hal ini berbahaya bagi ibu

maupun janin, olrh karena itu harus segera mendapat pertolongan dari

bidan atau dokter.

14
3. Bengkak kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang

Bengkak disebabkan oleh tekanan yang menghalangi sirkulasi jaringan.

Bengkak biasanya hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan

keluhan fisik yang lain dan bertahan lebih dari 24 jam. Oedema yang

terjadi terutama pada tangan dan wajah, sakit kepala yang hebat

merupakan gejala dari preeklamsi bila disertai hipertensi, sakit

epigastrum, sakit kepala, penglihatan kabur, mual dan muntah.

Preeklamsi dapat berlanjut menjadi eklamsi bila disertai kejang.

4. Pergerakan janin berkurang tak seperti biasa

Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan

bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika

ibu makan dan minum yang baik. Jika ibu tidak merasakan gerakan janin

dalam 12 jam atau sesudah kehamilan 22 minggu, kemungkinan dapat

terjadi solusio plasenta, rupture uteri, gawat janin, dan kematian janin.

5. Perdarahan pervaginam

Pada awal kehamilan trimester I, perdarahan yang tidak normal adalah

perdarahan yang berwarna merah, banyak, atau disertai nyeri. Perdarahan

ini dapat berarti aborut, kehamilan mola, atau kehamilan ektopik. Pada

kehamilan trimester II dan III, perdarahan yang tidak normal adalah

merah, jumlahnya banyak, dan kadang tidak disertai rasa nyeri.

Perdarahan semacam itu berarti plasenta previa dan solusio plasenta.

6. Keluar air ketuban

Ketuban seharusnya pecah menjelang persalinan, tetapi jika ketuban

keluar sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan maka janin dan

15
ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini akan berbahaya baik bagi ibu maupun

janin.

Menurut WebMD (2018).Pregnany and vision tanda-tanda bahya kehamilan

meliputi :

1. Kontraksi sebelum waktunya

Kontraksi ringan normal dialami ibu hamil pada trimester kedua atau

ketiga, terutama saat ibu hamil merasa lelah atau merasa kekurangan

cairan.kontraksi akan semakin sering terjadi saat hari perkiraan lahir

semakin dekat.

2. Mual dan muntah

Kondisi ini wajar dialami oleh ibu hamil, khususnya pada trimester

pertama pada kehamilan namun, jika mual dan muntah terjadi secara

berlebihan, dapat terjadi dehidrasi, kekurangan elektrolit, kurang gizi, dan

penurunan berat badan, kondisi ini di sebut hyperemensis gravidarum

dan perlu segera ditangani oleh dokter.

3. Janin kurang aktif bergerak

Janin kurang aktif bergerak bisa menjadi tanda bahwa dia sedang tidur

atau bumil tidak menyadari gerakanya.Namun, janin yang kurang aktif

atau bahkan berhenti bergerak dan tidak kembali aktif seperti biasanya

juga bisa menjadi tanda dia kekurangan nutrisi atau oksigen.

4. Sakit saat buang air kecil

Jika muncul rasa sakit atau nyeri saat buang air kecil, bisa jadi bumil

menderita infeksi saluran kemih, vaginosis bakterialis,herpes genital atau

16
trikomoniasis.Segera temui dokter saat pertama kali bumil merasakan

sakit ketika buang air kecil.

5. Perdarahan dari vagina

Perdarahan dikatakan normal jika hanya sebatas bercak.Namun, jika

volumen darah yang keluar ukup banyak dan di sertai adanya gumpalan

jaringan, kondisi tersebut bisa menjadi tanda bahwa ibu hamil mengalami

keguguran,kehamilan ektopik ataukehamilan anggur. Perdarahan tersebut

perlu di waspadai terutama jika di sertai nyeri dan kram perut.

4. Pemeriksaan pada kehamilan

Pengertian Antenatal Care/ANC

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh

perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan

kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan

janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap

mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).

WHO dalam Marmi (2020) menganjurkan dalam masa kehamilan ibu

harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling sedikit 6 kali :

1. Trismester I : Dua kali kunjungan (sebelum usia kehamilan 14 minggu)

2. Trismester II : Satu kali kunjungan (usia kehamilan antara 13-27

minggu)

3. Trismester III : Tiga kali kunjungan (usia kehamilan antara 28-36

minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).

17
5. Standar asuhan Antenatal

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Ukur tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Ukur tinggi fundus uteri

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid

(TT) bila diperlukan

7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Test laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. (Sinaga, 2019.)

B. PERSALINAN

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup

berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan selaput

janin dari tubuh ibu (Nurwiandani, 2018).

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari

pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan

frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul

kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks

18
lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu (Rohani dkk,

2017).

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarta, 2019).

2. Klasifikasi persalinan

1. Persalinan dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir disebut

persalinan spontan.

2. Persalinan buatan yaitu apabila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar

misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi sesio sesarea.

3. Persalinan yang terjadi apabila bayi sudah cukup besar untuk dapat hidup

diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga dapat menimbulkan

kesulitan dalam proses persalinan. Terkadang persalinan tidak dimulai

dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pecah ketuban,

pemberian pitocin atau prostaglandin disebut persalinan anjuran.

3. Tanda-tanda persalinan

1. Tanda-tanda persalinan sudah dekat

Menurut Nurwiandani (2018) tanda-tanda persalinan adalah sebagai

berikut :

a. Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa

keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi

19
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering

diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah

b. Pollakisuria

Pada akhir bulan ke-IX, berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan

epigastrium kendor, fundus lebih rendah dari pada kedudukannya dan

kepala sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini

menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu

untuk sering kencing yang disebut pollakisuria

c. False Labar

Masa 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu di ganggu oleh

his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari

kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat :

- Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah

- Tidak teratur

- Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan manunya

waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang

- Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks

d. Perubahan Serviks

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan serviks menunjukkan

bahwa serviks yang tadinya tertutup, menjadi lebih lembut, beberapa

menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan ini

berbeda untuk masing-masing ibu. Misalnya pada multipara sudah

terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih

dalam keadaan tertutup

20
e. Energi Spurt

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28

jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya

merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati

satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan

enegri ibu ini tampak dari aktivitas yang dilakukannya seperti

membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah dan

pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga

menjelang kelahiran bayi, persalinan menjadi panjang dan sulit

f. Gastrointestinal Upsets

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,

obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap

sistem pencernaan.

2. Tanda-Tanda Awal Persalinan

a. Timbulnya His Persalinan

Menurut Walyani (2017) ada beberapa tanda apabila timbulnya his

persalinan yaitu sebagai berikut :

- Nyeri melingkar dari punggung memacar ke perut bagian depan

- Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya

- Kalau dibawa berjalan bertambah kuat

- Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan

serviks.

21
b. Bloody show

Bloody show merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir dengan

pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar

disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan

karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen karena

lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim

hingga beberapa capillair darah terputus

c. Premature Rupture of Membrane

Premature Rupture of Membrane adalah keluarnya cairan banyak

dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat

ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau

pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya

cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Kadang-kadang ketuban

pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin

robek sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan

akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

4. Tahapan persalinan

1. Kala I atau Kala Pembukaan

Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan

serviks menajdi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala

I dibagi menajdi sebagai berikut (Nurwiandani dkk, 2018)

a. Fase laten

Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu dari 0

sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

22
b. Fase Aktif

Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi

menjadi berikut ini :

1) Fase akselerasi (fase percepatan), yaitu fase pembukaan daro

pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

2) Fase dilatasi maksimal, yaitu fase pembukaan dari pembukaan 4

cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam.

3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), yaitu fase pembukaan dari

pembukaan 9 cm sampai10 cm selama 2 jam.

2. Kala II

Pengeluaran tahap persalinan kala I ini dimulai daro pembukaan

lengkap sampai lahirnya bayi

3. Kala III atau Kala Uri

Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan

lahirnya plasenta.

4. Kala IV

Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas pertimbangan

praktis masih diakui adanya kala IV persalinan, meskipun masa setelah

plasenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas (puerperium),

mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan (Nurwiandani dkk,

2018).

23
5. Asuhan Persalinan Kala I-IV

Menurut Prawirohardjo (2016) 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

sebagai berikut :

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua

a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan

vaginanya.

c. Perineum menonjol

d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensil siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitpsin 10 unit dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek, plastik yang bersih

4. Melepaskan semua perhiasan yang di pakai di bawah siku, mencuci

kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan

mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang

bersih.

5. Memakai sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakan

kembali di partus set/ wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengontaminasi tabung suntik)

24
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekakan dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi.

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam

untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila

selaput ketuan belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap

lakukan amniotomi.

9. Mendokumentasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5% dan melepaskannya dengan secara terbalik serta merendamnya

di dalam larutan klorin. kemudian Mencuci kedua tangan.

10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksa dalam, DJJ, semua

hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman dengan

keinginannya.

a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta

janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan

mendokumentasikan sarung tangan.

25
b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai

meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk

dan pastikan ia merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran :

a. Membimbing ibu untuk meneran ssat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran.

b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran.

c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan

pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)

d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

e. Menganjurkan kelurga untuk mrndukung dan memberi semangat

pada ibu.

f. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

g. Menganjurkan asupan cairan per oral

h. Menilai DJJ Setiap lima menit

i. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera dalam waktu 2 jam meran untuk primipara dan 1 jam

26
untuk multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai

keinginan untuk meneran.

j. meganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk

meneran dalam selang waktu 60 menit.

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan

handuk bersih di atas perutnibu untuk mengeringkan bayi.

15. Meletakan kain yang bersih dilipat ⅓ bagian, di bawah bokong ibu

16. Membuka partus set

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan

yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak

menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-

lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau

bernapas cepat saat kepala lahir.

19. Dengan lembut menyeka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau

kasa yang bersih.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika

hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran

bayi.

a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat

bagian atas kepala bayi.

27
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dan erat, mengklemnya di dua

tempat dan memotongnya

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke

arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah

arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan

ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada di bagian bawah arah perineum, membiarkan bahu

dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan

lengan bagian baah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

Menggunakan tangan anterior (bagian atas untuk mengendalikan siku

dan tangan anterior bayu saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusuri tangan yang ada di atas

(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi dengan hati-hati

membantu kelahiran kaki.

25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik) kemudian meletakkan

bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah

dari tubuhnya bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di

28
tempat yang memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan

resusitasi.

26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu)

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut

29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti

bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi

bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi kepala

mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

31. Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen

untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua

32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di gluteuus atau ⅓ atas paha kanan ibu bagian

luar, setelah mengaspirasinya telah dahulu.

34. Memindahkan klem pada tali pusat

29
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di

atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan

palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan

klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan

ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang

berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan

uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati

untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta

tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan

menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak

berkontraksi meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk

melakukan rangsangan puting susu.

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian kearah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan

arah pada uterus.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva

b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat

selama 15 menit

1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM

2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu

30
3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan

4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya

5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit

sejak kelahiran bayi

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

(fundus menjadi keras)

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam

kantung plasenta atau tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi

setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang

sesuai.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan segera menjahir

laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

42. Menilai ulang uterus dan memastikan berkontraksi dengan baik

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung

31
tangan tersebut dengan air disifeksi tinggat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau

mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati

sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan

dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin

0,5%

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

a. 2-3 kali dalam 15 menit petama pascapersalinan

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan

yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri

e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan

penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang

sesuai

50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus

dan memeriksa kontraksi uterus

51. Mengevaluasi kehilangan darah

32
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pascapersalinan

a. Memeriksa temperatur, tubuh ibu sekaki setiap jam pertama

pasca persalinan

b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang di inginkan.

57. Mendekomentasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan

larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5 % selama 10 menit

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

33
6. Pemantauan persalinan menggunakan partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan

utama penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan

kemajuan persalinan dan mendeteksi apakah proses persalinan berjalan

secara normal. Pengisian partograf dimulai pada fase aktif persalinan

(pembukaan serviks 4 cm) (Prawiroharjo, 2018).

Cara pengisian partograf (Prawiroharjo, 2018).

1. Informasi tentang ibu

Mencakup data mengenal : No register, nama, umur, gravid, paritas,

abortus, tanggal, jam kedatangan ibu serta alamat ibu. Dicamtumkan

pula awal mula sakit perut dan waktu terjadinya pecah ketuban.

2. Kondisi janin

a. Denyut jantung janin → dicatat setiap 30 menit

b. Warna dan adanya air ketuban → dinilai setiap kali melakukan

periksa dalam

U : Selaput ketuban utuh

J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur meconium

D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah

K :Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban yang mengalir

(kering

c. Molase (penyusupan tulang kepala janin)

Penyusupan adalah indikator penting mengenai seberapa jauh

kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras

34
panggul ibu. Tulang kepala yang saling tumpang tindih

menunjukkan adanya CPD (Cephalo-Pelvic-Disproportion)

0 : tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dapat dipalpasi

1 : tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih

dapat dipisahkan

3: tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan.

3. Kemajuan persalinan

a. Pembukaan serviks → dicatat ketika fase aktif persalinan.

Pencatatan dimulai sejajar dengan garis waspada dan diberi tanda

“X”

b. Penurunan bagian terbawah → dicatat dengan memberi tanda “O”.

Dibagi menjadi 5 kategori mulai dari 5/5 hingga 0/5

c. Garis waspada dan garis bertindak

1) garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan berakhir

pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika

lalu pembukaan 1 cm per jam.

2) Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis

waspada maka harus ditimbangkan adanya penyulit.

Pertimbangan melakukan tindakan intervensi yang diperlukan

(amniotomi, drips oksitosin, atau persiapan rujukan

35
3) Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada,

dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan

4) Jika pembukaan serviks berada disebelah kanan garis

bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan

harus dilakukan.

4. Jam dan waktu

Terdapat kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan

dilakukan. Setiap kotak sedang menyatakan waktu 1 jam sejajk

dimulainya fase aktif.

a. Waktu mulai fase aktif

b. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

5. Kontraksi uterus

Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan

tulisan “kontraksi per 10 menit”disebelah luar kolam paling kiri.

Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan

catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam

saluran detik.

Tanda “Titik-titik” dengan kontraksi <20 detik

Tanda “garis miring” dengan kontraksi 20-40 detik

Tanda “Arsir penuh” dengan kontraksi >40 detik

6. Obat-obatan & cairan yang diberikan

Oksitosin → jika tetesan (drips) oksitosin sudah dimulai, catat tiap 30

menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan

dalam satuan tetesan per menit. Obat-obatan lain dan cairan IV →

36
Catat semua pemberian obatobatan tambahan atau cairan IV dalam

kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

7. Kondisi ibu

a. Nadi dicatat tiap 30 menit, tekanan darah dicatat setiap 4 jam dan

temperatur tubuh dicatat setiap 2 jam dalam kotak waktu yang

sesuai.

b. Volume urin, protein, aseton. Ukur dan catat jumlah produksi urin

ibu sedikitnya setiap 2 jam. Jika memungkinkan saat ibu berkemih,

lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein urin.

37
38
39
=

C. MASA NIFAS

1. Pengetian masa nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,

penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas

berkisar antara 6 minggu atau 40 hari (Walyani, 2017)

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 minggu) setelah itu. Masa nifas

(puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat

reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2019).

Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai dan berakhir setelah

kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali

seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Prawirohardjo, 2018).

2. Perubahan fisik dan psikologis masa nifas

I. Perubahan fisik masa nifas

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Involusi Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena

kontraksi dan rekrasi otot-ototnya, sehingga dapat menutup

pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta,

otot Rahim tersebut terdiri dari tiga lapis otot yang membentuk

anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan

demikian terhindar dari pendarahan postpatum (Sutanto, 2018).

40
=

Tabel 2.1
Perbandingan tinggi fundus uteri dan berat uterus di masa
involusi

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 500 gram
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal seperti sebelum hamil 30 gram
Sumber : Sutanto, 2018
2) Involusi Tempat Plasenta

Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan

permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira besarnya setelapak

tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2

hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pada

permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh

darah besar yang bersubat oleh thrombus. Pada luka bekas

plasenta, endometrium tumbuh dari pinggir luka dan juga dari

sisa-sisa kelenjar pada dasar luka sehingga bekas luka plasenta

tidak meninggalkan luka perut (Sutanto, 2018).

3) Lokhea

Pada bagian pertama masa nifas biasannya keluar cairan dari

vagina yang dinamakan lokhea. Lokhea berasal dari luka dalam

Rahim terutama luka plasenta. Jika sifat lokhea berubah seperti

secret luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka (Sutanto,

2018)

41
=

Tabel. 2.2
Macam-macam lokhea

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput


Lokhea Rubra
ketuban, sel desidua,verniks kaseosa, lanugo
(cruenta)
dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan
Lokhea Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
sanguinoenta hari ke 3-7 pasca persalinan
Lokhea Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
serosa pada hari ke 7-14 pasca persalinan
Lokhea alba Berwarna putih, setelah 2 minggu
Lokia Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
purulenta berbau busuk
Kochiostasis Pengeluaran lokhea tidak lancer
Sumber : Prawiroharjo, 2018
4) Serviks dan Vagina

Setelah persalinan bentuk serviks agak mengangap,

konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukan kecil.

Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk ke rongga rahim selah

2 jam dapat dilakukan oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat

dilalui 1 jari (Prawiroharjo,2018).

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Perubahan Sistem pencernaan dinding abdominal menjadi

lunak setelah proses persalinan karena perut yang meregang selama

kehamilan. Ibu nifas akan mengalami beberapa derajat tingkat

diastatis recti, yaitu terpisahnya dua parallel otot abdomen, kondisi ini

akibat peregangan otot abdomen selama kehamilan. Tingkat

keparahan diastatis recti bergantung pada kondisi umum wanita dan

42
=

tonus ototnya, apakah ibu berlatih kontinyu untuk mendapat kembali

kesamaan otot abodimalnya atau tidak, ( Walyani, 2017).

Pada saat postpartum nafsu makan ibu bertambah. Ibu dapat

mengalami obstipasi karena waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan, pengeluaran cairan yg berlebih, kurang makan,

haemoroid, laserasi jalan lahir, pembengkakan perineal yg disebabkan

episiotomi. Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi

dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi

awal. Bila tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat

laksansia, ( Walyani, 2017).

c. Perubahan Sistem Perkemihan

Pelvis,ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi selama

kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah

melahirkan. Pemeriksaan siskotopik segera setelah melahirkan

menunjukkan tidak saja edema dan hyperemia dinding kandung

kemih, tetapi sering kali terdapat ekstravasasi darah pada submokosa.

(Sutanto, 2018).

d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang

bagitu lama, tetapi biasanya pulih dalam 6 minggu. Ligamen, fasia

dan diafragma pelvis yang merangsang pada waktu persalinan,

setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih

kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi

43
=

sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi

retrofleksi, (Sutanto, 2018).

e. Perubahan Sistem Mendokrin

1. Hormon plasenta

Perubahan hormon pada postpartum, pengeluaran plasenta

menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon yang

diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan

cepat setelah persalinan. Penurunan hormon Human Placental

Lactogen (HPL) estrogen dan progesteron serta Plasental enzim

insulinase membalik efek diabetogeik kehamilan, sehingga

kadar gula darah menurun secara bermakna pada nifas,

(Sutanto,2018). Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam

hingga hari ke-7 postpartu dan sebagai onset pemenuhan mamae

pada hari ke-3 postpartum

2. Hormon Pituitary

Proaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak

menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH

meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3,

dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi, (Sutanto, 2018).

3. Hormon Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian

belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan

payudara. Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin

44
=

menyebabkan pemisahan plasenta. Kemudian seterusnya

bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat

plasenta dan mencegah pendarahan. Pada wanita yang memiliki

menyusui bayinya, isapan sang bayi merangsang keluarnya

oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali ke bentuk seta

pengeluaran air susu, (Sutanto, 2018).

4. Hipotalamik Pituitari Ovarium

Bagi wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan

mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali

menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan

rendahnya kadar estrogen dan progesteron. Di antara wanita

laktasi sekitar 15% memperoleh menstruasi selama 6 minggu

dan 45% setelah 12 minggu sedangkan wanita yang tidak laktasi

40% mentruasi setelah 6 minggu, 655 setelah 12 minggu dan

905 setelah 24 minggu. Umumnya wanita laktasi 80%

menstruasi pertama anovasi dan untuk wanita laktasi 80%

mentruasi pertama anovasi dan untuk wanita yang tidak laktasi

50% siklus pertama anovasi (Sutanto, 2018).

f. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah bayi lahir kerja jantung mengalami peningkatan 80% lebih

tinggi dari pada sebelum persalinan karena autotranfusi dari

uteroplacenter. Resistensi pembuluh perifer meningkat karena

hilangnya proses uteroplacenter dan kembali normal setelah 3

minggu, (Sutanto, 2018).

45
=

g. Perubahan Sistem Hematologi

Jumlah kehilangan darah yang normal dalam persalinan:

1. Persalinan pervaginam : 300-400 ml

2. Persalinan section secaria : 1000 ml

3. Histerektomi secaria : 1500 ml

Total volume darah kembali normal dalam waktu 3 minggu

postpartum. Jumlah sel darah putih akan meningkat terutama pada

kondisi persalinan lama berkisar 25000-30000 ml, (Sutanto,

2018).

II. Perubahan Psikologis Masa Nifas

Ada 3 tahap penyesuaian psikologi ibu dalam masa post partum

(Sutanto, 2018).

a. Fase Taking In : waktu nya setelah melahirkan sampai hari ke-2. Ciri-

cirinya antara lain:

1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya

2) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain

3) Perhatian ibu bertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya

4) Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan

5) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan

keadaan tubuh ke kondisi normal

6) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan

peningkatan nutrisi

7) Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi

tubuh tidak berlangsung normal

46
=

b. Fase Taking Hold : waktunya dari hari ke-3 sampai 10 post partum. Ciri-

cirinya antara lain:

1) Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi, muncul

perasaan sedih (baby blues)

2) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh,

BAK, BAB dan daya tahan tubuh

3) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti

menggendong bayi, menyusui bayi, memandikan dan mengganti

popok

4) Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan

pribadi

5) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa

tidak mampu membesarkan bayinya.

6) Wanita pada masa ini sangat sensitif akan ketidakmampuan, cepat

tersinggung dan cenderung menganggap bahwa pemberitahuan

bidan sebagai teguran. Dianjurkan untuk berhati-hati dalam

berkomunikasi dengan wanita ini dan memberi support.

c. Fase Letting Go : waktunya hari ke-10 sampai akhir masa nifas

Ciri-cirinya antara lain:

1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya. Setelah

ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta

parhatian keluarga.

2) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan

memahami kebutuhan bayi.

47
3. Asuhan masa nifas

Tabel 2.3
Asuhan Masa Nifas

Kunjunga Waktu Waktu


n
1 6-8 - Mencegah perdarahan masa
Jam setelah persalinan nifas karena atonia uteri.
- Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
- Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga, bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
- Pemberian ASI awal.
- Melakukan hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir.
- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah terjadi hipotermi.
- Jika petugas kesehatan menolong persalinan,
petugas kesehatan harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
2 6 hari setelah - Memastikan involusi uterus
persalinan berjalan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal
atau tidak ada bau.
- Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
- Memastikan ibu cukup
mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
- Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali

48
pusat, menjaga bayi agar tetap
hangat dan merawat bayi sehari- hari
3 3 minggu setelah - Sama seperti kunjungan II yaitu:
persalinan - Memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau
tidak ada bau.
- Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
- Memastikan ibu cukup
mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
- Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda- tanda
penyulit.
- Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi agar tetap
hangat dan merawat bayi sehari
hari.
4 6 minggu setelah - Menanyakan pada ibu, penyulit
persalinan yang ibu atau bayi alami.
- Memberikan konseling KB
secara dini.

Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2016

49
D. KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Pengertian KB

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur banyaknya

jumlah kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan ayah serta keluarga

yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat

langsung dari kelahiran tersebut. Keluarga berencana merupakan

program pemerintah yang bertujuan menyeimbangkan antara kebutuhan

dan jumlah penduduk. Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa

diharapkan menerima norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS)

yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang (Irianto, 2017).

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk

mengatur jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Usaha yang dimaksud

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga (Walyani, 2015)

Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepulihan dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengetahuan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (UU No. 10 Tahun 1992) (Lucky, 2018).

2. Jenis-jenis KB

Jenis– jenis kontrasepsi yaitu sebagai berikut ini :

1) Metode Sederhana

a. Metode pantang berkala

50
Menurut Sulistyawati (2016), metode pantang berkalayaitu

apabila kontrasepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari

sekurangkurangnya selama 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam sebelum

ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi terjadi. Prinsip pantang

berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur

istri, untuk menentukan masa subur istri dipakai 3 patokan yaitu :

1) Ovulasi terjadi 14 kurang 2 hari sebelum haid yang akan

datang.

2) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah

ejakulasi.

3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.Jadi jika

kontrasepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-

kurangnya selama 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam sebelum

ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi terjadi.

2. Metode suhu basal

Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih

24 jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih

tinggi dari pada suhu sebelum ovulasi. Suhu basal dapat

meningkat sebesar 0,2-0,5 ̊²C ketika ovulasi (Purwoastuti, 2015)..

3. Metode lendir serviks

Metode lendir serviks dilakukan dengan wanita mengamati lendir

serviksnya setiap hari. Lendir serviks terlihat lengket dan jika

direntangkan di antara kedua jari akan putus menandakan lendir

tidak subur, saat lendir serviks meningkat menjadi jernih dan

51
melar, apabila dipegang di antara dua jari, lendir dapat

diregangkan dengan mudah tanpa terputus, lendir ini digambarkan

terlihat seperti putih telur mentah disebut lendir subur,

(Purwoastuti, 2015)..

4. Metode coitus interuptus

Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga

sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat

dicegah, (Purwoastuti, 2015)..

5. Metode Amenorhealaktasi (MAL)

Metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air

Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja

tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.

6. Kondom

Jenis kontrasepsi menggunakan alat untuk mencegah kehamilan

dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma

untuk masuk kedalam vagina (Purwoastuti, 2015)

2) Metode Modern

a. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal merupakan metode kontrasepsi

yang efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Jenis yang terkandung didalam kontrasepsi adalah jenis hormon

alamiah misalnya depo medroxy progesteron acetat (depo MPA),

tetapi kebanyakan berisi hormon sintetik. Kontrasepsi yang

mengandung sediaan progesteron saja berupa pil (minipil), depo

52
injeksi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan implant.

Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi hormone estrogen

dan progesteron adalah dalam bentuk injeksi dan oral (Zuraidah,

2017).

1) KB Pil

Kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormone

estrogen dan progesteron) ataupu juga hanya berisi

progesteron saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara

mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya

penebalan dinding Rahim (Zuraidah, 2017).

2) Suntik

Suntik kombinasi Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo

Medroksi progesteron Asetatdan 5 mg Estradiol Sipionat

yang diberikan injeksi I.M (intramuskular). sebulan sekali,

dan 50 mg noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol

valeratyang diberikan injeksi IM (intramuskular) sebulan

sekali suntik progestin Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang

mengandung progestin yaitu Depo Medroksi progesteron

Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang

diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M dan Depo

noretisteron Enanta (/Depo noristeran), yang mengandung

200 mg noretindron Enantan, diberikan setiap 2 bulan

dengan cara suntik I.M.

53
3) Implant/susuk

Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berrongga

dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg

levonogo dengan lama kerja tig tahun. Jadena dan indoplant,

terdiri dari dua batang silastik lembut berongga dengan

panjang 4,3 cmber diameter 2,5 mm, berisi 75 mg

levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun. Implano, terdiri dari

satu batang silastik lembut dengan berongga dengan panjang

kira-kira 4,0 cm diameter 2 mm, berisi 68 mg ketodesogestrel

dengan lama kerja 3 tahun, (Sulistyawati, 2018).

4) Mekanis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan didalam

rahim untuk menghambat kemampuan sperma untuk masuk

ke tuba falopi, (Affandi, 2017)

3) Metode Mantap

a. Tubektomi

Tubektomi Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan

fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen

dengan mengoklusi tuba fallopi mengikat dan memotong atau

memasang cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan

ovum.

b. Vasektomi

Vasektomi dalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas

reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vans deference

54
sehingga alat transportasi sperma terhambat dan proses

fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi, (Firdayanti,

2016).

3. Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi hormonal

jenis suntikan yang dibedakan menjadi suntikan KB satu bulan dan

suntikan KB tiga bulan (DPMA). Suntikan KB 1 bulan mengandung

kombinasi hormone Medroxyprogesterone acetate (hormon

progestin) dan Estradiol cypionate (hormon estrogen). Suntikan KB

tiga bulan atau suntik DMPA hanya berisi hormon progesteron, tidak

ada kandungan hormon esterogen. Dosis yng diberikan 150 mg/ml

depot medroksi progesteron asetat yang disuntikkan secara intra

muscular (IM) setiap 12 minggu, (Jitowiyono dkk, 2019)

2. Efektivitas Suntik DMPA (3 Bulan)

Menurut BKKBN, kontrasepsi suntik yang mengandung

DMPA memiliki efektivitas yang tinggi, yaitu 0,3% kehamilan dari

100 perempuan dalam satu tahun pemakaian. Walaupun tingkat

efektivitasnya tinggi, tetap masih ada peluang terjadi kegagalan.

Kegagalan dari kontrasepsi jenis ini biasanya disebabkan oleh teknik

penyuntikan yang salah, injeksi harus intragluteal atau akseptor tidak

melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal, (Jitowiyono dkk, 2019).

3. Indikasi Suntik DMPA (3 Bulan) Menurut Jitowiyono dkk (2019)

indikasi pada pengguna suntik DMPA adalah

55
a. Wanita usia reproduktif

b. Wanita yang sudah memiliki anak

c. Pasangan yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang dan

memiliki efektivitas tinggi

d. Wanita yang sedang menyusui

e. Setelah melahirkan tetapi tidak menyusui

f. Setelah abortus dan keguguran

4. Kontraindikasi KB Suntik DMPA (Tiga Bulan)

Menurut Jitowiyono dkk (2019) kontraindikasi pada pengguna suntik

DMPA adalah :

a. Hamil (dibuktikan dengan pemeriksaan medis) attau dicurigi

hamil

b. Perdarahan pada pervaginam dan penyebabnya belum jelas

c. Wanita yang tidak dapat menerima efek samping berupa

gangguan haid

d. Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara

e. Penderita diabetes mellitus yang disertai dengan komplikasi.

Menurut Jitowiyono dkk (2019) cara pengunaan kb suntik 3

bulan adalah :

a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 12 minggu atau 3

bulan sekali dengan cara menyuntikkan pada intramuscular di

daerah pantat. Pastikan suntikan yang dilakukan tidak terlalu

dangkal karena akan berpengaruh pada penyerapan kontrasepsi.

56
Jika penyerapannya lambat, kontrasepsi tidak akan bekerja secara

efektif.

b. Kulit yang akan disuntik terlebih dahulu dibersihkan dengan

kapas yang dibasahi isopropyl alcohol 60-90%. Penyuntikan

dikerjakan setelah kulit kering.

c. Kontrasepsi tidak perlu didinginkan. Kocok tanpa menimbulkan

gelembung-gelembung udara. Jika terdapat endapan putih pada

dasar ampul, hilangkan dengan menghangatkan ampul tersebut.

E. BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan lahir

2500- 4000 gram, dengan nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan

(Hamidah dkk, 2017)

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-4000

gram (Armini, 2017).

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan

harus menyelesaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra

uterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses

vital neonates yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi

pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat berlangsung adalah

57
pada system pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan glukosa

(Hamidah dkk, 2017)

2. Perubahan fisik pada neonatus

Adalah bentuk lingkar kepala bayi mengalami perubahan sejak

pertama dilahirkan. Kulit kepala, kelopak mata yang tampak memar,

hingga mata bayi yang terdapat bercak merah menjadi lebih bersih dan

normal.

3. Asuhan kebidanan pada neonatus

1. Pengkajian data fisik

Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain:

a. Pemeriksaan umum

Pengukuran antopometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang

dalam keaadaan normal berkisar 33-35 cm, lingkar dada 30, 5-

33cm, panjang badan 45-50 cm, berat badan bayi 2500 gram

sampai 4000 gram. Prosedur pengukuran Antthopometri

diuraikan sebagai berikut:

1) Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala

penimbangan ketitik nol sebelum penimbangan. Hasil

penimbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi

2) Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi ditempat yang datar. Ukur panjang badan dari

kepalasampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat

ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.

58
3) Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala

kembali lagi ke dahi.

4) Ukur lingkar dada

Ukur lingkar dada dari daerah dada kepunggung kembali ke

dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

(Walyani, 2015).

b. Pemeriksaan tanda vital

1) Suhu tubuh: normal berkisar antara 36, 5˚C - 37, 5˚C pada

pengukuran diaxila

2) Nadi : normal berkisar 120-140 kali permenit

3) Pernapasan : pernapasan bervariasi dari 30-60 kali permenit

4) Tekanan darah : rata-rata tekanan darah pada waktu lahir

adalah 80/46 mmHg (Walyani, 2015).

c. Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to too)

1) Kepala

Periksa adanya trauma kelahiran misalnya: caput

suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan sub aponeurotik

/fraktu rtulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan

kongenital seperti: anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan

sebagainya.

2) Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi

cukup bulan, tulangrawan sudah matang.daun telinga harus

59
berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian

atas.

3) Mata

Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum

sempurna. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulainya

akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai

kekeruhan pada kornea, katarak kongenital akan mudah

terlihatyaitu pupil bewarna putih, pupil harus tampak bulat,

adanya sekret pada mata.

4) Hidung atau mulut Bibir bayi harus kemerahan dan lidahnya

harus rata dan simetris. Bibir di pastikan tidak adanya

sumbing, dan langit-langit tertutup. Refleks hisap bayi harus

bagus, dan berespon terhadap rangsangan. Kaji bentuk dan

lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari

2, 5cm. bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui

mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan

napas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung

atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.

5) Leher

Periksa adnya trauma leher yang dapat menyebabkan

kerusakan pada fleksus brakhialis. Dan periksa adanya

pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

60
6) Dada

Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan

simetris. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas,

apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami

pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafrakmatika.

Pernapasan yang normal didinding dada dan dada abdomen

bergerak secara bersamaan.

7) Bahu, Lengan dan Tangan

Gerakan normal, kedua lengan harus bebas bergerak, jika

gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis

atau fraktur. Periksa jumlah jari. Telapak tangan harus dapat

terbuka, periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat

terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan

perdarahan.

8) Perut

Perut harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan

dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya

pembengkakan, jika perut sangat cekung kemungkinan

terdapat hernia diafragmatika, perut yang membuncit

kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor

lainnya. Jika perut kembung kemungkinan adanya

eterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus

persisten.

61
9) Kelamin

Labia mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris.

Klitoris normalnya menonjol. Pada bayi laki-laki rugae

normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis turun

kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada

ujung glands penis.

10) Ekstremitas atas dan bawah

Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik,

dengan gerakan yang simetris. Refleks menggenggam

normalnya ada. Ekstremitas bagian bawah normalnya

pendek, bengkok dan fleksi dengan baik,Nadi femoralis dan

pedis normalnya ada.

11) Punggung

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya

tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan

atau cekungan,lesung atau bercak kecil yang dapat

menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau

kolumna vertebra.

12) Kulit

Verniks (tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga

kehangatan tubuh bayi), warna, pembengkakan atau bercak-

bercak hitam, tandatanda lahir. Perhatikan adanya lanugo,

jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.

62
13) Refleks

a. Rooting dan menghisap

Bayi baru lahir menolehkan kearah stimulus, membuka

mulut dan mulai menghisap bila pipi, bibir atau sudut

mulut disentuh dengan jari atau putting susu.

b. Menelan

Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan menghisap

bila cairan ditaruh dibelakang lidah

c. Ekstrusi

Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah

disentuh dengan jari atau putting susu.

d. Moro

Ekstensi simetris bilateral dan abduksi seluruh

ekstremitas, dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk

huruf C diikuti dengan aduksi ekstremitas dan kembali ke

fleksi relaksi..

e. Terkejut

Bayi melakukan abduksi dan fleksi seluruh ekstremitas

dan dapat menangis bila mendapat gerakan mendadak

atau suara keras

f. Glabellar/blink

Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketuk

pertama pada batang hidung pada saat mata terbuka

(Walyani, 2015).

63
F. PREEKLAMSIA RINGAN (PER) PADA IBU HAMIL

1. Pengertian PER

Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin

didalam rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa dari

pria. Lebih lanjut, kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang

kemudian bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses

pembuahan yang kemudian menghasilkan janin Ibu hamil adalah

kondisi dimana seorang wanita mengandung bayi hasil hubungan seksual

antara pria dan wanita

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama mortalitas

dan morbiditas pada maternal dan neonatal di seluruh dunia.

Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan di sertai dengan proteinuria.Gejala klinik preeklamsia ringan

dan preeklamsia berat.preeklamsia yang di sertai dengan kejang dan

koma di sebut eklamsia.(tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan

diastolik >90 mmHg) disertai proteinuria (> 30 mg/liter urin atau > 300

mg/24 jam) dan terjadi sesudah usia kehamilan lebih dari 20 minggu,

dimana pada preeklamsia terjdi gangguan berbagai sistem yang

mempengaruhi fungsi vaskuler ibu dan pertumbuhan janin.

Etiologi preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui

secara pasti.Sehingga langkah pencegahan dan alat skrining kurang,

perawatan diarahkan pada manajemen manifestasi klinis yang jelas, dan

persalinan tetap menjadi terapi pilihan.

64
Preeklampsia merupakan satu dari tiga penyebab utama kematian

ibu didunia.Preeklampsia menyebabkan kegagalan beberapa organ. Salah

satu penyebab preeklampsia yaitu adanya gangguan plasentasi. Banyak

penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi beberapa faktor risiko

preeklampsia yaitu primigravida, obesitas, diabetes, hipertensi dan

multiparitas

2. Gejala ibu hamil dengan PER yaitu:

Biasanya ibu hamil dengan PER mengeluhkan gejala dibawahini,

dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar protein dalam urine .

a. Tekanan darah tinggi(hipertensi)

b. Meningkatnya kadar protein dalam urin

c. Penglihatan kabur    

b. Kenaikan berat badan tiba2

c.  Bengka pada kaki dan tangan

d.  Nyeri kepala

e.  Pusing

3. Macam-macam PER pada ibu hamil  yaitu:

a. Preeklamsia ringan

Preeklamsia ringan adalah suatu sindrom spesifik dengan

kehamilan menurunya perfungsi organ yang beraakibat terjadinya

vasospasme pembuluh darah dan aktivitas endotel. Umumnya di tandai

dengan kehamilan berusia lebih dari 20 minggu,dengan tekanan darah

lebh dari 140/90 mmhg setelah di periksa 2 kali dalam jeda 4

65
jam,terdapat 0,3 gram protein dalam sampel urine 24 jam,dan tidak ada

masalah lain pada ibu maupun janin

b. Preeklamsia berat

PEB (preeklansia berat ) adalah ganguan kehamilan berupa tekanan

darah tinggi yang di sertai dengan meningkatnya kadar protein dalam urine

4. Resiko PER pada ibu hamil 

a. Resiko pada ibu

a) Preeklamsia dengan ciri –ciri bengkak pada kaki,muka

b) Tekanan darah lebih dari 140/80

c) Usia lbh dari 45 tahun

d) Obesitas

e)  Riwayat peb pada kehamilan sebelumnya

f) Kejang

g) Kematian pada ibu

h) Pertumbuhan janin terhambat

b. Resiko pada janin

a) Kematian pada janin

b) Premature

c) Keterbelakangan pertumbuhan

d) BBLR

66
5. Penatalaksanaan dan pencegahan PEB pada ibu hamil 

Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adlah

meminum 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.

Pemeriksaankadar Hb semua ibu hamil dilakukan pada kunjungan ANC

pertama dan pada minggu kes-28.

Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia berikan tablet Fe 2-3

kali 1 tablet perhari dandisarankan untuk tetap minum tablet zat besi

sampai 4-6 bulan setelah persalinan. Pada ibu hamiltrimester 3 dengan

anemia perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan

untukbersalin di rumah sakit.

Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan

mengkonsumsi makanan yangmengandung gizi seimbang (4 sehat 5

sempurna) dan memperbanyak konsumsi makanan-makanan yang kaya

akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun

sapi,sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur

dan buah organik).

Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang

sangat diperlukan oleh sel-seldarah merah dapat terpenuhi secara

maksimal dan dapat terhindar dari.Periksakan sedinimungkin apabila

terdapat tanda-tanda anemia, agar langkah-langkah antisipasi bisa segera

dilakukan.

a) Perbanyak istirahat minimal tidur siang selama 1-2 jam tdr malam

7-8 jam

b) Lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan

67
c) Minum air putih paling tidak 8 gelas perhari

d) Mengkonsumsi makanan dengan garam yang sedikit

e) Teratur mengkonsumsi tablet fe

f) Sering melalukan pemeriksaan diri pada dokter

6. Cara meminum Tablet zat besi 

a. Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk

mengurangi rasa mual

b. Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu

karena dapatmenghambat proses penyerapan.

68
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI

PADA NY ”J” UMUR 30 TAHUN G4P3A0H3 HAMIL 25-26 MINGGU

DI PUSKESMAS JATIBARU DENGAN PER

Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2022

Pukul : 09: 10 WITA

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : Ny ‘’J’’ Nama Suami : Tn ‘’S’’

Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun

Suku Bangsa : Bima/Indonesia Suku/bangsa : Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan :SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Rasa Lewi RT 13/ 06 Alamat : Rasa Lewi RT 13/

69
2. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilanya

3. Keluhan utama:

Ibu mengatakan tidak mengalami apapun

4. Riwayat Menstruasi:

Menarche : 15 tahun

Siklus : ± 28 hari

Lama : 6-7 hari

Sifat darah : Encer

Flour albus/keputihan : Ada

Dismenorhe : Ada

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:


Ham Persalinan Kompli nifas ket
il, kasi

K,e Tangg Umur Jenis Peno BB Ib Ba lakta kom


al Kehamila Persalin long lahir u yi si plika
n an si

1 12/03/ 40 Normal Bida 3,500 - - Ada - -


minggu n
2013 Kg

2 26/01/ 40 Normal Bida 2,900 - - Ada - -


2016 minggu n
Kg

3 01/02/ 40 Normal Bida 4000 - - Ada - -


minggu n
2018 Kg

70
6. Kehamilan saat ini:

G4 P3 A0 H3
HPHT : 15-07-2021 HPL : 22-04 2022
UK : 25-26 minggu
Kunjungan ANC : tidak teratur, frekuensi ± 6 kali
Obat yang biasa dikonsumsi selama hamil: tablet Fe, Vitamin B6,
Vitamin C, B complex, Kalk
Pergerakan Janin:±10 x/hari, pergerakan janin pertama kali bulan:
ke 5
Riwayat imunisasi Toxoid Tetanus : sebanyak 5 kali, yaitu:
TT 1 : Pada saat ibu bayi

TT 2 : Pada saat ibu SD

TT 3 :Lupa

TT 4 :Catin

TT 5 :Pada saat kehamilan anak ke 3

Kecemasan: Tidak ada

Tanda-tanda bahaya: Ibu mengatakan tekanan darah

140/80mmHg

Tanda-tanda persalinan: tidak ada

Ibu mengatakan ingin mengetahui tentang: keadaannya dan

janinnya.

7. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti penyakit

menular(PMS,TBC,Hepatitis),Penyakitmenurun( Asma,DM),penyakit

menahun(TBC,paru-paru, asma)tetapi ibu memiliki riwayat hipertensi

sejak kehamilan anak ke tiga

71
8. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit

seperti penyakit menular (PMS,TBC,Hepatitis),Penyakit menurun

(Asma,DM,Hipertensi),penyakit menahun (TBC, paru-paru, asma)

9. Riwayat KB

Anak Jenis Kontrasepsi Berhenti/ganti cara


ke

Mulai Tangg Oleh Temp Kelu Tang- Oleh Tempat Keluhan Alasan
pemakain al/ at Han gal/tahun
Tahun
1 Suntik 3 26/04/ Bida Polind Tidak 27/05/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2013 n es ada 15 ri ada mempuny
ai anak
2 Suntik 3 10/05/ Bida Polind Tidak 17/06/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2016 n es ada 17 ri ada mempuny
ai anak
3 Suntik 3 15/03/ Bida Polind Tidak 17/01/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2018 n es ada 20 ri ada mempuny
ai anak

10. Activity Daily Living


a. Pola Nutrisi:
Makan (sebelum hamil) Minum (sebelum hamil)

Frekuensi : ±2 x/hari Frekuensi: ±3 x/hari

Jenis : Nasi, ikan, sayur Jenis: Air putih

Porsi : 1 piring Porsi: 1 Gelas

Keluhan: tidak ada Keluhan: tidak ada

Makan (saat hamil) Minum(saat hamil)

72
Frekuensi : ± 3 x/hari Frekuensi: ±6 x/hari

Jenis : Nasi, Sayur, Ikan. Jenis: Air putih

Porsi : 1 Piring Porsi: 1 gelas

Keluhan: tidak ada Keluhan: tidak ada

b. Pola eliminasi (sebelum hamil)

BAB ±2 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning, lendir/darah

BAK ±3 x/hari, konsistensi cair, warna jernih

Pola eliminasi (saat hamil)

BAB ±2 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning, lendir/darah

BAK ±6 x/hari, konsistensi cair, warna jernih

c. Pola Aktivitas (sebelum hamil)

Pekerjaan sehari-hari : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah

seperti memasak, mencuci dan menyapu

Keluhan : tidak ada

Hubungan Sexual : ± 2 x/mgg

(saat hamil)

Pekerjaan sehari-hari : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah

seperti memasak, mencuci dan menyapu

Keluhan : tidak ada

Hubungan Sexual : - x/mgg

d. Kebiasaan Hidup (sebelum hamil):

73
Merokok: tidak ada

Minum-minuman keras: tidak ada

Obat terlarang : tidak ada

Minum jamu: tidak ada

Kebiasaan Hidup (saat hamil):

e. Pola Istirahat

(sebelum hamil) (saat hamil)

Tidur siang: ± 2 jam Tidur siang: 2-3 jam

Tidur malam: ± 8 jam Tidur malam: ± 8jam

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

Merokok: tidak ada

Minum-minuman keras: tidak ada

Obat terlarang : tidak ada

Minum jamu : tidak ada

f. Pola Personal Hygien (sebelum hamil)

Mandi : 2 x/hari

Keramas : 3 x/minggu

Gosok gigi : 2 x/hari

Ganti pakaian dalam : 2 x/hari

74
Ganti pakaian : 2 x/hari

Pola Personal Hygien (saat hamil)

Mandi : 2 x/hari

Keramas : 2 x/minggu

Gosok gigi : 2 x/hari

Ganti pakaian dalam : 3 x/hari

Ganti pakaian :2 x/hari

B. Data Obyektif

1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis

2. TTV

TD : 140/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5 0C

RR : 20 x/menit

3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

TB : 160 cm

BB Sebelum hamil : 50 kg

BB Sekarang : 68 kg

Kenaikan BB selama hamil : 18 kg

LILA : 32 cm

75
4. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala

 Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok

 Muka: tidak Pucat, Cloasma: tidak ada, Odema: tidak ada

 Mata: Simetris, Conjungtiva: tidak anemis, Sclera: tidak

ikterika

 Hidung: Bersih, Polip: tdk ada, Palbebra: tidak ada

 Gigi dan Mulut : Bersih, tidak ada karies

Leher

 Pembesaran kelenjar tiroid: tidak ada

 Pembesaran vena jugularis: tidak ada

Payudara

 Bentuk Simestri : Ya

 Puting susu : Menonjol

 Areola Mammae : Hiperpigmentasi

 Colostrum : Ada

Abdomen

 Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan

 Linea nigra : Ada

 Bekas luka/operasi : tidak ada

Genetalia (tidak dilakukan)

 Tanda chadwich

76
 Varices

 Odema

 Pembesaran Kelenjar Bartholini

 Pengeluaran Pervaginam

 Bekas Luka/jahitan perinium

 Anus

Ekstermitas

 Atas

 Odema : tidak ada

 Varises : tidak ada

 Pergerakan : aktif

 Bawah

 Odema : tidak ada

 Varices : tidak ada

 Pergerakan : aktif

b. Palpasi

Payudara

 Ada nyeri tekan : tidak ada

 Benjolan : tidak ada

Abdomen

 TFU : 25 cm

 Leopold I :Pada bagian fundus ibu teraba bulat,

besar, lunak, tidak melenting (Bokong)

77
 Leopold II :Sebelah kanan perut ibu teraba tahanan

seperti papan, keras (punggung) sedangkan

sebelah kiri perut ibu teraba bagian terkecil

janin dan menonjol (ekstermitas)

 Leopold III :Pada bagian simpisis teraba bulat, besar,

keras, melenting (Kepala) dan kepala

belum masuk PAP

 Leopold IV : Tidak di lakukan

 TBJ 25 - 12 x 155 : 2. 015 gram

 Vesika Urinaria : Kosong

c. Auskultasi

DJJ

Punctum maximum : Teraba kanan bawah perut ibu

Frekuensi : 140 x/mnt, teratur

d. Perkusi

Reflek patella : +/+

CVAT (Columna Vertebra Aria Tenders) : Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan panggul (Tidak dilakukan)

6. Pemeriksaan dalam (Tidak dilakukan)

7. Pemeriksaan penunjang

Tanggal:12 Januari 2022 ( 09:35 Wita)

Jenis : HB

Protein Urine

78
Hasil:12,5 gr%

Neg(-)

II. INTERPRESTASI DATA

a. Diagnosa Kebidanan:

G4 P3 A0 H3 UK 25-26 minggu, Tunggal, Hidup, Intra Uteri, letak

memanjang, Presentasi kepala, kesan jalan lahir normal, K/u ibu dan

janin baik dengan Preeklamsia Ringan (PER)

Data Dasar:

D/S:

- Ibu mengatakan ini adalah anak ke empat

- Ibu mengatakan pernah melahirkan

- Ibu mengatakan belum pernah keguguran

- Ibu mengatakan pernah mengalami tekana darah pada kehamilan

sebelumnya

D/O:

Ku : Baik Tingkat Kesadaran : Composmetis

TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 80 x/menit, S : 336,5 ºC, RR : 20

x/menit, LILA : 32 cm

TFU : 25 cm

DJJ : 140 x/menit

TBJ 25 - 12 x 155 : 2. 015 gram

79
- Leopol I : pada fundus uterus besar, bulat, tidak melenting

yaitu bokong

- Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba punggung dan

bagian kiri perut ibu teraba ekstremitas

- Leopold III : pada sipisis teraba besar, bulat, melenting yaitu

kepala dan kepala belum masuk PAP (pintu atas panggul )

yaitu konvergen

- Leopild IV : Tidak di lakukan

b. Masalah:

Ibu mengatakan pernah mengalami PEB (preeklamsia berat) di usia

kandungan 18-19 minggu

c. Kebutuhan

KIE mengenai :

- Anjurkan pada ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi

- Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup

- Menghindari beban pikiran yang bisa mengakibatkan ibu stres

- Lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan

- Minum air putih paling tidak 8 gelas perhari

- Mengkonsumsi makanan dengan garam yang sedikit

- Anjurkan pada ibu untuk mengonsumsi Tablet Fe secara rutin

III.DIAGNOSA POTENSIAL/ MASALAH POTENSIAL

 Pada ibu: Obesitas, Kejang,  Kematian pada ibu

 Pada janin: Pertumbuhan janin terhambat.pada janin akan

80
mengakibatkan Kematian pada janin:Premature, Keterbelakangan

pertumbuhan, BBLR

IV. KEBUTUHAN SEGERA/TINDAKAN SEGERA

a. Mandiri

 KIE pada ibu tentang apa itu PEB

 KIE pada ibu tentang apa itu PER

b. Kolaborasi

Tidak ada

c. Merujuk

Tidak ada

V. PLANNING (12 Januari 2022 09:35 Wita)

1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini

2. Jelaskan pada ibu tentang cara penanganan PER.

3. Anjurkan ibu minum tablet Fe setiap hari selama kehamilan

4. Jelaskan pada ibu manfat tablet Fe selama ibu hamil

5. Anjurkan pada ibu untuk mengkomsusi makanan yang mengandung zat bezi.

6. Jelaskan pada ibu resiko yang terjadi pada pada ibu hamil yang PER

7. Jelaskan pada ibu untuk diet makanan rendah garam dan rendah protein

8. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya mengkonsumsi garam yodium

9. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan pada tenaga kesehatn

jika ibu mengalami keluhan

81
VI. IMPLEMENTASI (12 Januari 2022 09:40 Wita)

1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini yaitu ku ibu : baik tingkat

kesedaran : komposmetis dengan TTV TD : 140/80 mmHg, nadi :80

x/menit, suhu:35,5 Cº, pernapasan: 20 x/menit.

2) Menjelaskan pada ibu tentang cara penanganan PER.

o Perbanyak istirahat minimal tidur siang selama 1-2 jam tdr malam 7-8

jam

o  Lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan

o Minum air putih paling tidak 8 gelas perhari

o Mengkonsumsi makanan dengan garam yang sedikit

o Teratur mengkonsumsi tablet Fe

o Sering melalukan pemeriksaan diri pada dokter 

3) Menjelaskan pada ibu tentang cara minum tablet Fe yaitu Menganjurkan ibu

minum tablet Fe setiap hari selama kehamilan dengan 1 kali sehari pada saat

malam hari agar ibu tidak mengalami mual-muntah

4) Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya mengomsumsi tablet Fe selama

kehamilan yaitu untuk menambah asupan nutrisi pada janin, mencegah

anemia pada ibu defisiensi zat besi, mencegah terjadinya perdarahaan saat

masa persalinan, infeksi, preekklamsi, prematur, bayi lahir dengan berat

rendah <2500 gram, serta menambah kadar oksigen dalam darah.

82
5) Anjurkan pada ibu untuk mengkomsusi makanan yang mengandung zat bezi

yaitu: Seperti sayuran hijau,(bayam,kacang-kacangan,Wortel,kangkung,daun

singkong, ubi, tempe daun labu serta buah-buahan Dll) berdampak jangka

panjang yang bisa terjadi adalah perubahan fungsi otak akibat kekurangan

zat besi selama didalam kandungan, seperti lahir prematur, kematian bayi,

infeksi, dan perdarahan setelah persalinan.

6) Menjelaskan pada ibu resiko yang terjadi pada pada ibu hamil yang PER

Resiko Pada ibu :


o bengkak pada kaki,muka

o Tekanan darah lebih dari 140/80MmHg

o Usia lbh dari 45 tahun

o Obesitas

o  Riwayat PEB pada kehamilan sebelumnya

o  Kejang

o  Kematian pada ibu

Resiko Pada bayi:


o Kematian pada janin

o Premature

o Keterbelakangan pertumbuhan

o BBLR 

7) Menjelaskan pada ibu untuk diet makanan rendah garam dan rendah protein

Makanan diet rendah garam

- Perbanyak mengkomsumsi sayur hijau dan buah

- Batasi penggunaan bumbu dan saus

83
- Kurangi pemakian garam saat memasak

- Hindari mengkomsumsi makanan tinggi garam

Contohnya(keju,dasing asap,daging olahan,mayones,saus

tomat,ikan asin,sereal,serta keripik kemasan)

Makanan rendah protein

- Buah-buahan

- Sayuran hijau

- Makanan tinggi kalori rendah protein

seperti:madu,ubi,nagasari,telur dll

8) Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya mengkonsumsi garam beryudium

yaitu bermanfaat untuk pembentukan hormon teroid, yang bertugas

mengatur proses pembentukan energi yang di butuhkan tubuh. resiko yang

tidak mengomsumsi garam beryodium yaitu dapat terjadi gondok pada janin,

stuting, serta terhambatnya pertumbuhan janin.

9) Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan pada tenaga kesehatan

terdekat jika ada keluhan

VII. EVALUASI (20 Januari 2022 10:55 Wita)


1. Ibu mengerti tentang keadaanya

2. Ibu mengerti tentang cara penanganan PER

3. Ibu mengerti untuk meminum tablet Fe

4. Ibu mengerti tentang manfaat tablet Fe

5. Ibu mengerti untuk mengkomsumsi makanan yang mengandung zat gizi

6. Ibu mengerti resiko yang terjadi jika menglami PER

84
7. Ibu mengerti makanan untuk diet rendah garam dan rendah protein

8. Ibu mengerti tentang pentingnya mengkomsumsi garam yodium selama

kehamilan

9. Ibu bersedia melakukan kunjungan pada tenga kesehatan terdekat apabila

ada keluhan

CATATAN PERKEMBANGAN 1

Tanggal/Jam : 23 Februari 2022/ 09 : 25 WITA

Tempat : Rumah Pasien Ny’’J’’ di Kelurahan Rasa Lewi

Kunjungan : II

Subjektif :

- Ibu mengatakan kadang-kadang merasakan sakit kepala dan

pandangan kunang-kunang

- Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya

- Ibu mengatakan mengalami susah tidur

Objektif :

- Ku : Baik Tingkat Kesadaran : Composmetis

- TTV : TD : 140/100 mmHg, N : 82 x/menit, S : 36,6º C, RR : 20

x/menit, LILA : 32 cm

- Tidur siang 1 jam

- Tidur malam 7 jam

- BB : 75 kg

- UK : 28 minggu

85
- TFU : 25 cm

- Protein urine Positif (+1)

- Leopol I : pada fundus uterus besar, bulat, tidak melenting

yaitu bokong

- Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba punggung dan

bagian kiri perut ibu teraba ekstremitas

- Leopold III : pada sipisis teraba besar, bulat, melenting yaitu

kepala dan kepala belum masuk PAP (pintu atas panggul )

yaitu konvergen

- Leopold IV: Tidak di lakukan

- DJJ : 140 x/menit

- TBJ : 27-12x155 : 2.015 gram

Assessment : Ny ‘’J’’ umur 30 tahun, G4P3 A0H3 dengan Preeklamsia ringan(PER)

Planning :

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

Evaluasi : ibu mengerti tengtang hasil pemeriksaan dengan hasil TTV: TD:

140/100 MmHg, N : 90 x/menit, R: 23 x/menit, S: 36,5 0C, leopold I : tereba

bokong, leopod II: punggung kanan, leopold III: kepala dan belum masuk

PAP. DJJ: 140 x/menit

2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan adalah hal yang normal

disebabkan karena perut ibu semakin membesar, sakit pada punggung, dan

86
napas tersengal sehinggan ibu tidak bisa tidur dengan nyenyak dan susah untuk

posisi yang Nyman pada saat tidur.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang keluhan yang di rasakan

3. Mengenjurkan pada ibu untuk tidak memikirkan hal-hal lain pada saat mau

tidur agar ibu bisa tidur dengan tenang dan tidak perlu terlalu khawatir dengan

kondisi kehamilannya

Evaluasi : Ibu bersedia tidak memikirkan hal-hal yang tidak penting

4. Menejelaskan pada ibu tentang gejala yang ibu alami itu adalah tanda-tanda

preeklamsia ringan seperti:penglihatan kabur,kenaikan berat badan tiba-

tiba,bengak pada kai dan tangan,nyeri kepala dan pusing).

Evaluasi:ibu mengerti tentang tanda-tanda preeklamsia ringan

5. Menjelaskan pada ibu tentang cara penanganan keluhan yang di

rasakan(Perbanyak istirahat minimal tidur siang selama 1-2 jam tdr malam 7-8

jam,Lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan, Minum air putih paling

tidak 8 gelas perhari, Mengkonsumsi makanan dengan garam yang sedikit,

Teratur mengkonsumsi tablet Fe, Hindari terlalu stress, Sering melalukan

pemeriksaan diri pada dokter .

Evaluasi:ibu mengerti tentang cara penanganan dari keluhan yang dirasakan

6. Menjelaskan kembali pada ibu tentang apa itu PER adalah ganguan kehamilan

berupa tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik 90 mmHg

dengan protein urin melebaihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstick >+1.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang apa yang di maksud dari PER

7. Menjelaskan kembali pada ibu tentang dampak dari PER adalah dampak yang

akan terjadi pada ibu hamil yaitu Kejang, Kematian pada ibu, Pertumbuhan

87
janin terhambat Sedangkan pada bayi: Kematian pada janin, Premature,

Keterbelakangan pertumbuhan, BBLR 

Evaluasi : Ibu mengerti tentang dampak dari PER

8. Mengangjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti tahu,

tempe, sayur-sayuran hijaau, telur, ubi-ubian, buah-buahan dan susu.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengonsumsi makanan yang bergizi.

9. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu

perdarahan pervaginam, penuruna/tidak merasakan gerakan janin, Demam tinggi

,ketuban pecah dini (KPD,Muntah terus menerus dan tidak ada nafsu makan.

Evaluasi: ibu engerti tentang tanda bahaya kehamilan trimester III.

10. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontaksi/his,

pengeluaran lendir bercampur darah, adanya penipisandan pembukaan serviks,

pecah ketuban/Bloody Show.

Evaluasi : ibu mengerti tentang tanda-tanda persalinan.

11. Menganjurkan pada ibu untuk mempersiapkan persiapan menjelang persalinan

yaitu dengan mempersiapkan 4 pendonor darah, dana untuk persalinan,

kendaraan, kartu BPJS, serta menyiapkan perlengkapan bayi.

Evaluasi : ibu bersedia mempersiapkan persiapan menjelang persalinan.

88
CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal/Jam : 13 April 2022/ 09 : 35 WITA

Tempat : Puskemas Jatibaru Ny’’J’’ di Kelurahan Rasa lewi

Kunjungan : III

Subjektif :

- Ibu mengatakan tidak ada keluhan

- Ibu mengatakan ingin cek laboratorium

Objektif :

- Ku : Baik Tingkat Kesadaran : Composmetis

- TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,5 º C, RR : 20


x/menit, LILA : 32 cm
- Protein urine (neng -)

- BB : 70,8 kg

- UK : 37-38 minggu

- TFU : 29 cm

- Leopol I : pada fundus uterus besar, bulat, tidak melenting


yaitu bokong
- Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba punggung dan
bagian kiri perut ibu teraba ekstremitas

- Leopold III : pada simpisis teraba besar, bulat, melenting yaitu\

kepala dan kepala sudah masuk PAP (pintu atas panggul )

yaitu divergen

- Leopold IV : 4/5 bagian

- TBJ : 29-11x155: 2.790 gram

- DJJ : 145 x/menit

89
Assessment :

Ny ‘’J’’ umur 30 tahun, G4P3 A0H3, UK 37-38 minggu, Tunggal, Hidup, Intra

Uteri, Letak memanjang, Presentsai kepala, Kesan jalan lahir normal, K/u ibu dan janin

baik.

Planning :

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

Evaluasi : ibu mengerti tengtang hasil pemeriksaan dengan hasil TTV: TD:

140/80 MmHg, N : 84 x/menit, R: 23 x/menit, S: 37 0C, DJJ : 140 x/menit,

protein urine (Neng-),leopold 1: teraba bokong, leopold II: punggung kanan,

leopold III: teraba kepala dan kepala sudah masuk PAP, leopold IV: 4/5 bagian

2. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kesehatan dengan makan-makanan

yang bergizi, menjagaa kebersihan diri, beristrhat dengan cukup dengan tidur

siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga kesehatan.

3. Mengangjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti tahu,

tempe, sayu-sayuran hijaau, telur, ubi-ubian, buah-buahan dan susu.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengonsumsi makanan yang bergizi.

4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga pola istirahat seperti tidur siang ±

1-2 Jam dan tidur malam ± 7-8 Jam.

Evaluasi : Ibu bersedian istirahat yang cukup

5. Menganjurkan pada ibu untuk selalu mengkonsumsi Tablet Fe secara rutin

dengan cara meminum 1 tablet sehari pada malam hari sebelum tidur selama

kehamilan.

90
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengonsumsi Tablet Fe secara rutin selama

kehamilan.

6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III yaitu

perdarahan pervaginam, penuruna/tidak merasakan gerakan janin, kontraksi,

ketuban pecah dini (KPD),

Evaluasi: ibu engerti tentang tanda bahaya kehamilan trimester III.

7. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontaksi/his,

pengeluaran lendir bercampur darah, adanya penipisandan pembukaan serviks,

pecah ketuban/Bloody Show.

Evaluasi : ibu mengerti tentang tanda-tanda persalinan.

8. Menganjurkan paada ibu untuk mempersiapkan persiapan menjelang persalinan

yaitu dengan mempersiapkan 4 pendonor darah, dana untuk persalinan,

kendaraan, kartu BPJS, serta menyiapkan perlengkapan bayi

Evaluasi :ibu bersedia mempersiapkan persiapan persalinan

91
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

PADA NY”J” UMUR 30 TH G4 P3 A0 H3 UK 41 MINGGU

DI PUSKESMAS JATIBARU

Tanggal pengkajian : 26 April 2022

Pukul : 09: 30 WITA

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Ibu dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : Ny ’’J’’ Nama Suami : Tn ’’S’’

Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun

Suku /Bangsa : Bima/Indonesia Suku/bangsa : Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Rasa Lewi RT13/06 Alamat :Rasa Lewi RT13/06

2. Alasan masuk kamar bersalin :

Ibu mengatakan ingin bersalin

92
3. Keluhan utama:

Ibu mengatakan mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang hilang timbul

sejak 1 hari yang lalu sejak tanggal (24-04-2022), keluar darah bercampur

lendir jam 12:00 WIB (25-04-2022), belum ada pengeluaran cairan

ketuban, dan ibu masih merasakan pergerakan janin.

4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun

Siklus : ± 28 hari

Lama : 6-7 hari

Sifat darah : encer

Flour albus/keputihan : ada

Dismenorhe : ada

5. Tanda-tanda persalinan

Kontraksi : Ada sejak tanggal: 25-05-2022, pukul: 09 : 40 WITA

Frekuensi: 3 x dalam 10 menit

Lamanya: 30 detik kekuatan: agak kuat

Lokasi ketidaknyamanan: Pinggang dan perut

6. Pengeluaran pervaginam

Darah lendir ada, Jumlah: ± 5 cc Warna: Merah kecoklatan

Air ketuban tidak, Jumlah: - Warna: -

Darah tidak, Jumlah: ± 5 cc Warna: merah

93
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
Ham Persalinan Kompli nifas ket
il, kasi

K,e Tangg Umur Jenis Peno BB Ib Ba lakta kom


al Kehamila Persalin long lahir u yi si plika
n an si

1 12/03/ 40 Normal Bida 3,500 - - Ada - -


minggu n
2013 Kg

2 26/01/ 40 Normal Bida 2,900 - - Ada - -


2016 minggu n
Kg

3 01/02/ 40 Normal Bida 4000 - - Ada - -


minggu n
2018 Kg

8. Kehamilan Sekarang

G4 P3 A0 H3

HPHT: 15-07-2021 HPL : 22-04 2022

UK: 40 minggu

ANC teratur, frekuensi 6 x, di: Puskesmas JatiBaru, dan dokter


Kandungan
Obat yang dikonsumsi selama hamil: tablet Fe, Vitamin B6, Vitamin
C, B complex, Kalk.
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ± 10 kali

Riwayat Imunisasi : sebanyak 5 kali, yaitu:


TT 1 : Pada saat ibu bayi

TT 2 : Pada saat ibu SD

TT 3 :Lupa

94
TT 4 :Catin
TT 5 :Pada saat kehamilan anak ke 3
Keluhan : tidak ada

Tanda-tanda bahaya : tidak ada

9. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit a seperti penyakit

menular (PMS,TBC,Hepatitis),Penyakit menurun ( Asma,DM),penyakit

menahun (TBC, paru-paru, asma) tetapi ibu memiliki riwayat hipertensi

sejak kehamilan anak ke tiga

10. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit

seperti penyakit menular (PMS,TBC,Hepatitis),Penyakit menurun

(Asma,DM,Hipertensi),penyakit menahun (TBC, paru-paru, asma)

11. Riwayat KB
Anak Jenis Kontrasepsi Berhenti/ganti cara
ke

Mulai Tangg Oleh Temp Kelu Tang- Oleh Tempat Keluhan Alasan
pemakain al/ at Han gal/tahun
Tahun
1 Suntik 3 26/04/ Bida Polind Tidak 27/05/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2013 n es ada 15 ri ada mempuny
ai anak
2 Suntik 3 10/05/ Bida Polind Tidak 17/06/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2016 n es ada 17 ri ada mempuny
ai anak
3 Suntik 3 15/03/ Bida Polind Tidak 17/01/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2018 n es ada 20 ri ada mempuny
ai anak

95
12. Riwayat Sosial Ekonomi dan Psikologi

Status Perkawinan: sah kawin 1 kali

Lama nikah 9 Tahun, menikah pertama pada umur: 22 tahun

Kehamilan ini tidak direncanakan

Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu dan keluarga merasa

bahagia terhadap kehamilannya

Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah: suami

Tempat rujukan jika terjadi komplikasi: RSUD Bima

B. Data Obyektif
1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis

2. TTV
TD : 140/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50C

RR : 20 x/menit

3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan


TB : 160 cm

BB Sebelum hamil : 50 kg

BB Sekarang : 68 kg

Kenaikan BB saat hamil : 18 kg

LILA : 32 cm

96
4. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala

 Rambut : hitam, bersih, tidak rontok

 Muka: tidak pucat Cloasma: tidak ada Odema: tidak ada

 Mata: simetris Conjungtiva: tidak anemis Sclera: tidak ikterik

 Hidung: bersih Polip: tidak ada Palbebra : tidak ada

 Gigi dan Mulut : bersih, tidak ada karies

Leher

 Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada

 Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Payudara

 Bentuk Simestri : ya

 Puting susu : menonjol

 Areola Mammae : hiper pigmentasi


 Colostrum : ada
Abdomen
 Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan

 Linea nigra : ada

 Bekas luka/operasi : tidak ada

Genetalia

 Tanda chadwich : tidak ada

 Varices : tidak ada

 Odema : tidak ada

97
 Pembesaran Kelenjar Bartholini : tidak ada

 Pengeluaran Pervaginam : darah bercampur lendir

 Bekas Luka/jahitan perinium : tidak ada

 Anus : tidak hemoroid


Ekstermitas
 Atas
 Odema : tidak ada
 Pergerakan : aktif
 Bawah
 Odema : tidak ada
 Varices : tidak ada
 Pergerakan : aktif
b. Palpasi
Payudara
 Ada nyeri tekan : tidak ada
 Benjolan : tidak ada
 Colostrum : ada
Abdomen
 TFU : 31 cm

 Leopold I :Pada fundus uterus teraba bulat, besar, lunak,

tidak melenting (Bokong)

 Leopold II :Pada perut sebelah kanan teraba tahanan seperti

papan, keras (punggung) sedangkan sebelah kiri

teraba bagian terkecil janin dan menonjol

(ekstermitas)

 Leopold III :Teraba bulat, besar, keras, melenting (Kepala)

98
dan kepala sudah masuk PAP (pintu atas panggul)

yaitu divergen

 Leopold IV : 3/5 bagian

 TBJ 31-11x155 : 3100 gram

 Kontraksi : 3 x/10 mnt, lama 30 detik, kuat, teratur

 Vesika urinaria : kosong

c. Auskultasi

DJJ

Punctum maximum : Teraba kanan bawah perut ibu

Frekuensi : 146 x/mnt, teratur

d. Perkusi

Reflek patella : +/+

CVAT : tidak dilakukan

5. Pemeriksaan dalam

Atas indikasi, tanggal 26-05-2022 jam. 10:00 WITA oleh: Bidan

Dinding Vagina : tidak ada kelainan

Portio : 50 %

Pembukaan Servik : 5 cm

Konsistensi : lunak

Ketuban : utuh

Presentasi : kepala

POD : ubun-ubun kecil kanan depan

Penurunan Bagian Terendah : H II

99
ada/ tidak bagian kecil janin : (tidak ada bagian terkecil janin yang

menyertai)

100
6. Pemeriksaan penunjang:

Tanggal : 24 April 2022 ( 10:35 Wita) Jenis : Protein Urine

Hasil : Neg(-)

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa Kebidanan:

Ny ‘’J’’, 30 tahun, G4 P3A0 H3 UK : 41 minggu, Aterm, Janin Tunggal, Hidup,

Intra Uterin dengan kala I fase Aktif.

Data Dasar:

DS

1. Ibu mengatakan ini adalah anak ke empat

2. Ibu mengatakan pernah melahirkan.

3. Ibu mengatakan belum pernah keguguran

4. Ibu mengatakan pernah mengalami tekanan darah pada kehamilan

sebelumnya.

5. Ibu mengatakan mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang hilang

timbul sejak 1 hari yang lalu sejak tanggal (24-04-2022), keluar darah

bercampur lendir jam 12:00 WIB (25-04-2022), belum ada pengeluaran

cairan ketuban, dan ibu masih merasakan pergerakan janin.

101
DO

1. Ku Baik Tingkat Kesadaran : composmetis

2. TTV : TD 140/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36, 5 ͦ C, RR 20 x/menit.

3. Palpasi Abdomen :

- TFU : 31 cm

- Leopold I :Di bagian fundus perut ibu teraba satu bagian bulat, lunak

dan tidak melenting (bokong).

- Leopold II :Dibagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang, ada

tahanan seperti papan (punggung) dan bagian kiri perut

ibu teraba bagian terkecil janin dan menonjol

(ekstermitas).

- Leopold III : Dibagian bawah simpisis perut ibu teraba satu bagian

bulat, keras dan melenting (kepala) dan kepala sudah

masuk PAP

- Leopold IV : 3/5 bagian

- His 3 x dalam 10 menit lamanya 30 detik, kekuatan: agak kuat

- TBJ : (31- 11) x 155 = 3100 gram

- DJJ : 146 x/menit, frekuensi teratur

4. Pemeriksaan dalam pukul 10: 00 WITA

VT Ø 5 cm, eff. 50%, ket. (+), teraba kepala , UUK kadep, kepala H II,

tidak teraba bagian terkecil janin atau tali pusat yang menyertai.

102
Masalah :

Ketidak nyamanan ibu karena sakit pada bagian pinggang

Kebutuhan :

1. KIE untuk berjalan-jalan di sela-sela his

2. KIE tentang tehnik relaksasi

3. KIE tentang nutrisi

III. DIAGNOSA POTENSIAL/ MASALAH POTENSIAL

- Syok

- Kejang

- Kematian

IV. KEBUTUHAN SEGERA/TINDAKAN SEGERA

a. Mandiri

Tidak ada

b. Kolaborasi

Tidak ada

c. Merujuk

Tidak ada

103
V. PLANNING ( tgl : 26-05-2022 pukul : 10: 15 WITA )
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Ajarkan pada ibu tentang tehnik relaksasi

3. Siapkan alat partus set,obat-obatan (pakaian ibu dan bayi)

4. Beri tahu suami dan keluarga untuk memberikan semangat dan motivasi

pada ibu

5. Ajarkan pada keluarga tentang cara masase punggung untuk mengurangi

rasa sakit pada pinggang ibu

6. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan dan minum di saat tidak

ada kontraksi

7. Anjurkan pada ibu untuk berjalan-jalan di sela His

8. Anjurkan pada ibu untuk tidur miring kiri

9. Pantau kondisi ibu dan janin(pengecekan DJJ dan TTV)

VI. IMPLEMENTASI ( tgl : 26-05-2022 pukul : 10 : 25 WITA )


1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan saat ini

bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik dengan TD 140/80 mmHg, N 80

x/menit, S 36,4◦C, RR 20 x/menit, DJJ 146 x/menit dan pembukaan 5 cm.

2. Mengajarkan pada ibu tentang tehnik relaksasi yang baik dan benar seperti

tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan dihembuskan secara perlahan

melalui mulut.

3. Menyiapkan alat partus set,obat-obatan,pakaian ibu dan anak(2 klem tali

pusat,gunting tali pusat,gunting epis,spuit)

4. Beri tahu suami dan keluarga untuk memberikan semangat dan motivasi

pada ibu

104
5. Mengajarkan pada keluraga tentang cara masase punggung untuk

mengurangi rasa sakit pada pinggang yaitu dengan memijat bagian pinggang

pada sat ibu merasakan kontraksi.

6. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum pada saat

tidak ada kontraksi

7. Menganjurkan pada ibu untuk berjalan-jalan di sela His adalah untuk

mempercepata penurunan kepala/ bagian terendah janin pada pintu atas

panggul ibu.

8. Menganjurkan pada ibu untuk tidur miring kiri agar mempercepat penurunan

kepala janin.

9. Memantau kondsi ibu dan janin tetap sehat

VII. EVALUASI ( tgl : 26-05-2022 pukul : 10 : 35 WITA )


1. Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan dan tampak tenang.

2. Ibu mengerti dan sudah melakukan tehnik relaksasi yang diajarkan

3. Sudah di siapkan alat partus set,bahan dan oabt-obatan.

4. Keluarga dan suami telah mengerti untuk memberikan dorongan pada

ibu

5. Keluarga mengerti cara masase punggung

6. Keluarga bersedia untuk memberikan makan dan minum pada saat tidak

ada kontraksi

7. Ibu bersebia untuk berjalan-jalan di sela his

8. Ibu bersedia untuk tidur miring kiri

9. Memantau kondsi ibu dan janin tetap sehat

105
CATATAN PERKEMBANGAN

Kala II

Tanggal : 26-05-2022

Jam : 12.00 WITA

Subjektif :

- Ibu mengeluh mules pada perut menjalar ke pinggang, disertai ada

dorongan ingin meneran seperti ingin BAB.

Objektif :

- KU Ibu : Baik, Tingkat Kesadaran : Composmetis,

- TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,6◦C, RR : 20

x/menit.

- Pemeriksaan dalam

VT Ø 10 cm, eff. 100 %, ket. (-), teraba kepala , UUK kadep, kepala

hodge III, tidak teraba bagian terkecil janin atau tali pusat yang

menyertai

Assesment :

Ny ‘’J’’, 30 tahun, G4 P3 A0 H3 dengan inpartu kala II.

Planning :

1. Mengenali tanda dan gejala kala II yaitu adanya dorongan untuk meneran,

perineum menonjol, tekanan pada anus, vulva vagina membuka

Evaluasi : sudah ada tanda dan gejala kala 2

106
2. Memastikan kelengkapan peralatan obat-obatan dan bahan esensial untuk

menolong pasien dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir seperti :

partus set dan heating set

Evaluasi :peralatan dan obat-obatan sudah lengkap

3. Memakai alat perlindungan diri

Evaluasi : sudah dipakai

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai dan cuci tangan

dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk kering.

Evaluasi : sudah dilakukan

5. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada tangan sebelah yang akan di

gunakan

Evaluasi : sarung tangan steril sudah dipakai

6. Memasukkan oksitosin ke dalam spuit dan menyimpannya dalam partus set,

pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.

Evaluasi :oksitosin sudah dimasukan dalam spuit dan disimpan dalam partus set

7. Membersihkan vulva dan perineum dan menyekannya dengan hati-hati dari depan

ke belakang dengan menggunakan kapas dan kassa yang telah di basahi dengan

air DTT.

Evaluasi : sudah dilakukan

8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan dan keadaan

ketuban

Evaluasi : pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah pada jam 01:35

Wita.

107
9. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yaang

masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % kemudian

melepaskan dan merendam dalam keadaan terbalik selama 10 %, cuci tangan

setelah handskun telah di lepaskan.

Evaluasi : sudah dilakukan dan tangan sudah dicuci

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau relaksasi uterus untuk memastikan bahwa

DJJ masih dalam batas normal

Evaluasi : DJJ masih dalam batas normal yaitu : 146 x/menit

11. Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik

dan bantu ibu ke posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginan ibu

Evaluasi : hasil pemeriksaan sudah diberitahukan dan posisi ibu sudah diatur

yaitu posisi miring kiri

12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran dan di bantu ke

posisi ½ atau posisi lain yang di inginkan pastikan ibu merasa nyaman

Evaluasi : sudah dilakukan

13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk

meneran

Evaluasi : sudah dilakukan bimbingan meneran

14. Menganjurkan pada ibu untuk mengambil posisi yang nyaman di sela kontraksi

Evaluasi : posisi ibu sudah di atur sesuai kenyaman ibu

15. Meletakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu saat kepala telah

membuka vulva dengan dimeter 5-6 cm

Evaluasi : handuk sudah diletakan diatas perut ibu

16. Meletakkan kain bersih di lipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

108
Evaluasi : sudah lengkap

17. Membuka tutup partus set untuk memastikan kembali kelengkapan alat-alat, obat-

obatan dan bahan untuk persalinan

Evaluasi : sudah dilakukan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Evaluasi : sudah dipakai

19. Setelah tampak kepala bayi 5-6 cm membuka vulva, lindungi perinium dengan

satu tangan dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan kepala bayi

untuk menahan posisi defleksi maksimal dan membantu lahirnya kepala bayi

Evaluasi : sudah dilakukan

20. Memeriksa adanya kemungkinan adanya lilitan tali pusat

Evaluasi : tidak ada lilitan tali pusat

21. Menuggu kepala melakukan putaran paksi luar

Evaluasi : sudah ada putaran paksi luar

22. Memegang kepala bayi secara bipariental, anjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi dengan lembut, gerakkan ke arah bawah untuk melahirkan bahu depan

dan gerakkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.

Evaluasi :sudah dilakukan dan kedua bahu telah lahir

23. Menggeser tangan bawah untuk kepala dan bahu, gunakan tangan atas untuk

menelusuri dan memegang lengan siku sampai siku

Evaluasi : sudah dilakukan

24. Menelusuri tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki

Evaluasi : sudah dilakukan, by lahir spontan pukul 12.55 WITA, jenis kelamin

laki-laki anus + dan tidak ada kelainan bawaan.

109
25. Melakukan penilaian sepintas pada bayi

Evaluasi : bayi sudah di lakukan penilaian

26. Meletakan bayi di atas perut ibu dan keringkan dari muka,kepala,tubuh lainya

kecuali telapak tangan .

Evaluasi :bayi sudah di keringkan

27. Menjepit tali pusat kira-kira 3 cm dari perut bayi, urut tali pusat kearah distal

kemudian kelm tali pusat

Evaluasi:tali pusat sudah di klem

28. Potong tali pusat di antara kedua klem

Evaluasi:tali pusat sudah di potong

29. Menganti handuk basah dan membungkus bayi dengan kain kering

Evaluasi:handuk telah di ganti dan bayi sudah kering

30. Menyusui bayi atau melakukan IMD

Evaluasi:bayi sudah di susui

31. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hanggat dan pasang topi di kepala bayi

Evaluasi:ibu dan bayi sudh di selimuti

110
CATATAN PERKEMBANGAN

Kala III

Tanggal : 26-04-2022

Jam : 01:10 WITA

Subjektif :

- Ibu mengeluh masih merasakan mules pada perutnya dan masih

keluar darah pervaginam

Objektif :

- KU : Baik, Tingkat Kesadaran : composmetis


- TTV : TD : 140/80 mmHg, N : 81 x/menit, S : 36,7 ◦C, RR : 20
x/menit.
- Palpasi : TFU sepusat, tampak tali pusat depan vagina dan
pengeluaran darah pervaginam ± 150 cc.

Assesment :

Ny”J” umur 30 tahun P4 A0 H4 dengan Inpartu Kala III

Planning :

32. Periksa kembali uterus untuk memastikan ada tidaknya janin kedua

Evaluasi : Tidak ada janin kedua

33. Memberitahukan pada ibu bahwa dia akan disuntikkan oksitosin tujuannnya

untuk mempercepat pengeluaran plasenta dan mencegah perdarahan.

Evaluasi : Sudah dilakukan penyuntikkan oksitosin

34. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir pindahkan klem berjarak 5-10

cm didepan vulva.

111
Evaluasi : Klem sudah dipindahkan

35. Meletakkan tangan diatas kain diatas perut ibu dan tangan lain melakukan

penegangan tali pusat.

Evaluasi : Sudah dilakukan penegangan tali pusat

36. Mendorong uterus secara dorsol kranial

Evaluasi : Sudah dilakukan dorsol kranial

37. Tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem berjarak 5-10 cm didepan

vulva, lahirkan plasenta

Evaluasi : Plasenta bertambah panjang dan segera lahir.

38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan ketukan

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah

disediakan.

Evaluasi : Plasenta sudah dilahirkan secara schutzel lengkap pada jam

01:20 WITA

39. Segera setelah plasenta lahir lakukan massase uterus selama 15 detik,

letakkan telapak tangan difundus dan melakukan massase dengan lembut

hingga uterus berkontraksi.

Evaluasi : Sudah dilakukan masase uterus, TFU 2 jari bawah pusat.

40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan periksa selaput

ketuban lengkap dan utuh.

Evaluasi : Plasenta sudah diperiksa, hasilnya plasenta dan selaput ketuban

lengkap

41. Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum.

Evaluasi : terdapat lasserasi derajat II

112
CATATAN PERKEMBANGAN

Kala IV

Tanggal : 26-04-2022

Jam : 03: 00 WITA

Subjektif :

- Ibu mengatakan masih merasa mules pada perutnya

- Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya

Objektif :

- KU : baik Tingkat kesadaran : composmetis

- TTV : TD : 140/70 mmHg, N: 80 x/menit, S : 36, 5◦ C, RR : 20

x/menit

- Palpasi : TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung

kemih kosong, perdarahan ± 120 ml, terdapat laserasi derajat II.

Assesment :

Ny”J” umur 30 tahun, P4 A0 H4 dengan Inpartu Kala IV

Planning:

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak ada perdarahan.

Evaluasi : Kontraksi uterus baik dan fundus teraba keras

43. Lakukan IMD dan biarkan bayi tatap melakukan kontak kulit dada ibu

selama 1 jam.

113
Evaluasi : Bayi sudah dilakukan IMD dan kontak kulit antara ibu dan bayi.

44. Melakukan pemerikasaan fisik bayi baru lahir

Evaluasi : Sudah dilakukan pemeriksaan fisik BB : 3.800 gram, PB : 50 cm,

LK : 35 cm, LD : 36 cm, LILA : 12 cm, JK : laki-laki , A/S : 7-9

45. Mengevaluasi jumlah perdarahan

Evaluasi : Perdarahan 120 ml.

46. Melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan.

Evaluasi : Sudah dipantau dan tidak ada perdarahan

47. Memeriksa nadi dan kandung kemih

Evaluasi : Nadi 80 x/menit, kandung kemih teraba kosong

48. Menganjurkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan massase dengan cara

tangan memutar searah jarum jam. Jika teraba keras beraarti kontraksinya

bagus, jika teraba lembek lakukan massase lagi tujuannya untuk mencegah

tarjadinya perdarahan.

Evaluasi : Ibu sudah melakukan massase sendiri

49. Membuang sampah kontaminasi pada tempat yang sesuai

Evaluasi : Semua sampah kontaminasi sudah dibuang pada tempatnya.

50. Membersihkan ibu dengan mengguanakan air DTT dan membantu ibu

mengganti pakaian.

Evaluasi : Ibu sudah dibersihkan dan sudah mengganti pakaian.

51. Memastikan ibu merasa nyaman dan menganjurkan kepada keluarga untuk

memberikan dukungan pada ibu dan membantu ibu untuk memberikan ASI

pada bayi.

Evaluasi : Ibu sudah merasa nyaman dan IMD dilakukan selama 1 jam.

114
52. Setelah dilakukan IMD suntik Vitamin K di paha kiri bayi dan beri salep

mata.

Evaluasi : Vitamin K dan salep mata sudah diberikan.

53. Setelah pemberian Vitamin K beri imunisasi HB 0 pada paha kanan.\

Evaluasi : HB 0 sudah diberikan.

54. Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 % selam 10

menit.

Evaluasi : Tempat bersalin sudah dikontaminasikan.

55. Memastikan ibu mersa nyaman

Evaluasi : Ibu sudah merasa nyaman.

56. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan

klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

Evaluasi : Sudah dilakukan dekontaminasi

57. Mencelupkan sarung tangan yang kotor kedalam larutan klorin 0,5 %

Evaluasi : Sarung tangan sudah didekontaminasi

58. Lepaskan sarung tangan dengan membalikkan bagian dalam keluar dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Evaluasi : sarung tangan sudah dilepas dan direndam ke dalam larutan

klorin

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

dengan handuk bersih/tisu.

Evaluasi : Tangan sudah dicuci dan dikeringkan

60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan

asuhan kala IV.

115
Evaluasi : Lembar partograf sudah diisi, sudah dilakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital dan sudah dilakukan asuhan kala

PEMANTAUAN KALA IV 2 JAM POST PARTUM

JAM WAK TEKAN NAD SUHU TINGGI KONTRAKS KANDUN DARA


TU AN I FUNDUS I UTERUS G KEMIH H
KE UTERI YANG
DARA KELUA
H R

I 01:25 120/70 80x/ 36,5° C 2 Jari pst Baik Kosong ± 50 cc


mmHg mnt
01:50 2 Jari pst Baik Kosong ± 40 cc
120/70 80x/
02:05 mmHg mnt 2 Jari pst Baik Kosong ± 20 cc

02:20 120/70 80x/ 2 Jari pst Baik Kosong ± 10 cc


mmHg mnt

120/70 80x/
II 02:50 mmHg mnt 36,6° C 2 Jari pst Baik Kosong ± 5 cc

03:20 2 Jari pst Baik Kosong ± 5 cc

120/80 80x/
mmHg mnt

120/80 80x/
mmHg mnt

116
LEMBAR OBSERVASI

TEKA KONTRAKSI DJJ


K/U VESIKA PEMERIKS
TGL/ NAN NA SUH RESPI BERA
URINA LA FREK AAN
JAM DARA DI U RASI PA LAMA
RIA MA UENSI DARAH
H LAMA

26/04 Baik 140/80 80x/ 36,5 20x/m Kosong 3x10’ 30 146x/m Teratur VT Ø 5 cm,
/2022 mmHg m o
C m dtik eff. 50%, ket.
(+), teraba
kepala , UUK
kadep,
kepala hodge
II, tidak
teraba bagian
terkecil janin
atau tali pusat
yang
menyertai.

26/04 Baik 140/80 81x/ 36,6o 20x/m Kosong 4- 45 146x/m Teratur VT Ø 10 cm,
/2022 mmHg m C 5x10’ detik eff. 100 %,
m ket. (+),
teraba
kepala , UUK
kadep,
kepala hodge
III, tidak
teraba bagian
terkecil janin
atau tali pusat
yang
menyertai.

117
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

PADA Ny.”J” P4 A0 H4 UMUR 30TAHUN 6 JAM POST PARTUM

DI PUSKESMAS JATIBARU

Tanggal Pengkajian : 26 April 2022

Pukul : 07:00 WIB

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : Ny ’J’ Nama Suami : Tn ’’S’’

Umur : 30 tahun Umur : 30 tah un

Suku /Bangsa : Bima/Indonesia Suku/bangsa : Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Rasa Lewi RT13/06 Alamat : Rasa Lewi


RT13/06

2. Alasan datang :

Ibu mengatakan ingin mengetahahui keadaanya.

3. Keluhan utama :

ibu mengatakan masih merasakan mulas-mulas pada perutnya

117
4. Riwayat Menstruasi:
Menarche : 15 tahun

Siklus : ± 28 hari

Lama : 7 hari

Sifat darah : encer

Flour albus/keputihan : ada

Dismenorhe : ada

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :


Ham Persalinan Kompli nifas ket
il, kasi

K,e Tangg Umur Jenis Peno BB Ib Ba lakta kom


al Kehamila Persalin long lahir u yi si plika
n an si

1 12/03/ 40 Normal Bida 3,500 - - Ada - -


minggu n
2013 Kg

2 26/01/ 40 Normal Bida 2,900 - - Ada - -


2016 minggu n
Kg

3 01/02/ 40 Normal Bida 4000 - - Ada - -


minggu n
2018 Kg

6. Riwayat Persalinan ini:

Tanggal/jam persalinan : 26-04-2022/12:55 WITA

Tempat persalinan : Puskesmas Jatibaru

Penolong persalinan : Bidan

118
Jenis persalinan : Spontan

Komplikasi persalinan : Tidak ada

Keadaan plasenta : Utuh

Tali pusat:lebih kurang 50 cm

Lama persalinan: Kala I : #2 Jam menit Kala II : 30 menit, Kala

III :5 menit , Kala IV : 2 jam

Jumlah perdarahan : Kala I : ±20 cc Kala II: ±50 cc Kala III:

±150 cc Kala IV: ± 70 cc

Selama operasi : tidak ada

Bayi

BB: 3,800 gram PB: 50 cm

Cacat bawaan: tidak ada

Masa gestasi : 41 mgg

7. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu


Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti penyakit

menular (PMS,TBC,Hepatitis),Penyakit menurun ( Asma,DM),penyakit

menahun (TBC, paru-paru, asma) tetapi ibu memiliki riwayat hipertensi

sejak kehamilan anak ke tiga

8. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit

seperti penyakit menular (PMS,TBC,Hepatitis),Penyakit menurun

(Asma,DM,Hipertensi),penyakit menahun (TBC, paru-paru, asma)

119
9. Riwayat KB:
Anak Jenis Kontrasepsi Berhenti/ganti cara
ke

Mulai Tangg Oleh Temp Kelu Tang- Oleh Tempat Keluhan Alasan
pemakain al/ at Han gal/tahun
Tahun
1 Suntik 3 26/04/ Bida Polind Tidak 27/05/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2013 n es ada 15 ri ada mempuny
ai anak
2 Suntik 3 10/05/ Bida Polind Tidak 17/06/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2016 n es ada 17 ri ada mempuny
ai anak
3 Suntik 3 15/03/ Bida Polind Tidak 17/01/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2018 n es ada 20 ri ada mempuny
ai anak

10. Riwayat Sosial Ekonomi dan Psikologi


Status Perkawinan: syah kawin : 1 kali

Lama nikah 9 tahun , menikah pertama pada umur : 22 tahun

Respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran : ibu mengatakan sangat

senang terhadap kelahiran bayinya

Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu dan keluarga

merasa bahagia terhadap kehamilannya

Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah : suami

Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan

nifas : ada

Adaptasi psikososial selama masa nifas : ibu mengatakan senang

dengan kehadiran bayinya

120
11. Activity Daily Living
a. Pola Nutrisi:

Makan ( sebelum nifas ) Makan ( saat nifas )

Frekuensi : 3 x/hari Frekuensi : 1 x/ hari

Jenis : nasi, ikan dan sayur Jenis : nasi, telur

Porsi : 1 piring Porsi :1/2 piring

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

Minum ( sebelum nifas ) Minum ( saat nifas )

Frekuensi : ± 8x/hari Frekuensi : 2 x/hari

Jenis : air putih Jenis : air putih

Porsi :1 gels Porsi :1 gelas

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

b. Pola eliminasi ( sebelum nifas )

BAB :± 2 x/hari, konsistensi :lunak, warna :kuning, lendir/dara

BAK : ± 6 x/hari, konsistensi : cair, warna : jernih

Pola eliminasi ( saat nifas )

BAB : ibu mengatakan belum BAB selama 6 jam post partum,

konsistensi : tidak ada , warna : tidak ada , lendir/darah

121
BAK : 1 x selama 6 jam post partum, konsistensi: cair , warna :

jernih

c. Pola Aktivitas ( sebelum nifas )

Pekerjaan sehari-hari : ibu mengatakan biasa melakukan pekerjaan

rumah seperti memesak, mencuci dan menyapu.

Keluhan : tidak ada

Hubungan Sexual : 2 x/mgg

Pola aktivitas ( saat nifas )

Pekerjaan sehari- hari : -

Keluhan : Ibu mengatakan masih merasakan mules

Hubungan sexual : -

d. Menyusui

Keluhan : tidak ada keluhan

e. Pola Istirahat ( sebelum nifas ) ( saat nifas )

Tidur siang: 1-2 jam Tidur siang : -

Tidur malam: 7-8 jam Tidur malam : 7 jam

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

f. Mobilisasi( sebelum nifas )

Ibu mengatakan sering olahraga seperti jalan-jalan di pagi hari

Mobilisasi ( saat nifas )

122
Ibu mengatakan sudah bisa miring kanan miring kiri dan sudah bisa

berjalan

g. Kebiasaan Hidup ( Sebelum nifas )

Merokok : tidak pernah

Minum-minuman keras : tidak pernah

Obat terlarang : tidak pernah

Minum jamu : tidak pernah

(sesudah nifas ) Tidak dilakukan

Merokok :-

Minum-minuman keras : -

Obat terlarang :-

Minum jamu :-

h. Pola Personal Hygien ( Sebelum nifas )


Mandi : 2 kali/hari

Keramas : 3 kali/mgg

Gosok gigi : 3 kali/hari

Ganti pakaian dalam : 2-3 kali/hari

(saat nifas ) Belum dilakukan

Mandi :-

Keramas :-

Gosok gigi :-

Ganti pakaian dalam :-

123
Ganti pakaian :-

B. Data Obyektif
1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis
2. TTV
TD : 140/70mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50C

RR : 20 x/menit

3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan


TB : 160 cm

BB : 68 kg

4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi

Kepala

 Rambut:Hitam

 Muka:tidak pucat, Cloasma:tidak ada, Udema: tidak ada

 Mata : simetris , Conjungtiva: tidak anemis,

Sclera : tidak ikterik

 Hidung : simetris, Polip: tidak ada

 Gigi dan Mulut : bersih

Leher

 Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada

 Pembesaran vena jugularis : tidak ada

124
Payudara

 Bentuk Simestri : simetris

 Puting susu : menonjol

 Areola Mammae : hitam

 Colostrum : tidak ada

Abdomen

 Bekas luka/operasi : tidak ada

Genetalia

 Tanda chadwich : ya

 Varices : tidak ada

 Odema : tidak ada

 Pembesaran Kelenjar Bartholini : tidak ada

 Pengeluaran Pervaginam : ya Lochea : rubra

 Bau : khas

 Bekas Luka/jahitan perinium: ada

 Anus : tidak hemoroid

Ekstermitas

 Atas

 Odema : tidak ada

 Varises : tidak ada

 Pergerakan : ada

 Bawah

 Odema : tidak ada

125
 Varices : tidak ada

 Pergerakan : ada

 Kemerahan : tidak ada

b. Palpasi

Payudara

 Ada nyeri tekan : tidak ada

 Benjolan : tidak ada

 Colostrum : ada jika dipencet

Abdomen

 TFU : 2 jari dibawah pusat

 Kontraksi uterus: : Baik

 VU : kosong

c. Perkusi

Reflek patella : +/+

CVAT : tidak dilakukan

5. Pemeriksaan penunjang (tidak dilakukan)

Tgl :24/04/2022 Jenis Pemeriksaan :Rapit Antigen

Hasil :Neng (+)

II. INTERPRESTASI DATA

a. Diagnosa Kebidanan:

P4 A0 H4 ,umur 30 tahun, 6 jam pp dengan nifas normal

Data Dasar:

DS :

126
1. Ibu mengatakan ini merupakan anak ke empat

2. Ibu mengatakan pernah melahirkan

3. Ibu mengatakan belum pernah keguguran

4. Ibu mengatakan masih merasakan mules pada perut

DO

- KU Ibu : Baik, Tingkat kesadaran : Composmetis

- TTV ibu : TD : 140/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,5°C, RR : 20

x/menit

- Palpasi abdominal

- TFU : 2 jari dibawah pusat

- Uterus : Teraba keras

b. Masalah
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

c. Kebutuhan

- KIE istirahat yang cukup

- KIE nutrisi

III.DIAGNOSA POTENSIAL/ MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. KEBUTUHAN SEGERA


a. Mandiri
Tidak ada

b. Kolaborasi
Tidak ada

c. Merujuk
Tidak ada

127
V. PLANNING ( Tgl : 26-04-2022 Pukul : 07:10 WIB)
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Ajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus

3. Anjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini

4. Jelaskan pada ibu untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan

5. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas

6. KIE pada ibu tenganh rutin mengomsumsi tablet Fe dan cara meminum

tablet Fe

7. Mengajurkan pada ibu untuk menjaga personal hagiane

VI. IMPLEMENTASI ( Tgl : 26-04-2022 Pukul : 07: 20 WIB)


1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan saat ini, dengan hasil

pemeriksaan: TTV ibu ; TD : 140/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,5°C,

RR : 20 x/menit, TFU : 2 jari di bawah pusat

2. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus,

dngan cara meletakkan telapak tangan di atas perut kemudian

memijat/memutar searah jarum jam selama 15 detik.

3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini, seperti miring ke

kiri atau ke kanan dan berjalan ke kamar mandi/WC secara mandiriuntuk

membantu mempercepat proses involusi uteri.

4. Menjelaskan pada ibu cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan yaitu

dengan membasuh dari arah depan ke belakang agar mencegah infeksi.

128
5. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan

pervaginam penglihatan kabur, sakit kepala yang hebat, demam lebih

dari 2 hari, bengkak pada wajah, tangan, dan kaki,kejang, murung dan

menangis tampa sebab.

6. KIE tentang rutin mengomsumsi tablet Fe dan cara mengomsumsi tablet

Fe yaitu menganjurkan pada ibu untuk rutin mengomsusi tablet Fe

sehingga ibu tidak mengalami anemia dan perdarahan pada pasca

persalinan dan cara mengomsumsi tablet Fe yaitu dengan cara minum 1

tablet sehari sebelum tidur pada malam hari.

7. Menganjurkan pada ibu untuk selalu melakukan personal hagiane yaitu

dengan menjaga kebersiahan pada tubuh terutama pada daerah

kewanitaan dengan mengganti celana dalam (CD) sekitar 2-3 x/hari, dan

membersikan (cebokan) di daerah kewanitaan yang di mulai dari depan

ke belakang untuk mencegah terjadinya infeksi pada vagina dan jika

ada keluahan lakukan kunjungan pada tenaga kesehatan terdekat

VII. EVALUASI ( Tgl : 26-04-2022 Pukul : 07: 35 WIB)


1. Ibu sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan saat ini

2. Ibu dan keluarga sudah mengerti cara melakukan massase uterus

3. Ibu sudah bisa miring kiri/kanan dan ibu sudah bisa berjalan ke WC

dengan sendirinya.

4. Ibu mengerti cara membersihkan daerah kewanitaan.

5. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya masa nifas

6. Ibu bersedia rutin mengomsumsi tablet Fe dan mengerti tenteng cara

mengomsumsi tablet Fe

129
7. Ibu bersedia untuk selalu melakukan personal hagiane dan bersedia

melakukan kunjungan pada tenaga kesehatan jika ada keluhan.

CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS


HARI KE-6

Tanggal : 03 Mei 2022

Jam : 08: 00 WITA

Tempat : Rumah pasien, di Kelurahan rasa lewi

Kunjungan : II

Subyektif :

- Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

- Ibu mengatakan ini adalah nifas yang ke enam hari

Obyektif :

- KU Ibu : Baik, Tingkat Kesadaran : Composmentis

- TTV : TD :140/80 mmHg, N : 81 x/menit, S : 36,6 ˚C, RR : 20

x/menit

- TFU : Pertengahan pusat dan simpisis

- Muka : Tidak udema dan tidak pucat

- Conjungtiva : Tidak Anemis

- Payudara: Simetris, putting susu menonjol, tidak ada pembengkakan pada

payudara

130
Assesment :

Ny. “J”,30 tahun, P4A0H4, Post Partum Hari Ke-6

Planning (Tanggal, 03 Mei 2022, pukul 08.10 WITA)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam batas

normal, dengan hasil pemeriksan TTV (TD : 140/80 mmHg, N : 81 x/menit, S :

36,6 ˚ C, RR : 20 x/menit, TFU : Pertengahan simpsis dan pusat.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya tanpa memberikan

makanan pendamping lainnya sampai bayi berusia 6 bulan.

Evaluasi : ibu nampak memberikan ASI pada bayinya dan ibu mengerti untuk tetap

memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.

3. Menjelaskan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar dengan cara posisi ibu

dan bayi dalam kondisi riles dan nyaman, kepala dan badan bayi berada dalam garis

lurus, wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan putting, ibu

harus memeluk bayi dekat dengan badannya dan menyangga seluruh badan bayi,

sebagian besar areola (bagian hitam sekitar putting) masuk kedalam mulut bayi,

mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah melengkung keluar, dagu menyentuh

payudara ibu.

Evaluasi : Ibu mengerti dan sudah tampak menyusui bayinya dengan benar.

4. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan pada jalan

lahir, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki,

131
sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih 2 hari, payudara bengkak disertai rasa

sakit, ibu terlihat murung dan menangis tanpa sebab.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda bahaya masa nifas.

5. Mengingatkan kembali ibu untuk istirahat yang cukup dengan cara tidur disaat bayi

sedang tidur.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.

6. Menganjurkan pada ibu untuk selalu melakukan personal hagiane yaitu dengan

menjaga kebersiahan pada tubuh terutama pada daerah kewanitaan dengan

mengganti celana dalam (CD) sekitar 2-3 x/hari, dan membasuh (cebokan) di daerah

kewanitaan yang di mulai dari depan ke belakang untuk mencegah terjadinya

infeksi pada vagina dan jika ada keluahan lakukan kunjungan pada tenaga kesehatan

terdekat

Evaluasi : ibu bersedia melakukan personal hagiane

132
CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS
HARI KE 15

Tanggal : 17 Mei 2022

Jam : 09: 00 WITA

Tempat : Rumah pasien, di Kelurahan rasa lewi

Kunjungan : III

Subyektif :

- Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

- Ibu mengatakan ini adalah nifas yang ke lima belas hari

Obyektif :

- KU Ibu : Baik, Tingkat Kesadaran : Composmentis

- TTV : TD :140/80 mmHg, N : 81 x/menit, S : 36,6 ˚C, RR : 20

x/menit

- TFU : Pertengahan pusat dan simpisis

- Muka : Tidak udema dan tidak pucat

- Conjungtiva : Tidak Anemis

- Payudara: Simetris, putting susu menonjol, tidak ada pembengkakan pada

payudara

Assesment :

133
Ny. “J”,30 tahun, P4A0H4, Post Partum Hari Ke 15

Planning (Tanggal, 03 Mei 2022, pukul 08.10 WITA)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam batas

normal, dengan hasil pemeriksan TTV (TD : 140/80 mmHg, N : 81 x/menit, S :

36,6 ˚ C, RR : 20 x/menit, TFU : Pertengahan simpsis dan pusat.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayinya tanpa memberikan

makanan pendamping lainnya sampai bayi berusia 6 bulan.

Evaluasi : ibu nampak memberikan ASI pada bayinya dan ibu mengerti untuk tetap

memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.

3. Menjelaskan pada ibu cara menyusui yang baik dan benar dengan cara posisi ibu

dan bayi dalam kondisi riles dan nyaman, kepala dan badan bayi berada dalam garis

lurus, wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan putting, ibu

harus memeluk bayi dekat dengan badannya dan menyangga seluruh badan bayi,

sebagian besar areola (bagian hitam sekitar putting) masuk kedalam mulut bayi,

mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah melengkung keluar, dagu menyentuh

payudara ibu.

Evaluasi : Ibu mengerti dan sudah tampak menyusui bayinya dengan benar.

4. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan pada jalan

lahir, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki,

sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih 2 hari, payudara bengkak disertai rasa

sakit, ibu terlihat murung dan menangis tanpa sebab.

134
Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda bahaya masa nifas.

5. Mengingatkan kembali ibu untuk istirahat yang cukup dengan cara tidur disaat bayi

sedang tidur.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukannya.

6. Menganjurkan pada ibu untuk selalu melakukan personal hagiane yaitu dengan

menjaga kebersiahan pada tubuh terutama pada daerah kewanitaan dengan

mengganti celana dalam (CD) sekitar 2-3 x/hari, dan membasuh (cebokan) di daerah

kewanitaan yang di mulai dari depan ke belakang untuk mencegah terjadinya

infeksi pada vagina dan jika ada keluahan lakukan kunjungan pada tenaga kesehatan

terdekat

Evaluasi : ibu bersedia melakukan personal hagiane

135
CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS
HARI KE-42

Tanggal : 12 Juni 2022

Jam : 09 : 00 WITA

Tempat : Rumah pasien, Kelurahan Rasa lewi

Kunjungan : IV

Subyektif :

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

Obyektif :

KU Ibu : Baik, Tingkat Kesadaran : Composmentis

TTV : TD :140/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,5˚C, RR : 20 x/menit

Muka : Tidak udema dan tidak pucat

Conjungtiva : Tidak Anemis

BB Bayi: 4900 Gram

Payudara: Simetris, putting susu menonjol, ASI Lancar, tidak ada

pembengkakan pada payudara

Assesment :

Ny. “J”, 30 tahun, P4A0H4, Post Partum Hari Ke-42

136
Planning (Tanggal, 12 Juni 2022, pukul 09:10 WITA)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam batas

normal, dengan hasil pemeriksan TTV (TD : 140/70 mmHg, N : 82 x/menit, S :

36,6 ˚C, RR : 20 x/menit dan suhu bayi 36,6 ˚C, TFU: tidak teraba.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan kembali ibu untuk memberikan ASI pada bayinya tanpa memberikan

makanan ataupun minuman pendamping lainnya sampai bayi berusia 6 bulan.

Evaluasi : Ibu nampak memberikan ASI pada bayinya dan ibu mengerti untuk tetap

memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.

3. Menjelaskan kembali pada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu

perdarahan pada jalan lahir, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir, bengkak di

wajah tangan dan kaki, sakit kepala dan kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari,

payudara bengkak disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa

sebab (tanda-tanda depresi).

Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada masa nifas

4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu melakukan personal hagiane yaitu dengan

menjaga kebersiahan pada tubuh terutama pada daerah kewanitaan dengan

mengganti celana dalam (CD) sekitar 2-3 x/hari, dan membasuh (cebokan) di

daerah kewanitaan yang di mulai dari depan ke belakang untuk mencegah

terjadinya infeksi pada vagina dan jika ada keluahan lakukan kunjungan pada

tenaga kesehatan terdekat.

Evaluasi : ibu bersedia melakukan personal hagiane

5. Menganjurkan pada ibu untuk mulai mendiskusikan metode KB yang diinginkan

bersama suami.

137
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mendiskusikan metode KB yang diinginkan bersama

suaminya, dan ibu memilih KB Implan.

6. Memberi konseling pada ibu tentang KB Implan tentang cara kerja, keuntungan,

efek samping, dan jangka waktu penggunaan, Cara kerja Kb Implant yaitu dengan

cara mengangu proses pembentukan endrometrium sehingga sulit terjadinya

implantasi serta mengentalkan lendir serviks untuk mencegah masuknya sperma ke

dalam rahim, keuntungan adalah bisa di gunakan untuk ibu yang sedang menyusui

dan tidak perlu mengkonsumsi setiap hari seperti pil KB, efek sampingnya yaitu

Nyeri kepala/pening atau pusing kepala, Perubahan pola haid,keputihan, spooting,

Perubahan berat badan.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.

138
MANAJEMENT ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”J” UMUR 0
HARI DI PUSKESMAS JATIBARU

Tangga Pengkajian : 26-04-2022

Pukul : 03 : 15 WITA

I. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif

Identitas Bayi dan Penanggung Jawab

Nama Bayi : By ‘’J’’ Nama Ayah : Tn ‘’S’’

Umur : 0 hari Umur : 30 Tahun

Tanggal/jam lahir : 26/04/22 Suku/bangsa :Bima/Indonesia

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA

BB/ PB : 3.800 gr/50 cm Pekerjaan : Petani

Alamat : Rasa Lewi RT13/06 Alamat : Rasa Lewi RT 13/6

1. Riwayat kesehatan:

a. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan sekarang dan lalu tidak pernah menderita penyakit

apapun seperti penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), penyakit

menurun (Asma, DM, Hipertensi) dan penyakit menahun (Jantung, Paru-

paru, Ginjal).

139
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit a seperti penyakit

menular (PMS,TBC,Hepatitis),Penyakit menurun ( Asma,DM),penyakit

menahun (TBC, paru-paru, asma) tetapi ibu memiliki riwayat hipertensi

sejak kehamilan anak ke tiga

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Bayi lahir tanggal 26-04-2022 jam 12.55 WITA, lahir spontan, ditolong

oleh Bidan, hidup, dengan BB 3.800 gr, PB 50 cm

2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:

Ham Persalinan Kompli nifas ket


il, kasi

K,e Tangg Umur Jenis Peno BB Ib Ba Lakt kom


al Kehamila Persalin long lahir u yi asi plika
n an si

1 12/03/ 40 Normal Bida 3,500 - - Ada - -


minggu n
2013 Kg

2 26/01/ 40 Normal Bida 2,900 - - Ada - -


2016 minggu n
Kg

3 01/02/ 40 Normal Bida 4000 - - Ada - -


minggu n
2018 Kg

140
3. Kehamilan Sekarang
ANC 7 x, di Puskesmas, suntik TT 5 x, ada keluhan saat hamil, hamil 41

mgg, Hidup.

4. Riwayat persalinan Sekarang

Persalinan:

- Jenis persalinan : Spontan

- Penolong persalinan : Bidan

- Komplikasi:

Ibu : Tidak ada

Janin : Tidak ada

Lama Persalianan Kala I : ± 2 jam

Kala II : ± 30 menit

Kala III : ± 5 Menit

Kala IV : 2 Jam

5. Status Sosial Ekonomi:

Ibu mengatakan sosial ekonominya menengah.

141
6. APGAR SCORE (TIDAK DILAKUKAN)

Nilai APGAR 1-5 menit : 7 5-10 menit : 9

Tanda 0 1 2 Jumlah
nilai

Menit Frekuensi jantung Tidak ada <100 >100 2


ke 1
Usaha bernapas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat 1

Tonus otot Lumpuh Ekstemitas sedikit Gerakan aktif 1


fleksi

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Menangis 2

Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan kaki 2


dan tangan

Menit Frekuensi jantung Tidak ada <100 >100 1


ke 5
Usaha bernapas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat 2

Tonus otot Lumpuh Ekstemitas sedikit Gerakan aktif 2


fleksi

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Menangis 2

Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan kaki 2


dan tangan

142
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum

Ku : Baik Tingkat kesadaran : Composmetis

TTV (Tanda-tanda vital):

Nadi : 140 x/menit

Suhu : 36,6 ͦ C

Pernafasan : 55 x/menit

BB : 3.800 gr

PB : 50 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi
Kepala : Kulit kepala blm bersih,Ubun-ubun lunak

Rambut : Ada

Kebersihan :Tidak

Wajah : Tidak ada kelainan

Mata : Simetris

Sklera : Tidak Ikterik

Konjungtiva : Tidak Anemis

Hidung

Kebersihan :Ya

Telinga

Kebersihan :Ya

Mulut

143
Warna bibir : Merah

b) Palpasi
Dada

Simetris : Ya

Abdomen : Tidak terdapat pembesaran hati,

tidak terdapat pembesaran limfe.

Genetalia : Bersih, pada laki-laki(skotum sudah

turun), Pada perempuan (labia mayor,

labia minor menyatu).

Anus : Ada lubang

Ekstermitas : Simetris, bergerak aktif, jari-jari ada.

Reflek : ada

Morrow : ada

Rooting : ada

Sucking : ada

Tonick neck : ada

Babinsky : ada

ANTROPOMERTI:

BB : 3.800 gr

PB : 50cm

144
LD : 36 cm

LK : 35 cm

LILA : 12 cm

7. Pola Eliminasi

BAB BAK

Frekuensi :1 Frekuensi :-

Warna : kehitaman Warna :-

Bau : khas Bau :-

Mekonium :+

8. Pola Istirahat:

Ibu mengatakan bayi akan tidur setelah di susui

9. Pemeriksaan penunjang lain

Tidak ada

II. INTERPRESTASI DATA


Diagnosa Kebidanan:

Bayi Ny J, P4 A0, H4 Umur 0 hari dengan bayi baru lahir normal

Dasar:

DS:

1. Ibu mengatakan ini adalah anak keempat

2. Ibu mengatakan belum pernah keguguran

3. Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 26-04-2022 pukul 12: 55WITA

145
DO:

Ku : Baik Tingkat Kesadaran : Composmetis

TTV :

- Nadi : 140 x/menit

- Suhu : 36,6 ͦ C

- Pernafasan : 55 x/menit

- BB : 3.800 gr

- PB : 50 cm

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan: Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA


Mandiri

Tidak ada

Kolaborasi

Tidak ada

Merujuk

Tidak ada

146
V. INTERVENSI (tgl: 26-04-2022 pukul : 03 :20 WITA)
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayi

2. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI

3. Jelaskan pada ibu tentang cara menjaga kehangatan bayi

4. Jelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat dan tanda-tanda infeksi

tali pusat.

5. Jelaskan pada ibu tehnik menyusui yang baik dan benar

6. Berikan salep mata pada bayi

7. Lakukan penyuntikkan vit. K 1 dan suntikkan imunisasi HB 0 pada bayi

8. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir

9. Anjurkan pada ibu untuk ketenaga kesehatan jika ada keluhan pada bayi

10. Jelaskan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi

VI. IMPLEMENTASI (tgl: 26-04-2022 pukul : 03: 25


WITA)
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayi bahwa bayi dalam kedaan

normal dengan TTV : Nadi 140 x/menit, Suhu 36,6 ͦ C, Pernafasan 55

x/menit, BB 3,800 gr dan PB 50 cm.

2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa memberikan

makanan dan minuman tambahan apapun pada bayinya sampai berumur

6 bulan.

3. Menjelaskan pada ibu cara menjaga kehangatan bayi yaitu mandikan

bayi setelah 6 jam dengan menggunakan air hangat, bayi harus tetap

berpakaian dan diselimuti setiap saat, memakaikan pakaian kering dan

lembut, ganti popok dan baju jika basah, hindari bayi dari tempat dingin

147
dan angin, pakaikan kaos kaki, kaos tangan, topi, dan pakaian yang

hangat pada saat tidak dalam dekapan.

4. Jelaskan ibu cara perawatan tali pusat yaitu sebelum menyentuh tali

pusat bayi cuci tangan dengan sabun keringkan tangan dengan handuk

bersih atau tisu, tidak memberikan apapun pada tali pusat bayi, jaga tali

pusat tetap kering dan terbuka, bila tali pusat kotor atau basah, cuci

dengan air bersih/DTT dan sabun mandi kemudian keringkan dengan

kain bersih dan kering dan tanda-tanda infeksi pada tali pusat yaitu

demam, tali pusat kemerahan, tali pusat sudah berbau dan bernanah.

5. Menjelaskan pada ibu teknik menyusui yang baik dan benar yaitu ibu

dalam posisi yang nyaman, kepala dan badan bayi berada dalam garis

lurus, wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan

putting, ibu harus memeluk bayi dekat dengan badannya dan menyangga

seluruh badan bayi, sebagian besar areola (bagian hitam sekitar putting)

masuk kedalam mulut bayi, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah

melengkung keluar, dagu menyentuh payudara ibu.

6. Memberikan salep mata pada bayi untuk mencegah infeksi pada mata

bayi baru lahir.

7. Melakukan suntikkan Vit. K 1 mg pada paha kiri bayi dan memberikan

imunisasi HB0 (0,5 ml) pada paha kanan bayi.

8. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayinya seperti :

bayi susah bernafas atau sesak, suhu tubuh bayi terlalu panas atau dingin,

warna kulit bayi biru atau pucat, jika diberi asi hisapan bayi lemah,

mengantuk berlebihan, banyak muntah, pada tali pusat terlihat bengkak,

148
merah, keluar cairan bau busuk, dan pernafasan bayi sulit, bayi tidak

berkemih dalam waktu 24 jam dan tinja berwarna hijau tua, berlendir,

berdarah atau tinja terlalu encer dan sering, aktivitas : menggigil atau

nangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk,

lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

9. Menganjurkan pada ibu untuk ketenaga kesehatan jika ada keluhan

10. Menjelaskan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi baru lahir

yaitu dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal dan merawat tali pusat

dengan baik dan benar tampa memberikan obat tradisoanal seperti

kunyit, dan sebelum memegang bayi lakukan cuci tangan dengan sabun

lalu keringkan dengan handuk bersih.

VII. EVALUASI (tgl: 26-04-2022 pukul : 03 : 35 WITA)


1. Ibu mengerti tentang keadaan bayi

2. Ibu bersedia untuk memberikan ASI saja pada bayinya

3. Ibu sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayinya

4. Ibu sudah mengerti cara perawatan tali pusat bayinya

5. Ibu sudah mengerti tentang tehnik menyusui yang baik dan benar

6. Bayi sudah diberikan salep mata

7. Bayi sudah disuntik Vit. K pada paha kiri secara intra muskular. Selang 1

jam bayi di suntik imunisasi HB0 pada paha kanan secara Intra

Muskular.

8. Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya BBL

9. Ibu bersedia melakukan kunjungan jika ada keluhan

10. Menjelaskan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi baru lahir.

149
ASUHAN PADA BY”J”

NEONATUS UMUR 6 HARI

Tanggal : 03 Mei 2022

Jam : 08 : 25 WITA

Tempat : Rumah pasien, di Kelurahan Rasa Lewi

Kunjungan : II

Subyektif :
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun tentang bayinya

- Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif

- Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat

- Bayi sudah BAK 2x dalam se hari ini

- BAB 1x dalam sehari ini, warna hitam pekat dan lunak

Obyektif :
- KU : Baik Tingkat Kesadaran : composmetis

- Suhu : 36,5 ˚C, RR :42 x/menit, Denyut nadi : 140 x/menit

Assessment :
By.”J” Umur 6 hari, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan tali

pusat belum lepas pada pusar bayi

Planning (Tanggal 03 Mei 2022, pukul 08: 30 WITA)


1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pada bayinya saat ini bahwa

keadaan bayinya dalam keadaan baik dan masih dalam batas normal, dengan hasil

pemeriksaan TTV ( S : 36,5 ˚C, RR : 42 x/menit, Denyut nadi : 140 x/menit)

Evaluasi : Ibu menegtahui keadaan bayinya.

150
2. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat bayi yaitu dengan cara membalut

tali pusat dengan kasa steril dan tali pusat harus selalu dalam keadaan kering, serta

mengingatkan kembali pada ibu tentang cara merawat tali pusat sendiri yaitu dengan

cara, tidak membungkus atau mengoleskan cairan atau bahan apapunn pada puntung

tali pusat, lipat popok dibawah puntung tali pusat, jika puntung tali pusat kotor

bersihkan dengan hati-hati menggunakan air DTT dan sabun kemudian keringkan

dengan kain bersih.

Evaluasi : Tali pusat bayi dalam keadaan kering dan tidak berbau, dan ibu sudah

mengerti cara merawat tali pusat

3. Mengingatkan kembali tentang ASI Eksklusif, bahwa bayi harus diberikan ASI saja

selama 6 bulan pertama kehidupannya kecuali obat dan air putih, untuk menghindari

terjadinya alergi akibat makanan pendamping ASI yang belum cocok dengan enzim

dan system pencernaan bayi yang masih rentan.

Evaluasi : Ibu mengatakan memberi ASI saja (ASI eksklusif) pada bayinya.

4. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru

lahir. Diantaranya bayi rewel, tali pusat bau, bengkak dan bewarna merah, bayi

kuning dan tidak mau menyusu. Jika terjadi tanda- tanda tersebut, diharapkan ibu

menghubungi petugas kesehatan secepatnya.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya BBL.

5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan cara, jangan membiarkan

bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin, misalnya lantai, atau tangan yang

dingin. Jangan letakkan bayi dekat jendela atau kipas angin. Segera keringkan bayi

setelah mandi atau saat bayi basah, untuk mengurangi penguapan dan menjaga

lingkungan sekitar bayi tetap hangat.

151
Evaluasi : Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya.

6. Mengingatkan kembali pendidikan kesehatan imunisasi, bahwa bayi ibu harus

mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi pertama didapatkan pada saat bayi

berusia sebelum 7 hari, yaitu imunisasi HB 0, pada saat bayi berusia 1 bulan bayi

akan di imunisasi BCG dan Polio 1, pada usia 2 bulan bayi diimunisasi DPT, HB,

Hib 1, Polio 2, pada usia 3 bulan diberikan imunisasi DPT, HB, Hib 2, Polio 3, pada

usia bayi 4 bulan diberikan imunisasi DPT, HB, Hib 3, Polio 4, pada usia bayi 9

bulan dilakukan imunisasi campak.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melakukan imunisasi bayinya.

7. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang

Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang

152
ASUHAN PADA BY”J”
NEONATUS UMUR 21 HARI

Tanggal : 19 Mei 2022

Jam : 09: 50 WITA

Tempat : Rumah pasien, Kelurahan Rasa Lewi

Kunjungan : III

Subyektif :
1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun tentang

bayinya

2. Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif

3. Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat

4. Bayi sudah BAK 2x dalam sehari ini

5. BAB 2x dalam sehari ini, warna hitam pekat dan lunak

Obyektif :

KU : Baik Tingkat Kesadaran : composmetis

TTV: Suhu : 36,5 ˚C, RR :45 x/menit, Denyut nadi : 140 x/menit

BB: 4000 gram

PB: 52 cm

Assessment :
By.”J” Umur 21 hari, bayi baru lahir dengan tali pusat sudah putus dari pusar

bayi.

153
Planning (Tanggal, 19 Mei 2022, pukul : 09:55 WITA)
1. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan memberitahu kepada ibu tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya sekarang dengan hasil

pemeriksaan yaitu TTV : N: 140 x/menit, S : 36,5 0C, RR: 45 x/menit.

2. Menjelaskan kembali pada ibu tentang ASI eksklusif, bahwa bayi baru lahir harus

diberikan ASI saja selam 6 bulan pertama kehidupannya kecuali obat dan air putih,

untuk menghindari terjadinya alergi akibat makanan pendamping ASI yang belum

cocok dengan enzim dan sistem pencernaan bayi yang masih rentan.

Evaluasi : Ibu mengatakan memberi ASI saja (ASI eksklusif) pada bayinya.

3. Menganjurkan pada ibu agar menjaga bayi agar tetap hangat dan bersih dengan cara

bayi selalu diselimuti terutama pada bagian kepala, mengganti kain yang basah dan

bungkus bayi dengan kain yang bersih.

Evaluasi : Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya.

4. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada

bayi baru lahir. Diantaranya bayi rewel, tali pusat bau, bengkak dan berwarna

merah, bayi kuning dan tidak mau menyusu. Jika terjadi tanda-tanda tersebut

diharapkan ibu menghubungi petugas kesehatan secepatnya.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi, bahwa bayi tengah

dalam masa dimana tidur lebih banyak daripada beraktivitas, oleh karena itu, untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, ibu harus membangunkan dan memberikan ASI

kepada bayi setiap 2-3 jam.

Evaluasi : Ibu bersedia memenuhi nutrisi bayinya

154
6. Menjelaskan tentang kebutuhan istrahat pada bayi, bahwa bayi memang dalam masa

tidur, sehingga ibu tidak perlu khawatir.

Evaluasi : Ibu mengerti pola istrahat pada bayinya

7. Mengingatkan kembali pendidikan kesehatan imunisasi, bahwa bayi ibu harus

mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi pertama didapatkan pada saat bayi

berusia sebelum 7 hari, yaitu imunisasi HB 0, pada saat bayi berusia 2 bulan bayi

diimunisasi DPT, HB 1, Polio 2, Imunisasi DPT, pada usia 3 bulan diberikan

imunisasi DPT, HB 2, Polio 3, pada usia bayi 4 bulan diberikan imunisasi DPT, HB

3, Polio 4 dan IPV, pada usia bayi 9 bulan dilakukan imunisasi campak tujuan

imunisasi campak.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mau melakukan imunisasi

8. Menganjurkan pada ibu untuk ketenaga kesehatan jika ada keluhan

Evaluasi : Ibu bersedia untuk ketenaga kesehatan jika ada keluhan.

155
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”J” UMUR 30 TAHUN AKSEPTOR
KB IMPLAN DI PUSKESMAS JATIBARU

Tanggal Pengakjian: 19 juni 2022

Pukul : 09:10 WITA

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : Ny ’’J’’ Nama Suami : Tn ’’S’’

Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun

Suku /Bangsa: Bima/Indonesia Suku/bangsa : Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

Alamat : Rasa Lewi RT13/06 Alamat : Rasa Lewi


RT13/06

2. Alasan datang

Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Implan

3. Keluhan utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

156
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun

Siklus : ± 28 hari

Lama : 7 hari

Sifat darah : encer

Flour albus/keputihan : ada

Dismenorhe : ada

5. Riwayat hamil, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu :


Ham Persalinan Kompli nifas ket
il, kasi

K,e Tangg Umur Jenis Peno BB Ib Ba lakta kom


al Kehamila Persalin long lahir u yi si plika
n an si

1 12/03/ 40 Normal Bida 3,500 - - Ada - -


minggu n
2013 Kg

2 26/01/ 40 Normal Bida 2,900 - - Ada - -


2016 minggu n
Kg

3 01/02/ 40 Normal Bida 4000 - - Ada - -


minggu n
2018 Kg

6. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu

Ibu mengatakan sekarang dan lalu tidak pernah menderita penyakit

apapun seperti penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), penyakit

menurun (Asma, DM, Hipertensi) dan penyakit menahun (Jantung,

Paru-paru, Ginjal).

157
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan sekarang dan lalu di dalam keluarga tidak pernah

menderita penyakit apapun seperti penyakit menular (PMS, TBC,

Hepatitis), penyakit menurun (Asma, DM, Hipertensi) dan penyakit

menahun (Jantung, Paru-paru, Ginjal).

8. Riwayat KB:
Anak Jenis Kontrasepsi Berhenti/ganti cara
ke

Mulai Tangg Oleh Temp Kelu Tang- Oleh Tempat Keluhan Alasan
pemakain al/ at Han gal/tahun
Tahun
1 Suntik 3 26/04/ Bida Polind Tidak 27/05/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2013 n es ada 15 ri ada mempuny
ai anak
2 Suntik 3 10/05/ Bida Polind Tidak 17/06/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2016 n es ada 17 ri ada mempuny
ai anak
3 Suntik 3 15/03/ Bida Polind Tidak 17/01/20 sendi Rumah Tidak Ingin
bulan 2018 n es ada 20 ri ada mempuny
ai anak

9. Riwayat Sosial Ekonomi dan Psikologi


Status Perkawinan: sah kawin 1 kali

Lama nikah 9 Tahun, menikah pertama pada umur: 22 tahun

Respon ibu dan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi : ibu

dan suami merasa cocok dengan kontrasepsi

Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami

10. Activity Daily Living

158
a. Pola Nutrisi:
Makan ( sebelum KB ) ( Saat KB ) (Tidak Terkaji)

Frekuensi : 3 x/ hari Frekuensi : x/hari

Jenis : Nasi, sayur, ikan Jenis :

Porsi : 1 Piring Porsi :

Keluhan/pantangan : tidak ada Keluhan/pantangan :

Minum ( sebelum KB ) ( Saat KB )

Frekuensi : ±6 x/hari Frekuensi : x/hari

Jenis : Air putih Jenis :

Porsi : 1 gelas Porsi :

Keluhan/pantangan : tidak ada Keluhan/pantangan :

b. Pola eliminasi ( Sebelum KB )

BAB ±2 x/hari, konsistensi padat, warna kuning, lendir/darah

BAK ±4 x/hari, konsistensi cair , warna jernih

Pola eliminasi ( Saat KB ) (Tidak Terkaji)

BAB x/hari, konsistensi , warna , lendir/darah :

BAK x/hari, konsistensi , warna

c. Pola Aktivitas ( Sebelum KB )

Pekerjaan sehari-hari : ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah

seperti menyapu, memasak dan mencuci

Keluhan : tidak ada

159
Hubungan Sexual : ± 2 x/mgg

Pola Aktivitas ( Saat KB ) (Tidak Terkaji)

Pekerjaan sehari-hari :

Keluhan :

Hubungan Sexual : x/mgg

d. Pola Istirahat ( Sebelum KB )

Tidur siang: ± 2 jam

Tidur malam: ± 7 jam

Keluhan : tidak ada

Pola istirahat ( Saat KB ) (Tidak Terkaji)

Tidur siang: jam

Tidur malam: jam

Keluhan

e. Personal Hygiene ( Sebelum KB )

Mandi: 2 x/hari

Ganti pakaian dan pakaian dalam : 2 x/hari

Personal Hygiene ( Saat KB ) (Tidak Terkaji)

Mandi: x/hari

Ganti pakaian dan pakaian dalam : x/hari

160
f. Kebiasaan Hidup ( Sebelum KB )

Merokok: tidak pernah

Minum-minuman keras: tidak pernah

Obat terlarang : tidak pernah

Minum jamu: tidak pernah

Kebiasaan Hidup ( Saat KB ) (Tidak terkaji)

Merokok :

Minum-minuman keras:

Obat terlarang :

g. Pola Personal Hygien ( Sebelum KB )

Mandi : 2 x/hari

Keramas : 2 x/minggu

Gosok gigi : 2 x/hari

Ganti pakaian dalam : 2 x/hari

Ganti pakaian : 2 x/hari

Pola Personal Hygien ( Saat KB ) (Tidak Terkaji)

Mandi :

Keramas :

Gosok gigi :

161
B. Data Obyektif
1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis

2. TTV

TD : 140/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,7 0C

RR : 20 x/menit

3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

TB : 160 cm

BB : 56 kg

Kenaikan selama menggunakan alkon: - kg

4. Pemeriksaan fisik

h. Inspeksi

Kepala

 Rambut : hitam, bersih, tidak rontok

 Muka: tidak pucat Cloasma: tidak ada Odema: tidak ada

 Mata: simetris Conjungtiva: tidak anemis Sclera: tidak

ikterik

 Hidung: bersih Polip: tidak ada Palbebra : tidak ada

 Gigi dan Mulut : bersih, tidak ada karies

Leher

 Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada

162
 Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Payudara

 Bentuk Simestri : Ya

 Benjolan abnormal : tidak ada

Abdomen (Tidak dilakukan)

Ekstermitas

 Atas

 Odema : tidak ada

 Varises : tidak ada

 Bawah

 Odema : tidak ada

 Varises : tidak ada

 Pergerakan : aktif

Genetalia : tidak ditemukan varises pada vulva

Anus : tidak hemoroid

5. Pemeriksaan penunjang (tidak dilakukan)

Tgl : Jenis Pemeriksaan :

Hasil :

163
II. INTERPRETASI DATA

a. Diagnosa Kebidanan:

Ny” J” umur 30 tahun, P4 A0 H4, dengan akseptor KB Implant

Data Dasar:

DS:

1. Ibu mengatakan ini adalah anak keempat

2. Ibu mengatakan sebelumnya pernah melahirkan

3. Ibu mengatakan belum pernah keguguran

4. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Implant

DO

1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis


2. TTV
TD : 140/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,50C

RR : 20 x/menit

b. Masalah :

tidak ada

c. Kebutuhan :

tidak ada

164
III. DIAGNOSA POTENSIAL/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. KEBUTUHAN SEGERA/TINDAKAN SEGERA


a. Mandiri

Tidak ada

b. Kolaborasi

Tidak ada

c. Merujuk

Tidak ada

V. PLANNING (Tgl: 19 Juni 2022 Pukul : 09 : 15 WITA )


1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Jelaskan pada ibu tentang apa itu KB Implan

3. Jelaskan pada ibu jenis-jensi KB Implan

4. Jelaskan pada ibu tentang cara kerja KB Implan

5. Jelaskan pada ibu tentang keuntungan dan kerugian KB Implan

6. Jelaskan pada ibu tentang kontraindikasi KB Implan

7. Jelaskan pada ibu tentang efek samping KB Implan

8. Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjung

165
VI. IMPLEMENTASI (Tgl: 19 Juni 2022 Pukul : 9 : 25WITA )
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan normal dengan TTV : TD 140/70 mmHg, N 80 x/menit,

S 36,5 0C, RR 20 x/menit.

2. Menjelaskan pada ibu tentang apa itu KB Implan adalah alat

kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Implan terdiri dari 6

batang, 4 batang bahkan satu batang kapsul silatik, dimana setiap

kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36 mg.

3. Menjelaskan pada ibu jenis-jenis KB Implan yaitu:

 Nortrplant (6 kapsul) berisi hormon levonorgestrel, daya

kerja 5 tahun

 Idoplan dan jadenan Terdiri dari 2 batang yang disi denagn 75

miligram dan levornolgesterl dengan lama kerjanya 3 tahun

 Implano dan sinoplan terdiri dari 1 batang putih lentur dengan

panjang kira-kira 40 MM dan diameter 2 Mm yang di isi

dengan 608 Mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun

4. Menjelaskan pada ibu tentang cara kerja KB Implan adalah.

Menghalangi terjadinya ovulasi,mengurangi transportasi sperma

serta Menghambat perkembangan siklis dari endometrium

Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implanasi

5. Menjelaskan pada ibu tentang keuntungan dan kekurangan KB

Implan yaitu :

166
a. Keuntungan

 Perindungan jangka panjang hingga 3 tahun

 implant dapat di lepas kapan saja termaksud saat muncul

efek samping yang tidak diinginkan

 dapat kembali ke masa subur dengan cepat setelah implant di

lepas.

 Tidak mengangu produksi ASI dan bebas dari pengaruh

hormone estrogen.

b. Kekurangan

 Sekitar 20% wanita yang mengunakan implan tidak

mengalami menstruasi

 Sekitar 50% mengalami menstruasi yang jarang atau

berkepanjangan

 Terdapat efek samping seperti:nyeri

kepala,jerawat,mual,perubahan mood.

6. Menjelaskan pada ibu tentang kontraindikasi KB Implan yaitu

 Hamil atau di duga hamil

 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

 Benjolan atau kanker payudara

 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

 Mioma uterus

7. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping KB Implan

 Nyeri kepala/pening atau pusing kepala

 Perubahan pola haid

167
 Perubahan berat badan

 Jerawat

 Spooting

 Hematoma pada bekas insersi

 keputihan

8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjung kapan saja jika

ada keluhan.

VII. EVALUASI (Tgl: 19 Juni 2022 Pukul : 09: 30WITA )


1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Ibu mengerti tentang apa itu KB Implan

3. Ibu mengerti tentang jenis-jenis KB Implan

4. Ibu sudah mengerti tentang cara kerja KBImplan

5. Ibu sudah mengerti tentang kelebihan dan kekurangan KB Implan

6. Ibu sudah menegrti tentang kontraindikasi KB Implan

7. Ibu sudah mengerti tentang efek samping KB Implan

8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

168
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan yang

bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara teori yang terdapat pada

BAB II dengan gambaran kasus nyata pada BAB III langkah serta alasan

mengapa kesenjangan dapat terjadi. Pembahasan akan menggambarkan

pada setiap langkah dalam proses asuhan kebidanan sesuai dengan

manajemen kebidanan dengan SOAP yaitu :

A. Kehamilan

Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny”J”di Puskesmas Jatibaru di

lakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) hal ini di

buktikan pada lampiran lima.

Kunjungan ANC minimal 6 kali kunjungan ulang untuk pemeriksaan

selama kehamilan yaitu kunjungan dalam trimester I, 2 kali, trimester II, 2

kali dan trimester III, 3 kali.(Kemenkes RI, 2020). Hasil temuan dilahan

Ny. J telah melakukan kunjungan ANC pada trimester satu sebanyak 3 kali,

trimester dua sebanyak 3 kali dan pada trimester tiga sebanyak 4 kali

sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik.

Penulis melakukan pengkajian data awal dan melakukan pemeriksaa

kepada Ny”J” G4P3A0H3, UK 32 minggu, dengan PER , janin hidup,

tunggal, punggung kanan ibu, persentase kepala dan keadaan ibu dan janin

baik. Hal ini sesuai dengan teori (Kemenkes, 2015) yang mengatakan

diagnosanya sesuai dengan nomenklatur kebidanan dalam menentukan

169
diagnosa dan hal ini juga sesuai dengan teori varney yang mengatakan

bahwa diagnosa di sesuaikan dengan kondisi kehamil ibu. Pada langkah ini

penulis menemukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Menurut Depkes RI, 2017 seorang di katakan menderita resiko PER bila

mana Tekanan darahnya 140/100 mmHg. kemudian saat di lakukan

pemeriksaan awal pada tanggal 11 januari 2022 didapatkan hasil bahwa ibu

mengalami PER dengan hasil pemeriksaan Tekanan darah 140/80 mmHg

selain itu ibu tidak memiliki keluhan apapun. pada pengkajian tidak

ditemukan kesenjagan antara teori dan praktek.

Pada setiap kunjungan penulis melakukan pemeriksaan terhadap ibu

hamil yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan,

leopold dan temuwicara, hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan

Pemeriksaan yang lazim dilakukan pada ibu hamil yaitu pemeriksaan

tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan, leopold dan temuwicara (diah,

2017). Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan

anatara teori dan praktek.

Menurut (Walyani, 2015) yang mengatakan penambahan berat badan ibu

saat hamil yaitu 6,5 sampai 16 kg dari mulai awal kehamilan sampai akhir

kehamilan, dan perubahan sitem reproduksi semakin membesar dan tampak

payudara semakin besar/ tenggang, perut semakin menurun dan terlihat

linea alba dan nigra semakin jelas.. Diketahui penambahan berat badan Ny.

“J”dalam batas normal yaitu kenaikan berat badan sebelum hamil dan

sampai akhir kehamilan ibu yaitu 18 kg, berat badan ibu sebelum hamil

170
yaitu 50 kg dan pada akhir kehamilan berat badan ibu yaitu 68 kg begitu

juga dengan sistem reproduksi ibu sehingga penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan praktik.

Asuhan kebidanan 10T yang di lakukan yaitu Timbang berat badan dan

ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan

atas), ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut jantung

janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan ,pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet

selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasust

emu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan (Sinaga, 2019.

B. INTRA PARTUM
Asuhan kebidanan persalinan pada Ny”J”di Puskesmas Jatibaru di

lakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) hal ini di

buktikan pada lampiran lima.

persalinan pada Ny”J” di laksanakan pada tanggal 26 April 2022 dengan

keluhan sakit perut menjalar ke pinggang hilang timbul sejak 1 hari yang

lalu sejak tanggal (24-04-2022), keluar darah bercampur lendir jam 12:00

WIB (25-04-2022), belum ada pengeluaran cairan ketuban, dan ibu masih

merasakan pergerakan janin.Di lakukan pemeriksaan awal pada Ny”J ”

dengan hasil, KU ibu: baik, TD: 140/80 MmHg, N : 80 x/Menit, S : 36,5 ˚ C,

RR : 20 x/Menit. LILA : 32 cm, palpasi TFU 31 cm, His: 3 x/10 mnt, lama

30 detik, kuat, teratur. Di lakukan pemantauan setiap 4 jam sekali untuk

melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan. Dan

171
bayi lahir pada pukul 12:55 WITA dengan persalinan normal tampa

komplikasi. Asuhan persalinan pada Ny”J” menggunakan asuhan persalinan

normal 60 langkah (Prawirohardjo 2016). Pada langkah ini penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Menurut Reni Saswita (2016) kala IV di mulai setelah lahirnya plasenta

dan berahir dua jam setelah proses persalinan dan di lakukan pemantauan 15

menit pertama dan 30 menit kedua.Pada pemantauan dua jam postpartum

Ny”J” dilakukan pemantauan setelah plasenta lahir 15 menit pertama dan 30

menit kedua. ). Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan praktek.

A. NIFAS
Asuhan kebidanan masa nifas pada Ny”J”di Puskesmas Jatibaru di

lakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) hal ini di

buktikan pada lampiran lima.

Kunjungan masa nifas pada Ny”J” di lakukan sebanyak 4 kali dan pada

kunjungan pertama 6 jam hari Post partum di laksnakan pada tanggal 26

APRIL 2022, Kunjungan kedua 6 hari hari post partum di laksanakan pada

tanggal 03 M3I 2022 dan pada kunjungan ketiga 15 hari post partum di

laksanakan pada tanggal 17 MEI 2022 dan pada kunjungan ke empat 42

hari post partum dilaksanakan pada tanggal 12 JUNI 2022 Setiap melakukan

kunjungan tidak di temukan komplikasi. Sesuai dengan teori menyatakan

bahwa Kunjungan selama masa nifas minimal 4 kali, kunjungan pertama 6

jam-2 hari setelah persalian, kunjungan nifas kedua 3-7 hari setelah

172
persalinan, kunjungan nifas ketiga 7-28 hari setalah persalian kunjungan

nifas ke empat 29-42 hari setelah persalinan ( DepKes RI, 2020).

Selama melakukan kunjungan nifas pada Ny”J” pada kunjungan 6 jam

post partum ibu mengatakan bahwa pengeluaran pervaginam yaitu darah

merah segar (lochea rubra). Pada kunjungan kedua ibu mengatakan

pengeluarana pervaginan yaitu merah kekuningan (lochea sangonolenta).

Dan pada kunjungan ketiga ibu mengatakan pengeluaran pervaginan yaitu

merah jambu (lochea sarosa). Dan pada kunjungan ke empat ibu

mengatakan pengeluaran pervaginan putih (lochea alba).

Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan

praktek.

B. Bayi Baru Lahir (BBL)


Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny”J”di Puskesmas JatiBaru di

lakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) hal ini di

buktikan pada lampiran lima.

Kunjungan pada bayi Ny”J” di lakukan sebanyak 3 kali, pada kunjungan

pertama umur 0 hari di laksanakan pada tanggal 26/04/2022, Pada kunjungan

kedua umur 6 hari di laksanakan pada tanggal 03/05/2022, Dan pada

kunjungan ketiga umur 21 hari di laksnakan pada tanggal 19/05/2022. Sesuai

dengan teori menyatakan bahwa Kunjungan neonatus yang dilakukan

sebanyak 3 kali. Kunjungan pertama pada 6-48 jam setelah lahir, kunjungan

kedua 3-7 hari setelah lahir, kunjungan ketiga 8-28 hari setelah lahir

(Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan

praktek.

173
C. Keluarga Berencana (KB)

Pada kunjungan nifas ke 42 hari, pada tanggal 19 juni 2022 Ny”J ”

mumutuskan ingin menggunakan kontrasepsi KB Implan. Metode

kontrasesepsi impan dalah cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang

(lama) (Susi dan Desmariyenti, 2020). Cara kerja KB Implan Menghalangi

terjadinya ovulasi,mengurangi transportasi sperma serta Menghambat

perkembangan siklis dari endometriumMenggangu proses pembentukan

endometrium sehingga sulit terjadi implanasi ( Hadriani Irawan, 2020). Pada

langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

174
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan komprehensif

dengan menggunakan metode 7 langkah varney dan SOAP pada Ny “J” dengan

PER dari kehamilan, bersalin, nifas dan BBL dan KB yang dimulai dari tanggal

12 JANUARI 2022 – 19 Juni 2022. Maka dapat disimpulkan :

1. Asuhan kebidanan kehamilan pada Ny”J” dengan PER di puskesmas Jatibaru

di lakukan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yaitu 7x

kunjungan .

2. Asuhan kebidanan pada ibu persalinan pada Ny”J” di puskesmas Jatibaru di

lakukan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yaitu

menggunakan 60 langkah APN.

3. Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny”J” di puskesmas Jatibaru di lakukan

sesuai denga SOP (Standar Operasional Prosedur) yaitu 4x kunjungan dan

setiap kali kunjungan tidak di temukan adanya keluahan dan masalah pada

ibu.

4. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) pada Ny”J” di puskesmas Jatibaru

di lakukan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yaitu 3x

kunjungan dan setiap kali kunjungan tidak di temukan adanya masalah pada

bayi.

5. Pelayanan kontrasepsi pada Ny”J” di Puskesmas Jatibaru pada tanggal 19 juni

2022 pukul 09:10 WITA di lakukan pemasangan KB Implan.

175
B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran

yaitu:

1. Penulis

Diharapkan untuk selalu meningkatkan wawasan menegenai ibu dan

anak, dan apabila ditemukan kasus mengenai ibu dan anak dapat di lakukan

tindakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.

2. Intitusi Pendidikan

Di harapkan tetap mempertahankan dengan mengajar lebih banyak

mengenai sumber informasi dan referensi terkait ilmu asuhan kebidanan

pada ibu hamil , bersalin, nifas, bayi baru lahir dan berKB serta ilmu asuhan

kebidanan lainnya. Dan di harapkan untuk para pengajar dapat memebrikan

semangat kepada mahasiswa yang tidak mau belajar.

3. Puskesmas

Diharapkan tetap mempertahankan mutu pelayanan kebidanan pada ibu

hamil, berslin, nifas, bayi dan berKB sehingga dapat mendeksi secara dini

komplikasi adanya risiko tinggi yang di alami ibu dan anak. Serta

176
DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 2017. Buku Panduan Pratis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Ambarwati, Kusmayra. 2019. Penyuluhan Tanda bahaya Kehamilan Serta Deteksi


Bahaya Kehamilan Dan Pengukuran Status Gizi Pada Ibu Hamil Dilingkungan
Rptra Bambu Petung Cipayung. Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat
(PAMAS). Vol 3 (2). Hal 82

Armini, Ni Wayan. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Penerbit ANDI (Anggota IKAPI),Edisi ke-I : Yogyakarta

Demsa Simbolon., Jumiyati.,& Antun Rahmadi. (2018). Modul Edukasi Gizi


Pencegahan dan Penanggulangan Preelamsia ringan (PER ).

Depkes RI. (2017). Preelamsia Ringan pada ibuhamil.

Diah, 2017. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Gosyen Publishinh.

Dinas Kesehatan Kota Bima. 2019. Profil Kesehatan Kota Bima .

Fatimah Dkk (2017). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhamadiah Jakarta.

Firdayanti. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan Keluarga Berencana


yang Tidak Terpenuhi). Makass ar: Alauddin University Press. 2016.

Hadriani Irawan, 2020. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Jakarta

Hamidah, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra
Sekolah. Jakarta: Fakultas Fakultas dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta

Irianto, Koes. (2017). Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Penerbit Alfabeta.

177
Jitowiyono dkk. 2019.Keluarga Berencana (KB) Dalam Perspektif Bidan. Yogyakarta :
Pustaka Baru

Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2016.
Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI; 2017.

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca


Persalinan di Fasilitas Kesehatan. : Jakarta.

Kemenkes . (2015). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2016. Jakarta:
Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan dan
JICA (Japan International Cooperation Agency).

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru
Lahir Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru.

Lucky T & Titik Kurniawati. (2018). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Anggota
IKAPI : Jakarta

Ningsih. 2017. Contiunity of Care Kebidanan. (Online).


(https://journal.ibrahimy.ac.id/index.php/oksitosin/article/view/362) Diakses 13 juli
2020.

Nova Yuita, Sellia Juwita. (2019). Analisis Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komprehensif.
JOMIS, Vol.3. No.2 :80-81: Pekanbaru.

Nurwiandani, .2018. Dokumentasi Kebidanan.yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Prawiroharjo. (2018). Obstetric Make it Easy Only With Medical Mini Notes. Edisi 2018.

Prawirohardjo . 2016. Ilmu Kebidanan. Tridasa Printer: Jakarta.

Profil Kesehatan Indonesia.(2020). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di
Republik Indonesia. https://pusdati.kemenkes.go.id

Profil Kesehatan NTB. 2019

178
Profil Kesehatan Provinsi NTB. 2018

Profil Kesehatan indosensia 2019

Purwoastuti, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal&Neonatal.


Yogyakarta : Pustaka Baru

Reni Saswita.2016.Asuhan kebidanan pada ibu hamil.jakarta:pustaka pres

Rohani, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Sinaga, . (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Dengan Pelaksanaan Program 10
T Di Puskesmas Hamparan Perak. Jurnal Mutiara Ners, Vol 2 No 2

Sulistiyawati,Ari.2018. Buku panduan tentang pelayabab kontrasepsi. Jakarta:Salemba


Mediaka

Sutanto, A. V. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori dalam Praktik
Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sukarta, 2019. Pengaruh posisi mengedan terhadap lama kala II


persalinan di Rumah Sakit X. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. Vol 15 (1);
Hal 91-97.

Susi Dn Desmariyenti, 2020. Keluarga Berencana. Jakarta

Wagiyo, Ns, Putranto.2016. asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & bayi baru lahir
fisiologis dan patologis. Yogyakata :CV.Andi

Walyani, . 2018. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Walyani, dkk. 2017. Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Baru

Walyani ,.2015.Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.


Pustaka Baru Press: Yogyakarta.

WHO. 2018. World Health Statistic 2018 Monitoring Health for the SDGs, Sustainable
Development Goals. France

WHO Dalam Marni.2020,Asuhan kebidanan pada ibu hamil.yogyaarta

Webmd.2018. Asuhan kebidanan kegawatdaruratan.jakarta:pustaka baru.

Zuraidah. 2017. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Persepsi Istri Dalam Penggunaan Kb Non
Hormonal. Jurnal Bidan. Vol 3 (1); Hal 1-8.

179
LAMPIRAN

180
181
182
183
184

Anda mungkin juga menyukai