Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“PERMASALAH KESEHATAN REPRODUKSI

MANUSIA PADA SIKLUS LANJUT USIA”

DOSEN PENGAMPUH

ICA FAUZIAH HARAHAP SKM.,M.kes

DISUSUN OLEH

Wulandari (2201061)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PALUTA HUSADA GUNUNG TUA

PRODI DIII KEBIDANAN

T.A 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul

“Permasalahan Kesehatan Reproduksi Manusia Pada Usia Lanjut”yang mana

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan

Komunitas”.

Dalam penulisan Tugas ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

bantuan. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih

kepada Bapak “ICA FAUZIAH HARAHAP,SKM.,M.Kes”selaku dosen pengampu

mata kuliah.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan.

Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu, serta sumber yang Saya miliki.

Oleh karena itu, sekiranya para pembaca bisa memakluminya atas keterbatasan yang

saya miliki. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk

perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi saya

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Gunung tua,februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................i

DAFTAR ISI............................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................1

1.2. Tujuan.................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI...................................................3

2.1. Karakteristik Masa Usia Lanjut..........................................3

2.2. Perubahan-Perubahan Fisik Dan Psikis..............................4

2.3. Menopause.........................................................................7

2.4. Pre Menopause...................................................................8

2.5. Sek Dan Seksualitas.........................................................13

BAB III PERMASALAHAN DAN PENANGANAN........22

3.1. Contoh Kasus...................................................................22

3.2. Analisis Kelompok Mengenai Kasus...............................22

3.3. Pembahasan......................................................................23

3.4. Landasan Teori.................................................................23

BAB IV PENUTUP...............................................................25

4.1. Kesimpulan.......................................................................25

4.2. Saran ..............26

DAFTAR PUSTAKA............................................................27

LAMPIRAN DOKUMENTASI...........................................29

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Percepatan pertumbuhan jumlah penduduk lasia ( Population Aging ) diIndonesia

bukan hanya menjadi fenomena di Indonesia, namun merupakansuatu fenomena di

berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21akan terjadi diIndonesia yang

mana Indonesia akan terjadi pertumbuhan penduduk lansia tercepat jika dibandingkan

dengan negara lain di dunia.

Fenomena tersebut diatas sangat menarik dan mendesak untuk memperoleh

penanganan secepat mungkin. Masalah yang dapat timbul akibatfenomena tersebut

dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik- biologis, aspek mental

psikologis maupun aspek sosio ekonomis. Dengandemikian maka perlu mengantisipasi

berbagai masalah yang nantinya akanditimbulkan sedini mungkin (Prihastuti, 2001).

Menurut data dari 11ThAsean Gerontologi Course Yangdipresentasikan oleh

Yenny, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 9,77%dimana 50% populasi lansia adalah

wanita. Dari data tersebut maka Indonesia bukan lagi dikategorikan sebagai penduduk

muda, namun sudah tergolong penduduk Intermediate.itu Post-war baby boom Di

Indonesia yangterjadi pada decade 1960 – 1970an diperkirakan akan

mengakibatkanAged- population boomPada dua decade permulaan abad ke-21

.Jika kita melihat Flash back Pertumbbuhan penduduk sejak sensus penduduk

pada tahun 1990, populasi lansia di Indonesia terus meningkat.Pada sensus tahun 1990

jumlah penduduk sebesar 179 juta jiwa, meningkatmenjadi 203 juta jiwa pada tahun

2000. Jika dibagi menurut jenis kelamin,maka jumlah penduduk perempuan sedikit

1
lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki. Pada tahun 1990 jumlah penduduk

perempuan sebanyak 89,8 juta sedangkan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 89,3 juta.

Padatahun 2000, jumlah penduduk perempuan meningkat menjadi 101, 8 juta dan

jumlah penduduk laki-laki menjadi 101,6 juta.

Masalah yang akan dikupas dalam makalah ini lebih difokuskan padamasalah

seksual lansia perempuan. Berbagai penelitian melaporkan bahwaterjadi peningkatan

masalah seksual pada perempuan, seiring dengan kejadianmenopause yang merupakan

suatu keadaan fisiologis yang akan dialami olehsetiap perempuan.

Faktor – faktor lain yang dilaporkan berhubunan dengan masalahseksual pada

lansia perempuan antara lain tindakan pengobatan baik kimiawimaupun operatif seperti

terapi antidepresan, operasi histerektomi maupunoperasi urologi lainnya (Salonia et al,

2006)

1.2. Tujuan

Dengan melihat kesenjangan yang ada pada lansia khususnya lansia perempuan

terkait dengan masalah seksual; maka sebagai tenaga kesehatanmasyarakat diharapkan

mampu melihat secara menyeluruh masalah – masalah seksual pada lansia perempuan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Karakteristik Masa Usia Lanjut

Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidupseseorang,

yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat

.Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.

Dalammendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan KoordinasiKeluarga

Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkanyaitu aspek biologi,

aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yangmengalami proses

penuaan secara terus menerus, yang ditandai denganmenurunnya daya tahan fisik yaitu

semakin rentannyaterhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal

ini disebabkaterjadinyaperubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem

organ

Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menggolongkan lanjut usiamenjadi 4 yaitu :

Usia pertengahan (Middle age)45 -59 tahun, Lanjut usia(Elderly) 60 -74 tahun, lanjut

usia tua ( Old ) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua( Very old) Diatas 90 tahun.

Demikian juga batasan lanjut usia yang tercantum dalam Undang-Undang No.4

tahun 1965 tentang pemberian bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yang berhak

mendapatkan bantuan adalah mereka yang berusia56 tahun ke atas. Dengan demikian

dalam undang-undang tersebutmenyatakan bahwa lanjut usia adalah yang berumur 56

3
tahun ke atas. Namundemikian masih terdapat perbedaan dalam menetapkan batasan

usia seseoranguntuk dapat dikelompokkan ke dalam penduduk lanjut usia.

2.2. Perubahan-Perubahan Fisik Dan Psikis

Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjutadalah ditandai

dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik priamaupun wanita, pada usia

lanjut mereka akan melakukan penyesuaian diriagar mereka tampak siap dan sesuai

dengan masa usia lanjut tersebut secara baik ataupun tidak baik. Akan tetapi hasil yang

diperoleh dari penyesuaian tersebut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri

yang tidak baik daripada yang baik, terutama adalah terjadinya kemunduran fisik dan

mentalyang berlangsung secara perlahan dan bertahap.

1. Perubahan Fisik Pada Masa Usia Lanjut

Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitasfisik juga

fungsinya mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan

bahkan bisa terjadi secara cepat tergantungdari kebiasaan hidup pada masa usia muda

Beberapa perubahan gangguan fisik yang timbul adalah sebagai berikut :-

1. Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadilebih

kering dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung dan

lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna merah

kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.-

2. Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadilembek dan

mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut

3. Perubahan pada persendian: masalah pada persendian terutama pada bagian

tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit berjalan-

4
4. Perubahan pada gigi: gigi menjadi kering, patah, dan tanggalsehingga kadang-

kadang memakai gigi palsu-

5. Perubahan pada mata: mata terlihat kurang bersinar dan

cenderungmengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata,

kebanyakanmenderita presbiop atau kesulitan melihat jarak jauh,

menurunnyaakomodasi karena menurunnya elastisitas mata

6. Perubahan pada teling: fungsi pendengaran sudah mulai menurun,sehingga

tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran.-

7. Perubahan pada sistem pernafasan: nafas menjadi lebih pendek dansering

tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitastotal paru-paru,

residu volume paru dan konsumsi oksigen basal, iniakan menurunkan

fleksibilitas dan elastisitas dari paru

Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan bertambahnya

usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahanakibat penyakit kronis, obat-obat

yang diminum akibat operasi yangmenyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis

Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :

1. Perubahan pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami penurunan ukuran,

berat, dan fungsi contohnya kortek serebrimangalami atropi.

2. Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitasdari

pembuluh darah jantung dan menurunnya kardiak out put

3. Penyakit kronis Misal diabetes melitus (DM), penyakitcardiovaskuler,

hipertensi, gagal ginjal, kanker, dan masalah yang berhubungan dengan

persendian dan syaraf

4. Beberapa operasi Seperti prostatectomy, histrectomy, danmastectomy.

5
Hasil penelitian menunjukkan timbulnya masalah prostatectomymeliputi gagal

ereksi mencapai 12 % sampai timbulnya masalah tidak tercapainya ejakulasi sebesar 24

%, kanker prostate dan operasi prostad(hilangnya libido, gagal ereksi, volume ejakulasi)

Perubahan pada sistem ginjal, kandung kencing, dan ureter Mengalami penurunan

efisiensi, jumlah sel dalam ginjal mengalami penurunan menyebabkan gangguan

pengeluaran toksin dan air daritubuh.

2. Perubahan Psikis Pada Masa Usia Lanjut

Gangguan psikologis paling umum yang berpengaruh pada orangtua adalah

timbulnya depresi, dimensia, dan mengigau. Hal ini lebihsering diakibatkan oleh

perasaan sudah tua, sudah pikun, dan secara fisik sudah tidak menarik bagi pasangan.

Perubahan akibat depresi dandimensia bahkan sering mengganggu prilaku seksual

termasuk gangguankhayal yang dikaitkan dengan kecemburuan phatologis.

Secara umum beberapa gangguan psikologis yang timbul adalah

1. Kecemasan (angietas)

2. Depresi

3. Rasa bersalah(guilty feeling)

4. Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam

berhubungan seksual.

Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat berpengaruh besar

terhadap sisi kewanitaannya seperti :

1. Penurunan sekresi estrogen setelah menopause

2. Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara

3. Cerviks yang menyusut ukurannya

6
4. Dinding vagina atropi ukurannya memendek

5. Berkurangnya pelumas vagina

6. Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi aktivitasseks

7. Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan bibir

kemaluan, penipisan selaput lendir vagina dan kelemahan otot perinea

Ada prinsip perkembangan yang dinamakan Multidirectional,Dimana beberapa

komponen menunjukkan pertumbuhan dan komponenlain nya malah menurun, lansia

akan semakin arif, tapi menurun dalamtugas yang membutuhkan kecepatan memproses

informasi, misalnyalansia baru mempelajari komputer.

Disamping itu ada beberapa gangguan mental yang paling umumyang

berpengaruh pada orang tua adalah depresi, dimensia danmenggigau prilaku seksual

mungkin berubah secara signifikan pada Depresi Dan Dimensia

2.3. Menopause

Menurut Manuaba (2005) menopause di bagi dalam beberapa tahapanyaitu

sebagai berikut :

a. Pre menopause (klimakterium)

Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan polamenstruasi,terjadi

perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahanfisik. Berlangsung selama antara 4- 5

tahun pada usia 48-55 tahun.

b. Fase menopause

Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis danfisik makin

menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun.

7
c. Fase pasca menopause (senium)

Terjadi pada usia diatas 60 – 65 tahun. Wanita beradaptasiterhadap perubahan

psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang

2.4. Pre Menopause

Sebelum mencapai usia menopause, seorang wanita akan mengalami beberapa

perubahan fisik dan gejala hormonal, termasuk menstruasi yangtidak teratur.

Premenopause adalah rentang waktu dimana tubuh mulai bertransisimemasuki

masa menopause. Lamanya biasanya 2 sampai 8 tahun ditambahsatu tahun di akhir

periode menuju menopause. Premenopause adalah hal yangalami terjadi pada wanita

dan merupakan tanda akan berakhirnya masareproduksi. Tingkat produksi hormon

estrogen dan progesteron berfluktuasi,naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi

pun bisa tiba-tiba memanjangatau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi

di usia 40-an, tapi banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di

pertengahan 30-an. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause

berkaitandengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen.

Apabilaseorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause,

meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.

1. Tanda Dan Gejalaa

a. Menstruasi tidak teratur.

Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan

Anda mungkin akan melewatkan beberapa periodemenstruasi. Ovulasi menjadi tidak

8
teratur, rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode

menstruasi yang lebih panjang.

b. Gangguan tidur dan hot flashes

Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama perimenopause. Hot

flashes Adalah gelombang panas tubuh yangdatang tiba-tiba, akibat perubahan kadar

estrogen yang menyerangtubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan

munculnyakulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak

jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur.

c. Perubahan Psikologis

Gangguan Psikologi/kognitif Gejala-gejala psikologi dankognitif seperti depresi,

iritabilitas, perubahanmood, kurangnyakonsentrasi dan pelupa juga ditemukan pada

banyak wanita perimenopause. Banyak wanita menggambarkan gangguan

inisebagai“perimenopause berat”. Seperti diketahui bahwa kejadian depresikira-kira 2

kali lebih sering pada wanita dibandingkan pria. Risikodepresimayor adalah 7-12%

untuk pria dan 20-25% untuk wanita. Usiarata-rataterjadinya depresi adalah 40

tahunan.Data laboratoriummenyatakan bahwa hormon ovarium sangatberkhasiat,

dimana sinyalkimiawi perifer secara umum mempengaruhi aktivitas neuronal.

Perubahan level estrogen dan progesteronmenunjukkansejumlah pengaruh

neurotransmiter SSP seperti dopamin, Norepinefrin,asetilkolin dan serotonin yang

kesemuanya diketahuisebagai modulatoruntuk mood, tidur, tingkah laku

dankesadaran.Selama perimenopause, fluktuasi hormon terutamafluktuasiestrogen dapat

mengubah level neurotransmiter di SSP yangdapatmempengaruhi tidur, daya ingat dan

mood.

9
Penting sekali untuk membedakan perubahan mood karena pengaruh hormon

dengan kelainandepresi mayor. Pada pasien tanpariwayat depresi, terapi sulih

hormonharus dipertimbangkan.

d. Organ intim mengering.

Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas,sehingga hubungan

intim dapat menyakitkan.

e. Kesuburan berkurang.

Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehinggakemungkinan

bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebihrendah walau masih mungkin untuk

hamil.

f. Perubahan fungsi seksual.

Selama perimenopause, keinginan untuk berhubungan intimdapat berubah, tetapi

pada banyak wanita akan mengalami masa-masamenyenangkan sebelum masa

menopause tiba dan biasanya berlanjutsampai melewati masa perimenopause.

g. Osteoporosis.

Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnyahormon estrogen.

h. Perubahan kadar kolesterol.

Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalamdarah dan

meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yangmengakibatkan risiko terkena penyakit

jantung. Sedangkan HDL ataukolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.

i. Keringat malam

10
j. Infeksi saluran kemih

k. Inkontinensia urin (tidak ampu menahan keluarnya air seni)

1. Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang

2. Penentu kecepatan atau keterlambatan wanita mengalami menopause

Selain faktor gaya hidup dan genetik yang menentukan cepat ataulambatnya

menopause, faktor lainnya adalah:

a. Sejarah keluarga.

Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saatibu atau

saudara perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi pernyataan ini masih dapat

diperdebatkan.

b. Tidak pernah melahirkan.

Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak pernah

melahirkan, akan mengalami menopause lebih awal.

c. Kondisi jantung.

Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan berkaitan

dengan meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darahtinggi.

d. Terapi kanker masa kecil.

Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi danradiasi Pelvis Juga

dikaitkan dengan menopuse dini.

e. Histerektomi.

11
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meskiovarium

tetap akan melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanyaakan mempercepat

datangnya menopause.

3. Diagnosa

Perimenopause umumnya berlangsung secara bertahap, meskitidak ada alat atau

tes yang bisa mendeteksi perimenopause. Dokter hanyaakan memberi beberapa

pertanyaan, sebelum menyimpulkan apa yangtengah Anda alami. Tes yang mungkin

dilakukan, salah satunya pemeriksaan kadar hormon.

Dengan memonitor siklus menstruasi dan mengamati gejala perubahan tubuh

selama beberapa waktu, Anda akan dapat memahami dan berkonsultasi dengan dokter.

Menurut Prof. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And mengatakan Salah satufaktor yang

berpengaruh pada proses penuaan ialah gaya hidup. Orangyang menerapkan gaya hidup

sehat cenderung mengalami keadaan fungsitubuh yang lebih baik dibandingkan orang

yang gaya hidupnya tidak sehat,termasuk juga fungsi seksual.Dengan demikian, usia

lanjut atau lebih muda tidak selalumenentukan bagi fungsi seksual. Artinya, mungkin

saja orang yang berusia lebih muda fungsi organnya lebih buruk dibandingkan yang

berusia lebih tua, bila gaya hidupnya tidak sehat.Kalau fungsi seksual Anda yang

berusia lanjut ternyata baik, itu patut disyukuri. Pada masa kini, dengan berkembangnya

iptek di bidangkedokteran, usia tidak selalu mencerminkan fungsi organ tubuh,

termasuk fungsi seksual.

12
2.5. Seks Dan Seksualitas

1. Definisi Seks dan Seksualitas

Seks menurut Ingrid dalam Rizkina (2009, pp. 13-15) mempunyaiarti jenis

kelamin, sesuatau yang dapat dilihat dan dapat ditunjuk. Jeniskelamin ini memberi kita

pengertian tentang suatu sifat atau ciri yangmembedakan laki-laki dan perempuan

secara biologis. Seksualitasmerupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan

manusia,dimulai dari saat manusia lahir sebagai bayi hingga secara fisik

menjadimandiri, lepas dari ibunya dan akan berakhir ketika seseorang meninggaldunia.

2. Tujuan Seksualitas

Tujuan seksualitas secara umum adalah meningkatkankesejahteraan kehidupan

manusia. Sedangkan secara khusus ada dua,yaitu:1. Prokreasi, yaitu menciptakan atau

meneruskan keturunan2. Rekreasi, yaitu memperoleh kenikmatan biologis atau seksual.

Menurut Ingrid dalam Rizkiana (2009,pp. 13-15) Seksualitasmenyangkut dimensi

biologis, psikologis, social dan cultural Dilihat daridimensi biologis, seksualitas

berkaitan dengan reproduksi, termasuk bagaimana menjaga kesehaatn organ reproduksi

menggunakan secaraoptimal sebagai 16 alat untuk berprokreasi (bereproduksi) dan

berkreasidalam mengekspresikan dorongan seksual. Dari demensi psikologis,seksualitas

berhubungan erat denngan identitas peran jenis, perasaanterhadap seksualitas sendiri

dan bagaimana menjalankan fungsi sebagaimakhluk seksual. Dan dari dimensi social

berkaian dengan bagaimanalingkungan berpengaruh dalam pembetukan mengenai

seksualitas dan pilihan perilaku seks. Sedangkan dari dimensi cultural menunjukan

bagaimana perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada dimasyarakat.

Menurut Hidayana (2004) seks mempunyai fungsi:

13
a. Seks untuk tujuan reproduksi yaitu untuk memperoleh keturunan olehkarena itu

sebagian orang beranggapan bahwa seks adalah sesuatuyang suci, sesuatu yang

tabu dan tidak patut dibicarakan secaraterbuka.

b. Seks untuk pernyataan cinta yaitu seks yang dilakukan berlandaskancinta dan

didukung oleh ikatan cinta.

c. Seks untuk kesenangan yaitu hubungan seks dengan menghayatihubungan yang

lama dan mampu mengalami kenikmatan tanpamerugikan salah satu pihak.

3. Perubahan fisiologik aktivitas seksual

Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjaudari

pembagian tahapan seksual menurut Kaplan Adalah berikut ini :

Fase tanggapan seksua, Pada wanita lansia, Pada pria lansia.

a. Fase desire :Terutama dipengaruhi oleh penyakit baik dirinya sendiri atau

pasangan, masalah hubunganantar keduanya, harapan kulturaldan hal-hal tentang

harga diri.Desire pada lansia wanitamungkin menurun dengan makinlanjutny usia,

tetapi hal ini bisa bervariasi.Interval untuk meningkaa:tkanhasrat melakukan

kontak seksualmeningkat;hasrat sangatdipengaruhi oleh penyakit;kecemasan akan

kemampuan seksdan masalah hubungan antara pasangan. Mulai usia 55

thtestosteron menurun bertahap yangakan mempengaruhi libido

b. .Fase arousal:Pembesaran payudara berkurang,semburat panas dikulit

menurun;elastisitas dinding vaginamenurun; iritasi uretra dankandung kemih

meningkat;otot-otot yang menegang pada fase inimenurun.M embutuhkan waktu

lebih lamauntuk ereksi; ereksi kurang begitukuat; testosteron menurun; produksi

14
sperma menurun bertahapmulai usia 40 th; elevasi testis ke perinium lebih lambat

dan sedikit; penguasaan atas ejakulasi biasanymembaik.

c. Fase orgasmik(fasemuskular)Tanggapan orgasmik mungkinkurang intens disertai

sedikitkontraksi; kemampuan untuk mendapatkan orgasme multipel berkurang

dengan makinlanjutnya usia.Kemampuan mengontrol ejakulasimembaik;

kekuatan kontraksi ototdirasakan berkurang; jumlahkontraksi menurun;

volumeejakulat menurun.Fase pasca orgasmikMungkin terdapat perioderefrakter,

dimana pembangkitangairah secara segera lebih sukar.Periode refrakter

memanjangsecara fisiologis, dimana ereksi danorgasme berikutnya lebih sukar

terjadi.

Hubungan Seksual Masa Pre Menopause

Hubungan seksual adalah suatu keadaan fisiologik yang menimbulkankepuasan

fisik, dimana keadaan ini merupakan respon dari bentuk seksualyang berupa ciuman,

pelukan, dan percumbuan 17 berpendapat bahwaterdapat empat tingkatan hubungan

fisik dalam bercumbuan, dimana hal inimerupakan rencana alamiah untuk

meningkatkan gairah seksual bagi persiapan hubungan seksual yaitu : berpegangan

tangan, saling memeluk (tangan di luar baju), berciuman, saling membelai atau meraba

(dengantangan di dalam baju yang lain). Perilaku seksual merupakan segala tingkahlaku

yang didorong oleh hasrat baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, bentuk

tingkah laku ini bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik sampaitingkah laku

kencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang

dalam khayalan, atau diri sendiri (Hidayana, 2004)

15
Perubahan fisiologis akibat pre menopause kadang-kadangmengganggu aktivitas

dan gairah seksual pada sejumlah wanita. Perubahandapat terjadi pada lubrikasi, dinding

vagina gairah seksual, dorongan seksualdan orgasme yang mengakibatkan kegiatan

seksual menjadi kurangmengenakkan dan kurang menyenangkan (Kasdu, 2005).

Menurut Pangkahila (2006) beberapa masalah yang dialami wanita menopause

ketika berhubungan seksual, yakni :

1. Kekeringan vagina dan nyeri saat hubungan seksual.

Masalah yang paling sering terjadi adalah vagina yang kering,meskipun

sebenarnya hanya 20% wanita yang merasakannya. Dindingvagina menjadi tipis dan

kurang lentur. Terdapat rasa pedih, panas dankadang nyeri atau berdarah saat

melakukan sanggama. Lubrikasi dengan bahan dasar air dapat mengatasi 18 kekeringan

vagina yang terjadi. Jangangunakan lubrikan dengan bahan dasar petroleum (vaselin).

Vitamin E ataukrim pelembab juga dapat digunakan sebagai lubrikan. Bila lubrikan atau

pelembab masih kurang menolong maka dapat diberikan krim estrogenvagina untuk

mengatasi masalah kekeringan vagina.

2. Stimulasi dan orgasme

Beberapa orang wanita mengalami orgasme yang lebih jarang dankurang kuat saat

menopause. Pada mereka diperlukan waktu yang lamauntuk meningkatkan gairah

seksual. Hampir pada semua wanita, hubunganseksual yang teratur atau masturbasi

dapat membantu meningkatkanrespon dan kenikmatan seksual. Aktivitas tersebut dapat

mempertahankanfungsi atau peranan rahim, vagina serta kandung kemih

sertameningkatkan lubrikasi vagina. Kegel Exercise, latihan ini meningkatkankontraksi

otot panggul sekitar vagina yang memembantu penguatan otot-otot vagina.

16
3. Hasrat seksual

Hilangnya gairah seksual secara temporer atau jangka panjangterjadi pada

sejumlah wanita selama dan sesudah menopause. Penyebabdari keadaan ini antara lain:

a. Lelah

Akibat dari insomnia menimbulkan perasaan capai atau lelah yang

berkepanjangan. Pekerjaan sebagai ibu yang mengurus anak dan suamimembuat ibu

mempunyai beban ganda, sehingga membuat dirinyamencapai titik kelelahan yang

berat.

b. Stress

Depresi menstrual yang dahulu pernah muncul pada masa adolensyang kemudian

mengilang dengan sendirinya selama periodereproduktif (menjadi ibu) bisa timbul

kembali pada usia klimakterium. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut sudah tidak

haid lagi, namunrasa-rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu

yangtetap. Perasaan-perasaan depresif itu tiba bersamaan dengan datangnyasiklus

menstruasi setiap bulannya. Tampaknya depresi tadi bentuk kekecewaan hati dari ibu,

bahwa wanita yang bersangkutan menjadi”kurang lengkap dan kurang sempurna”

disebabkan oleh berhentinyafungsi reproduksi dan haid.

c. Penyakit

Pola makan pada pre menopause tidak seperti saat usia 35-40 tahun,akan terjadi

kelebihan lemak yang tersimpan pada bokong, payudaradan perut. Disamping itu

kelebihan makan didalam keadaan tubuhkekurangan hormon dan kemampuan

metabolisme dapat menimbulkan penyakit kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi.

Penyakit jantungkoroner yang diikuti gagal jantung.

d. Masalah hubungan pribadi

17
Komunikasi dengan pasangan sangat dianjurkan agar terjadikeharmonisan dalam

keluarga. Seorang wanita perlu mendiskusikanerubahan yang sedang dialami dengan

pasangan. Dengan komunikasidiharapkan mendapatkan solusi yang tepat dari pasangan

sehingga pasangan dapat menyesuaikan diri selama berhubungan intim.

e. Masalah psikologis

Menurunnya kemampuan berpikir dan ingatan sehingga menimbulkan penyakit

pikun atau Alzhaimer. Gangguan emosi berupa rasa takutmenjadi tua dan tidak menarik,

sukar tidur atau cepat bangun, mudahtersinggung dan mudah marah, sangat emosional

dan spontan, merasatertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Rasa takut

kehilangansuami, anak dan ditinggalkan sendiri.

f. Efek samping terapi medika mentosa

Masa klimakterium merupakan masa yang rawan bagi wanita. Karenasering

timbul berbagai penyakit sehingga mengkonsumsi obat-obatanyang dapat

mempengaruhi sistem metabolisme tubuh.

g. Perubahan hormon

Secara menyeluruh sistem hormonal sudah menurun fungsinyasehingga

mempengaruhi metabolisme tubuh yang juga cenderungmenurun. Oleh karena itu

diperlukan perhatian terhadap pola makanyang sebaiknya menjurus kearah vegetarian .

h. Rasa tidak enak akibat perubahan fisik yang terjadi selama menopause.

Gangguan hubungan suami istri seringkali menjadi kambuh akibatadanya

perubahan-perubahan selama menopause. Gangguan hubungan ini

18
Memerlukan penanganan dari seorang ahli seksologi. Bila masalahnyaterletak

pada faktor hormonal maka pemberian estrogen akan dapatdengan mudah

menyelesaikan masalah yang terjadi. Tidak ada kaitanlangsung antara kadar estrogen

dengan gairah seksual. Masalah yangutama adalah akibat keringnya vagina dan rasa

nyeri saat hubunganseksual. Kadar hormon, derajat kesehatan umum dan perubahan

sosialsehubungan dengan usia serta efek mental dan emosional bekerja samadalam

perubahan seksual selama menopause. Menurunnya kadar testosteron diduga berperan

dalam penurunan gairah seksual. Hal inimasih belum terbukti secara ilmiah. Hormon

estrogen terdapat dalam bentuk pil atau injeksi serta krim. Namun dalam

penggunaannya perludiingat adanya efek samping.

i. Peningkatan keintiman

Perubahan yang terjadi pada usia pertengahan memungkinkanuntuk melakukan

eksplorasi pengalaman seksual 22 yang baru dan berbeda. Permainan pendahuluan yang

lebih lama akan dapatmeningkatakan kesiapan seksual pada wanita. Memusatkan

perhatian padasensualitas, keintiman dan komunikasi dapat memperbaiki

hubunganseksual. Terdapat berbagai cara untuk memperlihatkan perasaan cinta

andaselain hanya sekedar sanggama, banyak cara untuk menunjukan cintasebelum

melakukan hubungan intim :

1. Pelukan, belaian dan ciuman

2. Sentuhan, mengusap, memijat , “sensual baths”

3. Rangsangan manual

4. Oral sex

19
Hubungan seksual pasca menopause dapat benar-benar memuaskan bila anda

mampu untuk melakukan adaptasi perubahan yang terjadi.

Bentuk – Bentuk Umum Kesulitan Seksual

Wanita lebih sering melihat kesulitan mereka dalam aspek-aspek ”kualitas

pengalaman seksual” dan relevansinya dengan hubungan. Mereka Cenderung lebih

nyaman penjelasan psikologis serta bentuk pertolongan psikologis. Menurut Glasier

(2005) bentuk kesulitan tersebut antara lain :

a. Hilangnya kenikmatan

Hal ini mungkin merupakan keluhan seksual tersering pada wanita.Seorang

wanita mungkin melakukan hubungan intim, tetapi gagalmerasakan kenikmatan dan

kesenangan yang biasanya dia rasakan.Apabila tidak terjadi rangsangan maka

pelumasan normal vagina dan pembengkakan vulva tidak terjadi dan hubungan intim

dapat menimbulkanrasa tidak nyaman.

b. Hilangnya minat seksual

Banyak wanita menyadari bahwa mereka mengalami peningkatanminat terhadap

seks dan lebih mudah terangsang pada tahap – tahap siklusmenstruasi tertentu,

walaupun waktunya berbeda setiap wanita. 24 Tetapimereka merasa murung sebelum

menstruasi biasanya kehilangan minatseksual pada saat tersebut, dan mendapati bahwa

fase pasca menstruasisecara seksual merupakan saat yang terbaik bagi mereka.

c. Keengganan seksual

Pada beberapa kasus, sekedar pikiran tentang aktivitas seksualsudah menyebabkan

ketakutan atau ansietas yang besar sehingga terbentuk suatu pola menghindari kontak

seksual. Pada kasus-kasus seperti ini, penyebabnya sering dapat diidentifikasi dari

20
pengalaman traumatik sebelumnya, tetapi kadang- kadang pangkal masalahnya tetap

tidak jelas.

d. Disfungsi orgasme

Sebagian wanita secara spesifik mengalami kesulitan mencapaiorgasme, baik

dengan kehadiran pasangannya atau pada semua situasi.Walaupun obat tertentu dapat

menghambat orgasme pada wanita, namunsebagian besar kasus faktor psikologis

tampaknya menjadi penyebab.

e. Vaginismus

Vaginismus biasanya adalah kesulitan primer yang dialami wanitasaat mereka

memulai kehidupan seksual, dan sering Hubungan seksual yang tidak sempurna.

Kelainan ini jarang timbulkemudian setelah wanita menjalani fase hubungan seksual

normal,tetutama apabila ia sudah pernah melahirkan.

21
BAB III

PERMASALAHAN DAN PENANGANAN

3.1. Contoh Kasus

Usianya kini 65 tahun, tetapi gairah seksualnya hampir tak beda dengan saat umur

40 tahun. Cairan pun masih lumayan baik. Hubungan seks biasa dilakukan seminggu 1-

2 kali. Namun, ia ragu, apakah dirinya normal,mengingat kata orang, pada orang usia

lanjut biasanya gairah seks menurun.Apalagi sang suami kewalahan melayani.

“jamila berumur 65 tahun, suami lebih muda 5 tahun. Gairah seks saya tidak

berubah banyak dibandingkan waktu saya berumur 40 tahun.Kalau seminggu tidak

berhubungan, rasanya ada yang tidak normal.

Untung suami mengerti. Suami pernah bilang kok saya masih kayak orang muda,

sedangkan kadang ereksi suami tidak baik sehingga saya kurang puas. Kata orang,

kalau suami lebih muda, nanti bisa cari perempuan lain. Nyatanya suami bahkan

kewalahan melayani permintaan saya.

Apakah saya tidak normal karena masih bergairah? Konon kalau sudah tua,

perempuan tidak punya cairan lagi di vaginanya. Saya masih punya cairan meski tidak

sebanyak waktu muda. Kadang saja terasa sedikit perih kalau berhubungan terlalu

lama.

Apakah tidak masalah kalau berhubungan seminggu 1-2 kali? Bagaimana

menjaga agar suami tetap bisa ereksi dengan baik dan tidak kewalahan melayani

saya?”E.R, Jakarta.

3.2. Analaisis Kelompok Mengenai Kasus

22
Data yang kami peroleh dari kasus tersebut diantaranya :

1. Jamila berumur 65 thn

2. Mempunyai seorang suami berumur 60 thn3

3. Masih mengeluarkan cairan pervaginal4

4. Masih mempunyai gairah seksual seperti pada usia 40thn

5. Suami nya kewalahan ketika berhubungan seksual

6. Suami nya sudah tidak berereksi denga baik

7. Berhubungan seksual dalam satu minggu bisa mencapai 1-2 kali

8. Kadang alat reproduksinya terasa perih jika berhubungan seksual terlalu lama

3.3. Pembahasan

1. Dorongan atas kebutuhan seksualnya (libido) dipengaruhi oleh faktor psikologis

sang istri

2. jamila mempunyai gaya hidup yang sehat

3. Suaminya kurang menerapkan gaya hidup yang sehat tidak seperti istrinya

3.4. Landasan Teori

1. Point pertama : dorongan atas kebutuhan seksualnya (libido) dipengaruhi oleh

faktor psikologis sang istri.Menurut Ingrid dalam Rizkiana (2009,pp. 13-15)

Seksualitas menyangkut dimensi biologis, psikologis, social dan cultural.

Daridemensi psikologis, seksualitas berhubungan erat denngan identitas peran

jenis, perasaan terhadap seksualitas sendiri dan bagaimana menjalankanfungsi

sebagai makhluk seksual. Dan dari dimensi social berkaian dengan bagaimana

lingkungan berpengaruh dalam pembetukan mengenaiseksualitas dan pilihan

perilaku seks. Sedangkan dari dimensi cultural menunjukan bagaimana perilaku

seks menjadi bagian dari budaya yangada di masyarakat.

23
2. Point kedua dan ketiga : -wanita itu mempunyai gaya hidup yang sehat,suami

nya kurang menerapkan gaya hidup yang sehat tidak seperti istrinyaProf. Dr.

Wimpie Pangkahila, Sp.And mengatakan Salah satufaktor yang berpengaruh

pada proses penuaan ialah gaya hidup. Orang yang menerapkan gaya hidup sehat

cenderung mengalami keadaan fungsitubuh yang lebih baik dibandingkan orang

yang gaya hidupnya tidak sehat,termasuk juga fungsi seksual.Dengan demikian,

usia lanjut atau lebih muda tidak selalumenentukan bagi fungsi seksual. Artinya,

mungkin saja orang yang Berusia lebih muda fungsi organnya lebih buruk

dibandingkan yang berusia lebih tua, bila gaya hidupnya tidak sehat.

Kalau fungsi seksual Anda yang berusia lanjut ternyata baik, itu patut disyukuri.

Pada masa kini, dengan berkembangnya iptek di bidangkedokteran, usia tidak selalu

mencerminkan fungsi organ tubuh, termasuk fungsi seksual.

24
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Secara biologi penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses

penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya dayatahan fisik yaitu

semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapatmenyebabkan kematian. Hal

ini disebabkan terjadinya perubahan dalamstruktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem

organ.

Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalahditandai

dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupunwanita, pada usia

lanjut mereka akan melakukan penyesuaian diri agar merekatampak siap dan sesuai

dengan masa usia lanjut tersebut secara baik ataupuntidak baik.

Perubahan-perubahan tersebut meliputi Perubahan pada sistem pernafasan,

perubahan pada telinga, perubahan pada mata, perubahan padagigi, perubahan pada

persendian, perubahan otot, perubahan pada kulit.

Perubahan fisiologis akibat pre menopause kadang-kadangmengganggu aktivitas

dan gairah seksual pada sejumlah wanita. Perubahandapat terjadi pada lubrikasi, dinding

vagina gairah seksual, dorongan seksualdan orgasme yang mengakibatkan kegiatan

seksual menjadi kurangmengenakkan dan kurang menyenangkan. Masalah yang dialami

wanitamenopause ketika berhubungan seksual yakni kekeringan vagina dan nyerisaat

hubungan seksual, stimulasi dan orgasme, hasrat seksual, rasa tidak enak akibat

perubahan fisik yang terjadi selama menopause, dan peningkatankeintiman.

25
4.2. Saran

Permasalahan pada masa lansia atau yang menjelang masa menopausesering

terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga sendiri, tetapi juga dilingkungan

masyarakat bahkan pusat pelayanan kesehatan. Pengetahuantentang permasalahan

seksual pada wanita yang menjelang perimenopause Baik pria maupun wanita perlu

sebarluaskan sejak dini, dan perlunyakerjasama yang optimal disetiap instansi

pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar mereka mendapatkan

kehidupan yang layak, danharmonis sebagai manusia dan warga negara seutuhnya.

Jadi sebagai perempuan, kita harus senantiasa menjaga kesehatanreproduksi kita

sejak dini. Sebagai bidan, kita juga harus memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi

kepada kaum wanita, khususnya remaja pada masa pubertas.

26
DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik, 1997. Laporan Sosial Indonesia (Lanjut Usia/Lansia), Jakarta

Corwin, E.J, 2008, Buku Saku Patofisiologi, alih bahasa Nike Budhi Subekti,Editor

Edisi Bahasa Indonesia Egi Komara Yudha dkk, Penerbit Buku Kedokteran

EGC,JakartaFajewonyomi, B.A, Orji, E.O, Adeyemo, A.O, 2007, Sexual Dysfunction

among Female Patients of Reproductive Age in A Hospital Setting in Nigeria, J Health

Popul Nutr, International Centre for Diarrhoeal Research,

Bangladeshhttp://princeskalem.blogspot.com/2012/01/kesehatan-reproduksi-perempuan

saat.html

27
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

A. Lampiran Dokumentasi Permasalahan Kesehatan Reproduksi Manusi Pada

Lanjut Usia

1. Riwayat dan kesehatan lansia

1. Jamila berumur 65 thn

2. Mempunyai seorang suami berumur 60 thn3

3. Masih mengeluarkan cairan pervaginal4

4. Masih mempunyai gairah seksual seperti pada usia 40thn

5. Suami nya kewalahan ketika berhubungan seksual

6. Suami nya sudah tidak berereksi denga baik

7. Berhubungan seksual dalam satu minggu bisa mencapai 1-2 kali

8. Kadang alat reproduksinya terasa perih jika berhubungan seksual terlalu lama

2. Dukungan Sosial Dan Lingkungan Keluarga

1. Dorongan atas kebutuhan seksualnya (libido) dipengaruhi oleh faktor psikologis

sang istri

2. jamila mempunyai gaya hidup yang sehat

3. Suaminya kurang menerapkan gaya hidup yang sehat tidak seperti istrinya

B. DOKUMENTASI

1. Point pertama : dorongan atas kebutuhan seksualnya (libido) dipengaruhi oleh

faktor psikologis sang istri.Menurut Ingrid dalam Rizkiana (2009,pp. 13-15)

Seksualitas menyangkut dimensi biologis, psikologis, social dan cultural.

Daridemensi psikologis, seksualitas berhubungan erat denngan identitas peran

jenis, perasaan terhadap seksualitas sendiri dan bagaimana menjalankanfungsi

28
sebagai makhluk seksual. Dan dari dimensi social berkaian dengan bagaimana

lingkungan berpengaruh dalam pembetukan mengenaiseksualitas dan pilihan

perilaku seks. Sedangkan dari dimensi cultural menunjukan bagaimana perilaku

seks menjadi bagian dari budaya yangada di masyarakat.

2. Point kedua dan ketiga : -wanita itu mempunyai gaya hidup yang sehat,suami

nya kurang menerapkan gaya hidup yang sehat tidak seperti istrinyaProf. Dr.

Wimpie Pangkahila, Sp.And mengatakan Salah satufaktor yang berpengaruh

pada proses penuaan ialah gaya hidup. Orang yang menerapkan gaya hidup sehat

cenderung mengalami keadaan fungsitubuh yang lebih baik dibandingkan orang

yang gaya hidupnya tidak sehat,termasuk juga fungsi seksual.Dengan demikian,

usia lanjut atau lebih muda tidak selalumenentukan bagi fungsi seksual. Artinya,

mungkin saja orang yang Berusia lebih muda fungsi organnya lebih buruk

dibandingkan yang berusia lebih tua, bila gaya hidupnya tidak sehat.

29

Anda mungkin juga menyukai