Anda di halaman 1dari 35

By : Kelompok 7

FISIOLOGI

KANDUNGAN EMPEDU
Air
Garam empedu
Bilirubin
Kolesterol
Asam lemak
Lesitin
Natrium
Kalium
Kalsium
Klorida
Bikarbonat

Empedu hati
97,5 g/dl
1,1 g/dl
0,04 g/dl
0,1 g/dl
0,12 g/dl
0,04 g/dl
145, 04 mEq/L
5 mEq/L
5 mEq/L
100 m Eq/L
28 mEq/L

Empedu pada kandung empedu


92 g/dl
6 g/dl
0,3 g/dl
0,3 0,9 g/dl
0,3 1,2 g/dl
0,3 g/dl
130 mEq/L
12 mEq/L
23 mEq/L
25 mEq/L
10 mEq/L

FUNGSI
emulsifikasi atau fungsi deterjen dari
garam-garam empedu
garam-garam empedu membantu
absorbsi dari (1) asam lemak (2)
monogliserida (3) kolesterol (4) lemak
lain dalam traktus intestinal

Cholelitiasis adalah batu empedu, biasanya


dibentuk di dalam kandung empedu dari
bahan-bahan padat empedu dan sangat
bervariasi dalam hal bentuk, ukuran, dan
komposisinya (Baradero et al, 2008).

ETIOLOGI

Metabolik

Stasis empedu dalam vesica felea: terlalu banyak


absorbsi air dari empedu, terlalu banyak absorpsi asam

empedu dari empedu.

Inflamasi pada sistem bilier.

Faktor resiko lain : wanita yang minum kontrasepsi


oral,ras, wanita hamil, obesitas, usia>40 th, multipara
(Baradero et al, 2008)

Kolik

bilier adalah

keluhan yang paling khas


dari seseorang yang
mengidap batu empedu

intake makanan
berlemak

Manifestasi Klinis Cholelitiasis

MANIFESTASI KLINIS
Ikterik terjadi

dengan
tersumbatnya duktus
komunis empedu.
Urine berwarna sangat
gelap; feses warna pucat.
Defisiensi vitamin A, D, E, K
(vitaminvitamin yang larut
dalam lemak).
Mual, muntah

WOC

TES LAB.

Bilirubin serum direk (terkonjugasi): meningkat bila terjadi


gangguan ekresi bilirubin terkonjugasi (Normal: 0,1-0,3 mg/dl).
Bilirubin serum indirek (tak terkonjugasi): meningkat pada
keadaan hemolitik dan sindrom Gilbert (Normal: 0,2-0,7 mg/dl).
Bilirubin serum total: bilirubin serum direk dan total meningkat
pada penyakit hepatoseluler (Normal: 0,3-1,0 mg/dl).
Bilirubin urin: bilirubin terkonjugasi diekskresi dalam urin bila
kadarnya meningkat dalam serum, mengesankan adanya obstruksi
pada sel hati atau saluran empedu. Urin berwarna coklat bila
dikocok akan berbusa berwarna kuning (pemeriksaan sederhana di
bangsal) (Normal: 0)

Urobilinogen urin berkurang pada gangguan ekskresi


empedu, juga gangguan hati, obstruksi empedu atau
peradangan meningkat bila jumlah yang dihasilkan melampaui
kemampuan hati untuk mengekskresi kembali seperti pada
ikterus hemolitik (Normal: 1,0-3,5 mg/24 jam).
Kolesterol serum meningkat pada obstruksi duktus biliaris
(Normal: <200 mg/dl).
Uji lemak feses dilakukan untuk memastikan diagnosis
steatore (Normal: 5 mg/24 jam)

Fungsi hepar:biasanya meningkat


SGOT (Normal: 5-35 unit/ml)
SGPT (Normal: 5-35 unit/ml)

Amilase serum meningkat.( Normal : 17 - 115 unit/100ml).


Protrombin menurun, bila aliran dari empedu intestin
menurun karena obstruksi sehingga menyebabkan
penurunan absorbsi vitamin K

Uji sekretin CCK (Normal 2-4ml/kg dalam 80 menit)

USG
Endoscopic Retrograde
Cholangio
Pancreatography (ERCP)
PTC (perkutaneus
transhepatik
cholengiografi)
Cholecystogram
CT Scan
Foto Abdomen

Penatalaksanaan Cholelitiasis

Penatalaksanaan non-pembedahan
Menghancurkan
batu empedu dengan
menginfus pelarut kedalam kandung
empedu.
Mengangkut batu empedu melalui endoskopi

ERCP.

Penatalaksanaan diit dan suportif


Mencapai remisi dan istirahat, cairan IV,
penghisapan nasogastrik (NG), analgesia, dan
antibiotik.
Diit segera setelah serangan biasanya cair

rendah lemak.

FARMAKOTERAPI

Analgesik
Asam senodeoksikolik (chenodiol
atau CDCA)
Tindak lanjut jangka panjang dam
pemantauan enzim-enzim hepar
harus dilakukan.

Litotripsi
Pembedahan

Kolesistektomi

Minikolesistekstomi
Kolesisteksomi

endoskopi

Kolesistitis akut,
Pankreatitis akut, emfiema
Perforasi kandung empedu
Kolangitis, kolesistitis, koledokolitiasis,
dan ileus batu empedu.

Identitas pasien
Batu empedu insidennya semakin sering
individu berusia di atas 40 tahun. Jumlah
wanita yang menderita batu kolesterol dan
penyakit kandung empedu adalah empat kali
lebih banyak daripada laki-laki. Biasanya
wanita tersebut berusia > 40 tahun, obesitas.
(Smeltzer & Bare, 2002).

Keluhan Utama
Nyeri pada abdomen kuadran kanan atas menjalar ke
scapular kanan adalah yang terjadi 2 sampai 4 jam
setelah makan yang mengandung sejumlah besar
lemak, mual, perut kembung, dan gangguan
pencernaan (Smeltzer & Bare, 2002).
Riwayat Penyakit Sekarang
Gangguan epigastrium, seperti rasa penuh, distensi
abdomen dan nyeri yang samar pada kuadran kanan
atas abdomen (Smeltzer & Bare, 2002).

Riwayat Penyakit Dahulu


Insiden penyakit ini juga meningkat pada
para
penyandang
penyakit
diabetes
(Smeltzer & Bare, 2002).
Riwayat Penyakit Keluarga
Bukan merupakan penyakit turunan atau
kelainan bawaan atau congenital (Smeltzer &
Bare, 2002).

Pengkajian berdasarkan B1-B6 (Doengoes,


2000)
B1 (Breathing)
Adanya Pernafasan panjang, pernafasan
pendek, nafas dangkal, rasa tak nyaman
B2 (Blood)
Adanya Takikardia, Diaphoresis
B3 (Brain)
Kelelahan
B4 (Bladder)
Perubahan pada warna urine, urine pekat

B5 (Bowel)
Anoreksia, Nausea / vomiting
Tidak ada toleransi makanan berlemak dan
mengandung gas
Rasa seperti terbakar pada epigastrik (heart
burn)
Ada peristaltik, kembung dan dyspepsia
Kegemukan
Kehilangan berat badan (kurus)

Perubahan pada warna feces


Distensi abdomen, teraba massa di abdomen
atas/quadran kanan atas, urine pekat
Nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke
bahu
Nyeri apigastrium setelah makan
Nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit
Cenderung teraba lembut pada cholelitiasis, teraba
otot meregang / kaku hal ini dilakukan pada
pemeriksaan RUQ dan menunjukan tanda Murphy (+).

B6 (Bone)
Demam menggigil, jaundice, kulit kering dan
pruritus, cenderung perdarahan (defisiensi Vit
K), dan kelemahan

1.
2.

3.
4.

5.

Nyeri akut b/d proses penyakit, adanya batu


Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh b/d muntah dan penurunan
asupan nutrisi
Resiko kerusakan integritas kulit b/d ikterus.
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
dan penatalaksanaan cholelithiasis b/d
kurangnya informasi
Resiko pendarahan b/d gangguan pembekuan
darah

DX
Nyeri
akut b/d
proses
penyakit,
adanya
batu

Tujuan dan
Kriteria

NOC

Pasien mampu Status


mencapai level nyaman
nyaman
Fisik
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
1x24 jam
perawatan
dengan
kriteria:
Kontrol
gejala
Kenyamanan
fisik
Relaksasi
otot
Posisi
nyaman
Level energi

NIC

Aktivitas

Manage Observasi skala nyeri


men
Berikan analgetik dan
nyeri
antikolinergik,
kaji keefektifan tindakan pereda
nyeri
Hindari morfin yang dapat
menyebabkan spasme spingter
Oddi dan meningkatkan
ketidaknyamanan
Pertahankan tirah baring dalam
posisi nyaman : biasanya kepala
tempat tidur ditinggikan 30-45
derajat untuk meningkatkan
fungsi pernapasan
Ajarkan tindakan pereda nyeri
alternatif : teknik imajinasi, nafas
dalam dan relaksasi
Ubah posisi secara sering dan
perlahan untuk meningkatkan
kenyamanan

DX

Tujuan dan
Kriteria

Ketidaks
eimbang
an
nutrisi:
kurang
dari
kebutuh
an tubuh
b/d
muntah
dan
penurun
an
asupan
nutrisi.

Pasien mampu
mencapai status
nutrisi : intake
makanan dan
minuman yang
adekuat setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan 3x
24 jam perawatan,
dengan kriteria:
Intake makanan
per oral
Intake cairan per
oral
Intake nutrisi
parenteral
Intake nutrisi per
NGT

NOC

NIC

Status
Manage
nutrisi : men
intake
nutrisi
makana
n dan
minuma
n

Aktivitas
Kolaborasikan dengan dokter
untuk memulai diet cair jernih
yang dilanjutkan diet lunak
rendah lemak untuk
mengurangi stimulasi kandung
empedu dan nyeri yang
ditimbulkan serta
kemungkinan kambuh kembali
Lakukan penghitungan kalori
setiap kali selesai makan untuk
mengkaji defisiensi nutrisi
Pantau bising usus, onbservasi
distensi abdomen
Pantau BUN, albumin serum
Dorong asupan cairan sampai
2500/hr kecuali terdapat
indikasi

DX

Tujuan dan
Kriteria

Ketidaks
eimbang
an
nutrisi:
kurang
dari
kebutuh
an tubuh
b/d
muntah
dan
penurun
an
asupan
nutrisi.

Pasien mampu
mencapai status
nutrisi : intake
makanan dan
minuman yang
adekuat setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam perawatan,
dengan kriteria:
Intake makanan
per oral
Intake cairan per
oral
Intake nutrisi
parenteral
Intake nutrisi per
NGT

NOC

NIC

Status
Manage
nutrisi : men
intake
nutrisi
makana
n dan
minuma
n

Aktivitas
Diskusikan pilihan makanan yang
disukai
Berikan lingkungan yang tenang tanpa
stres pada waktu makan
Dorong aktivitas dan ambulasi untuk
menstimulasi motilitas lambung
Timbang BB
Berikan pendidikan kesehatan tentang
diet untuk penyakit cholelitiasis
seperti diet rendah lemak; hindari
eskrim, mentega, kuah daging,
makanan yang digoreng; hindari
makanan yang mengandung gas: kol,
kembang kol, buncis, minuman soda
dll; hindari makanan berbumbu pedas,
kafein, semua jenis jeruk yang
mengiritasi mukosa lambung;
anjurkan pasien dan orang terdekat
untuk meningkatkan kandungan
lemak dalm diet secara perlahan.
Diskusikan perlunya penurunan berat
badan Diskusikan pentingnya istirahat,
khususnya sesudah makan

DX

Tujuan dan
Kriteria

Resiko
kerusaka
n
integrita
s kulit
b/d
ikterus.

Pasien mampu
menghindari
resiko kerusakan
integritas kulit
setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 1 x
24 jam, dengan
kriteria:
Suhu kulit
Sensasi
Elastisitas
Hidrasi
Tekstur
Integritas kulit
Abnormal
pigmentasi
Lesi kulit

NOC

NIC

Integrita Manage
s
men
jaringan pruritus
: Kulit
dan
membra
n
mukosa

Aktivitas

Kaji penyebab dari pruritus


Lakukan pemeriksaan fisik
untuk mengidentifikasi
adanya gangguan
kulit(lesi, abrasi dll)
Berikan obat topikal sesuai
instruksi dokter
Instruksikan pasien untuk
menghindari sabun alkali
Instruksikan pasien untuk
menjaga kukunya tetap
pendek
Observasi adanya jaundice
Pantau kadar bilirubin

DX

Tujuan dan Kriteria

NOC

NIC

Aktivitas

Kurang
pengetahua
n tentang
proses
penyakit
dan
penatalaksa
naan
cholelithiasi
s b/d
kurangnya
informasi.

Pasien mampu
memahami proses
penyakit dan
penatalaksanaan dari
penyakit cholelitiasis,
dengan kriteria:
Proses penyakit
spesifik
Faktor penyebab
dan pencetus
Faktor resiko
Efek penyakit
Tanda dan gejala
dari penyakit
Potensial
komplikasi dari
penyakit
Pencegahan
komplikasi
Penatalaksanaan
penyakit

Pengetah
uan :
proses
penyakit

Mengajar :
Proses
penyakit (
Teaching:
Disease
Process)

Kaji tingkat pengetahiuan


pasien atau keluarga tentang
penyakit cholelitiasis
Review pengetahuan pasien
tentang kondisi penyakit
yang dialami
Deskripsikan tanda dan
gejala dari penyakit
Deskripsikan proses penyakit
Identifikasi etiologi penyakit
Identifikasi perubahan
kondisi yang terjadi pada
pasien
Diskusikan perubahan gaya
hidup untuk mencegah
komplikasi dari penyakit
Diskusikan tentang
perawatan yang dilakukan
pada pasien selama di rumah
sakit

DX
Resiko
perdarahan
b/d
gangguan
pembekua
n darah.

Tujuan dan
Kriteria

NOC

NIC

Pasien mampu
Kontrol Pencegahan
mengontrol resiko resiko
perdarahan
perdarahan
(Bleeding
setelah dilakukan
Precaution)
tindakan
keperawatan 3x24
jam
, dengan kriteria:
Monitor faktor
resiko
lingkungan
Monitor faktor
resiko dari
perilaku
Mengembangka
n strategi kontrol
faktor resiko
Modifikasi gaya
hidup untuk
mengurangi
resiko

Aktivitas
Monitor adanya perdarahan
pada pasien
Catat nilai hemoglobin dan
hematokrit
Monitor tanda gejala
perdarahan
Monitor nilai PT
(Prothrombin time) , PTT
(Partial thromboplastin
Time), hitung thrombus.
Monitor tekanan darah
Anjurkan pasien untuk
bedrest
Lindungi pasien dari trauma
yang dapat menyebabkan
perdarahan
Anjurkan pasien untuk
makan makanan yang
banyak mengandung
vitamin K

Anda mungkin juga menyukai