Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN BANGSAL MARWAH


RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Studi Profesi Ners

Kelompok B :
1. Wilda Shafira (20194030005)
2. Ika Fauziyah (20194030014)
3. Lia Aprilyanti B (20194030057)
4. M Sahman Rusly (20194030060)
5. Mukhlisin (20194030074)
6. Uswahzulhasanah (20194030083)

PROGRAM PENDIDIKANPROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdullilahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkah rahmat, hidayah, dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan stase
manajemen keperawatan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada stase
manajemen keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan
kerendahan hati menghaturkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. dr. Wiwik Kusumawati M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah.
2. Arianti, M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB selaku kepala Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah.
3. Nurvita Risdiana, S.Kep., Ns., M.Sc selaku dosen pembimbing akademik
4. Zaenal Arifin, S.Kep., Ns selaku pembimbing klinik
5. Seluruh perawat di bangsal Marwah yang telah bekerja sama dan berkontribusi dalam
penyelesaian laporan ini
6. Serta semua orang yang telah memberikan banyak konstribusi, saran, dan dukungan yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, sehingga saran dan kritik sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan stase
manajemen ini. Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua,
khususnya dalam bidang ilmu keperawatan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PERMENKES RI) Nomor 4 Tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan menjelaskan bahwa sasaran pembangunan kesehatan adalah
peningkatan jumlah dan mutu tenaga kesehatan agar mampu mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi yang terus berkembang pada era globalisasi saat ini. Salah satu upaya
pembangunan kesehatan yaitu peningkatan mutu, cakupan, dan efisiensi melalui perilaku
penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan, standar tenaga, standar peralatan, standar
profesi, dan peningkatan manajemen rumah sakit (Sulahyuningsih et al., 2017). Nursalam
(2014) juga menjelaskan bahwa keperawatan itu sebagai profesi yang merupakan bagian
dari masyarakat akan terus berubah sejalan dengan masyarakat yang terus berkembang dan
mengalami perubahan. Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain bentuk
asuhan profesional kepada masyarakat, keperawatan sebagai ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), serta keperawatan sebagai kelompok masyarakat ilmuan dan kelompok
masyarakat profesional. Dengan adanya perubahan maka akan berdampak pada perubahan
dalam pelayanan/ asuhan keperawatan, perkembangan iptek keperawatan, maupun
perubahan dalam masyarakat.
Pelayanan kesehatan berkualitas perlu ditunjang dengan pelayanan keperawatan yang
berkualitas juga, hal ini dikarenakan pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan serta tenaga medis, khususnya perawat yang memiliki peran yang
sangat besar dalam menentukan kualitas pelayanan dan citra rumah sakit (Helm et al., 2015;
Idris, 2017; Limbong, 2018).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dimana keberadaan perawat merupakan posisi kunci, hal ini dapat dibuktikan bahwa 40-
60% pelayanan pada rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hampir semua
pelayanan promosi kesehatan serta pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan
pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat. Untuk mewujudkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari
proses manajemen (Kemenkes RI, 2017).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Manajemen keperawatan adalah
suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada
seperti SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Kemenkes RI, 2018).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap pasien. Manajemen
keperawatan memiliki konsep-konsep manajemen didalamnya seperti : perencanaan,
pengorganisasian, implementasi, pengendalian dan evaluasi (Nursalam, 2015). Manajemen
pelayanan keperawatan berfokus pada komponen 5 M (man, money, material, method,
machine) serta lingkup manajemen keperawatan terdiri dari manajemen operasional/
manajemen layanan dan manajemen asuhan keperawatan (Kemenkes, 2016).
Bangsal Sakinah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan ruang rawat inap
yang terdiri dari Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3 serta 2 ruang isolasi dan 1 ruang
imunosupresan. Bangsal ini merupakan bangsal penyakit dalam yang diperuntukkan bagi
pasien dewasa dengan penyakit dalam seperti jantung, paru dan masalah penyakit dalam
lainnya. Jumlah tenaga kerja dibangsal ini terdiri dari 19 perawat dan 1 prakerja
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dibangsal Marwah terdapat beberapa
masalah yang ditemukan diantaranya yaitu, belum adanya pengkajian yang komprehensif
seperti penkajian spiritual yang dimana spiritual merupakan salah satu kebutuhan dari
pasien, juga terkait SOP pengunjung pasien di bangsal. pengajian ini merupakan pengkajian
secara observasi dan wawancra. Bangsal Marwah merupakan bangsal penyakit dalam
dengan berbagai penyakit yang perlu diperhatikan. Selain itu, RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta merupakan RS yang berbasis islami sehingga pengkajian komprehensif terutama
pengakajian spritual sangat diperlukan.
Oleh karena itu sebagai mahasiswa/mahasiswi Coners PSIK FKIK UMY dituntut
untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuannya di dalam bidang manajerial di
Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan bimbingan preceptor akademik dan
preceptor klinik. Adanyan praktik di lapangan ini, diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan ilmu selama perkuliahan maupun saat profesi ini untuk mengelola ruang
perawatan dengan pendekatan proses manajemen.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tempat praktik mahasiswa Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan dilaksanakan di
Bangsal Marwah RS PKU Muhammadiyah Temanggung, berlangsung mulai 6 April 2020
sampai 25 April 2020.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen selama 3 minggu diharapkan mahasiswa
mampu memahami manajemen keperawatan di Bangsal Marwah RS PKU
Muhammadiyah Temanggung.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di Bangsal Marwah mahasiswa
mampu:
a. Melakukan analisa tentang gambaran umum di Bangsal Marwah RS PKU
Muhammadiyah Temanggung
b. Melakukan analisa aspek manajemen di Bangsal Marwah RS PKU Muhammadiyah
Temanggung
c. Mengidentifikasi dan menyusun prioritas permasalahan yang ada di Bangsal
Sakinah RS PKU Muhammadiyah Temanggung.
d. Menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada di Bangsal
Sakinah RS PKU Muhammadiyah Temanggung.
e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusun
sesuai prioritas di Bangsal Marwah RS PKU Muhammadiyah Temanggung.
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah
dilakukan dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang dilakukan ke
pasien.
2. Wawancara mendalam
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana,
keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang pelayanan yang ada di bangsal
Marwah.
3. Studi Dokumentsi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai ketenagaan, manajemen
ruangan, dokumentasi proses keperawatan, prosedur tetap ruangan, inventaris ruangan,
hingga karakteristik pasien.
E. Peserta Praktek
Mahasiswa tahap profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedoteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan XXVII dengan anggota: Wilda Shafira,
Ika Fauiziyah, Lia Aprilyanti B, M Sahman Rusly, Mukhlisin dan Uswahzulhasanah.
BAB II
HASIL PENGKAJIAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH

A. Gambaran Umum RS PKU Muhammadiyah Parakan


RS PKU Muhammadiyah Temanggung adalah sebuah Rumah Sakit Umum milik
Muhammadiyah yang dikelola oleh sebuah Majelis Pelayanan Kesehatan Umum sebagai
perpanjangan tangan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah di masing-masing daerah.
Dilihat dari perkembangan sarana fisik, peralatan medis serta peralatan penunjang medis.
Rumah sakit PKU Muhammadiyah Temanggung semakin hari semakin baik dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir telah banyak sarana fisik yang dibangun, antara lain ruang rawat
inap marwah, Shofa I, Shofa II, Arroyan, Muzdalifah dan multazam, Klinik Mabrur,
halaman parkir, IPAL, musholla, ruang UGD, ICU, Kamar Operasi, dan Renovasi
Gedung Perkantoran. Sedangkan penambahan peralatan medis dan penunjang medis
antara lain, Pasien Monitor, Bed side monitor, ventilator, Hematology analyzer, Instalasi
Oxygen central, Vacum Central, dan poliklinik yang terpisah dari IGD.
RS PKU Muhammadiyah Temanggung memiliki kapasitas 170 Tempat Tidur dan
Telah mendapat predikat Tipe C dari Kementrian Kesehatan RI. RS PKU
Muhammadiyah Temanggung melayani pasien dari berbagai wilayah di Temanggung dan
sekitarnya. RS ini melayani baik pasien Umum maupun pasien dengan asuransi baik
asuransi swasta maupun asuransi pemerintah.
Ruang marwah memiliki kapasitas 38 Tempat tidur, memiliki 19 Tenaga perawat.
Termasuk As-Man (Kepala Ruang) seksi diklat, seksi logistic, seksi mutu dan pelayanan
keperawatan, seksi inventaris.
B. Profil Bangsal
1. Lokasi bangsal
Bangsal marwah merupakan bangsal rawat inap khusus penyakit dalam. Bangsal
marwah memiliki ciri-ciri bangunan lawas dengan satu lantai.
2. Karakteristik Bangsal
Kelas Jumlah Ruang Jumlah Bed
Kelas I 4 8
Kelas II 4 12
Kelas III 2 14
Isolasi 2 2
IMC 1 1
Imunosupresa 1 1
n

3. Karakteristik Perawat
Perawat di bangsal Marwah yaitu berjumlah kurang lebih 19 orang dengan tingkat
Pendidikan 18 D3 dan 1 asman S1, dan dibantu oleh 1 orang pekarya. Bangsal Marwa
memiliki 1 orang kepala ruang yaitu Ibu Eni dan 2 orang koordinator shift.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan bahwa, perawat di bangsal
Marwah dibagi menjadi 2 tim. Pembagian tim tersebut yaitu Tim 1 yang bertugas
mengelola pasien di kelas 1 termasuk IMC dan Imunosupresan, kelas 3 putri, dan
isolasi 1 dan Tim 2 yang betugas mengelola pasien kelas 2, kelas 3 putra, dan isolasi
2. Selama shift, perawat di bangsal marwah bekerja sesuai dengan tim yang sudah
ditentukan.
4. Karakteristik Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Bangsal Marwah sudah cukup untuk memenuhi

kebutuhan pasien dan perawat serta masih dalam keadaan baik dan terawat.
5. Denah Ruangan (Dibuat lalu dikonsulkan ke karu)
Kelas II: masing-
Kelas I: masing- masing terdiri 3 bed +
masing terdiri 2 1 kamar mandi
bed + 1 kamar
mandi

R. Imunosupresan 1
bed + 1 kamar mandi Ruang Perawat Kelas 3: masing-
(Nurse Station) masing terdiri 7 bed +
R. IMC 1 kamar mandi
1 bed + 1 kamar mandi

WC
R. isolasi 1 bed + 1 kamar mandi R. Logistik & R.
Istirahat Perawat
R. yang digunakan
mahasiswa untuk
konsultasi Linen kotor dan alat
medis bekas pakai

Hasil survey ruangan yang dilakukan di ruang Marwah, terdapat 5 ruangan kelas 1 yang
terdiri dari 2 bed, 1 ruang IMC dengan 1 bed, 1 ruangan imunosupresan dengan 1 bed,
ruangan kelas II dengan masing-masing kamar terdiri dari 3 bed, ruangan kelas III yang
terdiri dari 2 ruangan yang terdiri dari ruang kelas III untuk akhwat dan Kelas III untuk
ikhwan. Pada ruangan kelas III, masing-masing kamar terdiri dari 7 bed. Terdapat 2 ruang
isolasi dimana masing-masing ruangan memiliki 1 bed. Masing-masing ruangan tersebut
memiliki 1 kamar mandi. Dari hasil survey ruangan, pencahayaan disetiap ruangan sudah
tersedia dan oksigen untuk setiap ruangan adalah oksigen tabung besar. dimasing-masing
ruangan sudah terdapat 2 handrub dan sudah terdapat tempelan atau poster tentang bagaimana
cara melakukan cuci tangan yang benar, jendela ketika dipagi dan siang hari terbuka sehingga
terjadinya pertukaran udara dan cahaya dengan maksimal masuk kedalam ruangan, dan
masing-masing bed memiliki meja dan lemari untuk pasien. Pada ruangan imunosupresan,
ada salah satu pasien yang mengeluhkan kurang nyaman dan tidurnya terganggu dikarenakan
suara yang keluar dari alat kipas didalam ruangan. Selain itu, keluhan juga disampaikan dari
salah satu pasien yang berada dikelas II dan III dimana pada sore hari banyak orang yang
berkunjung ke dalam ruangan hingga menutupi jalan dan membuat udara menjadi sumpek
dan “sumuk” serta beberapa pasien mengeluhkan kepanasan disamping itu, terdapat salah
satu perawat mengeluhkan saat jam besuk tiba, tindakan keperawatan yang dilakukan kurang
efisien dikarenakan jumlah kunjungan yang memenuhi ruangan sehingga alat dan obat-obatan
yang akan diberikan kepada pasien tertunda dan memakan waktu yang lama.
C. Pengkajian Manajemen Keperawatan
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses
management agar faktor yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara
maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetepkan (Andriyani, 2016).
a. Tujuan Bangsal Marwah
Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya bagi klien melalui
asuhan keperawatan yang komperhensif dan paripurna dengan memperhatikan
etika dan normaagama.
b. Falsafah, Tujuan dan Motto
Falsafah : Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional
yang meliputi aspek biopsiko sosio spiritual secara komperhensif untuk
meningkatkan derajad kesehatan setinggi tingginya kepada semua klien tanpa
membedakan agama,golongan dan kedudukan yang berdasar iman kepada Alloh
SWT
Tujuan : Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya bagi klien
melalui asuhan keperawatan yang komperhensif dan paripurna dengan
memperhatikan etika dan norma agama.
Motto : Cepat,Tepat,bermutu,ikhlas dan islami
c. Menyusun Tujuan Kegiatan
Proses penyusunan rencana maupun tujuan kegiatan di bangsal marwah
yang bersifat jangka menengah dilakukan atau didiskusikan oleh semua perawat
bangsal marwah, yaitu kepala ruang, ketua tim, dan perawat pelaksana.
Sedangkan penyusunan tujuan kegiatan harian, seperti planning implementasi
asuhan keperawatan kepada pasien dilakukan oleh perawat yang berjaga
d. Menyusun Sasaran Kegiatan
Proses penyusunan sasaran kegiatan harian di bangsal marwah yaitu
didiskusikan atau disampaikan pada saat operan jaga, perawat bertugas
menyampaikan hasil asuhan keperawatan dan rencana tindakan selanjutnya serta
identitas pasien yang dituju kepada perawat yang akan bertugas di bangsal.
Jadwal shift di bangsal marwah di atur oleh kepala ruang di bangsal marwah RS
PKU Muhammadiyah Temanggung. Jumlah perawat setiap sif pagi ada 4-5 orang
tergantung situasi, sift siang sebanyak 4 orang dan malam 4 orang.
e. Menentukan alokasi sumber (man, money, method, material, and machine)
1) Man
Priyono (2008), menjelaskan SDM (Sumber Daya Manusia) adalah semua
manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan
terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Manajemen sumberdaya manusia
merupakan pengakuan tentang pentingnya dalam memberikan kontribusi bagi
tujuan-tujuan organisasi.
a. Kuantitas
No Pendidikan Jumlah
1 S1 Keperawatan Ners 1
2 D3 Kperawatan 18
3 Non Medis 1

Total 20
Sumber : Kepegawaian Bangsal marwah RS PKU Muhammadiyah
Temanggung 2019

b. Kualitas Pelayanan
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di Ruang Marwah

NO JENIS PENDIDIKAN ∑ %
1. S1 Ners 1 10
2. DIII Keperawatan 18 90

Jumlah 19 100

Sumber : Kepegawaian Bangsal marwah RS PKU Muhammadiyah


Temanggung 2019.

Berdasarkan data yang didapatkan, karakteristik perawat di


bangsal marwah mayoritas memiliki tingkat pendidikan DIII keperawatan
yaitu sebanyak 18 orang (90%), dan 1 (10%) orang memiliki tingkat
pendidikan S1 Keperawatan
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di Ruang Marwah

Pendidikan Jenis Status Pelatihan yang pernah


No Nama Lengkap Jabatan
Terakhir Kelamin Kepegawaian diikuti
1. Eny Istianyani S1

2. Riana Dewi DIII

3. Santy K DIII

4. Edi T DIII

5. Maemunah DIII

6. A Amzad DIII

7. Hamam A DIII

8. Nur Ikhsan DIII

9. Tri Mendung DIII

10. W Puji L

11. Faizal DIII

12. Hardjiati DIII

13. A Zakia DIII

14. Endah DIII


15 Lailiya Ainuhikma DIII

16 Taufik Widiyono DIII

17 Kurniawati DIII

18 Muslimah DIII

19 Lilik H DIII

20 S Sulistiyo DIII
Menurut Lestari (2014), menyampaikan bahwa untuk menjadi perawat
profesional yaitu perawat yang memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar
profesi keperawatan yang dapat diterima oleh pasien, perawat dikatakan professional
harus memiliki 3 pondasi yaitu dengan evidence base yang tepat, quality of praktic.
Perawat yang professional bisa melewati jenjang lulusan SLTA harus menempuh
pendidikan akademik S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi
perawat vokasional, (primary nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan/Akademi
Keperawatan. Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera ke D3
Keperawatan atau langsung ke S1 Keperawatan. Selanjutnya, lulusan D3 Keperawatan
dapat melanjutkan ke S1 Keperawatan dan Ners. Dari pendidikan S1 dan Ners, baru ke
Magister Keperawatan/spesialis dan Doktor/Konsultan.
2. Money (Uang)
RS PKU Muhammadiyah Temanggung bukan merupakan RS milik pemerintah
melainkan RS swasta yang berdiri sendiri dan sumber dana berasal dari:
1) Tarif yang dikenakan kepada pasien baik dari rawat inap maupun rawat jalan
2) Sumbangan dari luar RS perorang, yayasan, dan institusi

3. Metode
Berdasarkan hasil pengkajian, pedoman kerja di bangsal marwah adalah
mengikuti SPO (Standar Prosedur Operasional) yang telah ditetapkan oleh rumah
sakit terbitan tahun 2016. Secara keseluruhan sudah mencakup seluruh tindakan-
tindakan keperawatan pada klien. Berikut ini merupakan rincian SPO yang ada di
bangsal marwah :
No Jenis SPO Waktu Terbit
1 Cara Identifikasi Pasien 31 Juli 2015
2 Komunikasi Perawat dan Pasien 1 Agustus 2015
3 Identifikasi Pasien Rawat Inap dalam Melakukan 3 Juli 2015
Tindakan, Pemeriksaan Penunjang, Pemberian
Obat, Darah atau Produk Darah, dan Penga,bilan
Specimen/Darah
4 Pemasangan Gelang Identitas Pasien 1 Agustus 2015
5 Pemasangan Gelang Alergi pada Pasien 31 Juli 2015
6 Pemberian Tranfusi Darah 31 Juli 2015
7 Identifikasi Obat NORUM dan yan Perlu 1 September 2015
diwaspadai (High Alert)
8 Konsultasi Dokter via Telephone 1 Juli 2015
9 Komunikasi dengan Telephone 31 Juli 2015
10 Serah Terima Tugas Jaga 31 Juli 2015
11 Serah Terima Pasien Antar Unit 31 Juli 2015
12 Pemberian Obat High Alert 14 Agustus 2015
13 Lima Waktu Cuci Tangan 3 September 2015
14 Pencabutan Gigi 3 September 2015

a. Sistem Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


- Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Marwah terdapat komponen SAK
adalah sebagai berikut :
No Komponen SAK
1 Asesmen Rawat Jalan-Poliklinik
2 Asesmen Awal Gawat Darurat
3 Asessmen Awal Rawat Inap Dewasa
4 Asessmen Awal Rawat Inap Anak
5 Asessmen Awal Rawat Inap Neonatus
6 Asesmen Awal Rawat Inap Maternitas
7 Asesmen Perioperatif
8 Asesmen Nyeri
9 Asesmen Resiko Jatuh
10 Asesmen Pasien Terminal
11 Implementasi Terintegrasi
12 Catatan Perkembangan Perawatan Terintegrasi
13 Nyeri Akut
14 Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
15 Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
16 Resiko Infeksi
17 Hypertermi
18 Resiko Kekurangan Volume Cairan
19 Kekurangan Volume Cairan
20 Kelebihan Volume Cairan
21 Hambatan Mobilitas Fisik
22 Intoleraan Aktivitas
23 Ketidakefektifan Pola Nafas
24 Gangguan Pertukaran Gas
25 Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
26 Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
27 Resiko Penurunan Curah Jantung
28 Penurunan Curah Jantung
29 Inkontensia Urin : Total
30 Retensi Urin
31 Konstipasi
32 Diare
33 Kesiapan untun Meningkatkan Eliminasi Urin
34 Mual
35 Resiko Ketidakstabilan Glukosa Darah
36 Insomnia
37 Ansietas
38 Hambatan Religiusitas
39 Defisiensi Pengetahuan
40 Kesiapan Meningkatkan Pelaksanaan Program Terapeutik
41 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

b. Pedoman Kerja Bangsal Marwah


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang marwah RS PKU
Muhammadiyah Temanggung didapatkan hasil bahwa bangsal marwah
menggunakan model asuhan keperawatan tim. Menurut kepala ruang ibu Eny,
mengungkapkan bahwa bangsal marwah menggunakan model asuhan keperawatan
tim namun karena beberapa kendala seperti, jumlah anggota yang terbatas, tidak
tentunnya pasien yang datang setiap hari membuat model asuhan keperawatan tim
terdiri dari 2 tim dan tidak berjalan sebagai mana mestinya, sehingga pada
pelaksanaannya masih terkesan fungsional. Ibu Eny juga mengungkapkan bahwa
hambatan terbesar adalah pada beban kerja yang tidak sesuai dengan jobdesk
sehingga kualitas pemenuhan asuhan keperawatan sedikit terganggu.
c. Struktur Model Penugasan Asuhan Keperawatan
Ketua Ruangan
EnyIstiyani

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2


Riana Dewi Hardjiati

Anggota : Anggota :
Santy K A Zakia
Edi T Endah L
Maemunah Lailiya Ainuhikma
A Amzad Taufik Widiyono
Hamam A Kurniawati
Nur Ikhsan Muslimah
Tri Mendung Lilik H
W Puji Lestari S Sulistyo
Faizal

Pekarya
Puji A

d. Material dan Machine


Bangsal marwah memiliki beberapa ruangan yang terdiri dari:
No Nama Ruangan Jumlah
1. Nurse station 1
2. Ruang Perawatan Pasien 14
3. Kamar Mandi Petugas 1
5. Kamar Mandi Klien 14
6. Ruangan Penyimpanan Alat 2

Daftar Inventaris Alat Medis Ruang bulan Standar Alat Medis/Keperawatan


N Nama Barang Jumlah Tahun Kondisi Kalibrasi/
O Barang Pengadaan Perbaikan
1 Kursi Roda 2 2012 Baik -

2 Gluko tes 1 Baik 2018


3 Animek ( Eltec ) 2 -/2015 Rusak/ -
Baik
4 Tensi elektrik( Omron ) 2
5 Tensi Jam ( Riester ) 2 2013/2015 Baik -
6 Syring pump ( Terumo ) 1 Baik 2018
7 Nebulizer ( Omron ) 2 2010/2018 Baik 2018
8 Ambubag 1
9 Buli Buli 2
10 Bengkok 3 Baik
11 Stetoskop dewasa 3 Baik
( Riester )
12 Mortil 1 Baik
13 Senter 2 Baik
14 Bak instrume besar 1 Baik
15 Bak instrumen kecil 2 Baik
16 Thermometer 2 Baik
17 Suction pump 1 2015 Baik 2018
18 Timbangan injak 1 2015 Baik 2018
( lektrik)
19 Walker 1 Baik
20 Tripot 1 Baik
21 Gunting 2 Baik
22 Reflek hamer 1 2011 Baik
23 Troli Emergensi 1 2012 Baik
24 Monitor 1 2010 Baik 2018
26 Kasur decubitus 2 2012 Baik
28 Troli ambil obat 2 Baik
29 Tournikuet 2 Baik
30 Troli master 2 Baik
32 EKG ( Fukuda ) 1 2017 Baik 2018
33 Manometer 6 2001 Baik
34 Pulse Oxymeter 2 Baik

Standar Alat Rumah Tangga


NO NAMA ALAT Kualitas JUMLAH
Tempat Tidur Pasien Baik 38
Kasur Pasien Baik 38
Bantal Pasien Baik 38
Kursi tunggu pasien Baik 7
Gayung Kamar Mandi Baik 14
Almari Tempat Linen Baik 1
Almari Tempat Obat Baik 1
Komputer Baik 2
Kulkas kecil Baik 2
Kursi Ruang Perawat Baik 10
Meja Ruang Jaga Perawat Baik 2
Ember Mandi Baik 38
Tempat Sampah Domestik Baik 10
Tempat Sampah Infeksius Baik 10
Tempat Sampah Jarum Suntik & Baik 2
Kaca
Tempat Sampah Plabot Baik 2
Pesawat Telephone Baik 1
Calculator Baik 1
Rak Piring Baik 1
Almari Pasien Baik 38
Kipas Angin Baik 18
Troly Linen Kotor Baik 1
Dispenser Baik 2

e. Evaluasi
Teknik evaluasi yang dilakukan di ruang Marwah yaitu dengan menilai
kinerja perawat dengan menggunakan satuan penilaian Indikator Kinerja Individu
(IKI) yang dilakukan setiap satu bulan sekali, dan yang menilainya yaitu kepala
ruang. Sedangkan penilai kepala ruang adalah manajer keperawatan.
Pendokumentasian hasil evaluasi asuhan keperawatan di bangsal Marwah
dilakukan dengan menulis di rekam medis yang dilakukan oleh perawat.

2. Pengorganisasian
a. Pembagian Kerja
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di bangsal Marwah, pembagian tugas
dilakukan menjadi dua tim yaitu tim pertama yang bertugas mengelola kelas I, III
putri dan isolasi 1 sementara untuk tim 2 bertugas mengelola kelas II, III putra dan
isolasi 2. Setiap tim akan membagi tugasnya masing-masing walupun terkadang
pembagian tugas tiap timnya belum begitu jelas dan fleksibel terkadang juga masih
serabutan dalam artian dalam pengerjaannya bersama-sama mulai dari verbed,
injeksi, TTV dll, namun untuk pengentrian data dilakukan setiap pagi, kemudian
untuk pengentrian data asesmen nyeri, resiko jatuh itu sudah dibagi tugas oleh kepala
ruang. Kemudian jika ada pelatihan kepala ruang akan menunjuk staf yang belum
pernah mengikuti pelatihan tersebut.

b. Pelatihan
Pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,
terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pelatihan
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pengembangan karyawan
dengan tujuan peningkatan produktivitas kerja karyawan [ CITATION Jul15 \l 14345 ].
Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung pelatihan dilakukan oleh bagian DIKLAT
PKU Muhammadiyah Temanggung sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Pelatihan yang dilakukan oleh perawat di Bangsal Marwa berupa pelatihan BTCLS
dan pelatihan 5 dasar. Pelatihan dilakukan setiap akan dilakukan akreditasi rumah
sakit.

c. Penjadwalan (tuker jadawal, pengajuan cuti dll)


Penjadwalan perawat merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh suatu
instansi pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit dalam menentukan kapan setiap
perawat dari unit keperawatan akan bertugas atau tidak bertugas, giliran akan
bekerja, oleh siapa, dan bagaimana akhir pekan, jumlah hari berturut-turut bekerja,
permintaan kerja, dan liburan akan dipertanggungjawabkan [ CITATION Fra19 \l
14345 ]. Karakteristik yang penting dalam penjadwalan antara lain ; coverage,
Quality, Stability, Flexibility, dan cost. Lama waktu kerja ideal bagi perawat adalah 8
jam perhari dan 40 jam perminggu, lebih dari itu maka secara signifikan akan
meningkatkan kesalahan atau human error [ CITATION Set14 \l 14345 ].
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang bangsal Marwa, pembuatan
jadwal pada bangsal Marwa diatur oleh kepala ruangan itu sendiri dengan cara
membagi perawat menjadi tiga shift. Jam kerja dibagi menjadi tiga shift yaitu pagi,
sore dan malam. Shift pagi terdiri dari 4 orang atau jika dalam kondisi tertentu bisa 5
orang. Shift sore terdiri dari 4 orang perawat dan dan shift malam terdiri dari 4
orang perawat. Dalam satu hari terdapat 16 perawat yang bekerja dan perawat yang
lain ada yang turun jaga dan ada yang libur. Kepala ruang juga menyampaikan
apabila terdapat ada perawat yang akan bertukar jadwal diperbolehkan dan sesuai
dengan keputusan dari As-Man dan SOP tetapi yang terjadi perawat terkadang tidak
menyampaikan kepada As-Man jika terjadi tukar jadwal.

3. Ketenagaan
a. Struktur Manajemen Pengorganisasian
Berdasarkan observasi, struktur organisasi di bangsal Marwah yang baru belum
terpasang baik di ruang perawat ataupun ruang pasien. Sebenarnya di ruang perawat
terdapat struktur organisasi tetapi masih menggunakan struktur organisasi yang lama
karena terdapat pergantian perawat.
Struktur organisasi bangsal Marwa adalah sebagai berikut :
As Man
Eny Istiana

Sie. Diklat Sie Inventaris Sie Logistik Sie Mutu Layanan Admin Indikator Mutu
Muslimah Lilik H Hardjiati Kurniawati
Riana Dewi
Puji A Wakhidah Puji L

Anggota
Santy K

Edi T

Maemunah

A Amzad

Hamam A

Nur Ikhsan

Tri Mendung

Faizal

A Zakia

Endah L

Lailiya Ainuhikma

Taufik Widiyono
b. Peranan dan Tugas Perawat
Perawat sebagai tenaga kesehatan keperawatan pada dasarnya mempunyai tugas
dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap
yang berlaku, agar selama proses pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan
keperawatan secara efektif dan efisien [ CITATION Roh15 \l 14345 ].
1) Tugas Perawat Kepala Ruangan (Supervisor)
Tugas seorang perawat kepala ruang atau supervior adalah sebagai
konsultan dan pengendalian mutu perawat primer, orientasi dan merencanakan
karyawan baru, menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat
asisten, evaluasi kerja, merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf
(Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil pengkajian dengan observasi kepada kepala ruangan
Bangsal Marwa, didapatkan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab kepala ruang
dalam hal perencanaan kegiatan shift, mengarahkan, mengobservasi pasien dan
teman-teman sejawat, dan mengevaluasi apa saja yang ada di Bangsal Marwa.

2) Tugas Perawat Primer (Koordinator Shift)


Hasil pengkajian dari observasi di Bangsal Marwa kepada salah satu
koordinator shift diketahui bahwa koordinator shift selalu mengikuti operan jaga.
Koordinator shift juga terkadang ikut memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien pada kondisi tertentu, sebagai contoh memberikan penjelasan kepada pasien
terkait informasi kesehatannya. Selain itu, koordinator shift mampu memberi saran
dan motivasi pada perawat pelaksana, mampu mengambil keputusan, dan jika
mengalami kesulitan selalu berkoordinasi dengan kepala ruangan.

3) Tugas Perawat Pelaksana


Berdasarkan hasil pengkajian observasi di Bangsal Marwa, diketahui
bahwa perawat pelaksana memberikan perawatan secara langsung seperti program
medik (memberikan obat dan pemeriksaan laboratorium) dan membantu kepala
ruang dalam administratif seperti rujukan klien.
Dari hasil observasi selama bertugas di Bangsal Marwa, teknis timbang
terima di Bangsal Marwa dilakukan sesuai prosedur antar shift. Perawat bangsal
melakukan timbang terima dengan cara membaca langsung dari buku catatan
perkembangan pasien bukan langsung dari rekam medik pasien.
Kinerja perawat pelaksana di Bangsal Marwa menunjukkan sikap disiplin,
jujur, dan terbuka. Jika ada yang mengalami kesulitan, langsung diatasi secara
bersama–sama dan saling membantu. Biasanya ketika operan jaga, masalah yang
ada dipaparkan untuk kemudian dicari solusinya bersama–sama, sehingga semua
perawat yang memahami betul kondisi dan keadaan pasien yang ada di Bangsal
Marwa.

4) Perhitungan Jumlah Tenaga


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……

4. Pengarahan
a. Pendelegasian
Pendelegasian/pelimpahan asuhan keperawatan kepada pasien oleh
perawat tidak mudah dilakukan karena menyangkut pemberian suatu perintah
kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas yang diemban. Pendelegasian
keperawatan merupakan salah satu kegiatan menerapkan fungsi manajemen
pengorganisasian. Pendelegasian yang efektif memiliki 3 hal penting yaitu:
kebebasan bertanggung jawab, komunikasi terbuka, analisis faktor-faktor seperti
sasaran organisasi, persyaratan tugas dan kemampuan karyawan dalam hal ini
perawat [ CITATION Poh18 \l 14345 ].
Salah satu pendelegasian yang ada di bangsal Marwa adalah penentuan
koordinator shift. Koordinator shift merupakan pengganti supervisor tetap shift
atau penagung jawab semua pasien terutama saat karu berhalagan hadir. Kepala
bangsal Marwah menentukan koordinator shif dengan membagi rata jumlah hari
menjadi koordinator shif pada tiap perawat. Cara tersebut dianggap cara yang
paling adil, sehingga karu tidak melakukan pendelegasin berdasarkan cara yang
sistematis.

b. Supervisi
Supervisi yaitu suatu kegiatan pengarahan, obervasi, dan bimbingan
untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogramkan dapat
terlaksana dengan baik. Dalam keperawatan, Supervisi merupakan kegiatan
penting untuk menjamin tindakan keperawatan yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Supervisi yang benar akan meningkatkan kenyamanan dan
mengurangi kecemasan sehingga staff dapat melakukan kegiatan dengan adanya
dukungan dan bimbingan [ CITATION Roh15 \l 14345 ].
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Bangsal Marwa,
supervisi di bangsal Marwa, dilakukan oleng masing – masing sie yang
bersangkutan. Sementara untuk kepala ruang akan melakukan supervisi secara
umum seperti kebersihan, kedisiplinan, mutu dokumen, indicator mutu unit, dan
yang lainnya. Supervise ini dilakukan setiap bulan sekitar tanggal 20 sampai
dengan tanggal 24.

c. Motivasi
Motivasi kerja merupakan suatu kondisi/keadaan/keinginan yang
mempengaruhi seseorang untuk terus meningkatkan, mengarahkan serta
memelihara perilakunya yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan lingkungan kerjanya. Perawat seharusnya mempunyai motivasi
yang tinggi agar mendapatkan kinerja yang baik dalam rangka ikut serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Untuk memotivasi seorang perawat
selain kesadaran dari orang itu sendiri, perlu orang lain yang memberi motivasi
karena dengan kehadiran orang lain akan semakin meningkatkan motivasi dalam
diri perawat [ CITATION Zai17 \l 14345 ].
Berdasarkan hasil wawancara, motivasi internal yang dapat meningkatkan
motivasi perawat adalah ibadah, motivasi eksternal yang dapat meningkatkan
motivasi perawat adalah insentif yang diberikan. Insentif yang didapatkan berupa
insentif jasa perawat. hal tersebut dianggap dapat meningkatkan motivasi perawat.
kepala ruang selalu memotivasi perawat bangsal saat koordinasi dengan
memberikan reinforcement, dan dilakukan rapat setiap sebulan sekali.

d. Manajemen konflik (manajemen penyelesaian konflik)


Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruang, konflik di bangsal
Marwah biasa terjadi. Namun semua masalah atau konflik yang terjadi dapat
ditangani segera melalui cara musyawarah dengan pimpinan kepala ruang. Semua
yang terlibat dalam konflik dikumpulkan dan dilakukan klarifikasi terkait konflik
yang terjadi, sampai menemukan jalan keluar

e. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang
didasarkan pada perbedaan kekuasaan antara pihak-pihak tersebut. Pemimpin
yang handal seharusnya mempunyai syarat yang dapat menunjukkan
kecakapannya yaitu: kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan. Selain itu gaya
kepemimpinan seseorang merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan
karena setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Gaya
kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan kekuatan yang tersedia
untuk memimpin orang lain. terdapat 3 faktor yang mempengaruhi gaya
kepemimpinan seseorang dan faktor tersebut saling melingkapi yaitu: pemimpin
itu sendiri, orang yang dipimpin dan situasi [ CITATION Mug16 \l 14345 ].
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di bangsal Marwa, gaya
kepemimpinan yang dianut oleh kepala ruang Marwah sudah baik dan
menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Kepala ruang selalu menanyakan
pendapat dan melakukan musyawarah dengan perawat lain sebelum menentukan
suatu keputusan. Perawat pelaksana di bangsal Marwah juga berpendapat bahwa
kepala ruang bangsal marwah menggunakan gaya kepemimpinan yang
demokratis, sehingga tidak ada perawat yang tidak menyukai gaya kepemimpinan
serta keputusan yang diambil oleh kepala ruang.
a. Reward
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan dalam
24 jam kepada pasien sehingga perarnya menjadi penentu dalarn meningkatkan
mutu pelayanan lewat hasil kinerja yang diberikan serta dengan adanya pemberian
reward, dapat mempengaruhi kinerja perawat serta akan mempengaruhi mutu
pelayanan rumah sakit. Pemberian reward dapat berupa pujian atas kinerja yang
dilakukan perawat ataupun pembagian bonus [ CITATION Nan13 \l 14345 ].
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang bangsal Marwa,
reward yang diberikan kepada perawat yaitu berupa nilai PRP
b. Punishment
Punishment adalah suatu perbuatan yang kurang menyenangkan, yang
berupa hukuman atau sanksi yang diberikan kepada pegawai secara sadar ketika
terjadi pelanggaran agar tidak mengulangi lagi. Pemberian punishment secara
tepat kepada pegawai yang melakukan kesalahan maka akan meningkatkan
kesadaran para pegawai untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan
sehingga kinerja pera pegawai akan semakin meningkat [ CITATION Mas12 \l 14345
\m Feb16].
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang, pemberian punishment
dilakukan dnegan cara mengurangi nilai PRP dari perawat tersebut atau bisa
ditegur langsung secara halus oleh kepala ruang bangsal tersebut.
c. Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan atau
mengarahkan bawahan. Penerapan komunikasi yang baik antara manajer dan
pelaksana keperawatan dapat menghindari salah persepsi (missperception).
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dilakukan secara terbuka antar
dua orang atau lebih untuk menyampaikan dan meneruskan pesan yang berharga
dari dan keluar organisasi. Komunikasi juga dapat dilakukan secara verbal
maupun non verbal dan secara vertikal (atas–bawah) maupun horisontal
(samping) [ CITATION Mug16 \l 14345 ].
1) Kepala ruang dengan perawat
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di bangsal Marwa,
komunikasi kepala ruang dengan perawat adalah baik. Kepala ruang selalu
mengkomunikasikan setiap masalah di bangsal dan mendiskusikannya dengan
perawat. Kepala ruang juga bersifat terbuka terhadap saran/pendapat.
2) Perawat dengan perawat
Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi kepada perawat di
Bangsal Marwa, komunikasi antara perawat dengan perawat terjalin baik
secara verbal maupun non verbal. Perawat sering melakukan 3S (senyum,
salam, sapa), menjaga aspek sopan dan santun, saling memberi motivasi dan
perhatian satu sama lain, dan bersedia diberi masukan & saran. Pada saat
operan, antar perawat melakukan komunikasi terkait kebutuhan pasien,
intervensi yang sudah dilaksanakan dan yang belum dilaksanakan serta respon
yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan operan dengan cara
membacakan setiap status pasien dan selanjutnya para perawat berkeliling ke
setiap pasien untuk memperkenalkan perawat yang berjaga kepada pasien dan
keluarga dan menyampaikan kondisi pasien.
3) Perawat dengan pasien
Berdasarkan hasil pengkajian dengan menggunakan metode observasi
kepada perawat di Bangsal Marwa, sebagian besar perawat tampak sudah
melakukan komunikasi dengan baik kepada pasien meliputi saat akan
melakukan tindakan ataupun saat berkomunikasi dengan keluarga pasien di
nurse station terkait meminta persetujuan, menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
4) Perawat dengan profesi lain
Berdasarkan hasil observasi, komunikasi perawat dengan profesi lain
(farmasi, fisioterapi, dokter, bidan dan profesi lain) sudah baik dan miss
communication jarang terjadi antar petugas kesehatan
d. Koordinasi
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik
vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Koordinasi, adalah suatu kegiatan
melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak yang terlibat dalam
melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga terjadi
keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di
tempat kerja. Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara : membangun
komunikasi dua arah baik dengan atasan maupun bawahan seperti kepala ruang
dengan perawat pelaksana, melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan
berkelanjutan, membuat pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua
kegiatan sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat [ CITATION Mug16 \l
14345 ].
Koordinasi di bangsal Marwah sudah baik. Hal tersebut ditunjukan dengan
dilakukannya timbang terima pasien, delegasi serta pemberian tugas pada masing-
masing anggota.
e. Kolaborasi
Komunikasi, koordinasi, dan membuat keputusan bersama (kolaborasi)

diperlukan selama tenaga kesehatan melakukan perawatan kepada pasien. Hal

ini dilakukan untuk mencapai pelayanan yang maksimal serta menimbulkan

kepuasan kerja pada tenaga kesehatan.

Kolaborasi di bangsal Marwah sudah dilakukan dengan baik. Kolaborasi

dilakukan dengan tim kesehatan lain atau keluarga. Pada saat melakukan

observasi, kepala ruang sudah cukup memahami kondisi-kondisi pasien,

sehingga ketika tim kesehatan lain datang, kepala ruang dan perawat bisa

mendiskusikan keadaan pasien. Perawat juga sudah melakukan kolaborasi

terkait asupan nutrisi masing-masing klien. Hal yang mempermudah perawat

dalam melakukan kolaborasi adalah dengan adanya lembar CPPT pada rekam
medis yang akan diisi oleh seluruh tenaga kesehatan yang sudah melakukan

intervensi pada masing-masing pasien.

5. Pengendalian atau Pengontrolan


Pengendalian dalam manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan
standar prestasi kerja agar sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain
sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya
dengan standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan
untuk mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien
mungkin untuk mencapai tujuan. Pengendalian adalah proses untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan
dan berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja [ CITATION Mug16 \l
14345 ].
a. Penilaian penampilan kerja
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang bangsal Marwa,
diperoleh data bahwa penilaian kinerja perawat yang bertugas di bangsal Marwa
dilakukan setiap satu bulan sekali oleh kepala ruang, yang mana kepala ruang
juga melibatkan teman sejawat dalam penilaian sedangkan penilaian kepala ruang
dilakukan setiap satu bulan sekali oleh manajer keperawatan. Penilaian kinerja
perawat bangsal menggunakan form Indikator Kinerja Individu (IKI). Hasil
penilaian kinerja akan diberitahukan langsung oleh kepala ruang dan akan
dievaluasi.
b. Pengendalian infeksi di bangsal
Pencegahan dan pengendalian ruangan dilakukan dengan meningkatkan
mutu yang berhubungan dengan infeksi diruangan. Indikator yang mendukung
diantaranya:
a) Panduan surveilans PPI
b) Panduan PPI terkait alat pelindung diri
c) Panduan PPI dalam penempatan pasien
d) Tatalaksana klinis infeksi HIV dan terapi antiretroviral
c. Disiplin
Disiplin merupakan kesadaran sikap dan kesediaan masing-masing
individu untuk melaksanakan peraturan-peraturan atau ketentuan yang telah
ditetapkan, seperti disiplin waktu yaitu tingkah laku yang menunjukkan ketaatan
terhadap jam kerja yang meliputi kehadiran dan kepatuhan perawat pada jam
kerja serta perawat melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan benar, disiplin
tanggung jawab adalah penggunaan dan pemeliharaan peralatan dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan agar berjalan dengan lancar serta
adanya kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
sebagai seorang perawat. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa
tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal
ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan yang akan
dicapai oleh seseorang [ CITATION Sut18 \l 14345 ].
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama bertugas di bangsal
marwah, untuk kedisiplinan, perawat datang tepat waktu saat pergantian shift dan
mengikuti operan jaga.
d. Kepuasan pasien
Kepuasan Klien merupakan salah satu indikator penting dari pelayanan
keperawatan yang bermutu.Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga
terhadap pelayanan keperawatan yang diharapkan [ CITATION Mug16 \l 14345 ]
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di bangsal Marwah, penilaian
kepuasan klien dilakukan dengan memberika kuisioner kepada keluarga pasien
ketika pasien diperbolehkan untuk pulang.kuisioner tersebut berisi kepuasan
klien terhadap pelayan yang diberikan oleh tenaga medis selama dirawat dan
diberikan tindakan medis oleh petugas kesehatan.
e. Peningkatan mutu pelayanan (terdapat indicator khusus terkait peningkatan mutu
pelayanan tidak )
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………
Analisa Data
NO Data Fokus Masalah
1 Hasil wawancara dengan kepala ruang Belum ada SOP terkait
marwah mengatakan bahwa bangsal pengunjung ke bangsal
marwah belum memiliki SOP terkait penyakit dalam
pengunjung yang datang. Selain itu juga
sering ditemukan anak dibawah 2 tahun
yang diperbolehkan masuk ke bangsal
penyakit dalam ini.
2 Hasil observasi terdapat ketidaksesuaian Pengkajian spiritual
antara pendokumentasian pengkajian pasien belum diisi dengan
spiritual dengan keadaan pasien. Selama lengkap dan belum di
bertugas di bangsal Marwa juga sering sesuaikan dengan keluhan
mendapati pasien yang tidak melaksanakan pasien
sholat dan tidak mengetahui cara bersuci
dan beribadah ketika sakit, sedangkan di
lembar pengkajian terisi semua dan spiritual
pasien dalam retang bagus.
3 Hasil observasi yang dilakukan belum Belum terdapatnya poster
terdapat poster tentang tatacara bersuci tata cara tayamum dan
maupun beribadah saat sakit yang dapat solat selama sakit
menjadi panduan pasien di bangsal.

Prioritas Masalah
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Belum ada SOP terkait 5 5 5 4 4 23 1

pengunjung ke bangsal penyakit

dalam
2 Pembuatan poster tatacara 4 5 5 4 4 22 2

tayamum dan ibadah ketika sakit


3 Penerapan pengisian 4 3 3 4 4 18 3

dokumentasi asuhan

keperawatan spiritual secara

lengkap

Skor tertinggi menunjukkan prioritas


Menentukan masalah yang diprioritaskan, digunakan metode pembobotan
dengan memperhatikan aspek aspek sebagai berikut :
a. Magnitude (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian
masalah
b. Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
c. Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
d. Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
e. Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya
Rentang Nilai : 1 - 5
1 : sangat kurang penting
2 : kurang penting
3 : cukup
4 : penting
5 : sangat penting
Alternative Penyelesaian Masalah
No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Skor
1 Pembuatan SOP kunjungan pasien 4 3 4 4 192
2 Pembuatan poster tatacara tayamum dan 4 3 3 3 108
ibadah Ketika sakit
3 Penerapan pengisian dokumentasi asuhan 3 3 2 2 36

keperawatan spiritual secara lengkap

Metode CARL (Capability, Accebility, Readness, Leverage) dengan

menggunakan skore nilai 1 (tidak mampu), 2 (cukup mampu), 3 (mampu), 4

(sangat mampu). Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :

C : Ketersediaan sumber daya (dana dan saran / peralatan)

A :Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak kemudahan dapat

didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang

pelaksanaan seperti peraturan atau tujuan pelaksana.

R : Kesiapan dari tenaga pelaksanaan maupun kesiapan sasaran seperti

keahlian/kemampuan dan motivasi.

L : Seberapa besar pengaruh criteria yang satu dengan yang lain dalam

pemecahan yang dibahas.

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau

prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.


ANALISA SWOT
No Masalah Strength Weakness Opportunities Threat
1 Pengkajian - Sudah ada - Kurangnya - Adanya - Meningkatkan
spiritual form yang kesadaran mahasiswa risiko
pasien belum bisa perawat untuk praktikan terjadinya
diisi dengan digunakan mengisi - Adanya kesalahan
lengkap dan - Tidak lembar perawat yang dalam
belum di memakan dokumentasi melengkapi memberikan
sesuaikan waktu lama asuhan dokumentasi tindakan
dengan - Mudah keperawatan asuhan keperawatan
keluhan pasien dilakukan secara keperawatan - Dapat
lengkap dan menimbulkan
sesuai terjadinya miss
keadaan komunikasi
pasien
2 Belum - Mudah - Tingginya - Adanya - Menyebabkan
terdapatnya dilakukan beban kerja mahasiswa pasien tidak
poster tata perawat praktikan menunaikan
cara tayamum - Adanya bina kewajiban solat
dan solat rohani islam selama sakit
selama sakit yang
mendampingi
pasien
3 Belum - Tidak - Tingginya - Adanya - Meningkatnya
terdapat SOP memakan beban kerja mahasiswa jumlah
jumlah waktu lama perawat praktikan pengunjung
pengunjung - Mudah - Adanya bina - Pasien merasa
yang boleh dilakukan rohani islam tidak nyaman
berkunjung ke yang
ruangan pasien mendampingi
pasien pasien
BAB III
PERENCANAAN PENYELESAIAN MASALAH

PLANING OF ACTION (POA)


N Pokok Waktu
Masalah Uraian Kegiatan Sasaran Target Tempat Penanggun
o Kegiatan Pelaksanaan
1 Pengkajian spirit- Kepatuhan 1. Melakukan pengka- Semua perawat Perawat Selasa, Bangsal 1. Wilda Shafir
ual pasien belum perawat dalam jian mengenai peng- di bangsal mampu 07/April/20 Marwah RS 2. Ika Fauziyah
diisi dengan leng- melakukan isian dokumentasi Marwah RS melengkapi – Sabtu, PKU 3. Lia Aprilyan
kap dan belum di pengisian asuhan keperawatan PKU pengkajian 11/April/20 Muhammadi 4. M. Sahman R
sesuaikan dengan dokumentasi 2. Sosialisasi melalui Muhammadiyah spiritual yah 5. Mukhlisin
keluhan pasien. asuhan role play oleh maha- Temanggung pasien yang Temanggung 6. Uzwahzulha
keperawatan siswa Coners UMY disesuaikan
terkait aspek tentang pengisian dengan
spiritual secara dokumentasi asuhan kebutuhan
lengkap keperawatan terkait pasien.
spiritual pasien.
3. Melakukan penilaian
terhadap kepatuhan
perawat dalam mela-
kukan pengisian do-
kumentasi spiri tual
secara lengkap
4. Pemaparan hasil pe-
nilaian perawat sete-
lah dilakukan sosial-
isasi
2 Belum terdapatnya Pemberian 1. Mencari literature Pasien, keluarga Pasien dan Rabu, Bangsal 1. Wilda Shafir
poster tata cara edukasi dan 2. Konsul bina rohani pasien keluarga 15/April/20 – Marwah RS 2. Ika Fauziyah
tayamum dan solat pembuatan islam atau Pihak paham dan 20/April/20 PKU 3. Lia Aprilyan
selama sakit poster terkait BRI di RS PKU membantu Muhammadi 4. M. Sahman R
tata cara ibadah Muhammadiyah pasien untuk yah 5. Mukhlisin
untuk orang Temanggnung. tetap Temanggung 6. Uzwahzulha
sakit dan 3. Pembuatan poster menjalani
tayamun yang 4. Penempelan poster ibadah
di tempel di tiap 5. Edukasi pasien ketika sakit.
kamar pasien

3 Belum terdapat Pemberian 1. Mencari literature Pasien, Penunjung Selasa, Bangsal 1. Wilda Shafir
SOP jumlah peng- edukasi dan 2. Konsul dengan Pengunjung, tidak masuk 21/April/20 – Marwah RS 2. Ika Fauziyah
unjung yang boleh pembuatan SOP dosen pembimbing dan Perawat dengan 27/April/20 PKU 3. Lia Aprilyan
berkunjung ke rua- terkait akademik, manajer jumlah Muhammadi 4. M. Sahman R
ngan pasien pasien kunjungan dan keperawatan dan banyak dan yah 5. Mukhlisin
jumlah kepala ruangan RS tidak Temanggung 6. Uzwahzulha
pengunjung PKU Muhammdi- mengham-
yah Temanggung. bat tindakan
3. Pembuatan SOP keperawatan
4. Penempelan SOP
5. Edukasi pasien dan
pengunjung
Daftar Pustaka

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesioal. (4th ed). Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI, (Kementerian Kesehatan RI). (2017). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI, (Kementerian Kesehatan RI). (2018). Manajemen dan Kepemimpinan
dalam Keperawatan Komprehensif. Kementerian Kesehatan RI.
Limbong, K. (2018). Hubungan Kesadaran Individu dengan Penerapan Patient Safety
di Rumah Sakit Umum Daerah S. K. Lerik Kupang. Jurnal Info Kesehatan,
16(1), 59–65. https://doi.org/10.31965/infokes.Vol16.Iss1.169
Sulahyuningsih, E., Tamtomo, D., & Joebagio, H. (2017). Analysis of Patient Safety
Management in Committee for Quality Improvement and Patient Safety at
Sumbawa Hospital, West Nusa Tenggara. Journal of Health Policy and
Management, 02(02), 147–156.
PERMENKES RI. (2016). PERMENKES RI No. 24: Persyaratan Teknis Bangunan
dan Prasarana Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesioal. (4th ed). Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai