Anda di halaman 1dari 20

HYGIENE INTEGRITAS KULIT

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PRURITUS PADA CKD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Pembimbing : Ns. Yuni Dwi Hastuti, S.Kep., M. Kep

Disusun oleh:

Aulia Aliffah Istigfani 22020117120035


Dinda Maulina Putri 22020117130078
Fahrun Ningsih 22020117120016
Anisah Zaky Farras A 22020117140023
Nabila Marsa D.U 22020117140021
Nabila Nur Maharani 22020117120008
Nadya Nur A 22020117140003
Putri Iis Andani 22020117130076

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
KASUS : PRURITUS PADA CKD

Klien Ny. K berumur 69 tahun, masuk ke Rumah Sakit dr. Kariadi tanggal 2
Januari 2021, dengan riwayat saat masuk: klien mengeluh sesak, kakinya
bengkak, serta kulit terasa gatal, kering, dan berwarna hitam keabuan. Saat ini
klien dirawat di ruang Rajawali 3A. Riwayat kesehatan klien sebelum dirawat saat
ini telah menderita DM tipe 2 dan Hipertensi sejak > 10 tahun yang lalu, dan
berobat tidak teratur. Keluarga mengatakan klien tidak pernah mengeluh apa-apa,
hanya kadang-kadang setelah pulang dari berdagang merasa pusing kemudian
minum obat dari warung. Sejak tahun 2016 klien stop tidak berobat sama sekali.
Tahun 2019 pernah masuk RS dan dikatakan sakit ginjal tetapi belum disarankan
untuk cuci darah. BAK kadang tidak dapat ditahan sebelum sampai ke kamar
mandi. Klien tidak ada riwayat batu ginjal maupun riwayat operasi urologi.
Pengkajian pada klien dilakukan pada tanggal 2 Januari 2021 jam 13.00 WIB.
Keluhan saat dikaji: sesak sedikit berkurang karena diberikan bantuan oksigen 3
liter/menit dengan nasal canul, namun kulit masih terasa gatal. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan hasil TD : 160/90 mmHg, N : 82 x/mnt, P : 24x/mnt, S : 36,7ºC.
Suara nafas ronchi halus didapatkan di bagian basal paru, asites pada bagian
abdomen (+). Edema didapatkan di kedua ekstremitas bawah dengan derajat
pitting edema 2. Kulit klien kering, keriput, dan bersisik, klien sering menggaruk
kulitnya (tampak laserasi ringan pada ekstremitas superior). Jumlah urin klien
adalah 300 cc / 24 jam, minum hanya 600 cc sesuai anjuran. Hasil laboratorium
didapatkan adanya peningkatan nilai ureum (93 mg/dl) dan kreatinin (4,8 mg/dl),
sedangkan nilai Hb turun (6,6 g/dl) dan GDS 150 mg/dl. Konjungtiva klien
terlihat pucat. Diagnosa medis saat klien masuk DM tipe II terkontrol, normal
weight; Hipertensi Gr I, terkontrol; Acute on CKD dd/ CKD std V. Saat ini klien
direncanakan menjalani terapi hemodialisa.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PRURITUS PADA CKD

A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk Rumah Sakit : 2 Januari 2021

Tanggal pengkajian : 2 Januari 2021


1. Identitas Klien
a. Nama Lansia : Ny.K
b. Usia : 69 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : (Tidak terkaji)
e. Bangsa : Indonesia
f. Pendidikan : (Tidak terkaji)
g. Riwayat Pekerjaan : (Tidak terkaji)
h. Status Perkawinan : Sudah Menikah
i. Diagnosa medik : CKD (Chronic Kidney Disease)

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak, kaki bengkak, kulit terasa gatal, kering dan
berwarna hitam keabuan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengeluh apa-
apa, hanya kadang-kadang setelah pulang dari berdagang merasa
pusing kemudian minum obat dari warung. Kemudian pada tanggal 2
Januari 2021 klien dibawa ke Rumah Sakit karena mengeluh sesak,
kaki bengkak, kulit terasa gatal, kering dan berwarna hitam keabuan.
Diagnosa medis klien saat masuk yaitu Diabetes Melitus Tipe II
terkontrol, Normal Weight, Hipertensi Gr I, Acute on CKD dd/CKD std
V, dan saat ini klien direncanakan menjalani terapi hemodialisis.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kesehatan klien sebelum dirawat yaitu klien telah menderita
Diabetes Melitus (DM) tipe II dan Hipertensi sejak >10 tahun yang
lalu. Pengobatan dilakukan tidak teratur dan pada tahun 2016 klien
stop tidak berobat sama sekali. Pada tahun 2019, klien pernah masuk
Rumah Sakit dan dikatakan sakit ginjal, namun belum disarankan
untuk cuci darah. Klien dinyatakan tidak memiliki riwayat batu ginjal
maupun riwayat operasi urologi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dari klien saat ini belum terkaji.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan/Keadaan Umum
1) Pernafasan sesak (dipsnea)
2) Kaki terlihat bengkak
3) Kulit kering (xerosis), keriput, bersisik dan berwarna hitam
keabuan (uremik)
4) Tampak laserasi ringan pada ekstremitas superior
5) Asites pada bagian abdomen (+)
6) Edema didapatkan di kedua ekstremitas bawah dengan derajat
pitting edema 2
7) Konjungtiva klien terlihat pucat
b. Tanda-tanda vital
1) Kesadaran : Composmentis (kesadaran penuh)
2) TD : 160/90 mmHg (tekanan darah naik)
3) N : 82 x/mnt (denyut nadi normal)
4) P : 24x/mnt (pernafasan/respirasi meningkat dan terjadi dipsnea)
5) S : 36,7ºC (suhu tubuh mengalami penurunan)
c. Antropometri
Berat badan normal (normal weight).
d. Kepala
Pada bagian mata, konjungtiva klien terlihat pucat.
e. Leher dan tenggorokan
Tidak terkaji.
f. Dada
Terjadi dispnea (sesak nafas), suara nafas ronchi halus didapatkan di
bagian basal paru, respirasi 24x/mnt.
g. Abdomen
Asites (+) yang berarti terjadi penumpukan cairan di perut atau
abdomen.
h. Genital
Tidak terkaji.
i. Ekstremitas
Edema didapatkan di kedua ekstremitas bawah dengan derajat pitting
edema 2, tampak laserasi ringan pada ekstremitas superior.
j. Kulit
1) Turgor jelek
2) Terjadi edema
3) Kulit kering (xerosis)
4) Kulit keriput dan bersisik (uremik)
5) Kulit berwarna hitam keabuan
6) Overall Dry Skin Score (ODS)
Menurut Amano dkk (2017) dalam Parwati (2019) dan Al-Kotb &
Abdel-Aziz (2017), tingkatan kulit kering menggunakan 5 poin
skala kekeringan melalui visual yaitu
Skor Karakteristik
Kulit normal, tidak mengelupas, tidak terdapat kulit
0
kering (xerosis)
Sisik halus, sedikit mengelupas, kulit kering, dan kusam
1
minimal
Sisik halus dan sedang, mengelupas, kulit kasar ringan
2
dan tampilan warna kulit keputihan
Sisik halus-kasar terdistribusi seragam, kulit kasar
3 tampak jelas, kemerahan ringan, dan beberapa retakan
superfisial
4 Didominasi oleh squama kasar, kulit kasar tampak jelas,
kemerahan, perubahan eksematosa dan retakan

Kesimpulan :
Pada kasus, kulit klien sudah kering, keriput (kasar tampak jelas),
dan bersisik, ada laserasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa skor
kulit kering pada klien berada pada skor 3 (severe).

4. Pengkajian Kebutuhan
a. Aktivitas istirahat
Gejala :
Keluarga mengatakan klien tidak pernah mengeluh apa-apa, hanya
kadang-kadang setelah pulang dari berdagang merasa pusing
kemudian minum obat dari warung. Istirahat terganggu karena rasa
gatal di kulit dan sesak di dada.
Tanda :
Dipsnea, kulit gatal, kering (xerosis), bersisik.
b. Sirkulasi
Gejala :
1) Terdapat riwayat Hipertensi sejak >10 tahun yang lalu
2) Dada terasa sesak
3) Terjadi anemia (kurang darah)
Tanda :
Hipertensi : tekanan darah meningkat, edema didapatkan di kedua
ekstremitas bawah dengan derajat pitting edema 2, nadi normal.
Anemia : Hb turun (6,6 g/dl), konjungtiva terlihat pucat.
c. Integritas Ego
Tidak terkaji.
d. Eiminasi
Gejala :
Kaki bengkak (terdapat edema), inkontinensia urin, klien tidak ada
riwayat batu ginjal maupun riwayat operasi urologi.
Tanda :
BAK kadang tidak dapat ditahan sebelum sampai ke kamar mandi.
Jumlah urin klien adalah 300 cc/24 jam. minum hanya 600 cc sesuai
anjuran.
e. Makanan/Cairan
Gejala :
Peningkatan berat badan (adanya edema). Minum hanya 600 cc sesuai
anjuran.
Tanda :
Asites di bagian abdomen (+), Edema didapatkan di kedua ekstremitas
bawah dengan derajat pitting edema 2.
f. Neorosensori
Gejala : Gatal di kulit.
Tanda :
Gangguan sistem integumen, klien sering menggaruk kulitnya
(tampak laserasi ringan pada ekstremitas superior)
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri pada kulit karena rasa gatal dan perut serta kaki karena
edema.
Tanda :
Klien sering menggaruk kulitnya (tampak laserasi ringan pada
ekstremitas superior). Asites pada bagian abdomen (+), Edema
didapatkan di kedua ekstremitas bawah dengan derajat pitting edema
2.
h. Pernafasan
Gejala :
Klien mengalami dipsnea atau sesak nafas namun sesak sedikit
berkurang karena diberikan bantuan oksigen 3 liter/menit dengan
nasal canul.
Tanda :
Dispnea, respirasi meningkat yaitu 24x/mnt, terdapat suara nafas
ronchi halus didapatkan di bagian basal paru.
i. Keamanan
Gejala :
Kulit gatal, kering (xerosis), keriput, bersisik dan berwarna hitam
keabuan.
Tanda :
Terjadi Pruritus yaitu sensasi gatal pada bagian tubuh, tampak laserasi
ringan pada ekstremitas superior.
j. Seksualitas
Tidak terkaji.
k. Interaksi Sosial
Gejala :
Kesulitan menentukan kondisi, tidak mampu bekerja, tidak mampu
mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisasi
1) Jumlah urin klien adalah 300 cc/24 jam
2) Berat jenis urin (24 jam) : adanya peningkatan nilai ureum (93
mg/dl) dan kreatinin (4,8 mg/dl) yang menunjukan kerusakan
ginjal yang berat.
b. Hitungan darah lengkap
Adanya penurunan kadar hemoglobin/Hb (6,6 g/dl) yang menandakan
anemia berat.
c. Pemerikasaan urin
Warna, PH, kekeruhan, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP,
CCT tidak terkaji.
d. Kimia Darah
1) Kadar BUN (Ureum) : 93 mg/dl
2) Kadar Kreatinin : 4,8 mg/dl
e. Pemeriksaan Diabetes Melitus
Gula Darah Sewaktu (GDS) : 150 mg/dl (sedang)
B. ANALISIS DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ANALISIS DATA
Nama Klien : Ny. K

No.Rekam Medik :-

Ruang Rawat : R. Rajawali 3A


Tanggal Data Masalah Etiologi
2 Januari
DO : Bersihan jalan Sekresi yang
2021, Jam
1. Suara napas ronchi halus didapatkan napas tidak efektif tertahan
13.00 WIB
di bagian basal paru

2. Respirasi meningkat 24x/menit


DS :
1. Klien mengeluh sesak napas/
dipsnea

Penurunan curah Perubahan


DO :
jantung afterload
1. Tekanan darah 160/90 mmHg
2. Urine 300cc/24jam (Oliguria)
3. Hb turun 6,6 g/dl
4. Konjungtiva terlihat pucat
5. Klien mempunyai riwayat
Hipertensi >10 tahun
DS :
1. Klien merasa sesak napas/ dipsnea
2. Keluarga mengatakan klien
terkadang merasa pusing setelah
bekerja
DO : Gangguan Peningkatan
1. Kulit kering, keriput dan bersisik integritas kulit kadar ureum dan
2. Kadar ureum 93 mg/dl kreatinin
3. Kreatinin 4,7 mg/dl berkaitan dengan
4. Pasien tampak sering menggaruk gagal ginjal
kulitnya
5. Tampak laserasi ringan pada
ekstremitas superior
DS :
1. Klien mengeluh kulitnya gatal,
kering dan berwarna hitam keabuan
DO : Risiko Penyakit ginjal
1. Asites (+) ketidakseimbangan
2. Edema di kedua ekstremitas bawah cairan
3. Pitting odema +2
4. Balance cairan : +300cc
(Input 24 jam: 600cc
Output 24 jam : 300cc)
DS :
1. Klien mengeluh kakinya bengkak
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K
No.Rekam Medik :-
Ruang Rawat : R. Rajawali 3A
No. Diagnosa Keperawatan Tgl. Ditemukan Tgl. Teratasi
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif 2 Januari 2021
b.d Sekresi Yang Tertahan
(D.0001)
2. Penurunan Curah Jantung b.d 2 Januari 2021
Perubahan Afterload
(D.0008)
3. Gangguan Integritas Kulit b.d 2 Januari 2021
Peningkatan Kadar Ureum dan
Kreatinin berkaitan dengan Gagal
Ginjal (D.0129)
4. Risiko Ketidakseimbangan Cairan 2 Januari 2021
b.d Penyakit Ginjal
(D.0036)
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K
No.Rekam Medik : -
Ruang Rawat :-

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi

(SDKI) (SLKI) (SLKI) (SIKI)

1. Bersihan Jalan Napas Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas (I.
Tidak Efektif b.d Sekresi meningkat 01011)
-
Yang Tertahan (D.0001)
Kriteria hasil: - Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman, usaha
- Suara napas tambahan
napas)
menurun
- Monitor bunyi napas
- Tidak ada obstruksi (cairan)
tambahan
jalan napas

- -Dispnea berkurang dari ada - Monitor sputum (jumlah,


menjadi tidak ada warna, aroma)

- Frekuensi napas menjadi - Posisikan semi fowler


normal (12-20x/mnt)
- Berikan minum hangat

- Lakukan fisioterapi dada

- Lakukan suction

- Ajarkan batuk efektif

- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran
mukolitik, jika perlu

2. Penurunan Curah Jantung Curah jantung meningkat, Tingkat keletihan membaik, Terapi Oksigen (I.01026)
b.d Perubahan Afterload dengan kriteria hasil : dengan kriteria hasil : (L.05046)
- Memonitor kecepatan aliran
(D.0008) (L.02008)
- Tenaga meningkat dari merasa oksigen
- Rasa lelah menurun menjadi lelah menjadi tidak merasa lelah
- Monitor aliran oksigen
tidak lelah
- Kemampuan melakukan secara periodik dan pastikan
- Dispnea menurun menjadi aktivitas rutin meningkat fraksi yang diberikan cukup
tidak sesak napas
- Pola istirahat membaik - Monitor efektifitas terapi
- Oliguria berkurang menjadi oksigen
tidak ada
Pemantauan cairan (I.03121)
- Konjungtiva tidak pucat
- Monitor frekuensi napas
- Tekanan darah membaik dari
156/76 mmHg menjadi - Monitor tekanan darah

130/85 mmHg - Monitor waktu pengisian


kapiler

- Monitor jumlah, warna dan


berat jenis urine

- Monitor hasil pemeriksaan


serum

- Identifikasi tanda-tanda
hipervolemia
3. Gangguan Integritas Integritas kulit dan jaringan Respon alergi local menurun Perawatan integritas kulit (I.
Kulit b.d Peningkatan meningkat 11353)
Kriteria hasil:
Kadar Ureum dan
Kriteria hasil: - Identifikasi penyebab
Kreatinin berkaitan - Rasa gatal berkurang, dari ada
gangguan integritas kulit
dengan Gagal Ginjal - Kelembaban kulit adekuat menjadi tidak ada

(D.0129) - Gunakan produk berbahan


- Gatal berkurang Penyembuhan luka meningkat
petroleum pada kulit kering
- Laserasi pada ekstremitas Kriteria hasil:
- Anjurkan menggunakan
menurun - Penyatuan luka akibat laserasi
pelembab
dapat meningkat
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi

- Anjurkan melapor jika


adalesi yang tidak biasa

4. Risiko Keseimbangan cairan Manajemen cairan (I.03098)


Ketidakseimbangan meningkat, dengan kriteria
- - Monitor status hidrasi
Cairan b.d Penyakit hasil : (L.03020)
(frekuensi nadi, kekuatan
Ginjal
(D.0036) - Haluaran urin meningkat dari nadi, akral, pengisian kapiler,
300cc ke 600cc kelembapan mukosa, turgor
kulit dan tekanan darah)
- Tidak ada edema
- Monitor berat badan harian
- Tidak ada acites
- Catat intake dan output dan
hitung balans cairan 24 jam

Manajemen Hipervolemia
(I.03114)

- Periksa tanda dan gejala


hipervolemia (edama dan
suara napas tambahan)

- Monitor status hemodinamik


(frekuensi jantug dan
tekanan darah)

- Kolaborasi pemberian
diuretik, jika diperlukan
D. PEMBAHASAN
Gangguan integritas kulit merupakan kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Sedangkan, resiko gangguan
integritas kulit adalah suatu keadaan yang terjadi di mana lapisan epidermis dan
atau dermis beresiko untuk mengalami perubahan (Moorhead et al, 2013). Resiko
gangguan integritas kulit menurut Ackley dan Ladwig (2011) adalah dimana kulit
beresiko untuk mengalamiperubahan untuk menjadi buruk.

Pada kasus, pasien terdiagnosa DM tipe II terkontrol dan Acute on CKD.


Salah satu permasalahan yang terjadi pada pasien adalah gangguan integritas kulit,
dimana pasien mengeluh kulit terasa gatal, kering, dan berwarna hitam keabuan.
Hasil pengkajian di dapatkan kulit paisen kering, keriput, dan bersisik, pasien
sering manggaruk kulitnya (tampak laserasi ringan pada ekstremitas superior).
Kulit kering pada penderita CKD terjadi karena penumpukan urea (urea frost)
(Aisara, Azmi, & Yanni, 2018). Garukan berulang akan menyebabkan ekskoriasi,
pendarahan maupun infeksi pada kulit (Astuti & Husna, 2017). Pada penderita
CKD yang mengalami anemia akan membuat kulit tampak pucat (Chamberlain’s,
2012). Uremia bisa menyebabkan menjadi kulit kering dan mengelupas dengan
warna coklat kekuningan (Chamberlain’s, 2012).

Salah satu masalah kulit yang sering dialami sehingga bisa menyebabkan
gangguan integritas kulit, yaitu pruritus. Prutitus bisa menyebabkan orang
memiliki keinginan untuk menggaruk karena adanya sensasi gatal baik di area
yang kecil dan terbatas atau bisa area yang luas. Pruritus bisa menjadi manifestasi
sekunder dari gangguan sistemik yang meliputi jenis kanker tertentu, diabetes
melitus, penyakit hati dan gagal ginjal. Efek dari pruritus karena sering
menggaruk yaitu terjadi kemerahan, bintul, perubahan pigmentasi, dan infeksi
(LeMone dkk, 2015)

Pemenuhan kebutuhan hygiene dan integritas kulit pada pasien CKD dapat
dilakukan dengan cara :

a) Perhatikan perawatan yang baik untuk kulit dengan


menjaga personalhygiene seperti mandi atau seka dengan tidak menggunakan
sabun yang mengandung gliserin yang akan membuat kulit bertambah kering
(Prabowo & Pranata, 2014).
b) Memberikan KIE bagaimana cara untuk mengurangi kulit kering dan pruritus
(LeMone, Priscilla dkk 2015).
c) Gunakan sabun yang mengandung lemak dan lotion (pelembab) yang tidak
memiliki kandungan alkohol untuk membuat rasa gatal berkurang (Prabowo
& Pranata, 2014).
d) Berikan obat antipruritus untuk mengurangi rasa gatal bila diperlukan
(Nursalam, & Baticaca, 2009)
e) Terapi dialisis untuk menghilangkan produk akhir metabolisme protein
seperti ureum dan kreatinin dari dalam darah, serta menghilangkankelebihan
cairan dari darah (Black & Hawks, 2014).

Sumber lain juga menyebutkan bahwa selain memberikan perawatan


langsung kepada kulit yang mengalami gangguan integritas, ada baiknya juga
memberikan intervensi lainnya yang dapat membantu memperbaiki integritas
kulit, seperti yang disebutkan oleh Nusatirin (2018), yaitu :

a) Ajurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar


b) Hindari kerutan pada tempat tidur
c) Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ackley & Ladwig. 2017. Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-Based


Guide To Planning Care – 11th ed. USA: Mosby Elsevier
Ali, dkk. 2017. Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik
dengan Comorbid Faktor Diabetes Melitus dan Hipertensi di
Ruangan Hemodialisa RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi– e-Jurnal Keperawatan
Vol. 5 No. 2
Al-Kotb, H., & Abdel-Aziz, H.R. 2017. Effect of Standardized Skin Care
Guidelines on Skin Dryness among Elderly People at Ismailia City.
Journal of Nursing and Health Science, 6(6), 12-18.
Amano dkk, 2017. Dry Skin Condition are Related to the Recovery Rate of
SkinTemperature After Cold Stress Rather Than to Blood
flow.International Journal of Dermatology. Japan: Tokyo 131-8501
Arifa dkk. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Ginjal
Kronik Pada Penderita Hipertensi Di Indonesia. Jurnal MKMI, Vol.
3 No. 14
Astuti & Husna. 2017. Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Banda
Aceh: Universitas Syiah Kuala Vol. 2 No.4
Astuti, R., & Husna, C. 2017. Skala Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.
Jurnal Universitas Syiah Kuala, 1-6.
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan Edisi 8 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) Ed. 6.Missouri:
Mosby Elsevier
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI: Situasi Penyakit Ginjal Kronis
Eka dkk. 2015. Perbandingan Efektifitas Krim Urea 10% dan Krim Niasinamid
4% pada Xerosis Usia Lanjut. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol.
2, No.1, Januari 2015: 135-141
Fadhila dkk, 2018. Hubungan Antara Tekanan Darah dan Fungsi Ginjal pada
Preeklamsi di RSUP DR. M. Djamil. Jurnal Kesehatan Andalas.
2018; 7 (1)
Nusatirin 2018. Asuhan keperawatan tn. H dengan stroke non hemoragik di ruang
bougenvil rumah sakit tk. Ii dr. Soedjono magelang. Politeknik
kesehatan kementrian kesehatan. Yogyakarta.
Parwati, I. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Chronic Kidney Disease
Dengan Masalah Resiko Gangguan Integritas Kulit Di Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan Malang. Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Panti Waluya, Malang.
Sudoyo. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit.
Wijaksana, S.W. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. S Dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Cairan Dan Elektrolit
Patologi Sistem Perkemihan Chronic Kidney Disease (CKD) Di
Pavilium Marwah Atas Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai