Disusun Oleh :
Tindakan
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
2. Monitor pola nafas
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya produksi sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi nafas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Tindakan Tindakan
Observasi Observasi
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan Ambulasi 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai Ambulasi memulai mobilisasi
4. Monitor kondisi umum selama melakukan Ambulasi 4. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas Ambulasi dengan alat bantu (mis. 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.pagar
Tongkat, kruk) tempat tidur)
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu 2. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan Ambulasi meningkatkan pergerakan
Edukasi Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur Ambulasi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan Ambulasi dini 2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
3. Ajarkan Ambulasi sederhana yang harus di lakukan (mis. 3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.
berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat Duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah
tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi) dari tempat tidur ke kursi)
Definisi: Beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang Luaran Tambahan:
menyebabkan seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dlam Fungsi sensori
kondisi baik. Keamanan lingkungan rumah
Keseimbangan
Faktor Resiko Kinerja pengasuhan
Eksternal Control kejang
1. Terpapar patogen Koordinasi pergerakan
2. Terpapar zat kimia toksik Mobilitas
3. Terpapar agen nosokomial Orientasi koognitif
4. Ketidak amanan transportasi Tingkat delirium
Internal Tingkat demensia
1. Ketidaknormalan profil darah Tingkat jatuh
2. Perubahan orientasi efektif
3. Perubahan sensasi Luaran Utama: Tingkat Cedera (L. 14136)
4. Disfungsi autoimun Definisi: Keparahan dari cedera yang diamati atau dilaporkan
5. Disfungsi biokimia Ekspetasi: Menurun
6. Hipoksia jaringan Kriteria Hasil:
7. Kegagalan mekanisme pertahanan tubuh - Toleransi aktivitas
8. Malnutrisi - Nafsu makan
9. Prubahan fungsi psikomotor - Toleransi makan
10. Perubahan fungsi koognitif Keterangan:
1: Menurun
Kondisi Klinis Terkait 2: Cukup menurun
1. Kejang 3: Sedang
2. Sinkop 4: Cukup meningkat
3. Vertigo 5: Meningkat
4. Gangguan pengelihatan - Kejadian cedera
5. Gangguaan pendengaran - Luka / lecet
6. Penyakit parkimson - Ketegangan otot
7. Hipotensi - Fraktur
8. Kelainan nervus vestibularis - Pendarahan
9. Retardasi mental - Ekspresi wajah kesakitan
- Agitas
- Iritabilitas
- Gangguan mobilitas
- Gangguan kognitif
Keterangan:
1: Meningkat
2: Cukup menignkat
3: Sedang
4: Cukup menurun
5: Menurun
- Tekanan darah
- Frekuensi nadi
- Frekuensi nafas
- Denyut jantung apikal
- Denyut jantung radialis
- Pola istirahat tidur
Keterangan:
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup membaik
5: Membaik
SIKI: INTERVENSI KEPERAWATAN RESIKO CEDERA
Intervensi Utama: Manajemen Keselamatan Lingkungan (I. Intervensi Utama: pencegahan cidera (I.14537)
14513) Definisi:mengidentifikasi dan menurunkan resiko mengalami
Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola lingkungan fisik bahaya atau kerusakan fisik
untuk meningkatkan keselamatan Tindakan
Tindakan Observasi
Observasi - Identifikasi lingkungan yang mengakibatkan cedera
- Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis. Kondisi fisik, - Identifikasi obat yang berotensi menyebabkan cedera
fungsi koognitif, dan riwayat prilaku) - Indentifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada
- Monitor perubahan status keselamatan lingkungan ekstremitas bawah
Terapeutik Terapeutik
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis. - Sediakan pencahayaan yang memadai
fisik ,biologi, dan kimia) , jika memungkinkan - Gunakan lampu tidur selama tidur
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan - Gunakan alas lantai bila berisiko mengalami cedera serius
resiko - Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi diatas tempat
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis. Commode tidur
chair dan pegangan tangan) - Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
- Gunakan prangkat pelindung (mis. pengekangan fisik, rel - Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat
samping, pintu terkunci, pagar) digunakan
- Hubungi pihak berwenang sesuai masalah komunitas - Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalm kondisi
- Fasilitasi relokasi ke lingkungan yang aman (mis. polisi, terkunci
puskesmas, damkar) - Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijkan
- Lakukan program skrining bahaya lingkungan (mis. tibal) fasilitas pelayanan kesehatan
Edukasi - Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan
- Ajarkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi - Diskusikan mengenai alat bantu mobilisasi
bahaya lingkungan - Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat
mendampingi pasien
- Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan pasien
Edukasi
- Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga
- Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama
beberapa menit sebelum berdiri
Tindakan Tindakan
Observasi Observasi
1. Monitor suhu tubuh 1. Identifikasi kontraindikasi penggunaan terapi
2. Identifikasi penyebab hipotermia 2. Monitor suhu alat terapi
3. Monitor tanda gejala akibat hipotermia 3. Monitor kondisi kulit selama terapi
Terapeutik 4. Monitor kondisi umum, kenyamanan dan keamanan selama
1. Sediakan lingkungan yang hangat terapi
2. Ganti pakaian dan/atau linen yang basah 5. Monitor respon pasien terhadap terapi
3. Lakukan penghangatan pasif eksternal Terapeutik
4. Lakukan penghangatan pasif internal 1. Pilih metode stimulasi yang nyaman dan mudah didapatkan
Edukasi 2. Pilih lokasi stimulasi yang sesuai
1. Anjurkan makan/minum hangat 3. Bungkus alat terapi dengan menggunakan kain
4. Gunakan kain lembab di sekitar area terapi
5. Tentukan durasi terapi sesuai dengan respon pasien
6. Hindari melakukan terapi pada daerah yang mendapatkan
terapi radiasi
Edukasi
1. Ajarkan cara mencegah kerusakan jaringan
2. Ajarkan cara menyesuaikan suhu secara mandiri
DX : NYERI AKUT
SDKI : NYERI AKUT (D.0077) SLKI : NYERI AKUT
Kategori : Psikologis Luaran Utama :
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan Tingkat nyeri
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri
2. Identifikasi riwayat alaregi obat
3. Identifikasin kesesuaian analgetik
4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgetik
5. Monitor efektifitas analgetik
Terapeutik
1. Diskusikan jenis analgetik yang disukai untik mencapai
analgesiaoptimal, jika perlu
2. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu atau bolus
apioid untuk mempertahanbkan kadar dalam serum
3. Tetapkan target efektifitas analgetik untuk
mengoptimalkan respons pasien
4. Dokumentasikan respon terhadap efek analgesik dan efek
yang tidak diinginkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai
indikasi
DX : DEFISIT PENGETAHUAN
SDKI : DEFISIT PENGETAHUANTentang (Spesifikasi) SLKI : DEFISIST PENGETAHUAN
(D.0111) Luaran Utama
Kategori : perilaku Tingkat Pengetahuan
Subkategori : penyuluhan dan pembelajaran
Luaran Tambahan
Definisi Memori
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan Motivasi
dengan topik tertentu Proses informasi
Tingkat agitasi
Penyebab Tingkat kepatuhan
1. Keteratsan kognitif
2. Gangguan fungsi kognitif SIKI : DEFISIT PENGETAHUAN (I.12383)
3. Kekeliruan mengikuti anjuran Intervensi Utama
4. Kurang terpapar informasi Edukasi Kesehatan
5. Kurang minat dalam belajar
6. Kurang mampu mengingat Definisi
7. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku
hidup bersih serta sehat
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Tindakan
1. Menanyakan masalah yang dihadapi Observasi
Objektif 1. Identifikasi kesehatan dan kemampuan menerima
1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran informasi
2. Menunjukkkan persepsi yang keliru terhadap masalah 2. Identifikasi faktor-faktor yang daoat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Gejala dan Tanda Minor Terapeutik
Subjektif 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
(tidak tersedia) 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Objektif 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
1. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat Edukasi
2. Menunjukkan perilaku yang berlebihan 1. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Kondisi Klinis Terkait 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
1. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
2. Penyakit akut meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Penyakit kronis
Tindakan
Observasi
1. Identifkasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan
elektrolit
2. Monitor kadar eletrolit serum
3. Monitor mual, muntah dan diare
4. Monitor kehilangan cairan, jika perlu
5. Monitor tanda dan gejala hypokalemia (mis. Kelemahan
otot, interval QT memanjang, gelombang T datar atau
terbalik, depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan,
parestesia, penurunan refleks, anoreksia, konstipasi,
motilitas usus menurun, pusing, depresi pernapasan)
6. Monitor tanda dan gejala hyperkalemia (mis. Peka
rangsang, gelisah, mual, munta, takikardia mengarah ke
bradikardia, fibrilasi/takikardia ventrikel, gelombang T
tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok
jantung mengarah asistol)
7. Monitor tanda dan gejala hipontremia (mis. Disorientasi,
otot berkedut, sakit kepala, membrane mukosa kering,
hipotensi postural, kejang, letargi, penurunan kesadaran)
8. Monitor tanda dan gejala hypernatremia (mis. Haus,
demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang, membrane
mukosa kering, takikardia, hipotensi, letargi, konfusi,
kejang)
9. Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis. Peka
rangsang, tanda IChvostekI [spasme otot wajah], tanda
Trousseau [spasme karpal], kram otot, interval QT
memanjang)
10. Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis. Nyeri
tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan otot, segmen
QT memendek, gelombang T lebar, kompleks QRS lebar,
interval PR memanjang)
11. Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis. Depresi
pernapasan, apatis, tanda Chvostek, tanda Trousseau,
konfusi, disritmia)
12. Monitor tanda dan gejala hipomagnesia (mis. Kelemahan
otot, hiporefleks, bradikardia, depresi SSP, letargi, koma,
depresi)
Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu