Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
ECHOCARDIOGRAPHY
Ary Andini (080810304), Guruh Hariyanto (080810318), Ima Kurniastuti (080810337), Ardika
Yeni R.(080810342), Donna Ayu Silviana (080810358), Rio Yuliwardhana (080810361)
Program s1 teknobiomedik universitas airlangga
Abstract :
Penderita penyakit jantung di Indonesia kini diperkirakan mencapai 20 juta orang hingga
menempatkan penyakit jantung sebagai peringkat pertama penyebab kematian. Oleh karena itu,
terdapat alat yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada jantung disebut
echocardiography, suatu alat yang mengambil gambar dari hati atau jantung dengan menggunakan
gelombang suara. Terdapat tiga jenis pemeriksaan jantung menggunakan echocardiography yaitu
Trans Thoracal Echocardiography (TTE), Trans Esophageal Echocardiography (TEE), dan Stress
Echocardiography. Salah satu fungsi penting dari echocardiography adalah memberikan
gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh besar. Echocardiography yang terbaru saat ini
adalah echocardiography 3-D yang mampu memberikan visualisasi dan analisa bersamaan.
Arsitektur echocardiography (iE33 xSTREAM) terdiri dari 4 bagan utama yakni Live 3D Echo,
Live xPlane imaging, SonoCT, dan XRES image processing.
Keyword : echocardiography, jantung, anatomi.
1. Pendahuluan
Penderita penyakit jantung di Indonesia kini diperkirakan mencapai 20 juta orang. Hasil
analisa survei kesehatan rumah tangga Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa penyakit
cardiovasculer ini kini menduduki jenjang tertinggi penyebab kematian. Kondisi tersebut tidak
jauh berbeda dengan di negara-negara maju. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan
rasio penderita gagal jantung di dunia satu sampai lima orang setiap 1.000 penduduk.
Penyakit jantung disebabkan oleh tiga faktor meliputi kelainan jantung bawaan, gangguan
pada fungsi kerja katup jantung dan terganggunya pembuluh koroner yang berfungsi mengalirkan
darah ke seluruh tubuh. Kebiasaan merokok, stress, kurang olahraga, diabetes, obesitas, hipertensi
merupakan faktor risiko yang dapat memicu penyakit jantung. Gejala spesifik dari penyakit
jantung ini yaitu nyeri di daerah dada dan sekitarnya, sesak nafas (gejala yang biasa ditemukan
pada gagal jantung), denyut jantung cepat dan berdebar-debar, kaki atau tangan sering nyeri atau
dingin, terkadang pusing sampai pingsan. Pencegahan terbaik yang dapat dilakukan adalah
mematuhi pola hidup sehat dengan rajin berolahraga dan makan makanan yang bergizi secara
teratur.
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada jantung dapat dideteksi melalui
pemeriksaan dokter. Saat ini sudah berkembang berbagai macam alat penunjang untuk membantu
dokter dalam hal pemeriksaan jantung pasien. Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
cermat, salah satu pemeriksaan yang sering digunakan adalah menggunakan teknik pencitraan atau
radiologi karena dapat menyajikan gambaran yang baik dan membantu dalam menegakkan
diagnosis. Pemeriksaan radiologi jantung sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
alat seperti Chest X-Ray, Echocardiography, Nuclear medicine, Computed Tomography (CT),
Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Cardiac arteriography.
2. Echocardiography
2.1 Pengertian
Salah satu pemeriksaan radiologi untuk
Gambar 1a.
Gambar 1b.
Gambar 1c.
Gambar 1a.echocardiography secara fisik
Gambar 1b. pemeriksaan echocardiography
Gambar 1c. hasil pemeriksaan echocardiography
pembuluh
cardiomypathy),
koroner,
dan
pembengkakan
penebalan
otot
otot
jantung
jantung
(dilated
(hiperthrophy
pasien berolah raga dan segera setelah pasien selesai berolahraga. Beberapa masalah
jantung, seperti penyakit jantung koroner, lebih mudah didiagnosis ketika jantung bekerja
keras dan beatnya lebih cepat.
beberapa daerah dada Anda. tongkat akan memiliki sedikit gel di ujung, yang tidak akan
membahayakan kulit Anda. Gel ini digunakan untuk membantu menghasilkan gambar yang lebih
jelas.
Suara merupakan bagian dari sinyal Doppler. Anda mungkin atau mungkin tidak
mendengar suara selama pengujian. Anda mungkin diminta untuk mengubah posisi beberapa kali
selama pemeriksaan agar teknisi dapat mengambil gambar jantung pada berbagai daerah. Anda
juga
mungkin
diminta
untuk
menahan
nafas
Anda
pada
waktu
selama
ujian.
Anda mungkin merasa kesejukan dari gel pada transduser dan tekanan sedikit dari transduser di
dada Anda. Tes akan berlangsung sekitar 40 menit. Sesudah pemeriksaan, Anda dapat berpakaian
dan menjalani kegiatan sehari-hari Anda. Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda.
Namun jika anda akan melakukan pemeriksaan secara stress echocardiography, terdapat
beberapa prosedur yang berbeda. Berikut adalah prosedur khusus untuk stress echocardiography :
Pada hari pemeriksaan, jangan makan atau minum apapun kecuali air selama empat jam
sebelum tes. Jangan minum atau makan produk kafein (cola, coklat, kopi, teh) selama 24 jam
sebelum tes. Kafein akan mengganggu dengan hasil pemeriksaan. Karena obat over-the-counter
banyak mengandung kafein, jangan minum obat over-the-counter yang mengandung kafein selama
24 jam sebelum tes. Jangan meminum obat jantung setelah selama 24 jam sebelum pengujian
Anda kecuali dokter Anda memberitahu Anda sebaliknya, atau kecuali obat yang dibutuhkan
untuk mengobati ketidaknyamanan dada. Misalnya :
a. Beta blockers (misalnya, Tenormin, Lopressor, Toprol, atau Inderal).
b. Mononitrate dinitrate (misalnya, Isordil, Sorbitrate)
c. Mononitrate isosorbide (misalnya, Ismo, Imdur, Monoket)
d. Nitroglycerin (misalnya, Deponit, Nitrostat, Nitropatches)
Dokter Anda juga dapat meminta Anda untuk berhenti minum obat jantung lainnya pada
hari pemeriksaan. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang obat-obatan Anda, tanyakan kepada
dokter Anda. Jangan menghentikan obat apa pun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter
Anda. Jika Anda menggunakan inhaler untuk bernafas Anda, dapat dibawa pada saat pemeriksaan.
Sebelum pemeriksaan dimulai, Anda akan diminta untuk melepaskan gigi palsu. Jalur intravena
(IV) akan dimasukkan ke dalam suatu vena di lengan atau tangan sehingga obat dapat
disampaikan selama pemeriksaan. Seorang teknisi akan menggosok tiga wilayah kecil di dada
Anda dan elektroda tempat (kecil, datar, patch lengket) di daerah ini. Elektroda akan tersambung
ke monitor.
Sebuah alat pengukur tekanan darah akan ditempatkan pada lengan Anda untuk memonitor
tekanan darah Anda selama pemeriksaan. Sebuah klip kecil, menempel pada oksimeter pulsa, akan
ditempatkan di jari Anda untuk memantau tingkat oksigen darah Anda selama pemeriksaan.
Sebuah obat penenang ringan (obat untuk membantu Anda rileks) akan diberikan kepada anda.
Karena obat penenang, Anda mungkin tidak sepenuhnya terjaga selama pemeriksaan. Tip hisap
gigi akan ditempatkan ke dalam mulut Anda untuk menghapus setiap sekresi. Sebuah endoskopi,
tipis dilumasi (alat viewing) akan dimasukkan ke dalam mulut Anda, ke tenggorokan anda dan
masuk ke kerongkongan Anda. Ini tidak akan mempengaruhi bernapas. Anda mungkin diminta
untuk menelan pada waktu tertentu untuk membantu melewati endoskopi. Ini bagian dari tes
berlangsung beberapa detik dan mungkin tidak nyaman. Setelah endoskopi diposisikan, gambar
jantung diperoleh di berbagai sudut. Anda tidak akan merasa ini bagian dari tes. Ketika selesai,
tabung ditarik. Anda akan dipantau selama 20-30 menit setelah ujian, yang memakan waktu
sekitar
90
menit
untuk
melakukan.
Seseorang akan perlu untuk mengantar anda pulang setelah tes. Anda tidak harus makan
atau minum sampai habis semprot bius atau sampai mati rasa di tenggorokan Anda hilang sekitar
satu jam setelah ujian. Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda.
2.4 Perkembangan echocardiography
Konsep "melihat" struktur menggunakan "suara" tanggal kembali ke
tahun 1920-an, ketika USG yang dihasilkan oleh kristal piezoelektrik
digunakan untuk mendeteksi cacat pada logam. Pada awal tahun 1950, Hertz
dan Edler menggambarkan penggunaan USG untuk menilai penyakit mitralkatup. Selanjutnya, Harvey Feigenbaum di the1960s standar penggunaan
klinis dari echocardiography M-mode untuk penilaian kuantitatif dimensi
ventricular kiri. Munculnya ekokardiografi 2-dimensi (1970), Pulsed Doppler
(1970), dan warna Doppler (1980) memperkenalkan metode baru untuk
penilaian rutin anatomi jantung dan hemodinamik di samping tempat tidur.
lingkup Fleksibel dan transduser unggul lebih lanjut membuka jalan untuk
penerapan
transesophageal
echocardiography.
Tissue
Doppler
dan
ekokardiografi kontras baru-baru ini telah muncul sebagai alat penting untuk
evaluasi
fungsi
miokard
regional
dan
aliran
darah.
Miniaturisasi
dan
kemampuan untuk pak ribuan kristal dalam array elektronik telah mengubah
penerapan echocardiography 3-dimensi menjadi alat tomografi di samping
tempat tidur. Pada saat laju pembangunan, ekokardiografi akan dapat
memberikan penilaian lengkap hati dalam hal anatomi, aliran koroner, dan
fisiologi. Pelatihan orang dan membuatnya tersedia di setiap sisi tempat tidur
mungkin satu-satunya tantangan yang tersisa.
Echocardiography
3-D
merupakan
memeperlihatkan
kemajuan
visualisasi
teknologi
tranduser,
dimensi
(matrix
dari
teknologi
struktur
array
baru
jantung.
tranducer),
yang
Dengan
online
3-D
acquisition, visualisasi dan analisis telah dapat dilakukan. Proses ini dapat
membuat 3-D acquisition pada semua katup mitral, dimana dapat dipotong
sepanjang tampilan yang diinginkan sehingga dapat memperbaiki kelemahan
dari echocardiography 2-D. penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa echocardiography 3-D memberikan realibilitas yang lebih baik dari
echocardiography
2-D
diantara
operator-operator
yang
kurang
berpengalaman dilihat dari akurasinya yang baik. Hal ini dapat dilihat sebagai
indicator potensial dari echocardiography 3-D. berikut adalah perbedaan hasil
echocardiography 2-D (gambar 8a)dan echocardiography 3-D (gambar 8b).
Gambar 8a.
Gambar 8b.
Gambar 8a. hasil echocardiography 2-D
Gambar 8b. hasil echocardiography 3-D
Live 3D Echo
2.
3.
SonoCT
4.
Merupakan generasi keempat layar (Philips) yang secara keseluruhan disample dengan
menggunakan matriks, alat ini menyediakan tampilan 3D realtime. Arsitektur Xstream yang kuat
memungkinkan didapatkan manipulasi dan hitungan dari data volume.
2. SonoCT real-time image
SonoCT memperoleh dan memproses sampai sembilan garis dan bentuk untuk menampilkan
gambaran vaskuler yang bebas dari pecahan dan artifact.
3. XRES image processing
XRES image processing adalah suatu algoritma yang mampu melaksanakan analisa yang
realtime serta memperbaiki image (gambar) sepanjang area dada secara keseluruhan.
2.6 Transducers
Untuk
penggunaan
Echo-Transducer_nya
terdiri
dari
bermacam-macam
transducer
diantaranya yaitu :
1.
2.
Transducer S5-1
3.
4.
Transducer X3-1 Omniplane TEE, yang terintegrasi dengan transducer s7-2 omni
transesophageal
Transducers High-performance yang secara khusus dirancang untuk menghasilkan
efisiensi suara (akustik) yang maksimum, dengan suatu desain lensa low-loss yang memberikan
tingkat resolusi yang tinggi dan proses penetrasi sinyal ultra yang lebih besar dengan tingkat
gangguan yang kecil. Dengan desain yang ekonomis dengan kabel yang ringan sehingga dapat
mengurangi kelelahan dan ketegangan dari para pengguna transducer ini (operator). Adapun
macam-macam transducer yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Teknologi PureWave kristal
Struktur Piezocrystal memepunyai kelebihan dalam hal proses penerimaan sinyal
akustik (suara) dibanding dengan PZT keramik yang bersifat tradisional.
2. S5-1 transducer
S5-1 transducer dalam penggunaannya menggunakan luas bidang dari dua highperformance yang digunakan oleh transducers konvensional. Kelebihannya dibanding
dengan teknologi PureWave kristal adalah transducer ini membentuk image (gambar) 2D
dengan tingkat kepekaan warna yang lebih tinggi.
3. xMATRIX transducer
Transducer
xMATRIX
menggunakan
rangkaian
micro-beamforming
yang
Pada gambar diatas, setiap bagian dari 8 channel dipilih dan dikuatkan oleh penguatnya
sendiri dan kemudian diubah kedalam bentuk digital oleh ADC yang menggunakan range konversi
dari 10 ns, setelah itu dari kedelapan channel ditunda dan dijumlahkan dalam sebuah komputer
berkecepatan tinggi yang menampilkan perhitungan data secara real-time dikarenakan oleh
frekuensi maksimum 7 MHZ dari transducer dan operasi dari kedelapan channel, frekuensi clock
sampai 56 MHZ, seperti operasi cepat yang ditampilkan oleh ECL lebih baik daripada alat TTL.
Refleksi ultrasonic dari gerakan-gerakan jantung dapat dipotong-potong berdasarkan
waktu sehingga membentuk time-motion, atau T-M, potongan. Sistem ini mendeteksi gerakan dari
katup mitral jantung dan biasanya digunakan untuk mendiagnosis stenosis. Gambar 12
menunjukkan T-M scan secara skematik dan gambar 4 menunjukkan echocardiogram (bentuk
rekaman dari echocardiography).
Kedalaman dan kenaikan informasi ditampilkan melalui penyalinan informasi T-M dalam
bentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 14b. Tampilan ini disebut dengan time compensated
gain (TCG).
Kesimpulan
Dengan semakin meningkatnya penderita penyakit jantung, diperlukan suatu alat yang
mampu mendiagnosis penyakit jantung secara dini sehingga mengurangi kematian yang
diakibatkan oleh penyakit jantung. Penyakit jantung yang umum diderita adalah kelainan jantung
yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh koroner, pembengkakan otot jantung
(dilated
cardiomypathy),
dan
penebalan
otot
jantung
(hiperthrophy
dinamakan
echocardiography
yang
menggunakan
gelombang
United
Moehammad
echocardiography.
Samoedera.
2005.
Gagal
jantung
januari 2010.
Hsenchii. 2008. Echocardiography. http://www.hsenchii-int.com diakses pada
tanggal
2 januari 2010.
Jogja international hospital. 2009. Echocardiography untuk kesehatan jantung
anda.
Departemen
Kardiologi
Kedokteran, Universitas
Rumah
Sakit
Kedokteran
Vaskuler,
Fakultas
Metropolitan
http://www.rsmmc.co.id
dan
Medical
Center.
Echocardiography.
Rodry
Mikhael
Lumban.
2010.
http://www.sectiocavaderis.wordpress.com
januari 2010.
Radiologi
diakses
pada
jantung.
tanggal
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 Januari 2015 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) ijmsbm.org 74
75
mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas rumah sakit rujukan. Hal ini sudah
dilaksanakan pada saat petugas UGD mengantar pasien rujukan dan telah sampai di rumah sakit yang
dituju petugas UGD telah melakukan serah terima pasien kepada rumah sakit yang dituju, serta
memberikan informasi tentang tindakan yang diberikan dan waktu pelaksanaannya. Hal ini sudah sesuai
dengan Permenkes No.001 pasal 17 tentang rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima
oleh penerima rujukan. Dengan demikian sangatlah diperlukan untuk melakukan pencatatan keadaan
pasien ketika pasien dalam perjalanan dirujuk, untuk mengetahui keadaan terbaru pasien rujukan,
sehingga perlu adanya pencatatan hal-hal yang terjadi dalam perjalanan pasien ketika dirujuk yang
dilakukan oleh petugas UGD yang mengantar pasien untuk dapat didokumentasikan yang dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan pelaporan rumah sakit, untuk dapat memenuhi tujuan standar
operasional prosedur pada komisi akreditasi rumah sakit (KARS) tahun 2012 yaitu agar berbagai proses
kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku. V. SIMPULAN
1. RSU Jati Husada Karanganyar telah memiliki standar operasional prosedur yang berisi tentang
pelayanan merujuk pasien yang diterbitkan pada tanggal 10 April 2010 dengan nomor dokumen
UGD.05.02.01 dengan jumlah 1 halaman yang mengatur tentang pelayanan merujuk pasien gawat
darurat.
2. Kesesuaian Pelaksanaan Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk Dengan Standar Operasional Prosedur
RSU Jati Husada Karanganyar
a. Standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk poin 1, 2, 3 dan pada sub-sub poin a,
b, c, d, e, g telah dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ada di RSU Jati
Husada Karanganyar
b. Pada poin ketiga sub poin (f) tentang semua hal yang terjadi dalam perjalanan dicatat dan disampaikan
kepada rumah sakit yang dituju. Poin ini belum sepenuhnya dilaksanakan karena hal tersebut jarang
terjadi ketika petugas UGD melakukan rujukan pasien keluar rumah sakit.
REFERENSI
Arikunto
S.2010
Surakarta:Rineka
.Prosedur
Cipta
Penelitian
DepKes
RI.
Suatu
2006.
Pendekatan
Pedoman
Praktik.CSGF.
Penyelenggaraan
dan
Sakit.2012.Panduan
Metodologi
Kesehatan
Penelitian
Penyusunan
Akreditasi
Kesehatan.Jakarta:Rineka
RI.2008.Permenkes
Notoatmodjo
Cipta.
S.
Peraturan
No.269/Menkes/PER/III/2008.
Tentang
2010.
Menteri
Rekam
Perseorangan.Jakarta.
Sudra.2013.Materi
Pokok
Rekam