Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KETENTUAN UMUM
NAMA, VISI, MISI, NILAI-NILAI, LOGO DAN TUJUAN

Bagian Pertama
Nama, Visi, Misi, Motto, Logo , dan Tujuan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan
Pasal 1
(1) Nama Rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan milik Yayasan Bina
Kasih Abadi yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatra Utara Nomor : 440.442/1064/IV/2016 Tentang Izin Operasional Tetapi
RSU Bina Kasih Medan.
(2) Visi
Menjadikan RSU Bina Kasih sebagai pusat pelayanan kesehatan dan rujukan
kegawatdaruratan medis dengan pelayanan Prima dan Paripurna didukung oleh tenaga
ahli yang profesional yang mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
(3) Misi :
1. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional dan mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Memiliki tenaga spesialis yang mampu memberikan pelayanan yang Prima dan
Paripurna.
3. Tersedianya fasilitas dan peralatan medis yang lengkap dan modern.
4. Terlaksananya pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan guna meningkatkan
sumber daya manusia.

(4) Rumah Sakit Umum Bina Kasih mampu mewujudkan fungsinya sebagai pelayanan
pendidikan dan penelitian, serta mampu memberikan manfaat untuk masyarakat.

(5) Motto RSu Bina Kasih : Memahami Kebutuhan Pasien adalah Komitmen RSU Bina Kasih.

(6) Wujud Layanan


Untuk kepuasan pasien dalam bidang pelayanan kesehatan, RSU Bina Kasih bertekad
dalam misi pelayanan dari semua bagian dengan komitmen sebagai berikut :
1. Bersih
Kebersihan adalah penunjang pelayanan yang utama sehingga selalu diupayakan
menjaga agar seluruh bagian di RSU Bina Kasih tetap bersih dan nyaman.
2. Kasih
Kasih Demi Pelayanan yang terbaik ke pasien, telah kami tekadkan dengan selalu
melayani semua pasien dengan sentuhan kasih.
3. Puas
Agar layanan Sumber Daya Manusia dan fasilitas memberi kepuasan kepada pasien
dan keluhan pasien (komplain) diminimalkan, maka kami bertekad untuk memberikan
pelayanan bahwa ; sebelum pasien bertanya sudah terlebih dahulu diberikan
penjelasan oleh dokter, perawat atau karyawan l karyawati RSU Bina Kasih.
4. Sehat
Komitmen RSU Bina Kasih untuk selalu memberikan pelayanan yang Prima dan
Paripurna demi terlaksananya : pasien pulang dengan sehat, segar, dan keluarga
senyum puas.

(7) Komitmen
1. Buka Hati

1
2. Peduli
3. Komunikasi Yang Baik
4. Legal Formal Hal-hal Luar Rutinitas Lapor Pimpinan
Cara Kerja
1. Mematuhi Aturan Dasar dan Disiplin Umum
2. Evaluasi Sarana dan Prasarana
3. Evaluasi Sumber Daya Manusia
4. Evaluasi Kualitas Pelayanan
5. Hal-Hal Luar Rutinitas Lapor Pimpinan

Bagian Kedua
Pengertian

Pasal 2
Ketentuan Umum

Dalam Hospital By Law (Statuta) ini yang dimaksud dengan:


1. HOSPITAL BY LAW (STATUTA) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
penyelenggaraan rumah sakit oleh Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih
dan Direktur RSU Bina Kasih Medan yang di tetapkan oleh Yayasan Bina Kasih Abadi
dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Bina Kasih Abadi.
2. Yang dimaksud RUMAH SAKIT adalah Rumah Sakit Umum Bina Kasih
3. Yang dimaksud PEMILIK RUMAH SAKIT adalah Yayasan Bina Kasih Abadi sesuai
dengan ketentuan UU RI No. 44 Tahun 2009 pasal 7 ayat 4 yang berbunyi badan
hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan
4. Yang dimaksud PERSEROAN TERBATAS PT. Putri Angelina Bina Kasih ialah
pelaksana kegiatan amal usaha milik Yayasan Bina Kasih Abadi.
5. DIREKTUR adalah seorang yang diangkat menjadi Direktur RSU Bina Kasih Medan
sesuai dengan bidang tugasnya.
6. RAPAT RUTIN adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan oleh Perseroan
terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat
khusus.
7. RAPAT TAHUNAN adalah rapat yang diselenggarakan oleh Perseroan terbatas PT.
Putri Angelina Bina Kasih setiap tahun.
8. RAPAT KHUSUS adalah rapat yang diselenggarakan oleh Perseroan terbatas PT.
Putri Angelina Bina Kasih diluar jadwal rapat rutin untuk mengambil keputusan hal-hal
yang dianggap khusus.
9. Dokter adalah seorang tenaga medis yang memiliki ijin praktek di bidang kedokteran
sebagaimana maksud dalam Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan dan yang telah terikat perjanjian dengan Rumah Sakit Umum Bina Kasih
Medan dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan tindakan medis di
Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
10. Dokter gigi adalah seorang tenaga medis yang memiliki ijin praktek di bidang
kedokteran gigi sebagaimana maksud dalam Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan dan yang telah terikat perjanjian dengan Rumah Sakit
Umum Bina Kasih Medan dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan
tindakan medis di Rumah Sakit Umum Umum Bina Kasih.
11. Dokter tetap adalah dokter yang sepenuhnya bekerja di Rumah Sakit Umum Bina
Kasih.

2
12. Dokter tidak tetap adalah dokter yang bekerja tidak sepenuhnya di Rumah Sakit Umum
Bina Kasih.
13. Dokter Tamu adalah dokter yang bukan dokter tetap dan bukan dokter tidak tetap di
Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
14. Dokter Konsultan adalah Dokter Spesialis tertentu yang karena kompetensinya diminta
membantu pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
15. Dokter Paruh Waktu adalah dokter yang mendapat izin tertulis dari Direktur untuk
melaksanakan pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
16. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah dokter yang sedang mengikuti
pendidikan Dokter Spesialis di Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
17. Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter dan dokter gigi yang telah disetujui dan
diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan profesi masing-masing
di Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
18. Komite Medik adalah wadah non-struktul fungsional yang sedang di beri tugas
mengkordinasikan kegiatan Komite Medik dalam rangka menjaga mutu etika profesi.
19. Komite Medik adalah wadah professional medis yang anggotanya terdiri dari ketua-
ketua staf Medik Fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu.
20. Panitia/Sub Komite adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Komite Medik untuk
mengatasi masalah khusus Panitia ditetapkan dengan surat keputusan Direksi atas
usul Komite Medik.
21. Hak Klinis adalah kewenangan yang diberikan oleh Direktur melalui Komite Medis
melalui surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bina Kasih.

BAB II
PERSEROAN TERBATAS

Pasal 3
Perseroan Terbatas

1. Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih bertindak sebagai wakil dari Yayasan
Bina Kasih Abadi selaku pemilik RSU Bina Kasih.
2. Anggota Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih diambil dan dipilih dari
Yayasan Bina Kasih Abadi selaku pemilik RSU Bina Kasih.
3. Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih diangkat untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat lagi untuk jangka waktu yang sama.
4. Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih bertugas mengawasi manajemen RSU
Bina Kasih, dan mengadakan evaluasi terhadap hasil kerja direktur Rumah Sakit Umum
Bina Kasih.
5. Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih berwenang memanggil direktur RSU
Bina Kasih Medan untuk minta keterangan, penjelasan lebih lanjut mengenai suatu hal.
6. Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih berhak memeriksa pembukuan dan
semua dokumen dan arsip yang berhubungan dengan sesuatu hal.
7. Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih wajib memberikan laporan tahunan
pada akhir tahun tutup buku kepada Yayasan Bina Kasih Abadi selaku pemilik Yayasan
Bina Kasih Abadi.
8. Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih bertanggung jawab kepada Pemilik
Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan..

3
Pasal 4
1. Dalam tugasnya sebagai pelaksana, maka para anggota Perseroan terbatas tidak boleh
mencampuri dan bertindak langsung secara operasional terhadap pelayanan di Rumah
Sakit.
2. Jabatan sebagai anggota Perseroan terbatas tidak boleh dirangkap dengan salah satu
jabatan di Rumah Sakit.

BAB III
DIREKTUR RUMAH SAKIT

Pasal 5
(1) Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di RSU Bina Kasih Medan dilakukan oleh
Direktur
(2) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina
Kasih.
(3) Direktur bertanggung jawab kepada Yayasan Bina Kasih Abadi melalui Perseroan
terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih dalam hal pengelolaan dan pengawasan rumah
sakit beserta fasilitasnya, personil dan sumber daya terkait.
(4) Direktur bertugas untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan RSU Bina Kasih Medan
telah ditetapkan oleh Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan dan segala ketentuan umum yang berlaku, dan
berbagai aturan dalam statuta ini, serta memperhatikan hasil pelaksanaan tindakan/
audit dilaksanakan oleh Komite dan SPI (Satuan Pengawas Internal) di rumah sakit.
(5) Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab direktur ditentukan oleh Perseroan
terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara
tertulis dalam Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah Sakit.
(6) Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Memimpin dan mengelola RS sesuai dengan tujuan RS dengan senantiasa berusaha
meningkatkan daya guna dan hasil guna.
b. Memelihara dan mengelola kekayaan RSU Bina Kasih.
c. Mewakili RSU Bina Kasih Medan di dalam dan di luar pengadilan.
d. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola RS sebagaimana
yang telah digariskan oleh Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih.
e. Menetapkan kebijakan operasional RSU Bina Kasih.
f. Menyiapkan Rencana Jangka Penjang dan Rencana Kerja dan anggaran RSU Bina
Kasih.
g. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi RSU Bina Kasih
Medansesuai dengan standar yang berlaku.
h. Menerapkan Struktur Organisasi dan tata kerja RS lengkap dengan rincian tugasnya
setelah disetujui oleh Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih
i. Mengangkat dan memberhentikan tenaga honorer sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
j. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan Hak dan Kewajiban tenaga honorer
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
k. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

Pasal 6

4
Pejabat Direktur

Dalam hal direktur berhalangan secara permanen, atau mengundurkan diri maka bila
Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih dapat memilih pejabat sementara (PJs.)
Direktur untuk memimpin RSU Bina Kasih Medansebelum Perseroan terbatas PT. Putri
Angelina Bina Kasih melakukan rapat untuk memilih direktur RSU Bina Kasih Medan yang
baru.

BAB IV
KEWENANGAN DIREKTUR

Pasal 7
Pengangkatan Staf Medis Fungsional (SMF)

(1) Direktur atas persetujuan Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih mengangkat
dan memberhentikan staf medis fungsional (SMF) atas saran Komite Medik, sesuai
peraturan perundang-undangan.
(2) Direktur dapat mengangkat sub komite atau Panitia yang berkaitan dengan kegiatan
pelayanan teknis dan non teknis medis atas saran Komite Medik.

Pasal 8
Penugasan Staf Medis

1) Direktur menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap staf medis untuk suatu
tugas atau jabatan klinis tertentu dan akan menyampaikan hal tersebut kepada setiap
tenaga medis yang menghendaki penugasan klinis di RSU Bina Kasih Medan.
2) Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh direktur setelah disepakati oleh Komite Medik.
3) Tenaga medis yang telah mendapat penugasan klinis dirumah sakit dapat berstatus
sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
4) Jangka waktu penugasan tenaga medis adalah 6 bulan sampai dengan 1 tahun, kecuali
ditetapkan lain oleh direktur dengan memperhatikan kondisi yang akan menyebabkan
penugasan dirumah sakit akan berakhir sebagai berikut apabila:
a. Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada, atau
b. Kondisi fisik atau mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu lagi
melakukan medis secara menetap, atau
c. Tenaga medis telah berusia 60 tahun, namun yang bersangkutan masih dapat pula
diangkat sesuai dengan pertimbangan direktur, atau
d. Tenaga medis tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam
kontrak, atau
e. Tenaga medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak profesional, kelainan,
atau perilaku meyimpang lainnya sebagaimana ditetapkan oleh Komite Medis, atau
f. Tenaga medis diberhentikan oleh direktur karena yang bersangkutan mengakhiri
kontrak dengan rumah sakit setelah mengajukan pemberitahuan atau bulan
sebelumnya.

5
5) Penugasan klinis di rumah sakit pada seorang tenaga medis hanya dapat ditetapkan bila
yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundang-undangan
kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh direktur setelah
mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit, dan bila diperlukan
rekomendasi dari komite kredensial.
c. Mencatat segala tindakan yang di perlukan untuk menjamin agar rekam medis tiap
pasien yang ditanganinya di rumah sakit terpelihara dengan kuat dan rekam medis
dilengkapi dalam waktu yang wajar.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar sehubungan
dengan tindakan di rumah sakit dengan mengacu pada ketentuan pelayanan yang
berlaku di rumah sakit.
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia ,baik yang berkaitan dengan
kewajiban terhadap masyarakat pasien, teman sejawat dan diri sendiri.
f. Memperhatikan syarat-syarat umum praktek klinis yang berlaku di rumah sakit.

MEDICAL STAFF BY LAW


BAB V
NAMA, TUJUAN

Pasal 9
1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Gigi yang berhak memberikan pelayanan medik di
Rumah Sakit ini adalah Staff Medik Fungsional ( SMF ) RSU Bina Kasih.
2) Pengelompokan anggota SMF berdasarkan bidang spesialisasi medik yang ada di RSU
Bina Kasih.
3) Untuk Kelompok Dokter Umum masuk dalam SMF dokter umum dan untuk Kelompok
Dokter gigi dan dokter gigi speasialis masuk dalam SMF dokter gigi.
4) Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) masuk dalam SMF sesuai dengan
spesialisasi yang sedang diikuti.
5) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketua-ketua staf
medis fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu adalah Komite Medik RSU
Bina Kasih.
Pasal 10
Tujuan dan pengorganisasian Staf Medis Fungsional adalah agar staf medis di RSU Bina
Kasih Medan dapat lebih menata diri dengan fokus terhadap kebutuhan pasien sehingga
menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Pasal 11
Secara administrasi Staf Medis Fungsional berada di bawah direktur RSU Bina Kasih Medan
namun secara Fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis Fungsional bertanggung
jawab kepada Komite Medik melalui ketua SMF.

BAB VI
PENERIMAAN, PENERIMAAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA SMF

6
Pasal 12
Persyaratan Penerimaan Calon anggota SMF

1. Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah


2. Sehat jasmani dan rohani

Pasal 13
Prosedur Penerimaan Calon Anggota

Prosedur penerimaan calon anggota dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur operasional
penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Komite Medik.

Pasal 14
Penerimaan kembali anggota SMF

1) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu pindah/ cuti diluar tanggungan
negara sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai anggota SMF
2) Apabila yang bersangkutan akan kembali anggota SMF maka yang bersangkutan
diharuskan untuk mendaftar ulang sesuai dengan peraturan yang berlaku
3) Bagi anggota SMF yang pensiun bila ingin bekerja kembali di RSU Bina Kasih Medan
maka 1 bulan sebelum SK pensiun keluar yang bersangkutan diharuskan untuk
mengajukan permohonan untuk bekerja di RSU Bina Kasih Medan sebagai dokter tidak
tetap.

Pasal 15
Tenaga Medik anggota staf Medik Fungsional di RSU Bina Kasih Medan dapat diberhentikan
keanggotaanya oleh Direktur bila:
1. Meninggal dunia
2. Memasuki masa pensiun
3. Pindah bertugas dari lingkungan RSU Bina Kasih.

BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 16
a. Mempunyai Ijazah dari fakultas Kedokteran / Kedokteran gigi Pemerintah / swasta yang
diakui Pemerintah dan memilki surat penugasan yang masih berlaku dari Departemen
Kesehatan.
b. Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF RSU Bina Kasih Medan yang
dilaksanakan oleh Komite Medik dan Direktur RSU Bina Kasih.
c. Memiliki surat keputusan penugasan sebagai anggota SMF dari Direktur RSU Bina Kasih.
d. Mengikuti program pengenalan tugas lingkungan kerja di RSU Bina Kasih.
e. Bersedia hanya bekerja di RSU Bina Kasih Medan pada jam kerja.

7
Pasal 17
1) Kategori keanggotaan SMF
a. Anggota tetap SMF, adalh dokter tetap RSU Bina Kasih.
b. Anggota tidak tetap SMF adalah dokter tidak tetap Rumah Sakit Umum Bina Kasih.

2) Masa berlaku
Keanggotaan berlaku sejak keputusan Direktur dikeluarkan sampai seluruh hak klinik
anggota dicabut sesuai dengan kategori keanggotaannya.

Pasal 18
1) Tugas Staf Medik Fungsional :
a. Memberikan pelayanan Medik yang bermutu kepada penderita sesuai dengan standar
pelayanan medik yan telah ditentukan oleh SMF dan disahkan oleh Direktur, dan
menghormati hak pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang ada dalam program
SMF dan Rumah Sakit.
2) Tanggung Jawab Staf Medis Fungsional
1. Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis penderita yang menjadi tanggung
jawabnya dalam tempo 2 x 24 jam.
2. Bertanggung Jawab atas pelayanan medis yang dilaksanakan oleh PPDS yang sedang
menjalani pendidikan dibawah bimbingannya.
3) Kewajiban Staf Medis Fungsional
1. Mentaati Peraturan Internal Staf Medis/Medical Staf By law.
2. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
3. Mengindahkan kode etik Kedokteran Indonesia dan Etika
4) Rumah Sakit Indonesia.
5) Mempunyai surat ijin praktek di Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
6) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan Standar Presedur
Operasional serta kebutuhan medis pasien.
7) Mematuhi kebijakan RSU Bina Kasih Medan tentang penggunaan obat dan formularium
RS Informed Consent dan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
8) Merujuk ke staf medis yang mempunyai kemampuan/keahlian yang lebih baik apabila tidak
mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan.
9) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia.
10)Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
11) Meningkatkan pengetahuan dan mempuannya secara terus menerus dengan ikut serta
secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang berkesinambungan
dan program-program pengembangan medik lainnya yang diatur SMF dan Rumah Sakit.
12)Membangun dan membina kerjasama yang baik dengan sesama sejawat anggota SMF,
paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran pelayanan medik.
13)Bersedia ikut dalam panitia-panitia Komite Medik dan Rumah Sakit.
14)Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan Rumah Sakit.
15)Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat merugikan penderita dan
rumah sakit.

8
Pasal 19
Hak-hak Anggota SMF
1. Menggunakan hak klinik di RSU Bina Kasih.
2. Mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti serta hak lain sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan peraturan RSU Bina Kasih.
4. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan
peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku.

Pasal 20
Hak -Hak Klinik
1) Hak Klinik adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan pelayanan Medik
sesuai dengan profesi dan keahliannya. Tanpa hak klinik maka seorang tenaga medik tidak
dapat menjadi anggota SMF dan bekerja di Rumah Sakit Umum Bina Kasih.
2) Hak Klinik diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medik / Panitia Kredensial ,
sesuai dengan prosedur penerimaan anggota SMF.
3) Hak Klinik diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 5 tahun. Pemberian
hak Klinik ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan mendapat resertifikasi dari
organisasi profesi.
Pasal 21
Pembatasan Hak Klinik
1) Komite Medik bila memandang perlu dapat memberi rekomendasi agar anggota SMF
dibatasi hak kliniknya kepada Direktur, atas rekomendasi dari Panitia Kredensial agar
anggota SMF dilakukan pembatasan hak kliniknya.
2) Pembatasan hak klinik ini dapat dipertimbangakan bila anggota SMF tersebut dalam
pelaksanaan tugasnya di RSU Bina Kasih Medan dianggap tidak melaksanakannya
sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku, dapat dipandang dari sudut kinerja
klinik, sudut etik profesi dan sudut hukum.
3) Panitia Kredensial membuat rekomendasi pembatasan hak klinik anggota SMF setelah
terlebih dahulu :
a. Ketua SMF mengajukan surat untuk mempetimbangkan pencabutan hak klinik dari
anggota SMF nya kepada ketua Komite Medik.
b. Komite Medik meneruskan permohonanan tersebut kepada panitia kredensial untuk
meneliti kinerja klinis dan etika profesi dan anggota SMF yang bersangkutan.
c. Panitia kredensial berhak memanggil anggota SMF yang bersangkutan untuk
memberikan penjelasan dan membela diri setelah sebelumnya diberi kesempatan
untuk membaca dan mempelajari bukti-bukti tertulis tentang pelanggaran yang
dibuatnya.
d. Panitia kredensial dapat meminta pendapat dari pihak lain yang terkait.

Pasal 22
Pencabutan Pembatasan Hak Klinik
1) Pencabutan pembatasan hak klinik dilaksanakan oleh Direktur atas usul Komite Medik
bila SMF tersebut telah melaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan pada saat
sanksi pembatasan.

9
Pasal 23
Pencabutan Hak Klinik
Pencabutan Hak Klinik dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan RSU Bina Kasih.
2. Meninggal dunia
BAB VIII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
Pasal 24
Struktur Organisasi
1) Anggota SMF dikelompokkan dalam masing-masing Staf Medik Fungsional ( SMF ) sesuai
dengan profesi dan keahliannya.
2) Susunan Kepengurusan SMF terdiri dari :
a. Ketua SMF merangkap anggota.
b. Sekertaris merangkap anggota.
c. Koordinator Pelayanan merangkap anggota.
d. Koordinator Penelitian dan Pemgembangan merangkap anggota.
3) Masa bakti kepengurusan SMF adalah 5 tahun.

Pasal 25
Ketua SMF
1. Pemilihan Calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh Komite Medik.
2. Ketua SMF ditentukan oleh Direktur dari 2 (dua) calon yang diajukan.
3. Dalam menetukan ketua SMF tersebut, bila dianggap perlu Direktur dapat meminta
pendapat Komite Medik.
4. Bila anggota SMF kurang dari 3 orang , maka penentuan ketua SMF dilakukan oleh
Direktur setelah mendapat saran/masukan dari Komite Medik.
5. Ketua SMF terpilih menjadi anggota Komite Medik.
6. Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota SMF serta
menyusun uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota SMF dalam SMF yang
dipimpinnya.
7. Ketua SMF mempunyai kewenangan mengatur anggota SMF yang mempunyai jabatan
rangkap di struktural. Bila dianggap perlu maka ketua SMF dapat membebas tugaskan
yang bersangkutan dari kegiatan rutin di SMF dan menerima kembali setelah yang
bersangkutan selesai dengan tugas jabatan strukturalnya.

Pasal 26
Sekretaris
1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF.
2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan
manajemen.

10
Pasal 27
1) Koordinator Pelayanan dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF
2) Koordinator Pelayanan SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam mengkoordinir
kegiatan pelayanan medis.

Pasal 28
1. Koordinator Penelitian dan Pengembangan dipilih oleh Ketua SMF dan anggota tetap
SMF.
2. Koordinator Penelitian dan Pengembangan SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam
mengkoordinasikan kegiatan penelitian, pengembangan dan pelatihan anggota SMF.

Pasal 29
SMF mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan medis, penelitian pengembangan
pelayanan medis sesuai dengan kemajuan ilmu kedoktean, meningkatkan keterampilan dan
ilmu pengetahuan, serta memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa
kedokteran dan tenaga kesehatan lain.

Pasal 30
Kewajiban Staf Medis Fungsional
1) SMF wajib menyusun Standar Prosedur Operasional yang terdiri dari:
a. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis yang terdiri dari Standar Palayanan
Medis dan Standar Prosedur Operasional Tindakan Medis Penyusunan Standar
Prosedur Opersional ini di bawah koordinasi Komite Medik.
b. Standar Prosedur Operasional bidang administrasi / manajerial yang meliputi
pengaturan tugas dan wewenang anggota staf medis, jadual rapat kelompok SMF,
pengaturan pertemuan klinik / presentasi kasus, pengaturan prosedur konsultansi dan
peraturan lain yang dianggap perlu Penyusunan Standar Prosedur Operasional bidang
Administrasi ini dibawah koordinasi Direktur Rumah Sakit.
2) SMF wajib menyusun indikator kinerja mutu klinis / mutu pelayanan medis Indikator mutu
yang disusun adalah indicator output atau outcome.

Pasal 31
Kewenangan Staf Medis Fungsional
1. Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota SMF baru dan penempatan
ulang anggota SMF kepada Direktur melalui Ketua Komite Medik.
2. Melakukan evaluasi kinerja anggota SMF didalam kelompoknya dan bersama-sama
dengan komite klinis bidang medis menentukan kompetensi dari anggota SMF tersebut.
3. Melakukan evaluasi dan revisi ( bila diperlukan ) terhadap perturan internal staf medis,
standar pelayanan medis, standar prosedur operasional tindakan medis dan standar
prosedur operasional bidang administrasi / manejerial.

BAB IX
KOMITE MEDIK
Bagian Pertama

11
Nama dan struktur Organisasi

Pasal 32
1) Nama organisasi : Komite Medik adalah wadah profesional medis yang anggotanya terdiri
dari Ketua-ketua Staf Medis Fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu.
2) Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi dalam pengorganisasian staf medis.
3) Susunan kepengerusan Komite Medik terdiri dari :
a. Ketua merangkap anggota.
b. Wakil Ketua merangkap anggota
c. Sekretaris buka anggota
d. Anggota
4) Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah 5 tahun.
5) Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih ketua, wakil ketua
dan sekretaris.
6) Pemilihan dilaksanakan sesuai prosedur tetap yang telah diatur di dalam Medical Staf By
law.

Bagian Kedua
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG
Pasal 33
Tugas
Tugas Komite Medik :
a. Membantu Direktur RSU Bina Kasih Medan menyusun standar pelayanan medis dan
pemantau pelaksanaannya.
b. Membantu Direktur RSU Bina Kasih Medan menyusun medical staff by law dan memantau
pelaksanaannya.
c. Membantu Direktur RSU Bina Kasih Medan menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait medico-legal dan etiko-legal.
d. Melakukan koordinasi dengan Direktur dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas SMF.
e. Mengatur kewenangan profesi dan SMF.
f. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
g. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis.
h. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis.
Pasal 34
Fungsi
Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah dalam pemberian pelayanan medis,
sedangkan SMF adalah pelaksana pelayanan medis.

12
Pasal 35
Wewenang
Wewenang Komite Medik :
a. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis.
b. Meberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan
peralatan pelayanan medis dan peralatan penunjang medis serta pengembangan
pelayanan medis.
c. Membentuk Tim Klinis yang mepunyai tugas menangani kasus-kasus pelayanan medis
yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
d. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit.
e. Memantau dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas penggunan alat kedokteran di
Rumah Sakit.
f. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan profesi anggota Staf
Medik Fungsional.
g. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama anatara Rumah Sakit dan Fakultas
Kedokteran / Kedokteran Gigi / Instalasi pendidikan lain.
h. Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite/Panitia dalam lingkungan Komite Medik.

Pasal 36
Sub Komite / Panitia
1) Sub Komite/Panitia adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu pelaksanaan
tugas tugas Klinik Bidang Medis.
2) Sub Komite/Panitia dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
3) Sub Komite/Panitia kepengurusannya ditetapkan oelh Surat Keputusan Direktur Utama.
4) Keanggotaan Sub Komite/Panitia terdiri dari anggota tetap staf medis fungsional dan
tenaga lain secara ex officio.
5) Susunan Kepengurusan Sub Komite/Panitia terdiri :
a. Ketua Merangkap Anggota.
b. Sekretaris merangkap Anggota.
c. Anggota.
6) Tata Kerja Sub Komite / Panitia
a. Sub Komite/Panitia membuat kebijakan , program dan prosedur operasional.
b. Sub Komite/Panitia membuat laporan berkala dan laporan tahunan kepada Komite
Medik Laporan tahunan berisi evaluasi kegiatan dan rencana kegiatan berikutnya.
c. Biaya operasional dibebankan pada anggaran rumah sakit.
7) Sub Komite/Panitia yang ada di RSU Bina Kasih Medan adalah KPRS
8) Jumlah panitia/sub komite dapat ditambah atau di kurang sesuai dengan kebutuhan.

BAB X
KERAHASIAN, INFORMASI MEDIS
Pasal 37
Kerahasian Pasien

13
1) Kerahasian Pasien rumah sakit sebagaimana diatur dalam Bab Pasal di muka.
2) Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan :
a. Atas ijin/otorisasi pasien.
b. Menjalankan undang-undang (ps 50 KUHP).
c. Perintah jabatan (ps 51 KUHP).
d. Bela diri (ps 49 KUHP).
e. Daya paksa (ps 48 KUHP)
f. Pendidikan dan penelitian.

Pasal 38
Informasi Medis
1) Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang terdapat
didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
2) Informasi medis yang harus diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien.
b. Rencana terapi dan alternatif nya.
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan.
d. Prognosis.
e. Kemungkinan Komplikasi.
BAB XI
AMANDEMEN/PERUBAHAN
Pasal 39
1) Perubahan terhadap Hospital By law dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 40
Ketentuan Penutup
1) Hospital By law (Statuta ) ini berlaku sejak tanggal 30 Mei 2011
2) Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya statuta ini
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta ini.

Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 April 2016
Perseroan terbatas PT. Putri Angelina Bina Kasih
Ketua

( Roswitha Bukit, SE. Ak. Msi )

14

Anda mungkin juga menyukai