Hayati
MANFAAT
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
PERSEBARAN
TIPE EKOSISTEM
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Darat Laut
PENYEBAB
TINGKATAN HILANGNYA
KEAEKARAGAMAN
HAYATI
Gen Ekosistem
Jenis (Spesies) PETA
KONSEP
MATERI
PENGERTIAN KONSERVASI
a) Keanekaragaman hayati di darat
PENDAHULUAN
Mengamati Keanekaragaman Hayati
Perhatikan gambar diatas. Kemukakan beberapa pertanyaan kepada guru Anda.
Hal-hal yang ingin Anda ketahui berkaitan dengan keanekaragaman hayati yang ada di
bumi. Misalnya, bagaimanakah keanekaragaman organisme yang terdapat pada
ekosistem hutan hujan tropis?
Keanekaragaman hayati yang terdapat di tiap wilayah berbeda-beda.
Keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk kelestarian hidup organisme dan
berlangsungnya daur materi (aliran energi). Namun, kualitas dan kuantitas
keanekaragaman hayati di suatu wilayah atau daerah dapat menurun atau bahkan
menghilang. Keanekaragaman hayati dapat dijaga kelestariannya serta dapat dipulihkan
kembali. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati? Bagaimanakah
keanekaragaman hayati di wilayah Indonesia? Pada materi ini, akan dibahas pengertian
keanekaragaman hayati, tingkat kenanearagaman hayati, keanekaragaman hayati di
Indonesia, dan usaha- usaha pelestariannya.
A. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi
dalam suatu jenis atau spesies makhluk hidup. Contohnya, buah durian
(Durio zibethinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging buah
tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Demikian pula
buah pisang (Musa paradisiaca), yang memiliki ukuran, bentuk, warna,
tekstur, dan rasa daging buah yang berbeda-beda. Pisang memiliki berbagai
varietas, antara lainpisang raja sereh, pisang raja uli, pisang raja molo, dan
pisang raja jambe. Varietas mangga (Mangifera indica), misalnya manga
manalagi, cengkir, golek, gedong, apel, kidang, dan bapang. Sementara itu,
keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnta warna rambut pada
kucing (Felis silvetris catus), ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan
cokelat.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh
gen-gen yang terdapat di dalam kromosom yang dimilikinya. Kromosom
tersebut diperoleh dari kedua induknya melalui pewarisan sifat. Namun,
ekspresi gen suatu organisme juga dipenngaruhi oleh kondisi lingkungan
tempat hidupnya. Contohnya, bibit yang diambil dari batang induk manga
yang tidak memiliki sifat genetik berbuah besar, kemungkinan tidak
menghasilkan buah manga yang berukuran besar seperti induknya jika
ditanam pada lingkungan yang berbeda.
Peningkatan keanekaragaman gen dapat terjadi melalui hibridisasi
(perkawinan silang) antara organisme satu spesies yang berbeda sifat atau
melalui proses domestikasi (budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh
manusia).
Contohnya, adalah saat hibridisasi tanaman anggrek utnuk mendapatkan
bunga anggrek dengan warna beraneka ragam, hibridisasi sapi Fries Holland
dengan sapi Bali, dan spesias liar utnuk mendapatkan jenis yang taha terhadap
penyakit. Dengan hibridasi, akan diperoleh sifat genetik baru dari organisme-
organisme pada satu spesies. Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu
spesies disebut varietas atau ras.
a b
c d
Gambar 2.3 Keanekaragaman gen pada buah manga (Mangifera indica): a) manga
gedong gincu, b) manga apel, c)manga gadung, d) manga indramayu.
a b
a
c d
Gambar 2.5 Keanekaragaman jenis pada genus Panthera :
b a) harimau (Panthera tigris), b) singa ( Panthe leo), c)
macan tutul (Pathera pardus), dan d) jaguar (Pathera
onca).
C. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok
spesies menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
kemudia terjadi hubungan yang saling mempengaruhi
antara satu spesies dengan spesies yang lain dan juga
antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat
hidupnya, misalnya suhu, udara, air, tanah,
c kelembaban, cahaya matahari, dan mineral.
Ekosistem bervariasi sesuai spesies
pembentuknya. Ekosistem alami, antara lain hutan,
rawa, terumbu karang, laut dalam, padang lamun
(antara terumbu karang dengan mangrove, pdang pasir,
dan padang rumput. Adapula ekosistem yang sengaja
dibuat oleh manusia, misalnya agroekosistem dalam
d bentuk sawah, ladang, dan kebun.
Jenis organisme yang menyusun setiap ekosistem
Gambar 2.4 Keanekaragaman berbeda-beda. Ekosistem hutan hujan tropis, misalnya
jenis pada tumbuhan kelompok
Palmae: a) Kelapa, b) Pinang, c) diisi pohon-pohon tinggi berkanopi (seoerti meranti
Aren, dan d) Sawit dan rasmala) rotan, anggrek, paku-pakuan, burung,
harimau, monyet, orang utan, kambing hutan, ular,
rusa, babi, dan berbagai jenis serangga. Pada ekosistem
sungai, terdapat ikan, kepiting, udang, ular, dan
ganggang air tawar.
Keanekaragaman ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor,
antara lain posisi tempat berdasarkan garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya
matahari, kelembaban suhu, dan kondisi tanah. Contohnya, Indonesia yang merupakan
negara kepulauan dan terletak di khatulistiwa, memiliki sekitar 47 macam ekosistem di
laut maupun didarat.
Ekosistem perairan dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekosistem air tawar dan
ekosistem air lalut.
1. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri abiotic sebagai berikut.
• Memiliki kadar garam (salinitas) yang rendah, bahkan lebih rendah daripada cairan sel
makhluk hidup.
• Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
• Penetrasi atau masuknya cahaya matahari kurang.
Berdasarkan keadaan airnya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi dau macam,
yaitu ekosistem air tawar lentik (tenang) dan ekosistem air tawar lotik (mengalir).
Ekosistem air tawar lentik, misalnya danau dan rawa. Ekosistem air tawar lotik,
misalnya sungai dan air terjun.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem air tawar
dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut.
• Zona litoral merupakan daerah dangkal yang dapat ditembus cahaya matahari hingga
ke dasar perairan.
• Zona limnetik merupakan daerah terbuka yang jauh dari tepian sampai kedalaman
yang masih dapat ditembus cahaya matahari.
• Zona profundal merupakan daerah yang dalam dan tidak dapat ditembus cahaya
matahari. Di daerah ini, tidak ditemukan organisme fotosintetik (produsen), tetapi
dihuni oleh hewan pemangsa dan organisme pengurai.
2. Ekosistem air laut
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik sebagai berikut.
• Memiliki kadar garam (salinitas ) yang tinggi.
• Tidak dipengaruhi olek iklim dan cuaca.
• Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang
lain.
• Memiliki variasi perbedaan suhu di bagian permukaan dengan di
kedalaman laut.
• Terdapat arus yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin,
perbedaan densitas ( massa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravutasi,
dan gaya tektonik batuan bumi.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, ekosistem
air laut dibagi menjadi beberapa zona (daerah), yaitu sebagai berikut.
• Zona fotik merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari,
kedalaman air kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu
berfotosintesisi banyak terdapat di zona fotik.
• Zona twilight merupakan daerah dengan kedalaman air 200-2.000 meter.
Cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk fotosintesis.
• Zona afotik merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya
matahari sehingga selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.
B. Ekosistem Darat
Ekosistem darat meliputi area yang sangat luas yang disebut bioma. Tipe bioma
sangat dipengaruhi oleh iklim, sedangkan iklim dipengaruhi oleh letak geografis garis
lintang dan ketinggian tempat dari permukaan laut. Sebagian nama bioma disesuaikan
dengan vegetasi (tumbuhan) yang dominan. Terdapat tujuh macam bioma di bumi,
yaitu hutan hujan tropis, savana, padangrumput, gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.
a b
Beberapa hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian, antara lain
sebgai berikut.
• Ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi yang sangat
tinggi.
• Kulit beberapa hewan, misalnya sapi dan kambing dapat dimanfaatkan untuk
membuat jaket.
• Kulit sapi digunakan untuk membuat sepatu.
• Bulu burung dapat diguakan untuk membuat aksesori pakaian.
1. Hilangnya Habitat
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature)
menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian
dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya
kenaekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk, menyebabkan semakin
2. Pencemaran Tanah, Udara, dan Air
Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari
aktivitas manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara.
Beberapa polutan berbahaya bagi organisme. Nitrogen oksida dan sulfur oksida
yang dihasilkan dari kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan
membentuk hujan asam yang merusak ekosistem. Penggunaan
chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan menyebabkan lapisan ozon di
atmosfer berlubang. Akibatnya, intensitas sinar ultraviolet yang masuk ke bumi
meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara lain berkurangnya
biomasa fitoplankton di lautan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan
rantai makanan organisme.
3. Perubahan Iklim
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas
karbon dioksida yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995),
efek rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-3°C dalam kurun waktu 100 tahun.
Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan
permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur
dan fungsi ekosistem lautan.