SURAT KEPUTUSAN
TENTANG
ii
MEMUTUSKAN :
DIREKTUR,
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
ZAINAL ABIDIN PAGARALAM
KABUPATEN WAY KANAN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga
pedoman pelayanan manajer pelayanan pasien (MPP) di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal
Abidin Pagaralam ini dapat tersusun dengan baik.
Buku pedoman ini dibuat berdasarkan surat Keputusan Direktur Nomor 474 Tahun 2019
Tentang pedoman pelayanan manajer pelayanan pasien (MPP) di Rumah Sakit Umum Daerah
Zainal Abidin Pagaralam.
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan manajer pelayanan pasien (MPP) di
Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Pagaralam untuk mendukung pelayanan yang
profesional terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Pagaralam.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga
panduan pedoman pelayanan manajer pelayanan pasien ini dapat diselesaikan dan dapat
diterbitkan. Kritik dan saran yang membangun serta bermanfaat selalu diterima guna
pengembangan panduan ini agar menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Seorang MPP bukanlah PPA (Profesional Pemberi Asuhan). yang menulis resep, mengorder
pemeriksaan penunjang dsb. Peran MPP dapat menggabungkan beberapa karakteristik seperti
koordinator, manajer finansial, problem solver, fasilitator, konselor, manajer perencanaan,
edukator, dan advokasi.
2
BAB III
KUALIFIKASI MANAJER PELAYANAN PASIEN
2. Kualifikasi Perawat
a. Pendidikan mnimal S1 Ners
b. Memiliki pengalaman klinis sebagai profesional pemberi asuhan minimal 3 tahun
c. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruang rawat minimal 2 tahun
d. Bukan Profesional Pemberi Asuhan
3. Pelatihan Tambahan
Agar mampu melaksanakan fungsinya sebagai MPP, baik perawat maupun dokter harus
menjalani pelatihan tambahan sebagai berikut:
1. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunn dan
penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari
Panduan Praktik Klinis, Alur Klinis (Clinical Pathway), Algoritme, Protokol, Standing
order
2. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) atau Patient Centered Care (PCC)
3. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, dan INA CBG’s (Indonesia
Case Base Groups)
4. Pelatihan tentang Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
5. Pelatihan manajemen risiko
6. Pelatihan etika-legal
7. Pelathan soft skill seperti aspek psiko-sosial-kultural, komunikasi interpersonal
3
BAB IV
PERAN DAN FUNGSI MANAJER PELAYANAN PASIEN
2. Fungsi MPP
Manajer Pelayanan Pasien menjalankan fungsi asesmen, perencanaan, fasilitasi dan
advokasi, melalui kolaborasi dengan pasien, keluarga, professional pemberi asuhan,
sehingga menghasilkan outcome / hasil asuhan yang diharapkan.
a. Melakukan asesmen tentang kebutuhan kesehatan dan aspek psiko-sosio-kultural-nya,
termasuk status health literacy (kurang pengetahuan tentang kesehatan)
b. Menyusun perencanaan manajemen pelayanan pasien (case management plan)
berkolaborasi dengan pasien, keluarga dan pemberi asuhan di rumah sakit, pembayar,
PPA di fasilitas pelayanan primer, untuk memaksimalkan hasil asuhan yang
berkualitas, aman, dan efektif-biaya. Perencanaan termasuk discharge planning
terintegrasi dengan PPA.
c. Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antar PPA dalam konteks keterlibatan pasien
dalam pengambilan keputusan, sehingga meminimalkan fragmentasi pelayanan.
d. Memberikan edukasi dan advokasi kepada pasien dan keluarga atau pemberi asuhan
untuk memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan
terkait pelayanan yang diterimanya. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
atau pemberi asuhan, PPA, terkait alternatif pelayanan, sumber daya di komunitas /
lingkungan rumahnya, manfaat asuransi, aspek psikososio-kultural sehingga keputusan
tepat waktu dengan dasar informasi lengkap
e. Memberikan advokasi sehingga meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga
mengatasi masalah dengan mencari opsi pelayanan yang tersedia, rencana alternatif
sesuai kebutuhan, agar tercapai hasil asuhan yang diharapkan.
f. Mendorong pemberian pelayanan yang memadai untuk kendali mutu dan biaya dengan
basis kasus per kasus.
4
g. Membantu pasien untuk transisi pelayanan yang aman ke tingkat pelayanan berikutnya
yang memadai.
h. Berusaha meningkatkan kemandirian advokasi dan kemandirian pengambilan
keputusan pasien
i. Memberikan advokasi kepada pasien dan pembayar untuk memfasilitasi hasil yang
positif bagi pasien, bagi PPA dan pembayar. Namun bila ada perbedaan kepentingan
maka
j. kebutuhan pasien lebih menjadi prioritas.
5
BAB V
PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN
6
4. Komunikasi dengan dokter dan PPA lainnya
5. Rekam medis
6. Data klaim asuransi
9. Terminasi proses manajemen pelayanan pasien, bila kebutuhan pasien sudah tercapai, sudah
terlaksana ke transisi pelayanan yang lebih baik.
7
BAB VI
PENUTUP