Anda di halaman 1dari 66

PEDOMAN

PELAYANAN GIZI
RS FATIMAH SERANG
PERATURAN DIREKTUR
NOMOR: 033/PER/DIR/RSSAK/VI/2022

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN GIZI


RUMAH SAKIT FATIMAH SERANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT FATIMAH SERANG


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi;.
b. bahwa agar pelayanan gizi Rumah Sakit Fatimah Serang dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya peraturan direktur tentang pedoman pelayanan gizi Rumah Sakit
Fatimah Serang sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan gizi Rumah
Sakit Fatimah Serang
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu ditetapkan dengan peraturan direktur Rumah Sakit Fatimah
Serang tentang penetapan pedomanpelayanan gizi Rumah Sakit Fatimah
Serang

1. Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Mengingat :
Republik Indonesia tahun 2009 nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 5063).
2. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 nomor 116, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4431).
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang standar
Pelayanan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
5.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Peraturan direktur utama PT Sari Asih nomor 002/PER/DIR/PTSA/VI/2016
6.
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) Rumah sakit sari Asih
Karawaci
7. Keputusan direktur utama PT nomor 075A/PTSA/DIRUT/SK/II/2015 tentang
pengangkatan direktur Rumah Sakit Fatimah Serang

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SARI ASIH KARAWACI TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT SARI ASIH KARAWACI
KEDUA : Pedoman pelayanan gizi Rumah Sakit Fatimah Serang sebagaimana dimaksud
diktum kesatu terlampir dalam keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan gizi Rumah Sakit

ii
Fatimah Serang dilaksanakan oleh kepala unit pelayanan gizi Rumah Sakit
Fatimah Serang

iii
KEEMPAT : Pedoman pelayanan gizi Rumah Sakit Fatimah Serang ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya

Ditetapkan di :Serang

Direktur

iv
KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI
RUMAH SAKIT FATIMAH SERANG

A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi dengan kasih sayang, tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, dan memperhatikan mereka yang lemah dan kurang
mendapat perhatian (option for the poor).
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu layanan,
keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pasien, keluarga dan
masyarakat serta karyawan sesuai dengan Visi, dan Misi Rumah Sakit Fatimah Serang.
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada pasien (patient
centeredness) dengan melaksanakan akses kepelayanan dan kontinuitas pelayanan, memenuhi hak
pasien dan keluarga, asesmen pasien, pemberian pelayanan pasien, serta memberikan edukasi
kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali beberapa unit pelayanan
tertentu
5. Setiap unit pelayanan harus menjalankan upaya peningkatan mutu melalui kegiatan Plan-Do-Check-
Action (PDCA).
6. Setiap unit pelayanan harus menjalankan kewaspadaan universal melalui kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang menjangkau setiap pelayanan di rumah sakit dan melibatkan berbagai
individu.
7. Rumah sakit memberikan pelayanan terlebih dahulu tanpa memungu tuang muka.
8. Rumah sakit bisa memberikan keringanan biaya untuk pasien yang kurang mampu.
9. Setiap pimpinan unit pelayanan harus mampu memberikan arahan, mengendalikan, mengelola, dan
memimpin unit pelayanan masing-masing untuk mencapai visi-misi unit pelayanan maupun visi-misi
rumah sakit.
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib mematuhi ketentuan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dengan melakukan upaya untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya,
resiko, mencegah kecelakaan dan cedera, dan memelihara kondisi lingkungan dan keamanan,
termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
11. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan 6 (enam) sasaran
Keselamatan Pasien.
12. Peralatan di unit pelayanan harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi secara teratur sesuai
ketentuan yang berlaku dan selalu dalam kondisi siap pakai.
13. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan rumah sakit.
14. Semua petugas rumah sakit wajib memiliki ijin/lisensi/sertifikasi sesuai dengan profesi dan ketentuan
yang berlaku.
15. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar kompetensi, standar
prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit dan semua peraturan rumah sakit yang
berlaku.
16. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dan pengambilan keputusan bagi kepentingan manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.

v
17. Setiap unit pelayanan harus berupaya memperoleh, mengolah dan menggunakan informasi secara
terintegrasi yang dikomunikasikan secara benar untuk meningkatkan kesehatan pasien serta kinerja
rumah
sakit baik secara keseluruhan maupun individu.
18. Koordinasi dan evaluasi pelayanan disetiap unit pelayanan wajib dilaksanakan melalui rapat rutin
minimal 1 kali dalam satu bulan.
19. Semua unit pelayanan wajib membuat laporan harian, bulanan dan tahunan kepada manajemen
rumah sakit.
20. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 6 (enam) standar keselamatan
pasien dan 7 (tujuh) langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
21. Rumah Sakit Sari Asih Karawaci adalah rumah sakit yang ditunjuk untuk melaksanakan PONEK.
Terkait PONEK Rumah Sakit Fatimah Serang mengupayakan pelayanan meliputi : penanganan
awal/ emergency ibu dan bayi dan pelayanan rujukan ke rumah sakit lain yang mampu memberikan
pelayanan lebih lanjut.
22. Rumah Sakit Fatimah Serang bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk melakukan pelayanan pasien
dengan HIV/AIDS, sehingga pelayanan yang diselenggarakan Rumah Sakit Fatimah Serang
meliputi ; palayanan Voluntary Conceling and Testing (VCT), pelayanan rujukan HIV ke rumah sakit
lain yang ditunjuk melayanai HIV/AIDS, dan penerapan Universal Precaution.
23. Rumah sakit melakukan penanggulangan Tuberkulosa ( TB ) sesuai dengan pedoman stategi DOTS
24. Jika pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak bersedia di rumah sakit, maka pasien harus dirujuk ke
rumah sakit lain yang bisa melayani setelah mendapat persetujuan pasien / keluarga
25. Rumah sakit menghargai dan memenuhi hak pasien yang dilayani.
26. Seluruh karyawan rumah sakit berkewajiban menjaga dan melindungi rahasia medis pasien yang
dilayani.
27. Rumah sakit melakukan pengumpulan, validasi dan analisis data baik internal ataupun eksternal
untuk pengembangan pelayanan rumah sakit.

vi
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Pelayanan gizi harus senantiasa berorientasi pada kecukupan gizi pasien.
2. Asuhan dan terapi gizi dilakukan secara terintegrasi mencakup rencana, pemberian dan
monitoring terapi gizi.
3. Bentuk sediaan dan kandungan gizi harus sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan atas
permintaan dokter.
4. Penyediaan bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan pendistribusian makanan
harus memperhatikan kualitas dan persyaratan kesehatan.
5. Ahli gizi dan dr. Gizi klinik wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan
gizi pasien (Konsultasi Gizi)
6. Penentuan diet pasien rawat inap dilakukan kolaborasi oleh Ahli gizi dan Dokter Gizi klinik.
7. Setelah dilakukan assesment gizi awal oleh Ahli gizi, ditentukan kriteria resiko nutrisional
berdasarkan skoring sebagai berikut :
a. Pasien dengan status gizi baik, maka dilakukan monitoring 7 hari yang akan datang
b. Pasien dengan resiko malnutrisi sedang maka asuhan gizi dilakukan Ahli gizi
berkolaborasi dengan Dokter Gizi klinik dan dimonitoring 3 hari yang akan datang.
c. Pasien dengan resiko malnutrisi berat maka asuhan gizi dilakukan oleh Dokter Gizi
klinik dan dimonitoring oleh Ahli Gizi setiap hari.
8. Dalam memberikan pelayanan gizi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
9. Petugas gizi yang bertugas harus memiliki surat izin sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
10. Penyediaan bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan pendistribusian makanan
harus selalu di bawah pengawasan ahli gizi (D3 Gizi) dan seluruh produk makanan dan
minuman yang dikeluarkan unit gizi telah disertifikasi kehalalannya oleh LPPOM MUI
.Makanan yang sudah di siapkan harus segera di makan dalam waktu 2 jam
11. Pola penyediaan makan untuk pasien terdiri dari 3 kali makan dan 2 kali snack dalam waktu
tertentu, dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
12. Setiap pasien tidak diperkenankan untuk membawa makanan dari luar rumah sakit.
13. Jika keluarga membawa makanan dari luar Rumah Sakit maka ahli gizi akan memberikan
edukasi tentang pembatasan diet pasien,tata cara penyimpanan dan jenis makanan yang
diperbolehkan untuk dibawa.
14. jenis makanan yang diperbolehkan dibawa dan tata cara penyimpanannya. Unit gizi
melaksanakan edukasi, pendampingan gizi, tatalaksana gizi bagi anak dengan stunting dan
wasting serta melakukan penguatan jejaring rujukan

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan
negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia
harapan hidup, dan tingkat pendidikan. Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai
oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang
bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam
keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi kesehatannya harus dirawat di
suatu sarana pelayanan kesehatan, misalnya Rumah Sakit (RS).

Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan
kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related disease) pada semua kelompok rentan mulai
dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan penatalaksanaan gizi
secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan.

Pelaksanaan pelayanan gizi di rumah sakit memerlukan sebuah pedoman sebagai acuan
untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,
memperpendek lama hari rawat, dan menghemat biaya perawatan. diharapkan pedoman ini
dapat menjadi acuan bagi rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gizi yang
berkualitas.

2. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Umum
Sebagai acuan dan pegangan bagi Instalasi Gizi secara internal dan juga akan menjadi
acuan serta pemahaman bagi bagian lain di RSSAK tentang peran dan dukungan Instalasi Gizi
yang kegiatannya merupakan bagian dari pelayanan RSFS secara keseluruhan.
Tujuan Khusus
1. Dapat bersinergi secara optimal dengan Profesional Pemberi Asuhan lainnya di RSFS Memperbaiki Pelayanan
Instalasi Gizi menjadi lebih baik secara kuantitas maupun kualitas
2. Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Gizi

1
3. Meningkatkan kepuasan karyawan dalam menunjang kegiatan Pelayanan Medis dan Non
Medis di RSFS

3. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Pelayanan gizi rawat jalan
2. Pelayanan gizi rawat inap
3. Penyelenggaraan makanan
4. Penelitian dan pengembangan gizi

4. BATASAN OPERASIONAL
a. Pelayanan Gizi suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik
masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan
evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal
dalam kondisi sehat atau sakit

b. Terapi Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian
gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam
rangka penyembuhan penyakit pasien. (Nutrition and Diet Theraphy Dictionary, 2004)

c. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang


memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

d. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah Pendekatan sistematik dalam


memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas, melalui serangkaian aktivitas yang
terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanannya untuk
memenuhi kebutuhan gizi.

e. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal secara individual, melalui pengembangan, penyediaan dan
pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/ lingkungan /latar belakang
praktek pelayanan.

f. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan dan
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana dicerna,
diserap, digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan dari tubuh.

2
5. LANDASAN HUKUM
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan gizi di rumah sakit
diperlukan peraturan perundang-udangan pendukung (legal aspect). Beberapa ketentuan
perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.
4. Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga kesehatan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 102 tahun 2000 tentang Standar Nasional.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit.
9. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/SKB/VIII/2001 dan kepala
Badan Kepegawaian Negara No.35 tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
10. Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor 23/Kep/M.PAN/4/2001 tentang
Jabatan Fungsional Nutrisionis dan angka kreditnya.
11. Hasil rapat Konsultasi pejabat Rumah Sakit ke I, II dan III tahun 1980 – 1983.
12. Hasil Pertemuan Berklanjutan Tentang Evaluasi Pedoman PGRS dari tahun 2002 – 2003.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Berikut adalah kualifikasi sumber daya manusia di instalasi gizi Rumah Fatimah Serang
Nomor Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan
D III Gizi
Bersertifikat NCP dan penjamah
1. Kepala unit Gizi Registered
makanan
Dietitian

2. Ahli Gizi D IV dan S1 Gizi Bersertifikat penjamah makanan

3. Koki SMA Bersertikat Penjamah Makanan

4. Pekarya SMK/SMA Bersertikat Penjamah Makanan

Petugas gizi yang bertugas harus memiliki surat izin sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.

2. DISTRIBUSI KETENAGAAN

1. Untuk Distribusi Makan Pagi :


- 1 orang Ahli Gizi
- 1 orang Koki
- 2 pekarya

2. Untuk Distribusi Makan Siang :


- 1 orang Ahli Gizi
- 2 orang Koki
- 6 orang pekarya

3. Untuk Distribusi Makan Sore :


- 2 orang Ahli Gizi
- 1 orang Koki
- 3 orang Pekarya

4. Untuk Asuhan Gizi Rawat Inap/ Rawat Jalan :


- 2 Orang Ahli Gizi

4
3. PENGATURAN JAGA
a. Pengaturan Jaga Ahli Gizi
1) Pengaturan jadwal dinas ahli gizi dibuat oleh Kepala unit Gizi disetujui oleh divisi
SDM dan diketahui oleh direktur rumah sakit.
2) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke ahli gizi
setiap satu bulan.
3) Untuk ahli gizi yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka ahli gizi
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan
akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
4) Setiap shift harus ada ahli gizi dengan syarat minimal D III Gizi dan bersertifikat
penjamah makanan. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas siang, libur dan
cuti.
5) Apabila tenaga ahli gizi tidak bisa berdinas sesuai dengan jadwal yang
direncanakan maka ahli gizi tersebut memberitahukan kepada kepala unit gizi dan
ahli gizi lain harus menggantikan dinasnya tersebut.

b. Pengaturan Jaga Koki


1) Pengaturan jadwal dinas koki dibuat oleh Kepala unit Gizi disetujui oleh divisi SDM
dan diketahui oleh direktur rumah sakit.
2) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan kepada koki
setiap satu bulan.
3) Untuk koki yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka koki tersebut
dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
4) Setiap shift harus ada koki dengan syarat minimal SMU/sederajat dan bersertifikat
penjamah makanan. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, middle,libur,lembur dan
cuti
5) Apabila tenaga koki tidak bisa berdinas sesuai dengan jadwal yang direncanakan
maka koki tersebut memberitahukan kepada kepala unit gizi dan koki pada shift
sebelumnya wajib menggantikan dinasnya.

c. Pengaturan Jaga Pelaksana


1) Pengaturan jadwal dinas pekarya dibuat oleh Kepala unit Gizi disetujui oleh divisi
SDM dan diketahui oleh direktur rumah sakit.

5
2) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke pekarya
setiap satu bulan.
3) Untuk pekarya yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka pekarya
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan
akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
4) Apabila tenaga pekarya tidak bisa berdinas sesuai dengan jadwal yang
direncanakan maka pekarya tersebut memberitahukan kepada kepala unit gizi dan
pekarya yang dinas shift sebelumya wajib menggantikan dinasnya.
5) Jadwal dinas pekarya terdiri dari shift pagi,middle,libur dan cuti
6) Pekarya pagi bertugas di pengolahan nasi, pencucian bahan makanan
(sayur,buah,dan hewani)serta pencucian alat makan karyawan dan distribusi
makan pagi pasien dan karyawan.
7) Pekarya middle bertugas di persiapan sayur dan buah,distribusi makan siang dan
sore pasien serta karyawan dan pencucian alat makan karyawan.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

1. DENAH RUANGAN
(Terlampir)

2. STANDAR FASILITAS
NO. NAMA RUANGAN FASILITAS JUMLAH
1. Penerimaan Bahan - Timbangan kapasitas 10 kg - 1 bh
Makanan - Kereta Angkut - 1 bh
- Meja Penerimaan - 1 bh
- Box Besar - 3 bh
2. Penyimpanan Bahan - Rak bahan makanan kering - 2 bh
Makanan Kering - Box plastic - 36 bh
- Rak Beras - 1 bh
- AC - 1 bh
3. Penyimpanan Bahan - Chiller - 1 bh
Makanan Segar - Freezer - 1 bh
- Lemari Es - 1bh
4. Persiapan Bahan - Meja Persiapan - 1 bh
Makanan - Mesin penggiling Daging - 1 bh
- Blender - 2 bh
- Talenan Plastik - 3 bh
- Bangku - 4 bh
- Mixer - 2 bh
- Pisau - 6 bh
- Tempat Sampah - 1 bh
5. Ruang Pengolahan - Magic com Gas 8 Liter - 1 bh
Bahan Makanan - Magic com 5 Liter - 1 bh
- Magic com 2 Liter - 1 bh
- Kompor - 8 bh
- Penggorengan Besar - 6 bh
- Penggorengan Kecil - 6 bh
- Panci - 5 bh
- Toaster - 1 bh
- Pemanggang Ayam - 1 bh

7
NO. NAMA RUANGAN FASILITAS JUMLAH
- Kereta Dorong - 1 bh
- Meja Kompor - 4 bh
- Bak Cuci - 1 bh
- Rak Wadah Stainless steel - 1 bh
6. Ruang Pencuci dan - Tempat Sampah - 2 bh
Penyimpanan Alat - Rak alat-alat - 4 bh
- Bak cuci - 1 bh
7. Kantor - Meja - 1 bh
- Kursi - 3 bh
- Kipas Angin - 1 bh
- Lemari Filing - 1 bh
- Dispenser - 1 bh
- Pesawat Telepon - 1 bh
- Food Model - 1 set
- Box Bantex File - 7 bh
- Rak - 1 bh
- Laptop - 1 bh
- Printer - 1 bh
- Etiket Printer Honeywell - 1 bh
- Meja Saji - 4 bh
8 Ruang Pemorsian
- Exhaust Fan - 2 bh
- Bak cuci - 2 bh
Ruang Pencucian - Tempat sampah - 2 bh
9
Infeksius - Rak Barang - 1 bh
- Water Heater - 1 bh

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan gizi yang dilakukan dirumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis,ststus gizi dan metabolisme tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit , sebaliknya proses
perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Terapi gizi atau terapi diet
adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya
tidak melebihi kemampuan organ tubuh melaksanakan fungsi metabolisme.

1. VISI
Pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna

2. MISI
a. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan klien/
pasien dalam aspek promotif, preventiv, kuratif, rehabilitatif untuk meningkatkan kualitas
hidup.
b. Meningkatkan profesinalisme sumber daya kesehatan

3. TUJUAN
Tujuan Umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit .

Tujuan Khusus
a. Menyelenggarakan Asuhan Gizi yang terstandar pada pelayanan gizi rawat jalan
dan rawat inap
b. Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman dikonsumsi.
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada pasien/ klien dan keluarganya.

4. MEKANISME PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT


Pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada SK Menkes nomor 983
Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit Dan peraturan Menkes nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan
Departemen Kesehatan. Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Fatimah Serang meliputi :

9
a. Asuhan Gizi Rawat Jalan
Asuhan gizi rawat jalan dilakukan oleh Dokter Spesialis Gizi. Pasien rawat jalan ini
adalah pasien yang membawa rujukan atau atas kemauan sendiri ke Dokter Spesialis Gizi
langsung dilakukan skrining gizi oleh perawat, selanjutnya dilakukan konseling gizi oleh
Dokter Spesialis Gizi.

Pasien Rawat Jalan

Poliklinik Poliklinik Poliklinik Poliklinik

Skrining Gizi awal oleh


Perawat

Pasien Malnutrisi dan Kondisi


Khusus dikirim ke Dokter
Spesialis Gizi
Konseling Gizi oleh
Dokter Spesialis Gizi

10
b. Asuhan Gizi Rawat Inap

Pasien Masuk
Tidak berisiko Tujuan Tercapai

Skrining Gizi Diet Standar


Normal c Pasien Pulang
. STOP

Berisiko malnutrisi/sudah mlnutrisi


Tujuan Tercapai

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Pengkajian Gizi Diagnosa Gizi Intervensi Gizi Monitoring dan


Evaluasi Gizi
Tujuan Tidak Tercapai

11
Pelayanan Gizi Rawat Inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses
pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi yang meliputi perencanaan,penyediaan
makan penyuluhan/edukasi,dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi. Tujuan
pelayanan gizi rawat inap adalah memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap agar
memperoleh asupan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses
penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi. Adapun sasaran dari
asuhan gizi rawat jalan adalah keluarga dan pasien. Mekanisme pelayanan gizi rawat inap
adalah sebagai berikut :

a. Skrining Gizi

Tahapan pelayanan gizi diawali dengan skrining / penapisan gizi oleh perawat dalam
1x24 jam menggunakan Malnutrition Screening Tools (MST) untuk menentukan resiko
malnutrisi yang terdiri atas 3 pertanyaan, yaitu riwayat penurunan BB, penurunan
nafsu makan serta riwayat penyakit degenerative yang pernah di derita. Skrining gizi
bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko malnutrisi, tidak berisiko
malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan
kelainan metabolic, hemodialisis, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit
kritis dan lain sebagainya.

Tingkat risiko malnutrisi pasien dapat ditentukan dari nilai hasil skrinning
berdasarkan 3 pertanyaan tersebut dengan kategori risiko malnutrisi:

- Resiko rendah skor 0-1


- Resiko sedang skor 2-3
- Resiko tinggi skor 4-5
Bila hasil skoring skrining gizi ≥2 maka akan dilakukan assesment. Jika
hasil skrining gizi menunjukkan pasien malnutrisi dengan resiko sedang dan tinggi
maka dilakukan pengkajian/asesmen gizi awal oleh ahli gizi berkolaborasi dengan
dokter gizi dan dilanjutkan dengan langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar
(ADIME).

b. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


1) Assesment
Asesment atau pengkajian gizi merupakan kegiatan mengumpulkan,
mengintegrasikan dan menganalisis data untuk identifikasi masalah gizi yang terkait
dengan aspek asupan zat gizi dan makanan, aspek klinis dan aspek perilaku-
lingkungan serta penyebabnya.

12
2) Anamnesis Riwayat Gizi

Pengumpulan dan pengkajian data riwayat gizi meliputi asupan makanan


termasuk komposisi, pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait. Selain
itu diperlukan kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktivitas fisik dan
olahraga serta ketersediaan makanan di lingkungan pasien. Gambaran asupan
makanan dapat digali melalui anamnesis kualitatif melalui FFQ dan kuantitatif
melalui food recall 24 jam.

3) Biokimia
Data biokimia meliputi hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang
berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang
berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Sebagai contoh, nilai elektrolit,
lemak, glukosa, pengosongan lambung dan lain-lain. Pengambilan kesimpulan
dari data leboratorium terkait masalah gizi harus selaras dengan data asesmen
gizi lainnya seperti riwayat gizi yang lengkap termasuk penggunaan suplemen,
pemeriksaan fisik dan sebagainya. Disamping itu, proses penyakit, tindakan,
pengobatan, prosedur dan status hidrasi (cairan) dapat mempengaruhi
perubahan kimiawi darah dan urin sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan.

4) Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu. Antropometri dapat
dilakukan dengan berbagai cara antar alain pengukuran tinggi badan(TB), berat
badan (BB), tinggi lutut (TL), rentang lengan atau separuh rentang lengan,
lingkar lengan atas (LiLA), tebal lipatan kulit (skinfold) lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggang dan pinggul dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran
tersebut di atas misal Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu rasio BB terhadap TB.
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan evaluasi status gizi pada
bayi, anak dan remaja adalah pertumbuhan (BB, PB/TB, lingkar kepala dan
sebagainya) yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan standar. BB pasien
sebaiknya dicatat pada saat pasien masuk dirawat dan dilakukan pengukuran
BB secara periodik selama pasien dirawat minimal setiap 7 hari.

5) Pemerikasaan Fisik / Klinis


Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang
berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi.
Pemeriksaan fisik terkait gizi merupakan kombinasi dari tanda vital dan

13
antropometri yang dapat dikumpulkan dari catatan medik pasien maupun
wawancara dengan pasien. Contoh beberapa data pemeriksaan fisik terkait gizi
antara lain edema, asites, kondisi gigi geligi, massa otot yang hilang, lemak
tubuh yang menumpuk, dll.

6) Riwayat Personal
a) Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi
b) Sosial budaya
Status sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah,
dukungan pelayanan kesehatan dan sosial serta hubungan sosial.
c) Riwayat penyakit
Keluhan utama yang terkait dengan masalah gizi, riwayat penyakit dahulu
dan sekarang, riwayat pembedahan, penyakit kronik dan resiko komplikasi,
riwayat penyakit keluarga, status kesehatan mental/emosi serta
kemampuan kognitif seperti pada pasien stroke.
d) Data umum pasien meliputi umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan.

7) Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama
masalah gizi yang aktual, dan atau beresiko menyebabkan masalah gizi yang
merupakan tanggung jawab ahli gizi untuk menanganinya secara mandiri. Diagnosis
gizi diuraikan atas komponen masalah gizi (Problem), penyebab masalah (Etiology)
serta tanda dan gejala adanya masalah (Signs & Symptoms).

Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis, baik dari sifatnya maupun
cara penulisannya. Diagnosis gizi dapat berubah sesuai dengan respon pasien,
khususnya terhadap intervensi gizi yang dilakukan sedangkan diagnosis medis lebih
menggambarkan kondisi penyakit atau patologi dari suatu organ tertentu dan tidak
berubah selama kondisi patologis/pemyakit itu ada. Dari aspek penulisan,
pernyataan diagnosis gizi disusun dengan kalimat yang terstruktur sesuai dengan
komponennya yaitu Problem (P), Etiology (E) dan Signs & Symptoms (S) dan
disingkat menjadi P-E-S. Diagnosis gizi dikelompokkan menjadi 3 domain, yaitu :

a) Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan


energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral
maupun parenteral dan enteral.
Contoh :

14
Asupan protein yang kurang (P) berkaitan dengan indera perasa dan nafsu
makan (E) ditandai dengan asupan protein rata-rata sehari kurang dari 40%
kebutuhan (S).

b) Domain Klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/fungsi organ.
Contoh :
Gangguan menelan (P) yang berkaitan dengan stroke (E) ditandai dengan
memuntahkan kembali makanan yang dimakan (S).

c) Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan


pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik, keamanan makanan dan
akses makanan.
Contoh :
Pemberian makanan bayi yang tidak tepat (P) berkaitan dengan pengetahuan
ibu yang kurang (E) ditandai dengan bayi menerima makanan padat pada usia
3 bulan (S).
8) Intervensi Gizi
Intervensi adalah serangkaian aktifitas spesifik dan berkaitan dengan
penggunaan bahan untuk menanggulangi masalah. Langkah ini meliputi
penentuan prioritas diagnosis gizi, pemilihan, perencanaan dan implementasi
tindakan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, klien atau
kelompok. Selama fase intervensi gizi, ahli gizi perlu bekerja sama dengan
pasien dan keluarga agar dapat menyusun rencana yang realistis dan
berdampak positif terhadap diagnosis gizi. Komponen intervensi gizi meliputi:

a) Perencanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan.
Tetapkan tujuan dan prioritas intervensi berdasarkan masalah gizinya (P),
rancang strategi intervensi berdasarkan penyebab masalahnya (E) atau
apabila penyebab tidak dapat diintervensi maka strategi intervensi
ditujukan untuk mengurangi gejala/tanda (S). Tentukan pula jadwal dan
frekuensi asuhan. Output dari intervensi ini adalah tujuan yang terukur,
preskripsi diet dan strategi pelaksanaan/implementasi. Perencanaan
intervensi meliputi :

15
(1) Penetapan tujuan intervensi, harus dapat diukur, dicapai dan ditentukan
waktunya.
(2) Preskripsi Diet
(3) Perhitungan kebutuhan gizi
Perhitungan kebutuhan zat gizi yang diberikan kepada pasien
berdasarkan data antropometri , diagnosis gizi, kondisi pasien, dan jenis
penyakitnya.
(4) Jenis Diet
Pasien masuk ruang rawat inap sudah dibuatkan permintaan makan
berdasarkan pesanan/order diet awal dari Dokter Jaga/Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP). Ahli gizi secara mandiri menetapkan jenis diet
berdasarkan diagnosis gizi. Bila jenis diet yang ditentukan sesuai dengan
diet order maka diet tersebut diteruskan dengan dilengkapi dengan
rancangan diet. Bila diet tidak sesuai akan dilakukan usulan perubahan
jenis diet dengan mendiskusikannya terlebih dahulu bersama DPJP.
(5) Modifikasi diet
Modifikasi diet merupakan pengubahan makanan biasa (normal).
Pengubahan dapat berupa perubahan dalam konsistensi, peningkatan
penurunan energi, mengurangi jenis jumlah makanan, frekuensi makanan.
Disesuaikan kemampuan asupan / kondisi pasien.
(6) Jadwal pemberian diet
Jadwal pemberian diet ditulis sesuai dengan pola makan
(7) Jalur makanan
Jalur makan yang diberikan dapat melalui oral, enteral, parenteral

b) Implementasi Intervensi Gizi


Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana ahli gizi
melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien
dan tenaga kesehatan lain atau tenaga lain yang terkait. Suatu intervensi
harus menggambarkan dengan jelas “apa, di mana, kapan dan
bagaimana” intervensi itu dilakukan. Kegiatan ini juga termasuk
pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat menunjukkan
respon pasien dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi. Untuk
keperluan dokumentasi dan persepsi yang sama. Intervensi
dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu :

16
(1) Pemberian Makanan atau Zat Gizi
Pemberian makan sesuai dengan perencanaan diet

(2) Edukasi gizi


Ahli gizi memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang diet
yang dijalani, bagaimana mempersiapkan dan menyimpan makanan. dan
apabila keluarga membawa makanan dari luar rumah sakit. Jika keluarga
membawa makanan dari luar Rumah Sakit maka Rumah Sakit tidak
menyediakan tempat dan mereka di beri edukasi tentang pembatasan diet
pasien dan jika keluarga membawa makanan sebaiknya 1 porsi saja serta
konfirmasi pada petugas,dan petugas gizi memberi edukasi
penyimpanannya di wadah bertutup, untuk mengurangi resiko kontaminasi
serta pembusukan. Demi keamanan pasien di berikan edukasi tentang
sebaiknya makanan yang sudah di sajikan segera di makan dalam waktu
1 jam untuk mengurangi resiko yang tidak di harapkan, guna keamanan
dan keselamatan pasien.

(3) Konseling Gizi


Ahli Gizi memberikan konseling tentang diet yang dijalani, pola makan,
pembatasan makanan, makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
,dan interaksi antara obat dengan makanan. Ahli Gizi wajib memberikan
informasi yang berkaitan dengan kebutuhan gizi pasien ( konsultasi gizi )
terutama jenis makanan yang terkait dengan diet dan penyakitnya

(4) Koordinasi pelayanan gizi


Ahli Gizi melakukan koordinasi kepada perawat, dokter gizi, dokter DPJP
dan pemberi asuhan lainnya tentang hasil pelayanannya.

9) Monitoring dan Evaluasi Gizi


Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon
pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Apabila hasil
assesmen pasien dengan gizi baik maka monitoring evaluasi dilakukan 7 hari
yang akan datang, pasien dengan status gizi malnutrisi sedang maka dilakukan
monitoring 3 hari yang akan datang, dan pasien dengan status gizi malnutrisi
berat dimonitoring setiap hari dan dilakukan pencatatan dalam formulir CPPT.
Langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu :

17
a) Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan kondisi
pasien/klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi sesuai dengan yang
diharapkan oleh klien maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan monitor
perkembangan antara lain :
(1) Mengecek pemahaman dan ketaatan diet klien
(2) Mengecek asupan makanan pasien
(3) Menentukan apakah intervbensi yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana/preskripsi diet
(4) Menentukan apakah status gizi pasien tetap atau berubah.
(5) Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negative
(6) Mengumpulkan informasi yang menunjukan alasan tidak adanya
perkembangan dari kondisi pasien

b) Mengukur hasil adalah mengukur perkembangan/perubahan yang terjadi


sebagai respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur
berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosis gizi.

c) Evaluasi hasil
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan di atas akan didapatkan 4 jenis hasil,
yaitu:
(1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi
(2) Dampak asupan makanan dan zat gizi
(3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi
(4) Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang diberikan
pada kualitas hidupnya.

d) Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk
pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi. Cara
pendokumentasian yang sesuai dengan langkah PAGT adalah dengan format
ADIME.

3. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran
belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan
makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.

18
a. Tujuan
Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya,aman, dan
dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.

b. Sasaran dan Ruang Lingkup


Sasaran penyelenggaraan makan dirumah sakit sari asih adalah pasien dan karyawan.
Ruang lingkup penyelenggaraan makanan syariah di rumah sakit mencakup semua
kegiatan yang berkaitan dengan :
1) Penetapan peraturan pemberian makanan
2) Penyusunan standar bahan makanan rumah sakit
3) Perencananaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan dan
perencananan angaran bahan makanan
4) Pengadaan dan penerimaan bahan makanan
5) Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
6) Persiapan dan pemasakan bahan makanan
7) Pendistribusian makanan

c. Alur Penyelenggaraan Makanan

PELAYANAN MAKANAN PASIEN (7) PENERIMAAN


&
PERENCANAAN MENU (1) PENGADAAN BAHAN (2)PENYIMPANAN BAHAN (3)

PERISAPAN & PENGOLAHAN MAKANAN (4)

PENYAJIAN MAKANAN DI DISTRIBUSI


RUANG (6) MAKANAN (5)

d. Bentuk Penyelenggaraan Makanan


Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit sari asih Karawaci adalah bentuk
swakelola. Unit gizi bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
penyelenggaraan makanan. .Sumber daya (tenaga, dana, metoda, sarana dan
prasarana ) disediakan oleh pihak rumah sakit. Pada pelaksanaannya Unit Gizi
mengelola kegiatan gizi sesuai dengan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang
berlaku dan menerapkan Standar Prosedur Syariah yang ditetapkan.

19
e. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan

Proses Pengolaha n Makanan


Penyimpanan Bahan Makanan

Pengecekan Bahan Makanan Oleh Ahli Gizi


Pemesanan Bahan Makanan Chiller 40C-100c ,freezer 00C-40C
Permintaa
Pencucian Pemorsia

Penyimpanan Bahan Makanan Kering


Pemotonga
Ruangan < 220C
Pendistribuia
Pemasakan

Penyimpanan Makanan Matang pada suhu


-50C s/d -10C

20
Kegiatan penyelenggaraan makanan untuk konsumen Rumah Sakit meliputi :
1) Penetapan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPMRS)

Peraturan pemberian makanan rumah sakit adalah suatu pedoman yang


ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai acuan dalam memberikan pelayanan
makanan pada pasien dan karyawan yang sekurang kurangnya mencakup 1)
ketentuan macam konsumen yang dilayani, 2) kandungan gizi, 3) pola menu
dan frekuensi makan sehari, 4) jenis menu. Tujuan dibuatkan peraturan
pemberian makanan ini adalah sebagai acuan yang berlaku dalam
penyelenggaraan makanan RS. Penyusunan ini berdasarkan :
a) Kebijakan RS setempat.
b) Macam konsumen yang dilayani.
c) Angka kecukupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan daya terima
pasien dan kebutuhan gizi untuk diet khusus.
d) Standar makanan sehari untuk makanan biasa dan diet khusus.
e) Penentuan menu dan pola makan.
f) Penetapan kelas perawatan.
g) Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang berlaku.

2) Penyusunan standart bahan makanan


Standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah
bahan makanan (berat kotor) seorang sehari disusun berdasarkan kecukupan
gizi pasien yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan
kebijakan rumah sakit. Tersedianya standar bahan makanan ini sebagai alat
untuk merancang kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dalam
penyelenggaraan makanan.
Langkah penyusunan standar bahan makanan rumah sakit :
a) Menetapkan kecukupan gizi atau standar gizi pasien di rumah sakit dengan
memperhitungkan ketersediaan dana di rumah sakit.
b) Terjemahkan standar gizi (1) menjadi item bahan makanan dalam berat
kotor.
3) Perencanaan Menu Langkah–
langkah perencanaan menu
a) Bentuk tim kerja
Tim kerja untuk menyusun menu terdiri dari ahli gizi, koki, dan pekarya
dapur.

21
b) Menetapkan macam menu
Mengacu pada tujuan pelayanan makanan rumah sakit, maka perlu
ditetapkan macam menu, yaitu menu standar dan menu pilihan. Menu
standar digunakan untuk semua pasien rawat inap sedangkan menu pilihan
diberikan kepada pasien VIP pada saat makan pagi.
c) Menetapkan lama siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu
RS Sari Asih karawaci menggunakan siklus menu 10 hari dan digunakan
selama 1 tahun.
d) Menetapkan pola menu
Pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan frekuensi macam
hidangan yang direncanakan untuk setiap waktu makan selama satu
putaran menu. Dengan penetapan pola menu dapat dikendalikan
penggunaan bahan makanan sumber zat gizi dengan mengacu pada gizi
seimbang.
e) Menetapkan besar porsi
Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang
direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar
berdasarkan standar makanan yang berlaku di rumah sakit
f) Menetapkan bahan makanan dan minuman yang akan digunakan adalah
yang telah tersertifikasi halal dan diketahui oleh LPPOM MUI
g) Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam pada satu
putaran menu.
h) Merancang format menu
Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang
telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format
menu sesuai dengan golongan bahan makanan.
i) Melakukan penilaian menu dan merevisi menu
Untuk melakukan penilaian menu diperlukan instrumen penilaian dengan
poin–poin yang dijadikan standar penilaian.
j) Melakukan test awal menu
Menu yang telah disepakati perlu dilakukan uji coba dan langsung
diterapkan untuk perbaikan menu.

22
4) Perencanaan kebutuhan bahan makanan
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan makanan
yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan
penyelenggaraan makanan rumah sakit. Dengan dirancangnya kebutuhan
bahan makanan dapat dilihat taksiran macam dan jumlah bahan makanan
dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Langkah- langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan :
a) Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan
makanan apakah yang termasuk dalam bahan makanan segar dan bahan
makanan kering.
b) Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara :
- Tetapkan jumlah konsumen yang dilayani
- Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan.
- Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan
5) Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
Suatu kegiatan menyusun biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani.
Langkah perencanaan anggaran bahan makanan :
a) Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen/pasien tahun
sebelumnya.
b) Tetapkan macam dan jumlah konsumen/pasien.
c) Kumpulkan harga bahan makanan, kemudian tentukan harga rata-rata
bahan makanan.
d) Buat pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan
dikonversikan kedalam berat kotor.
e) Hitung indeks harga makanan per orang per hari dengan cara mengalikan
berat kotor bahan makanan yang digunakan dengan harga satuan sesuai
konsumen yang dilayani.
f) Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen/pasien yang
dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan).
g) Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil keputusan.
h) Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administratif yang
berlaku.

23
6) Pengadaan bahan makanan
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi bahan
makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian bahan
makanan.
a) Spesifikasi bahan makanan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan
disampaikan kepada suplier.
b) Pemesanan bahan makanan dilakukan setiap hari berdasarkan pedoman
menu dan rata–rata jumlah konsumen yang dilayani.
c) Pembelian bahan makanan semuanya diserahkan kepada suplier yang
telah ditunjuk oleh pihak berwenang. Pembelian bahan makanan
merupakan prosedur penting utnuk memperoleh bahan makanan, biasanya
terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan
harga yang benar.

7) Penerimaan bahan makanan


Suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan
melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan
pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan serta waktu penerimaannya.
Prasyarat :
a) Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah
bahan makanan yang akan diterima.
b) Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.

Langkah penerimaan bahan makanan :


a) Bahan makanan diperiksa sesuai dengan pesanan dan ketentuan
spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
b) Pastikan jenis bahan, nama produk, kode produksi, nama produsen, lokasi
produksi sesuai dengan daftar yang telah diketahui LPPOM MUI.
c) Bahan yang telah tersertifikasi mendapatkan stempel Halal Pass, jika
terdapat bahan yang tidak sesuai spesifikasi maka akan di reject dan
apabila bahan yang sertifikat halalnya telah habis atau belum mendapatkan
persetujuan halal akan di hold dan disimpan pada tempat tertentu.
d) Bahan makanan di pilah berdasarkan golongannya (hewani, sayur, buah)
e) Untuk bahan makanan hewani di cuci di tempat pencucian hewani, untuk di
kirim ke gudang makanan basah atau langsung ketempat pengolahan.

24
f) Untuk sayuran dilakukan proses penyiangan terlebih dahulu (memotong
akar, mengupas dll), kemudian dilakukan pencucian di tempat pencucian
sayuran untuk selanjutnya di lakukan proses pemotongan sesuai dengan
siklus menu.
g) Untuk buah dilakukan pencucian di tempat pencucian sayuran.
h) Untuk bahan makanan kering, di simpan dalam gudang kering

8) Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan


Penyimpanan bahan makanan adalah tata cara menata, menyimpan,
memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar
di gudang bahan makanan kering dan dingin/beku. Tujuannya agar tersedia
bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat
sesuai dengan kebutuhan.
Prasyarat :
a) Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan dingin/beku.
b) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
peraturan.
c) Tersedianya kartu stok bahan makanan atau buku catatan keluar
masuknya bahan makanan.

Langkah penyimpanan bahan makanan :


a) Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat yang diterima segera,
dibawa ke ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
b) Bahan yang disimpan adalah bahan yang sesuai daftat bahan yang
disetujui LPPOM MUI, bahan yang dalam kategori hold disimpan dalam
kontainer khusus.
c) Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan
diperiksa oleh bagian penyimpanan bahan makanan dibawa ke ruang
persiapan bahan makanan.

Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan


berdasarkan permintaan dari unit kerja pengolahan makanan dengan tujuan
menyediakan bahan makanan siap pakai dengan jumlah dan kualitas yang tepat
sesuai dengan pesanan dan waktu yang diperlukan.
Prasyarat :
a) Adanya bon permintaan bahan makanan.
b) Tersedia kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan.

25
9) Persiapan Bahan Makanan
Serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah
(mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dan sebagainya) sesuai dengan
menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu dan jumlah pasien yang
dilayani.
Prasyarat :
a) Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan dan memastikan
bahan makanan yang akan disiapkan telah mendapatkan stempel Halal
Pass.
b) Tersedianya tempat dan peralatan persiapan.
c) Tersedianya prosedur tetap persiapan.
d) Tersedianya standar porsi, standar resep, standar bumbu, jadwal persiapan
dan jadwal pemasakan.

Alat yang digunakan dalam persiapan bahan makanan dibedakan berdasarkan


warna .
a) Warna pisau dan talenan putih untuk daging
b) Warna pisau dan talenan Biru untuk sayuran
c) Warna pisau dan talenan Hijau untuk nabati
d) Warna pisau dan talenan Orange untuk buah-buahan

10) Pemasakan Bahan Makanan


Kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan
yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.
Tujuan :
a) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan.
b) Meningkatkan nilai cerna.
c) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan
penampilan makanan.
d) Bebas dari organisme dan zat berbahaya untuk
tubuh. Prasyarat :
a) Tersedianya menú, pedoman menú dan siklus menú.
b) Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak dan memastikan bahan
yang dapat digunakan hanya terdapat dalam daftar bahan yang telah
disetujui oleh LPPOM MUI dan telah mendapat stempel Halal Pass
c) Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan.

26
d) Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan.
e) Tersedianya prosedur tetap pemasakan.

11) Pendistribusian Makanan


Serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis
makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien yang dilayani. Tujuannya antara
lain pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
Prasyarat :
a) Tersedianya peraturan pemberian makanan rumah sakit.
b) Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit.
c) Adanya peraturan pengambilan makanan.
d) Adanya daftar permintaan makanan pasien.
e) Tersedianya peralatan untuk distribusi makanan dan peralatan makan.
f) Adanya jadwal pendistribusian makanan yang ditetapkan.

Distribusi yang digunakan saat ini adalah sistem distribusi sentralisasi yaitu
makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
Dengan sistem ini tenaga yang digunakan lebih hemat sehingga menghemat
biaya. Selain itu pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti. Namun
terdapat beberapa kekurangan dalam sistem ini yaitu makanan yang sampai ke
pasien sudah agak dingin, memerlukan beberapa tempat dan perlengkapan
makan yang lebih banyak, serta makanan mungkin sudah tercampur serta
kurang menarik, akibat perjalanan dari ruang produksi ke pantry di ruang
perawatan. Apabila produk makanan yang dihasilkan tidak memenuhi
persyaratan Halal, maka produk tersebut akan dimusnahkan.
Penyediaan bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan pendistribusian
makanan harus selaliu di bawah pengawasan ahli gizi dan harus
memperhatikan kualitas dan persyaratan kesehatan . Makanan yang sudah di
siapkan harus di makan dalam waktu 2 jam.Pola penyediaan makanan untuk
pasien terdiri dari 3 x makan utama dan 2x snack. Adapun waktu
pendistribusian makan ke pasien adalah sebagai berikut :
a) Makan Pagi : 06:30 – 07:30
b) Snack Pagi : 10:00
c) Makan Siang : 11.30 – 12:30
d) Snack Siang : 15:00
e) Makan Sore : 16:30 – 17:30

27
5. PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DAN WASTING
a. Sasaran
1.0 HPK merupakan masa yang paling kritis dalam tumbuh kembang anak. Di Indonesia,
gangguan pertumbuhan terbesar terjadi pada periode ini.
1) Ibu hamil
2) Ibu menyusui
3) Anak usia 0-59 bulan
4) Jejaring rujukan

b. Intervensi
Kelompok Sasaran Intervensi

Remaja putri dan WUS  Pemberian suplementasi tablet tambah darah

Ibu hamil  Pemeriksaan kehamilan


 Pemberian suplementasi tablet tambah darah
 Edukasi dan penyuluhan pencegahan anak
stunting dan wasting
 Edukasi dan penyuluhan PHBS

Ibu menyusui  Promosi dan konseling pemberian ASI


eksklusif
 Promosi dan konseling pemberian makan bayi
dan anak (PMBA)
 Penatalaksanaan gizi buruk
 Edukasi dan penyuluhan pencegahan anak
stunting dan wasting
 Edukasi dan penyuluhan PHBS

Anak usia 0-59 bulan  Pengukuran dan pemantauan status gizi


 Pemberian imunisasi dasar lengkap
 Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan
 Penatalaksanaan gizi buruk
 Konseling gizi bagi anak yang beresiko
stunting dan wasting

28
c. Tatalaksana Penanganan Stunting dan Wasting
Dalam rangka pencegahan masalah gizi pada anak, harus dilakukan deteksi dini di
masyarakat.
Jika ditemukan risiko gagal tumbuh dan perawakan pendek wajib segera dilakukan
tatalaksana sesuai dengan kebutuhan. Bila dalam pengukuran ditemukan :
1) Anak dengan kriteria nilai Zscore BB/U di bawah minus dua standar deviasi atau di
atas satu standar deviasi (<-2 SD atau >+1 SD) maka perlu dikonfirmasi oleh
petugas kesehatan yang berkompeten untuk dilakukan:
a) penilaian status gizi berdasarkan indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB dan
atau BB/TB, IMT/U
b) penilaian tren IMT/U pada anak dengan BB/U >+1 SD (anak >7-8 bulan)
2) Anak dengan kriteria PB/U atau TB/U berada di antara minus dua standar deviasi
sampai dengan 3 standar deviasi ( >+3 SD atau > -2 SD) termasuk anak dengan
kategori tinggi badan normal, namun perlu dilihat tren pertumbuhannya.
3) Anak dengan kriteria nilai Zscore PB/U atau TB/U dibawah minus dua standar
deviasi atau diatas tiga standar deviasi (<-2 SD atau >+3 SD) perlu dikonfirmasi
oleh petugas kesehatan yang berkompeten untuk dilakukan penilaian status gizi
berdasarkan indeks BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB dan atau BB/TB, IMT/U.
Langkah pertama diagnosis perawakan pendek adalah pengukuran yang
tepat.Setelah memastikan pada kurva pertumbuhan bahwa anak tersebut benar
berada dibawah persentil-3 kurva yang relevan, langkah berikutnya adalah melihat
bagan untuk menilai penyebab stunting tersebut.

29
Tata laksana stunting meliputi manajemen nutrisi. Dengan pemberian makronutrien
(karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (zinc, vitamin A, zat besi, iodine) yang cukup,
mengatasi infeksi bila ada, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang harus dijalankan oleh
seluruh anggota keluarga dan masyarakat di sekitar anak tinggal.

d. Sistem Rujuk Pasien


Pelaksanaan penguatan sistem rujukan dilakukan sistem rujukan berjenjang yang
bekerjasama dengan posyandu dan puskesmas.
Dalam melakukan rujukan juga dilakukan sistem rujukan balik sesuai dengan
kemampuan asal fasilitas kesehatan sebelumnya terkait upaya rehabilitatif, promotif dan
preventif setelah selesai penananganan di Rumah Sakit. Adapun dalam melaksanaan
penataan sistem rujukan dengan jejaring rujukan adalah:
a. Membuat perjanjian kerjasama dengan jejaring rujukan terkait hal-hal yang disepakati
dalam proses rujukan pasien
b. Melaksanakan pembinaan terhadap jejaring rujukan rumah sakit. Pembinaan berupa
refreshing kembali tentang kriteria dan indikasi pasien yang dirujuk, stabilisasi pasien
sebelum dirujuk, kelengkapan rujukan serta penyampaian prosedur rujukan kepada
jejaring rujukan RS.

30
c. Melaksanakan evaluasi pembinaan terhadap jejaring rujukan 4 bulan setelah dilakukan
pembinaan

d. Pencaatan dan Pelaporan

Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan anak dengan stunting dan wasting


dilakukan dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan untuk kemudian dilakukan
kerjasama dengan fasilitas kesehatan Puskesmas untuk dilakukan pencatatan dan pelaporan
dalam e-PPGBM.

31
BAB V
LOGISTIK
1. SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN BASAH

NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN


BERSIH, SEGAR TANPA KAKI, LEHER DAN ISI POTONGAN BESAR ±100 GR/ POTONG,
POTONGAN KECI; 75 GR/ POTONG

1 AYAM UTUH EKOR PRODUSEN : UD. BAROKAH


NO 17020006540112
EXP DATE : 10 FEBRUARI 2023

SEGAR, WARNA CERAH, MURNI, TEKSTUR LEMBUT,


TIDAK BEKU, BERSIH

2 AYAM FILLET KG PRODUSEN : UD BAROKAH


NO 17020006540112
EXP DATE : 10 FEBRUARI 2023

BERSIH SEGAR, DIGILING, TIDAK BEKU, TIDAK ADA URAT, BERSIH

PRODUSEN : UD BAROKAH
3 AYAM GILING KG
NO 17020006540112
EXP DATE : 10 FEBRUARI 2023

4 HATI AMPELA AYAM POTONG SEGAR, BERSIH, TIDAK BIRU, AMPELA DAN ATI TERPISAH
5 TELUR PUYUH KG SEGAR, BERSIH, KULIT MULUS, BERAT ±10 GR/ BUTIR
6 TELUR AYAM KG SEGAR, BERSIH, TIDAK ADA YANG RETAK, MULUS, TIDAK ADA KOTORAN, BERAT ± 50 GR/

32
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
BUTIR
SAPI MUDA, BAGIAN HAS DALAM, SEGAR, TIDAK BEKU, TIDAK ADA URAT DAN LEMAK. 20
PTG/ KG

7 DAGING SAPI KG PRODUSEN : CV MULTI JAYA


NO 03020011410715
EXP DATE : 30 JULI 2021

SAPI MUDA, BAGIAN HAS DALAM, MURNI, SEGAR, DIGILING, TIDAK BEKU, TIDAK ADA
URAT, BERSIH.

8 DAGING GILING KG PRODUSEN : CV MULTI JAYA


NO 03020011410715
EXP DATE : 30 JULI 2021

9 CUMI – CUMI KG SEGAR, WARNA CERAH, MURNI, TIDAK TERLALU BERLENDIR, TIDAK PUCAT
SEGAR, WARNA CERAH, MURNI, TIDAK TERLALU BERLENDIR, TIDAK BERWARNA
10 UDANG KG
KEBIRUAN ATAU PUCAT
11 IKAN BAWAL KG SEGAR, TEKSTUR DAGING KERAS,WARNA CERAH, TIDAK ADA BEKAS LUKA/KOTORAN
12 IKAN DORI FILLET KG SEGAR, WARNA CERAH, MURNI, TEKSTUR LEMBUT, TIDAK BEKU
13 IKAN KAKAP FILLET KG SEGAR, WARNA CERAH, MURNI, TEKSTUR LEMBUT, TIDAK BEKU
14 IKAN KEMBUNG KG SEGAR, TEKSTUR DAGING KERAS,WARNA CERAH, TIDAK ADA BEKAS LUKA/KOTORAN
15 IKAN LELE KG SEGAR, TEKSTUR DAGING KERAS,WARNA CERAH, TIDAK ADA BEKAS LUKA/KOTORAN
16 IKAN PATIN KG SEGAR, TEKSTUR DAGING KERAS,WARNA CERAH, TIDAK ADA BEKAS LUKA/KOTORAN
17 IKAN TENGGIRI FILLET KG SEGAR, WARNA CERAH, MURNI, TEKSTUR LEMBUT, TIDAK BEKU
18 IKAN TONGKOL KG SEGAR, TEKSTUR DAGING KERAS,WARNA CERAH, TIDAK ADA BEKAS LUKA/KOTORAN
19 IKAN TUNA FILLET KG SEGAR, WARNA CERAH, MURNI, TEKSTUR LEMBUT, TIDAK BEKU
20 TAHU BH SEGAR, BERSIH, WARNA PUTIH, KEDELAI MURNI, TANPA PENGAWET, PADAT, BERAT ±200

33
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
GR/BH
SEGAR, BERSIH, TIDAK ASAM, PADAT, KEDELAI MURNI, TIDAK ADA CAMPURAN, BERAT ±1
KG/PAPAN
21 TEMPE PPN
PRODUSEN : TEMPE BEKEN
NO :-
EXP DATE : 13 MARET 2021
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, MURNI, BERSIH, SEGAR, MULUS, UKURAN SEDANG 10 BH
/100 GR, HALAL MUI, MEREK ESSEM
22 BAKSO SAPI ESSEM BH
PRODUSEN : PT MITINDO GLOBAL
JAYA NO 00010025330603
EXP DATE : 17/10/2019
KEMASAN UTUH, ASLI, TIDAK ADA YANG RUSAK, HALAL MUI, MEREK SUMBER SELERA
BAKSO SAPI UB SUMBER
23 PACK/ BUAH PRODUSEN : PT SUMBER PRIMA ANUGRAH
SELERA
ABADI NO 00010048090508
EXP DATE : 31/01/2019
KEMASAN ASLI, UTUH, TIDAK ADA YANG RUSAK, MERK CHAMP, HALAL MUI

24 NUGGET AYAM CHAMP PACK/ BUAH PRODUSEN : PT CHAROEN POKPHAN


INDONESIA NO00010011101099
EXP DATE : 06/04/2018
KEMASAN ASLI, UTUH, TIDAK ADA YANG RUSAK, MERK FIESTA, HALAL MUI

25 NUGGET AYAM FIESTA PACK/ BUAH PRODUSEN : PT CHAROEN POKPHAN


INDONESIA NO00010011101099
EXP DATE : 06/04/2018

34
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
ASLI, TEKSTUR PADAT, TIDAK BERJAMUR, MEREK SURYA ABADI

26 PANGSIT SURYA ABADI PACK / BUAH PRODUSEN : UD. ABADIE MIE


NO : '03090015801216
EXP DATE : 07/12/2018
ASLI, TEKSTUR PADAT, TIDAK BERJAMUR, MEREK SURYA ABADI

27 PANGSIT SE PACK / BUAH PRODUSEN : CV SUMBER RASA


NO 1709008090910
EXP DATE : 18/09/2018
KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, BERSIH, KEMASAN PLASTIK, HALAL MUI

28 SOSIS AYAM CHAMP PACK/ BUAH PRODUSEN : PT CHAROEN POKPHAN


INDONESIA NO00010011101099
EXP DATE : 06/04/2018
WARNA HIJAU, TIDAK KERAS, MATAN, BERSIH
29 ALPUKAT KG
WARNA UNGU, SEGAR, TIDAK BUSUK, BERSIH, BULATAN ANGGUR MASIH MENYATU
30 ANGGUR KG
(TIDAK TERLEPAS-LEPAS)
31 APEL KG WARNA MERAH MERAT, SEGAR, TIDAK BUSUK, BERSIH, BERAT ±140 GR/BH, ISI : 7 BH / KG
32 JAMBU BIJI SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, TUA, TIDAK BUSUK
33 JERUK LIMAU KG SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, TUA, TIDAK BUSUK
34 JERUK NIPIS KG SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, TUA, TIDAK BUSUK
35 JERUK PERAS / MANIS KG SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, TUA, TIDAK BUSUK
36 KIWI SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, TUA, TIDAK BUSUK
37 MELON KG SEGAR, BERSIH, BERBAU HARU, TUA, TIDAK BUSUK, BERAT ±3 KG/ BH
38 NANGKA MASAK SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, TUA, TIDAK BUSUK
39 PEAR KG SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, TUA, TIDAK BUSUK, BERAT ±160 GR/ BH, ISI±6 BH/ KG

35
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
40 PEPAYA KG SEGAR, BERSIH, WARNA CERAH, MATANG, TIDAK BUSU, BERAT ±5 KG/ BH
TUA, BERSIH, WARNA KUNING CERAH, MATANG, TIDAK MEMAR / LECET, UKURAN ±150
41 PISANG AMBON KG GR/ BH
42 SEMANGKA KG TUA, SEGAR, BERSIH, WARNA MERAH MERATA, TIDAK BUSUK, BERAT ±5,5 KG/ BH
43 BAYAM IKAT SEGAR, MUDA, BERSIH, TANPA AKAR, DAUN TIDAK BERLUBANG, BERAT ±200 GR/ IKAT
44 BENGKUANG KG BERSIH, TIDAK BERLUBANG, TIDAK BUSUK
45 BROKOLI KG HIJAU TUA, SEGAR, BERSIH, TIDAK BERULAT, TIDAK BUSUK
46 BUNCIS KG SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, PANJANG ±15 CM
47 CABE HIJAU KG SEGAR, BERSIH, TIDAK BERULAT, WARNA CERAH
48 CABE MERAH KG SEGAR, BERSIH, TIDAK BERULAT, WARNA MERAH CERAT MERATA
49 CABE RAWIT KG SEGAR, BERSIH, TIDAK BERULAT, WARNA MERAH CERAH MERATA
50 DAUN BAWANG KG SEGAR, MUDA,BERSIH, HIJAU MERATA (TIDAK KUNING)
51 DAUN SO IKAT SEGAR, MUDA, BERSIH, BERAT ±100 GR/ IKAT
52 DAUN KEMANGI KG SEGAR, BERSIH, TIDAK BERULAT, WARNA HIJAU CERAH
53 DAUN SINGKONG IKAT SEGAR, HIJAU MERATA, TIDAK LAYU, TIDAK BERLUBANG DAN TIDAK BERULAT
54 JAGUNG MANIS KG SEGAR, MUDA, BERSIH
55 JAGUNG PUTREN/MUDA KG SEGAR, MUDA, TIDAK KERAS, BERSIH, PANJANG 10-15 CM, DIAMETER ±1,5 CM
56 JAMUR KANCING KG BERSIH, SEGAR, BENTUK UTUH, TANPA KOTORAN
57 JAMUR KUPING KG BERSIH, KERING, TANPA KOTORAN
58 JAMUR PUTIH KG BERSIH, SEGAR, BENTUK UTUH, TANPA KOTORAN
59 JAMUR TIRAM KG BERSIH, SEGAR, BENTUK UTUH, TANPA KOTORAN
60 KACANG PANJANG KG SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, BERAT ±1 KG/ IKAT, PANJANG±40 CM, UTUH
61 KANGKUNG IKAT SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, DAUN TIDAK BERLUBANGT
62 KAPRI KG SEGAR,MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT
63 KATUK IKAT SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, DAUN TIDAK BERLUBANG
64 KELAPA MUDA PARUT KG WARNA PUTIH BERSIH, RASA TIDAK ASAM, TIDAK ADA KOTORAN DAN BENDA ASING
65 KELAPA TUA PARUT KG WARNA PUTIH BERSIH, RASA TIDAK ASAM, TIDAK ADA KOTORAN DAN BENDA ASING

36
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
TUA, PERMUKAAN LICIN, SEGAR, BERSIH, TIDAK BERLUBANG, TIDAK BUSUK, TIDAK
66 KENTANG KG BERWARNA HIJAU (SOLANIN), BERAT ±200 GR
67 KETIMUN KG SEGAR, MUDA,PADAT,BERSIH
68 KOL KG SEGAR, BERSIH, MUDA, TIDAK BERULAT, UTUH
69 LABU AIR BH SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERDURI, TIDAK KERAS
70 LABU SIAM BH SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERDURI, TIDAK KERAS, BERAT ±450 GR/ BH
71 LOBAK KG SEGAR, PUTIH BERSIH, PADAT
72 NANGKA MUDA KG SEGAR, WARNA PUTIH CERAH, TIDAK ADA KOTORAN, BERSIH, TEKSTUR AGAK KERAS
73 OYONG KG SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, PERMUKAAN KULIT TIDAK KASAR
SEGAR, WARNA CERAH, TIDAK BERLUBANG, TIDAK BERULAT, PERMUKAAN BERSIH DAN
74 PAPRIKA BH
LICIN
75 PETERSELI IKAT WARNA HIJAU CERAH, SEGAR, BERSIH, TIDAK ADA KOTORAN
76 SAWI HIJAU KG SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, UTUH, WARNA HIJAU CERAH MERATA
77 SAWI PUTIH KG SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, UTUH
78 SAWI SENDOK KG SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, UTUH
79 SELADA IKAT SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, UTUH, WARNA HIJAU CERAH
80 SELEDRI IKAT SEGAR, MUDA,BERSIH, HIJAU MERATA (TIDAK KUNING)
81 SINGKONG KL PADAT, TIDAK BUSUK, SEGAR
82 TAUGE PANJANG KG SEGAR, BERSIH, TANPA KULIT, DARI KACANG KEDELAI
83 TAUGE PENDEK KG SEGAR, BERSIH,MUDA, PENDEK
84 TERONG KG SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT
85 TOMAT KG SEGAR, BERSIH, TIDAK BERULAT, WARNA CERAH MERAH
86 SINGKONG KL PADAT, TIDAK BUSUK, SEGAR
SEGAR, MUDA, BERSIH, TIDAK BERULAT, WARNA CERAH, DIAMETER ± 4 C, PANJANG ±15
87 WORTEL KG
CM, PANGKALNYA TIDAK BERWARNA HIJAU
BERSIH, COKELAT, TIDAK TERLALU BASAH, TIDAK BANYAK BIJI, KEMASAN PLASTIC,
88 ASAM JAWA BKS
BERAT ½ KG / BKS

37
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
89 BAWANG BOMBAY KG KERING, BERSIH, PADAT, TUA, BESAR MERATA, TIDAK BUSUK
KERING, BERSIH, PADAT, TUA, BESAR MERATA, TIDAK BUSUK, TIDAK ADA KULIT/
90 BAWANG MERAH KG DIKUPAS
91 BAWANG PUTIH KG KERING, BERSIH, PADAT, TUA, BESAR MERATA, TIDAK BUSUK
92 DAUN JERUK KG SEGAR, BERSIH
93 DAUN PANDAN IKAT SEGAR, BERSIH
94 DAUN SALAM IKAT SEGAR, BERSIH
95 JAHE KG SEGAR, TUA, BERSIH
96 JINTEN KG KERING, BERSIH, TIDAK TERCAMPUR BAHAN ASING
97 KAYU MANIS KERING, BERSIH, TIDAK TERCAMPUR BAHAN ASING
98 KEMIRI KG KERING, BERSIH, TERKUPAS, UTUH, TIDAK BERULAT, TIDAK BERJAMUR
99 KENCUR KG SEGAR, TUA, BERSIH
100 KETUMBAR KG KERING, HALUS, BERSIH, MURNI
101 KUNCI KG BERSIH, KERING, SEGAR, TIDAK TECAMPUR BAHAN ASING
102 KUNYIT KG SEGAR, TUA, BERSIH
103 LAOS KG SEGAR, TUA, BERSIH
104 LADA KG KERING, HALUS, BERSIH, BENTUK UTUH,TIDAK TERCAMPUR BAHAN ASING

105 PALA KG TEKSTUR KERAS, BENTUK UTUH, TIDAK TERCAMPUR BAHAN ASING
106 SERAI IKAT WARNA CERAH, SEGAR, BERSIH, TIDAK LAYU

38
2. SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN KERING
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN GALON,
107 AIR MINERAL CLUB GALON
HALAL MUI
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN BOTOL PLASTIK 1500
108 AIR MINERAL CLUB DUS
ML, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN BOTOL 330 ML HALAL
109 AIR MINERAL CLUB DUS
MUI
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN GELAS
110 AIR MINERAL CLUB DUS
240 ML, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN GALON,
111 AIR MINERAL PRIMA GALON
HALAL MUI
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN 1500 ML,
112 AIR MINERAL PRIMA DUS
HALAL MUI
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN BOTOL PLASTIK 330
113 AIR MINERAL CLUB DUS
ML, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, BERSIH, JERNIH, MURNI, TIDAK RUSAK, TIDAK PENYOK, KEMASAN GELAS
114 AIR MINERAL PRIMA DUS
240 ML, HALAL MUI
115 BERAS SUPER ROJOLELE KARUNG PUTIH, BERSIH, ASLI, BENTUK UTUH, TIDAK BERTEPUNG
116 BERAS SLYP SUPER KARUNG PUTIH, BERSIH, ASLI, BENTUK UTUH, TIDAK BERTEPUNG
117 BIHUN CAP AAA PLASTIK / KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, TIDAK PATAH, UTUH, TIDAK APEK, WARNA PUTIH TIDAK KUSAM, HALAL

39
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
PACK MUI
PLASTIK / KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, TIDAK PATAH, UTUH, TIDAK APEK, WARNA PUTIH TIDAK KUSAM, HALAL
118 BIHUN JAGUNG
PACK MUI
119 CREAM CRACKERS PACK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, MEREK KHONG GUAN, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, RASA BERAS MERAH, BERAT 120 G/DUS, MAKSIMAL 3 BULAN SEBELUM
120 CERELAC BERAS MERAH DUS
TANGGAL KADALUARSA, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, RASA KACANG HIJAU, BERAT 120 G/DUS, MAKSIMAL 3 BULAN SEBELUM
121 CERELAC KACANG HIJAU DUS
TANGGAL KADALUARSA, HALAL MUI
COKLAT BUBUK VAN
122 DUS KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KAKAO BUBUK, KERING, BERSIH, TIDAK APEK, HALAL MUI
HOUTEN
123 CUKA DIXI BOTOL KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, CAIR, JERNIH, KEMASAN BOTOL UKURAN 650 ML, HALAL MUI
124 FRENCH FRIES FIESTA PACK KEMASAN ASLI, UTUH, BEKU, TIDAK ADA YANG RUSAK, MERK FIESTA, HALAL MUI
125 GARAM NUTRISALIN BOTOL KEMASAN ASLI, MASIH TERSEGEL, TIDAK RUSAK, HALAL MUI
126 GARAM REFINA PACK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, TIDAK BOCOR ATAU BERLUBANG, HALAL MUI
127 GULA ARO GULAKU PACK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, HALAL MUI
128 GULA JAWA BALL KERING, TIDAK BERJAMUR, BENTUK UTUH, TIDAK ADA HEWAN
GULA DIABETASOL KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, MURNI, HALUS, PUTIH, KEMASAN SACHET 2 G ISI 50 ATAU 100 SACHET,
129 DUS
SWEETENER HALAL MUI
GULA DIIT TROPICANA KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, MURNI, HALUS, PUTIH, KEMASAN SACHET 2 G ISI 50 ATAU 100 SACHET,
130 DUS
DIABETES HALAL MUI

40
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
KEMASAN ASLI, MERK GMP, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, PUTIH KRISTAL UTUH, MURNI, BERAT 50
131 GULA GMP KARUNG
KG, HALAL MUI
132 GULA GULAKU PACK KEMASAN ASLI, MEREK GULAKU, TIDAK RUSAK, KERING, PUTIH DAN BERSIH, HALAL MUI
GULA JAWA CAIR KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA COKLAT, CAIR KENTAL, TIDAK ADA HEWAN, KEMASAN BOTOL
133 BOTOL
TROPICANA UKURAN 350 ML, HALAL MUI
UTUH, BERWARNA HIJAU MERATA, KERING, TIDAK TENGIK, TIDAK KERIPUT, TIDAK KOTOR, TIDAK
134 KACANG HIJAU KG
TERCAMPUR BENDA ASING
UTUH, BERWARNA COKLAT MERATA, KERING, TIDAK TENGIK, TIDAK KERIPUT, TIDAK KOTOR, TIDAK
135 KACANG KEDELAI KG
TERCAMPUR BENDA ASING
UTUH, BERWARNA MERAH, KERING, TIDAK TENGIK, TIDAK KERIPUT, TIDAK KOTOR, TIDAK TERCAMPUR
136 KACANG MERAH KG
BENDA ASING
UTUH, BERWARNA COKLAT MERATA, KERING, TIDAK TENGIK, TIDAK KERIPUT, TIDAK KOTOR, TIDAK
137 KACANG TANAH KG
TERCAMPUR BENDA ASING
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERWARNA HITAM, DARI KEDELAI ASLI, CAIR KENTAL, KEMASAN
138 KECAP MANIS BANGO JERIGEN
JERIGEN UKURAN 7 KG, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERWARNA HITAM, DARI KEDELAI ASLI, CAIR KENTAL, KEMASAN
139 KECAP MANIS ABC JERIGEN
JERIGEN UKURAN 6 KG, HALAL MUI
140 KECAP ASIN ABC BOTOL KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERWARNA HITAM, CAIR,HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH, TIDAK TENGIK, KEMASAN KARDUS, MAKSIMAL 3 BULAN
141 KEJU CHEDDAR KRAFT BUAH
SEBELUM KADALUARSA, HALAL MUI

41
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
KEJU CHEDDAR KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH, TIDAK TENGIK, KEMASAN KARDUS, MAKSIMAL 3 BULAN
142 BUAH
PRO CHIZZ SEBELUM KADALUARSA, HALAL MUI
UTUH, BERWARNA HITAM MERATA, KERING, TIDAK TENGIK, TIDAK KOTOR, TIDAK
143 KETAN HITAM KG
TERCAMPUR BENDA ASING
144 KERUPUK BAWANG ACC PACK KERING, BENTUK UTUH, TIDAK TENGIK, TIDAK TERCAMPUR BENDA ASING, HALAL MUI
145 KERUPUK BAWANG PACK KERING, BENTUK UTUH, TIDAK TENGIK, TIDAK TERCAMPUR BENDA ASING, HALAL MUI
146 KEMBANG TAHU INTAN PACK KERING, BENTUK UTUH (TIDAK HANCUR), TIDAK BERJAMUR DAN BERTEPUNG, HALAL MUI
147 MAESTRO MAYONAISE PACK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, CAIR KENTAL, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BENTUK PIPA DENGAN PANJANG ± ½ CM, UTUH, TIDAK APEK, WARNA
148 MAKARONI SEDANI PACK KEKUNINGAN, KEMASAN PLASTIK, BERAT 1 KG/ PACK, MAKSIMAL 3 BULAN SEBELUM TANGGAL
KADALUARSA, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BENTUK PIPA DENGAN PANJANG ± ½ CM, UTUH, TIDAK APEK, WARNA
149 MAKARONI LA FONTE PACK / BUAH KEKUNINGAN, KEMASAN PLASTIK, BERAT 1 KG/ PACK, MAKSIMAL 3 BULAN SEBELUM TANGGAL
KADALUARSA, HALAL MUI
MIE INSTANT KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, MERK INDOMIE, RASA SOTO DAN AYAM BAWANG, KERING, BERSIH, ISI
150 DUS
INDOMIE REBUS 40 BUAH/DUS, HALAL MUI
MIE INSTANT
151 DUS KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, MERK INDOMIE, KERING, BERSIH, ISI 40 BUAH/DUS, HALAL MUI
INDOMIE GORENG
KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, UTUH TIDAK PATAH, WARNA KEKUNINGAN, BERAT
152 MIE TELUR CAP AA PACK
200 G/PACK, HALAL MUI

42
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
MIE TELUR CAP KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, UTUH TIDAK PATAH, WARNA KEKUNINGAN, BERAT
153 PACK / BUAH
3 AYAM 200 G/PACK, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERWARNA HITAM, CAIR,
154 MINYAK WIJEN ABC BOTOL
HALAL MUI
KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, KUNING, JERNIH, TIDAK TENGIK, CAIR KENTAL, KEMASAN JERIGEN
155 MINYAK GORENG BIMOLI DIRIGEN
DENGAN BERAT 17 KG, HALAL MUI
KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, KUNING, JERNIH, TIDAK TENGIK, CAIR KENTAL, KEMASAN JERIGEN
156 MINYAK GORENG FILMA JERIGEN
DENGAN BERAT 17 KG, HALAL MUI
NATA DE COCO KEMASAN UTUH, TIDAK RUSAK, BENTUK KOTAK DADU, WARNA PUTIH KERUH, KEMASAN PLASTIK
157 PACK / BUAH
KARA DENGAN BERAT 1 KG/PACK, HALAL MUI
DIKEMAS PLASTIK BENING TRANSPARAN TERTUTUP, TIDAK RUSAK, BENTUK SEGI EMPAT, WARNA
ROTI TAWAR
158 PACK / BUAH PUTIH, TANPA KULIT, TIDAK BERJAMUR, LEMBUT, ISI 10 SLICE/PACK, MAKSIMAL 6 HARI SEBELUM
SARI ROTI
TANGGAL KADALUARSA, HALAL MUI
DIKEMAS PLASTIK BENING TRANSPARAN TERTUTUP, TIDAK RUSAK, BENTUK SEGI EMPAT, WARNA
ROTI TAWAR
159 PACK / BUAH PUTIH, TANPA KULIT, TIDAK BERJAMUR, LEMBUT, ISI 10 SLICE/PACK, MAKSIMAL 6 HARI SEBELUM
MY ROTI
TANGGAL KADALUARSA, HALAL MUI
160 ROYCO PACK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, TIDAK MENGGUMPAL, HALAL MUI
SANTAN KELAPA KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, CAIR, BAHAN BAKU KELAPA ASLI, WARNA PUTIH, KEMASAN BERBENTUK
161 PACK / BUAH
COCOMAS MURNI KOTAK DENGAN UKURAN 200 ML/BUAH, HALAL MUI
162 SANTAN KELAPA PACK / BUAH KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, CAIR, BAHAN BAKU KELAPA ASLI, WARNA PUTIH, KEMASAN BERBENTUK

43
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
SUNKARA KOTAK DENGAN UKURAN 200 ML/BUAH, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA HITAM, CAIR KENTAL, RASA SAUS TIRAM, KEMASAN BOTOL KACA
163 SAUS TIRAM ABC BOTOL
UKURAN 335 ML, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA HITAM, RASA SAUS TIRAM, CAIR KENTAL, KEMASAN BOTOL
164 SAUS TIRAM SAORI BOTOL
PLASTIK UKURAN 1 L, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA MERAH TOMAT, KEMASAN BOTOL KACA UKURAN 335 ML, HALAL
165 SAUS TOMAT ABC BOTOL
MUI
SAUS TOMAT KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA MERAH TOMAT, KEMASAN BOTOL KACA UKURAN 335 ML, HALAL
166 BOTOL
DEL MONTE MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA ORANYE CABAI, KEMASAN BOTOL KACA UKURAN 335 ML, HALAL
167 SAUS SAMBAL ABC BOTOL MUI

SAUS SAMBAL KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA ORANYE CABAI, KEMASAN BOTOL KACA UKURAN 335 ML, HALAL
168 BOTOL
DEL MONTE MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, WARNA HITAM, RASA TERIYAKI, CAIR KENTAL KEMASAN BOTOL PLASTIK
SAUS TERIYAKI
169 BOTOL UKURAN
SAORI
135 ML, HALAL MUI
170 SELASIH KG KERING, WARNA HITAM, TIDAK TENGIK, BENTUK UTUH
KEMASAN BOTOL, SEGEL TIDAK RUSAK, TIDAK ADA HEWAN (SEMUT), KENTAL, RASA COCOPANDAN,
171 SIRUP MARJAN BOTOL
UKURAN 460 ML, HALAL MUI

44
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
KEMASAN BOTOL, SEGEL TIDAK RUSAK, TIDAK ADA HEWAN (SEMUT), KENTAL, RASA JERUK, UKURAN
172 SIRUP ABC BOTOL
580 ML, HALAL MUI
KEMASAN BOTOL, SEGEL TIDAK RUSAK, TIDAK ADA HEWAN (SEMUT), KENTAL, RASA MELON, UKURAN
173 SIRUP FREISS BOTOL
600 ML, HALAL MUI
KEMASAN BOTOL, SEGEL TIDAK RUSAK, TIDAK ADA HEWAN (SEMUT), KENTAL, ANEKA RASA, MERK
174 SIRUP TROPICANA BOTOL
TROPICANA SLIM, UKURAN 750 ML, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, TIDAK PATAH, UTUH, TIDAK APEK, WARNA PUTIH TIDAK KUSAM, HALAL
175 SOHUN SU BRAND PACK
MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BUBUK HALUS, RASA COKLAT DAN VANILA, KEMASAN SACHET UKURAN
176 SUSU DANCOW FORTIGO SACHET
27 G/SACHET, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
177 SUSU DIABETASOL DUS
BULAN SEBELUM TANGGAL KADALUARSA, BERAT 1 KG/DUS, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KALENG, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
178 SUSU ENSURE KALENG
BULAN SEBELUM TANGGAL KADALUARSA, BERAT 850 G/KALENG, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
179 SUSU ENTRAMIX DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 185 G/DUS, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
180 SUSU HEPATOSOL DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 185 G/DUS, HALAL MUI
SUSU KENTAL MANIS KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KENTAL, RASA COKLAT DAN VANILA, KEMASAN SACHET UKURAN 40
181 SACHET
FRISIAN FLAG G/SACHET, HALAL MUI

45
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK , KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
182 SUSU NEPHRISOL DUS BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT
185 G/BUNGKUS, HALAL MUI
SUSU NEPHRISOL KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
183 DUS
DIALISIS BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 185 G/BUNGKUS, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
184 SUSU PEPTISOL DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 185 G/BUNGKUS, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
185 SUSU PROTEN DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, ISI 20 SACHET/DUS DENGAN BERAT 52 G/SACHET, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
186 SUSU SGM ANANDA SOYA DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 200 G G/DUS HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
187 SUSU SGM BBLR DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 200 G/DUS, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
188 SUSU SGM LLM PLUS DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 200G/DUS, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KERING, BERSIH, MURNI, KEMASAN KARDUS, RASA VANILA, MAKSIMAL 3
189 SUSU SKIM TROPICANA DUS
BULAN SEBELUM KADALUARSA, BERAT 500 G/DUS, HALAL MUI
190 TEH TONG TJI DUS KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KEMASAN KARDUS, ISI 25 CELUP / DUS, HALAL MUI
191 TEH CELUP SARIWANGI DUS KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KEMASAN KARDUS, ISI 25 CELUP / DUS, HALAL MUI
192 TEH CELUP LIPTON DUS KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KEMASAN KARDUS, ISI 25 CELUP / DUS, HALAL MUI

46
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
TEPUNG BERAS ROSE KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH DARI BATU DAN KOTORAN LAIN, TIDAK APEK, KERING, HALUS,
193 PACK / BUAH
BRAND KEMASAN PLASTIK DENGAN BERAT 500 G, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH DARI BATU DAN KOTORAN LAIN, TIDAK APEK, KERING, HALUS,
194 TEPUNG MAIZENAKU DUS
KEMASAN PLASTIK DENGAN BERAT 300 G, HALAL MUI
195 TEPUNG ROTI KUMALA PACK / BUAH KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH, MURNI, TIDAK ADA KOTORAN, BERAT 1 KG/BKS, HALAL MUI
TEPUNG ROTI KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH, MURNI, TIDAK ADA KOTORAN, MERK MAMA SUKA, BERAT 1
196 PACK / BUAH
MAMA SUKA KG/BKS, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH DARI BATU DAN KOTORAN, TIDAK APEK, KERING, HALUS, BERAT
197 TEPUNG SAGU TANI PACK / BUAH
500 G/PACK, HALAL MUI
TEPUNG TAPIOKA PAK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BERSIH DARI BATU DAN KOTORAN, TIDAK APEK, KERING, HALUS, BERAT
198 PACK / BUAH
TANI 500 G/PACK, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, PROTEIN SEDANG, BERSIH DARI BATU DAN KOTORAN, TIDAK APEK,
199 TEPUNG CAKRA KEMBAR PACK / BUAH
KERING, HALUS, BERAT 1 KG/PACK, HALAL MUI
TEPUNG TERIGU KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, PROTEIN SEDANG, BERSIH DARI BATU DAN KOTORAN, TIDAK APEK,
200 PACK / BUAH
SEGITIGA KERING, HALUS, BERAT 1 KG/PACK, HALAL MUI
KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, BAHAN BAKU UDANG ASLI, ISI 20 BUAH/ PACK DENGAN BERAT 4,2
201 TERASI UDANG ABC PACK
G/SACHET, HALAL MUI
TROPICANA STRAWBERRY
202 BUAH ASLI, TERSEGEL, KENTAL, WARNA MERAH KEHITAMAN
JAM

47
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN

203 WIJEN KG WARNA CERAH, BENTUK UTUH, KERING, TIDAK TENGIK, TIDAK TERCAMPUR BAHAN ASING

48
3. SPESIFIKASI BAHAN PELENGKAP
NO BAHAN MAKANAN SATUAN SPESIFIKASI BAHAN MAKANAN
204 SUNLIGHT PACK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KEMASAN ISI ULANG DENGAN UKURAN 800 ML, HALAL MUI
205 LIFEBUOY HANDWASH PACK KEMASAN ASLI, TIDAK RUSAK, KEMASAN ISI ULANG DENGAN UKURAN 800 ML, HALAL MUI
206 PLASTIK BENING PACK KEMASAN ASLI, PUTIH BENING, BERSIH, TIDAK BERLUBANG
207 TISSUE TOPLY PACK KEMASAN ASLI, PUTIH, BERSIH, HALAL MUI
208 WRAPPING BUAH PUTIH BENING, BERSIH, HALAL MUI

49
BAB VI
KESELAMATAN
KERJA

Penyehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat berkaitan erat dengan
kejadian yang disebabkan kelalaian petugas dan dapat pula mengakibatkan kontaminasi terhadap
makanan. Pekerjaan yang terorganisir dikerjakan sesuai dengan prosedur,tempat kerja yang terjamin
dan aman, istirahat yang cukup dapat mengurangi bahaya dan kecelakaaan dalam proses
penyelenggaraan makanan banyak. Prosedur keselamatan kerja dibagi dalam beberapa aspek, yaitu :

1. RUANG PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

a. Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah


b. Menggunakan tutup kotak/tutup panci yang sesuai dan hindari tumpahan bahan
c. Tidak diperkenakan merokok diruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
d. Lampu dimatikan bila tidak dipergunakan atau diperlukan
e. Tidak mengangkat barang berat,bila tidak sesuai dengan kemampuan
f. Tidak mengangkat barang dalam jumlah besar,yang dapat membahayakan badan dan
kualitas barang
g. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin diruang penerimaan dan
penyimpanan.

2. RUANG PERISIAPAN DAN PENGOLAHAN MAKANAN

a. Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik.


b. Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan/mengolah bahan makanan.
c. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk pemakaiannya.
d. Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan nesib sebelumnya.
e. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan dibersihkan.
f. Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan mesin, lampu,
gas/listrik, dan lain-lainnya.
g. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
h. Pada saat selesai menggunakannya, teliti kembali apakah semua alat sudah dimatikan
mesinnya.
i. Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi porsi yang ditetapkan.
j. Tidak memasukkan muatan ke dalam kereta makan (trolly) yang melebihi kapasitasnya.
k. Meletakkan alat menurut tempatnya dan di atur dengan rapi.
l. Tidak mengisi air panas terlalu penuh dan menutupnya dengan rapat pada saat membawa
air panas.
m. Makanan selalu di wrapping, agar makanan tidak tumpah dan tercampur.

50
3. RUANG DISTRIBUSI MAKANAN DI UNIT PELAYANAN GIZI
a. Tidak mengisi panci dan piring terlalu penuh.
b. Tidak mengisi kereta makanan melebihi kapasitas kereta makan.
c. Meletakkan alat dengan teratur dan rapi.
d. Tidak mengisi air panas terlalu penuh dan menutupnya dengan rapat pada saat membawa
air panas.
e. Menggunakan peralatan yang bersih dan kering.
f. Menggunakan dengan baik peralatan sesuai dengan fungsinya.
g. Menggunakan alat pelindung kerja selama di dapur seperti celemek, topi, sepatu karet,
masker dan sarung tangan.
h. Tidak menggaruk dan batuk selama menjamah makanan.
i. Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang dibersihkan.
j. Berhati-hati dan teliti bila membuka dan menutup atau menyalakan dan mematikan kompor,
lampu, gas, listrik (misalnya alat yang menggunakan listrik seperti blender, toaster,
magiccom.)
k. Menata makanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
l. Mengikuti petunjuk/ prosedur kerja yang ditetapkan. Sebelum memulai bekerja dan bila akan
meninggalkan ruangan harus cuci tangan dengan menggunakan sabun.
m. Membersihkan/ mencuci peralatan makan/dapur/ kereta makan sesuai dengan prosedur.
n. Membuang/membersihkan sisa makanan/sampah segera setelah alat makan/ alat dapur
setelah digunakan.
o. Tidak meninggalkan dapur sebelum yakin bahwa kompor, lampu, gas, listrik sudah
dimatikan dan kemudian pintu dapur harus ditinggalkan dalam keadaan tertutup/terkunci.

4. DAPUR RUANG RAWAT INAP


a. Menggunakan peralatan yang bersih dan kering.
b. Menggunakan dengan baik peralatan sesuai dengan fungsinya.
c. Menggunakan alat pelindung kerja selama di dapur ruangan seperti celemek, topi, sepatu
karet, masker dan sarung tangan.
d. Tidak menggaruk dan batuk selama menjamah makanan.
e. Berhati-hati dan teliti bila membuka dan menutup atau menyalakan dan mematikan kompor,
lampu, gas, listrik
f. Menata makanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

51
g. Mengikuti petunjuk/prosedur kerja yang ditetapkan. Sebelum memulai bekerja dan bila akan
meninggalkan ruangan harus cuci tangan dengan menggunakan sabun.
h. Membersihkan/mencuci peralatan makan/dapur/kereta makan sesuai dengan prosedur.

5. ALAT PELINDUNG KERJA

a. Baju kerja, celemek dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin dan enak
dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja.
b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan menggunakan
sepatu yang berhak tinggi).
c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya.
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah yang
cukup, sabun, alat pengering.
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah dijangkau.
f. Pemeriksaan berkala setiap 6 bulan sekali untuk seluruh petugas Instalasi Gizi.

52
BAB VII
PENGENDALIAN
MUTU

Pelayanan gizi di rumah sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu,
yaitu Pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman,
Menjamin Kepuasan konsumen dan Asesmen yang berkualitas. Dalam Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit (Depkes RI, 2008), ditetapkan bahwa indicator Standar Pelayanan Gizi meliputi : 1).
Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien (100%), 2). Sisa Makanan yang tidak dihabiskan
oleh pasien (≤20%) dan 3). Tidak ada kesalahan pemberian diet (100%). Beberapa rumah sakit
sudah mulai mengembangkan kepuasan konsumen dengan indicator mutu.
Mengingat ruang lingkup pelayanan gizi di rumah sakit yang kompleks meliputi pelayanan
dan pengembangan maka setiap rumah sakit perlu menetapkan dan mengembangkan indicator mutu
pelayanan gizi agar tercapai pelayanan gizi yang optimal. Pengawasan dan pengendalian mutu
pelayanan gizi di rumah sakit, ditujukan untuk menjamin ketepatan dan keamanan pelayan gizi. Fungsi
dari kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu dalam pelayanan gizi di rumah sakit adalah
Mengawasi setiap tahapan proses, Menjamin keamanan pelayanan yang dihasilkan serta,
menghasilkan pelayanan yang bermutu. Berikut adalah beberapa indicator mutu pelayanan gizi :

1. PERENCANAAN ASUHAN GIZI SESUAI DENGAN STANDAR PELAYANAN


a. Definisi
Prosentase rencana asuhan gizi yang dilaksanakan sesuaidengan standar pelayanan
asuhan gizi. Standar pelayanan asuhan gizi yaitu :
a) Rencana asesmen/pengkajian dana suhan gizi yang diberikan tepat waktu.
b) Rencana asuhan gizi yang tercatat dalam Rekam Medik
c) Rencana asuhan direvisi sesuai dengan respon pasien]
d) Monitoring pelaksanaan rencana asuhan dilakukan
e) Kesesuaian intervensi dengan kondisi pasien Skor :100%
b. Sumber data : rekam medic pasien
c. Prosedur :
1) Pilih rekam medic pasien secara random, maksimum 20, minimum 10 (atau 10% dari
rekam medic pasien atau berdasarkan jenis diagnose dan sebagainya, namun
hasilnya valid, spesifik untuk parameter yang dipilih).
2) Lakukan audit berdasarkan standar di atas.
3) Jawaban “Ya” menunjukkan sesuai dengan standar, Jawana “Tidak” menunjukkan
tidak sesuai dengan standar. Jawaban “tidak aplikatif” menunjukkan bila tidak
aplikatif untuk standar tersebut.

53
4) Hitung dengan formula berikut :
Jumlah pernyataan “ya” + x
100% Jumlah catatan medic
yang dikaji
5) Lakukan rekapitulasi dan tentukan apakah skor minimum tercapai atau tidak.
6) Bila tidak mencapai skor minimum, lakukan identifikasi masalah dan tindak lanjutnya.

d. Frekuensi audit :
Bila minimum skor tercapai, dilakukan 1x setahun. Bila skor minimum tidak tercapai
dilakukan audit berulang pada aspek yang perlu diperbaiki.

2. KEBERHASILAN KONSELING GIZI


a. Definisi
Prosentase perubahan sign dan symptoms dari problem gizi pada kunjungan awal terhadap
target pada kunjungan konseling berikutnya.
b. Sign dan symptoms meliputi antara lain riwayat diet, antropometri, hasil laboratorium,
hasil pemeriksaan fisik dan klinis.
c. Skor = 100 %
d. Formula :
∑ Pasien dengan perubahan sign symptoms menjadi baik x 100%
∑ Pasien yang diberikan konseling
e. Frekuensi audit : setiap tahun

3. KETETAPAN DIET YANG DISAJIKAN


1. Definisi
Prosentase ketepatan diet yang disajikan sesuai dengan diet order dan rencana
asuhan 2. Skor : 100%
3. Prosedur :
1) Pilih pasien-pasien kurang gizi (minimum 4 maks 20) untuk dilakukan evaluasi
2) Catat rencana intervensi diet yang terdapat dalam rekam medic, catat order diet
yang diminta ke ruang produksi makanan dan observasi diet yang disajikan.
3) Jawaban „Ya” bila order diet sesuai dengan rencana intervensi, order diet
sesuai dengan diet yang disajikan;
Jawaban “tidak: bila terjadi sebaliknya. Jawaban “Pengecualian”, bila ketidak
sesuaian tersebut karena sesuatu hal yang mendasar (misalnya perubahan diet
menjelang waktu makan atau pasien menolak makanan).

54
4) Lakukan rekapitulasi dan tentukan apakah skor minimum tercapai atau tidak
5) Bila tidak mencapai skor minimum, lakukan identifikasi masalah dan tindak lanjutnya.

4. Frekuensi Audit
Bila ketepatan memenuhi skor 100%, maka di audit kembali 1 tahun, bila belum mencapai
skor dicari penyebabnya, ditindak lanjuti dan di audit kembali.

4. KETEPATAN PENYAJIAN MAKANAN

1. Definisi
Prosentase ketepatan dan keakuratan makanan yang disajikan yang sesuai standar yang
disepakati.
2. Minimum skor : ketepatan penyajian makanan 100%
3. Prosedur :
1) Amati penyajian makanan di pasien, fokuskan pada 4 aspek di bawah ini :
- Apakah alat makanan lengkap sesuai dengan standar yang ditetapkan ?
- Apakah menu yang disajikan sesuai dengan siklus menu yang berlaku atau
menu yang diminta pasien ?
- Apakah porsi yang disajikan sesuai denan standar porsi yang ditetapkan ?
- Apakah penampilan makanan yang disajikan secara keseluruhan baik ?
(Kebersihan, menarik, penataan makanan sesuai alat)
2) Jawaban “Ya” bila sesuai dan “tidak” bila tidak sesuai.
3) Hitung dengan formula dibawah ini :
∑ Jawaban Ya x 100%
4

4) Lakukan rekapitulasi dan tentukan apakah skor minimum tercapai atau tidak
5) Bila tidak mencapai skor minimum, lakukan identifikasi masalah dan tidak lanjutnya.

4. Frekuensi Audit :
Bila minimum skor tercapai, dilakukan 12 kali dalam setahun. Bila skor minimum tidak
tercapai dilakukan audit berulang pada aspek yang perlu diperbaiki.

5. KETEPATAN CITARASA MAKANAN


1. Definisi
Prosentase citarasa (aroma, suhu, penampilan, rasa dan tekstur) hidangan yang dapat
diterima atau sesuai dengan dietnya.

55
2. Minimum skor : ketepatan citarasa makanan 100%
3. Prosedur :
1) Panelis memilih hidangan yang akan diaudit
2) Pesankan hidangan dari dapur, pastikan menu/hidangan tersebut sesuai dengan yang
disajikan ke pasien
3) Pastikan terdapat jenis hidangan yang merupakan modifikasi bentuk makanan dan
terapi diet.
4) Jawaban “Ya” bila citarasa dapat dapat diterima panelis dan “tidak” bila tidak
dapat diterima panelis.
5) Hitung dengan formula dibawah ini :
∑ Jawaban “Ya” x 100%
∑ menu yang diaudit x 5
6) Tentukan apakah skor minimum tercapai atau tidak
7) Lakukan rekapitulasi dari beberapa pasien dan tentukan kesimpulannya secara
keseluruhan apakah skor minimum tercapai atau tidak.
8) Bila tidak mencapai skor minimum, lakukan identifikasi masalah dan tindak lanjutnya.
4. Frekuensi Audit
Bila minimum skor tercapai, dilakukan 12 kali dalam setahun. Bila skor minimum tidak
tercapai dilakukan audit berulang pada aspek yang perlu diperbaiki.

6. SISA MAKANAN PASIEN


a. Definisi
Prosentase makanan yang dapat dihabiskan dari satu atau lebih waktu makan
b. Skor maksimal : 80%
c. Prosedur :
1) Pilih pasien/menu yang alam di audit. Pasien tidak boleh diberitahu akan diaudit.
2) Minta penyaji makanan tidak membereskan meja pasien sebelum audit selesai atau
bila pasien telah selesai makan, pindahkan baki pasien ke troli terpisah atau diamati
auditor,
3) Amati dan catat estimasi sisa makanan yang terdapat dalam baki :
- Penuh = menggambarkan makanan utuh (tidak dimakan), bila makanan tidak
di makan.
- ¾ p = Menggambarkan sisa makanan ¾ p porsi awal
- ½ p = Menggambarkan sisa makanan ½ porsi awal
- ¼ p = Menggambarkan sisa makanan ¼ porsi awal
- 0 p = Menggambarkan tidak ada sisa makanan.

56
4) Hitung skor, bila :
- Penuh dikalikan 0
- ¾ p dikalikan 1
- ½ p dikalikan 2
- ¼ p dikalikan 3
- 0 p dikalikan 4

5) Formula :
Total Nilai x 100 %
Jumlah jenis menu x 4

6) Tentukan apakah skor minimum tercapai atau tidak


7) Lakukan rekapitulasi dari beberapa pasien dan tentukan kesimpulannya secara
keseluruhan apakah skor minimum tercapai atau tidak.

d. Frekuensi Audit :
Bila tidak mencapai skor minimum, lakukan identifikasi masalah dan tindak lanjutnya.

57
BAB VIII
PENUTUP

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, khususnya dibidang


gizi, peraturan perundang-undangan dan pembaruan standar acuan pelayanan yang berkualitas
melalui akreditasi baru yang mengacu pada The Joint Comission Internasional (JCI) for Hospital
Accreditation berdampak pada pelayanan gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang dilaksanakan di rumah
sakit tentunya perlu disiapkan secara professional sesuai perkembangan tersebut.
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan lainnya di
rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan di rumah sakit.
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan
profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit yang tepat bagi
klien/pasien sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, pedoman ini juga akan bermanfaat
bagi pengelola gizi rumah sakit dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan serta
perkembangan pelayanan gizi yang holistik.

Serang 2023

Menyetujui, Mengetahui,
Ka. Unit Gizi Direktur,

58
LAMPIRAN 1

57

Anda mungkin juga menyukai