Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN TINDAKAN PERAWATAN KATETER DALAM UPAYA

PENCEGAHAN INFEKSI PADA PASIEN STROKE


DI RUANG X
RSUD KABUPATEN TANGERANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salahsatu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :
SALMA NUR ANANDA
NIM : P27901120034

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
2022-2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Stroke adalah suatu

keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa

defisit neurologik fokal dan global. Yang dapat memberat dan berlangsung

lama selama 24 jam atau lebih dan atau menyebabkan kematian, tanpa adanya

penyebab lain yang jelas selain vascular(WHO,2018). Stroke terjadi apabila

pembuluh darah ortak mengalami penyumbatan atau pecah yang

mengakibatkan sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang

membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel atau

jaringan (Kemenkes RI, 2019).

Prevalensi stroke menurut data World Stroke Organization

menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13,7 juta kasus baru stroke, dan

sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke. Sekitar 70% penyakit

stroke dan 87% kematian dan disabilitas akibat stroke terjadi pada negara

berpendapatan rendah dan menengah. Prevalensi stroke di Amerika Serikat

adalah sekitar 7 juta (3,0%), sedangkan di Cina prevalensi stroke berkisar

antara (1,8%) (pedesaan) dan (9,4%) (perkotaan). Di seluruh dunia, Cina

merupakan negara dengan tingkat kematian cukup tinggi akibat stroke (19,9%
dari seluruh kematian di Cina), bersama dengan Afrika dan Amerika Utara

(Mutiarasari, 2019).

Di negara Indonesia sendiri berdasarkan hasil Rikesdas tahun 2018

prevalensi penyakit stroke meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu dari

(7%) menjadi (10,9%). Secara nasional, prevalensi stroke di Indonesia tahun

2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar

(10,9%) atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang. Berdasarkan kelompok

umur kejadian penyakit stroke terjadi lebih banyak pada kelompok umur 55-

64 tahun (33,3%) dan proporsi penderita stroke paling sedikit adalah

kelompok umur 15-24 tahun. Laki-laki dan perempuan memiliki proporsi

kejadian stroke yang hampir sama. Sebagian besar penduduk yang terkena

stroke memiliki pendidikan tamat SD (29,5%). Prevalensi penyakit stroke

yang tinggal di daerah perkotaan lebih besar yaitu (63,9%) dibandingkan

dengan yang tinggal di pedesaan sebesar (36,1%) (Kemenkes RI, 2018).

Prevalensi Stroke pada Provinsi Banten menurut (Riskesdas, 2018) sebanyak

11,0% atau sejumlah 33.587 orang meningkat dari tahun sebelumnya.

Pemasangan kateter urine merupakan suatu tindakan intensif dengan

cara memasukkan selang ke dalam kandung kemih dan untuk membantu

proses pengeluaran urine dalam tubuh (Mobalen, Tansar, dan Maryen, 2019).

Kateterisasi uretra yaitu suatu metode primer dekompresi kandung kemih dan

menjadi alat diagnostik pada retensi urin akut (Semaradana, 2014).


Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit yang

banyak terjadi dan disebabkan infeksi. Penyakit ISK dilaporkan sebanyak 8,3

juta kasus pertahun dan lebih sering di temukan pada wanita dari pada laki-

laki (Darsono, Mahdiyah, dan Sari, 2016). Menurut Departemen Kesehatan

RI, pasien ISK sebanyak 90-100 kasus per 100.00 penduduk pertahunatau

sekitar 180.000 kasus baru (Kemenkes,2017).

Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam

memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihakan ujung uretra dan

selang kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter.

Dampak perawatan kateter yang tidak baik adalah infeksi saluran

kemih pasca kateterisasi karena kuman dapat masuk melalui lumen kateter,

rongga yang terjadi antara dinding kateter dengan mukosa uretra serta akibat

bentuk muara uretra sulit dicapai antiseptik, sehingga kuman yang berada

disini akan terdorong ke dalam kandung kemih yang pada dasarnya adalah

steril. Tingginya infeksi setelah pemasangan kateter sebagai akibat sulitnya

pengontrolan dan perawatan serta penggatian kateter pada penderita yang

memerlukan pemasangan kateter dengan waktu yang lama (Sofyan,2014).

Salah satu upaya untuk menekan angka kejadian infeksi saluran kemih

adalah dengan melakukan perawatan kateter sesuai dengan standar

operasional perawatan kateter. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengelola

kasus diatas dalam penulisan karya tulis ilmiah dengan judul Penerapan
Tindakan Perawatan Kateter dalam Upaya Pencegahan Infeksi Pada Pasien

Stroke yang berada di ruangan x RSUD Kabupaten Tangerang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimakah pencegahan infeksi pada saluran kemih detelah tindakan

perawatan kateter pada pasien stroke yang berada di ruangan X RSUD

Kabupaten Tangerang?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Umum

Untuk mengetahui Penerapan Tindakan Perawatan Kateter dalam

Upaya Pencegahan Infeksi Pada Pasien Stroke yang berada di ruangan x

RSUD Kabupaten Tangerang.

2. Khusus

a. Teridentifikasi data fokus pada pasien dengan gangguan sistem syaraf

pusat : Stroke

b. Teridentifikasi masalah pencegahan infeksi saluran kemih : Perawatan

Kateter

c. Mengidentifikasi pasien yang menjalani kateterisasi urin sebelum

dilakukan tindakan perawatan kateter.

d. Megidentifikasi pasien yang menjalani kateterisasi urin sesudah

dilakukan tindakan perawatan kateter.

D. Manfaat Studi

1. Bagi Pasien dan Keluarga


Keluarga dapat memehami dan menerapkan tindakan perawatan

keteter terhadap pencegahan infeksi saluran kemih pada pasien stroke.

2. Bagi peneliti

Dapat mengaplisasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan

pengalaman nyata dalam melaksanakan tindakan perawatan kateter

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih pada pasien Stroke.

3. Bagi Institusi

Sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan

referensi, khususnya tentang penerapan tindakan perawatan kateter

terhadap pencegahan infeksi saluran kemih pada pasien Stroke.

Anda mungkin juga menyukai