3 November 2017
Perancangan Alat Bantu Alih Baring Pasien Stroke dengan Metode Rasional
Nur Fadila1, Dr. Lovely Lady, S.T.,M.T 2, Ade Sri Mariawati, S.T.,M.T 3
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Untirta
Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten 42435
dillaa_05@yahoo.com 1, Lady1971@gmail.com 2ade_sri@ft-untirta.ac.id 3
ABSTRAK
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf
akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Kelumpuhan yang terjadi pada pasien
stroke mengakibatkan pasien mengalami bedrest total sehingga beresiko terjadinya
ulkus dekubitus. Semakin tidak dilakukan alih baring maka kejadian dekubitus
semakin tinggi, untuk mencegah terjadinya dekubitus perlu pengobatan dan
perawatan intensif. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah bagaimana
merancang alat bantu alih baring yang ditujukan bagi pasien dengan penyakit stroke.
Alat bantu alih baring didesain dengan menggunakan metode rasional. Metode
rasional menitikberatkan sebuah perancangan terstruktur berdasarkan customer
needs, sehingga diharapkan alat bantu ini memenuhi kebutuhan untuk perawatan
pasien stroke. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kenyamanan
serta keamanan bagi pasien stroke menjadi prioritas yang utama yang dipilih oleh
para responden. Hasil perancangan alat bantu alih baring untuk pasien stroke
menggunakan metode rasional adalah memiliki ukuran lebar korset sebesar 32 cm
pada size S, 38 cm pada size M dan 43 cm pada size L. Ukuran lebar pundak korset
sebesar 14 cm pada size S, 15 cm pada size M dan 16 cm pada size L. Ukuran tinggi
korset sebesar 54 cm pada size S, 59 cm pada size M dan 64 cm pada size L. Ukuran
lingkar sabuk sebesar 80 cm pada size S, 83 cm pada size M dan 87cm pada size L.
Serta ukuran lebar handle sebesar 22 cm, ukuran diameter handle sebesar 5 cm dan
ukuran lebar sabuk sebesar 10 cm. Sumber energi utama yaitu berasal dari tubuh
manusia.
ABSTRACT
Stroke is a disease or functional disorders of the brain in the form of nerve paralysis due
to inhibition of blood flow to the brain. Paralysis that occurs in patients with stroke
patients with a total bedrest so at risk of decubitus ulcers. The more is not done lying
over the higher incidence of pressure sores, to prevent pressure sores need treatment
and intensive care. The objective of this study is how to design tools that lying over
intended for patients with stroke. Tools lying over designed using rational method.
Rational method emphasizes a structured design based on customer needs, so expect
these tools to meet the needs for the treatment of stroke patients. Based on research that
has been done can be concluded that the comfort and safety for stroke patients be a top
priority chosen by the respondents. Results lying over design tools for stroke patients
using rational method is to have a wide size corset is 32 cm in size S, 38 cm in size M
and 43 cm in size L. Size shoulder girdle wide by 14 cm in size S, 15 cm in size M and 16
cm in size L. Size corset high by 54 cm in size S, 59 cm in size M and 64 cm in size L. the
size of the circumference of the belt is 80 cm in size S, 83 cm in size M and 87cm in size
L. As well as handle widths of 22 cm, the size of the handle diameter of 5 cm and a belt
width of 10 cm. The main energy source is derived from the human body.
302
Jurnal Teknik Industri Vol. 5 No. 3 November 2017
303
Jurnal Teknik Industri Vol. 5 No. 3 November 2017
mengetahui tingkat kepentingan relatif setiap kebutuhan mendesain alat bantu alih baring pasien stroke yang
perancangan alat batu alih baring untuk pasien sesuai dengan fungsi pentingnya.
stroke.asien stroke yang berlokasi di Cilegon. Pada Input Function Output
penelitian ini digunakan metode rasional serta
melakukan perhitungan anthropometri wanita dewasa
Tubuh Pasien Stroke Pasien Stroke dalam Keadaan
dan anthropometri bayi dengan uji kecukupan, uji Pasien Stroke
Dimiringkan Miring Ke Kanan atau Ke Kiri
kenormalan dan uji keseragaman.
Langkah-langkah Perancangan dengan Metode Memiringkan Pasien Pasien Stroke dalam Keadaan
Orang yang Merawat Pasien Stroke
Stroke Miring Ke Kanan atau Ke Kiri
Rasional:
1. Klarifikasi Tujuan atau Identifikasi Kebutuha n
Pengguna
Klarifikasi tujuan atau identifikasi kebutuhan pengguna Gambar 2. Diagram Black Box
merupakan sebuah proses untuk mengetahui tujuan
utama dari perancangan alat bantu alih baring pasien Input Function Output
stroke melalui keinginan atau kebutuhan baik dari orang Pasien Stroke
yang pernah pasien stoke, maupun dari perawat dan Pasien Stroke dalam Keadaan
Miring Ke Kanan
Orang yang Merawat
dokter di rumah sakit menggunakan metode pohon Memakaikan Korset atau Ke kiri
Merawat
kebutuhan pengguna yang terdiri dari hubungan
bagaimana dan mengapa dari tujuan dan sub tujuan serta Memegang Handle
pada Korset
Alat Bantu
menjelaskan hubungan yang terjadi antara keduanya Alih Baring
304
Jurnal Teknik Industri Vol. 5 No. 3 November 2017
5. Penentuan Alternatif
Penentuan alternatif merupakan sejumlah solusi
rancangan berupa konsep - konsep yang ingin
diterapkan sebagai alternatif pilihan dari alat bantu
alih baring pasien stroke dan wilayah pencarian
solusi yang diperluas dengan menggunaka n
morphological chart.
Pada alternatif 1, desain dari alat bantu alih baring
didesain seperti body harness, bahan korset dibuat
dari bahan katun, bahan bantalan dibuat dari busa,
bentuk sabuk berupa strap, dan bahan handle dibuat
dari nilon.
Alternatif 2 menggunakan desain dari alat bantu alih Gambar 4. Alat Bantu Alih Baring Pasien Stroke
baring didesain seperti baju pelampung, baha n
korset dibuat dari bahan nilon, bahan bantalan Keterangan:
dibuat dari dacron. Bentuk sabuk berupa Velcro, dan 1. Korset
bahan handle dibuat dari kordura. 2. Sabuk
Alternatif 3 menggunakan desain dari alat bantu alih 3. Handle
baring didesain seperti body harness, bahan korset
dibuat dari bahan polyester, bahan bantalan dibuat ANALISA DAN PEMBAHASAN
dari busa, bentuk sabuk berupa kawat, dan baha n
handle dibuat dari nilon. 1. Ke butuhan Awal Pengguna
Alternatif 4 menggunakan desain dari alat bantu alih Proses untuk mendapatkan kebutuhan awal
baring didesain seperti pelampung, bahan korset
pengguna dilakukan dengan cara wawancara secara
dibuat dari bahan nilon, bahan bantalan dibuat dari
busa, bentuk sabuk berupa strap, dan bahan handle langsung serta menyebarkan kuisioner dokter, perawat
dibuat dari nilon. dan keluarga yang merawat pasien stroke. Berdasarkan
6. Evaluasi Alternatif wawancara yang didapatkan yaitu penanganan terhadap
Keadaan obyektif dan skor ditentukan berdasarkan pasien stroke pada saat melakukan alih baring masih
penentuan parameter performansi denga n menggunakan alat bantu sederhana seperti dengan
menggunakan skala angka 1-5 yang sebelumnya menggunakan selimut yang kemudian tubuh pasien
didiskusikan terlebih dahulu kepada ahli yang
diganjal oleh bantal. Bahkan beberapa keluarga pasien
memiliki pengalaman dalam menangani pasien
stroke dalam menentukan skalanya, sedangka n melakukan alih baring tanpa menggunakan alat bantu.
untuk kolom nilai adalah hasil dari perkalian antara Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan alih baring
bobot dan skor penilaian. Seluruh nilai kemudian berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien stroke
dijumlahkan untuk mengetahui alternatif yang maupun keadaan orang yang merawatnya. Kendala yang
memiliki nilai yang terbesar dan akan dirancang. dialami pada saat melakukan alih baring pada pasien
Alternatif yang dipilih berdarkan pembobota n
stroke terdapat berbagai hal seperti posisi tubuh pasien
alternatif adalah alternatif 1 dengan jumlah bobot
yang sulit diatur, tubuh pasien yang memiliki bobot
434,5, dengan demikian alat bantu alih baring yang
akan didesain menggunakan konsep-konsep yang yang besar serta memerlukan lebih dari satu orang
ada pada alternatif 1. untuk melakukan alih baring. Aspek keamanan dan
7. Perbaikan Rinci kenyamanan bagi pasien stroke adalah tidak lembab dan
Perbaikan rinci merupakan tahap akhir dari langka h kuat, dimana bahan yang digunakan nyaman di pakai
metode rasional perancangan dimana pada tahap ini dan bahan yang kuat sehingga aman pada saat
alat bantu alih baring akan didesain sesuai denga n
melakukan alih baring.
hasil dari tahap-tahap sebelumnya denga n
menggunakan pertimbangan - pertimbanga n 2. Rancangan Berdasarkan QFD
ergonomi. Kebutuhan pengguna (customer needs)
diterjemahkan ke dalam karakteristik teknik
menggunakan metode HOQ (House of Quality) yang
bertujuan agar karakteristik teknik mampu memenuhi
kebutuhan pengguna akan alat bantu alih baring pasien
stroke. Berdasarkan urutan nilai kepentingan absolut
karakteristik teknis, diperoleh bahwa aspek pemilihan
material yang tepat merupakan aspek yang memiliki
tingkat kepentingan tertinggi yakni sebesar 45,13 %.
Pemilihan material yang tepat akan menentukan
keamanan, kenyamanan dan keselamatan bagi pasien
stroke sendiri.
305
Jurnal Teknik Industri Vol. 5 No. 3 November 2017
3. Analisa Perbandingan Alternatif M dan 64 cm pada size L. Ukuran lingkar sabuk sebesar
Morphological chart menggambarkan alternatif - 80 cm pada size S, 83 cm pada size M dan 87cm pada
alternatif komponen yang menyusun alat bantu alih size L. Serta ukuran lebar handle sebesar 22 cm, ukuran
baring. Setelah dilakukan tahap pembobotan alternatif diameter handle sebesar 5 cm dan ukuran lebar sabuk
dilakukan berdasarkan ketiga alternatif, dihasilkan sebesar 10 cm. Sumber energi utama yaitu berasal dari
alternatif yang memiliki nilai bobot terbesar yakni tubuh manusia. Keunggulan alat bantu alih baring untuk
alternatif 1 dengan jumlah bobot 434,5. Desain alat pasien stroke yakni dimensi yang sesuai dengan
bantu alih baring dirancang seperti body harness yang anthropometri manusia, terbuat dari bahan yang aman
menyeluruh menutupi bagian badan sehingga alat bantu dan nyaman, dapat diatur kekecangan sesuai ukuran
dapat menopang badan dalam melakukan alih baring. tubuh pasien stroke, serta mudah dalam pemakaiannya.
Bahan yang digunakan pada bagian korset yaitu terbuat
dari bahan katun. Bahan katun di pilih karena katun
bermanfaat bagi kesehatan seperti mampu menyerap DAFTAR PUSTAKA
keringat dari tubuh lembut sehingga pasien tidak
mengalami iritasi kulit, tidak menyebabkan alergi pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
kulit serta katun terbuat bahan yang kuat dan tahan Kesehatan RI. 2013.Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
lama. Pada bagian korset dilapisi bantalan yang terbuat 2013. Jakarta.
dari busa tipis untuk kenyamanan pasien stroke. Busa
Bujang, Bukit, Faridah Aini, & Heni Purwaningsih. 2013.
ini dapat mengikuti berat badan dan posisi tubuh
Pengaruh Alih Baring Terhadap Kejadian Dekubistus
sehingga nyaman digunakan oleh pasien. Sabuk yang Pada Pasien Stroke yang Mengalami Hemiparesis di
digunakan berupa strap untuk menyatukan bagian depan Ruang Yudistira di RSUD Kota Semarang. Semarang :
dan belakang korset. Sehingga dapat mengatur STIKES Semarang.
kekencangan korset dan dapat mengikuti bentuk tubuh
pasien stroke. Handle terbuat dari belt bahan nilon yang Cross, Nigel. 2007. Design Research Quarterly. Perspectives
digunakan untuk mengalih baringkan tubuh pasien ke on Design. Vol. 2 :1
kiri dan ke kanan.
4. Prinsip Ke rja Rancangan Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian
Alih baring dapat mencegah dekubitus pada daerah
Kesehatan RI.
tulang yang menonjol yang bertujuan untuk mengurangi
penekanan akibat tertahannya pasien pada satu posisi Ginting, R. 2010. Perancangan Produk. Graha Ilmu,
tidur tertentu yang dapat menyebabkan lecet. Alih Yogyakarta
baring ini adalah pengaturan posisi yang diberikan
untuk mengurangi tekanan dan gaya gesek pada kulit, Idea Online. 2013. Interior. [diakses pada tanggal 15
menjaga bagian kepala tempat tidur setinggi 30 derajat September 2016]
atau kurang akan menurunkan peluang terjadi dekubitus Available:
akibat gaya gesek, alih posisi/ atau alih baring/ tidur http://www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Interior/Kamar-
Tidur/Baiknya-Milih-Kasur-Busa-Kapuk-atau-
selang seling. Alat bantu alih baring ini dirancang untuk
Springbed-ya
pasien stroke baik di rumah sakit atau di rumah
menggunakan prinsip kerja yang sederhana mengatur Legan, S. 2012. Perancangan Sandaran Kursi di PT KAI.
posisi tubuh pasien dengan menggunakan handle pada Tugas Akhir. Cilegon : Jurusan Teknik Industri,
alat bantu alih baring. Sumber energi yang dibutuhkan Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
berasal dari tubuh manusia. Dari energi manusia itu (tidak publikasi)
kemudian berubah menjadi gerakan untuk mengalih
baringkan tubuh pasien baik ke kiri maupun ke kanan. Merdeka. 2015. Ini 4 Keuntungan Mengenai Pakaian Katun
Untuk Kesehatan. [Diakses pada tanggal 15 September
2016]
KESIMPULAN
Available: http://www.merdeka.com/sehat/ini-4-
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai keuntungan mengenakan-pakaian-katun-untuk-
perancangan alat bantu alih baring pasien stroke, kesehatan.html
diperoleh kesimpulan bahwa alat bantu alih baring
dibutuhkan oleh pasien stroke untuk mengalih Munandar, R. 2013. Perancangan Alat Pengolahan Air Bersih
baringkan ke kanan atau ke kiri. Berdasarkan kuisioner Menjadi Air Minum Dengan Teknologi Reverse
yang telah disebar, kenyamanan serta keamanan bagi Osmosis Menggunakan Konsep Anthropometri. Tugas
pasien stroke menjadi prioritas yang utama yang dipilih Akhir. Cilegon : Jurusan Teknik Industri, Fakultas
oleh para responden. Hasil perancangan alat bantu alih Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. (tidak
publikasi)
baring untuk pasien stroke menggunakan metode
rasional adalah memiliki ukuran lebar korset sebesar 32 Nurmianto, Eko.2008. Ergonomi, Konsep Dasar dan
cm pada size S, 38 cm pada size M dan 43 cm pada size Aplikasinya, Edisi Kedua. Guna Widya : Surabaya
L. Ukuran lebar pundak korset sebesar 14 cm pada size
S, 15 cm pada size M dan 16 cm pada size L. Ukuran Perry, Peterson dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental
tinggi korset sebesar 54 cm pada size S, 59 cm pada size Keperawatan : Konsep, Proses, & Praktek. Edisi 4. Vol
1. Jakarta : EGC
306
Jurnal Teknik Industri Vol. 5 No. 3 November 2017
307