N = Limfonodi Regional
Nx = Limfonodi Regional tak dapat diperiksa
N0 = Tak ada metastasis di Limfonodi Regional
N1 = Metastasis di Limfonodi aksila ipsilateral mobile
N2 = Metastasis di Limfonodi aksila ipsilateral fixed
N2a = Metastasis di Limfonodi aksila ipsilateral fixed antar limfonodi atau fixed ke
struktur jaringan sekitarnya
N2b = Metastasis di Limfonodi mamaria interna
N3a = Metastasis di Limfonodi infrakavikuler ipsilateral
N3b = Metastasis di Limfonodi mamaria interna dan aksila ipsilateral
N3c = Metastasis di Limfonodi supraklavikuler
M = Metastasis jauh
Mx = Metastasis jauh tak dapat diperiksa
M0 = Tak ada Metastasis jauh
M1 = Metastasis Jauh
h. Penentuan Stadium
Menurut Gruendemann & Fernsebner (2005) Penentuan stadium mengategorisasikan
penyakit pasien baik secara klinis maupun patologis sesuai luasnya. Menurut Harris (1991,
dikutip dari Gruendemann & Fernsebner, 2005) penentuan stadium membantu penentuan
program terapi dan perkiraan prognosis bagi masing-masing pasien, dan merupakan dasar
bagi perbandingan dengan berbagai program pengobatan lain . Sistem yang paling luas
digunakan untuk menentukan stadium berasal dari The American Joint Commission on
Cancer Staging and End Result Reporting. Sistem ini disebut TNM (Tumor, Kelenjar (Nodus
limfe), dan Metastasis): T, ukuran tumor, menentukan luas kanker; N menandakan
keterlibatan nodus limfe aksilaris; dan M menunjukkan ada tidaknya metastasis. Harapan
hidup dengan adanya metastasis mencapai 2 sampai 3,5 tahun, walaupun beberapa pasien
(25% sampai 35%) dapat hidup sampai 5 tahun, dan lainnya (10%) dapat hidup lebih dari 10
tahun. Pasien yang mengalami metastasis lama setelah diagnosis awal atau yang mengalami
metastasis ke tulang atau jaringan lunak memiliki prognosis yang lebih baik (Otto, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2011). Breast Cancer Facts & Figures 2011-2012. Atlanta:
American Cancer Society, Inc.
Bulent U, Angela S, Cinzia D. (2009). Intraductal location of the sclerosing adenosis of the
breast, Clinical Study. J Citation Reports.
Davey, P. (2005). Medicine At A Glance. Jakarta: Erlangga.
Depkes RI. (2009). Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara.
Diunduh dari http://www.pppl.depkes.go.id/.
Elemkov IJ and Chrousos GP. Stress hormones, Th1/th2 paterns, Pro/Anti-inflamatory
Cytokines and susceptibility to disease. 1999;10(9):359-68.
Gruendemann, B. J., & Fernsebner, B. (Eds). (2005). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif,
Vol 2 Praktik.. Jakarta: EGC.
Otto, S. E. (2003). Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.
Purwoastuti E .(2008). Kanker Payudara pencegahan deteksi dini. Yogyakarta: Kanisius.
Sukardja. (2000). Onkologi Klinik. 2nded. Surabaya: Airlangga University Press.
Tapan, E. (2005). Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Vaidya MP, Shukla HS. (2014). A textbook of breast cancer. New Delhi: Vikas Publishing
House PVT LTD.
Weiss GR. (2009). Clinical Oncology. Texas: The University of Texas Health Science Center
at San Antonio.