OLEH
OLEH
1841312078
PROFESI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
LAPORAN PEDAHULUAN
TUMOR MEDIASTINUM POST OP THORACOTOMY
1. Definisi
mediastinum merupakan sebuah rongga yang berada diantara pulmo dextra dan
sinistra yang berisikan jantung beserta pembuluh darah aorta dan arteri
besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar
Tidak ada hal yang spesifik yang dapat mencegah tumor mediastinum ini. Tetapi jika
kita terbiasa berperilaku hidup sehat insyaalloh kita akan tehindar dari penyakit tumor
dan kanker.
Mediastinum terbagi menjadi tiga ruang, yaitu anterior (depan), tengah, dan
posterior (belakang). Pada ketiga ruang mediastinum ini, tumor jinak atau tumor
ganas dapat tumbuh. Sehingga pada mediastinum yang merupakan rongga sempit dan
tidak dapat diperluas (fleksibel) jika terdapat pembesaran tumor, maka dapat menekan
Meskipun jarang terjadi, orang dewasa usia 30-50 tahun memiliki risiko lebih tinggi
anterior. Sedangkan pada anak, tumor mediastinum sering kali ditemui pada bagian
karena :
Hodgkin.
4) Tumor trakea.
karena :
parah.
3. Manifestasi Klinis
Tumor mediastinum tumbuh secara lambat sehingga pasien yang sering datang
adalah pasien dengan ukuran tumor cukup besar yang disertai dengan gejala dan
Tanda dan gejala pada pasien tumor mediastinum tergantung pada organ yang
b. Esofagus
Terjadi sindroma vena kava superior (SVKS) yang sering terjadi pada
d. Nervus laryngeal
a. Nyeri dada merupakan gejala yang paling sering timbul terutama pada
interkostalis.
b. Dispnae atau sesak nafas, batuk, pneumonitis berulang atau gejala yang
didalamnya.
d. Paralisis plika vokalis, sindrom horner dan sindrom pancoast terjadi jika
brakialis.
2007).
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
- Foto thoraks
Untuk menentukan lokasi tumor berada, apakah pada anterior,
- Tomografi
pada lesi yang sering ditemukan pada kista dermoid, tumor tiroid,
- CT-scan toraks
- Flouroskopi
aorta.
- Ekokardiografi
- Angiografi
- Esofagografi
pada esofagus.
b. Endoskopi
- Mediastinoskopi
- Bronkoskopi
beserta lokasinya,.
- Esofagoskopi
- Torakoskopi Diagnostik
c. Laboratorium
5. Komplikasi
- Obstruksi trachea
- Ruptur esophagus
6. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
- Tumor stadium I
- Stadium II jenis karsinoma dan karsinoma sel besar yang tidak dapat di
kardiovaskuler.
Syarat untuk tindakan bedah adalah nilai spirometri dan bila terjadi
gas darah. Tekanan O2 arteri dan saturasi O2 darah arteri harus > 90
b. Radiasi
Komplikasi :
pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
- Hb > 10 gr/dl
adalah pemotongan satu lobus paru-paru (complete) atau sebagian dari lobus paru-
dan dapat mengakibatkan pasien sulit untuk bernapas secara lancar, operasi ini
bagian dari paru-paru; kerusakan dari tulang rusuk, dan pemeriksaan, pengobatan,
atau penghapusan suatu organ dalam rongga dada.. Thoracotomy juga dapat
dilakukan pada organ jantung, kerongkongan, diafragma, dan bagian aorta yang
Jaringan atau sampel, juga dapat diambil melalui pengirisan, dan diperiksa di
bawah mikroskop untuk bukti abnormal sel. darurat thoracotomy. Dapat dilakukan
untuk menyelamatkan pasien yang sudah dekat kematian sebagai akibat dari dada
tamponade (akumulasi cairan di ruang antara hati otot dan lapisan luar(Anonimus,
2007).
pulmonary vein) dan karena itu dianggap sebagai pendekatan pilihan untuk
Setelah selesai dengan prosedur bedah, di dada tertutup. Satu atau lebih dada
tabung dengan satu-akhir dibuka di dalam rongga pleural dan lainnya tenggelam
di dalam larutan garam yang tertutup rapat kontainer, airtight membentuk sebuah
sistem drainase yang diperlukan untuk mengeluarkan udara dan cairan dari rongga
- Gunting lurus
- Gunting bengkok
- Arteri klem
- Retractor finochietta
- Needle holder
- Needle
- Pinset anatomi
- Pinset chirurgis
- Alli’s forceps
- Dook steril
- Dook klem
- Tampon
- Kapas secukupnya
Obat dan kemikalia yang diperlukan dalam operasi ini antara lain:
- Larutan penicili-streptomicin
- Ampisilin 10%
- Alkohol 70%
- Yodium tincture
- Salep Betadine
Pelaksanaan Operasi
Anestesi Umum
posisi lateral recumbency, pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kg BB,
xilazin dengan dosis 2-3 mg/kg BB secara intramuskular. Sebelumnya
diberikan premedikasi dengan antropin sulfat 0,025 % secara sub cutan.
Perawatan Pasca Operasi
- Luka operasi diolesi salap Betadine dan dikontrol kebersihannya
- Luka diperiksa secara kontinyu selama 4-6 hari
- Selama seminggu diberikan antibiotik dan makanan yang lunak dan
mempunyai nilai gizi yang cukup.
- Jahitan luka dapat dibuka setelah bekas operasi kering dan benar-benar telah
tertutup.
- Mobilisasi pasien
8. WOC
Virus
Faktor hormonal Adanya zat yang Struktur dasar
Faktor lingkungan bersifat initiation DNA berubah
Faktor genetik
1. Pengkajian
a. Identitas
Inisial pasien, usia, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat, agama, pekerjaan.
b. Riwayat Kesehatan
1. Alasan Masuk
rumah sakit. Gejala dan tanda penyakit yang membuat pasien datang
ke rumah sakit
berdarah, sesak nafas dan nafas pendek – pendek, nyeri kepala. Setelah
DM dan hipertensi
Hipertensi
c. Fungsional Gordon
Kaji bagaimana pesepsi klien terhadap penyakitnya, apa arti sehat dan
2. Pola nutrisi
frekuensi urin
Kaji pola output urine pasien beupa frekuensi , warna dan bau
urine
Kaji apakah ada gangguan saat berkemih, seperti rasa terbakar,
4. Aktivitas/latihan
Kaji pola tidur pasien, berapa lama tidur dan nyenyak atau
tidak.
mendengar.
sesudah sakit.
akan penyakitnya.
8. Peran – Hubungan
sesudah sakit
terhadap penyakitnya
2. Pemeriksaan Fisik
Lemah, cepat lelah, kulit pucat, sianosis, turgor menurun akibat dehidrasi
menurun, nyeri otot, retraksi paru, penggunaan otot bantu pernafasan, flail
chest
g) Keadaan Umum
- composmentis
- Somnolen
- Stupor
- Apatis
ada lesi atau tidak, warna rambut, bentuk rambut, bersih atau tidak.
2. Wajah : Ada kemerahan atau tidak, adanya jerawat atau minyak pada
muka.
3. Mata
4. Hidung
5. Mulut
6. Telinga
tidak.
7. Leher
- Palpasi : raba apakah ada pembesaran kelenjar tyroid (getah
8. Thorax
a) Paru – paru
atau Tidak
b) Jantung
ICS 4 – 5 midclavicula
Tambahan
c) Abdomen
3. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Ansietas
Post Op
2. Relaxation therapy
a. Jelaskan alasan mengenal
relaxasi dan manfaat, batas
dan jenis relaxasi yang
tersedia
b. Menciptakan lingkungan
yang tenag, dengan cahaya
yang redup, dan suhu
senyaman mungkin.
Post Op
1 Ketidakefektifan Pola Nafas Status Manajemen Jalan nafas
Respirasi: ventilasi o Membuka jalan nafas dengan
Definisi : Inspirasi atau Status respirasi: teknik chin lift atau jaw
ekspirasi yang tidak memberi Kepatenan Jalan thrust (bila perlu)
ventilasi Nafas o Atur posisi pasien dalam
Tanda-tanda Vital memaksimalkan ventilasi.
Batasan Karakteristik: o Identifikasi pasien jika perlu
Perubahan kedalaman Kriteria Hasil : dilakukan pemasangan alat
bernafas v - Mendemonstrasikan jalan nafas buatan.
Perubaham ekskursi dada batuk efektif dengan o Lakukan fisioterapi dada bila
Mengambil posisi tiga suara nafas yang besih, perlu
titik tidak ada sianosis dan o Keluarkan secret dengan
Bradipneu dyspneu ( mamou batuk efektif atau suction.
Penurunan tekanan mengeluarkan o Auskultasi adanya suara
ekspirasi septum,mampu nafas tambahan
Penurunan ventilasi se bernafas dengan mudah, o Pemberian bronkodilator
menit tidak ada pursed lips) (bila perlu)
Penurunan kapsitas vital v - Menunjukkan jalan o Atur intake cairan untuk
Dipneu nafas yang paten ( klien mengoptimalkan
Peningkatan diameter tidak merasa tercekik, keseimbangan
anterior posterior irama nafas, frekuensi o Monitoring nafas atau
Pernapasan cuping hidung pernafasan dalam respirasi pasien dan status O2
rentang normal, tidak pasien.
Ortopneu
ada suara abnormal)
Fese ekspirassi
- Tanda- tanda vital Terapi Oksigen
memanjang dalam rentang o Bersihkan hidung, mulut dan
Pernapasan bibir normal(tekanan darah, secret bila ada
Takipneu nadi, pernafasan)
o Pertahankan kepatenan
Penggunaan otot
Pertahankan jalan nafas
eksesorius untuk bernapas
hankayang paten
Faktor faktor yang
o Atur peralatan oksigen
berhubungan :
o Monitor aliran oksigen
Ansietas
o Pertahankan posisi pasien
Posisi tubuh o Observasi adanya tanda –
Defomitas tulang tanda hiperventilasi
Defomitas dinding dada o Monitor adanya kecemasan
Keletihan pasien terhadan oksigenasi
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
Gangguan Monitoring TTV
muskuloskeletal o Monitor Tekanan Darah ,nadi
Kerusakan neurologis ,suhu, dan pernafasan
Imaturitas neurologis o Catat adanya fluktuasi
Disfungsi neuromuskular tekanan darah.
Obesitas o Monitor TD, nadi,
pernafasan, sebelum, selama,
Nyeri
dan setelah aktivitass
Keletihan otot pernafasan
o Monitor kualitas dari nadi
cedera medula spinalis
o Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
o Monitor suara paru
o Monitor pola pernafasan
abnormal
o Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
o Monitor sianosis perifer
o Monitor adanya cushing
triad(tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,peningkatan
sistolik)
o Identifikasi penyebab dari
perubahan tanda tanda vital.
Pemberian analgesik
o Tentukan lokasi,
karakteristik,mutu dan
intensitas nyeri sebelum
mengobati klien
o Periksa order medis untuk obat
, dosis dan frekuensi yang
ditentukan
o Cek riwayat alergi obat
o Utamakan pemberian secara
IV
3 Ketidakseimbangan nutrisi - Nutritional Status : Nutrition Management
kurang dari kebutuhan - Nutritional Status : o Kaji adanya alergi makanan
tubuh food and Fluid o Kolaborasi dengan ahli gizi
Intake untuk menentukan jumlah
Definisi : - Nutritional Status: kalori dan nutrisi yang
Asupan nutrisi tidak cukup nutrient Intake dibutuhkan pasien.
untuk memenuhi kebutuhan - Weight control o Anjurkan pasien untuk
metabolik meningkatkan intake Fe
Kriteria Hasil : o Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik : o Adanya peningkatan meningkatkan protein dan
o Nyeri abdomen berat badan sesuai vitamin C
o Berat badan 20% atau dengan tujuan o Yakinkan diet yang dimakan
lebih dibawah rentang - Berat badan ideal mengandung tinggi serat
berat badan ideal sesuai dengan tinggi untuk mencegah konstipasi
o Diare badan o Berikan makanan yang
o Enggan makan - Mampu terpilih (sudah
o Asupan makan kurang mengidentifikasi dikonsultasikan dengan ahli
o Bising usus hiperaktif kebutuhan nutrisi gizi)
o Kurang minta pada makan - Tidak ada tanda- o Ajarkan pasien bagaimana
o Tonus otot menurun tanda malnutrisi membuat catatan makanan
o Membran mukosa pucat - Menunjukkan harian.
o Ketidak mampuan peningkatan fungsi o Monitor jumlah nutrisi dan
memakan makanan pengecapan dan kandungan kalori
o Kelemahan otot menelan o Berikan informasi tentang
mengunyah - Tidak terjadi kebutuhan nutrisi
o Kelemahan otot untuk penurunan berat o Kaji kemampuan pasien
menelan badan yang berarti untuk mendapatkan nutrisi
o Penurunan berat badan yang dibutuhkan
dengan asupan makanan Nutrition Monitoring
adekuat o BB pasien dalam batas
normal
o Monitor adanya penurunan
berat badan
o Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
o Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
o Monitor lingkungan selama
makan
o Monitor turgor kulit
o Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
o Monitor mual dan muntah
o Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
o Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
o Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
o Monitor kalori dan intake
nutrisi
o Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
o Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
Alsagaff, H & Abdul, M. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Air Langga
University
Keliat, Budi (2017). Nanda Dignosis Keperawatan : Definisi Dan Klasifikasi 2018-2020
Ed.11 . Jakarta : Kedokteran EGC
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2017. Tumor mediastinum (tumor mediastinum non
limfoma) pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta. Diakses
Rahmadi, A, 2010. Mediastinum itu apa?. http://www.eramuslim.com/konsultasi/sehat/tumor-
mediastinum-itu-apa.htm