CH4, BF3, SiO3, CCl4 ikatan antar atomnya adalah ikatan kovanen
polar, akan tetapi molekulnya bersifat non-polar.
Elektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan suatu bilangan yang menyatakan
kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron dalam suatu
molekul senyawa. Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan
oleh Linus Pauling pada tahun 1932. Semakin besar keelektronegatifan,
unsur cenderung makin mudah membentuk ion negatif dan sebaliknya
semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah
membentuk ion positif. Cara mudah melihat tingkat dan perbandingan
keelektronegatifan suatu unsur melalui tabel periodik ialah :
Dari ketiga hukum yang ditemukan oleh ketiga kimiawan hebat tersebut,
dapat ditarik sebuah persamaan sebagai berikut :
PV = nRT
P = Tekanan (atm)
V = Volume (L)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (L atm/K mol)
= 0.08206 L atm/ K mol
T = suhu (K)
Hukum Dalton Tentang
Tekanan Parsial
Dalton merupakan seorang ilmuwan terkenal asal Inggris yang terkenal karena
teorinya yang membangkitkan kembali istilah atom. Dalton menciptakan hukum
tentang tekanan parsial yang menyatakan bahwa tekanan campuran gas secara
sederhana merupakan jumlah tekanan parsial dari komponen individualnya, yang
dituliskan sebagai berikut :
PT = P1 + P2 + P3 + … + Pn =
Teori Kinetik Gas
Teori kinetik gas ini merupakan teori yang menjelaskan mengenai sifat-sifat gas secara
teoritis. Berdasarkan teori ini, gas terbentuk dari molekul-molekul yang bergerak secara acak
dengan arah gerak konstan. Teori ini juga merupakan yang pertama menjelaskan tekanan gas
berdasarkan tubrukan molekul-molekul. Supaya teori kinetik gas bisa menjelaskan alasan
mengapa gas bisa bereaksi seperti yang seharusnya, maka diperlukan asumsi–asumsi yang
bisa mendukung properti gas itu sendiri. Berdasarkan teori kinetik gas :
•Gas terbentuk dari molekul-molekul gas yang bergerak secara konstan dan acak. Molekul bergerak
secara lurus hingga bertubrukan dengan molekul lainnya atau dengan dinding.
•Molekul dianggap titik bermassa yang tidak memiliki volume. Molekul berukuran sangat kecil
dibandingkan dengan jarak antar molekul, sehingga pada gas ideal ukuran molekul diabaikan.
•Tidak terdapat gaya molekular yang bekerja atau tidak ada gaya tarik-menarik atau tolak-menolak
antar molekul.
•Tekanan gas disebabkan karena tubrukan molekul-molekul gas. Tidak ada energi yang hilang atau
terbentuk karena tubrukan tersebut.
•Energi kinetik gas merupakan sebuah pengukuran yang berdasarkan temperatur gas dalam Kelvin.
Setiap molekul-molekul gas memiliki kecepatan yang berbeda-beda, akan tetapi temperatur dan
energi kinetik gas tersebut diukur berdasarkan kecepatan rata-rata molekul-molekul tersebut.
•Energi kinetik rata-rata molekul gas sebanding dengan temperaturnya. Semakin meningkat
temperaturnya, maka kecepatan gerak molekul-molekul gas juga semakin meningkat.
•Semua gas pada temperatur yang ditentukan memiliki energi kinetik rata-rata yang sama.
•Molekul gas yang lebih ringan bergerak lebih cepat dibandingkan molekul gas yang lebih berat
4.Asam-Basa Arrhenius
Teori ini dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius.
Menurut Arrhenius, asam dan basa memiliki definisi sebagai berikut :
• Basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan dengan air melepaskan ion
OH-.
Asam yang tergolong asam kuat dalam teori asam-basa Arrhenius ini ialah
asam yang mempunyai derajat ionisasi mendekati satu atau asam yang
mengalami ionisasi sempurna. Contohnya, asam klorida (HCl), asam
bromide (HBr), asam iodida (HI), dan lain-lain. Sedangkan asam yang
tergolong asam lemah dalam teori asam-basa Arrhenius ini ialah asam yang
mempunyai derajat ionisasi lebih kecil atau asam yang mengalami ionisasi
sebagian. Contohnya, asam fluordida (HF), asam asetat (CH3COOH), asam
sianida (HCN), dan lain-lain.
Asam-Basa Bronsted-Lowry
Bronsted dan Lowry merupakan dua ilmuwan yang juga
mengemukakan teori asam-basa, dimana teori yang dikemukakan
Bronsted dan Lowry disebut melengkapi teori tentang asam-basa
yang sebelumnya dikemukakan oleh Arrhenius. Menurut Bronsted
dan Lowry, asam dan basa memiliki definisi sebagai berikut :
Pada reaksi asam basa Bronsted dan Lowry, terdapat dua pasangan asam
basa. Pasangan pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa
konjugasi (yang menyerap proton). Sedangkan pasangan kedua merupakan
pasangan antara basa dengan asam konjugasi (yang memberi proton).
Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya teori asam basa Bronsted dan
Lowry ini menitikberatkan pada pemberi dan penerima proton atau ion
hidrogen (H+).
Asam-Basa Lewis
Teori ini dikemukakan oleh ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert
Newton Lewis. Menurut Lewis, asam dan basa memiliki definisi
sebagai berikut :
α=
Berdasarkan larutannya, maka nilai α dibagi menjadi tiga yaitu
Elektrolit kuat, α = 1
Non-elektrolit, α = 0.
Ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan ditentukan oleh
konsentrasi ion hidrogen. Untuk memudahkan pengukuran, maka
konsentrasi ion hidrogen dinyatakan dalam pH. Konsep pH pertama
kali dikemukakan oleh seorang ahli biokimia dari Denmark yang
bernama S.P. Sorensen pada tahun 1909. Menurut Sorensen, pH
merupakan logaritma negatif dari konsentrasi ion hydrogen dan
diformulasikan dengan rumus menurut persamaan berikut :
pH = -log[H+]
pH + pOH = 14
THANK YOU