Semakin dekat electron terdapat ke inti, semakin rendah energinya, dan sulit untuk
berpindah dalam reaksinya.
Orbital atom adalah bagian dari ruang di mana kebolehjadian ditemukannya sebuah
electron dengan kadar energy yang khas adalah tinggi (90-95%).
Rapat elektron adalah istilah lain yang didigunakan untuk menggambarkan ke boleh
jadian ditemukannya elektron pada titik tertentu. Rapat elektron lebih tinggi berarti ke
boleh jadiannya lebih tinggi, dan sebaliknya.
Kulit electron terdekat dengan inti (mempunyai energy yang terendah) hanya
mengandung orbital bulat 1s. kulit kedua mengandung satu orbital 2s dan tiga
orbital 2p.
Berdasarkan bentuk dan orientasi orbital atom dikenal jenis orbital atom s, p, d
dan f.
Orbital s terdiri atas sebuah orbital, sedang orbital p memiliki tiga buah orbital
yang di-lambangkan sebagai orbital px, py, dan pz.
Setiap orbital atom maksimal terisi dua buah elektron dengan spin berlawanan.
Konfigurasi Elektron adalah suatu pemerian mengenai struktur elektron dari unsur
Pengisian Orbital,
Prinsip Aufbau, orbital yang berenergi rendah terisi lebih dahulu, menuju orbital
yang berenergi lebih tinggi.
Aturan Hund, pengisian orbital atom, pemasangan dua elektron dalam orbital
terdegenerasi tak terjadi, sebelum masing-masing orbital terdegenerasi
mengandung satu elektron.
Pauli, Orbital penuh atau setengah penuh mempunyai energi yang lebih stabil.
Jari-jari Atom, adalah jarak dari pusat inti ke elektron paling luar.
Semakin banyak jumlah proton dalam inti, maka semakin besar juga tarikan terhadap
elekton-elektronnya, Sehingga jari-jari atom semakin kecil.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar, sedangkan
dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin kecil.
Contoh :
Teori Arrhenius
Dari definisi Arrhenius, asam dan basa masing - masing dibagi dua:
1. Asam kuat, yaitu asam yang terdisosiasi sempurna di dalam air dan memiliki nilai derajat
disosiasi = 1.
Contoh asam kuat adalah HCl (Asam Klorida), HNO3 (Asam Nitrat / Asam Sendawa),
H2SO4 (Asam Sulfat), HBr (Asam Bromida), HI (Asam Iodida), dan HClO4 (Asam
Perklorat).
2. Asam lemah, yaitu asam yang tidak terdisosiasi sempurna di dalam air dan memiliki nilai
derajat disosiasi < 1.
Contoh asam lemah adalah HNO2 (Asam Nitrit), CH3COOH (Asam Asetat / Asam Cuka),
HCOOH (Asam Format / Asam Semut), H2C2O4 (Asam Oksalat), H2S (Asam Sulfida),
H2SO3 (Asam Sulfit), dan masih banyak lagi.
3. Basa kuat, yaitu basa yang terdisosiasi sempurna di dalam air dan memiliki nilai derajat
disosiasi = 1.
Contoh basa kuat adalah KOH (Kalium Hidroksida) dan NaOH (Natrium Hidroksida /
Soda Kaustik).
4. Basa lemah, yaitu basa yang tidak terdisosiasi sempurna di dalam air dan memiliki nilai
derajat disosiasi < 1.
Contoh basa lemah adalah Fe(OH)2 (Besi (II) Hidroksida), Fe(OH)3 (Besi (III)
Hidroksida), Al(OH)3 (Alumunium Hidroksida) dan sebagainya.
Kelemahan Konsep Arrhennius ialah, bahwa konsep ini hanya dapat digunakan pada zat -
zat yang memiliki ion H+ dan OH- saja, sedangkan zat - zat organik dan tidak larut dalam
air tidak dapat ditentukan sifat keasaman atau kebasaannya.
Menurut Brownstead Lowry, asam adalah senyawa yang mendonorkan proton (H+)
sedangkan basa adalah senyawa yang menerima donor proton (H+) dari asam. Konsep ini
banyak digunakan dalam reaksi - reaksi senyawa organik karena cocok untuk senyawa
yang tidak memiliki H+ dan OH- dan juga tidak larut dalam air.
Menurut lewis
Menurut Lewis, asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron dari basa,
sedangkan basa adalah senyawa yang mendonorkan pasangan elektron kepada asam.
Konsep ini dikembangkan oleh Lewis berdasarkan struktur ikatan kimia, dimana setiap
atom dapat membentuk ikatan kimia berdasarkan valensi yang dimilikinya.
Valensi adalah jumlah ikatan maksimum yang dapat dibentuk oleh suatu atom.Contoh
asam menurut Lewis adalah AlCl3 dan HCl sedangkan contoh basa menurut Lewis adalah
NH3.